Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LATAR BELAKANG
Skabies adalah infeksi kulit manusia disebabkan oleh penetrasi parasit tungau Sarcopte
scabei var. hominis ke dalam epidermis. Skabies adalah masalah seluruh dunia dan segala usia,
ras, dan kelompok social ekonimi yang rentan.
Di Indonesia scabies lebih dikenal dengan nama gudik, kudis, buduk, kerak, penyakit
ampere, dan gatal agogo. Faktor lingkungan mempercepat penyebaran meliputi kepadatan
penduduk, pengobatan yang terlambat kasus primer, dan kurangnya kesadaran masyarakat
terhadap kondisi tersebut. Insiden yang lebih tinggi terjadi pada daerah dengan kepadatan
penduduk, sering berhubungan dengan bencana alam, perang, depresi ekonomi dan tempat
pengungsian. Skabies dapat ditularkan langsung melalui kontak pribadi yang dekat, seksual, atau
lainnya, atau tidak langsung melalui benda-benda. Prevalensi lebih tinggi pada anak dan pada
orang yang aktif secara seksual. Pada umumnya infestasi penyebarannya terjadi antara anggota
keluarga dan orang yang terdekat.
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut. Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di
atas kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup beberapa hari dalam
terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali
terowongan dalam stratum korneum, dengan kesecpatan 2-3 milimeter sehari dan sambal
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina
yang dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya. Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-
5 hari, dan menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam
terowongannya, tetapi dapat juga keluar. Setelah 2-3 hari larva aakan menjadi nimfa yang
mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai
dari telur sampai bntuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.
Kelainan kulit yang menyerupai dermatitis tersebut sering terjadi lebih luas dibandingkan
lokasi tungau dengan efloresensi dapat berupa papul, nodul, vesikel, urtika dan lainnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Skabies
Penyakit Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes sabies varian hominis dan produknya. Penyakit ini sering juga
disebut dengan nama lain kudis, The itch, Seven year itch, Gudikan, Gatal Agogo, Budukan atau
Penyakit Ampera (Handoko, 2008).
Sarcoptes Scabei termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili
Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabei var. hominis. (Handoko, 2008). Secara
morfologi merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya
rata. Tungau ini berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar antara
330-450 mikron x 250-350 mikron, sedangkan jantan lebih kecil, yakni 200-240 mikron x 150-
200 mikron. Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat
untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada
yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat (Handoko,2008).
Siklus hidup tungau ini sebagai berikut, setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas
kulit, yang jantan akan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali
oleh yang betina. Tungau betina yang telah dibuahi menggali terowongan dalam stratum
korneum, dengan kecepatan 2-3 milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir
sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50. Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup
sebulan lamanya.
Telurnya akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar.
Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan
4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan
waktu antara 8-12 hari (Handoko, 2008).
Telur menetas menjadi larva dalam waktu 3-4 hari, kemudian larva meninggalkan
terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut. Selanjutnya larva berubah menjadi nimfa yang
akan menjadi parasit dewasa. Tungau scabies betina membuat liang di epidermis dan meletakkan
telur-telurnya didalam liang yang ditinggalkannya, sedangkan tungau scabies jantan hanya
mempunyai satu tugas dalam kehidupannya, yaitu kawin dengan tungau betina setelah
melaksanakan tugas mereka masing-masing akan mati (Graham-Brown dan Burns, 2005).
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau scabies, tetapi juga oleh
penderita akibat garukan. Penularan juga dapat terjadi karena bersalaman atau bergandengan
tangan yang lama dengan penderita sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan
kuman skabies berpindah ke lain tangan. Kuman skabies dapat menyebabkan bintil (papul,
gelembung berisi air, vesikel dan kudis) pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan
oleh sensitisasi terhadap tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.
Pada saat ini kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel,
urtikaria dan lain-lain. Dengan garukan dapat menimbulkan erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi
sekunder. Kelainan kulit dan gatal-gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau
(Handoko, 2008).
Gatal merupakan gejala utama sebelum gejala klinis lainnya muncul, rasa gatal biasanya
hanya pada lesi tetapi pada scabies kronis gatal dapat dirasakan pada seluruh tubuh. Gejala yang
timbul antara lain ada rasa gatal yang hebat pada malam hari, ruam kulit yang terjadi terutama
dibagian sela-sela jari tangan, bawah ketiak, pinggang, alat kelamin, sekeliling siku, aerola
mammae (area sekeliling puting susu) dan permukaan depan pergelangan (Sungkar, 2000)
Sampai besar, berwarna kemerahan yang disebabkan garukan keras. Bintik-bintik itu akan
menjadi bernanah jika terinfeksi, dimana ada empat tanda cardinal yaitu : (Handoko, 2008)
1. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktifitas tungau ini
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang secara kelompok, mereka yang tinggal di asrama, barak- barak
tentara, pesantren maupun panti asuhan berpeluang lebih besar terkena penyakit ini. Penyakit
scabies amat mudah menular melalui pemakaian handuk, baju maupun seprai secara bersama-
sama. Penyakit Skabies mudah menyerang daerah yang tingkat kebersihan diri dan lingkungan
masyarakatnya rendah.
3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung
terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya
menjadi polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan
tempat dengan stratum komeum yang tipis, yaitu: sela-sela jari tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilikus,
bokong, genitalia ekstema (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak
tangan dan telapak kaki.
4. Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik, dapat ditemukan satu atau lebih
stadium tungau ini. Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda kardinal tersebut.
2.1.5 Penularan Skabies
Penularan penyakit skabies dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, adapun cara
penularannya adalah: 1. Kontak langsung (kulit dengan kulit) Penularan skabies terutama melalui
kontak langsung seperti berjabat tangan, tidur bersama dan hubungan seksual. Pada orang
dewasa hubungan seksual merupakan hal tersering, sedangkan pada anak-anak penularan didapat
dari orang tua atau temannya.
10
2. Kontak tidak langsung (melalui benda) Penularan melalui kontak tidak langsung, misalnya
melalui perlengkapan tidur,
pakaian atau handuk dahulu dikatakan mempunyai peran kecil pada penularan.
dan rumah sakit jiwa, karena banyak mengandung tungau (Djuanda, 2006)
Skabies adalah penyakit kulit yang sering menyerupai penyakit kulit lainnya
skabies yang mana bentuk-bentuk tersebut mempunyai ciri-ciri yang berbeda antara
Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. Dalam penelitian dari 1000 orang
2. Skabies in cognito
Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga
gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa
terjadi. Skabies incognito sering juga menunjukkan gejala klinis yang tidak biasa,
11
3. Skabies nodular
Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Pada nodus
skabies. Pada nodus yang berumur lebih dari satu bulan tungau jarang ditemukan.
Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun
Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan
scabies manusia yaitu tidak dapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan
kontak/memeluk binatang kesayangan yaitu paha, perut, dada, dan lengan. Masa
inkubasi lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara
(4-8 minggu) dan dapat sembuh sendiri karena S. scabiei var. Binatang tidak
5. Skabies norwegia
Skabies norwegia atau scabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan
biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokong, siku, lutut, telapak tangan
dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan scabies biasa, rasa
gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat
12
tubuh gagal membatasi proliferasi tungau dapat berkembang biak dengan mudah.
imunologi, terutama pada tipe kusta lepromatosa. Selain itu terjadi gangguan
neurologik yang menyebabkan gangguan persepsi gatal dan anestasi terutama
pada jari tangan dan kaki. Pada penderita kusta juga terjadi kontraktur pada jari-
jari tangan sehingga penderita tidak dapat membersihkan dirinya dengan baik.
Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,
leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
Penderita penyakit kronis dan orang tua yang terpaksa harus tinggal di tempat
pasangan hidupnya. Beberapa obat yang dapat dapat dipakai pada pengobatan skabies
1. Permetrin
Merupakan obat pilihan dalam bentuk salep untuk saat ini, tingkat keamanannya
cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak megiritasi kulit. Dapat digunakan di
13
kepala dan di leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara
dioleskan ditempat lesi kurang 8 jam kemudian dicuci bersih (Harahap, 2000).
2. Malation
Malation 0,5% dengan dasar air dalam bentuk salep digunakan selama 24 jam.
Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering
4. Sulfur
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10% secara umum aman dan efektif
digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini
5. Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2-3
hari.
Kadarnya 1% dari krim atau lotion, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap
semua stadium, mudah digunakan dan terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak
dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat.
Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian
14
b. Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan lainnnya secara teratur
e. Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta pakaian yang dicurigai
terinfeksi skabies
Sebaiknya mandi dua kali sehari, serta menghindari kontak langsung dengan
penderita, mengingat parasit mudah menular pada kulit. Walaupun penyakit ini hanya
merupakan penyakit kulit biasa, dan tidak membahayakan jiwa, namun penyakit ini
Bila pengobatan sudah dilakukan secara tuntas, tidak menjamin terbebas dari
sebagai berikut :
15
a. Suci hamakan sisir, sikat rambut dan perhiasan rambut dengan cara merendam di
cairan antiseptik
b. Cuci semua handuk, pakaian, sprai dalam air sabun hangat dan gunakan setrika
cara penularan penyakit skabies. Diagnosis dini dan cara pengobatan penderita
dilakukan
Disinfeksi serentak yaitu pakaian dan sprai yang digunakan oleh penderita
pemanasan pada proses pencucian dan pengeringan, hal ini membunuh kutu dan telur.
Tindakan ini tidak dibutuhkan pada infestasi yang berat. Mencuci sprai, sarung bantal
16
diantaranya:
a. Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada penderita dan orang yang berisiko
c. Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik di dalam keluarga, di dalam unit
d. Sediakan sabun, sarana pemandian, dan pencuci umum, jika ada sangat membantu
terwujudnya status kesehatan yang optimum pula. Adapun yang dimaksud dengan
menoptimumkan lingkungan hidup manusia agar merupakan media yang baik untuk
mengendalikan: sanitasi air, pembuangan kotoran, air buangan dan sampah, sanitasi
udara, vektor dan binatang pengerat, tetapi dalam hal ini yang menjadi prioritas
17
2.2.1 Penyediaan Air Bersih Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan
manusia, karena tanpa air manusia tidak dapat hidup. Namun demikian air dapat menjadi
malapetaka, bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar baik kuantitas maupun
kualitasnya. Pertumbuhan penduduk dan kegiatan manusia menyebabkan pencemaran sehingga
kualitas air yang baik dan memenuhi persyaratan tertentu sulit diperoleh (Raini, 2004). Selain
sebagai komonen lingkungan, air juga merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan
setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun
dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk
memasak, mencuci, mandi, dan membersihkan kotoran yang ada di sekitar rumah. Air juga
digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadam kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat
badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi pada masing-masing orang, bahkan juga
bervariasi antara bagian-bagian tubuh seseorang. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu
per hari berkisar antara 100-200 liter atau 35-40 galon (Chandra, 2007). Air yang diperuntukkan
bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman, yang kualitasnya
memenuhi syarat kesehatan. Dimana kualitas air adalah kondisi kualitatif air yang diukur dan
atau diuji berdasarkan syarat-syarat tertentu dan metode tertentu berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990. Syarat-syarat kualitas air bersih meliputi:
18
1. Syarat fisik a. Tidak berwarna Air untuk rumah tangga harus jernih, air yang berwarna berarti
mengandung bahan-bahan lain yang berbahaya bagi kesehatan (Slamet, 2007). b. Tidak berbau
Bau air tergantung dari sumber airnya. Bau air dapat disebabkan oleh bahan- bahan kimia,
ganggang, plankton atau tumbuhan dan hewan air baik yang hidup maupun yang sudah mati
(Slamet, 2007). c. Tidak berasa Secara fisik air bisa dirasakan oleh lidah, air yang terasa asam,
manis, pahit atau asin menunjukkan bahwa kualitas air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan
oleh garam-garam tertentu yang larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam
organik maupun asam anorganik (Slamet, 2007). d. Kekeruhan Air dikatakan keruh apabila air
tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan padatan sehingga memberikan warna yang
berlumpur dan kotor. Bahan-bahan yang menyebabkan kekeruhan meliputi tanah liat, lumpur,
dan bahan-bahan anorganik (Slmaet, 2007). 2. Syarat kimia Air bersih yang memenuhi
persyaratan kesehatan tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia maupun mineral
karena selain menimbulkan gangguan kesehatan juga merusak instalasi penyediaan air bersih
(Slamet, 2007).
19
3. Kesadahan Kesadahan adalah merupakan sifat air yang disebabkan oleh adanya ion-ion
(kation) logam valensi dua. Ion-ion semacam itu mampu bereaksi dengan sabun membentuk
kerak air. Kesadahan dalam air sebagian besar adalah berasal dari kontaknya dengan tanah dan
permukaan batuan. Pada umumnya air sadah berasal dari daerah dimana lapis tanah atas (topsil)
tebal, dan ada pembentukan batu kapur (Sutrisno, 2006). 4. Syarat mikrobiologi Air sebaiknya
tidak mengandung bakteri pathogen dan tidak boleh mengandung bakteri golongan coli yang
mengganggu kesehatan. Standar yang dipakai adalah total bakteri Coliform dengan batas tidak
boleh lebih dari 1 coli/100 ml air (Sutrisno, 2006). 5. Syarat radioaktif Yaitu adanya batas
tertinggi yang diperkenankan adanya aktivitas Alpha (Gross Alpha Activity) tidak boleh lebih
dari 0,1 Bq/L dan aktivitas Beta (Gross Beta Activity) tidak boleh lebih dari 0,1 Bq/L (Slamet,
2007). Air dinyatakan tercemar bila mengandung bibit penyakit, parasit, bahan-bahan kimia
yang berbahaya dan sampah atau limbah industri. Penyakit yang menyerang manusia dapat
ditularkan dan menyebar secara langsung maupun tidak langsung melalui air. Penyakit yang
ditularkan melalui air disebut sebagai waterbone disease atau water-related disease. Sementara
itu, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan air dapat dibagi dalam kelompok-kelompok
berdasarkan cara penularannya. Mekanisme penularan penyakit sendiri terbagi menjadi empat,
yaitu (Chandra, 2007):
20
1. Water borne disease, yaitu jika kuman pathogen yang terdapat dalam diminum oleh manusia
sehinggga terjadi penjangkitan penyakit pada orang yang meminum air dimaksud, misalnya
penyakit cholera, thypus, abdominalis, hepatitis, dan disentri baselir. Pengawasan terhadap
penularan penyakit ini sangat diperlukan terutama pengawasan terhadap penggunaan air bersih 2.
Water based disease, yaitu penularan penyakit yang berkaitan erat dengan penggunaan untuk
membersihkan alat-alat misalnya alat dapur, alat makan dan pembersihan alat lain. Penularan
penyakit dengan cara water based ini antara kain infeksi saluran pencernaan, infeksi kulit seperti
skabies dan selaput lendir. 3. Water washed disease, yaitu penyakit yang ditularkan air pada
orang lain melalui persediaan air sebagai pejamu (host) perantara, misalnya schistosomiasis 4.
Vektor-vektor insektisida yang berhubungan dengan air yaitu penyakit yang berkembang biak
dalam air, misalnya malaria, demam berdarah, yellow fever dan trypanosomiasis. Penyakit yang
disebabkan oleh air hanya dapat menular apabila mikroorganisme penyebabnya dapat masuk ke
dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan
jenis mikroba yang dapat menyebar lewat air sangat banyak macamnya, antara lain virus, bakteri,
protozoa, dan metozoa. Perlindungan sumber air merupakan cara paling baik untuk
mengamankan air minum dan akan terjadi relatif lebih mudah daripada melakukan pengolahan
terhadap air yang telah terkontaminasi, guna menjamin kulitasnya agar sesuai untuk dikonsumsi
(Depkes RI, 1996). Oleh karena itu masyarakat perkotaan membutuhkan
21
keberadaan PDAM untuk mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi (Raini,
2004). Air PDAM adalah air yang diambil dari mata air atau sumber air dan dikelola oleh suatu
Perusahaan Daerah Air Minum yang mana air tersebut telah disterilkan dengan bahan kimia yang
disebut khlor dan didistribusikan kepada masyarakat dan digunakan untuk berbagai kehidupan
sehari-hari termasuk sebagai sumber bahan baku air minum. Akan tetapi dalam kenyataannya
pemakaian air PDAM tersebut tidak diiringi dengan usaha-usaha untuk menjaga kebersihan
lingkungan sehinggan mengakibatkan terjadinya penurunan terhadap kualitas air sesuai dengan
syarat kulitas air yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan (Raini, 2004). 2.2.2 Kondisi
Fisik Rumah 1. Ventilasi Udara segar diperlukan dalam rumah untuk mengganti udara ruangan
yang sudah terpakai. Udara segar diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara
dalam ruangan. Menurut Sarudji (2010), rumah harus memiliki sistem pertukaran udara yang
baik, karena penghuni memerlukan udara yang segar. Setiap ruang/kamar memerlukan ventilasi
yang cukup untuk menjamin kesegaran penghuninya. Ventilasi adalah usaha untuk memenuhi
kondisi atmosfer yang menyenangkan dan menyehatkan manusia. Ventilasi bermanfaat bagi
sirkulasi pergantian udara dalam rumah serta mengurangi kelembaban. Keringat manusia juga
dikenal mempengaruhi kelembaban. Semakin banyak manusia dalam satu ruangan, kelembaban
semakin
22
tinggi khususnya karena uap air baik dari pernafasan maupun keringat. Kelembaban dalam
ruangan tertutup dimana banyak terdapat manusia di dalamnya lebih tinggi dibanding di luar
ruangan (Sarudji, 2010). Ventilasi mempengaruhi proses dilusi udara, juga dengan kata lain
mengencerkan konsentrasi debu ataupun kotoran terbawa keluar dan mati terkena sinar
ultraviolet. Ventilasi juga merupakan tempat untuk memasukkan cahaya ultraviolet ke dalam
rumah, hal ini akan semakin baik apabila konstruksi rumah menggunakan genteng kaca, maka
hal ini merupakan kombinasi yang baik (Achmadi, 2008). Menurut persyaratan ventilasi yang
baik adalah 10% dari luas lantai rumah (Kepmenkes, 1999). Secara umum, penilaian ventilasi
rumah dengan cara membandingkan antara
luas ventilasi dan luas lantai rumah, dengan menggunakan role meter. Menurut
adalah 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat
Menurut Sarudji (2010), ventilasi yang baik dalam suatu ruangan memerlukan
persyaratan tertentu, diantaranya yang penting adalah luas lubang ventilasi tetap,
minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas ventilasi insidental (yang
satu fungsi ventilasi adalah menjaga aliran udara dalam rumah tersebut tetap
23
Universitas Sumatera Utara
segar. Luas ventilasi rumah yang 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat
kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit. Fungsi
terutama bakteri patogen, karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus
Menurut Notoatmodjo (2007), fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan selalu tetap
di dalam kelembaban (humidity) yang optimum. Selain itu luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar
matahari yang masuk ke dalam rumah. Kualitas udara di dalam rumah berkaitan dengan
masalah ventilasi dan kegiatan penghuni di dalamnya. Bertambahnya jumlah penduduk dalam
pemukiman di perkotaan maupun di pedesaan, menyebabkan kepadatan bangunan dan sulit
membuat ventilasi dan bahkan ada rumah yang tidak mempunyai jendela, tidak ada lubang angin
dan tidak pernah ada sinar matahari masuk, menyebabkan keadaan udara dalam rumah terasa
pengap (Depkes, 2002). Pengaruh buruk berkurangnya ventilasi adalah berkurangnya kadar
oksigen,
bertambahnya gas CO2, adanya bagu pengap, suhu udara ruangan naik, dan
24
gerak udara 5-20 cm per detik atau pertukaran udara bersih antara 25-30 cfm
(cubic feet per minute) untuk setiap yang berada di dalam ruangan (Depkes,
2002).
2. Kelembaban
Kelembaban terdiri dari dua jenis yaitu kelembaban absolut dan kelembaban
nisbi. Kelembaban absolut berat uap air per unit volume udara. Sedangkan
kelembaban nisbi adalah banyaknya uap air dalam udara pada suatu temperatur
terhadap banyaknya uap air pada saat udara jenuh pada uap air pada temperatur
suhu udara, maka kelembaban udaranya akan semakin rendah. Kelembaban yang
yang tinggi dapat mempengaruhi penurunan daya tahan tubuh seseorang dan
dianggap baik jika memenuhi 40-70% dan buruk jika kurang dari 40% atau lebih
25
Kelembaban berkaitan erat dengan ventilasi karena sirkulasi udara yang tidak
lancar akan mempengaruhi suhu udara dalam rumah menjadi rendah sehingga
kelembaban udaranya tinggi. Sebuah rumah yang memiliki kelembaban udara
tinggi memungkinkan adanya tikus, kecoa dan jamur yang semuanya memiliki
peran besar dalam patogenesis penyakit pernafasan (Krieger dan Higgins, 2002).
akan membawa pengaruh bagi penghuninya. Rumah merupakan media yang baik
Selain itu kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran mukosa hidung
3. Pencahayaan
Salah satu syarat rumah sehat adalah tersedianya cahaya yang cukup, karena
suatu rumah yang tidak mempunyai cahaya selain dapat menimbulkan perasaan
26
Pencahayaan alami dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh
ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan (Kepmenkes, 1999). Menurut
Sarudji (2010), cahaya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : a. Cahaya alamiah, yakni
matahari. Cahaya matahari ini sangat penting, karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen
di dalam rumah. Oleh karena itu, rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang
cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya (jendela) luasnya sekurang-kurangnya 15% sampai 20%
dari luas lantai yang terdapat di dalam ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat
jendela diusahakan agar sinar matahari dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang
oleh bangunan lain. Fungsi jendela disini, disamping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk
cahaya. Lokasi penempatan jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari
lama menyinari lantai (bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus ditengah-
tengah tinggi dinding (tembok). Jalan masuknya cahaya ilmiah juga diusahakan dengan genteng
kaca. Genteng kaca dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa pada
waktu pembuatannya kemudian menutupnya dengan pecahan kaca. b. Cahaya buatan, yaitu
menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu minyak tanah, listrik, api dan
sebagainya. Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari terangnya sumber cahaya (brighness of
the source). Pencahayaan buatan bisa terjadi dengan tiga cara yaitu direct, indirect dan semi
direct atau general diffusing.
27
udara didalam rumah. Dimana semakin banyak jumlah penghuni maka akan
semakin cepat udara dalam rumah mengalami pencemaran oleh karena CO2
dalam rumah akan cepat meningkatkan dan akan menurunkan kadar O2 yang
diudara (Sukini, 1989). Manusia dalam kehidupan sehari-hari akan membutuhkan udara 33 m2
per jam atau 40 liter/menit. Dari 40 liter itu jumlah oksigen yang
diambil adalah sebanyak 2 liter dan menghasilkan 1,7 liter gas asam arang.
Dengan demikian akan meningkatkan kadar CO2 yang telah ada didalam rumah
dan akan menurunkan kadar oksigen di dalam udara. Konsep Departemen Kesehatan RI yang
menggunakan luas lantai kamar minimal sebesar 4,5 m2 dan anak-anak usia 1-10 tahun
memerlukan 1,5 m2
5. Lantai rumah
Lantai rumah jenis tanah memiliki peran terhadap proses kejadian penyakit,
bagian bawah, konstruksi lantai rumah harus rapat air dan selalu kering agar
mudah dibersihkan dari kotoran dan debu. Selain itu dapat menghindari naiknya
mencegah masuknya air ke dalam rumah, maka lantai rumah sebaiknya dinaikkan
28
20 cm dari permukaan tanah. Keadaan lantai rumah perlu dibuat dari bahan yang
kedap terhadap air sehingga lantai tidak menjadi lembab dan selalu basah seperti
Lantai yang tidak memenuhi syarat dapat dijadikan tempat hidup dan
dalam ruangan lembab, pada musim panas lantai menjadi kering sehingga dapat
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Dari pernyataan tersebut dapat diartikan
bahwa kebersihan perorangan atau personal hygiene adalah suatu tindakan untuk
Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan
mandi, toileting, kebersihan tubuh secara umum dan berhias. Personal hygiene atau
29
diri yang buruk. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh
terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut,
dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh
1. Kebersihan Kulit
Kulit merupakan salah satu aspek vital yang perlu diperhatikan dalam higiene perorangan. Kulit
merupakan pembungkus yang elastik, yang melindungi tubuh dari pengaruh lingkungan, dan
bersambungan dengan selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubang-lubang masuk
kulit. Begitu vitalnya kulit, maka setiap ada gangguan dalam kulit, dapat menimbulkan berbagai
masalah yang serius dalam kesehatan. Sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit
memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang akan
masuk melewati kulit. Kulit sebagai organ terberat dalam tubuh memiliki peranan yang sangat
sentral dalam menjaga keutuhan badan. Kulit memiliki fungsi yang beragam yang membantu dan
menjalankan sistem kerja tubuh. Kulit merupakan lapisan terluar dari tubuh dan bertugas
melindungi jaringan
tubuh di bawahnya dan organ-organ yang lainnya terhadap luka, dan masuknya
perawatan terhadap kesehatan dan kebersihan kulit. Menjaga kebersihan kulit dan
30
perawatan kulit ini bertujuan untuk menjaga kulit tetap terawat dan terjaga
sehingga bisa meminimalkan setiap ancaman dan gangguan yang akan masuk
menjaga kebersihan dan perawatan kulit. Setiap kondisi yang mengenai pada kulit
lama pada kulit, dan sebagainya) sudah cukup untuk mengganggu fungsional kulit
Peranan kulit dalam menjaga keutuhan tubuh tidak selamanya mudah. Sebagai
organ proteksi peranan kulit tidak luput dari berbagai masalah-masalah yang bisa
membahayakan kulit itu sendiri.
2. Kebersihan Rambut
31
pada manusia akan membuat penampilan rambut menjadi kusut, kusam, tidak rapi
Rambut terdiri dari bagian yang terbenam dalam kulit (akar rambut) dan
bagian yang berada diluar kulit (batang rambut). Ada dua macam tipe rambut,
yaitu lanugo yang merupakan rambut halus, tidak mengandung pigmen dan
terdapat pada bayi, dan rambut terminal yaitu rambut yang lebih kasar dengan
Dengan selalu memelihara kebersihan rambut dan kulit kepala, maka perlu
kurangnya 2x seminggu
Kesehatan yang baik secara menyeluruh penting artinya bagi rambut yang
menarik, dan seperti halnya kulit, kebersihan membantu kita memelihara badan
supaya menarik. Penyakit berpengaruh buruk pada rambut, terutama jika terdapat
kelainan endokrin, suhu badan yang naik, kurang makan, rasa cemas atau
ketakutan.
32
d. Menyisir rambut dengan lembut saat rambut masih dalam keadaan agak
basah.
menggunakan gunting yang tajam. Gunting yang kurang tajam hanya akan
berefek negatif pada akar rambut dan merusak struktur rambut anda.
darah, termasuk peredaran darah ke kulit kepala yang dapat menutrisi akar
33
Sebagaimana struktur tubuh yang lainnya, maka rambut juga tidak akan
kulit (misalnya kaki) dapat menimbulkan sensasi nyeri serta sangat mengganggu
banyak karena besarnya rentang gerak antara ibu jari dan jari yang lainnya,
sehingga setiap kondisi yang mengenai tangan secara otomatis akan mengganggu
Perawatan tangan, kaki dan kuku secara wajar penting artinya bagi manusia dalam usia
berapapun dan kapanpun, akan tetapi dengan semakin bertambahnya usia dan terutama pada saat
sakit, perawatan tangan, kaki dan kuku akan semakin penting. Perawatan kaki, tangan yang
baik dimulai dengan menjaga kebersihan termasuk didalamnya membasuh dengan air bersih,
mencucinya dengan sabun
34
atau detergen, dan mengeringkannya dengan handuk. Hindari penggunaan sepatu yang sempit,
karena merupakan sebab utama gangguan kaki dan bisa mengakibatkan katimumul (kulit ari
menjadi mengeras, menebal, bengkak pada ibu jari kaki dan akhirnya melepuh). Hindari juga
penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah usang, dan kotor, karena bisa menimbulkan bau pada
kaki, alergi dan infeksi pada kulit kaki. Sedangkan perawatan pada kuku dapat dilakukan dengan
memotong kuku jari tangan dan kaki dengan rapi dengan terlebih dahulu merendamnya dalam
sebaskom air hangat, hal ini sangat berguna untuk melunakkan kuku sehingga mudah dipotong.
Kuku jari tangan dipotong sedemikian rupa mengikuti alur pada jari tangan sedangkan kuku jari
kaki dipotong lurus. Kuku merupakan salah satu dermal appendages yang mengandung lapisan
tanduk yang terdapat pada ujung-ujung jari tangan dan kaki. Seperti halnya kulit, tangan kaki
dan kuku harus dipelihara dan ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan
hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki dan kuku yang bersih juga
menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Kuku dan tangan yang kotor dapat membahayakan
kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka
perlu diperhatikan sebagai berikut: a. Membersihkan tangan sebelum makan b. Memotong kuku
secara teratur c. Mencuci kaki sebelum tidur
35
diklasifikasikan dalam 3 (tiga) klas, yaitu: (a) Rumah Tahan Negara Klas I, (b)
Rumah Tahanan Negara Klas IIA dan (c) Rumah Tahanan Negara Klas IIB serta
didukung oleh Cabang Rumah Tahanan, Klasifikasi tersebut didasarkan atas kapasitas
dan lokasi.
Rumah Tahanan sebagai salah satu tempat yang sulit untuk menjalankan
program pencegahan dan perawatan efektif bagi warga binaan. Namun sampai akhir
tahun 2010, dari 207 Lapas dan 190 Rumah Tahanan di Indonesia dan tersebar di 33
mempunyai hak yang sama dengan anggota masyarakat lainnya untuk mendapatkan
derajat kesehatan yang optimal. Salah satu aspek penting yang memerlukan perhatian
yaitu keadaan kesehatan baik fisik, mental maupun sosial. Perlakuan dan pelayanan
kesehatan pada tahanan, narapidana atau anak didik pemasyarakatan dapat dipakai
sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan di bidang hukum baik secara
36
2.6. Pemeriksaan Kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan Hak untuk mendapatkan perawatan
kesehatan merupakan standar
internasional hak asasi manusia yang penting. Hak ini tidak hilang meskipun
hak ini pindah ke Rumah Tahanan atau Lapas karena narapidana tidak bisa
Ini adalah salah satu prinsip-prinsip kunci dalam Peraturan Minimum Standar
Perlakuan terhadap narapidana. Hal ini berarti apabila narapidana tidak dapat mencari
narapidana tidak bisa berkunjung ke dokter yang ada di luar Rumah Tahanan atau
Lapas, maka dokter tersebut yang akan mengunjungi narapidana. Hal tersebut berlaku
juga untuk dokter gigi, dan untuk ahli kesehatan jiwa (Nemberini, 2007).
sekurangnya sama dengan standar kesehatan yang ada di masyarakat. Tak seorang
pun harus menderita karena tidak adanya perawatan kesehatan hanya karena mereka
di penjara. Selain itu, karena banyak orang miskin dan yang berpenyakit masuk
penjara, otoritas lapas harus memperkirakan kebutuhan perawatan kesehatan yang
lebih besar bagi narapidana yang ada di masyarakat pada umumnya (Nemberini,
2007).
perawat yang berkualitas harus tersedia. Petugas lapas juga harus membantu
37
pertama kepada narapidana yang cedera. Petugas lapas tidak b oleh menghalangi
mereka harus membantu narapidana untuk menemui petugas medis. Ini juga berlaku
untuk semua warga binaan pemasyarakatan baik itu sangat jahat sekalipun. Semua
tergantung petugas medis untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan terhadap
warga binaan pemasyarakatan, dan bukan petugas Rumah Tahanan atau Lapas
(Nemberini, 2007).
Penyakit kronis dan menular adalah yang terutama penting. Obat-obatan harus
tersedia bilamana diresepkan oleh dokter. Petugas lapas harus membantu agar semua
ini dapat berjalan dengan lancar. Petugas lapas perlu memahami apa yang dimaksud
dengan kontrol penyakit menular, dimana mereka harus dilatih dalam upaya
pencegahan penyakit menular. Ini adalah cara yang efektif untuk melindungi petugas,
rekan kerja mereka dan narapidana. Pencegahan ini diberlakukan agar semua cairan
tubuh seperti air liur, air seni, darah dan tinja yang mungkin dapat ditularkan akan
dapat dicegah. Mereka melakukan tindakan ini agar kekhawatiran khususnya akan
terjangkit atau tidaknya petugas dan nadapidana di lapas. Perlakuan setiap orang
seakan-akan mereka telah tertular, termasuk nadapidana dan petugas lainnya di lapas
akan memperlakukan setiap cairan tubuh yang tertumpah seakan-akan itu menular,
38
Berdasarkan teori simpul, maka kerangka teori dalam penelitian ini dibuat
sebagai berikut :
penyakit skabies dalam hal ini adalah tungau kecil yang dapat menimbulkan
gangguan penyakit skabies melalui kontak secara langsung atau melalui media
perantara (yang juga komponen lingkungan). Umumnya melalui sekret dan eskret
Komponen Lingkungan - Air - Manusia melalui kontak langsung dan tidak langsung - Rumah
tahanan
Penderita Skabies
Tidak menderita penyakit scabies
Variabel lain yang berpengaruh - Lingkungan strategis/politik - Iklim - Topografi - Suhu - Dll
39
yang dihasilkan oleh tungau yang dapat menyebabkan bintik (papul, gelembung yang
hanya ada 5 komponen lingkungan sebagai media transmisi penyakit yaitu udara, air,
tanah, binatang/serangga, dan manusia. Dimana pada kejadian penyakit skabies dapat
dilihat pada manusia yang terinfeksi skabies akan menularkan penyakit skabies pada
orang lain, baik melalui kontak langsung dan kondisi rumah tahanan.
lingkungan yang mengandung potensi bahaya penyakit. Dalam hal ini penyakit
berupa variabel iklim, topografi, temporal dan suprasistem lainnya yaitu keputusan
politik berupa kebijakan mikro yang bisa mempengaruhi semua simpul
Landasan teori dalam penelitian mengacu pada konsep teori simpul bahwa
40
Klas I Medan dipengaruhi oleh faktor karateristik dan higiene perorangan pada warga
Sanitasi Lingkungan a. Penyediaan Air Bersih b. Kondisi Fisik Rumah Tahanan - Ventilasi -
Kelembaban - Pencahayaan - Kepadatan Penghuni - Lantai Rumah
Higiene Perorangan a. Kebersihan Rambut b. Kebershan Kulit c. Kebersihan Tangan, Kaki dan
Kuku
41