Вы находитесь на странице: 1из 20

1.

PENDAHULUAN

1. Latar Bealakang

Kayu merupakan hasil hutan dari sumber daya alam yang merupakan
bahan mentah yang mudah diproses menjadi barang atau bentuk lain yang sesuai
dengan kemajuan teknologi. Pengertian kayu adalah suatu barang yang diporoleh
dari hasil pemungutan pohon di hutan yang merupakan bagian pohon tersebut.
Kayu berasal dari berbagai pohon yang memiliki sifat berbeda-beda. Bahkan dari
pohon memiliki sifat agak berbeda. Sifat yang dimaksud antara lain sifat anatomi
kayu, sifat fisika dan kimianya. Dalam hubungannya maka ada perlunya jika sifat-
sifat kayu itu diketahui lebih dulu, sebelum dipergunakan berbagai bahan
bangunan industri kayu, maupun untuk pembuatan perabotan.
Kayu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan tersedia
dalam berbagi macam spesies. Namun, salah satu sifat kayu yang tidak
menguntungkan adalah kepekaan terhadap faktor perusak kayu, baik faktor biotik
maupun non biotik. Faktor biotik perusak kayu antara lain adalah jamur, bakteri,
serangga dan cacing laut. Faktor perusak kayu non biotik meliputi pengaruh
mekanis, kimia dan fisis pada kayu.
Berat jenis kayu adalah salah satu sifat fisika kayu yang paling penting.
Kebanyakan sifat mekanik kayu sangat berhubungan dengan berat jenis dan
kerapatan. Di dalam bahasan-bahasan umum istilah berat jenis dan kerapatan
sering digunakan secara campur aduk. Namun, seperti yang akan dibahas
kemudian istilah-istilah ini mempunyai arti yang tepat dan berbeda meskipun
keduanya mengacu pada konsep yang sama. Kekuatan maupun kekakuan kayu
naik dengan berat jenis. Ciri transmisi panas kayu naik dengan berat jenis seperti
halnya panas per satuan volume yang dihasilkan dalam pembakaran. Kelakuan
penyusutan dan pengembangan kayu juga terpengaruh, meskipun hubungannya
tidak begitu langsung seperti halnya sifat-sifat kekuatan. Sifat-sifat fisik lainnya
adalah kadar air, kembang susut dan kekuatan kayu.
1.2. Tujuan
1. Menggambarkan ke tiga penampang dan arah dari sampel kayu
2. Untuk mengetahui sifat-sifat makroskopis kayu
3. Menjelaskan perbedaan antara penampang dan arah kayu
4. Mengamati stuktur kayu secara mikroskopis
5. Mencantumkan keterangan tentang sel kayu pada gambar

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan


mempergunakan alat bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10
kali. Sifat makroskopis kayu dapat diidentifikasi dari beberapa hal, yaitu warna
kayu, tekstur, arah serat, corak, berat, kesan raba, lingkaran tumbuh dan bau.
(Haygreen dan Bowyer 1996) Perbedaan tekstur pada berbagai jenis kayu
disebabkan oleh adanya variasi tekstur sel dan ukuran sel penyusun masing-
masing kayu yang berbeda. Kayu yang memiliki pori besar kemungknan
memiliki tekstur yang kasar sedangkan kayu yang berpori kecil memiliki tekstur
yang halus (Dumanauw, 1990).

1.Tekstur Kayu

Tekstur sering digunakan secara umum menyatakan semua sel kayu yang
terpisahkan dalam proses pempuatan pulp. Namun dalam konteks morfologi kayu
istilah tekstur adalah xylem kayu teraspanjang meruncing dan biasa berdinding
tebal (Haygreen dan Bowyer, 1996).
2. Kekerasan Kayu
Kekerasan atau kelunakkan kayu merupakan petunjuk penting dalam
menentukan sifat fisik kayu. Kekerasan dari suatu jenis kayu biasanya ditentukan
oleh banyak tidaknya zat dinding sel dalam kayu. Kayu keras biasanya dihasilkan
dari kayu daun lebar yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau atau
musim gugur sedangkan kayu daun jarum menghasilkan kayu lunak. Dalam
pembagian antara kayu daun lebar dan kayu daun jarum didasarkan atas ada
tidaknya pembuluh (Sjostrom, 1995).
3. Kilap Kayu
Kilap kayu adalah suatu sifat kayu yang dapat memantulkan cahaya
dimana kilap kayu bergantung pada sudut datangnya sinar yang mengenai
permukaan kayu dan juga tergantung pada tipe sel yang menyusun permukaan
kayu. Kayu berkadar ekstraktif lebih berkilap dari pada yang berkadar ekstraktif
Arah serat adalah arah sejajar sumbu batang yang sebagian besar serat kayunya
meruncing dan panjang. Arah serat dapat ditentukan oleh alur-lur yang terdapat
pada permukaan kayu. Kayu dikatakan berserat lurus jika arah sel-selnya
melintang atau membentuk sudut terhadap sumbu panjang batang, maka kayu
tersebut dikatakan serat moncong (Dumanauw, 1990).
4.Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang kita peroleh saat kita meraba permukaan
suatu kayu tertentu. Ada kayu yang bila diraba terasa kasar, licin dan sebagainya.
Kesan raba yang berbeda-beda tersebut untuk setiap jenis kayu tergantung dari
tekstur kayu, besra kecilnya air dan dikandung serta kadar zat ekstraktif yang
terdapat pada kayu (Dumanauw, 1990). Sebagai salah satu kebutuhan manusia,
kayu diperlukan untuk berbagai kebutuhan hidup seperti untuk bahan bangunan,
bahan baku perabot rumah tangga dan lain-lain. Dengan bertambahnya populasi
manusia maka kebutuhan akan kayu juga semakin meningkat. Kayu memiliki
sifat-sifat yang berbeda, baik itu antar jenis kayu maupun pada jenis kayu yang
sama, bahkan dalam satu pohon pada posisi yang berbeda sifat fisik dan
mekaniknya berbeda. Selain itu kita perlu mengetahui banyak hal seperti ciri
anatomi, ciri umum, sifat dan kegunaan kayu tersebut.
5.Warna Kayu
Warna kayu adalah warna kayu dari kayu asli (kayu teras) dan dapat di
lihat pada goresan/bidang baru yang belum kena pengaruh air,matahari,dan lain-
lain pengaruh luar dan dalam waktu lama.Warna kayu dapat berubah karena
pewarnaan, pengasahan dan lain-lain.Selain kekuatan kayu, keawetan,gambaran
serat, warna kayu juga merupakan syarat dalam memilih kayu.Kayu gubal
umumnya berwarna muda seperti putih,kuning,coklat muda,sedangkkan kayu
teras berwarna tua seperti coklat,coklat kemerah-merahan,hitam,kuning tua dan
sebagiannya.

6. Bau dan Rasa


Bau dan rasa merupakan satu kesatuan,artinya dengan melakukan salah
satu pengamatan bisa mewakili keduanya.Rasa kayu jarang dipakai karena
kemungkinan negatif akibatnya.Oleh karena itu bau kayu di anggap dapat
mewakili bau dan rasa.Bau kayu yang dimaksudkan adalah bau yang
khas(spesifik).pengamatan harus pada bidang yang masih baru/segar.
Penampilan sifat makroskopis kayu berbeda-beda menurut bidang
orientasi. Bidang orientasi adalah bidang pembantu yang diperlukan dalam
pengenalan kayu sehingga diperoleh kesan yang sebenarnya dari sifat-sifat atau
tanda yang diperlukan dalam pengenalan. Bidang orientasi terdiri atas tiga bidang,
yaitu bidang lintang (Cross Section), bidang radial (Radial Section) dan tangensial
(Tangensial Section).
A. Bidang Lintang (Cross Section) adalah suatu bidang yang dibuat dengan cara
memotong batang tegak lurus pada sumbu vertikal batang. Sumbu vertikal adalah
garis yang tepat melalui pusat lingkaran dan tegak lurus terhadap bidang lintang
tersebut.
B. Bidang Radial (Radial Section) adalah bidang yang dibuat dengan cara memotong
kayu menurut garis sumbu (searah) vertikal batang dan dipotong melalui atau
sejajar dengan jari-jari kayu dan tegak lurus dengan lingkar tumbuh.
C. Tangensial (Tangensial Section) adalah bidang yang dihasilkan apabila phon
dibelah oleh suatu bidang sembarang yang sejajar dengan sumbu batang tetapi
tidak melaluinya dan tegak lurus salah satu jari-jari.
Susunan sel-sel kayu daun lebar berbeda-beda pada tiap jenis kayu, dan
perbedaan inilah yang dapat digunakan dalam identifikasi kayu.
1. Pembuluh atau Pori
Suatu sel pembuluh pada bidang lintang berbentuk seperti suatu lubang kecil
yang bisa dilihat dengan mata biasa dan karena itu dinamakan juga pori
Ciri pembuluh dapat berbeda antara satu jenis kayu dengan jenis kayu lainnya,
yaitu meliputi: sebaran, diameter, frekuensi, bentuk bidang perforasi dan isi pori.
2. Sebaran Pembuluh
Tata Iingkar. Pori tersebar pada permukaan bidang lintang sedemikian rupa
sehingga terdapat zone-zone konsentris yang terdiri atas pori berukuran besar dan
kecil secara bergantian.
3. Susunan Pembuluh
Pembuluh dapat Soliter atau dapat pula berupa gandaan dua pembuluh atau
lebih. Arah penggandaan dapat radial, tangensial, diagonal atau dapat pula ke
berbagai arah. Pembuluh dikatakan soliter jika berdiri sendiri-sendiri. Pembuluh
dikatakan berganda jika dua atau lebih pembuluh bersinggungan sedemikian rupa,
sehingga dinding singgung tampak datar. Gandaan dua buah pembuluh sering
juga disebut pasangan. Pembuluh dikatakan berpasangan atau berganda radial jika
tersusun searah dengan arah jari-jari, dikatakan pasangan atau gandaan diagonal
jika arah penggandaan membentuk sudut terhadap arah jari-Jari; dikatakan
pasangan atau gandaan tangensial jika arah penggandaan tegak lurus terhadap
arah jari-jari; apabila penggandaan terjadi ke berbagai arah dikatakan bergerombol
(Cluster).
Secara makroskopis cukuplah kiranya memakai ukuran-ukuran pori seperti yang
dibuat Balan Menon sebagai berikut :
Besar, jika pori mudah dibedakan satu dari yang lain (secara individual)
dengan mata biasa (tanpa lup)
Sedang, jika pori-pori kelihatan dengan mata, tetapi tidak dapat dibedakan
secara individual.
Kecil, jika pori tidak nampak dengan mata.
Sangat kecil, tidak jelas walaupun pakai lup.

4. Bentuk Bidang Perforasi


Kedua dinding ujung sel sel pembuluh (pori) mempunyai lubang-lubang dan
disebut bidang perforasi yang bentuknya khas menurut jenis. Ada tiga bentuk
bidang perforasi, yaitu :
A. Bidang perforasi sederhana (simpel perforation plate)
B. Bidang perforasi bentuk tangga (scalariform perforation plate)
C. Bidang perforasi bentuk tapisan atau saringan (sieve perforation plate)
5. Isi Pembuluh atau Pori
Pembuluh (pori) dapat terlihat kosong tetapi dapat pula berisi sesuatu. lsinya dapat
berupa tilos yaitu benda yang tampak dengan bantuan lup seperti gelembung
mengkilap yang menyumbat pembuluh. Isi pembuluh dapat juga benupa endapan
(deposit) yang dapat berwarna putih, coklat, kuning atau hitam, tetapi tidak
mengkilap.
Secara garis besar susunan parenkim dibagi atas dua tipe berdasarkan
hubungannya dengan pembuluh, yaitu parenkim paratrakea dan parenkim
apotrakea.Parenkim Apotrakea
Yang termasuk parenkim apotrakea adalah semua bentuk parenkim yang tidak
berhubungan langsung dengan pembuluh.
6. Jari-Jari Kayu
Dengan mata biasa jari-jari terlihat pada bidang lintang berbentuk garis halus
atau tebal yang berjalan dan pusat empulur kearah luar. Jari-jari nampak dengan
lup pada penampang lintang kayu seperti garis-garis yang sejajar satu dengan
yang lain. Pada bidang radial, jari-jari tampak seperti pita-pita putus kearah
horisontal. Jika tingginya cukup maka jari-jari akan tampak seperti sapuan kuas
kearah horisontal.
Pada bidang tangensial berbentuk garis tipis pendek kearah longitudinal.
Pada jenis kayu tertentu jari-jari tersusun bertingkat dalam barisan teratur yang
menimbulkan kesan lipatan-lipatan atau kerinyut pada permukaan tangensial dan
disebut tanda kerinyut.
7. Sel Parenkim (parenchyma cell,sort tissue)
Ada atau tidaknya merupakan tanda penting dalam pengenalan kayu.Sel
parenkim dapat diaamati pada bidang melintang kayu jika ada sel-sel
parenkim,maka sel-sel tersebut dapat tersebar secara terpisah sehinnga sulit untuk
melihatnya secara makroskopis.Tetapi dapat juga dikumpul rapat di dalam
kelompok-kelompok yang kecil atau besar yang memberikan gambaran-gambaran
dan berguna bagi pengenalan kayu.
a. Parenkim apotrakeal(apotrakeal paranchyma),jika sel-sel atau kelompok sel-sel
parenkim tidak berhubungan denhan pori seperti terminal inisial,diffus dan
metatrakeal konsenrik.
b. Parenkim paratrakeal(paratracheal paranchyma),jika sel-sel atau kelompok sel
parenkim berhubungan dengan pori seperti menyinggung,mengelilingin pori
secara sepihak atau seluruhnya seperti vasisentrik,abaxial dan paratrakeal jarang.
8. Saluran interseluler
Adanya saluran interseluler penting untuk dicatat,sebab terdapat konstan
pada jenis-jenis tertentu.Pada bidang melintang kayu,saluran ini kelihatan seperti
lubang-lubang yang dapat di bedakan dengan pori-pori.Saluran ini di beri nama
sesuai dengan isi yang terdapat di dalamnya.Isi saluran interseluler dapat berupa
damar,getah,gom baik dalam bentuk padat atau cair dengan tingkat kekentalan
tertentu.
9.Serabut (fiber) dan trakeida
Serabut daun kayu memiliki dinding yang tebal dan berfungsi sebagai
penunjang mekanis.Dalam pengelolahan kayu,dimensi serabut penting diketahui
dan merupakan petunjuk sifat fisika,mekanika,panel-panel kayu,pulp kertas,dan
lain-lain.
Struktur anatomi kayu daun jarun lebih sederhana di bandingkan dengan kayu
dan daun.Fungsi trakaid adalah sebagai pengangkut maupun untuk kekuatan pada
penampang melintang,trakeid logitudinal berbentuk poligonal dan tersusun dan
baris radial.Dalam arah vertikal,trakeid kayu daun jarum merupakan suatu sel
linier yang sangat panjang yaitu 75-200 kali lebarnya(Soenardi,1997),dengan
diameter berkisar 25-45 mikro(Haygreen dan Bowyer,1982).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Anatomi dilaksanakan di rumah masing-masing dengan waktu


yang telah di tentukan oleh dosen pengampu.

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum anatomi tersebut :

1. Sepotong kayu berbentuk seperti baji (panjang 10 cm)


2. Kayu berbentuk kubus (5 cm x 5 cm atau 2 cm x 2 cm)
3. Ampelas dan air
4. Gergaji
5. Loupe
6. Cutter
7.Gelas piala
8.Pensil
9.Penggaris
10. Penghapus
11. Kertas A4

3.3 Cara Kerja

1.Tuliskan nama daerah dan nama ilmiah kayu yang diamati


2. Amati dan gambarkan penampang dan arah pengamatan serta struktur anatomi
kayu yang mampu dilihat menggunakan mata biasa dan loupe
3.Warna, diamati warna kayu pada bidang melintang/transversal kayu
segar(setelah di tebang)
4. Kilap,potong kayu berbentuk baji sehingga manpak ke tiga penampang
utama.Amati kilap kayu pada bidang radial
5. Kesan raba,diperoleh dengan menghasulkan permukaan ke tiga penampang
trasnversal menggunakan ampelas.
6.Bau,menggunakan indera penciuman pada pada kayu segar
7.Berat,diperoleh dengan memasukkan potongan kayu ke dalam gelas piala yang
berisi air.Amati berapa banyak bagian dari kayu tersebut yang masuk kedalam air
8.Kekerasan,diamati dengan cara menekan kayu menggunakan kuku.Apabila kayu
mudah di tekan maka kayu tersebut lunak,demikian pula sebaliknya
9.Amati dan gambarkan struktur anatomi kayu pada ke tiga bidang pengamatan
10. Beri keterangan struktur anatomi kayu yang sudah di gambar untuk masing-
masing bidang
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penampang Kayu,Arah Kayu Dan Identifikasi Kayu Secara Makroskopis


4.3 Identifikasi Kayu Secara Mikroskopis
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara
jelas melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan
sebagainya tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam
sifat kasar antara lain adalah :

1. warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras,


2. tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang,
3. arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu,
4. gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial
5. berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis
6. kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu,
7. lingkaran tumbuh, bau, dan sebagainya

5.2 Saran
Sebaiknya pada saat melaksanakan praktikum di lakukan dengan seksama
agar tidak terjadi kesalahan pada saat menggambar dan mencantumkan keterangan
pada gambar.
DAFTAR PUSTAKA

Dumanauw, J.F., 1999. Mengenal Kayu. Pika, Semarang.


Haygreen JG, Bowyer JL. 2003. Hasil Hutan dan Ilmu Kayu Suatu
Pengantar, Terjemahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
http://trisnusatriadi.blogspot.com/2009/05/html.kadar-air-kayu. Makassar
Diakses pada hari kamis, pukul 01.54 WITA
Krisnawati H, Kallio M, dan Kanninen M. 2011. Anthocephalus cadamba Miq
: Ekologi, Silvikultur dan Produktivitas. Bogor : Center for International
Forestry Research.
Martawijaya, 1977 dalam Yudiarti, 2001. Pedoman Identifikasi Jenis Kayu
di Lapangan. Yayasan Porsea. Bogor .
Pandit dan Ramdan, H. 2005, Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu
sebagai Bahan Baku, Tarsito, Bandung
Pandit IKN dan Ramdan H. 2002. Anatomi Kayu : Pengantar Sifat Kayu
sebagai Bahan Baku. Bogor : Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.
Panshin AJ dan De Zeeuw C. 1964. Textbook of Wood Technology 4th Ed.
New York : McGraw Hill.
Sanusi, Djamal. 1990. Teknologi Kayu , Fakultas Kehutanan Universitas
Hasanuddin ; Makasar
Siarudin M dan Marsoem SN. 2007. Karakteristik dan Varisasi Sifat Fisik Kayu
Gajah Mada Universitas Press ; Jogyakarta.
Sarinah,dkk.2016.Anantomi dan Identifikasi Kayu,Jurusan Kehutanan Fakultas
Pertanian Universitas Palangka Raya ; Kalimantan Tengah.
Sjostrom. E. 1995. Kimia Kayu, Fakultas Kehhutanan Universitas Hasanuddin
; Makasar
Sonardi, B. 1974. Ilmu Kayu. Yayasan Pembinaan Pertanian dan Kehutanan,
UGM ; Jogyakarta
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR........................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................... . ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................... . iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... . 1
1.2 Tujuan ..................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODOLOGI
3.1 Tempat dan Waktu .................................................................. 9
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................ 9
3.3 Cara Kerja ............................................................................... 9
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Bidang/ penampang kayu,Arah kayu dan Indentifikasi
kayu secara makroskopis ....................................................... 11
4.2 Sifat-sifat fisik kayu ............................................................... 13
4.3 Indentifikasi kayu secara mikroskopis ................................... 16
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 47
5.2 Saran ....................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman


1. Bidang/penampang kayu,arah kayu dan identifikasi kayu
secara makroskopis ......................................................................... 11
2. Dan sifat-sifat kayu ......................................................................... 13
3. Identifikasi kayu secara mikroskopis .............................................. 16
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penyusun Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaiakan laporan ini tepat pada waktunya. Laporan ini membahas tentang
Anatomi Dan Identifikasi Kayu.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapat tantangan dan


hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga
bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan


baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya. Akhir kata
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.

Palangka Raya, Desember 2016

Penyusun
4.2 Sifat- Sifat Fisik Kayu
LAPORAN

ANATOMI DAN IDENTIFIKASI KAYU

Dosen Pengampuh :
Ir.Sarinah,MP

Grace Siska,S.Hut,MP

Oleh :
SUSI ANNA HUTAGALUNG

CCA 115 005

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN KEHUTANAN
2016

Вам также может понравиться