Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya distribusi frekuensi umur ibu bersalin di Desa Laburunci
Kecamatan Pasarwajo tahun 2017
2. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pendidikan ibu bersalin di Desa
Laburunci Kecamatan Pasarwajo tahun 2017
3. Diketahuinya distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu bersalin di Desa
Laburunci Kecamatan Pasarwajo tahun 2017
4. Diketahuinya distribusi frekuensi paritas ibu bersalin di Desa Laburunci
Kecamatan Pasarwajo tahun 2017
5. Diketahuinya distribusi frekuensi anjuran petugas kesehatan untuk persalinan
dengan petugas kesehatan terhadap ibu di Desa Laburunci Kecamatan Pasarwajo
tahun 2017
6. Diketahuinya distribusi frekuensi sikap ibu dalam memilih tenaga penolong
persalinan di Desa Laburunci Kecamatan Pasarwajo tahun 2017
7. Diketahuinya faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan banyaknya
pemilihan dukun sebagai tenaga penolong persalinan di Desa Laburunci
Kecamatan Pasarwajo tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber referensi untuk penelitian
selanjutnya.
2. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas diharapkan dapat menjadi masukan
dalam menyusun dan melaksanakan program kesehatan ibu dan anak pada
masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan (Partus)
Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan biasa atau persalinan
normal atau persalinan spontan terjadi apabila bayi lahir dengan presentasi belakang
kepala tanpa memakai alat-alat atau alat bantu serta tidak melukai ibu dan bayi, dan
umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam4.
Persalinan dianggap normal juga jika terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (in partu)
sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Seorang wanita
belum dikatakan inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan pada
serviks4.
Fisiologi Persalinan
Mekanisme persalinan terdiri dari 4 kala, yaitu 4,5 :
Kala I : kala pendataran dan dilatasi serviks, dimulai ketika telah tercapai kontraksi
uterus yang cukup untuk menghasilkan pendataran dan dilatasi serviks, dan berakhir
ketika serviks sudah membuka lengkap (sekitar 10 cm)
Kala II : Kala pengeluaran janin (ekspulsi janin), dimulai ketika dilatasi serviks
sudah lengkap, dan berakhir ketika janin sudah lahir.
Kala III : Waktu untuk pelepasan dan ekspulsi plasenta
Kala IV : Satu jam setelah plasenta lahir lengkap
Faktor Resiko dan Tanda Bahaya dalam Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan
diri yang khusus agar ibu dalam keadaan sehat. Faktor-faktor resiko pada ibu hamil
diantaranya adalah4,5 :
1. Ibu hamil usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
2. Primipara (kehamilan pertama) atau multipara kehamilan telah lebih dari 4
kali.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Tinggi badan kurang dari 145 cm
5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm
6. Riwayat keluarga menderita diabetes, hipertensi dan riwayat penyakit
kongenital.
7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.
Semakin banyak ditemukan faktor risiko pada seorang ibu hamil, maka semakin
tinggi risiko kehamilannya6.
Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas adalah gejala yang
menunjukkan ibu dan bayi yang dikandungannya dalam keadaan bahaya. Bila ada
tanda bahaya, ibu segera dibawa ke Rumah Sakit untuk mendapat pertolongan6.
Tanda bahaya pada ibu hamil yang perlu dikenali yaitu:
1. Ibu tidak mau makan dan muntah
2. Berat badan ibu hamil tidak naik
3. Perdarahan
4. Bengkak tangan atau wajah dan dapat diikuti kejang
5. Gerakan janin kurang atau tidak ada
6. Kelainan letak janin didalam rahim
7. Ketuban pecah sebelum waktunya
8. Persalinan lama
9. Penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan
10. Demam tinggi pada masa nifas
2.2 Tenaga Penolong Persalinan
Yang dimaksud dengan tenaga penolong persalinan adalah orang-orang yang
biasa memeriksa wanita hamil atau memberikan pertolongan selama persalinan dan
nifas. Tenaga yang dapat memberikan pertolongan selama persalinan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu tenaga kesehatan (mereka yang mendapatkan pendidikan formal
seperti dokter spesialis, dokter umum, bidan dan perawat bidan) dan bukan tenaga
kesehatan, yaitu dukun bayi yang terlatih dan tidak terlatih4.
Tenaga Kesehatan
Komplikasi dan kematian ibu serta neonatal sering terjadi pada masa sekitar
masa persalinan. Oleh sebab itu intervensi ditekankan pada kegiatan pertolongan
persalinan yang aman yaitu oleh tenaga kesehatan 1. Persalinan oleh tenaga kesehatan
dianggap memenuhi persyaratan sterilitas, selain itu bila mendadak terjadi resiko
tinggi atau mengalami keadaan gawat darurat maka penanganan atau pertolongan
pertama serta rujukan dapat segera dilakukan. Dalam menolong persalinan, teknik
pertolongan persalinan dan prinsip sterilisasi alat kesehatan diterapkan oleh tenaga
kesehatan sehingga diharapkan persalinan aman dapat diperoleh. Keterbatasan dari
penolong persalinan ini adalah pelayanan hanya terbatas pada pelayanan medis, tanpa
terjangkau oleh faktor budaya sehingga rasa aman secara psikologis kurang terpenuhi.
Kadang-kadang pelayanan tidak terjangkau dari segi keberadaan dan jarak.
Umumnya imbalan jasa berupa uang sehingga menyulitkan masyarakat miskin
Diharapkan setiap ibu hamil memanfaatkan petugas kesehatan seperti dokter,
bidan dan perawat dalam pertolongan persalinan. Dengan memilih tenaga kesehatan
sebagai penolong persalinan, ibu akan mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
prinsip bebas kuman dan prosedur standar pelayanan. Jika ditemui adanya komplikasi
dalam persalinan, ibu akan mendapatkan pertolongan yang tepat7.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan
pendekatan kualitatif.
1. Ibu berumur 20-50 tahun yang telah mempunyai anak yang datang ke
posyandu
2. Ibu yang bersedia mengikuti penelitian dan mengisi kuesioner setelah
diberikan penjelasan (Informed Consent)
3. Ibu bersedia dihubungi untuk diwawancarai lebih lanjut apabila data
tidak jelas
Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner - Baik, jika jawaban Nominal
diketahui atau dijawab yang benar 7-10
responden, dalam penelitian - Kurang, jika
ini tentang kehamilan dan jawaban yang
persalinan benar < 7
Sikap Kecenderungan yang Kuesioner - Baik, jika jawaban Nominal
dipelajari untuk bertingkah yang benar 4
laku secara konsisten - Kurang, jika
terhadap suatu objek, dalam jawaban yang
penelitian ini terhadap benar < 4
pemilihan persalinan
Distribusi antar kelas umur terlihat merata dengan frekuensi ibu-ibu terbanyak pada
umur 34-40 tahun.
4.1.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran umum mengenai
pendidikan responden. Data tersebut menggambarkan bahwa mayoritas responden
berpendidikan Sekolah Dasar (SD), yaitu sebanyak 36,7%. Distribusinya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini
4.1.2 Hasil Penelitian Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Rumah
Tangga tentang Pemilihan Tenaga Persalinan
Hasil penelitian mengenai gambaran tingkat pengetahuan ibu rumah tangga
tentang pemilihan tenaga persalinan terlihat di tabel 4.5 dibawah ini.
4.1.2 Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan
kualitatif yang bertujuan mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap ibu dalam
memilih tenaga persalinan di Desa Laburunci pada tahun 2017. Penelitian ini
mendapatkan sampel sebanyak 30 orang ibu yang datang ke posyandu. Tabel 4.1
menunjukkan distribusi usia ibu-ibu yang datang ke posyandu dengan kelas terbanyak
pada umur 34-40 tahun. Dari 30 sampel tersebut didapatkan lebih dari setengah ibu
memiliki umur yang beresiko terhadap persalinan yaitu 17 ibu (56,6%) dan sisanya
13 ibu memiliki umur 20-35 tahun yang aman untuk persalinan. Wanita pada usia
diatas 35 tahun memiliki resiko yang tinggi dalam kehamilan dan angka kematian ibu
dan bayi lebih meningkat pada usia ini sehingga tidak dianjurkan untuk menjalani
kehamilan di usia ini13.
Pendidikan ibu ibu di desa Laburunci masih tergolong rendah dimana terdapat
11 ibu yang tamat SD (36.7%), 7 ibu yang tamat SMP (23%), 6 ibu yang tamat SMA
(20%) dan 6 ibu yang tidak sekolah (20%). Semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin mudah seseorang menerima informasi. Sebaliknya pendidikan yang kurang
dapat menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai baru yang
diperkenalkan. Sehingga rendahnya sikap ibu dalam memilih tenaga persalinan juga
dipengaruhi faktor pendidikan ibu14. Hal ini serupa dengan penelitian Suhari, dkk
(2003) di Desa Sikapat Kecamatan Sumbang Banyumas Jawa Tengah. Ini terlihat dari
pemilihan tempat persalinan oleh ibu di Desa Laburunci yang mayoritas masih
memilih melakukan persalinan di dukun.
Jumlah persalinan yang dilakukan di dukun juga cukup tinggi. Dari hasil
penelitian didapatkan sebanyak 81 persalinan dilakukan di dukun (66.39%) dan
paritas ibu-ibu di desa Laburunci masih terhitung tinggi. Terdapat sebanyak 20 ibu
yang pernah melakukan persalinan leibh dari 3 kali. Sehingga tidak hanya pendidikan
saja yang mempengaruhi pemilihan tenaga persalinan seorang ibu. Terdapat
hubungan pencarian pertolongan tenaga persalinan dan pengalaman pertolongan
persalinan sebelumnya sehingga mempengaruhi pemilihan tenaga penolong
persalinan saat ini dan kemudian hari. Pada daerah pedesaan dengan paritas yang
tinggi cenderung menggunakan tenaga non kesehatan untuk menolong persalinan
dibandingkan ibu yang paritasnya rendah.
Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan dalam rangka
perubahan pola pikir dan perilaku suatu kelompok dan masyarakat. Pengetahuan ini
terkait dengan lingkungan dimana mereka berada. Keadaan lingkungan sekitar sedikit
banyaknya akan mempengaruhi pengetahuan, dalam hal ini pengetahuan mengenai
kehamilan dan persalinan. Berdasarkan teori tersebut diatas, maka dalam bidang
keamanan ibu bersalin (safe motherhood) pengetahuan adalah apa yang diketahui
oleh ibu hamil mengenai kehamilan, perawatan kehamilan dan pertolongan
persalinan. Seandainya ibu hamil sudah mengetahui dan mengerti kebaikan
perawatan kehamilan atau siapa yang sebaiknya menolong persalinan akan timbul
pemikiran yang positif. Pemikiran ini akan menghasilkan sikap positif yaitu setuju
dalam hal tersebut dan selanjutnya ibu hamil berniat untuk memeriksakan kehamilan
atau melahirkan ditempat yang aman dan sehat buat ibu dan bayinya. Tingkat
pengetahuan ibu tentang kehamilan dan persalinan di Desa Laburunci sudah baik. Ini
terlihat dari sebanyak 26 ibu (86,7%) memiliki jawaban yang baik. Hal ini berbeda
dengan penelitian Bangsu (2007) dan Nafrida (2003) di Puskesmas Jua Gaek Solok
yang menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu
dnegan pemilihan tenaga penolong persalinan. Dari sepuluh pertanyaan yang
diajukan untuk menilai pengetahuan ibu mengenai kehamilan dan persalinan, banyak
ibu yang tidak mengetahui bahwa persalinan dengan jaminan BPJS yang dilakukan di
Puskesmas tidak memerlukan biaya.
Tabel 4.6 menunjukkan sebanyak 20 ibu (66,7%) di Desa Laburunci masih
memiliki sikap yang kurang baik dalam memilih tenaga penolong persalinan.
Meskipun pengetahuan ibu mengenai kehamilan dan persalinan sudah baik ternyata
banyak ibu memilih melakukan persalinan di dukun lebih karena faktor kepercayaan.
Hal ini terlihat dari banyaknya jawaban ibu yang lebih mengikuti saran keluarga atau
yang dituakan untuk memilih persalinan di dukun dan ibu juga lebih nyaman untuk
memanggil dukun untuk melakukan persalinan di rumah. Meski ada 11 ibu (36.6%)
yang menyatakan melakukan persalinan di dukun karena masalah biaya.
Sehingga banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan
pemilihan tenaga penolong persalinan. Selain pendidikan, jumlah paritas, dan biaya,
pengalaman ibu dan keluarga dalam persalinan sebelumnya juga mempengaruhi
persepsi ibu dalam memilih tenaga penolong kesehatan untuk sekarang dan
kedepannya.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Ibu ibu yang pernah melahirkan dan datang ke posyandu terbanyak pada umur 34-
40 tahun yaitu sebanyak 9 orang (30%) dan sebanyak 13 ibu (43,3%) memiliki
umur 20-35 tahun dan 17 ibu (56,6%) memiliki umur lebih dari 35 tahun yang
memiliki resiko tinggi dalam persalinan.
2. Tingkat Pendidikan ibu di Desa Laburunci masih rendah. Sebanyak 6 ibu yang
tidak sekolah (20%), 11 ibu yang tamat SD (36.6%), 7 ibu yang tamat SMP
(23,3%) dan 6 ibu yang tamat SMA (20%)
3. Jumlah paritas ibu di Desa Laburunci masih cukup tinggi. Didapatkan ibu yang
telah melakukan persalinan 1-3 kali adalah sebanyak 10 ibu (33.3%) dan ibu yang
telah melakukan persalinan > 3 kali adalah sebanyak 20 ibu (66.6%).
4. Ibu-ibu di desa Laburunci banyak yang lebih memilih dukun sewaktu memilih
tenaga penolong persalinan. Sebanyak 81 persalinan dlakukan di dukun (66.39%)
dan sebanyak 41 persalinan dilakukan di tenaga kesehatan (33.61%)
5. Tingkat pengetahuan ibu di Desa Laburunci mengenai kehamilan dan persalinan
sudah cukup baik. Didapatkan sebanyak 26 ibu (86.7%) memiliki pengetahuan
yang baik dan sebanyak 4 ibu (13.3%) memiliki pengetahuan yang rendah
mengenai pemilihan tenaga persalinan. Banyak ibu yang tidak mengetahui bahwa
persalinan dengan jaminan BPJS yang dilakukan di Puskesmas tidak memerlukan
biaya.
6. Sikap ibu-ibu di Desa Laburunci dalam memilih tenaga penolong kesehatan
masih rendah. Didapatkan sebanyak 10 ibu (33.3%) yang menunjukkan sikap
yang baik dan 20 ibu (66.7%) memiliki sikap yang kurang baik dalam pemilihan
tenaga persalinan karena faktor kepercayaan. Meskipun ada 11 ibu (36.6%) yang
menyatakan melakukan persalinan di dukun karena masalah biaya
7. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi ibu dalam melakukan pemilihan tenaga
penolong persalinan. Pendidikan, jumlah paritas, biaya, pengalaman ibu dan
keluarga dalam persalinan sebelumnya juga mempengaruhi persepsi ibu dalam
memilih tenaga penolong kesehatan untuk sekarang dan kedepannya.
5.2 Saran
1. Untuk Puskesmas Takimpo diharapkan dapat melakukan penyuluihan berkala
mengenai pemilihan tenaga persalinan di Desa Laburunci
2. Dapat dibentuk program agar bidan dan tenaga kesehatan lebih aktif memantau
ibu yang telah mendekati masa persalinannya.
3. Lebih disosialisasikan informasi bahwa persalinan menggunakan kartu BPJS di
puskesmas tidak dikenakan biaya
4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan faktor
determinan pada ibu dalam melakukan pemilihan tenaga penolong persalinan.