Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Keseimbangan asam dan basa dalam tubuh sangat penting untuk mempertahankan proses
kehidupan.
Kadar kimia asam basa sukar dipisahkan dengan konsentrasi ion H+. Konsentrasi ion H+
dalam berbagai larutan dapat berubah dan perubahan ini dapat disebabkan oleh berbagai
macam gangguan fungsi sel.
Beberapa Pengertian
Henderson- hesecbach eqitasion menggambarkan hubungan antara pH, PaO2 dan PaCO2.
PENGATURAN
Seseorang dapat merubah konsentrasi CO2 dalam cairan tubuh dengan mempercepat atau
memperlambat kecepatan pernafasan (RR).
Di lain pihak ginjal mampu meningkatkan atau merendahkan konsentrasi HCO3 dalam cairan
tubuh.
Dengan kedua cara regulasi ini, pH dapat disesuaikan dengan keadaan normal.
Tugas buffer adalah memberikan suasana yang seimbang atau homeostatis mekanisme
Paru-paru mengontrol kadar CO2 dan H2CO3 dalam cairan ekstra sel, serta mengatur
ventilasi sesuai dengan jumlah CO2 dalam darah
Misalnya PaCO2 ----- merangsang pusat pernafasan. Paru- paru juga akan mengadakan
kompensasi terhadap gangguan metabolik dengan cara menahan CO2.
Bila terjadi asisosis metabolik, maka Respirasi meningkat sehingga pengeluaran CO2
meningkat
Bila alkalosis metabolik RR menyebabkan CO2 tertahan
1. Asidosis Respiratorik
Terjadi karena kegagalan sistem pernafasan mengeluarkan CO2 dengan meningkatkan CO2
maka konsentrasi H+ dan PH
1. Penyebab / Etiologi:
a. Over dosis obat
b. Trauma dada dan kepala
c. Edema paru- paru
d. Obstruksi jalan nafas
e. PPOM
2. Manifestasi klinis
o Pada keadaan hipoventilasi CO2 tertahan dan akan berikatan H2O
menyebabkan meningkatnya HCO3.
o H2CO3 akan berdisosiasi enjadi H+ dan HOO sehingga dalam analisa gas
darah didapatkan PaCO2 meningkat dan PH turun.
o PH yang rendah disertai meningkat 2.3 DPG intra seluler sel darah sehingga
mempermudah pelepasan O2 ke jaringan sehingga saturasi turun.
o PCO2 meningkat, CO2 jaringan dan otak juga meningkat. CO2 akan bereaksi
dengan H2O membentuk H2CO3.
o Meningkatnya PaCO2 dan H+ akan menstimulasi pusat pernafasan di medulla
Oblongata sehingga timbul hiperventilasi. Secara klinis akan tampak respirasi
cepat dan dalam Analisa Gas Darah (AGD): PaCO2 turun.
o Pusing, bingung, letargi, muntah sebagai akibat dari penurunan CO2 dan H+
akan mengakibatkan pembuluh darah cerebral.
o Aliran darah cerebral meningkat sehingga terjadi oedema otak dan mendepresi
Susunan Saraf Pusat
o Gagalnya mekanisme pernafasan dan meningkatnya PaCO2 akan
menstimulasi ginjal untuk meningkatkan NaHCO3 yang berfungsi sebagai
sistem buffer mejadi lebih asam. Hal ini urin menjadi asam dan HCO3
meningkat, pernafasan dangkal dan lambat.
o Meningkatnya ion H+ mempengaruhi mekanisme kompensasi sehingga H+
masuk intrasel dan Kalium (K) intrasel masuk ke dalam plasma.
o Ketidakseimbangan elektrolit dan asidosis yang kritis akan mendepresi otak
dan fungsi jantung. Secara klinis akan tampak: PaCO2 menurun, PH turun,
hiperkalemia, penurunan kesadaran dan aritmia.
2. ALKALOSIS RESPIRATORIK
Terjadi pada gangguan sistem respirasi mengeluarkan CO2 yang berlebihan sebagai upaya
untuk mengurangi hipoxia.
Konsekuensi penurunan CO2 di bawah minimal menyebabkan konsentrasi ion H+ berkurang
sehingga meningkatkan PH darah.
1. Etiologi:
o Kecemasan
o Lesi paru
o PPOM
o Keracunan salicilat
o Penggunaan ventilasi
o High Attitude
2. MANIFESTASI KLINIS
o Penurunan PaCO2 berakibat Penurunan H2CO3, penurunan H+ dan HCO3 -,
serta meningkatkan PH darah sehingga AGD: PH naik, PaCO2 turun dan
HCO3 turun
o Meningkatnya K+ dalam serum, H+ intrasel keluar dan diganti K yang ada
dalam ekstrasel. H+ bergabung dengan HCO3- menjadi H2CO3 yang
berakibat PH semakin rendah. AGD: PH turun, HCO3 naik dan K turun
o Hipokapnia akan merangsang Carotik dan aortik dan aortic bodiea-----
frekuensi denyut jantung naik tanpa naiknya tekanan darah, perubahan EKG
dan kelelahan
o Pada saat yang bersamaan, terjadi vasokonstriksi cerebral dan tururnnya
perfusi darah ke otak dengan gejala: Kecemasan, dispnea, keringat dingin,
pernafasan cheyne stokes, pusing dan kesemutan.
o Jika hipokapnia lebih dari 6 jam, ginjal akan meningkatkan sekresi HCO3 dan
menurunkan ekskresi H+
o Keadaan PaCO2 yang turun terus menerus menyebabkan vasokonstriksi ---
meningkatkan hipoxia serebral dan perifer.
o Alkalosis berat, Hambatan ionisasi Ca meningkatkan eksitasi syaraf dan
konstraksi otot dengan gejala: Kejang, hiperefleksi, koma.
3. ASIDOSIS METABOLIK
Menurunnya PH dan HCO3. Hal ini disebabkan oleh tertahannya H+ dan hilangnya HCO3.
Menurunnya HCO3 disebabkan oleh:
HCO3 digunakan untuk menanggualangi asam organiksbg hasil metabolisme (Ct as.
Laktat, asam piruvat, asam asetoasetat dan hidroksi butirat) sehingga H2CO3
bertambah, sehingga tubuh melakukan kompensasi sbb:
a. Sistem Buffer akan menurunkan H2 CO3 dg cara ion H+ kepada sistem buffer
yang lain shg meningkatkan kadar bikarbonat atau plasma.
b. Paru- paru: Karena H2CO3 atau PaCO2 naik----- merangsang pusat
pernafasan, shg tjd hiperventilasi
c. Ginjal: Berusaha mengembalikan Bicarbonat dg cara memobilisasi H+ di
tubulus proximal, sekresi H+ di tubuli distal dan poembentukan NH3 di
tubulus distal
Keadaan ini terjadi pada ketosis:
o Sebagai akibat gangguan metabolisme (ct. DM) sehingga metabolisme lemak
naik. Sehingga banyak terbentuk benda keton yang bersifat asam.
o Tiroksitosis: Muntah yang banyak dan lama: menyebabkan cadangan hidrat
arang menurun
Kegagalan ginjal untuk mengekresi ion- ion fosfat dan asam yang lain, dengan lain
perkataan bahan jadi gangguan pertukaran H+ dan serta adanya retensi asam tsb.
4. ALKALOSIS METABOLIK
Sistem Buffer: Komponen HCO3- akan bereaksi dg sistem Buffer yang lain, shg akan
berusaha meningkatnya kadar H2CO3 sbg komponen sistem buffer karbonat.
Paru- paru: karena PH naik, maka pusat pernafasan akan ditekan sg terjadi pernafasan
yang lambat dan upaya peningkatan H2CO3
Ginjal akan berusaha mengurangi sekresi pertukaran H+ dan Na+ sehingga ekresi
NaHCO3 dan HPO4 naik, yang berarti pengasaman urine berkurang. Disamping itu
ekresi NH+ di tubulus distal dan asam-asam hasil metabolisme juga dikeluarkan.
Keadaan ini terjadi: penyakit Cushing akibat terapi kortikosteroid, intake K yang kurang.
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yang penting dari darah dan cairan tubuh
lainnya. Satuan derajat keasaman adalah pH.
Klasifikasi pH
pH 7,0 adalah netral
pH diatas 7,0 adalah basa (alkali)
pH dibawah 7,0 adalah asam
Suatu asam kuat memiliki pH yang sangat rendah (hampir 1,0); sedangkan suatu basa kuat
memiliki pH yang sangat tinggi (diatas 14,0). Darah memiliki pH antara 7,35-7,45.
Keseimbangan asam-basa darah dikendalikan secara seksama, karena perubahan pH yang
sangat kecil pun dapat memberikan efek yang serius terhadap beberapa organ.
Pengaturan Keseimbangan Asam Basa
lanjut
Tubuh menggunakan 3 mekanisme untuk mengendalikan keseimbangan asam-basa darah
1. Kelebihan asam akan dibuang oleh ginjal, sebagian besar dalam bentuk amonia. Ginjal
memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah asam atau basa yang dibuang, yang biasanya
berlangsung selama beberapa hari.
2. Tubuh menggunakan penyangga pH (buffer) dalam darah sebagai pelindung terhadap
perubahan yang terjadi secara tiba-tiba dalam pH darah. Suatu penyangga pH bekerja secara
kimiawi untuk meminimalkan perubahan pH suatu larutan. Penyangga pH yang paling
penting dalam darah adalah bikarbonat. Bikarbonat (suatu komponen basa) berada dalam
kesetimbangan dengan karbondioksida (suatu komponen asam). Jika lebih banyak asam yang
masuk ke dalam aliran darah, maka akan dihasilkan lebih banyak bikarbonat dan lebih sedikit
karbondioksida. Jika lebih banyak basa yang masuk ke dalam aliran darah, maka akan
dihasilkan lebih banyak karbondioksida dan lebih sedikit bikarbonat.
3. Pembuangan karbondioksida. Karbondioksida adalah hasil tambahan penting dari
metabolisme oksigen dan terus menerus yang dihasilkan oleh sel. Darah membawa
karbondioksida ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida tersebut dikeluarkan
(dihembuskan). Pusat pernafasan di otak mengatur jumlah karbondioksida yang dihembuskan
dengan mengendalikan kecepatan dan kedalaman pernafasan.
Jika pernafasan meningkat, kadar karbon dioksida darah menurun dan darah menjadi lebih
basa. Jika pernafasan menurun, kadar karbondioksida darah meningkat dan darah menjadi
lebih asam. Dengan mengatur kecepatan dan kedalaman pernafasan, maka pusat pernafasan
dan paru-paru mampu mengatur pH darah menit demi menit.
Nilai pH dapat dilihat dari darah arterial dengan rentang normal 7,35-7,45. Harga normal
hasil pemeriksaan laboratorium analisis gas darah adalah sbb:
pH 7,35-7,45
pO2 80-100 mmHg
pCO2 35-45 mmHg
[HCO3-] 21-25 mmol/L
Base excess -2 s/d +2
Adanya kelainan pada satu atau lebih mekanisme pengendalian pH tersebut, dapat
menyebabkan salah satu dari 2 kelainan utama dalam keseimbangan asam basa, yaitu asidosis
atau alkalosis.
Gangguan Keseimbangan Asam Basa dan Penanganannya
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam keseimbangan asam basa adalah :
1. Konsentrasi ion hidrogen [H+]
2. Konsentrasi ion bikarbonat [HCO3-]
3. pCO2
Berikut perbandingan peranan masing-masing faktor dalam diagnosis gangguan asam basa :
- disebut asidosisBila konsentrasi H+ meningkat, maka pH turun
- alkalosisBila konsentrasi H+ turun, maka pH naik
- Bila HCO3- berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan
metabolik
- Bila pCO2 berubah secara signifikan dalam kondisi tersebut, disebut suatu keadaan
respiratorik
Dari konsep tersebut, didapatkan empat kondisi, yaitu :
1. Asidosis metabolik
2. Asidosis respiratorik
3. Alkalosis metabolik
4. Alkalosis respiratorik
Asidosis adalah suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung asam (atau terlalu
sedikit mengandung basa) dan sering menyebabkan menurunnya pH darah. Alkalosis adalah
suatu keadaan dimana darah terlalu banyak mengandung basa (atau terlalu sedikit
mengandung asam) dan kadang menyebabkan meningkatnya pH darah.
Asidosis dan alkalosis bukan merupakan suatu penyakit tetapi lebih merupakan suatu akibat
dari sejumlah penyakit. Terjadinya asidosis dan alkalosis merupakan petunjuk penting dari
adanya masalah metabolisme yang serius. Asidosis dan alkalosis dikelompokkan menjadi
metabolik atau respiratorik, tergantung kepada penyebab utamanya.
Asidosis metabolik dan alkalosis metabolik disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam
pembentukan dan pembuangan asam atau basa oleh ginjal. Asidosis respiratorik atau
alkalosis respiratorik terutama disebabkan oleh penyakit paru-paru atau kelainan pernafasan.
Asidosis
Metabolik
Definisi
Asidosis metabolik adalah keasaman darah yang berlebihan, yang ditandai dengan rendahnya
kadar bikarbonat dalam darah. Bila peningkatan keasaman melampaui sistem penyangga pH,
darah akan benar-benar menjadi asam.
Seiring dengan menurunnya pH darah, pernafasan menjadi lebih dalam dan lebih cepat
sebagai usaha tubuh untuk menurunkan kelebihan asam dalam darah dengan cara
menurunkan jumlah karbon dioksida. Pada akhirnya, ginjal juga berusaha mengkompensasi
keadaan tersebut dengan cara mengeluarkan lebih banyak asam dalam air kemih. Tetapi
kedua mekanisme tersebut bisa terlampaui jika tubuh terus menerus menghasilkan terlalu
banyak asam, sehingga terjadi asidosis berat dan berakhir dengan keadaan koma.
Penyebab
Penyebab asidosis metabolik dapat dikelompokkan kedalam 3 kelompok utama:
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika mengkonsumsi suatu asam atau suatu
bahan yang diubah menjadi asam. Sebagian besar bahan yang menyebabkan asidosis bila
dimakan dianggap beracun. Contohnya adalah metanol (alkohol kayu) dan zat anti beku
(etilen glikol). Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolik.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang lebih banyak melalui metabolisme.
Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat dari beberapa
penyakit; salah satu diantaranya adalah diabetes melitus tipe I. Jika diabetes tidak terkendali
dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan menghasilkan asam yang disebut keton. Asam
yang berlebihan juga ditemukan pada syok stadium lanjut, dimana asam laktat dibentuk dari
metabolisme gula.
3. Asidosis metabolik bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang asam dalam
jumlah yang semestinya. Bahkan jumlah asam yang normalpun bisa menyebabkan asidosis
jika ginjal tidak berfungsi secara normal. Kelainan fungsi ginjal ini dikenal sebagai asidosis
tubulus renalis, yang bisa terjadi pada penderita gagal ginjal atau penderita kelainan yang
mempengaruhi kemampuan ginjal untuk membuang asam.
Penyebab utama dari asidosis metabolik:
Gagal ginjal
Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
Ketoasidosis diabetikum
Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat, metanol, paraldehid, asetazolamid
atau amonium klorida
Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran pencernaan karena diare, ileostomi
atau kolostomi.
Gejala
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun biasanya penderita
merasakan mual, muntah dan kelelahan. Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih
cepat, namun kebanyakan penderita tidak memperhatikan hal ini. Sejalan dengan
memburuknya asidosis, penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa, rasa
mengantuk, semakin mual dan mengalami kebingungan. Bila asidosis semakin memburuk,
tekanan darah dapat turun, menyebabkan syok, koma dan kematian.
Diagnosa
Diagnosis asidosis biasanya ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran pH darah yang diambil
dari darah arteri (arteri radialis di pergelangan tangan). Darah arteri digunakan sebagai
contoh karena darah vena tidak akurat untuk mengukur pH darah. Untuk mengetahui
penyebabnya, dilakukan pengukuran kadar karbon dioksida dan bikarbonat dalam darah.
Mungkin diperlukan pemeriksaan tambahan untuk membantu menentukan penyebabnya.
Misalnya kadar gula darah yang tinggi dan adanya keton dalam urin biasanya menunjukkan
suatu diabetes yang tak terkendali. Adanya bahan toksik dalam darah menunjukkan bahwa
asidosis metabolik yang terjadi disebabkan oleh keracunan atau overdosis. Kadang-kadang
dilakukan pemeriksaan air kemih secara mikroskopis dan pengukuran pH air kemih.
Pengobatan
Pengobatan asidosis metabolik tergantung kepada penyebabnya. Sebagai contoh, diabetes
dikendalikan dengan insulin atau keracunan diatasi dengan membuang bahan racun tersebut
dari dalam darah. Kadang-kadang perlu dilakukan dialisa untuk mengobati overdosis atau
keracunan yang berat. Asidosis metabolik juga bisa diobati secara langsung. Bila terjadi
asidosis ringan, yang diperlukan hanya cairan intravena dan pengobatan terhadap
penyebabnya. Bila terjadi asidosis berat, diberikan bikarbonat mungkin secara intravena.
Contoh kasus
1. Yoshiharu Kubo, seorang pemain sepak bola, tiba-tiba terjatuh di lapangan setelah
mencetak gol. Setelah dilakukan analisa gas darah, ditemukan data sebagai berikut :
- pH 7,2 (turun)
- HCO3- 15 mEq/L (turun)
- pCO2 38 mmHg (normal)
- pO2 100 mmHg (normal)
- base excess -13 (turun)
Dari data di atas kita dapat menyimpulkan bahwa mas Yoshiharu mengalami
menandakanasidosis metabolik belum terkompensata. Nilai pH turun menandakan proses
metabolik sebagaiasidosis. Nilai HCO3- turun menandakan belumpenyebab primernya.
Nilai pCO2 masih normal menunjukkan belumterkompensasinya asidosis. Nilai pO2 yang
normal adanya hipoksia.
2. Setengah jam kemudian, analisa gas darah mas Yoshiharu adalah sebagai berikut :
- pH 7,28 (turun)
- HCO3- 9 mEq/L (turun)
- pCO2 20 mmHg (turun)
- pO2 100 mmHg (normal)
- base excess -17 (turun)
Kondisi mas Yoshiharu sekarang adalah asidosis metabolik terkompensata disebut telah
terkompensata.tanpa hipoksia. Nilai pCO2 telah turun menandakan belum terjadi
hipoksia.Nilai pO2 masih normal
Alkalosis
Respiratorik
Alkalosis respratorik terjadi bila ada hiperventilasi. Hiperventilasi menyebabkan kadar CO2
tubuh turun sehingga terjadi kompensasi tubuh untuk menurunkan pH dengan meretensi H+
oleh ginjal agar absorpsi HCO3- berkurang. Ingat, bila pH tinggi berarti [H+] turun.
Gambaran klinis
- Pasien sering menguap
- Napas lebih cepat dan dalam
- Kepala terasa ringan
- Parestesi sekitar mulut serta kesemutan
Penyebab akut dapat berupa stimulasi saraf sentral pada tumor serebri, ensefalitis, dan
intoksikasi. Penyebab kronis dapat berupa penyakit paru kronis.
Contoh kasus
- pH 7,6 (naik)
- HCO3- 24 mEq/L (normal)
- pO2 65 mEq/L (turun)
- pCO2 25 mEq/L (turun)
- base excess + 4 (naik)
Diagnosisnya adalah alkalosis respiratorik dengan hipoksia.