Вы находитесь на странице: 1из 12

LANSIA

A. Pengertian Lanjut Usia

Usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60
tahun. Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran kemampuan-
kemampuan kognitif seperti mudah lupa, kemunduran orientasi terhadap
waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima hal atau ide baru.
Kemunduran lain yang dialami adalah kemunduran fisik antara lain kulit
mulai mengendur, timbul keriput, rambut beruban, gigi mulai ompong,
pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi
lamban dan kurang lincah, serta terjadi penimbunan lemak terutama di perut
dan pinggul (Maryam, 2008).

Lansia atau lanjut usia dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Menurut UU No. 13 Tahun 1998 tentang
Kesejahteraan Lansia disebutkan bahwa lansia adalah seseorang yang telah
mencapai usia lebih dari 60 tahun (Dewi, 2014).

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai


dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi
tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Menua bukanlah suatu penyakit,
tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan
yang kumulatif, merupakan proses menurunnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan
kematian (Nugroho, 2015).
B. Klasifikasi Lansia

Ada beberapa batasan lansia :

a. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), ada 4 tahap yakni :


1) Usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun
2) Lanjut usia (elderly) 60-74 tahun
3) Lanjut usia tua (old) 75-90 tahun
4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun (Nugroho, 2015)
b. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI (2014) lanjut usia yaitu
sebagai berikut:
1) Pra lansia (45-59 tahun)
2) Lansia (60-69 tahun)
3) Lansia Risti (>70 tahun/60 tahun dengan masalah kesehatan)
(Kemenkes, 2014).
c. Menurut Masdani (psikolog dari Universitas Indonesia) lanjut usia
merupakan kelanjutan usia dewasa. Kedewasaan dapat dibagi menjadi 4
bagian yaitu,
1) Kelompok usia 25-40 tahun sebagai fase iuventus
2) kelompok menjelang usia lanjut (45-54 tahun) sebagai masa
verilitas
3) kelompok usia lanjut (55-64 tahun) sebagai praesenium
4) kelompok usia lanjut (kurang dari 65 tahun) sebagai senium
(Nugroho, 2015).
C. Teori Proses Menua

Proses menua bersifat individual:

1) tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda


2) setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
3) tidak ada satu faktorpun yang ditemukan dapat mencegah proses
menua
1. Teori Biologis
a) Teori Genetik Clock

Teori sebab-akibat menjelaskan bahwa penuaan terutama


dipengaruhi oleh pembentukan gen dan dampak lingkungan pada
pembentukan kode genetik. Menurut teori genetika, penuaan adalah
suatu proses yang secara tidak sadar diwariskan yang berjalan dari
waktu ke waktu untuk mengubah sel atau struktur jaringan. Dengan
kata lain, perubahan rentang hidup dan panjang usia telah ditentukan
sebelumnya (Stanley, 2006).

b) Teori Mutasi Somatik

Menurut teori ini, penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik


akibat pengaruh lingkungan yang buruk. Terjadi kesalahan dalam
proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam proses translasi RNA
protein atau enzim. Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga
akhirnya akan terjadi penurunan fungsi organ atau perubahan sel
menjadi kanker atau penyakit. Setiap sel pada saatnya akan mengalami
mutasi, sebagai contoh yang khas adalah mutasi sel kelamin sehingga
terjadi penurunan kemampuan fungsional sel (Nugroho, 2015).

Menurut Maryam (2008), teori mutasi ini penuaan telah terprogram


secara genetik untuk spesies-spesies tertentu. Menua terjadi sebagai
akibat dari perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul-molekul
DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.

2. Teori non-genetik
a) Teori penurunan sistem imun tubuh (auto-immune theory)
Lanjut usia dengan bertambahnya usia, kemampuan sistem imun
untuk menghancurkan bakteri, virus, dan jamur melemah. Destruksi
bagian jaringan yang luas dapat terjadi sebelum respon dimulai.
Disfungsi sistem imun ini diperkirakan menjadi faktor dalam
perkembangan penyakit kronis, seperti kanker, diabetes, dan penyakit
kardiovaskuler, serta infeksi (Korzier, 2010).
b) Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)

Teori radikal bebas dapat terbentuk di dalam tubuh karena adanya


proses metabolisme atau proses pernapasan di dalam mitokondria.
Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang tidak stabil
karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan sehingga sangat
reaktif mengikat atom atau molekul lain yang menimbulkan berbagai
kerusakan atau perubahan dalam tubuh. Radikal bebas yang terdapat di
lingkungan seperti:

1) Asap kendaraan bermotor


2) Asap rokok
3) Zat pengawet makanan
4) Radiasi
5) Sinar ultraviolet yang mengakibatkan terjadinya perubahan pigmen
dan kolagen pada proses menua (Nugroho, 2015).
Menurut Maryam (2008), radikal bebas dapat terbentuk di alam
bebas, tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksidasi
oksigen bahan-bahan organik menyebabkan sel-sel tidak dapat
regenerasi.
c) Teori menua akibat metabolisme
Pengurangan intake kalori pada rodentia muda akan menghambat
pertumbuhan dan memperpanjang umur. Perpanjangan umur karena
jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah
satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran
hormon yang merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormone
pertumbuhan (Darmojo, 2009).

d) Teori rantai silang (cross link theory)

Teori ini menjelaskan bahwa menua disebabkan oleh lemak,


protein, karbohidrat, dan asam nukleat (molekul kolagen). Kolagen
yang merupakan unsur penyusunan tulang diantaranya susunan
molekular, lama kelamaan akan meningkat kekakuannya atau tidak
elastis. Hal ini disebabkan oleh karena sel-sel yang sudah tua dan
reaksi kimianya menyebabkan jaringan yang sangat kuat (Padila,
2013).
e) Teori fisiologis

Teori ini merupakan teori intrinsik dan ekstrinsik. Terdiri atas teori
oksidasi stress, dan teori dipakai-aus (wear and tear theory). Di sini
terjadi kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel tubuh lelah
terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan
lingkungan internal) (Nugroho, 2015).

3. Teori Sosiologis
a) Teori Interaksi Sosial

Teori ini mencoba menjelaskan mengapa lanjut usia bertindak


pada situasi tertentu, yaitu atas dasar hal-hal yang dihargai masyarakat.
Kemampuan lanjut usia untuk terus menjalin interaksi sosial
merupakan kunci mempertahankan status sosialnya berdasarkan
kemampuannya bersosialisasi.

Pokok-pokok social exchange theory antara lain :

1) Masyarakat terdiri atas aktor sosial yang berupaya mencapai


tujuannya masing-masing
2) Dalam upaya tersebut, terjadi interaksi sosial yang memerlukan
biaya dan waktu
3) Untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai, seorang aktor
mengeluarkan biaya (Nugroho, 2015).
b) Teori Aktivitas atau Kegiatan
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari
bagaimana seorang lanjut usia merasakan kepuasan dalam beraktivitas
dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Adapun
kualitas aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas
aktivitas yang dilakukan (Padila, 2013)
c) Teori kepribadian berlanjut (continuity theory)
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut
usia. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada
seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh tipe personality
yang dimiliki (Azizah, 2011).
d) Teori Pembebasan atau penarikan diri (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya, atau
menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan interaksi
sosial lanjut usia menurun, sehingga sering terjadi kehilangan ganda
meliputi:
1) Kehilangan peran
2) Hambatan kontak sosial
3) Berkurangnya komitmen (Padila, 2013).
D. Perubahan Akibat Proses Menua
1. Perubahan Fisik Dan Fungsi
a. Sel
Perubahan yang terjadi pada sel lanjut usia meliputi:
1) Jumlah sel menurun atau lebih sedikit
2) Ukuran sel lebih besar
3) Jumlah cairan tubuh dan cairan intraselular berkurang
4) Proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah, dan hari menurun
5) Jumlah sel otak menurun
6) Mekanisme perbaikan sel terganggu
7) Otak menjadi atrofi, beratnya berkurang 5-10%
8) Lekukan otak akan menjadi lebih dangkal dan melebar (Nugroho,
2015)
b. Sistem persarafan
Pada lanjut usia, resiko sindrom Parkinson dan demensia tipe
Alzheimer disebabkan oleh adanya degenerasi pigmen substansia
nigra, kekusutan neurofibriler, dan juga pembentukan badan-badan
hinaro. Perubahan patologik pada jaringan saraf sering diikuti berbagai
penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, hipertiroid, hipotiroid,
yang juga menyebabkan gangguan pada susunan saraf tepi (Fatmah,
2010)
c. Sistem Panca Indra
Terdapat berbagai perubahan morfologik baik pada mata, telinga,
hidung, saraf perasa di lidah dan kulit. Perubahan yang bersifat
degeneratif ini yang bersifat anatomik fungsional, memberi
manifestasi pada morfologi berbagai organ panca indra tersebut baik
pada fungsi melihat, mendengar, mencium bau, perasa, dan perabaan.
Pada keadaan yang ekstrim bahkan bisa bersifat patologik, misalnya
terjadinya ektropion atau entropion, ulkus kornea, glaukoma dan
katarak pada mata, sampai pada keadaan konfusio akibat penglihatan
yang terganggu. Pada telinga dapat terjadi tuli konduktif, sindrom
Meniere atau keseimbangan (Darmojo, 2009).
d. Sistem Kardiovaskular

Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah


menurun, elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya
resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat
(Darmojo, 2009). Menurut Azizah (2011), massa jantung bertambah
ventrikel kiri mengalami hipertropi dan kemampuan peregangan
jantung berkurang karena perubahan pada jaringan ikat dan
penumpukan lipofusin dan klasifikasi sa nude dan jaringan konduksi
berubah menjadi jaringan ikat.

e. Sistem Pengaturan Tubuh


Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap bekerja sebagai
suatu thermostat, yaitu menetapkan suatu suhu tertentu. Kemunduran
terjadi berbagai faktor yang mempengaruhinya. Yang sering ditemui
antara lain:
1) Temperatur tubuh menurun (hipotermia) secara fisiologis 35oC ini
akibat dari metabolisme yang menurun.
2) Pada kondisi ini, lanjut usia akan merasa kedinginan dan dapat
pula menggigil, pucat dan gelisah.
3) Keterbatasan refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi
panas yang banyak sehingga terjadi penurunan aktivitas otot
(Nugroho, 2015).
f. Sistem Pernapasan
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku,
menurunnya aktivitas silia, paru-paru kehilangan elastisitas. Semua ini
berakibat menurunnya rasio ventilasi perfusi dibagian paru-paru yang
tak bebas dan pelebaran gradien alveolar arteri untuk oksigen. Oklusi
sebagian atau total saluran napas dapat terjadi, hal ini dapat
menyebabkan Obstructive Sleep Apnea (OSA). Disamping itu, terjadi
penurunan refleks batuk dan refleks fisiologik lain yang menyebab
peningkatan kemungkinan terjadinyainfeksi akut pada saluran napas
bawah (Darmojo, 2009).
g. Sistem Pencernaan
Perubahan sistem pencernaan pada lanjut usia meliputi:
1) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi dan gizi buruk.
2) Indera pengecap menurun, adanya iritasi selaput lendir yang
kronis, atrofi indra pengecap (80%), hilangnya sensitivitas saraf
pengecap terhadap di lidah, terutama rasa manis dan asin,
hilangnya sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam,
dan pahit.
3) Esofagus melebar
4) Rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, motilitas dan waktu pengosongan lambung menurun.
5) Peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi absorpsi melemah (daya absorpsi terganggu, terutama
karbohidrat)
7) Hati semakin mengecil dan tempat penyimpanan menurun,aliran
darah berkurang (Nugroho, 2015).
h. Sistem Reproduksi
Perubahan sistem reproduksi lanjut usia ditandai dengan
menciutnya ovary dan uterus, terjadi atropi payudara pada lanjut usia
wanita. Pada lanjut usia laki-laki testis masih dapat memproduksi
spermatozoa, meskipun adanya penurunan secara berangsur-angsur
(Azizah, 2011).
i. Sistem Perkemihan
Terjadi perubahan yang signifikan pada sistem perkemihan.
Banyak yang mengalami kemunduran contohnya laju filtrasi,
ekskresi dan reabsorbsi oleh ginjal, hilangnya protein terus menerus
dari ginjal, penurunan kapasitas kandung kemih, nokturia,
peningkatan inkontensia urgensi, dan stress pada wanita terjadi
akibat penurunan tonus otot perineal. Pada pria sering terjadi retensi
urin dan sulit berkemih akibat pembesaran prostat (Potter & Perry,
2011).
j. Sistem Endokrin
Kelenjar endokrin adalah kelenjar buntu dalam tubuh manusia
yang memproduksi hormon. Hormon pertumbuhan berperan sangat
penting dalam pertumbuhan, pematangan, dan metabolisme organ
tubuh.
1) Yang termasuk hormon kelamin yaitu : estrogen, progesteron,
dan testosteron yang memelihara alat reproduksi dan gairah seks.
Hormon ini mengalami penurunan.
2) Kelenjar pankreas (yang memproduksi insulin dan sangat
penting dalam pengaturan gula darah)
3) Kelenjar adrenal atau anak ginjal yang memproduksi adrenalin.
Kelenjar yang berkaitan dengan hormon pria atau wanita. Salah
satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang mengatur agar arus
darah ke organ tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan
mengatur vasokontriksi pembuluh darah. Kegiatan kelenjar anak
ginjal ini berkurang pada lanjut usia.
4) Produksi hamper semua hormon menurun.
5) Fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah.
6) Hipofisis : pertumbuhan hormon ada, tetapi lebih rendahdan
hanya di dalam pembuluh darah; berkurangnya produksi ACTH,
TSH, FSH, dan LH.
7) Aktivitas tiroid, BMR (basal metabolic rate), dan daya
pertukaran zat menurun.
8) Produksi aldosteron menurun
9) Sekresi hormon kelamin, misalnya progesteron, estrogen, dan
testosteron menurun (Nugroho, 2015).
Menurut Darmojo (2009), kematian sel merupakan hal
yang mendominasi pada perubahan sistem endokrin secara
fisiologis, karena kematian sel inilah perubahan sistem endokrin
pada lansia ditemukan bahwa hampir semua produksi hormon
berkurang. Salah satu contoh penurunan sistem endokrin adalah
terganggunya sekresi norepinephrine dan serotonin. Keduanya
berperan dalam hal terjaga dan rasa kantuk. Hal inilah yang
mengakibatkan gangguan tidur.
k. Sistem Integumen
Perubahan sistem integumen pada lansia kulitnya mengalami
atropi, kendur, tidak elastis, kering dan berkerut. Kulit akan
kekurangan cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak. Kekeringan
kulit disebabkan atropi glandula sebasea dan glandula sudoritera,
timbul pigmen berwarna coklat pada kulit dikenal dengan liver spot
(Azizah, 2011).
l. Sistem Muskuloskeletal
Tulang kehilangan densitas atau cairan dan makin rapuh
sehingga menyebabkan pergerakan pinggang, lutut dan jari-jari
terbatas, begitupun dengan persendian yang menjadi kaku dan
membesar. Tendon mengerut dan mengalami sklerosis, juga adanya
atrofi serabut otot sehingga menyebabkan pergerakan yang lambat,
otot-otot dapat mudah menjadi kram dan tremor, sehingga sering
dijumpai sebagai gejala Restless Legs Syndrome (RLS), tetapi pada
otot polos tidak begitu terpengaruh. Dengan bertambahnya usia,
proses berpasangan penulangan yaitu perusakan dan pembentukan
tulang melambat, terutama pembentukannya. Hal ini selain akibat
menurunnya aktivitas tubuh, juga akibat menurunnya hormon
estrogen pada wanita, vitamin D terutama mereka yang kurang
terkena sinar matahari dan beberapa hormon lain, misalnya
parathormon dan kalsinonin (Darmojo, 2009)

2. Perubahan Kognitif

Kemampuan kognitif terdiri dari intelektual atau kecerdasan, ingatan


atau konsentrasi dan bahasa. Pada lansia mengalami penurunan atau
kerusakan umum fungsi intelektual yang biasa disebut dengan demensia.
Lansia juga mengalami penurunan kemampuan dalam mengingat jangka
pendek dan menyimpan informasi baru ke memori jangka panjang juga
menurun. Perubahan kemampuan bahasa juga ikut mengalami penurunan,
misalnya dapat dijumpai adanya Syndrome Wernicke (Korzier, 2010).

3. Perubahan Psikososial
Perubahan psikososial terus terjadi seiring dengan terjadinya
penuaan. Meskipun perubahan tersebut bervariasi, tetapi beberapa
perubahan biasa terjadi pada mayoritas lansia seperti pensiun, isolasi
sosial, seksualitas, dan kematian. Akibat perubahan ini, lansia dapat
mengalami depresi dan kecemasan yang beratnya tergantung pada
stressor yang didapat. Pada umumnya depresi dan cemas dapat
mengakibatkan gangguan tidur, berat tidaknya gangguan tidur tergantung
dari depresi yang dialaminya (Potter & Perry 2011).

DAFTAR PUSTAKA

Darmojo. (2009). Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut) (4th ed.). Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Dewi, (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (1st ed.). Yogyakarta: Deepublish.
Korzier. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, & Praktik
(7th ed.). Jakarta: EGC.
Maryam. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.
Nugroho, (2015). Keperawatan Gerontik & Geriatrik (3rd ed.). Jakarta: EGC.

Вам также может понравиться

  • Analisa Jurnal
    Analisa Jurnal
    Документ2 страницы
    Analisa Jurnal
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Kuisioner Monitor
    Kuisioner Monitor
    Документ1 страница
    Kuisioner Monitor
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • LP Gagal Jantung
    LP Gagal Jantung
    Документ27 страниц
    LP Gagal Jantung
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Poa
    Poa
    Документ3 страницы
    Poa
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • No Masalah Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Sasaran Target Pihak Terkait Waktu Pelaksana An Penanggung Jawab
    No Masalah Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Sasaran Target Pihak Terkait Waktu Pelaksana An Penanggung Jawab
    Документ3 страницы
    No Masalah Pokok Kegiatan Uraian Kegiatan Sasaran Target Pihak Terkait Waktu Pelaksana An Penanggung Jawab
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • 114 117 1 PB
    114 117 1 PB
    Документ5 страниц
    114 117 1 PB
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan Hipertensi 2015
    Laporan Pendahuluan Hipertensi 2015
    Документ20 страниц
    Laporan Pendahuluan Hipertensi 2015
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Makala H
    Makala H
    Документ94 страницы
    Makala H
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Penatalaksanaan Umum Keracunan
    Penatalaksanaan Umum Keracunan
    Документ15 страниц
    Penatalaksanaan Umum Keracunan
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • UEU Undergraduate 5307 Daftar Pustaka
    UEU Undergraduate 5307 Daftar Pustaka
    Документ3 страницы
    UEU Undergraduate 5307 Daftar Pustaka
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan
    Satuan Acara Penyuluhan
    Документ14 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Resume US
    Resume US
    Документ6 страниц
    Resume US
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • LP Anc
    LP Anc
    Документ15 страниц
    LP Anc
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Analisa Jurnal Maternitas
    Analisa Jurnal Maternitas
    Документ2 страницы
    Analisa Jurnal Maternitas
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Analisis Jurnal
    Analisis Jurnal
    Документ4 страницы
    Analisis Jurnal
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Resume US
    Resume US
    Документ6 страниц
    Resume US
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • LP Anc
    LP Anc
    Документ15 страниц
    LP Anc
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Laporan Pendahuluan SC
    Laporan Pendahuluan SC
    Документ14 страниц
    Laporan Pendahuluan SC
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • UEU Undergraduate 5307 Daftar Pustaka
    UEU Undergraduate 5307 Daftar Pustaka
    Документ3 страницы
    UEU Undergraduate 5307 Daftar Pustaka
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет
  • Lap Pendahuluan
    Lap Pendahuluan
    Документ12 страниц
    Lap Pendahuluan
    Fransiskus Xaverius Cungkring
    Оценок пока нет