Вы находитесь на странице: 1из 33

BAB I

LATAR BELAKANG

Skabies adalah infeksi kulit manusia disebabkan oleh penetrasi parasit tungau Sarcopte
scabei var. hominis ke dalam epidermis. Skabies adalah masalah seluruh dunia dan segala usia,
ras, dan kelompok social ekonimi yang rentan.

Di Indonesia scabies lebih dikenal dengan nama gudik, kudis, buduk, kerak, penyakit
ampere, dan gatal agogo. Faktor lingkungan mempercepat penyebaran meliputi kepadatan
penduduk, pengobatan yang terlambat kasus primer, dan kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kondisi tersebut. Insiden yang lebih tinggi terjadi pada daerah dengan kepadatan
penduduk, sering berhubungan dengan bencana alam, perang, depresi ekonomi dan tempat
pengungsian. Skabies dapat ditularkan langsung melalui kontak pribadi yang dekat, seksual, atau
lainnya, atau tidak langsung melalui benda-benda. Prevalensi lebih tinggi pada anak dan pada
orang yang aktif secara seksual. Pada umumnya infestasi penyebarannya terjadi antara anggota
keluarga dan orang yang terdekat.

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di
atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kesecpatan 2-3 milimeter sehari dan sambal
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina
yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-
5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongannya, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva aakan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai
dari telur sampai bntuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.

Kelainan kulit yang menyerupai dermatitis tersebut sering terjadi lebih luas dibandingkan
lokasi tungau dengan efloresensi dapat berupa papul, nodul, vesikel, urtika dan lainnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Skabies

2.1.1 Definisi Penyakit Skabies

Penyakit Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes sabies varian hominis dan produknya. Penyakit ini sering juga
disebut dengan nama lain kudis, The itch, Seven year itch, Gudikan, Gatal Agogo, Budukan atau
Penyakit Ampera (Handoko, 2008).

2.1.2 Etiologi Penyakit Skabies

Sarcoptes Scabei termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili
Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var. hominis. (Handoko, 2008). Secara
morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya
rata. Tungau ini berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara
330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-
200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat
untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada
yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat (Handoko,2008).

Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas
kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali
oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir
sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya.

Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan
4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8-12 hari (Handoko, 2008).
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian larva meninggalkan
terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang
akan menjadi parasit dewasa. Tungau scabies betina membuat liang di epidermis dan meletakkan
telur-telurnya didalam liang yang ditinggalkannya, sedangkan tungau scabies jantan hanya
mempunyai satu tugas dalam kehidupannya, yaitu kawin dengan tungau betina setelah
melaksanakan tugas mereka masing-masing akan mati (Graham-Brown dan Burns, 2005).

2.1.3 Patogenesis Penyakit Skabies

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga oleh
penderita akibat garukan. Penularan juga dapat terjadi karena bersalaman atau bergandengan
tangan yang lama dengan penderita sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kuman skabies berpindah ke lain tangan. Kuman skabies dapat menyebabkan bintil (papul,
gelembung berisi air, vesikel dan kudis) pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan
oleh sensitisasi terhadap tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.
Pada saat ini kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,
urtikaria dan lain-lain. Dengan garukan dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi
sekunder. Kelainan kulit dan gatal-gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau
(Handoko, 2008).

2.1.4 Gejala Klinis Penyakit Skabies

Gatal merupakan gejala utama sebelum gejala klinis lainnya muncul, rasa gatal biasanya
hanya pada lesi tetapi pada scabies kronis gatal dapat dirasakan pada seluruh tubuh. Gejala yang
timbul antara lain ada rasa gatal yang hebat pada malam hari, ruam kulit yang terjadi terutama
dibagian sela-sela jari tangan, bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola
mammae (area sekeliling puting susu) dan permukaan depan pergelangan (Sungkar, 2000)
Sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan keras. Bintik-bintik itu akan
menjadi bernanah jika terinfeksi, dimana ada empat tanda cardinal yaitu : (Handoko, 2008)

1. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktifitas tungau ini
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.

2. Penyakit ini menyerang secara kelompok, mereka yang tinggal di asrama, barak- barak
tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluang lebih besar terkena penyakit ini. Penyakit
scabies amat mudah menular melalui pemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-
sama. Penyakit Skabies mudah menyerang daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan
masyarakatnya rendah.

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan
tempat dengan stratum komeum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus,
bokong, genitalia ekstema (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak
tangan dan telapak kaki.

4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik, dapat ditemukan satu atau lebih
stadium tungau ini. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.
2.1.5 Penularan Skabies

Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, adapun cara
penularannya adalah: 1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) Penularan skabies terutama melalui
kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang
dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada anak-anak penularan didapat
dari orang tua atau temannya.

10

Universitas Sumatera Utara

2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya
melalui perlengkapan tidur,

pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan.

Namun demikian, penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal tersebut memegang

peranan penting dalam penularan skabies dan dinyatakan bahwa sumber

penularan utama adalah selimut. Skabies norwegia, merupakan sumber utama


terjadinya wabah skabies pada rumah sakit, panti jompo, pemondokkan/asrama

dan rumah sakit jiwa, karena banyak mengandung tungau (Djuanda, 2006)

2.1.6 Bentuk-bentuk Skabies

Skabies adalah penyakit kulit yang sering menyerupai penyakit kulit lainnya

sehingga disebut sebagai The great imitator. Terdapat beberapa bentuk-bentuk

skabies yang mana bentuk-bentuk tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara

lain : (Sungkar, 2000)

1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated)

Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit

jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. Dalam penelitian dari 1000 orang

penderita skabies menemukan hanya 7 % terowongan.

2. Skabies in cognito

Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga

gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa

terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa,

distribusi atipik, lesi luas dan mirip penyakit gatal lain.

11

Universitas Sumatera Utara

3. Skabies nodular

Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Pada nodus

biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal

dan aksila. Nodusini timbul sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap tungau

skabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan.
Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun

meskipun telah diberi pengobatan anti skabies dan kortikosteroid.

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan

Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan

scabies manusia yaitu tidak dapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan

genitalia eksterna.Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering

kontak/memeluk binatang kesayangan yaitu paha, perut, dada, dan lengan. Masa

inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara

(4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. Binatang tidak

dapat melanjutkan siklus hidupnya pada manusia.

5. Skabies norwegia

Skabies norwegia atau scabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan

krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi

biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan

dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan scabies biasa, rasa

gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat

menular Karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).

12

Universitas Sumatera Utara

Skabies Norwegia terjadi akibat defisiensi imunologik sehingga system imun

tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembang biak dengan mudah.

Pada penderita kusta, skabies Norwegia mungkin terjadi akibat defisiensi

imunologi, terutama pada tipe kusta lepromatosa. Selain itu terjadi gangguan
neurologik yang menyebabkan gangguan persepsi gatal dan anestasi terutama

pada jari tangan dan kaki. Pada penderita kusta juga terjadi kontraktur pada jari-

jari tangan sehingga penderita tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik.

6. Skabies pada bayi dan anak

Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,

leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa

impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan, sedangkan pada bayi

lesi di muka sering terjadi.

7. Skabies terbaring di tempat tidur (bed ridden)

Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat

tidur dapat menderita skabies yang lesinya terbatas.

2.1.7 Pengobatan Penyakit Skabies

Semua keluarga yang berkontak dengan penderita harus diobati termasuk

pasangan hidupnya. Beberapa obat yang dapat dapat dipakai pada pengobatan skabies

yaitu (Harahap, 2000).

1. Permetrin

Merupakan obat pilihan dalam bentuk salep untuk saat ini, tingkat keamanannya

cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak megiritasi kulit. Dapat digunakan di

13

Universitas Sumatera Utara

kepala dan di leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara

dioleskan ditempat lesi kurang 8 jam kemudian dicuci bersih (Harahap, 2000).

2. Malation
Malation 0,5% dengan dasar air dalam bentuk salep digunakan selama 24 jam.

Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian.

3. Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %)

Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering

terjadi iritasi dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.

4. Sulfur

Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10% secara umum aman dan efektif

digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini

digunakan pada malam hari selama 3 hari.

5. Monosulfiran

Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2-3

hari.

6. Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)

Kadarnya 1% dari krim atau lotion, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap

semua stadium, mudah digunakan dan terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak

dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat.

Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian

(Handoko, 2001). Krotamiton 10 % dalam krim atau lotion, merupakan obat

pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal

14

Universitas Sumatera Utara

2.1.8 Pencegahan Penyakit Skabies

Menurut Agoes (2009) mengatakan bahwa penyakit skabies sangat erat


kaitannya dengan kebersihan dan lingkungan yang kurang baik, oleh sebab itu untuk

mencegah penyebaran penyakit skabies dapat dilakukan dengan cara:

a. Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun

b. Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan lainnnya secara teratur

minimal 2 kali dalam seminggu

c. Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali

d. Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan orang lain

e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai

terinfeksi skabies

f. Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup

Menjaga kebersihan tubuh sangat penting untuk menjaga infestasi parasit.

Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan

penderita, mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini hanya

merupakan penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini

sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari

infeksi ulang. Dariansyah, 2006 yang mengutip pendapat Azwar mengatakan

langkah-langkah yang dapat diambil dalam pencegahan penyakit skabies adalah

sebagai berikut :

15

Universitas Sumatera Utara

a. Suci hamakan sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di

cairan antiseptik
b. Cuci semua handuk, pakaian, sprai dalam air sabun hangat dan gunakan setrika

panas untuk membunuh semua telurnya, atau dicuci kering (dry-cleaned)

c. Keringkan topi dan jaket

d. Hindari pemakaian bersama sisir atau alat cukur dan lainnya

Departemen Kesehatan RI 2002, memberikan beberapa cara pencegahan

dengan melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang

cara penularan penyakit skabies. Diagnosis dini dan cara pengobatan penderita

skabies dan orang-orang yang kontak meliputi:

a. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya

b. Laporkan kepada Dinas Kesehatan setempat namun laporan resmi jarang

dilakukan

c. Isolasi penderita yang terinfeksi penyakit skabies. Yang terinfeksi penyakit

skabies sampai dilakukan pengobatan. Penderita yang dirawat di Rumah Sakit di

isolasi sampai dengan 24 jam setelah dilakukan pengobatan yang efektif

Disinfeksi serentak yaitu pakaian dan sprai yang digunakan oleh penderita

dalam 48 jam pertama sebelum pengobatan dicuci dengan menggunakan sistem

pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, hal ini membunuh kutu dan telur.

Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi yang berat. Mencuci sprai, sarung bantal

dan pakaian pada penderita (Ruteng, 2007).

16

Universitas Sumatera Utara

Penanggulangan wabah yang terjadi dapat dilakukan dengan beberapa cara

diantaranya:
a. Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita dan orang yang berisiko

b. Pengobatan dilakukan secara massal

c. Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik di dalam keluarga, di dalam unit

atau institusi militer, jika memungkinkan penderita dipindahkan

d. Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencuci umum, jika ada sangat membantu

dalam pencegahan infeksi.

2.2 Sanitasi Lingkungan

Sanitasi atau Kesehatan Lingkungan pada hakeketnya adalah suatu kondisi

atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Adapun yang dimaksud dengan

usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk memeperbaiki atau

menoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk

terwujudnya kesehatan yang optimum bagi manusia yang hidup didalamnya.

Menurut Riyadi (1984) sanitasi lingkungan adalah prinsip-prinsip untuk

meniadakan atau setidak-tidaknya mengurangi faktor-faktor pada lingkungan yang

dapat menimbulkan penyakit, melalui kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan untuk

mengendalikan: sanitasi air, pembuangan kotoran, air buangan dan sampah, sanitasi

udara, vektor dan binatang pengerat, tetapi dalam hal ini yang menjadi prioritas

adalah penyediaan air bersih (sanitasi air)

17

Universitas Sumatera Utara

2.2.1 Penyediaan Air Bersih Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan
manusia, karena tanpa air manusia tidak dapat hidup. Namun demikian air dapat menjadi
malapetaka, bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar baik kuantitas maupun
kualitasnya. Pertumbuhan penduduk dan kegiatan manusia menyebabkan pencemaran sehingga
kualitas air yang baik dan memenuhi persyaratan tertentu sulit diperoleh (Raini, 2004). Selain
sebagai komonen lingkungan, air juga merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan
setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk
memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga
digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat
badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga
bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu
per hari berkisar antara 100-200 liter atau 35-40 galon (Chandra, 2007). Air yang diperuntukkan
bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman, yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan. Dimana kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan
atau diuji berdasarkan syarat-syarat tertentu dan metode tertentu berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Syarat-syarat kualitas air bersih meliputi:

18

Universitas Sumatera Utara

1. Syarat fisik a. Tidak berwarna Air untuk rumah tangga harus jernih, air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan (Slamet, 2007). b. Tidak berbau
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan- bahan kimia,
ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun yang sudah mati
(Slamet, 2007). c. Tidak berasa Secara fisik air bisa dirasakan oleh lidah, air yang terasa asam,
manis, pahit atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
oleh garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam
organik maupun asam anorganik (Slamet, 2007). d. Kekeruhan Air dikatakan keruh apabila air
tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan padatan sehingga memberikan warna yang
berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan meliputi tanah liat, lumpur,
dan bahan-bahan anorganik (Slmaet, 2007). 2. Syarat kimia Air bersih yang memenuhi
persyaratan kesehatan tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia maupun mineral
karena selain menimbulkan gangguan kesehatan juga merusak instalasi penyediaan air bersih
(Slamet, 2007).

19

Universitas Sumatera Utara

3. Kesadahan Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion
(kation) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk
kerak air. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan
permukaan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas (topsil)
tebal, dan ada pembentukan batu kapur (Sutrisno, 2006). 4. Syarat mikrobiologi Air sebaiknya
tidak mengandung bakteri pathogen dan tidak boleh mengandung bakteri golongan coli yang
mengganggu kesehatan. Standar yang dipakai adalah total bakteri Coliform dengan batas tidak
boleh lebih dari 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 2006). 5. Syarat radioaktif Yaitu adanya batas
tertinggi yang diperkenankan adanya aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) tidak boleh lebih
dari 0,1 Bq/L dan aktivitas Beta (Gross Beta Activity) tidak boleh lebih dari 0,1 Bq/L (Slamet,
2007). Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia
yang berbahaya dan sampah atau limbah industri. Penyakit yang menyerang manusia dapat
ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang
ditularkan melalui air disebut sebagai waterbone disease atau water-related disease. Sementara
itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok
berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat,
yaitu (Chandra, 2007):

20

Universitas Sumatera Utara

1. Water borne disease, yaitu jika kuman pathogen yang terdapat dalam diminum oleh manusia
sehinggga terjadi penjangkitan penyakit pada orang yang meminum air dimaksud, misalnya
penyakit cholera, thypus, abdominalis, hepatitis, dan disentri baselir. Pengawasan terhadap
penularan penyakit ini sangat diperlukan terutama pengawasan terhadap penggunaan air bersih 2.
Water based disease, yaitu penularan penyakit yang berkaitan erat dengan penggunaan untuk
membersihkan alat-alat misalnya alat dapur, alat makan dan pembersihan alat lain. Penularan
penyakit dengan cara water based ini antara kain infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit seperti
skabies dan selaput lendir. 3. Water washed disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada
orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya schistosomiasis 4.
Vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit yang berkembang biak
dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever dan trypanosomiasis. Penyakit yang
disebabkan oleh air hanya dapat menular apabila mikroorganisme penyebabnya dapat masuk ke
dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air sangat banyak macamnya, antara lain virus, bakteri,
protozoa, dan metozoa. Perlindungan sumber air merupakan cara paling baik untuk
mengamankan air minum dan akan terjadi relatif lebih mudah daripada melakukan pengolahan
terhadap air yang telah terkontaminasi, guna menjamin kulitasnya agar sesuai untuk dikonsumsi
(Depkes RI, 1996). Oleh karena itu masyarakat perkotaan membutuhkan

21

Universitas Sumatera Utara

keberadaan PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi (Raini,
2004). Air PDAM adalah air yang diambil dari mata air atau sumber air dan dikelola oleh suatu
Perusahaan Daerah Air Minum yang mana air tersebut telah disterilkan dengan bahan kimia yang
disebut khlor dan didistribusikan kepada masyarakat dan digunakan untuk berbagai kehidupan
sehari-hari termasuk sebagai sumber bahan baku air minum. Akan tetapi dalam kenyataannya
pemakaian air PDAM tersebut tidak diiringi dengan usaha-usaha untuk menjaga kebersihan
lingkungan sehinggan mengakibatkan terjadinya penurunan terhadap kualitas air sesuai dengan
syarat kulitas air yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan (Raini, 2004). 2.2.2 Kondisi
Fisik Rumah 1. Ventilasi Udara segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara ruangan
yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara
dalam ruangan. Menurut Sarudji (2010), rumah harus memiliki sistem pertukaran udara yang
baik, karena penghuni memerlukan udara yang segar. Setiap ruang/kamar memerlukan ventilasi
yang cukup untuk menjamin kesegaran penghuninya. Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi
kondisi atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan manusia. Ventilasi bermanfaat bagi
sirkulasi pergantian udara dalam rumah serta mengurangi kelembaban. Keringat manusia juga
dikenal mempengaruhi kelembaban. Semakin banyak manusia dalam satu ruangan, kelembaban
semakin

22

Universitas Sumatera Utara

tinggi khususnya karena uap air baik dari pernafasan maupun keringat. Kelembaban dalam
ruangan tertutup dimana banyak terdapat manusia di dalamnya lebih tinggi dibanding di luar
ruangan (Sarudji, 2010). Ventilasi mempengaruhi proses dilusi udara, juga dengan kata lain
mengencerkan konsentrasi debu ataupun kotoran terbawa keluar dan mati terkena sinar
ultraviolet. Ventilasi juga merupakan tempat untuk memasukkan cahaya ultraviolet ke dalam
rumah, hal ini akan semakin baik apabila konstruksi rumah menggunakan genteng kaca, maka
hal ini merupakan kombinasi yang baik (Achmadi, 2008). Menurut persyaratan ventilasi yang
baik adalah 10% dari luas lantai rumah (Kepmenkes, 1999). Secara umum, penilaian ventilasi
rumah dengan cara membandingkan antara

luas ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan role meter. Menurut

indikator penghawaan rumah, luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan

adalah 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat

kesehatan adalah <10% luas lantai rumah (Kepmenkes, 1999).

Menurut Sarudji (2010), ventilasi yang baik dalam suatu ruangan memerlukan

persyaratan tertentu, diantaranya yang penting adalah luas lubang ventilasi tetap,

minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas ventilasi insidental (yang

dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% dari luas lantai.

Menurut Notoatmodjo (2003), rumah dengan luas ventilasi yang tidak

memenuhi syarat kesehatan akan membawa pengaruh bagi penghuninya. Salah

satu fungsi ventilasi adalah menjaga aliran udara dalam rumah tersebut tetap

23
Universitas Sumatera Utara

segar. Luas ventilasi rumah yang 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat

kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksigen dan

bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya.

Disamping itu, tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan meningkatnya

kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit. Fungsi

kedua ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri,

terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus

menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.

Menurut Notoatmodjo (2007), fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap
di dalam kelembaban (humidity) yang optimum. Selain itu luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar
matahari yang masuk ke dalam rumah. Kualitas udara di dalam rumah berkaitan dengan
masalah ventilasi dan kegiatan penghuni di dalamnya. Bertambahnya jumlah penduduk dalam
pemukiman di perkotaan maupun di pedesaan, menyebabkan kepadatan bangunan dan sulit
membuat ventilasi dan bahkan ada rumah yang tidak mempunyai jendela, tidak ada lubang angin
dan tidak pernah ada sinar matahari masuk, menyebabkan keadaan udara dalam rumah terasa
pengap (Depkes, 2002). Pengaruh buruk berkurangnya ventilasi adalah berkurangnya kadar
oksigen,

bertambahnya gas CO2, adanya bagu pengap, suhu udara ruangan naik, dan

kelembaban udara bertambah. Kecepatan aliran udara adalah penting untuk

24

Universitas Sumatera Utara

mempercepat pembersih udara ruangan. Kecepatan udara dikatakan sedang jika

gerak udara 5-20 cm per detik atau pertukaran udara bersih antara 25-30 cfm
(cubic feet per minute) untuk setiap yang berada di dalam ruangan (Depkes,

2002).

2. Kelembaban

Kelembaban udara adalah persentase jumlah kandungan air dalam udara.

Kelembaban terdiri dari dua jenis yaitu kelembaban absolut dan kelembaban

nisbi. Kelembaban absolut berat uap air per unit volume udara. Sedangkan

kelembaban nisbi adalah banyaknya uap air dalam udara pada suatu temperatur

terhadap banyaknya uap air pada saat udara jenuh pada uap air pada temperatur

tersebut (Suryanto, 2003).

Kelembaban udara berpengaruh terhadap konsentrasi pencemar di udara.

Kelembaban berhubungan negatif (terbalik) dengan suhu udara. Semakin tinggi

suhu udara, maka kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban yang

standar apabila kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban

merupakan sarana baik untuk pertumbuhan mikroorganisme. Kelembaban rumah

yang tinggi dapat mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh seseorang dan

meningkatkan kerentanan tubuh terhadap penyakit terutama penyakit infeksi.

Kelembaban juga dapat meningkatkan daya tahan hidup bakteri. Kelembaban

dianggap baik jika memenuhi 40-70% dan buruk jika kurang dari 40% atau lebih

dari 70% (Suryanto, 2003).

25

Universitas Sumatera Utara

Kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi karena sirkulasi udara yang tidak

lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi rendah sehingga
kelembaban udaranya tinggi. Sebuah rumah yang memiliki kelembaban udara

tinggi memungkinkan adanya tikus, kecoa dan jamur yang semuanya memiliki

peran besar dalam patogenesis penyakit pernafasan (Krieger dan Higgins, 2002).

Rumah yang tidak memiliki kelembaban yang memenuhi syarat kesehatan

akan membawa pengaruh bagi penghuninya. Rumah merupakan media yang baik

bagi pertumbuhan mikroorganisme, antara lain bakteri, spiroket, ricketsia dan

virus. Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara.

Selain itu kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung

menjadi kering sehingga kurang efektif dalam menghadang mikroroganisme.

3. Pencahayaan

Salah satu syarat rumah sehat adalah tersedianya cahaya yang cukup, karena

suatu rumah yang tidak mempunyai cahaya selain dapat menimbulkan perasaan

kurang nyaman, juga dapat menimbulkan penyakit (Prabu, 2009).

Menurut Sukini (1989), sinar matahari berperan secara langsung dalam

mematikan bakteri dan mikroorganisme lain yang terdapat di lingkungan rumah,

khususnya sinar matahari pagi yang dapat menghambat perkembangbiakan

bakteri pathogen. Dengan demikian sinar matahari sangat diperlukan didalam

ruangan rumah terutama ruangan tidur.

26

Universitas Sumatera Utara

Pencahayaan alami dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan (Kepmenkes, 1999). Menurut
Sarudji (2010), cahaya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a. Cahaya alamiah, yakni
matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen
di dalam rumah. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20%
dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang
oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk
cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari
lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus ditengah-
tengah tinggi dinding (tembok). Jalan masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan genteng
kaca. Genteng kaca dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa pada
waktu pembuatannya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca. b. Cahaya buatan, yaitu
menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan
sebagainya. Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari terangnya sumber cahaya (brighness of
the source). Pencahayaan buatan bisa terjadi dengan tiga cara yaitu direct, indirect dan semi
direct atau general diffusing.

27

Universitas Sumatera Utara

4. Kepadatan penghuni Kepadatan hunian sangat berpengaruh terhadap jumlah bakteri


penyebab

penyakit menular. Selain itu kepadatan hunian dapat mempengaruhi kualitas

udara didalam rumah. Dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan

semakin cepat udara dalam rumah mengalami pencemaran oleh karena CO2

dalam rumah akan cepat meningkatkan dan akan menurunkan kadar O2 yang

diudara (Sukini, 1989). Manusia dalam kehidupan sehari-hari akan membutuhkan udara 33 m2
per jam atau 40 liter/menit. Dari 40 liter itu jumlah oksigen yang

diambil adalah sebanyak 2 liter dan menghasilkan 1,7 liter gas asam arang.

Dengan demikian akan meningkatkan kadar CO2 yang telah ada didalam rumah
dan akan menurunkan kadar oksigen di dalam udara. Konsep Departemen Kesehatan RI yang
menggunakan luas lantai kamar minimal sebesar 4,5 m2 dan anak-anak usia 1-10 tahun
memerlukan 1,5 m2

5. Lantai rumah

, sedangkan ketentuan luas ruangan

untuk setiap orang di lembaga pemasyarakatan menurut Surat Edaran Dirjen

Pemasyarakatan tahun 2005 adalah 1,80 x 3,00 m/orang.

Lantai rumah jenis tanah memiliki peran terhadap proses kejadian penyakit,

melalui kelembaban dalam ruangan. Lantai merupakan dinding penutup ruangan

bagian bawah, konstruksi lantai rumah harus rapat air dan selalu kering agar

mudah dibersihkan dari kotoran dan debu. Selain itu dapat menghindari naiknya

tanah yang dapat menyebabkan meningkatnya kelembaban dalam ruangan. untuk

mencegah masuknya air ke dalam rumah, maka lantai rumah sebaiknya dinaikkan

28

Universitas Sumatera Utara

20 cm dari permukaan tanah. Keadaan lantai rumah perlu dibuat dari bahan yang

kedap terhadap air sehingga lantai tidak menjadi lembab dan selalu basah seperti

tegel, semen dan keramik (Suyono, 2005).

Lantai yang tidak memenuhi syarat dapat dijadikan tempat hidup dan

perkembang-biakan bakteri terutama vektor penyakit lainnya. Menjadikan udara

dalam ruangan lembab, pada musim panas lantai menjadi kering sehingga dapat

menimbulkan debu yang berbahaya bagi penghuninya (Suyono, 2005).

2.3 Personal Hygiene (Kebersihan Perorangan)


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal

artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan

bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik

maupun psikisnya (Laily, 2012).

Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan

meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang ada dimana-mana

dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene

merupakan perawatan diri, dimana seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti

mandi, toileting, kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Personal hygiene atau

kebersihan diri ini diperlukan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan

seseorang. Kebersihan diri merupakan langkah awal mewujudkan kesehatan diri.

Dengan tubuh yang bersih meminimalkan resiko seseorang terhadap kemungkinan

29

Universitas Sumatera Utara

terjangkitnya suatu penyakit, terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan

diri yang buruk. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh

terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut,

dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh

tertentu sepertinya halnya kulit (Soedarto dalam Saryono, 2011).

Personal hygiene (kebersihan perorangan) meliputi : (Laily, 2012)

1. Kebersihan Kulit
Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam higiene perorangan. Kulit
merupakan pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan, dan
bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk
kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbagai
masalah yang serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit
memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang akan
masuk melewati kulit. Kulit sebagai organ terberat dalam tubuh memiliki peranan yang sangat
sentral dalam menjaga keutuhan badan. Kulit memiliki fungsi yang beragam yang membantu dan
menjalankan sistem kerja tubuh. Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh dan bertugas
melindungi jaringan

tubuh di bawahnya dan organ-organ yang lainnya terhadap luka, dan masuknya

berbagai macam mikroorganisme ke dalam tubuh. Untuk itu diperlukan

perawatan terhadap kesehatan dan kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulit dan

30

Universitas Sumatera Utara

perawatan kulit ini bertujuan untuk menjaga kulit tetap terawat dan terjaga

sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan gangguan yang akan masuk

melewati kulit. Perawat sebagai tenaga kesehatan penting untuk

menginformasikan kepada klien di pelayanan kesehatan untuk pentingnya

menjaga kebersihan dan perawatan kulit. Setiap kondisi yang mengenai pada kulit

(misalnya : kelembaban, kerusakan lapisan epidermis, penekanan yang terlalu

lama pada kulit, dan sebagainya) sudah cukup untuk mengganggu fungsional kulit

sebagai organ proteksi.

Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah. Sebagai

organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang bisa
membahayakan kulit itu sendiri.

Untuk selalu memelihara kebersihan kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat

harus selalu memperhatikan seperti:

a. Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik sendiri

b. Mandi minimal 2x sehari

c. Mandi memakai sabun

d. Menjaga kebersihan pakaian

e. Makan yang bergizi terutama banyak sayur dan buah

f. Menjaga kebersihan lingkungan

2. Kebersihan Rambut

Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara

penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Kurangnya perawatan rambut

31

Universitas Sumatera Utara

pada manusia akan membuat penampilan rambut menjadi kusut, kusam, tidak rapi

dan tampak acak-acakan.

Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan

bagian yang berada diluar kulit (batang rambut). Ada dua macam tipe rambut,

yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan

terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan

banyak pigmen, mempunyai medulla dan terdapat pada orang dewasa.

Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu

diperhatikan sebagai berikut:


a. Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut sekurang-

kurangnya 2x seminggu

b. Mencuci rambut memakai shampoo/bahan pencuci rambut lainnya

c. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan rambut sendiri

Kesehatan yang baik secara menyeluruh penting artinya bagi rambut yang

menarik, dan seperti halnya kulit, kebersihan membantu kita memelihara badan

supaya menarik. Penyakit berpengaruh buruk pada rambut, terutama jika terdapat

kelainan endokrin, suhu badan yang naik, kurang makan, rasa cemas atau

ketakutan.

Usaha-usaha yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan rambut adalah :

a. Menghindari sampo yang memiliki kandungan kimia yang tidak jelas

b. Menghindari penggunaan air yang terlalu panas saat keramas

32

Universitas Sumatera Utara

c. Berhenti atau setidaknya kurangi penggunaan pengering rambut. Usahakan

agar selalu mengeringkan rambut secara alami dengan menggunakan handuk

dan mengangin-anginkannya di udara terbuka. Saat mengeringkan, gosokkan

handuk dengan lembut.

d. Menyisir rambut dengan lembut saat rambut masih dalam keadaan agak

basah.

e. Mengurangi penggunaan gel rambut, krim, minyak rambut, pewarna rambut,

dan spray rambut.

f. Melindungi kulit kepala dari sinar matahari langsung, misalnya dengan


menggunakan topi atau scarf.

g. Menghindari ikatan yang kencang pada rambut. Hentikan kebiasaan menarik-

narik rambut tanpa alasan yang jelas.

h. Saat memotong rambut ke salon atau tukang cukur, pastikan mereka

menggunakan gunting yang tajam. Gunting yang kurang tajam hanya akan

berefek negatif pada akar rambut dan merusak struktur rambut anda.

i. Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung protein dan zat

besi. Bila sedang mengikuti program pengurangan berat badan, perhatikan

kandungan nutrisi diet. Kurangi konsumsi kafein dan hentikan kebiasaan

merokok. Keduanya memang terbukti tidak baik bagi kesehatan tubuh.

j. Menjauhi obat-obatan yang berpotensi mengganggu pertumbuhan rambut.

Rajin berolahraga karena olahraga yang teratur akan memperlancar peredaran

darah, termasuk peredaran darah ke kulit kepala yang dapat menutrisi akar

33

Universitas Sumatera Utara

rambut dan memperlancar pertumbuhan rambut. Beristirahat dengan cukup

sehingga pertumbuhan rambut lebih optimal.

k. Menghindari stres karena stres akan mengganggu metabolisme tubuh yang

berpotensi mempengaruhi pertumbuhan rambut.

Sebagaimana struktur tubuh yang lainnya, maka rambut juga tidak akan

lepas dari permasalahan/gangguan yang bisa ditimbulkan akibat dari

kurangnya menjaga kebersihan dan perawatan rambut.

3. Kebersihan Tangan, Kaki, dan Kuku


Kaki, tangan dan kuku membutuhkan perhatian khusus dalam praktik higiene

seseorang, karena semuanya rentan terhadap berabgai macam infeksi. Cidera di

kulit (misalnya kaki) dapat menimbulkan sensasi nyeri serta sangat mengganggu

kemampuan untuk bergerak, berjalan dan menyangga beban tubuh, sedangkan

tangan lebih bersifat manipulatif daripada suportif. Ketangkasan tangan sangat

banyak karena besarnya rentang gerak antara ibu jari dan jari yang lainnya,

sehingga setiap kondisi yang mengenai tangan secara otomatis akan mengganggu

kemampuan dalam hal perawatan diri klien.

Perawatan tangan, kaki dan kuku secara wajar penting artinya bagi manusia dalam usia
berapapun dan kapanpun, akan tetapi dengan semakin bertambahnya usia dan terutama pada saat
sakit, perawatan tangan, kaki dan kuku akan semakin penting. Perawatan kaki, tangan yang
baik dimulai dengan menjaga kebersihan termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih,
mencucinya dengan sabun

34

Universitas Sumatera Utara

atau detergen, dan mengeringkannya dengan handuk. Hindari penggunaan sepatu yang sempit,
karena merupakan sebab utama gangguan kaki dan bisa mengakibatkan katimumul (kulit ari
menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh). Hindari juga
penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah usang, dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada
kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki. Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan
memotong kuku jari tangan dan kaki dengan rapi dengan terlebih dahulu merendamnya dalam
sebaskom air hangat, hal ini sangat berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong.
Kuku jari tangan dipotong sedemikian rupa mengikuti alur pada jari tangan sedangkan kuku jari
kaki dipotong lurus. Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan
tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Seperti halnya kulit, tangan kaki
dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan
hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki dan kuku yang bersih juga
menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat membahayakan
kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka
perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Membersihkan tangan sebelum makan b. Memotong kuku
secara teratur c. Mencuci kaki sebelum tidur

35

Universitas Sumatera Utara

2.4. Rumah Tahanan Negara

Struktur Organisasi Rumah Tahanan Negara (Rumah Tahanan) berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor M.04.0PR.07.03 Tahun 1985

diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klas, yaitu: (a) Rumah Tahan Negara Klas I, (b)

Rumah Tahanan Negara Klas IIA dan (c) Rumah Tahanan Negara Klas IIB serta

didukung oleh Cabang Rumah Tahanan, Klasifikasi tersebut didasarkan atas kapasitas

dan lokasi.

Rumah Tahanan sebagai salah satu tempat yang sulit untuk menjalankan

program pencegahan dan perawatan efektif bagi warga binaan. Namun sampai akhir

tahun 2010, dari 207 Lapas dan 190 Rumah Tahanan di Indonesia dan tersebar di 33

provinsi belum semuanya memiliki fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai,

namun sudah dapat melaksanakan pelayanan kesehatan kepada warga binaan.

2.5. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP)

Menurut Undang-Undang No.12 tahun 1995 WBP adalah insan tahanan,

narapidana dan anak didik pemasyarakatan sebagai anggota masyarakat yang

mempunyai hak yang sama dengan anggota masyarakat lainnya untuk mendapatkan

derajat kesehatan yang optimal. Salah satu aspek penting yang memerlukan perhatian
yaitu keadaan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial. Perlakuan dan pelayanan

kesehatan pada tahanan, narapidana atau anak didik pemasyarakatan dapat dipakai

sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan di bidang hukum baik secara

nasional maupun internasional.

36

Universitas Sumatera Utara

2.6. Pemeriksaan Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan Hak untuk mendapatkan perawatan
kesehatan merupakan standar

internasional hak asasi manusia yang penting. Hak ini tidak hilang meskipun

seseorang menjadi narapidana. Tanggung jawab untuk menjamin penghormatan atas

hak ini pindah ke Rumah Tahanan atau Lapas karena narapidana tidak bisa

melakukan semua ini secara mandiri (Nemberini, 2007).

Rumah Tahanan atau Lapas memiliki kewajiban untuk melayani narapidana.

Ini adalah salah satu prinsip-prinsip kunci dalam Peraturan Minimum Standar

Perlakuan terhadap narapidana. Hal ini berarti apabila narapidana tidak dapat mencari

perawatan kesehatannya sendiri maka Lapas akan menyediakannya. Karena

narapidana tidak bisa berkunjung ke dokter yang ada di luar Rumah Tahanan atau

Lapas, maka dokter tersebut yang akan mengunjungi narapidana. Hal tersebut berlaku

juga untuk dokter gigi, dan untuk ahli kesehatan jiwa (Nemberini, 2007).

Standar perawatan kesehatan di Rumah Tahanan atau Lapas harus

sekurangnya sama dengan standar kesehatan yang ada di masyarakat. Tak seorang

pun harus menderita karena tidak adanya perawatan kesehatan hanya karena mereka

di penjara. Selain itu, karena banyak orang miskin dan yang berpenyakit masuk
penjara, otoritas lapas harus memperkirakan kebutuhan perawatan kesehatan yang

lebih besar bagi narapidana yang ada di masyarakat pada umumnya (Nemberini,

2007).

Paramedis harus memberikan perawatan kesehatan di lapas. Dokter dan

perawat yang berkualitas harus tersedia. Petugas lapas juga harus membantu

37

Universitas Sumatera Utara

mengidentifikasikan narapidana yang mungkin sakit, dan memberikan pertolongan

pertama kepada narapidana yang cedera. Petugas lapas tidak b oleh menghalangi

warga binaan pemasyarakatan yang membutuhkan perawatan kesehatan, justru

mereka harus membantu narapidana untuk menemui petugas medis. Ini juga berlaku

untuk semua warga binaan pemasyarakatan baik itu sangat jahat sekalipun. Semua

tergantung petugas medis untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan terhadap

warga binaan pemasyarakatan, dan bukan petugas Rumah Tahanan atau Lapas

(Nemberini, 2007).

Semua narapidana harus menerima pemeriksaan medis ketika masuk ke lapas.

Penyakit kronis dan menular adalah yang terutama penting. Obat-obatan harus

tersedia bilamana diresepkan oleh dokter. Petugas lapas harus membantu agar semua

ini dapat berjalan dengan lancar. Petugas lapas perlu memahami apa yang dimaksud

dengan kontrol penyakit menular, dimana mereka harus dilatih dalam upaya

pencegahan penyakit menular. Ini adalah cara yang efektif untuk melindungi petugas,

rekan kerja mereka dan narapidana. Pencegahan ini diberlakukan agar semua cairan

tubuh seperti air liur, air seni, darah dan tinja yang mungkin dapat ditularkan akan
dapat dicegah. Mereka melakukan tindakan ini agar kekhawatiran khususnya akan

terjangkit atau tidaknya petugas dan nadapidana di lapas. Perlakuan setiap orang

seakan-akan mereka telah tertular, termasuk nadapidana dan petugas lainnya di lapas

akan memperlakukan setiap cairan tubuh yang tertumpah seakan-akan itu menular,

dan karenanya desinfeksi harus dilakukan secepatnya, menggunakan desinfektan

yang telah disetujui dan efektif (Nemberini, 2007).

38

Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Teori

Berdasarkan teori simpul, maka kerangka teori dalam penelitian ini dibuat

sebagai berikut :

Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4

Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian

Simpul 1: Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent penyakit. Agent

penyakit skabies dalam hal ini adalah tungau kecil yang dapat menimbulkan

gangguan penyakit skabies melalui kontak secara langsung atau melalui media

perantara (yang juga komponen lingkungan). Umumnya melalui sekret dan eskret

Sumber Penyakit (Tungau kecil yang mengandung Sarcoptis scabei)

Komponen Lingkungan - Air - Manusia melalui kontak langsung dan tidak langsung - Rumah
tahanan

Komunitas Personal Hgyiene - Kebersihan kulit - Kebersihan rambut - Kebersihan tangan,


kaki dan kuku Karateristik Individu - Umur - Pendidikan - Lama dalam tahanan

Penderita Skabies
Tidak menderita penyakit scabies

Variabel lain yang berpengaruh - Lingkungan strategis/politik - Iklim - Topografi - Suhu - Dll

39

Universitas Sumatera Utara

yang dihasilkan oleh tungau yang dapat menyebabkan bintik (papul, gelembung yang

berisi air, vesikel dan kudis pada pergelangan tangan).

Simpul 2: Komponen lingkungan sebagai media transmisi penyakit adalah

komponen lingkungan yang dapat memindahkan agent penyakit pada hakikatnya

hanya ada 5 komponen lingkungan sebagai media transmisi penyakit yaitu udara, air,

tanah, binatang/serangga, dan manusia. Dimana pada kejadian penyakit skabies dapat

dilihat pada manusia yang terinfeksi skabies akan menularkan penyakit skabies pada

orang lain, baik melalui kontak langsung dan kondisi rumah tahanan.

Simpul 3: Penduduk melakukan perilaku pemajanan adalah hubungan

interaktif antara komponen lingkungan dengan penduduknya berikut perilakunya.

Perilaku pemajanan adalah jumlah kontak antara manusia dengan komponen

lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit. Dalam hal ini penyakit

skabies yaitu penderita skabies.

Simpul 4: Kondisi sakit atau sehat merupakan outcome hubungan interaktif

antara penduduk dengan lingkungan yang memiliki potensi bahaya gangguan

kesehatan atau kejadian penyakit.

Simpul 5: Variabel lain yang berpengaruh merupakan komponen suprasistem,

berupa variabel iklim, topografi, temporal dan suprasistem lainnya yaitu keputusan
politik berupa kebijakan mikro yang bisa mempengaruhi semua simpul

Landasan teori dalam penelitian mengacu pada konsep teori simpul bahwa

terjadinya penyakit skabies pada warga binaan pemasyarakatan di Rumah Tahanan

40

Universitas Sumatera Utara

Klas I Medan dipengaruhi oleh faktor karateristik dan higiene perorangan pada warga

binaan pemasyarakatan serta sanitasi lingkungan

2.8 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.2. Kerangka Konsep

Sanitasi Lingkungan a. Penyediaan Air Bersih b. Kondisi Fisik Rumah Tahanan - Ventilasi -
Kelembaban - Pencahayaan - Kepadatan Penghuni - Lantai Rumah

Higiene Perorangan a. Kebersihan Rambut b. Kebershan Kulit c. Kebersihan Tangan, Kaki dan
Kuku

Karateristik Individu a. Umur b. Pendidikan c. Lama dalam Tahanan

Kejadian Penyakit Skabies - Sakit - Tidak Sakit

41

Universitas Sumatera Utara

Вам также может понравиться

  • Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    От Everand
    Mikrobiologi Perubatan I: Patogen dan Mikrobiologi Manusia
    Рейтинг: 2.5 из 5 звезд
    2.5/5 (2)
  • Makalah Skabies
    Makalah Skabies
    Документ42 страницы
    Makalah Skabies
    Alfania Novita Putri
    100% (2)
  • Coronavirus Covid-19. Membela diri. Cara menghindari penularan. Bagaimana melindungi keluarga dan pekerjaan Anda. Diperbarui edisi keempat.
    Coronavirus Covid-19. Membela diri. Cara menghindari penularan. Bagaimana melindungi keluarga dan pekerjaan Anda. Diperbarui edisi keempat.
    От Everand
    Coronavirus Covid-19. Membela diri. Cara menghindari penularan. Bagaimana melindungi keluarga dan pekerjaan Anda. Diperbarui edisi keempat.
    Рейтинг: 5 из 5 звезд
    5/5 (2)
  • LP & Askep Scabies
    LP & Askep Scabies
    Документ18 страниц
    LP & Askep Scabies
    Rimha
    Оценок пока нет
  • Mikrobiologi Medis I: Patogen dan Mikrobioma Manusia
    Mikrobiologi Medis I: Patogen dan Mikrobioma Manusia
    От Everand
    Mikrobiologi Medis I: Patogen dan Mikrobioma Manusia
    Рейтинг: 4 из 5 звезд
    4/5 (11)
  • BAB II Skabies 1
    BAB II Skabies 1
    Документ28 страниц
    BAB II Skabies 1
    yohana
    Оценок пока нет
  • Scabies Fix
    Scabies Fix
    Документ15 страниц
    Scabies Fix
    wiwik rahayu
    Оценок пока нет
  • Makalah Skabies PDF
    Makalah Skabies PDF
    Документ42 страницы
    Makalah Skabies PDF
    AlexsisRian
    100% (4)
  • LP Scabies (Poli KK) - Eko
    LP Scabies (Poli KK) - Eko
    Документ13 страниц
    LP Scabies (Poli KK) - Eko
    Nandita Yogis P
    Оценок пока нет
  • Definisi Scabies
    Definisi Scabies
    Документ8 страниц
    Definisi Scabies
    RiZenCosmetic
    Оценок пока нет
  • Laoran Pendahuluan Scabies
    Laoran Pendahuluan Scabies
    Документ42 страницы
    Laoran Pendahuluan Scabies
    Zidna Ilma
    Оценок пока нет
  • Lapsus Ikm Scabies Rani
    Lapsus Ikm Scabies Rani
    Документ38 страниц
    Lapsus Ikm Scabies Rani
    yuanitahasna6
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ27 страниц
    Bab Ii
    ahmad junaedi djusup
    Оценок пока нет
  • Scabies
    Scabies
    Документ13 страниц
    Scabies
    Fadhlan D Luffy
    100% (1)
  • LP Scabies
    LP Scabies
    Документ10 страниц
    LP Scabies
    Syawal DZeko
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ17 страниц
    Askep Skabies
    PERO PERDANA
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Scabies
    Laporan Pendahuluan Scabies
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Scabies
    novita
    Оценок пока нет
  • LAPORAN PENDAHULUAN Skabies
    LAPORAN PENDAHULUAN Skabies
    Документ15 страниц
    LAPORAN PENDAHULUAN Skabies
    Muhammad Farid Ariful Hadi
    Оценок пока нет
  • Scabies
    Scabies
    Документ14 страниц
    Scabies
    RinoldyPutraMangiri
    Оценок пока нет
  • Lapsus Scabies Tiara
    Lapsus Scabies Tiara
    Документ27 страниц
    Lapsus Scabies Tiara
    tiaraayupratiwi
    Оценок пока нет
  • Analisa Data Skabies
    Analisa Data Skabies
    Документ21 страница
    Analisa Data Skabies
    Sri Al MuttaQin Siihacuicui
    Оценок пока нет
  • Scabies
    Scabies
    Документ19 страниц
    Scabies
    Haris Arif
    Оценок пока нет
  • Materi Skabiasis Word
    Materi Skabiasis Word
    Документ17 страниц
    Materi Skabiasis Word
    Amoy
    Оценок пока нет
  • Farah Kulit
    Farah Kulit
    Документ28 страниц
    Farah Kulit
    Farah Rk
    Оценок пока нет
  • Scabies Isi
    Scabies Isi
    Документ10 страниц
    Scabies Isi
    Slamet Dwi Santoso
    Оценок пока нет
  • Makalah Skabies
    Makalah Skabies
    Документ8 страниц
    Makalah Skabies
    Dieni Haqiqi
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan
    Laporan Pendahuluan
    Документ19 страниц
    Laporan Pendahuluan
    kartini
    Оценок пока нет
  • STATUS PASIEN Skabies
    STATUS PASIEN Skabies
    Документ19 страниц
    STATUS PASIEN Skabies
    Handre Putra
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ16 страниц
    Askep Skabies
    Rezy Arina Putri
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ24 страницы
    Bab 2
    Ochaa
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Scabies Hijik
    Laporan Pendahuluan Scabies Hijik
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan Scabies Hijik
    Musa
    Оценок пока нет
  • SKABIES NURFAHMI v2
    SKABIES NURFAHMI v2
    Документ21 страница
    SKABIES NURFAHMI v2
    Erick Figueroa
    Оценок пока нет
  • Lapsus Skabies
    Lapsus Skabies
    Документ17 страниц
    Lapsus Skabies
    Dian Putri Lestari
    Оценок пока нет
  • Bab 2
    Bab 2
    Документ18 страниц
    Bab 2
    Damas P
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ30 страниц
    Askep Skabies
    AcilNugrahaPutra
    100% (1)
  • LP Scabies
    LP Scabies
    Документ19 страниц
    LP Scabies
    Dita Faradila
    Оценок пока нет
  • SCABIES
    SCABIES
    Документ30 страниц
    SCABIES
    lestaritri466
    Оценок пока нет
  • Scabies
    Scabies
    Документ22 страницы
    Scabies
    Nur rahmi
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ36 страниц
    Askep Skabies
    rayhanah
    Оценок пока нет
  • Trend Dan Issue Sistem Ganguan Integumen Pada Skabies Kel 2
    Trend Dan Issue Sistem Ganguan Integumen Pada Skabies Kel 2
    Документ14 страниц
    Trend Dan Issue Sistem Ganguan Integumen Pada Skabies Kel 2
    Irma khairani
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ25 страниц
    Bab Ii
    sinar mentari khanza
    Оценок пока нет
  • Referat Skabies
    Referat Skabies
    Документ13 страниц
    Referat Skabies
    Fahmi Hidayati
    Оценок пока нет
  • Skabies
    Skabies
    Документ17 страниц
    Skabies
    Akhmad Afrianto
    Оценок пока нет
  • LP SCABIES (Sudah Revisi) (BELINA SINTA DEWI) (B)
    LP SCABIES (Sudah Revisi) (BELINA SINTA DEWI) (B)
    Документ25 страниц
    LP SCABIES (Sudah Revisi) (BELINA SINTA DEWI) (B)
    Belina Dewi
    Оценок пока нет
  • Scabies
    Scabies
    Документ30 страниц
    Scabies
    Kartika Purnama Sari
    Оценок пока нет
  • Sarcoptes Scabei
    Sarcoptes Scabei
    Документ8 страниц
    Sarcoptes Scabei
    deangama
    Оценок пока нет
  • Kerangka
    Kerangka
    Документ30 страниц
    Kerangka
    irma
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ22 страницы
    Askep Skabies
    Efa Yuliana
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ22 страницы
    Askep Skabies
    Yustika Cahyati
    Оценок пока нет
  • LP Scabies Lao
    LP Scabies Lao
    Документ16 страниц
    LP Scabies Lao
    Mega Mullawarman
    Оценок пока нет
  • SCABIES
    SCABIES
    Документ21 страница
    SCABIES
    Gita Aprilonia
    Оценок пока нет
  • Askep Skabies
    Askep Skabies
    Документ12 страниц
    Askep Skabies
    Mala Syaripah Haq
    Оценок пока нет
  • Laporan Kasus Scabies
    Laporan Kasus Scabies
    Документ17 страниц
    Laporan Kasus Scabies
    Vhe Ajj Dahh
    Оценок пока нет
  • Skabies Nurfahmi
    Skabies Nurfahmi
    Документ12 страниц
    Skabies Nurfahmi
    Erick Figueroa
    Оценок пока нет
  • LP Seminar Scabies 20 January 2024
    LP Seminar Scabies 20 January 2024
    Документ35 страниц
    LP Seminar Scabies 20 January 2024
    reinildis mala
    Оценок пока нет
  • Askep Integumen Skabies
    Askep Integumen Skabies
    Документ12 страниц
    Askep Integumen Skabies
    armalia agustin
    Оценок пока нет
  • Scabies Astin Rizki Salinan
    Scabies Astin Rizki Salinan
    Документ38 страниц
    Scabies Astin Rizki Salinan
    bayu anugrah
    Оценок пока нет
  • SOP Gastritis
    SOP Gastritis
    Документ5 страниц
    SOP Gastritis
    nurendah90
    Оценок пока нет
  • SOP Syok
    SOP Syok
    Документ5 страниц
    SOP Syok
    nurendah90
    Оценок пока нет
  • Metodologi Penelitian (Filsafat - Hakikat - Dan Metode Ilmiah)
    Metodologi Penelitian (Filsafat - Hakikat - Dan Metode Ilmiah)
    Документ36 страниц
    Metodologi Penelitian (Filsafat - Hakikat - Dan Metode Ilmiah)
    nurendah90
    Оценок пока нет
  • Laporan Mini Project Skabies
    Laporan Mini Project Skabies
    Документ22 страницы
    Laporan Mini Project Skabies
    nurendah90
    Оценок пока нет
  • SOP Gastritis
    SOP Gastritis
    Документ5 страниц
    SOP Gastritis
    nurendah90
    Оценок пока нет