Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELOMPOK 7 :
DOSEN PEMBIMBING :
dr. Hasna Dewi SpPA., M.Kes
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JAMBI
2016-2017
SKENARIO
Batuk-batuk
Ny. Rima, 40 tahun, datang ke poli paru RS raden mattaher dengan keluhan batuk sejak 2
bulan yang lalu.Batuk yang dirasakan disertai dahak warna kuning kehijauan tetapi tidak
disertai darah.Keluhan juga disertai demam dan sering merasa berkeringat pada malam
hari.Ny. Rima merasa nafsu makannya semakin berkurang dan berat badannya turun.
Dokter melakukan pemeriksaan fisik dan menduga Ny.rima mengalami infeksi paru sehingga
merencanakan akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu
memastikan penyakit Ny.rima.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Apa makna klinis batuk yang dialami Ny. Rima sejak 2 bulan yang lalu?
2. Apa makna klinis batuk berdahak berwarna kuning kehijauan ?
3. Apa saja penyakit yang ditandai dengan keluhan batuk disertai dahak berwarna
kuning kehijauan?
4. Apa makna klinis batuk yang tidak disertai darah?
5. Bagaimana patofisiologi berkeringat pada malam hari yang dialami Ny.rima?
6. Apa makna klinis batuk berdahak yang disertai demam?
7. Apa penyebab berat badan dan nafsu makan Ny. Rima berkurang?
8. Bagaimana alur diagnosa yang dilakukan dokter pada Ny.rima?
9. Apa saja diagnosa banding yang dialami Ny. Rima?
10. Apa diagnosis definitif yang dialami Ny.rima ?
11. Apa definisi penyakit yang dialami Ny.rima ?
12. Apa etiologi dari penyakit tersebut?
13. Bagaiman epidemiologi dari penyakit yang dialami Ny.rima?
14. Bagaiman patofisiologi penyakit yang dialami Ny.rima?
15. Bagaimana klasifiksasi penyakit yang dialami Ny.rima?
16. Bagaimana manifestasi klinis penyakit tersebut?
17. Bagaimana penata laksanaan dari penyakit tersebut?
18. Edukasi apa yang dapat diberikan dokter terhadap Ny.rima?
19. Apa saja komplikasi dari penyakit tersebut?
20. Apa prognosis penyakit yang dialami Ny.rima?
21. Kapan penyakit Ny.rima dikatakan sembuh?
ANALISIS MASALAH
1. Apa makna klinis batuk yang dialami Ny. Rima sejak 2 bulan yang lalu?
Jawaban :
b) Non produktif : bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk rejan
(pertusis, kinkhoest) atau juga karena pengeluarannya memang
tidak mungkin, seperti pada tumor.
Jadi makna klinis batuk yang dialami Ny. Rima sejak 2 bulan yang lalu adalah :
Batukkronis :batukkronisberlangsunglebihdari 8 mingguataulebihdari 3
bulandanseringdisebabkankarenaberbagaikondisi.
Penyebabpastidapatdiketahuidenganriwayatmedis yang detail, pemeriksaan
fisikdanradiografitorakspadapasien.2
Jawaban :
Jawaban :
Bronkietaktis
Bronchitis kronis
Pneumonia
TBC3
Jawaban :
Jawaban :
Patogen yang terlibat pada kasus Ny. Rima kemungkinan adalahMycobacterium Tube
rculosis, yang lebih aktif pada malam hari. Terjadi proses peradangan (inflamasi) yang dii
nisiasi oleh sistem pertahanan tubuh berupa makrofag dan leukosit.Proses inflamasi men
cetuskan keluarnya mediator-mediator inflamasi seperti interleukin-1, interleukin-6 dan T
NF-alfa yang bertindak sebagai pirogen endogen. Pirogen endogen tersebut akan merangs
ang sel endotel di hipotalamus sehingga terjadi peningkatan pengeluaran asam arakidonat
dan prostaglandin yang menyebabkan perubahan set point menjadi tinggi di hipotalamus.
Suhu yang tinggi dari dalam tubuh menyebabkan tubuh melakukan kompensasi dengan m
engeluarkan keringat agar suhu tubuh terjaga tetap stabil.
Jadi, berkeringat merupakan usaha tubuh untuk menurunkan suhu yang tinggi.Dan Pir
ogen eksogen pada kasus adalah M.Tuberkulosis yang lebih aktif pada malam hari. Sehin
gga demam dan berkeringat lebih sering terjadi pada malam hari.3
6. Apa makna klinis batuk berdahak yang disertai demam?
Jawaban :
Artinya batuk dengan sputum menunjukkan terjadinya infeksi dari kuman yang masuk
dan terjadi proses fagositosis dijaringan yang melepaskan pirogen endogen kedalam
tubuh dan mengaktifkan proses yang menimbulkan demam.3
7. Apa penyebab berat badan dan nafsu makan Ny. Rima berkurang?
Jawaban :
Pada banyak penyakit sistemik, sitokin factor pemicu proteilisis akan diproduksi oleh
sel darah putih, dan ini akan merangsang pembentukan serotonin dan merangsang
melanocortin. Efek perangsangan ini adalah anoreksia.6
Jawaban :
Tes Mantoux/Tuberkulin
Pemeriksaan ini banyak dipakai untuk menegakkan diagnosis
tuberculosis terutama pada anak-anak biasanya dipakai tes mantoux
yakni dengan menyuntikkan 0,1 cc tuberculin P.P.D ( purified protein
derivative ) intrakutan. Tes tuberculin hanya menyatakan adakah
seorang sedang atau pernah mengalami infeksi m. tuberculosis , m.
bovis, vaksinasi BCG dan micobakterim pathogen lainnya.Dasar tes
tuberculin ini adalah reaksi alergi tipe lambat.
Bacalah hasilnya setelah 48 72 jam. Jika ada reaksi, maka akan
terlihat daerah dengan eritema (kemerahan) yang mungkin akan sukar
terlihat pada kulit berwarna gelap dan daerah dengan indurasi
(penebalan) kulit. Ukurlah diameter dari indurasi menurut aksis
tranversal dari lengan. Luas eritema (kemerahan) yang ada tidaklah
penting. Secara umum, hasil uji tuberkulin dengan diameter indurasi
10mm dinyatakan positif tanpa menghiraukan penyebabnya. Apabila
diameter indurasi 04 mm, dinyatakan uji tuberkulin negatif. Diameter 5
9 mm dinyatakan positif meragukan. Hal ini terjadi karena kesalahan
teknis (trauma dan lain-lain), keadaan anergi, atau reaksi silang dengan
M.atipik. Bila mendapatkan hasil yang meragukan, uji tuberkulin dapat
diulang. Untuk menghindari efek booster tuberkulin, ulangan dilakukan
2 minggu kemudian dan penyuntikan dilakukan di lokasi yang lain,
minimal berjarak 2 cm.6 Tes tuberkulin hanya menyatakan apakah
seorang individu sedang atau pernah mengalami infeksi M.tuberculosis,
M.bovis, vaksinasi BCG, dan Mycobacteria patogen lainnya. Uji
tuberkulin tidak dapat menentukan sakit atau tidaknya seorang pasien,
serta tidak dapat menentukan berapa lama seseorang telah terinfeksi
tuberkulosis.
Hal-hal yang memberikan reaksi tuberculin berkurang ( negatif palsu )
yakni :
- Pasien yang baru 2-10 minggu terpanjan tuberculosis
- Anergi, penyakit sistemik berat (sarkoidosis, LE).
- Penyakit eksantematous dengan panas yang akut : morbili, cacar air.
Poliomyelitis
- Reaksi hipersensitivitas menurun pada penyakit limforetikular
(Hodgkin)
- Pemberian kortokosteroid yang lama, pemberian obat-obat
imunosupresi lainnya.
- Usia tua. Malnutrisi, uremia, penyakit keganasan
Teknik Polymerase Chain Reaction
Deteksi DNA kuman secara spesifik melalui amplifikasi dalam
berbagai tahap sehingga dapat mendeteksi meskipun hanya ada1
mikroorganisme dalam specimen.Selain itu teknik PCR ini juga dapat
mendeteksi adanya resistensi.
Pemeriksaan Sitologi
Spesimen untuk pemeriksaan sitologi diambil dengan menggunakan
biopsi aspirasi kelenjar limfe.Sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan
sitologi dengan biopsi aspirasi untuk menegakkan diagnosis
limfadenitis TB adalah 78% dan 99% (Kocjan, 2001).CT scan dapat
digunakan untuk membantu pelaksanaan biopsi aspirasi kelenjar limfe
intratoraks dan intraabdominal (Sharma, 2004). Pada pemeriksaan
sitologi akan terlihat Langhans giant cell, granuloma epiteloid,
nekrosis kaseosa.
Diagnosis tuberculosis cukup mudah ditegakkan mulai dari keluhan-keluhan klinis, gejala-
gejala kelainan fisis, kelainan radiologis sampai kelainan bakteriologis.Tetapi dalam
prakteknya tidak mudah menegakkan diagnosisnya menurut American Thoracic
societydiagnosis pasti tuberculosis paru adalah dengan menemukan kuman
Mycobacterium tuberculosis dalam sputum atau cairan paru secara biakan.
ALUR DIAGNOSA TB
Jawaban :
Jawaban:
Jawaban :
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis yang merupakan sejenis kuman berbentuk batang.Hampir seluruh tubuh
manusia dapat terserang olehnya, seperti gastrointestinal, jaringan limfe, orofaring, kulit,
otak, ginjal, tulang. Tetapi yang paling banyak adalah organ paru.5
Jawaban :
Kuman dapat tahan hidup pada udara kering dan dingin, hal ini terjadi karena kuman
berada dalam sifat dormant, dapat bangkit kembali dan menjadikan penyakit tuberculosis
aktif kembali.Dalam jaringan kuman ini hidup sebagai parasit intraseluler yakni dalam
sitoplasma makrofag.Makrofag yang semula memfagositosis malah kemudian disenanginya
karena banyak mengandung lipid.
Sifat lain kuman ini adalah aerob, sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi
jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalm hal ini tekanan oksigen pada bagian apical
paru-paru lebih tinggi dari bagian lain, sehingga bagian apical ini merupakan tempat prediksi
tuberculosis5
Jawaban :
Di indonesia tahun 2001 di perkirakan 582 ribu penderita baru atau 271 per 100 ribu
penduduk, sedangkan yang ditemukan BTA positif sebanyak 261 ribu penduduk atau 122 per
100 ribu penduduk, dengan keberhasilan pengobatan di atas 86% dan kematian sebanyak 140
ribu. Jumlah penderita di indonesia ini merupakan jumlah persentase ketiga terbesar di dunia
yaitu 10%, setelah india 30% dan China 15%.7
Jawaban :
a. TB PRIMER
a. Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat. Ini yang banyak terjadi.
b. Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi di
hilus, keadaan ini terdapat pada lesi pneumonia yang luasnya = 5mm dan 10% di
antaranya dapat terjadi reaktivasi lagi karena kuman yang dormant
c. Dapat menyebar dengan cara
- Perkontinuitatum ke jaringan sekitar , misalnya pembesaran Kelenjar getah bening
abses scrofuloderma.
Skrofuloderma adalah suatu bentuk reaktivasi infeksi TB, diawali oleh suatu
limfadenitis atau osteomielitis yang membentuk abses dingin dan melibatkan kulit di
atasnya, kemudian pecah, dan membentuk sinus di permukaan kulit. Skrofuloderma
ditandai oleh massa yang padat atau fluktuatif, sinus yang mengeluarkan cairan, ulkus
dengan dasar bergranulasi dan tidak beraturan serta tepi bergaung, serta sikatriks yang
menyerupai jembatan. Biasanya ditemukan di daerah leher atau wajah, tetapi dapat
juga dijumpai di ekstremitas atau trunkus.
- Penyebaran bronkogen ke paru
- Penyebaran secara hematogen dan limfogen ke organ lain: TB milier , meningitis, ke
tulang, ginjal, dan genitalia
b. TB POST PRIMER
Terjadi setelah periode laten (beberapa bulan/tahun) setelah infeksi primer, dapat terjadi
akibat reinfeksi atau reaktivasi
Reinfeksi: infeksi ulang pada orang yang sebelumnya pernah mengalami infeksi primer
Reaktivasi : terjadi akibat kuman dorman yang berada pada jaringan selama beberapa
bulan/tahun setelah infeksi primer , mengalami multiplikasi . hal ini dapat terjadi akibat daya
tahan tubuh yang lemah.2
15. Bagaimana klasifiksasi penyakit yang dialami Ny.rima?
Jawaban :
TB PARU
TB PARU
BTA (+)
TB TB PARU
BTA (-)
TB EKSTRAPARU
BTA (-)
BARU KAMBUH
RIWAYAT
PENGOBATAN LALAI
SEBELUMNYA
TIPE
PINDAH GAGAL
LAIN-LAIN
Jawaban :
TB PARU
Gejala Klinis TB dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala local dan gejala sistemik,
bila organ yang terkena adalah paru maka, gejala local adalah gejala respiratorik (gejala local
sesuai dengan organ yang terlibat)
a) Gejala respiratorik :
d. Batuk > 2 minggu
e. Batuk darah
f. Sesak nafas
g. Nyeri dada
b) Gejala sistemik:
h. Demam
i. Gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia, dan berat badan
menurun
c) Gejala TB ekstraparu
Gejala TB ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada
limfadenitis TB akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari KGB,
pada meningitis TB akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritis TB
tedapat gejala sesak nafas dan kadang nyeri dada pada sisi yang rongga
pleuranya terdapat cairan.9
TB PERITONEAL
Gejala klinis bervariasi, pada umumnya keluhan dan gejala timbul perlahan-lahan sampai
berbulan-bulan, sering penderita tidak menyadari keadaan ini.Pada penelitian yang dilakukan
di Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo lama keluhan berkisar dari 2 minggu s/d 2 tahun
dengan rata-rata lebih dari 16 minggu. Keluhan terjadi secara perlahan-lahan sampai
berbulan-bulan disertai nyeri perut,pembengkakan perut, disusul tidak nafsu makan, batuk
dan demam .Pada yang tipe plastik sakit perut lebih terasa dan muncul manisfestasi seperti
sub obstruksi.Pada pemeriksaan jasmani gejala yang sering dijumpai adalah asites, demam,
pembengkakan perut, nyeri perut, pucat dan kelelahan, tergantung lamanya keluhan. Keadaan
umum pasien bisa masih cukup baik sampai keadaan kurus dan kahexia, pada wanita sering
dijumpai tuberkulosa peritoneum disertai oleh proses tuberculosis pada ovarium atau tuba,
sehingga pada alat genital bisa ditemukan tanda-tanda peradangan yang sering sukar
dibedakan dengan kista ovari.10
TB SPONDILITIS CERVICAL
Seperti manifestasi klinik pasien TB pada umumnya, pasien mengalami keadaan sebagai
berikut, berat badan menurun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas, demam
lama tanpa sebab yang jelas.Gejala pertama biasanya dikeluhkan adanya benjolan pada tulang
belakang yang disertai oleh nyeri. Untuk mengurangi rasa nyeri, pasien akan enggan
menggerakkan punggungnya, sehingga seakan-akan kaku. Pasien akan menolak jika
diperintahkan untuk membungkuk atau mengangkat barang dari lantai. Nyeri tersebut akan
berkurang jika pasien beristirahat.Keluhan deformitas pada tulang belakang (kyphosis) terjadi
pada 80% kasus disertai oleh timbulnya gibbus yaitu punggung yang membungkuk dan
membentuk sudut, merupakan lesi yang tidak stabil serta dapat berkembang secara pro-gresif.
Kelainan yang sudah berlangsung lama dapat disertai oleh paraplegia ataupun tanpa
paraplegia.Abses dapat terjadi pada tulang belakang yang dapat menjalar ke rongga dada
bagian bawah atau ke bawah ligamen inguinal.medula spinalis dapat menyebabkan gangguan
neurologis. Daerah lumbal dan torakal merupakan daerah yang paling sering terlibat,
sedangkan insidensi keterlibatan daerah servikal adalah 2-3%.Defisit neurologis pada
spondilitis tuberkulosa terjadi akibat pembentukan abses dingin, jaringan granulasi, jaringan
nekrotik dan sequestra dari tulang atau jaringan diskus intervertebralis, dan kadang-kadang
trombosis vaskular dari arteri spinalis.Spondilitis tuberkulosa merupakan penyakit kronik dan
lambat berkembang dengan gejala yang telah berlangsung lama. Riwayat penyakit dan gejala
klinis pasien adalah hal yang penting, namun tidak selalu dapat diandalkan untuk diagnosis
dini.Nyeri adalah gejala utama yang paling sering. Gejala sistemik muncul seiring dengan
perkembangan
penyakit. Nyeri punggung persisten dan lokal, keterbatasan mobilitas tulang belakang,
demam dan komplikasi neurologis dapat muncul saat destruksi berlanjut. Gejala lainnya
menggambarkan penyakit kronis, mencakup malaise, penurunan berat badan dan fatigue.11
TB MILIER
TB SALURAN NAPAS
Tuberkulosis saluran napas atas merupakan komplikasi dari tuberkulosis paru dengan
kavitasi. Tuberkulosis jenis ini melibatkan laring, faring,dan/atau epiglotis sehingga
memunculkan gejala serak, disfonia, dan disfagia disertai dengan batuk produktif.13
TB GENITOURINARIA
TB LIMFADENITIS
Limfadenitis tuberkulosis dicirikan dengan pembesaran kelenjar getah bening yang tidak
nyeri (pada umumnya servikalis posterior dan supraklavikular).13
Jawaban :
Streptom hambat Tdk diabsorpsi Tuberkul Wamil sakit Hambatan bubuk 1 & 5
isin sintesa di osis TS I / kepala dan neuromuskular gr
protein pd intestinumI. Tularemi dosis lesu meningkat bila Solusio 400
ribosom m a total Reaksi diberikan mg/ml dlm
mikobacte berikatan Bruselosi 20gr hipersensiti bersama as tabung 12,5
rium; dng protein s pada fitas etakrinat atau ml
bersifat plasma kehamila ototoksik furosemid; Dosis:
bakterisida ekskresikan n aterm (N VIII) & efek nefrotoksik Dewasa: 15
l filtrasi glom. (ketulian nefrotoksik meningkat bila mg/kgBB/ha
diekstrasel ke urin dlm 12 ) diberi bersama ri (12-18
uler jam Miasteni sefalosporin, mg/kgBB/ha
Menembus a gravis poli-miksin, ri)
plasenta; ggn fs siklosporin, Anak-anak:
ginjal sisplatin dan 20-30
atau ortu vanko-misin mg/kgBB/ha
> 65 ri (mak
tahun simum 1
gram)
INH Mengham Absorpsi baik tuberkul Hipersen mual- Alkohol dan tablet 100
bat enzim di sal. cerna osis sitifitas muntah, antasida mg dan 300
esensial yg per-oral atau Penyakit kuning,ano menurunkan mg, sirup 50
penting parenteral hati reksia, dan efeknya. mg/ml
utk sintesa Kadar puncak demam, peningkata meningkatkan Dewasa dan
asam plasma: 1-2 kulit n konsen-trasi anak-anak:
mikolat jam; kemerah SGOT/GP fenitoin & 5
dan konsentrasi di an, T karbamazepin mg/kgBB/ha
dinding sel SSP dan cairan hepatitis, Pada di plasma. ri (4-6
mikobakte serebrospinalis asetilator G6PD: Pemberian mg/kgBB/ha
rium kira-kira 1/5 di lambat, hemolisis bersama ri)
Bersifat plasma. DM, akut disulfiram
bakterisida T paruh neutrisi peru-bahan
l asetilator : 70 jelek perilaku
tuberkel mnt sampai 2- atau
tumbuh 5 jam anemia
aktif; baik diekskresikan
di intra melalui urin
maupun dalam 24 jam
ekstraselul dlm bentuk
er utuh &
sebagian dlm
bentuk
metabolit
Rifampis Mengham Diabsorpsi Tubercul Syok demam, meningkatkan tablet/kapsul
in bat sintesa baik di saluran osis sindrom kulit eliminasi 150, 300,
RNA cerna; dieks- Lepra Anemia kemerahan, kontra-sepsi dan 450 mg;
bakteri kresikan Meningit hemoliti mual- oral dan suspensi 100
dng melalui hati is ka akut muntah, antikoagulan. mg/ml
mengikat kedalam asimtom Ganggua jaundice, menurunkan Dewasa &
subunit dr empedu atik yg n hati trombosito kadar serum anak-anak:
DNA- deasetilisasi (6 disbbkan Dosis penia dan keto- 10
dependen- jam) oleh N. haraus nefritis, konazol,sikloser mg/kgBB/ha
RNA- Resirkulasi Meningit disesuaik BAK in, ri ( 8-12
polimerase enterohepatik idis an utk merah. kloramfenikol, mg/kgBB/ha
ekskresi me- Profilaks ganggua sulfo-nil urea, ri);
kompleks lalui tinja (60- is n ginjal analgesik maksimum
enzim- 65%) dan H.Influe narkotika, 600 mg
obat ( sisanya nza pd barbiturat,
subunit ) melalui urin anak- kuinidin,
Bakterisid Konsentrasi anak kortikosteroid,
al di intra puncak Bersama glikosida,
dan plasma: 2-4 beta betabloker,klofi
eksraselul jam; kadar di laktam brat,teofilin,ver
er cairan atau apamil,
Meningkat serebrospinalis vankomi kumarin dan
kan 10-40% kadar sin flukonazol
efektivitas serum; waktu endokard Hepatoksik
streptomis paruh 1,5-6 itis meningkat bila
in dan jam dan (stafilok diberi bersama
INH meningkat bila okus halotan
ada gangguan
hati
Etambut Mengham Absorpsinya tuberkul Hipersen Jarang & Pemberian tablet 250
ol bat sintesa baik di saluran osis sitifitas toksisitasny bersama dan 500 mg
metabolis cerna ; kadar Neuritis a minimal tuberkulostatika Dewasa: 15
me sel dng puncak optik Dapat lain (INH & mg/kgBB/ha
memblok plasma: 2-4 Anak < 5 berupa Rifampisin) ri (15-20
enzim jam; waktu tahun kulit meningkatkan mg/kgBB/ha
arabinosil paruh 3-4 jam; Bersihan kemerahan efekti- fitasnya ri)
transferase berikatan dng kreatinin Dpt juga Anak > 5
protein 40% < 50 terjadi: tahun:
kematian 75% ml/menit gatal-gatal, maksimum
sel diekskresikan Penderit nyeri sendi, 15
Bakteriost dlm bentuk a gggan mg/kgBB/ha
atik di utuh diurin, ganggua saluran ri
intra dan sisanya dlm n cerna,
ekstraselul bentuk ginjal disorientasi
er metabolit dosis dan ke
(aldehid & disesuaik mungkinan
asam an halusinasi
dikarboksilat)
Pirazina Sampai Absorpsinya Tuberkul Penderit Bersifat tdk diketahui Tablet 500
mid saat ini baik di saluran osis a dng hepatotoksi mg
blm cerna; ganggua k, dan Dewasa dan
diketahui, konsentrasi n fungsi berikatan anak: 25
Bakterisid puncak plasma hati dng dosis mg/kgBB/ha
al dalam 2 jam Hipersen Kematian ri (20-30
keadaan Waktu paruh: sitifitas biasanya mg/kgBB/ha
asam, 9-10 jam; terajdi krn ri)
aktivitas ekskresi adanya
sterilisasi terutama nekrosis,
di melalui ginjal poliartralgi
intraselule (3%) dalam a
r bentuk utuh
diurin; dan
40% dlm
bentuk asam
pirazinoat
Golongan kedua (sekunder )
1. Para amino salisilat
Interaksi Obat: tdk diketahui
Preparat dan dosis
- Tablet 500 dan 1000 mg
- Dewasa: 8-12 gr/hari dibagi 3-4 dosis
- Anak: 300 mg/kgbb/hari dibagi 3-4 dosis
2. Etionamid
Merupakan suatu tioamida asam isoniko-tinat; berwarna kuning, tdk larut dlm air,
berbau sulfida & stabil pd suhu biasa
Mekanisme kerja
Menghambat sintesa asam folat; bersifat bakteriostatika baik di intra dan ekstra-
seluler
Indikasi: Tuberkulosis paru
Farmakokinetik
- Absorpsinya baik disaluran cerna; kadar puncak plasma 2 jam
- Distribusinya luas termasuk cairan sere-brospinalis dan kurang dari 1%
diekskre-sikan melalui urin
Kontraindikasi
- Penderita gangguan hati berat
- Wanita hamil dan menyusui
3. Sikloserin
Antibiotika spektrum luas, yang merupakan analog d-alamin
Stabil dalam larutan alkal, dan rusak dalam larutan garam atau netral
Berupa bubuk putih, agak pahit dan higroskopis, serta larut dalam air
Mekanisme kerja
Menghambat sintesa dinding sel bakteri dengan menghambat alamin raasemase
Farmakokinetik
Absorpsinya baik dengan kadar puncak plasma: 4-8 jam
Distribusi luas termasuk cairan serebropinalis dan > 50% dieliminasi dalam waktu
12 jam
Indikasi: Tuberkulosis paru aktif dan tuberkulosis ekstrapulmoner
Kontraindikasi :Riwayat kejang depresi,ansietas dan atau psikosa , Ganguan ginjal
berat, Wanita hamil dan menyusui , Alkoholik
ESO : Sering menimbulkan ganguan SSP baik berupa:
- Ganguan neorologik: kedut otot kejang
- Ganguan psikik: gugup psikosa (10% kasus)
Interaksi obat : Pemberian bersama INH atau etionamid harus dihindari
Preparat dan dosis
- Kapsul 250 mg
- Dewasa: 2 X 250 mg selama 2 minggu dinaikkan secara perlahan s/d 2 X 500
- mg/hari selama 1,5 bulan
4. Kapreomisin
- Antibitotika polipeptida, mudah larut dlm air dan tidak berwarna
- Bersifat bakteriostatik, dan kurang toksik dibanding kanamisin
- Resistensi silang dng kanamisin dan neomisin
- Absorpsinya di saluran cerna kurang baikpar-enteral
- Konsentrasi puncak plasma 1-2 jam, > 50% diekskresikan melalui urin dalam 12
jam
- Bersifat nefrotoksik; kadar nitrogen urea, bersihan kreatinin, albuminurea dan
silinderurea serta bersifat ototoksik
- Kontraindikasi: gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui,
- Tidak boleh diberikan bersama obat-obat yg bersifat nefrotoksik
- Tersedia dalam bentuk vial 1 gram, dng dosis dewasa : 15 mg/kgbb/hari selama 2-
4 minggu
5. Amikasin
- Golongan aminoglikosida, larut dalam air
- Mekanisme kerja mirip kanamisin, tetapi volume distribusi ekstraselulernya lebih
besar
- Bersifat nefro dan ototoksik
- Kontraindikasi: penderita ginjal
- Tidak boleh diberikan bersama asam eta-krinat dan furosemid
- Dalamvial 50 mg/ml; dosis 15 mg/kgbb/hari dibagi 2-3 dosis
6. Kanamisin
- Menghambat sintesa protein dng mengi-kat ribosom 30S dan bersifat
bakterisidal
- Kontraindikasi: gangguan ginjal dan wanita hamil
- Pemberian bersama aminoglikosida lain, B sisplatin, amfoterisin, kolistin dan
diuretika kuatdihindari
- Dosis: 1 gram/hari (15 mg/kgbb/hari)
7. Rifabutin
- Derivat rifampisin dan mekanisme kerja-nya mirip
- Bersifat lipofilik, kosentrasi di jaringan 5 X di plasma, konsentrasi puncak
plasma: 2-3 jam
- Absorpsinya baik, dieskresikan melalui urin dan empedu
- ESO: kulit kemerahan (4%), gggan salur-an cerna (3%), dan neutropenia (2%)
- Bila terjadi gangguan pandangan (uveitis): di stop
- Memberikan pewarnaan pd kulit, urin, tinja, saliva, air mata dan kontak lensa
- Menurunkan waktu paruh beberapa obat misal: zidovudin, prednison, digitoksin,
fe -nitoin, kuinidin, propranolol, sulfonilurea, warfarin dan pil KB
- Dosis: 0,15-0,5 mg/kgbb/ahri atau 300 mg/hari
8. Viomisin
- Polipeptida yg larut dalam air, resistensi silang dng strepto, kana dan kapreomisin
9. Fluorokuinolon
- Sifat bakterisidalnya lemah (levo,oflok, sipro, flerofolksasin0
- Spar dan levofloksasin: menggantikan streptomisin
- Resistensi majemuk: ofloksasin srg digunakan
10. Makrolid
- Klaritromisin aktivitasnya 4X azitromisin
- Biasanya dikombinasi dng etambutol dan atau tanpa rifabutin utk infeksi M.
Avium kompleks
OAT Lini I ::
Dosis (mg)/berat
Dosis yang dianjurkan
Dosis Dosis badan (kg)
Obat (mg/kg Harian Intermiten maks
BB/hari) (mg/kg (mg/kg (mg) <40 40-60 >60
BB/hari) BB/hari)
R (rifampisin) 8-12 10 10 600 300 450 600
H (isoniazid) 4-6 5 10 300 150 300 450
Z
20-30 25 35 750 1000 1500
(pyirazinamid)
E (etambutol) 15-20 15 30 750 1000 1500
Sesuai
S (streptomisin) 15-18 15 15 1000 750 1000
BB
OAT Lini II ::
1) Paraamino Salisilat (PAS)
2) Etionamid
3) Kanamisin
4) Amikasin
5) KApreomisin
6) Sikloserin
7) Kuinolon
8) Obat lain yg masih dlm penelitian :: Makrolid dan Amoksilin + Asam Klavulanat
MDR Tuberkulosis
Mekanisme :
Diagnosis :
Langkah awal mendiagnosis resisten obat Tb adalah mengenal pasien dalam risiko
dan mempercepat dilakukannya diagnosis laboratorium.Deteksi awal MDR Tb dan memulai
sejak awal terapi merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan terapi. Pemeriksaan
yang dilakukan meliputi sputum BTA, uji kultur M. Tb dan resistensi obat. Kemungkinan
resistensi obat Tb secara simultan dipertimbangkan dengan pemeriksaan sputum BTA
sewaktu menjalani paduan terapi awal.Kegagalan terapi dapat dipertimbangkan sebagai
kemungkinan resisten obat Tb sampai ada hasil uji resistensi obat beberapa minggu kemudian
yang menunjukkan terdapatnya paduan terapi yang tidak adekuat.Identifikasi cepat pasien
resistensi obat Tb dilakukan terutama pasien memiliki risiko tinggi karena program
pengendalian Tb lebih sering menggunakan paduan terapi empiris, minimalisasi penularan,
efek samping OAT, memberikan terapi terbaik dan mencegah resistensi obat lanjut.
Prediksi seseorang dalam risiko untuk melakukan uji resistensi obat adalah langkah awal
deteksi resistensi obat. Prediktor terpenting resistensi obat adalah riwayat terapi Tb
sebelumnya, progresiviti klinis dan radiologi selama terapi Tb, berasal dari daerah insidens
tinggi resisten obat dan terpajan individu infeksi resisten obat Tb. Setelah pasien dicurigai
MDR Tb harus dilakukan pemeriksaan uji kultur M. Tb dan resistensi obat. Laboratorium
harus mengikuti protokol jaminan kualiti dan memiliki akreditasi nasional / internasional.
Khususnya 2 sampel dengan hasil yang berbeda dari laboratorium dengan tingkat yang
berbeda direkomendasikan untuk diperiksakan pada laboratorium yang lebih balk. Penting
sekali laboratorium menekankan pemeriksaan uji resistensi obat yang cepat, adekuat, valid
dan mudah dicapai oleh pasien dan layanan kesehatan. Mewujudkan laboratorium seperti ini
disuatu daerah merupakan tantangan untuk program pengendalian Tb.17
Paduan standard
Paduan empirik
Paduan disesuaikan masing-masing pasien (Ideal, tapi tergantung sumber daya &
sarana)
Pilihan berdasarkan :
Program TB MDR yang akan dilaksanakan saat ini menggunakan strategi pengobatan yang
standard (standardized treatment).Klasifikasi obat anti tuberkulosis dibagi atas 5 kelompok
berdasarkan potensi dan efikasinya, yaitu :
Kelompok 1: Sebaiknya digunakan karena kelompokini paling efektif dan dapat
ditoleransi dengan baik(Pirazinamid, Etambutol)
Kelompok 2: Bersifat bakterisidal (Kanamisin ataukapreomisin jika alergi terhadap
kanamisin)
Kelompok 3: Fluorokuinolon yang bersifat bakterisidaltinggi (Levofloksasin)
Kelompok 4: Bersifat bakteriostatik tinggi (PAS,Ethionamid, Sikloserin)
Kelompok 5: Obat yang belum jelas efikasinya. Tidakdisediakan dalam program inI.
Paduan ini hanya diberikan pada pasien yang sudah terbukti TB MDR Paduan obat
standard diatas harus disesuaikan kembali berdasarkan keadaan di bawah ini:
a. Hasil uji kepekaan OAT lini kedua menunjukkan resistenterhadap salah satu obat diatas.
Etambutol dan pirazinamid tetap digunakan
b.Ada riwayat penggunaan salah satu obat tersebut di atas sebelumnya sehingga dicurigai ada
resistensi, misalnya : pasien sudah pernah mendapat kuinolon untuk pengobatan TB
sebelumnya, maka dipakai levofloksasin dosis tinggi. Apabila sudah terbukti resisten
terhadap levofloksasin regimen pengobatan ditambah PAS, atas pertimbangan dan
persetujuan dari tim ahli klinis atau tim terapeutik
c.Terjadi efek samping yang berat akibat salah satu obat yang sudah dapat diidentifikasi
sebagi penyebabnya
d.Terjadi perburukan keadaan klinis, sebelum maupun setelah konversi biakan. Hal-hal yang
harus diperhatikan adalah kondisi umum, batuk, produksi dahak, demam, penurunan berat
badan
III. Prinsip paduan pengobatan TB MDR
1. Setiap rejimen TB MDR terdiri dari paling kurang 4 macam obat dengan efektifitas
yang pasti atau hampir pasti.
2. PAS ditambahkan ketika ada resistensi diperkirakan atau hampir dipastikan ada pada
fluorokuinolon.Kapreomisin diberikan bila terbukti resisten kanamisin.
3. Dosis obat berdasarkan berat badan.
4. Obat suntikan (kanamisin atau kapreomisin) digunakan sekurang-kurangnya selama 6
bulan atau4 bulan setelah terjadi konversi biakan. Periode ini dikenal sebagai fase
intensif`
5. Lama pengobatan minimal adalah 18 bulan setelah konversi biakan
6. Definisi konversi dahak: pemeriksaan dahak dan biakan 2 kali berurutan dengan jarak
pemeriksaan 30 hari menunjukkan hasil negatif.
7. Suntikan diberikan 5x/minggu selama rawat inap dan rawat jalan. Obat per oral
diminum setiap hari.Pada fase intesif obat oral diminum didepas petugas kesehatan
kecuali pada hari libur diminum didepan PMO.Sedangkan pada fase lanjutan obat oral
diberikan maksimum 1 minggu dan diminum didepan PMO.Setiap pemberian
suntikan maupun obat oral dibawah pengawasan selama masa pengobatan.
8. Pada pasien yang mendapat sikloserin harus ditambahkan Piridoxin (vit. B6), dengan
dosis 50 mg untuk setiap 250 mg sikloserin
9. Semua obat sebaiknya diberikan dalam dosis tunggal
O Penentuan dosis OAT oleh dokter yang menangani dan berdasarkan berat badan
pasien. Penentuan dosis dapat dilihat tabel 2
O Obat akan disediakan dalam bentuk paket (disiapkan oleh petugas farmasi UPK pusat
rujukan TB MDR) untuk 1 bulan mulai dari awal sampai akhir pengobatan sesuai dosis yang
telah dihitung oleh dokter yang menangani. Paket obat yang sudah disiapkan untuk 1 bulan
tersebut akan di simpan diPoliklinik DOTS Plus UPK pusat rujukan TB MDR
O Penyerahan obat setiap minggu kepada pasien pada fase lanjutan dibawah
pengawasan dokter yang menangani.
O Bila pasien meneruskan pengobatan di UPK satelit maka paket obat ini akan diambil
oleh petugas farmasi UPK satelit setiap bulannya di unit farmasi UPK pusat rujukan TB
MDR.
Kortikosteroid.
Kortikosteroid diberikan pada pasien TB MDR dengangangguan respirasi berat,
gangguan susunan sarafpusat atau perikarditis.Prednison digunakan 1 mg/kg dan diturunkan
(tappering off) apabila digunakandalam jangka waktu lama.Kortikosteroid jugadigunakan
pada pasien dengan penyakit obstruksikronik eksaserbasi.
Selama fase intensif baik obat injeksi dan obat minumdiberikan oleh petugas kesehatan
dengan disaksikanPMO kepada pasien. Pada fase rawat jalan ini obat oral ditelan di rumah
pasien hanya pada liburPada fase rawat jalan:
1.Pasien mendapat suntikan setiap hari (Senin s/dJumat) sedangkan obat oral 7 hari per
minggu.Penyuntikan obat dan menelan minum obatdilakukan didepan petugas kesehatan
2.Pasien berkonsultasi dan diperiksa oleh dokter UPKsatelit-2 setiap 1 minggu
3.Pasien yang memilih pengobatan di UPK satelitakan mengunjungi dokter di RS rujukan
MDRsetiap 2 minggu (jadwal kedatangan disesuaikandengan jadwal pemeriksaan sputum
ataulaboratorium lain) sampai dokter memutuskankunjungan dikurangi menjadi sebulan
sekali
4.Dokter UPK satelit memastikan:
bahwa pasien membawa spesimen sputumyang layak untuk pemeriksaan mikroskopik
dankultur setiap bulannya dan dilakukanpemeriksaan darah atau lainnya jikadibutuhkan.
Anggota Tim Ahli Klinis dan wasor memperolehinformasi klinis yang diperlukan untuk
dibicarakan pada pertemuan Tim Ahli Klinis(hasil pemeriksaan sputum dan kultur, efek
samping dst)
Mencatat perjalanan penyakit pasien dan bilaada kejadian khusus maka akan melaporkan
kepada Tim Ahli Klinis di pusat rujukan
Jawaban :
Penyakit tuberkulosis paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan
komplikasi. Komplikasi dapat dibagi atas komplikasi dini dan komplikasi lanjut
Jawaban :
1. Bagi penderita, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan menutup mulut saat
batuk, dan membuang dahak tidak di sembarangan tempat.
2. Bagi masyarakat, pencegahan penularan dapat dilakukan dengan meningkatkan
ketahanan terhadap bayi, yaitu dengan memberikan vaksinasi BCG.
3. Bagi petugas kesehatan, pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan penyuluhan
tentang penyakit TB paru, yang meliputi gejala, bahaya, dan akibat yang
ditimbulkannya terhadap kehidupan masyarakat pada umumnya.
4. Petugas kesehatan juga harus segera melakukan pengisolasian dan pemeriksaan
terhadap orang-orang yang terinfeksi, atau dengan memberikan pengobatan khusus
pada penderita TB paru ini. Pengobatan dengan cara menginap di rumah sakit hanya
dilakukan bagi penderita dengan kategori berat dan memerlukan pengembangan
program pengobatannya, sehingga tidak dikehendaki pengobatan jalan.
5. Pencegahan penularan juga dapat dicegah dengan melaksanakan desinfeksi, seperti
cuci tangan, kebersihan rumah yang ketat, perhatian khusus terhadap muntahan atau
ludah anggota keluarga yang terjangkit penyakit ini (piring, tempat tidur, pakaian),
dan menyediakan ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
6. Melakukan imunisasi orang-orang yang melakukan kontak langsung dengan
penderita, seperti keluarga, perawat, dokter, petugas kesehatan, dan orang lain yang
terindikasi, dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif tertular.
7. Melakukan penyelidikan terhadap orang-orang kontak. Perlu dilakukan tes tuberculin
bagi seluruh anggota keluarga. Apabila cara ini menunjukkan hasil negatif, perlu
diulang pemeriksaan tiap bulan selama 3 bulan dan perlu penyelidikan intensif.
8. Dilakukan pengobatan khusus. Penderita dangan TB paru aktif perlu pengobatan yang
tepat, yaitu obat-obat kombinasi yang telah ditetapkan oleh dokter untuk diminum
dengan tekun dan teratur, selama 6-12 bulan. Perlu diwaspadai adanya kebal terhadap
obat-obat, dengan pemeriksaan penyelidikan oleh dokter. 15
Jawaban :
Secara umum, penderita-penderita yang tidak begitu parah dapat diobati.Paling tidak,
prosesnya bisa dihambat oleh kinerja obat-obat kemoterapi modern yang dikonsumsi.Tetapi,
selain dari kegagalan paru atau hemoptoe, pada beberapa kasus, perjalan penyakit terus
memburuk sehingga terjadi destroyedlung, suatu keadaan yang dahulu disebut phtysis
gallopans (sangat kurus dan lemah).
Secara teoretis, pada penyakit tuberkulosis terdapat 10-100 juta basil. Satu diantara
100 ribu hasil akan resisten terhadap salah satu obat antituberculosis. Bila kita menggunakan
kombinasi tiga macam obat, maka kemungkinan terjadinya resisten pada strain tersebut akan
menjadi 1 : (100.000)3.
Pada tiga bulan pertama, penderita diberi terapi secara intensif, yaitu dengan
pemberian kombinasi Isoniazid dan Etambutol, dengan Streptomisin atau Rifampisin.
Kemudian, selama 1,5-2 tahun hanya diberi Isoniazide dan Etambutol. Ada beberapa orang
yang cenderung pada cara pengobatan yang lebih singkat, dikarenakan terbatasnya biaya.15
Jawaban :
Pasien TB yang telah dinyatakan sembuh sebaiknya tetap dievaluasi minimal dalam 2
tahun pertama setelah sembuh. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kekambuhan. Hal
yang dievaluasi adalah mikroskopis BTA dahak dan foto toraks (sesuai indikasi/bila ada
gejala).
Kriteria TB sembuh :
- BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir pengobatan) dan
telah medapatkan pengobatan yang adekuat.
- Pada foto toraks, gambaran radiologi serial tetap sama/perbaikan.
- Adanya perbaikan klinis berupa hilangnya batuk, penambahan berat badan dan lain-
lain.
- Bila ada fasiliti biakan, maka kriteria ditambah biakan negatif.16
DAFTAR PUSTAKA