Вы находитесь на странице: 1из 3

BAB I

PENDAHULUAN

Kolesistitis adalah inflamasi kandung empedu yang terjadi paling sering

karena obstruksi duktus sistikus oleh batu empedu, yang disertai keluhan nyeri

perut kanan atas, nyeri tekan dan demam. Kurang lebih 90% kasus kolesistitis

melibatkan batu pada duktus sitikus (kolesistitis kalkulus) dan sebanyak 10%

termasuk kolesistitis akalkulus.1

Kira-kira 10-20% penduduk Amerika memiliki batu empedu, dan

sepertiganya berkembang menjadi kolesistitis akut. Kolesistektomi untuk kolik

bilier rekuren atau kolesistitis akut adalah prosedur penatalaksanaan bedah utama

yang dilakukan oleh ahli bedah umum, dan kurang lebih 500.000 operasi

dilakukan per tahunnya.2

Insidensi terjadinya kolesistitis meningkat seiring pertambahan usia.

Penjelasan secara fisiologis untuk peningkatan insidensi tersebut belum ada.

Peningkatan insidensi pada laki-laki usia lanjut dikaitkan dengan perubahan rasio

androgen-estrogen.2,3

Hepatitis B merupakan infeksi virus hepatitis B (HBV), suatu anggota

famili hepadnavirus, yang menyebabkan peradangan pada hati yang dapat bersifat

akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Infeksi

virus hepatitis B suatu infeksi sistemik yang menimbulkan peradangan dan

nekrosis sel hati yang mengakibatkan terjadinya serangkaian kelainan klinik,

biokimiawi, imunoserologik, dan morfologik.

1
Infeksi virus Hepatitis B saat ini merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang besar dan serius, karena selain manifestasinya sebagai penyakit

HBS akut beserta komplikasinya, lebih penting ialah dalam bentuk sebagai

penyakit HbsAg kronik, yang dapat menjadi sumber penularan bagi lingkungan.

Setiap tahun jumlah pengidap semakin bertambah, karena reservoir pengidap

HBV yang cukup besar merupakan wadah penularan yang terus-menerus untuk

sekitarnya. Menurut data WHO 2014, lebih dari 240 juta penduduk di dunia

mengalami infeksi HBV kronis, dan lebih dari 780.000 orang per tahun meninggal

akibat komplikasi infeksi HBV akut maupun kronis. Indonesia sendiri termasuk

negara endemis HBV dengan seroprevalensi HbsAg sebesar 9,4% dan pengidap

karier 5-10% dari populasi umum.

Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada

seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak, dan protein

yang disebabkan kekurangan insulin secara absolut maupun relatif. Sehingga

menyebabkan terjadinya hiperglikemia dan glukosuria. Pada keadaan normal

glukosa diatur sedemikian rupa oleh insulin yang diproduksi oleh sel pancreas,

sehingga kadarnya dalam darah selalu keadaan normal. Baik keadaan puasa

maupun sesudah makan, kadar gula darah selalu stabil sekitar 70 sampai 110

mg%. Pada keadaan diabetes mellitus tubuh relatif kekurangan sekresi maupun

aktivitas insulin, akibatnya pengaturan gula darah menjadi meningkat. Walaupun

kadar gula darah selalu tinggi, terjadi juga pemecahan lemak dan protein menjadi

gula (glukoneogenesis) di hati yang tidak dapat dihambat karena insulin

sekresinya relatif berkurang sehingga gula darah semakin meningkat. Akibatnya

2
terjadi gejala-gejala diabetes mellitus yaitu poliuri, polifagi, polidipsi, lemas, berat

badan menurun. Bila dibiarkan berlarut-larut berakibat kegawatan diabetes

mellitus berupa ketoasidosis yang sering menimbulkan kematian.1

Kasus diabetes mellitus yang terbanyak adalah DM type II yang

mempunyai latar belakang berupa resistensi insulin akibat gangguan uptake

glukosa di perifer, dan penurunan mass sel pancreas dimana sekresi serta

aktivitas insulin berkurang.1

Berikut dilaporkan sebuah kasus penyakit Kolesistitis + Hepatitis B + DM

Type II pada laki-laki berusia 45 tahun yang dirawat di bangsal Penyakit Dalam

Pria RSUD Ulin Banjarmasin sejak 19 Juli 2017.

Вам также может понравиться