Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MAKALAH
KEWARGANEGARAAN
GEOPOLITIK DAN GEOSTRATEGI
KELOMPOK 1
DOSEN PEMBINA
Yulimasni, M.H
Bahasa Indonesia 1A
1. Afdola Wahidah
2. Naini Muldiza
3. Nurlela Wilsia
4. Komar Hapidin
5. Yocha Rizki Verdana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita hadiahkan pahalanaya kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah berhasil menegakkan kalimat tauhid lailahaillallah di muka bumi
ini.
banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, tata bahasa, juga dalam pembahasan materi
dalam makalah ini. Sebab kami dari penulis masih dalam pembelajaran. Sebelumnya penulis
mohon maaf bila terdapat kesalahan nantinya, harapan kami makalah ini dapat membantu
dalam proses perkuliahan dan tentunya bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari bagi kita
semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan masalah............................................................................. 2
C. Tujuan penulisan............................................................................... 2
D. metode dan teknik penulisan 2
E. Sistematika penulisan... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 4
A. Geopolitik dan Geostrategi................................................................ 4
1. Pengertian Geostrategi dan geostrategi 4
2. Pengertian geostrategic indonesia . 4
3. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia.. 4
B. Ketahanan Nasional.. 5
1. Pengertian Ketahanan Nasional. 5
2. Ciri-ciri Ketahan Nasional. 5
3. Hakikat Ketahanan Nasional. 6
4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional.. 6
5. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional. 7
C. Indonesia Dan Perdamaian Dunia. 8
DAFTAR PUSTAKA.. 17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam hubungan dengan kehidupan manusia dalam suatu Negara dalam hubungannya
dengan lingkungan alam, kehidupan manusia di dunia mempunyai kedudukan sebagai hamba
Tuhan Yang Maha Esa dan sebagai wakil Tuhan (khlifatullah) di bumi yang menerima
amanatnya untuk mengelola kekayaan alam. Sebagai hamba Tuhan mempunyai kewajiban
untuk beribadah dan menyembah Tuhan sang pencipta dengan penuh ketulusan. Adapun
sebagai wakil Tuhan di bumi, manusia dalam hidupnya berkewajiban memelihara dan dan
memanfaatkan segenap karunia kekayaan alam dengan sebaik-baiknya untuk kebutuhan
hidupnya. Kedudukan manusia tersebut mencakup tiga segi hubungan, yaitu: Hubungan antara
manusia dengan Tuhan, hubungan antar manusia, dan hubungan antara manusia dengan
makhluk lainnya. Bangsa Indonesia sebagai umat manusia religious dengan sendirinya harus
dapat berperan sesuai dengan kedudukan tersebut.
Sebagai Negara kepulauan dengan masyarakatnya yang beraneka ragam, Negara
Indonesia memiliki unsur - unsur kekuatan dan sekaligus kelemahan. Kekuatannya terletak
pada posisi dan keadaan geografi yang strategi dan kaya akan sumber daya alam. Sementara
kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus
disatukan dalam satu bangsa dan satu tanah air, sebagaimana telah diperjuangkan oleh para
pendiri Negara.
Dalam pelaksanannya bangsa Indonesia tidak bebas dari pengaruh interaksi dan
interelasi dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan regional maupun internasional.
Dalam hal ini bangsa Indonesia perlu memiliki prinsip-prinsip dasar sebagai pedoman agar
tidak terombang-ambing dalam memperjuangkan kepentingan nasional untuk mencapai cita-
cita dan tujuan nasionalnya. Salah satu pedoman bangsa Indonesia adalah wawasan nasional
yang berpijak pada wujud wilayah nusantara.
B. Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah ada, penulis merumuskan beberapa permasalahan
diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan Geopolitik ( Wawasan Nusantara ) dan Geostrategi Indonesia?
2. Bagaimana contoh implementasi Wawasan Nusantara dalam kehidupan?
3. Bagaimana hubungan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas kelompok Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi kelompok.
3. Untuk mengetahui hubungan Wawasan Nusantara dengan Ketahanan Nasional.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Merupakan bagian pendahuluan yang latar belakang masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, metode dan teknik penulisan serta sistematika penulisan.
Bab II : Merupakan pembahasan yang menguraikan tentang tema yang dibahas berdasarkan
hasil pengolahan data dan informasi dari berbagai sumber.
Bab III : Merupakan bagian akhir dari karya tulis ini dalam bentuk kesimpulan hasil dan saran
saran yang disampaikan penulis.
BAB II
PEMBAHASAN
B. KETAHANAN NASIONAL
1. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas
ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang
datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam
dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.
2. Ciri-ciri Ketahan Nasional
a) Merupakan kondisi sebagai prasyarat utama bagi negara berkembang
b) Difokuskan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan kehidupan
c) Tidak hanya untuk pertahanan, tetapi juga untuk menghadapi dan mengatasi tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang datang dari luar maupun dari dalam, baik secara
langsung maupun tidak
d) Didasarkan pada metode astagrata; seluruh aspek kehidupan nasional tercermin dalam
sistematika astagarata yang terdiri atas 3 aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial
(pancagatra).
e) Berpedoman pada wawasan nasional. Wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa
Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan yang kuat dalam
menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara dapat disebut sebagai
wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional
3. Hakikat Ketahanan Nasional
Kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan
hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan nasional mengandung makna
keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional, baik fisik maupun sosial ,
sehingga kelemahan dari satu aspek akan mempengaruhi yang lain . Ketahanan nasional
merupakan interaksi positif dari semua gatra kehidupan nasional yang terkandung dalam
astagatra.
4. Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a) Manunggal artinya antara trigatra dan panca gatra, tidak campur aduk melainkan serasi,
seimbang dan harmonis.
b) Mawas ke dalam artinya untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.
c) Kewibawaan artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai daya pencegah
dan penangkalan.
d) Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis atau berubah sesuai dengan
fungsi dan waktu.
e) Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.
f) Percaya pada diri sendiri. (self Confidence).
g) Tidak tergantung pada pihak lain (self Relience) yaitu ketahanan nasional dikembangkan atas
dasar kemampuan diri sendiri
5. Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Astagatra, model ini merupakan perangkat hubungan bidang kehi-dupan manusia dan
budaya yang memanfaatkan kekayaan alam. Astagatra terdiri dari
a) Trigatra, yaitu :
1. Gatra letak dan kedudukan geografi
2. Gatra keadaan kekayaan alam (Pengelolaan SDA : asas maksimal, asas lestari, asas daya saing
)
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
b) Pancagatra
1. Gatra ideology
2. Gatra Politik
3. Gatra Ekonomi (faktor mempengaruhi ketahanan ekonomi sumber kekayaan alam, tenaga
kerja, modal, teknologi)
4. Gatra Sosial budaya (Faktor yang mempengaruhi ketahanan sosial, tradisi, pendidikan,
kepemimpinan nasional, keperibadian nasional)
5. Gatra Pertahanan dan Keamanan (Faktor yang mem pengaruhi: doktrin, wawasan nasional,
sistem hankam, geografi, Manusia, integrasi angkatan bersenjata dengan rakyat, material
maksudnya sinkronisasi industri pertahanan dengan industri sipil, IPTEK, kepemimpinan,
pengaruh luar negeri)
6. Cara mewujudkan Ketahanan Nasional di bidang politik dilihat dari aspek politik dalam
negeri :
a. Sistem pemerintah berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan yang besifat absolut,
kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh
rakyat
b. Mekanisme politik memungkinkan adanya perbedaan pendapat, namun perbedaan pendapat
tidak menyangkut nilai dasar sehingga tidak berseberangan yang dapat menjurus kepada
konflik fisik
c. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang hidup dalam masyarakat
dengan tetap berpedoman pada Pancasila, UUD 1945, dan wawasan nusantara
d. Komunikasi politik bertimbal balik antara pemerintah dengan masyarakat dan anatarkelompok
atau golongan dalam masyarakat terjalin dengan baik untuk mencapau tujuan nasional dan
kepentingan nasional
7. Lembaga-lembaga Ketahanan Nasional
Lembaga Ketahanan Nasional, disingkat Lemhannas, adalah Lembaga Pemerintah Non
Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian
dan pendidikan strategik ketahanan nasional. Lembaga Pertahanan Nasional berdiri pada
tanggal 20 Mei 1965 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1964, dan berada
langsung di bawah Presiden. Pada tahun 1983, lembaga ini berubah nama menjadi Lembaga
Ketahanan Nasional, yang berada di bawah Panglima ABRI.. Pada tahun 1994 lembaga ini
berada langsung di bawah Menteri Pertahanan dan Keamanan. Sejak tahun 2001, Lemhannas
merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang bertanggung jawab kepada Presiden.
B. INDONESIA DAN PERDAMAIAN DUNIA
Hubungan antar bangsa (Internasional) terjadi sebagai akibat dari era globalisasi
modern, dimana tidak ada satu bangsapun yang dapat membebaskan diri dari keterlibatan
dengan bangsa lain. Hubungan internasional dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu
hubungan individual, antar kelompok dan antar Negara sehingga menciptakan hubungan yang
menyerap seluruh kalangan dan kegiatan manusia didunia yang menyebabkan terbentuklah
masyarakat internasional pula.
Hubungan internasional dilaksanakan dengan prinsip persamaan derajat, yang didasari
pada kemauan bebas dan persetujuan dari anggaota persekutuan. Bagi Negara yang merdeka
dan berdaulat bebas untuk melaksanakan politik luar negeri dalam pergaulan denga Negara
lain.
Bagi Indonesia, pelaksanaan politik luar negeri tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai landasan idea normative yaitu menyangkut perumusan sikap, arah tindakan dan
tujuan yang hendak dicapai suatu Negara dalam pergaulan internasional.
Kebijakan politik luar negeri tidak sekedar penerapan keluar yang berdiri sendiri,
melainkan terkait pada kebijakan nasional yang dirumuskan secara bertahap sesuai dengan
perkembangan kondisi menyeluruh didalam negeri. Kebijakan politik luar negeri berkaitan
dengan tiga unsur yang saling berhubungan, yaitu kepentingan nasional, kemampuan nasional
serta dinamika dan kondisi nasional.
1. Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai Berdasarkan Persamaan Derajat
Konsepsi perdamaian sebagai suatu hak asasi manusia jelas akan membantu
meningkatkan kesadaran umum bahwa setiap orang mempunyai peran dalam memelihara
perdamaian, memperluas dukungan umum terhadap kebijaksanaan pelucutan senjata sebagai
tonggak bagi kebijaksanaan pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Usaha untuk menciptakan perdamaian dunia telah banyak dibicaran oleh para ahli
politik dan kenegaraan sejak zaman dahulu, diantaranya dalam siding umum PBB tanggal 24
Oktober 1970 yang menyatakan bahwa setiap perang agresi merupakan kejahatan terhadap
perdamaiana dan bahwa suatu ancaman atau penggunaan kekuatan merupakan pelanggaran
terhadap hokum internasional.
Setiap Negara didunia menginginkan adanya suatu yang tertib dan aman. Akan tetapi
kenapa terjadi peperangan dan kesengketaan antar Negara? Hal ini disebabkan karena setiap
Negara memiliki kepentingan, keinginan serta kemauan yang berbeda-beda, yang dilandasi
oleh suatu system atau cara memperjuangkan yang berbeda-beda pula, sehingga menimbulkan
konflik kepentingan antar negra.
Penggunaan kekerasasan dalam hubungan internasional sudah dilarang dan seharusnya
diselesaikan secara damai. Majelis Umum PBB telah mendeklarasikan dalam Pasal 2 ayat(4)
Piagam PBB serta berdasarkan Deklarasi Manila ahun 1982 yang melarang Negara anggota
menggunakan kekerasan dalam hubungannya satu sama lain.
2. Masalah Internasional
Masalah internasional terjadi karena suasana dunia masih jauh dari rasa aman dan
damai, kemerdekaan bangsa-bangsa masih terkekang, aspirasi rakyat terhambat dan
ketidakadilan ekonomi masih terus berlanjut setelah perang dunia ke II. Sehingga Negara-
negara berkembang dihadapkan pada tantangan bersejarah yang diakibatkan oleh kenyataan-
kenyataan baru dalam bidang politik dan ekonomi.
a. Bidang Politik
Salah satu akibat dari saling pendekatan antar Negara besar adalah bahaya disintegrasi
dan pecahnya Negara-negara diberbagai dunia. Pecahnya perang saudara disulut oleh
pertentangan etnis dan agama. Seperti yang terjadi akibat dari Agresi Amerika Serikat yang
menyebabkan berjuta-juta rakyat Irak yang tidak berdosa kehilangan nyawa, serta perjuangan
rakyat Palestina terhadap Baitulmaqdis yang menyebkan kematian Presiden Yasir Arafat pada
akhir tahun 2004 menunjukkan bahwa belum ada tanda-tanda perdamaian dunia yang makin
membaik.
Masalah agresi yang terjadi, sebenarnya merupakan pemborosan terhadap ekonomi
nasional dan internasional. Sementara dibelahan bumi lainnya masih banyak rakyat yang
miskin dan kekurangan gizi serta membutuhkan modal pembangunan ekonomi. Oleh
karenanya, hal ini malah menjadi masalah yang memprihatinkan bagi dunia.
b. Bidang Ekonomi
Pembicaraan ekonomi dunia menunjukkan bahwa tantangan lama belum teratasi
sedangkan masalah baru seperti masalah-masalah kemiskinan dan keterbelakangan telah
bermunculan.
Globalisasi perekonomian internasional yang meningkat serta kemajuan pesat ilmu
pengetahun dan teknologi telah mengubah secra drastis pola-pola produksi, perdagangan dan
keuangan. Secara potensial sebenarnya dapat membuka peluang yang lebih besar bagi
kemajuan bersama. Akan tetapi hal tersebut telah berdampak negative terhadap Negara-negara
berkembang.
3. Peran Indonesia dalam Menciptakan Perdamaian Dunia
a. Pemerintah Indonesia tetap akan terlibat aktif dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu dibuktikan dengan keseriusan pemerintah
Indonesia sebagai tuan rumah Konferensi Asia-Afrika Untuk Pembangunan Sumber Daya
Manusia Palestina yang akan diadakan di Jakarta pertengahan tahun 2008 ini. Presiden
Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, dalam acara konferensi pers seusai
Konferensi Organisasi Konferensi Islam di Senegal mengatakan, selain mengadakan
pertemuan dengan Presiden Palestina, pemerintah Indonesia juga telah mengadakan pertemuan
dengan Presiden Sudan dalam rangka pengiriman bantuan kemanusiaan bagi rakyat Sudan.
Lebih jauh Presiden menjelaskan, pemerintah Sudan juga telah melakukan kerjasama dengan
pemerintah Indonesia di bidang minyak dan gas bumi melalui Badan Usaha Milik Negara
Pertamina Medco di Provinsi Banten. Diharapakan, semua kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah Indonesia dapat memberikan kebaikan dan keadilan bagi negara Sudan dan negara-
negara konflik lainnya di dunia (Sumber: Liputan Jakarta-VOI NEWS)
b. Pada tanggal 24 sampai 30 Juni 2008, Pemuda Indonesia yang tergabung dalam Center for
Religion and Civilization Studies (CRCS), initiative of change Indonesia dan YMCA
menyelenggarakan International Youth Forum (IYF) di Bandung dan Kabupaten Garut. Latar
belakangan sebuah kenyataan yang sangat memprihatinkan, setelah terjadinya peristiwa 11
September 2001 mejadi carut marut. Wacana terorisme menjadi salah satu isu central kebijakan
politik beberapa negara besar, yang berakibat negatif terhadap tatanan kehidupan dan
perdamaian masyarakat dunia yang berkepanjangan. Kerukunan umat beragama menjadi
ternoda, penanggulangan kemiskinan, peningkatan kualitas pendidikan dan dialog-dialog
kebudayaan menjadi terhambat Disisi lain masyarakat internasional sedang menghadapi
persoalan yang tidak kalah penting. Fenomena global warming; disharmonitas dan destabilitas
alam yang menjadi ancaman serius terhadap eksistensi kehidupan masyarakat dunia pada saat
ini. Sehingga diperlukan upaya-upaya serius dan nyata menghadapi persoalan diatas. Dalam
konteks inilah Pemuda Indonesia dan forum Pemuda-Pemudi lintas agama, negara dan budaya
se dunia ini mendapat peran urgennya, kata A. Fajar Kurniawan selaku panitia kegiatan
tersebut.Mencari strategi dan solusi alternatif yang konstruktif partisipatif, dalam upaya
menciptakan perdamaian dunia. Merekomendasikan rekonsiliasi internasional, reaktualisasi
dialog lintas agama, negara dan budaya serta sosialisasi program Milennium Development
Goals (MDGs) dalam upaya perlindungan hak asasi manusia dan penanggulangan kerusakan
alam. Kegiatan ini mangambil tema The Role of Youth; Action on Millennium Development
Goals Toward a Peaceful World ini, didukung sepenuhnya oleh Kementerian Koordinator
Kesejahteraan Rakyat, Departemen Pemuda dan Olah Raga sebagai institusi pemerintah yang
memberdayakan pemuda di Indonesia, Departemen Sosial, Departemen Pendidikan
Nasional, Departemen Kesehatan, Depertemen Kehutanan, Kementerian Negera
Pemberdayaan Perempuan, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten
Garut. (Sumber: Chandras Weblog).
c. Sebuah forum internasional dengan tema menciptakan perdamaian talah berlangsung tiga hari
di Bali (22-24 Januari 2008). Forum yang diselenggarakan Departemen Komunikasi dan
Informasi Republik Indonesia bekerja sama dengan Unesco, yang melibatkan sekitar 300
peserta dari 30 negara. Tema lengkapnya adalah The Power of Peace: Using the Tools of
Information and Communication. Yang mengangkat peranan media, dengan latar belakang
bahwa salah satu faktor yang menyebabkan dunia semakin rawan konflik karena pemberitaan
yang tidak berimbang, bahkan pemberitaan yang sesat. Dengan latar belakang itu, Bali Global
Forum mengimbau media menjadi mitra perdamaian dunia. Yaitu, antara lain dengan
mempertimbangkan dampak pemberitaan atau tayangan yang mempromosikan kekerasan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla bahkan dengan terus terang mengajak insan pers untuk mengurangi
pemberitaan yang dapat memacu radikalisme. Pena wartawan lebih tajam dari bayonet
serdadu, katanya ketika membuka Bali Global Forum, kemarin. Dalam bahasa lain media
kembali diingatkan untuk mengusung jurnalisme damai. Yaitu, sebuah genre jurnalistik yang
antara lain memilih sudut pandang memihak kepada korban konflik dengan menunjukkan
dalamnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh konflik. Sasaran liputan adalah anak-anak,
kaum perempuan, serta orang-orang lanjut usia yang umumnya menjadi korban konflik. Sudah
tentu, Bali Global Forum diharapkan memiliki manfaat yang sangat nyata bagi negeri ini.
Forum internasional itu kiranya semakin mempertegas kepada dunia bahwa Bali telah kembali
aman sebagai tujuan wisata. Pulihnya citra Bali sangat penting bagi pulihnya industri
pariwisata Indonesia. Salah satu faktor yang dapat mempercepat bersinarnya kembali citra
Pulau Dewata adalah maraknya penyelenggaraan forum internasional di Bali. Terlebih, forum
yang mengusung tema perdamaian. Bali Global Forum telah menggelindingkan misi penting
bagaimana media turut menciptakan perdamaian dunia. Sambil menyelam minum air, juga
mengabarkan kepada dunia sesuatu yang sangat riil, sangat konkret, bahwa damai yang indah
itu telah bersemi kembali di Pulau Dewata. (Sumber: Media Indonesia .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut ilmuwan politik dan militer, istilah geopolitik didefinisikan sebagai wawasan
nasional sebagai wujud dari kesatuan cara pandang dan pengetahuan yang berguna untuk
mempertahankan ruang hidup suatu bangsa. Namun konsep wawasan nasional yang ada di
setiap bangsa pada kenyataannya berbeda-beda. Hal ini berkaitan dengan dua unsur pokok
dalam konsepsi geopolitik, yakni profil diri bangsa (sejarah, pandangan hidup, ideologi,
budaya) dan geografi.
Geopolitik juga tidak hanya memandang ciri-ciri khusus suatu negara (geografis) dari
segi politik negara semata, melainkan juga perilaku manusia di dalamnya saat menghadapi
tantangan yang timbul berdasarkan bentuk geografinya. Menurut Srijanti, dkk (2008), adapun
geopolitik Indonesia yang dinamakan Wawasan Nusantara bertujuan untuk mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia. Kemudian, pelaksanaan
geopolitik dalam suatu negara disebut dengan geostrategi.
Pada awalnya, istilah strategi hanya terbatas pada kepentingan militer saja. Akan tetapi,
lebih lanjut geostrategi didefinisikan sebagai kebijakan untuk menentukan upaya-upaya dalam
menguasai sumber daya (terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui) dengan
tujuan kelangsungan hidup bangsa.
Ditinjau dari aspek kewilayahan nusantara menurut Srijanti, dkk dalam Etika Berwarga
Negara (2008), pengaruh geografi dalam suatu negara merupakan fenomena yang mutlak
diperhitungkan karena mengandung beraneka ragam kekayaan alam, baik di atas maupun di
bawah permukaan bumi, serta memiliki jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian,
kondisi geografi Indonesia yang memiliki keunggulan sekaligus kerawanan sudah sepatutnya
diperhitungkan dalam geopolitik Indonesia.
Ketika geopolitik Indonesia (dalam hal ini disebut Wawasan Nusantara) bertujuan
untuk mewujudkan rasa nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan, maka sudah
seharusnya merupakan kewajiban bagi kita untuk menjaga dan melestarikan sumber daya alam
kita yang melimpah.
Namun pada kenyataannya, yang terjadi justru sebaliknya. Eksploitasi terhadap hutan
terus terjadi dimana-mana, dan kesadaran masyarakat juga sangat rendah untuk menjaga dan
melestarikan lingkungannya. Hal ini tentunya menjadi perhatian bagi kita untuk
mengembangkan sumber daya manusia agar sumber daya alam dapat dikelola dengan baik dan
memadai.
Maka, langkah yang perlu dilakukan adalah dengan meningkatkatkan sumber daya
manusia yang jumlahnya besar tersebut serta menumbuhkan kepedulian pemerintah dan
masyarakat mengenai pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan. Langkah ini pun
harus diterapkan kepada generasi penerus sejak dini melalui pendidikan lingkungan hidup di
sekolah mereka.
Sebab, ketika isu pemanasan global terus mendorong negara-negara untuk melakukan
program-program dan gerakan penyelamatan lingkungan, perilaku masyarakat kita pada
umumnya tetap saja tidak berubah. Selama dampak dari pemanasan global itu belum dirasakan,
maka tidak perlu mengambil tindakan untuk mulai memelihara lingkungan. Pandangan seperti
ini tentunya tidak tepat dan harus segera diubah, karena sangatlah disayangkan jika bencana-
bencana seperti banjir dan longsor terus terjadi di sekitar kita akibat kesalahan kita sendiri.
Maka, mulailah dari sekarang untuk memahami dan menghayati Wawasan Nusantara
melalui penghargaan akan lingkungan dengan melestarikannya agar tidak tercipta keindahan
harmoni yang sesaat saja.
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan dikarenakan keterbatasan
ilmu yang penulis miliki dan penulis sanagat mengharapakan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Dengan demikian penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Poskan Komentar
Entri Populer
makalah geostrategi dan geopolitik indonesia
MAJAS
MAJAS (Gaya Bahasa) Majas adalah gaya bahasa atau bahasa kias untuk melukiskan
sesuatu dengan jalan membandingkan, mempertentangk...
EYD
Translate
Powered by Translate
my friend`s
digg
Share
[Get Widget]
My Widget
T
ot
al Follow by Email
T
ay
an
Google+ Followers
ga
n Mengenai Saya
L
a
m
an
khom elevenight
Lihat profil lengkapku
193
6
Arsip Blog
2013 (4)
o Januari (4)
makalah geostrategi dan geopolitik indonesia
makalah sejarah dan aliran linguistik
EYD
MAJAS