Вы находитесь на странице: 1из 15

ASKEP KEBUTUHAN ISTIRAHAT dan TIDUR

A. Latar Belakang

Setiap orang membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status, kesehatan pada
tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Pemenuh kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi orang yang sedang sakit
agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel. Apabila kebutuhan istirahat dan
tidur tersebut cukup maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status
kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi. Selain
itu,orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya.

B. Tujuan
Setelah mempelajari dan membahas makalah ini maka di harapkan :
1. Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai konsep kebutuhan istirahat dan tidur
2. Pembaca dapat melakukan tindakan keperawatan yang tepat sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
3. Pembaca dapat menambah kopetensi terkait dengan pemenuhan kebutuhan istirahat dan
tidur klien.

C. batasan Masalah
Batasan masalah dalam maklah ini meliputi :
Asuhan keperawatan yang terdiri atas pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan,pelaksanaan,dan evaluasi tentang konsep kebutuhan istirahat dan tidur.

D. Sistematika penulisan
Makalah ini idi bagi menjadi empt bab. Bab I, terdiri atas lataar belakang, tujuan, batasan
maalah dan sistematika penulisan. Bab II terdiri atas apengertian istirahat dan tidur, fungsi
tidur, Kebutuhan tidur pada semua usia, fisiologi tidur, dan faktor-faktor yanng
mempengaruhi tidur, Bab III Terdiri atas pangkajian, diagnosa
keperawatan,perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.Bab IV kesimpulan dan saran.
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Istirahat Tidur


Kata Istirahat mempunyai arti yang sanngat luas meliputi bersantai, menyegarkan diri,
diam menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apapun yang
membosankan,menyulitkan dan menjengkelkan, dengan demikian, apat dikatakan bahwa
istirahat merupakan ledakan yang tenang , rileks tanpa tekanan emosional dan bebes dari
kecemasasn, (Ansietas).
Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat , misalnyan, Narrow (1967) yang di kutip oleh
Perri an Potter 1993 Mengemukakan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan
istirahat diantaranya :
1. Merasa segala sesuatu dapat di atasi
2. merasa di terima
3. mengetahui apa yang terjadi
4. Bebas dari ganguan ketidak nyamanan
5. Mempunyai sejumlah kepuasasn terhadap aktivitas yang memepunyai tujuan.
6. Mengetahui adanya bantuan sewaktu mememrlukan
Tidur merupakan kondisi tidak sadar di mana presepsi reaksi individu terhadap lingkungan
menurun atau hilang dan dapat di bangukan kembali dengan stimulus dan sensori yang cukup
(Guyton 1986) dapat juga di katakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan
hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, namun lebih merupakan suatu urutan siklus
yang berulang dengan ciri adanya aktivitas yang minim memiliki kesadaran yang bervariasi
terdapat perubahan proses fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari
luar.

Sekarang dapat di kategorikan sedang tidur jika terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
1. Aktivitas fisik minimal
2. Tingkat kesadaran yang bervariasi
3. Terjadi berbagai perubahan fisiologis tubuh
4. Penurunan respon terhadap rangsaan dari luar.
Selama tidur maka dalam tubuh seseorang terjadi perubahan proses
fisiologis,antara lain :
1. Penurunan tekanan darah dan denyut nadi
2. Diatasi pembuluh darah perifer
3. Kadang-kadang terjadi peningkatan aktivitas traktusgastrointestinal.
4. Relaksasi otot-oto rangka
5. Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%
Terdapat dua jenis tidur yaitu :
1. Tidur NREM(Norapid Eye Movemen)/ Tidur gelombang lambat
Tidur NREM merupakan yang nyaman dan dalam. Dalam tidur ini gelombanng otak lebih
lebih lambat di bandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur. Dengan tanda : mimpi
berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan turun, metabolisme
turun dan gerakan bola mata lambat.
a. Tahap I
Merupakann tahap transmisi antara bangun dan tidur dengn ciri: Rileks, masih sadar dengan
lingkungan,merasa mengantuk,bola mata bergerak dari samping ke samping, frekueansi nadi
dan nafas seadikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini berlangsung selama lima
menit
b. Tahap II
Merupakann tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun berciri : Mata umumnya
menetap, denyut jantung dan freakuensi nafas menurun, temperature tubuh menurun,
metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 5-10 menit

c. Tahap III
Merupakann tahap tidur berciri : denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya
lambat, di sebabkan oleh dominasi system saraf parasimpatis dan sulit banngun.

d. Tahap IV
Merupakan tahap tidur berciri : Kecepatan jantung dan pernafasan turun, jaranng bergerak
dan sulit di bangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambunng turun, tonus otot turun.
2. Tidur REM(Rapid Eye Movemen)
Berlangsung pada tidur malam selama 5-20 menit, rata-rata 90 menit. Periode pertam terjadi
selama 80-100 menit, namun bila kondisi oranng sangt lelah maka awal tidur sangat cepat
bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Bercirikan :
Biasanya di sertai dengan mimpi aktif
dari pada selama tidyr nyeyak gelombang lambat.Lebih sulit di bangunkan
tidur nyenyak sangat tertentu.Tonus oto selama
menjadi tidak teratur.Frekuensi jantung dan pernafasan
terjadi bebrapa gerakan otot yang tidak teratur.Pada oto perifer
nadi cepat dan inregular, tekanan darah meningkat dan fluktuasi, sekresi gaster
meningkat,Metabolisme meningkat.Mata cepat tertutup dan cepat terbuka,
penting untuk keseimbangan mental, emosi dan berperan dalam belajar, memori dan
adaptasi.Pada tidur ini sanngat

B. Fungsi Tidur
Efek Fisiologis :
a) Efek p[ada system saraf yang di perkirakan dapat memulihkan kepekaan normal dan
keseimbangan di antara berbagai susunan saraf.
b) Efek struktur tubuh dengn memulihkan kesegaran dan funngsi dalam organ tubuh karena
selama tidur terjadi penurunan.

C. Kebutuhan tidur pada semua usia.


Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur yang butuhkan seseorang. Semakin
tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur yang di butuhkan. Hal tersebut dapat di lihat
pada tabel di bawa ini :

Pola Tidur Normal berdasarkan tingkat usia :


Usia Tingkat perkembangan Jumlah kebutuhan tidur Pola tidur normal
0-1 bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari Pernafasan teratur gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM., banyak waktu tidurnya di lewatkan pada tahap II dan IV tidur NREM.setiap siklus
sekitar 45-60 menit
1 bulan-18bulan Masa Bayi 12-14 jam/hari 20%-30% tidur REM, tidur lebih lama pada
malam hari, punya pola terbangun sebentar.
18 bulan-3 tahun Masa Anak 11-12 Jam/Hari 25% tidur REM banyak tidur pada mala
hari,terbangun dini hari berkurang, siklus bangun tidur normal sudah menetap pada umur 2-3
tahun
3-6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari 20 % tidur REM ,periode terangun kedua hilang pada
umur 3 tahun, umur 5 tahun tidur tidak ada kecuali kebiasaan tidur sore hari.
6-12 Tahun Masa sekolah 10 jam/hari 18,5% tidur REM, sisa waktu tidur relative kostan.
12-18 Tahun Masa Remaja 8,5jam/hari 20% tidur REM.
18-40 Tahun Masa dewasa muda 7-8 jm/hari 20-25% tidur REM, 5%-10% tidur terhadap I,
50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III dan IV.
40-60 Tahun Masa paruh baya 7 jam/hari 20% tidur REM, mungkin mengalami imsomnia
dan sulit untuk dapat tidur.
60 tahun ke atas Masa dewasa tua 6 jam/ hari 20%-25% tidur REM, tidur tahap IV nyata
berkurang terkadang tak ada, mungkin menngalami insomnia dan sering terbangun sewaktu
tidur malam hari.

D. Fisiologi tidur
Fisiologi tidur merupaka peangaturan kegiata tudur oleh adanya hubungan mekanisme
screablea yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat
tidur dan bangun, Tidur merupakan aktifitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf
perifer Endokrin kardiosvakuler, respirasi muskuloskeletal (Robinson 1993,dalam potter).
Tiap kejadian tersebut dapat di identifikasi atau di rekam dengan electreoencephalogram
(EEG) untuk aktifitas listrik otak, pengukran tonus otot dengan meggunakan
elektromiogram(EMG) dan elektroculogram (EOG) untuk mengukur pergeraka mata.
Pengaturan dan control tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral yang
secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat oak untuk tidur dan bangun. Recticular
activating system (RAS) di bagian batang otak atas di yakini mampunyai sel-sel khusus
dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan stimulus
visual,audiotori,nyeri dan ensori raba. Juga menerima stimulus dari korteks serebri.
(emosi,proses,pikir).
Pada keadaan sadar mengkibtkan neuron-neuron dalam RAS melepakan katekolamin
misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin di sebabkan oleh pelpasa serum serotinin dari
sel-sel spesifikdi pons dan batang otak tengah yaitu Bulbarsyncronizing regional (BSR)
bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari keseimbangan implus yang di terima dari
pusst otak, reseptor sensori perifer misalnya bunyi, stimulus cahaya dan system limbiks
seperti emosi.
Seseoranng yang mencoba untuk tidur, mereka menutup matanya dan berusaha dalam posisi
rileks, jika ruangan gelap dan tenang aktifitas RAS menurun, pada saat itu BSR
mengeluarkan serum serotonin.

E. Faktot-faktor yang mempengaruhi tidur.

1. Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit mememrlukan waktu tidur yang lebih banyak dari normal.
Namun demikian, keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur,
misalnya pada pasien degan gangguan pernafasan seperti asma,bronkitis,penyakit
kardiovaskuler dan lain-lain.

2. Kelelahan
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kelelahan tingkat menenngah orang
dapat tidur dengan nyeyak, sedanng pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan
priode tidur REM lebih pendek

3. Stres Psikologis
Cema dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini di sebabkan
karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepirefin darah melalui sisitem saraf
simpatis.zat ini akan mengurangi tahap IV REM dan NREM.

4. Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur yaitu :
a) Diuretik : menyebabkan imsomnia
b) Anti depresan : Suprnsi REM
c) Kafein : Meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan tidur.
d) Bbeta Bloker : Menimbulkan Insomnia.
e) Narkotika :Mensupresi REM sehingga mudah mengantuk.
f) Amfetamin : Menurunkan tidur REM
5. Nutrisi.
Makanan yang banyak maengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein
yang di cerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mamperceapat terjadinya ptoses
tidur.

6. Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseaoranng untuk tidur . Pada
lingkungan yang tenang memungkinkan seseoranng dapat seseorang dapat tidur dengan
nyeyak dan saebaliknya.

7. Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
menahan tidak tidur sehingga dapat meanimbulkan gangguan proses tidur.

8. Alkohol
Alkohol Menekan REM secara normal, seseorangkarang yang tahan minum alkohol dapat
menyebabkan insomnia dan lekas marah.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian keperawatan
1. Riwayat tidur
a) kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari
b) Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya
c) Kebiasaan/pun saat tidur
d) Lingkungan tidur
e)Dengan siapa paien tidur
f) Obat yang di konsumsi sebelum tidur
g) Asupan dan stimulan
h) Perasaan pasien mengenai tidurnya
i)Apakah ada kesulitan tidur
j) Apakah ada perubahan tidur

2. Gejala Klinis
a) Perasaan Lelah
b) Gelisah
c) Emosi
d) Apetis
e) Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak
f) konjungtin merah dan mata perih
g) Perhatian tidak fokus
h) Sakit kepala

3. Penyimpangn Tidur
a) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau
kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum
cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan
ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas.
Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita
insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya
berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
1. insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
2. insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur
atau keadaan sering terjaga dari tidur.
3. insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri,
kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.

b) Somnambulisme
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak
kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan
kembali tidur (Japardi 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai
resiko terjadinya cidera.

c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja
dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa
faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training
yang kaku.
d) Narkolepsi
Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur,
dapat di katakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia
dapat tertidur pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetikasistem
saraf pusat di mana periode REM tidak dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat
menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yanng bekerja
pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.

e) Night Terrors
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
f) Mendengkur
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel
yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur.
Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut
mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.

B. Diagnosis Kperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kerusakan transfer oksigen, gangguan
metabolisme,kerusakan eliminasi,,pengaruh obat,imobilisasi, nyeri pada kaki, takut operasi,
lingkungan yang mengganggu.
2. Cemas berhubungan dengan ketidak mampuan untuk. tidur, henti nafas saat tidur,a(sleep
apnea) dan keetidak mampuan mengawasi prilaku.
3. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan insomnia.
4. Gangguan ukaran gas berhubungan henti nafas saat tidur.
5. Potensial cidera berhubungan dengan Semnambolisme.
6. Gangguan konsep diri berhubungan dengan penyimpangn tidur hipersomia.

C. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
Pereencanan keperawatan berhubungan dengan cara untuk mempertahan kan kebutuhan
istirahat dan tidur dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
a) Lakukan identifikasi fsktor yang mempengaruhi masalah tidur.
b) Lakukan pengurangan distraksi lingkungan dan hal yang dapat mengganggu tidur.
c) Tingkatkan aktivitas pada siang hari
d) Coba untuk memicu tidur
e) kurangi potensial cedera selama tidur
f) Berikan pendidikan kesehatan dan lakukan rujukan jika di perlukan.
D. Pelaksanaan keperawatan.,
Tindakan keparawatan pada orang dewasa :
1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalah tidur.
a) Bila terjadi pada pasien rawat inap,masalah tidur di hubungkan dengan lingkungan rumah
sakit, maka :
Libatkan pasien dalam pembuatan jadwal aktivitas
Berikan obat analgrsik sesuai pro
Berikan linngkungan yang suportif
Jelaskan dan berikan dukungan pada pasien agar tidak takut akan cemas.

b) Bila faktor insomnia maka


Anjurkan pasien memakan makanan yang berprotein tinggi sebelum tidur.
Anjurkan pasien tidur pada waktu sama dan hindari tidur pada waktu siang dan sore hari.
Anjurkan pasien tidur saat mengantuk.
Anjurkan pasien mennghindari kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur.
Anjurkan pasien menggunakan teknik pelepasan otot serta meditasi sebelum tidur.

c) Bila terjadi somabulisme, maka :


Berikan rasa aman pada diri pasien
Bekerjasama dengan diazepam dalam tindakan pengobatan.
Cegah timbulnya cidera.

d) Bila terjadi enuresa, maka :


Anjurkan pasien mengurangi minum beberapa jam sebelum tidur.
Anjurkan pasien melakukan pengosongan kandungan kemih sebelum tidur.
Bangunkan pasien pada malam hari untuk buang air kecil.

e) Bila terjadi Narkolepsi, maka :


Berikan obat kelompok Amfetamin /kelomppok Metilfenidat hidroklorida (ritalin) Untuk
mengendalikan narkolepsi
2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal yang mengganggu tidur.
Tutup pintu kamar pasien
Pasang kelambu/garden tempat tidur
Matikan pesawat telapon
Bunyikan musik yang lembut
Redupkan atau matikan lampu
Kurangi jumlah stimulus
Tempatkan pasien dengan kawan sekamar yang cocok.

3. Meningkatkan aktivitas pada siang hari :


Buat jadwal aktivitas yang dapat menolong pasien
Usahakan pasien tidak tidur pada siang hari.

4. Membuat Pasien untuk memicu tidur.


Anjurkan pasien mandi sebelum tidur
Anjurkan pasien minum susu hangat.
Anjurkan pasien membaca buku
Anjurkan pasien menonton televisi
Anjurkan pasien menggosok gigi sebelum tidur
Anjurkan pasien embersihkan muka sebelum tidur
Anjurkan pasien membersuihkan tempat tidur

5. Mengurangi potensial cedera sebelum tidur


Gunakan cahaya lampu malam.
Posisikan tempat tidur yang rendah.
Letakkan bel dekat pasien.
Ajarkan pasien untuk meminta bantuan
Gantungkan selang Drainase di tempat tidur dan cara memindahkannya bila pasien
memekainnya.
6. Memberi pendidikan kesehatan dan rujukan.
Ajarkan rutinitas jadwal tidur di rumah.
Ajarkan pentingkan latihan reguler jam.
Penerangan tentang efek samping obat hipnotik
Lakukan rujukan segera bila gangguan tidur kronis.

Tindakan Keperawatan Pada Anak


1. Masa Neonatus Dan bayi
Beri sprai kering dan tebal untuk menutupi perlak.
Hindarkan pemberian bantal yang terlalu banyak.
Atur suhu ruangan menjadi 18o-21o C pada malam dan 15,5o-18o C pada siang.
Berikan cahaya lampu yang lembut
Yakinkan bayi merasa nyaman dan kering.
Berikan aktivitas yang tenang sebelum menidurkan bayi.
2. Masa Anak
Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
Tempel jadwal tidur
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita.

3. Masa Sebelum Sekolah


Berikan kebiasaan waktu tidur malam dan siang secara konsisten.
Tempel jadwal tidur
Berikan aktivitas yang tenang sebelum tidur.
Dukung aktivitas pereda ketegangan seperti bercerita
Sering perlihatkan ketergantungan selama menjelang tidur.
Berikan rasa aman dan nyaman
Nyalakan lampu agak terang

4. Masa Sekolah
Mengingatkan waktu istirahat dan tidur karena umumnya banyak beraktivitas.
5. Masa remaja
Usia ini sering memrlukan waktu sebelum tidur cukup lama untuk berias dan membersihkan
diri
6.Masa Dewasa (Muda, Paruah Baya, dan Tua)
a) Bantu melepaskan ketegangan sebelum tidur.
Berikan hiburan.
Kurangi rasa nyeri.
Bersihkan tempat tidur.
b) Membuat lingkungan menjadi aman serta dekat dengan perawat.
Berikan selimut sehingga tidak kedinginan.
Anjurkan pasien latihan relaksasi.
Berikan makan ringan atau susu hangnt sebelum tidur.
Berikan obat sedaktif sesuai program terapi kolaboratif.
Bantu pasien mendapatkan posisi tidur yang nyaman.

E. Evaluasi Keperawatan.
1) Klien menggunakan terapi relaksasi setiap makan malam sebelum pergi tidur dengan
meminta klien melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
2) Klien melaporkan perasaan nyaman setelah terbangun di pagi hari dengan meminta klien
melaporkan keberhasilan tidur dan tetap tidur.
3) Klien melaporkan dapat menyelesaikan tanggung jawab pekerjaan dalam 4 minggu dengan
mengobservasi ekspresi dan prilaku nonverbal pada saat klien terjaga.
4) Pola tidur normal untuk masa anak adalah 11-12 jam /hari terpenuhi, masa sekolah 10
jam/hari terpenuhi, masa remaja 7-8 jam/hari terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul.H.Aziz (2006) Pengantar KDM dan Proses Keperawatan, Salemba Medika Jakarta.
Asmadi (2008) Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi KDM, Salemba Medika
Jakarta.
Doengos.E.Maryln,dkk (2002) Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Wartonah Tartowo (2006) KDM dan Proses keperawatan,Edisi 3, Salemba Medika Jakarta.
Diposting oleh khoirul hadi di 00.18

Вам также может понравиться