Вы находитесь на странице: 1из 7

TUGAS KIMIA FARMASI II

HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT TURUNAN TIAZID

HIDROFLUROMETIAZID

Dosen Pengampu:

Ade Ferdinan, S. Farm. Apt

Kelompok 26

Nama Anggota:

1. Sumiati NIM: 149110

2. Syahbrani NIM: 149112

Akademi Farmasi Yarsi Pontianak

Tahun Akademik 2016


DIURETIK TURUNAN TIAZID

A. Diuretik derifat tiasid.


Diuretika turunan tiazida adalah saluretik, yang dapat menekan

absorpsi kembali ion-ion Na+, Cl- dan air. Turunan ini juga meningkatkan

ekskresi ion K+, Mg++ dan HCO3- dan menurunkan ekskresi asam urat.

Diuretik turunan tiazid terutama digunakan untuk pengobatan sembab pada

keadaan dekompensasi jantung dan sebagai penunjang pada pengobatan

hipertensi karena dapat mengurangi volume darah dan secara lengsung

menyebabkan relaksasi otot polos arteriola. Turunan ini dalam sediaan sering

dikombinasi dengan obat-obat antihipertensi, seperti resepin dan hidralazin,

untuk pengobatan hipertensi karena menimbulkan efek potensiasi. Diuretika

turunan tiazid menimbulkan efek samping hipokalemi, gangguan

keseimbangan elektrolit dan menimbulkan penyakit pirai yang akut.


1. Mekanisme kerja
Diuretika turunan tiazid mengandung gugus sulfamil sehingga

dapat menghambat enzim karbonik anhidrase. Juga diketahui bahwa

efek saluretiknya terjadi karena adanya pemblok proses pengangkutan

aktif ion klorida dan absorpsi kembali ion yang menyertainya pada loop

of henle, dengan mekanisme yang belum jelas, kemungkinan karena

peran dari prostaglandin. Turunan tiazid juga menghambat enzim

karbonik anhidrase di tubulus distal tetapi efeknya relatif lemah.


2. Hubungan struktur dan aktifitas
Studi hubungan struktur-aktivitas diuretik turunan tiazid

menunjukkan bahwa aktivitas diuretik meningkat bila senyawa

mempunyai gambaran struktur sebagai berikut:


1) Pada posisi 1 cincin heterosiklik adalah gugus SO2 atau CO2- Gugus

SO2 mempunyai aktivitas yang lebih besar.


2) Pada posisi 2 ada substituen gugus alkil yang rendah, biasanya

gugus metil.
3) Pada posisi 3 ada substituen lipofil, seperti alkil terhalogenasi

(CH2Cl, CH2SCH2CF3), CH2-C6H5 dan CH2SCH2-C6H5.


4) Ada ikatan C3-C4 jenuh. Reduksi ikatan rangkap pada C3-C4 dapat

meningkatkan aktivitas diuretik 10 kali.


5) Substitusi langsung pada posisi 4,5 atau 8 dengan gugus alkil akan

menurunkan aktifitas diuretik.


6) Pada posisi 6 ada gugus penarik elektron yang sangat penting,

seperti Cl dan CF3. Hilangnya gugus tersebut membuat senyawa

kehilangan aktivitas. Penggantian gugus Cl dengan CF3 dapat

meningkatkan kelarutan senyawa dalam lemak sehingga

memperpanjang masa kerja obat.


7) Pada posisi 7 ada gugus sulfamil yang tidak tersubstitusi. Turunan

mono dan disubstitusi dari gugus sulfamil tidak mempunyai

aktivitas diuretik.
8) Gugus sulfamil pada posisi meta (1) dapat diganti dengan gugus-

gugus elektronegatif lain, membentuk gugus induk baru yang

dinamakan diuretika seperti tiazid (tiazide-like diuretics) seperti

pada turunan salisilanilid (xipamid), turunan benzhidrazid

(klopamid dan indopamid), dan turunan ptalimidin (klortalidon).


Hubungan struktur-aktivitas diuretik turunan tiazid dapat dilihat

pada tabel berikut:


Dari tabel diatas terlihat bahwa tidak ada korelasi yang bermakna

antara potensi naturetik oral dengan aktivitas penghambatan karbonik

anhidrase, yang dapat dilihat dari dosis penggunaan.


Contoh :
HIDROFLUROMETIAZID
1. Hubungan Struktur dan Aktivitas Obat

2. Identifikasi
Spektroskopi Infra Red (IR)
Spektrofotometri inframerah sangat penting dalam kimia modern,

terutama dalam daerah organik. Spektrofotometer ini merupakan alat rutin

untuk mendeteksi gugus fungsional, mengidentifikasi senyawa, dan

menganalisis campuran. Instrumen yang merekam spektra inframerah

tersedia secara komersial dan mudah digunakan secara rutin (Day dan

Underwood, 2001).
Interaksi dari radiasi elektromagnetik dengan resonansi vibrasi atau

rotasi dalam suatu struktur molekul diistilahkan sebagai spektroskopi

inframerah. Pada umumnya radiasi sinar inframerah dalam daerah sekitar

2,5 m sampai dengan 50 m, yang setara dengan bilangan gelombang 4000

sampai dengan 200 cm digunakan untuk menentukan hampir semua

transisi vibrasi atau vibrasi rotasi yang penting. Absorpsi dari radiasi

inframerah terjadi hanya jika momen dipol permanent -1,dari molekul


berubah dengan suatu resonansi vibrasi atau rotasi. Kesimetrisan molekul

secara langsung mempengaruhi momen dipol permanen. Resonansi ikatan

stretching atau bending dapat mempengaruhi kesimetrisan ini, dengan

demikian menimbulkan pergeseran momen dipol. Resonansi secara

vibrasi dari molekul seringkali dapat dihubungkan dengan ikatan atau

gugus tertentu, resonansi ini berlaku seolah-olah mereka dihasilkan dari

vibrasi atau molekul-molekul diatomik. Ini berarti bahwa vibrasi yang

dihasilkan dan atom yang sama dihubungkan dengan pita inframerah di

atas daerah frekuensi yang kecil, walaupun vibrasi mungkin terjadi di

dalam molekul sama sekali berbeda (Martin dkk., 1993).


DAFTAR PUSTAKA

Soekardjo, Bambang dan Siswando. 2008. KIMIA MEDISINAL 2 cetakan kedua.

Day, R.A dan Underwood, A.L.2001. Analisis Kimia Kuantitas. Jakarta :

Erlangga.

Martin, A.N. dkk. (1993). Farmasi Fisik. Penerjemah : Yoshita. Edisi Ketiga. Jilid
kedua. Jakarta : UI Press.

Вам также может понравиться