Вы находитесь на странице: 1из 6

MAKALAH

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER


STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA

Oleh :

Kelompok IV

Mahardika Himas Nugraeni (13304241047)


Maryatul Qibtiyah (13304241059)
Fitarahmawati (13304241062)
Ajeng Narulita Kusumas Tuti (13304244005)
An Nisaa Rakhmi (13304244028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


PENDAHULUAN

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.
Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau
tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah pembangkit
tenaga bagi sel (Purnobasuki, 2011).
Berdasarkan hipotesis endosimbiosis mitokondria berasal dari sel eukariotik yang
bersimbiosis dengan prokariot (bakteri) sehingga membentuk organel sel (Marguilis, 1981).
Adanya DNA pada mitokondria menunjukkan bahwa dahulu mitokondria merupakan entitas
yang terpisah dari sel inangnya dan hipotesis ini ditunjang oleh beberapa kemiripan
mitokondria dengan bakteri. Mitokondria ini menyerupai bakteri mulai dari bereproduksi
dengan cara membelah diri menjadi dua, memiliki sistem genetik sendiri, dan memiliki
ribosom. Ribosom mitokondria lebih mirip dengan bakteri dibandingkan dengan ribosom
yang dikode oleh inti sel eukariot (Cooper,2000).
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan
bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan
diameter 0,5 m 1,0 m dan panjang 1 -3 m. Struktur mitokondria terdiri dari empat
bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Mitokondria berputar dan berubah bentuk menjadi bermacam macam konformasi.
Satu mitokondria dapat menunjukkan perubahan bentuk dalam perjalanan waktu. Pada otot
lurik dan sel sel lain yang mitokondrianya tidak terdapat bebas dalam sitosol plastisitas
strukturnya berkurang. Plastisitas dan gerak mitokondria dalam sel menjamin penyebarluasan
ATP di seluruh sel yaitu di tempat tempat yang memerlukan ATP (Siregar, 1990).
1. Struktur Mitokondria

Gambar 1. Struktur Mitokondria secara umum


Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan
memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan
bentuk mitokondria bisa berbeda-beda untuk setiap sel. Misal pada ganggang tidak berwarna
Leucathrix dan Vitreoscilla tidak mempunyai mitokondria. Spermatozoa dan flagellata
tertentu seperti Chromulina hanya memiliki satu mitokondria per sel, Hati memiliki kurang
lebih 800 mitokondria per sel. Pada beberapa keadaan terdapat kaitan langsung antara jumlah
mitokondria pe sel dengan keperluan metabolisme sel ( Siregar, 1990).
Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 m 1,0 m dan . Struktur
mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar, membran dalam, ruang
antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam membran [Cooper, 2000].
Gambar 2. Membran luar mitokondria dengan porin
Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan perbandingan yang sama serta
mengandung protein porin yang menyebabkan membran ini bersifat permeabel terhadap
molekul-molekul kecil yang berukuran 6000 dalton. Dalam hal ini, membran luar
mitokondria menyerupai membran luar bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga
mengandung enzim yang terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam
proses transpor lipid ke matriks untuk menjalani oksidasi menghasilkan Asetil KoA
(Purnobasuki, 2011).
Dengan sifat membran yang permiabel terhadap molekul molekul di sitosol, maka
pada ruang antar membran secara kimiawi berisi cairan yang sama seperti di sitosol. Ruang
antar membarn mengandung beberapa enzim yang digunakan untuk mengeluarkan ATP dari
matrix untuk memfosfolirasi nuleotida lain ( Albert, 2008 : 818)

Gambar 3. Membran luar, ruang antar membran, dan membran dalam mitokondria dengan
cristae dan beberapa protein yang terdapat di membran dalam

Membran dalam yang kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20%
lipid dan 80% protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas
permukaan ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke
dalam matriks, disebut krista [Lodish, 2001].
Gambar 4. Krista dan matriks mitokondria
Stuktur krista ini meningkatkan luas permukaan membran dalam sehingga
meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi ATP. Membran dalam mengandung
protein yang terlibat dalam reaksi fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi
membentuk ATP pada matriks mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar
masuknya metabolit dari matriks melewati membran dalam ( Purnobasuki, 2011).
Struktur morfologi yang paling bervariasi adalah krista. Dalam satu sel tertentu krista
biasanya seragam dan khas bagi sel itu. Dalam tipe tipe sel yang berbeda, bentuk krista
sangat berbeda. Sebagian besar mitokondria mempunyai krista seperti lamela atau seperti
tubul. Krista yang berbentuk seperti lamela adalah yang paling umum, lamela relatif paralel
atau bertumpuk tumpuk teratur. Sebagai contoh yaitu mitokondria pankreas dan ginjal
(Siregar,1990).
Menurut tulisan dari Purnobasuki (2011) dan Albert (2008) matrix merupakan tempat
berlangsungnya reaksi-reaksi yang penting bagi sel, seperti reaksi oksidasi piruvat, siklus
Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi oksidasi asam lemak. Di dalam matriks
mitokondria juga terdapat materi genetik, yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA),
ribosom, ATP, ADP, tRNA, berbagai enzim untuk eksperesi gen mitokondria, fosfat organik
serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium .
Gambar 5. DNA mitokondria
DNA mitokondria terdapat dalam bentuk sirkular tunggal atau catenated, yaitu dua
atau lebih untai berkaitan bersama sama seperti kaitan dalam rantai, didalam matriks
mitokondria. Satu mitokondria biasanya memiliki 2-6 kopi DNA, sehingga jumlah mtDNA
per sel mencapai 108 atau bergantung pada jumlah mitokondria tipe tertentu (Siregar,1990).

Peran mtDNA dalam mitokondria sama dengan peran DNA inti sel eukaruot, yaitu
memproduksi rRNA, tRNA, dan mRNA. Sistem genetika mitokondria sangat bergantung
kepada sistem genetika inti. Translasi dan trankripsi bergantung pada genetik inti. Bahan
bahan tertentu seperti rRNA, tRNA, dan mRNA tidak bergantung pada inti tetapi protein
tertentu ditentukan oleh inti seperti protein ribosom, RNA polimerase, DNA polimerasi,
tRNA aminoasil sintetase dan faktor faktor sintesis protein. Fenomena yang menarik adalah
mtDNA tidak dapat diekspresi dan direplikasi tanpa bantuan inti (Siregar, 1990).

Sistem semiotonom mitokondria terlihat dari cara sintesis ribosom mitokondria. RNA
ribosom mitokondria ditanskripsi di mtDNA sedang protein ribosom mitokondria
ditranskripsi dari DNA inti, kemudian ditranslasi pada ribosom sitoplasma dan akhirnya
diangkut ke dalam mitokondria untuk perakitan partikel nukleotida (ribosom) (Siregar, 1990).

Вам также может понравиться