Вы находитесь на странице: 1из 5

Bendungan Ponre-Ponre

Bendungan Ponre-ponre
terletak di Desa Tompobulu
Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone Sulawesi
Selatan, Bendungan yang
menghabiskan dana kira-
kira Rp. 91 milyar dalam
pembangunan ini sudah
diresmikan oleh bapak
Presiden RI pada tanggal 12
Maret 2009 lalu. Bendungan
dengan jenis urugan batu
dengan lapis permukaan
beton (Concrete Faced
Rockfill Dam) ini dibangun
selama 34 bulan dan
merupakan bagian dari Loan JBIC IP-509 (DISMP). Bendungan ini difungsikan sebagai sumber
air untuk meningkatkan sawah tadah hujan menjadi sawah irigasi, dengan daerah irigasi yang
mampu di aliri seluas 4.411 Ha.

Selain fungsi utamanya mengairi sawah, pada musim liburan bendungan ini juga berfungsi
sebagai tempat wisata bagi warga yang tinggal disekitar bendungan. Banyak kegiatan yang bisa
dilakukan bersama keluarga disana seperti, berenang, memancing ataupun hanya untuk sekedar
bersantai-santai.

Studi kelayakan untuk sistem irigasi Ponre Ponre telah diadakan di bawah kontrak Konsultan
lokal untuk periode 1988-1990, yang didanai oleh SSIMP (USAID) dengan Konsultan Teknik
Harza. Dalam studi ini telah di persiapkan survey, investigasi dan garis besar perencanaan untuk
beberapa alternative lokasi dan type bendungan. Lokasi bendungan berada di lembah batuan
yang curam, ada 3 pilihan pada tahap ini adalah bendungan type urugan dengan inti tanah, lapis
beton permukaan (CFRD) dan struktur beton (Concrete Gravity type). Pekerjaan ini telah
diselesaikan pada tahun 1992.Selama persiapan untuk program SSIMP-3 (Small Scale Irrigation
Management Project -3) tahun 1996 yang dibiayai dana JBIC Jepang , Pemerintah Indonesia
mengusulkan untuk proyek Ponre Ponre dimasukkan ke dalam program SSIMP-3. Pada waktu
itu Konsultan Nippon Koei sedang bekerja di Sulawesi Selatan untuk SSIMP-2, dan tenaga ahli
(expert) bendungan dari Nippon Koei menyarankan bahwa type bendungan concrete gravity
akan lebih mahal dari perkiraan semula sehingga pemilihan type bendungan akan di kaji dan
ditinjau kembali. Selanjutnya pelaksanaan investigasi geologi (drilling) dilaksanakan dibawah
kontrak dana lokal dan juga Konsultan lokal, untuk mengecek kwalitas batuan di lokasi plinth
pada bendungan type CFRD dan mempersiapkan perkiraan harga pada kedua type bendungan
CFRD dibandingkan dengan type urugan inti tanah (clay core). Dalam studi ini dihasilkan bahwa
biaya untuk bendungan type CFRD menjadi lebih murah, jadwal pelaksanaan lebih cepat dan
pertimbangan-pertimbangan lain lebih positip.
Tanjung Palette, Tempat Ditenggelamkannya Orang Selingkuh

Tanjung Palette adalah salah satu kawasan wisata di kabupaten Bone, sekitar 12
km sebelah timur dari kota Watampone. Watampone ditempuh sekitar 3 jam dari
kota Makassar. Tempat wisata ini sekarang sangat populer bagi wisatawan
domestik, tak pernah sepi dari pengunjung terutama di hari raya. Itu karena
keindahan alamnya, suara deburan ombak yang keras dan harga tiket yang murah.

Tanjung Palette terletak di pesisir Teluk Bone, bukan berupa hamparan pasir
namun pantai dengan karang yang lumayan terjal.

Di balik keindahan pemandangan di Tanjung Palette, menurut cerita rakyat yang


turun temurun sejatinya adalah tempat mallabu tau, Menenggelamkan orang
karena pelanggaran yang berat pada zaman kerajaan Bone. Orang yang
dilabu(ditenggelamkan) di Pallete adalah pasangan selingkuh.Mereka yang telah
berkeluarga namun berselingkuh akan diikat bersama lalu di buang disana. Saya
sendiri sebagai orang Bone hanya bisa mendapati cerita tentang orang di
tenggelamkan, mungkin karena zaman kerajaan telah berakhir sehingga tak ada
lagi orang yang di tenggelamkan disana. Tetapi memang di masyarakat Bone dan
masyarakat Bugis pada umumnya selingkuh adalah perbuatan yang sangat tercela
dan akan mendapat hukuman yang sangat ketat di masa lalu sehingga sampai
sekarang hampir tak pernah ada kasus selingkuh dengan perempuan yang sudah
berkeluarga disana.
Goa Mampu
Goa mampu merupakan salah satu objek wisata alam yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan,
goa ini juga menyimpan sejuta kisah yang dipercaya oleh sebagian besar masyarakat dengan
sebutan alebborengnge ri Mampu (musibah/malapetaka di Mampu).

Di dalam goa yang memiliki luas sekitar 2000 meter persegi itu, para pengunjung disuguhi
pemandangan stalagtit dan stalagmit yang sangat rapi, beberapa bongkahan batu yang berbentuk
manusia, perahu, hewan, tumpukan padi, persawahan. Ya, memang mirip sebuah perkampungan.

Selait itu, didalam goa tersebut


terdapat kuburan kuno yang
menambah kesan mistis, satu kuburan
terletak tak jauh dari mulut goa dan
yang satunya lagi berada di puncak
goa itu atau tepatnya ditingkatan
tujuh.

Legenda tentang goa mampu, juga


tercatat dalam buku Lontara Bugis.
Yang menceritakan mengenai kisah
sebuah perkampungan yang
mendapat kutukan dan seluruhnya
telah berubah menjadi batu.

Namun meski demikian, hingga kini belum ada pelurusan sejarah tentang legenda goa mampu
ini, sehingga menimbulkan banyak versi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat.

Salah satu versi menyebutkan, jika pada zaman dahulu tempat tersebut merupakan daerah
kerajaan mampu. Kutukan berawal ketika putri raja sedang menenun seorang diri di teras
rumah panggungnya. Namun, karena rasa ngantuk, alat tenun atau yang disebut walida milik
sang putri terjatuh ke tanah.

Tak jauh dari tempat tersebut, ada seekor anjing. Putri raja langsung meminta tolong kepada
anjing tersebut untuk mengambilkan walidanya. Tiba-tiba anjing itu berbicara layaknya seorang
manusia. Sang putri langsung kaget dan seketika itu tubuhnya berubah menjadi batu dari kepala
hingga ujung kakinya.

Setelah para dayang serta masyarakat melihat kejadian yang menimpa sang putri, mereka
langsung kaget dan menunjuk seraya bertanya apa yang sedang terjadi. Namun yang lebih
naasnya lagi, setiap orang yang bertanya, dirinya pun berubah menjadi bongkahan batu. Dan kini
peristiwa tersebut, dikenal oleh masyarakat dengan istilah Sijello to Mampu (saling menunjuk).

Legenda ini telah menyebar dan berkembang kemasyarakat luas. Dari legenda tersebut,
menjadikan goa ini banyak dikunjungi para wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun
wisatawan mancanegara.

sebelum masuk ke dalam goa ini, para pengunjung harus mempersiapkan alat penerangan, atau
jika tidak, di tempat tersebut ada obor yang disewakan khusus untuk pengunjung. Di dalam goa
kondisinya sangat gelap, terkecuali tempat-tempat tertentu yang mendapat pancaran sinar
matahari dari langit-langit goa yang berlubang.
Air Terjun Ladenring

Kabupaten Bone di Sulsel terkenal akan sawah hijau dan makam kuno raja-raja setempat. Namun
selain itu terdapat juga Air Terjun Ladenring yang indah dan belum banyak diketahui wisatawan.

Lamuru adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.
Sebelumnya hampir tidak ada potensi wisata alam yang bisa Anda temui di Lamuru, kecuali
keindahan hamparan persawahannya yang berbentuk terasering, dan kompleks makam kuno Raja
Bone.

Namun kali ini saya tidak akan membahas tentang sejarah dari Lamuru, melainkan sebuah
keindahan yang masih jarang diketahui oleh Masyarkat Bone. Air terjun Ladenring namanya,
sedikit asing bagi sebagian orang.

Penamaan Ladenring itu datang dari warga masyarakat setempat yang artinya si dinding,
karena bentuknya yang menyerupai dinding yang lebar dan dialiri air sungai yang tak pernah
mengalami kekeringan bahkan di musim kemarau.

Air Terjun Ladenring sendiri terletak di Desa Varugae, Kecamatan Lamuru, yang berbatasan
langsung dengan Kabupaten Soppeng. Untuk mencapai lokasi ini ada dua jalur yang bisa
ditempuh.

Jalur pertama yaitu melalui Desa Barugae sendiri. Sebelumnya, jalur ini jarang dipilih oleh para
traveler dikarenakan akses dan medan yang cukup sulit. Kabarnya saat ini jalur pertama jauh
lebih baik dan dekat, hanya berjalan kaki sekitar 1,5 km dari tempat penitipan kendaraan.

Jalur kedua yaitu melewati Kecamatan Citta, Kabupaten Soppeng, Saya memilih melewati jalur
kedua tersebut dengan beberapa petimbangan, termasuk lokasi kampung saya sendiri yang lebih
dekat dan berbatasan dengan Kabupaten Soppeng.

Вам также может понравиться