Вы находитесь на странице: 1из 6

IRWAN ARNOL

yang kita butuhkan , dan dimana seharusnya fasilitas ini diletakkan sehingga dapat memenui kriteria
yang talh ditentukan ?.

Pada bagian ini kita akan membahas prosedur singkat untuk menjawab pertanyaan yang akan kita
sebut sebagai masalah kebutuhan.

Telah dijelaskan, pada bahasan sebelumnya (dan langkah-langkahnya) dapat menyediakan sebuah
pembatasan untuk memecahkan masalah kebutuhan. Sebagai contoh konkrit, The Emergency Medical
Service Systems Act yang disahkan oleh Kongres pada tahun 1973 (EMSS Act PL93154) menyatakan
dalam pedoman penanganan kesehatan, bahwa 95% panggilan darurat dari daerah pedesaan untuk
kebutuhan medis harus direspon dalam waktu 30 menit sejak panggilan dilakukan dan panggilan
darurat dari daerah perkotaan direspon dalam waktu 10 menit. Saat ini terjadi permasalahan dimana
beberapa standar kinerja telah diatur oleh Undang-Undang mengenai standar layanan di perkotaan
(dan pedesaan). Pada titik ini para analis harus berperan. Untuk menentukan letak fasilitas perawatan
medis darurat atau sistem ambulans terkait, spesifikasi diatas harus ditafsirkan dalam hal operasional
yang lebih konkrit. Sebagai contoh, berikut ini mungkin penafasiran yang wajar dari standar kinerja
yang ditetapkan oleh Undang-Undang EMSS : 95% permintaan bantuan medis darurat harus dapat
direspon dalam waktu waktu 30 (10) menit. Kita juga mengetahui bahwa, sebagian besar alasan
sistem pelayanan, mungkin diharapkan bahwa sebagian besar panggilan darurat harus menunggu
antrian untuk beberapa saat karena semua unit dari sistem pelayanan yang sibuk. Kemudian dapat
disimpulkan bahwa untuk mencapai standar kinerja dari EMS yang ditentukan, semua potensi
pengguna layanan EMS harus terletak minimal 30 (atau 10) menit waktu perjalanan dari fasilitas
pelayanan teredekat.

Dengan demikian, sekarang kita perlu menentukan letak lokasi yang tepat, sehingga tidak ada potensi
pengguna yang lebih dari 30 (atau 10) menit dari fasilitas yang disediakan EMS tersebut. Hal ini kite
kenal sebagai masalah yang mempunyai kemiripan dengan masalah pusat-k. Dalam kasus ini,
bagaimanapun, jumlah lokasi yang dibutuhkan, k, tidak diketahui. Sementara jarak maksimum yang
dapat diterima dapat diketahui bila dikaitkan dengan k-pusat yang kami kembangkan. Dengan kata
lain, dalam notasi kami, kita diberi nilai m (X*k) (= 30 atau 10 minutes, tergantung kasus), dan
kita diminta unutk menemukan k dan lokasi dari X*k.

Pendekatan yang mungkin untuk menemukan jumlah minimal dan lokasi dari fasilitas EMS
yang diperlukan untuk mencapai m(X*k) = 30 (atau 10) sekarang harus jelas.

Langkah-langkah menyelesaikan masalah Cakupan EMS

Langkah 1 : Tentukan nilai k=1

Langkah 2 : Pecahkan masalah k-pusat dengan nilai k yang telah ditentukan diawal.

Langkah 3 : Jika nilai m(X*k) 30 menit (atau 10 minutes), hentikan perhitungan. Nilai
k yang didapatkan adalah jumlah minimum fasilitas yang diperlukan dan
lokasi yang tepat dari fasilitas ini adalah lokasi dari k-pusat. Jika m(X*k) >
30 (atau 10) menit, lanjutkan ke Langkah 4.
Langkah 4 : Tentukan nilai k=k+1 dan kembali ulangi langkah 2 dan seterusnya.

Dalam prosedur diatas, kita tidak menentukan apakah pada Langkah 2 kita memecahkan
masalah k-pusat secara mutlak atau merupakan sebuah puncak dari masalah k-pusat. Hal ini
tergantung pada apakah lokasi potensi fasilitas terbatas atau, seperti yang sering terjadi dalam
prakteknya, pilihan lokasi dibatasi pada daerah yang khusus (atau daerah umum) di daerah
yang sesuai dengan kepentingan. Dalam kasus terakhir puncak masalah k-pusat adalah salah
satau yang sesuai untuk Langkah 2.

Kita sekarang dapat menjelaskan dalam sebuah pernyataan umum, sebuah skenario yang
lebih realistis dibandingkan sebelumnya, untuk masalah lokasi fasilitas di lingkungan
perkotaan.

1. Tujuan utama tertentu dinyatakan, biasanya dalam bentuk persyaratan untuk memenuhi
standar kinerja yang telah ditetapkan pemerintah, legislatif atau badan lainnya (misalnya,
mencapai standar yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang EMSS)
2. Beberapa pembatasan pada lokasi fasilitas berpotensi diterima juga ditentukan.
Pembatasan ini sering karena pertimbangan kondisi lokal atau dengan kebutuhan khusus
dari yang akan dibangun (misalnya, semua stasiun ambulans harus berdekatan dengan
rumah sakit setempat).
3. Satu atau lebih tujuan sekunder juga sering ditentukan. Tujuan-tujuan sekunder biasanya
dinyatakan dalam hal biaya, meskipun langkah-langkah lain dari efektivitas juga kadang-
kadang muncul (misalnya, setelah standar kinerja di tujuan utama terpenuhi, konfigurasi
sistem yang paling murah harus dipilh).

Contoh 18 : Lokasi Ambulans / Peruntukan di daerah Pedesaan

Dalam kasus yang dilaporkan baru-baru ini [JARV 75A], tim analisis diminta untuk
membantu Bel-O-Mar Regional Counciil of Wheeling, Virginia Barat, dalam
mengembangkan rencana lokasi peruntukan ambulans untuk kondisi darurat. Bel-O-Mar
adalah sebuah badan perencanaan daerah yang bertanggung jawab untuk empat wilayah
kabupaten meliputi Wheeling SMSA.19 Ini adalah daerah mayoritas pedesaan sekitar 1.360
mil persegi melintasi Sungai Ohio; penduduknya 200.000 orang yang tersebar diantara sekitar
900 komunitas di wilayah tersebut.

Tujuan utama adalah untuk merancang suatu sistem yang sesuai dengan standar Undang-
Undang EMSS yang telah dijelaskan sebelumnya. Tujuan sekunder setelah tujuan primer
terpenuhi- adalah untuk meminimalkan waktu respon rata-rata, sebuah fakta menunjukkan
bahwa permintaan terbesar untuk ambulans berada di tujuh komunitas dalam wilayah
tersebut. Akhirnya, dipertimbangkan bahwa ambulans tidak harus menyeberangi Singai Ohio
dalam menanggapi permintaan, ambulans harus berada di antara Wheeling dan Bethlehem
yang merupakan dua komunitas terbesar di wilayah tersebut; dan ambulans yang dialokasikan
untuk masyarakat di daerah yang telah ditentukan tersebut tidak dapat memberikan layanan
diluar daerah dari kedua komunitas ini.
Contoh serupa dilaporkan pernah terjadi di instansi Pemadam Kebakaran, pada bagian
sanitasi dan fasilitas darurat secara umum. Hal ini juga harus ditekankan bahwa tujuan
sekunder sering memainkan peran penting dalam penentuan lokasi fasilitas. Alasannya adalah
bahwa dalam banyak masalah orang menemukan berbagai kombinasi dari lokasi yang
mencapai tujuan utama untuk memenuhi standar kinerja yang telah ditetapkan. Permasalahan
kemudian harus diselesaikan dengan mengacu pada tujuan sekunder. Tujuan sekunder
biasanya digunakan untuk solusi dari rata-rata masalah tipe k, karena, seperti yang telah
dinyatakan sebelumnya, biasanya berkaitan dengan meminimalkan beberapa dari fungsi rata-
rata biaya. 20

18
Diasumsikan bahwa panjang link yang diberikan dalam hal waktu tempuh bukan jarak.
19
Standard Metropolitan Statistical Area.
20
Dalam banyak kasus memang benar bahwa tujuan primer dan sekunder adalah kebalikan
dari apa yang dinyatakan diatas. Artinya, tujuan utama adalah untuk meminimalkan fungsi
dari rata-rata biaya dan tujuan sekunder untut mencapai tingkat kinerja tertentu.

6.5.7. Kumpulan Penyelesaian Masalah


Sub-masalah lain yang sering muncul sehubungan dengan syarat pemecahan masalah dikenal sebagai
Kumpulan Penyelesaian Masalah. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.

Pertimbangkan satu set Yn = {y1, y2, . . ., yn} dari n titik pada jaringan G (misalnya Yn bisa
menjadi set permintaan menghasilkan node pada G) dan set lainnya Xm = {x1, x2, . . ., xn} dari
titik m pada G yang merupakan calon lokasi seperangkat fasilitas (beberapa poin di Xm
mungkin bertepatan dengan titik di Yn). Mari kita asumsikan bahwa ambang batas kejelasan
kinerja (misalnya, jarak maksimum) telah ditetapkan sehingga setiap lokasi location xj
Xmm dapat dilihat sebagai kategori yang baik dan memuaskan atau terlalu jauh untuk
mencapai kinerja sehubungan dengan titik y1 Yn. Kemudian kita katakan bahwa titik xj
Xm mencakup (tidak mencakup) titik yi Yn jika point xj memenuhi (tidak memenuhi)
ambang kinerja sehubungan dengan titik yi. Misalnya, ketika ambang kinerja adalah jarak
maksimum , kemudian xj meliputi yj jika d(xj, yi,) dan tidak meliputinya jika d(xj, yi)
> . Kesamaan dengan konsep cakupan dalam Bagian 3.6 jelas.

Maka Kumpulan Penyelesaian Masalah terdiri dari penemuan jumlah minimum, menyatakan
k*, poin dari set Xm sehingga semua poin di Yn mencakupi.

Contoh 19 : Kumpulan Penyelesaian Masalah

Dipertimbangkan tujuh lokasi perkotaan A sampai G dan lima titik yang berbeda V melalui Z
di daerah perkotaan yang sama. Semua 12 titik terletak di sebuah jaringan jalan perkotaan.
Kita akan menyatakan titik A sampai G sebagai set permintaan dari masalah ini dan titik V
sampai G adalah set fasilitas. Kita mengharapkan agar menemukan jumlah poin terkecil di
set fasilitas yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan set poin, jika ditentukan bahwa
setiap titik dalam set permintaan harus berada dalam 20 menit dari jarak perjalan dari titik
penetapan lokasi fasilitas. Matriks berorde 5x7 yang merupakan matriks jarak minimum
(dalam menit) pada jaringan diuraikan pada tabel 6-11.
Matriks jarak minimum [d(i,j)] dapat segera diterjemahkan ke dalam matriks cakupan, tC(i,j)], dengan
menetapkan setiap matriks elemen c(i,j) untuk

1, (, ) 20
c(i,j) = {
0,

Matriks Cakupan untuk masalah ini ditunjukkan pada Tabel 6-12. Potensi fasilitas di titik W. Sebagai
contoh, dapat memenuhi permintaan poin C,D dan G.

Kumpulan penyelesaian masalah (SCP) sekarang dapat dinyatakan secara ringkas. Mengurangia
matriks cakupan [c(i,j)] untuk jumlah minimum baris yang diperlukan sehingga setiap kolom matriks
berkurang telah setidaknya satu elemen sama dengan 1. Masalah dalam bentuk ini dapat segera
dirumuskan sebagai masalah program integer 0-1, dan merupakan pendekatan yang paling sesuai
untuk itu [GARF 72, TORE 71] dimulai dengan formulasi tersebut dan mengembangkan algoritma
umum untuk solusi dari SCP ini.

Disini kita tidak akan menggambarkan algoritma umum. Kami akan menguraikan turunan matriks
yang sangat sederhana yang dapat digunakan untuk mengurangi ukuran komputasi SCP ini. Dalam
banyak kasus, terutama yang melibatkan masalah lokasi fasilitas pada jaringan jalan perkotaan atau
pedesaan, algoritma pengurangan matriks ini menyederhanakan SCP begitu banyak, solusi dapat
diperoleh dengan pemeriksaan setelah selesainya proses reduksi.

Pengurangan Matriks untuk Penyelesaian Masalah (Langkah 6.14)

Langkah 1 : (Cek Kelayakan) : Jika ada setidaknya satu kolom dalam matriks cakupan
yang seluruhnya terdiri dari nol, hentikan. Tidak ada solusi yang layak
(yaitu standar kinerja cakupan harus difleksibelkan atau poinnya dilebihkan
dan harus ditambahkan kedalam set fasilitas).

Langkah 2 : Jika setiap kolom hanya memiliki satu elemen nol, misalnya di baris i,
maka titik yang sesuai untuk baris i harus menerima fasilitas. Sertakan titik
dalam daftar orang-orang yang harus menerima fasilitas dan menghilangkan
baris i dan semua kolom memiliki nilai 1 bertutur-turut i dari matriks.

Langkah 3 : Jika setiap baris j adalah bahwa semua masukan yang kurang dari atau
sama dengan masukan yang sesuai dari baris lain i [yaitu, jika c(i,j) c(i,j)
untuk semua i], kemudian menghilangkan kolom j.

Langkah 4 : Jika setiap kolom j adalah bahwa semua entri yang lebih besar dari atau
sama dengan entri yang sesuai dari kolom lain j [yaitu, jika c(i,j)c(i,j)
untuk semua i], kemudian menghilangkan kolom j.

Langkah 5 : Ulangi langkah 2-4 sampai (a) matriks menjadi benar-benar kosong atau (b)
tidak ada kolom atau baris dieliminasi selama melalui jalur lengkap dari
Langkah 2-4. Dalam kasus (a), solusi lengkap (jumlah minimum fasilitas
dan lokasi mereka) telah diperoleh pada terminasi. Dalam kasus (b), solusi
mungkin diperoleh dengan inspeksi pada pemutusan, atau penerapan
algoritma SCP yang lebih canggih untuk matirks yang minimal mungkin
diperlukan.

Dasar pemikiran untuk masing-masing langkah 1-5 agak jelas. Contoh berikut juga dapat
membantu dalam memahami Algoritma 6.14.

Contoh 19 (lanjutan)

Mari kita terapkan Algoritma 6.14 untuk menyelesaikan masalah yang telah dikemukakan.
Matriks Cakupan awal [c(i,j)] seperti diperlihatkan pada Tabel 6-12. Dengan pengamatan kita
dapat menentukan bahwa solusi yang layak tidak ada, karena semua kolom [c(i,j)]
mengandung setidaknya entri nol tunggal (Langkah 1).

Pada langkah 2, kita menemukan bahwa kolom F hanya memiliki satu elemen nol pada baris
X. Oleh karena itu fasilitas harus terletak di X untuk melayani, setidaknya, titik permintaan F.
Kami menghilangkan dari cakupan matriks baris X dan kolom A, D, dan F [sejak
c(X,A)=c(X,D)=c(X,F)=1] dan memperoleh pengurangan matriks ditunjukkan pada Tabel
6-13a.
Pada Langkah 3, baris W dan Z dieliminasi (Tabel 6-13b). Semua entri baris W kurang dari
atau sama dengan entri sesuai dari baris Y. dan karena itu semua poin ditutupi oleh fasilitas di
W juga ditutupi oleh fasilitas di Y. Hal yang sama berlaku sehubungan dengan baris Z dan V,
masing-masing. Selanjutnya, pada Langkah 4, kolom B dan C dieliminasi sjeak entri mereka
semua lebih besar dari atau sama dengan entri yang sesuai dari kolom E (atau, dalam hal ini,
G) maka setiap lokasi fasilitas yang meliputi titik permintaan E akan juga mencakup
permintaan poin B dan C. Matriks minimal pada penyelesaian Langkah 4 ditunjukkan pada
Tabel 6-13c. Akhirnya, didasarkan pada langkah 2, fasilitas harus terletak diantara titik V dan
Y, dan algoritma berakhir sejak saat penghapusan dua baris ini, matriks cakupan kosong.

Dengan demikian, set minimal lokasi terdiri dari poin V,X, dan Y. Jika kita menginginkan,
kita sekarang dapat kembali ke matriks jarak minimum yang asli [d(i,j)] (lihat tabel 6-11) dan
menetapkan masing-masing titik permintaan untuk fasilitas terdekatnya. Hal ini akan
menjamin, selain cakupan dalam waktu kurang dari 20 menit, juga dapat meminimalisasi
jarak tempuh rata-rata. Dengan cara ini,kita menetapkan tuntutan dari A dan E untuk V, dari
D dan F untuk X, dan dari B,C,dan G untuk Y.

Вам также может понравиться