Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DIARE
I. Pengkajian
1. Biodata : sering terjadi pada umur dibawah 2 tahun.
2. KU : diare
3. RPS
Frekuensi BAB meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari biasanya dapat
cair dan berlendir/berdarah dan dapat pula disertai gejala lain panas, muntah, anoreksia,
nausea, vomiting.
4. RPD
Jika disebabkan infeksi parenteral (infeksi) diluar alat pencernaan, OMA infeksi.
5. RPK
Ada pasien yang menderita alergi makanan (diare yang disebabkan adalah alergi
terhadap makanan).
6. ADL
a. Nutrisi : terjadi anoreksia, mual, muntah
b. Eleminasi : BAB lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair, lendir,
berdarah dan BAK frekuensi menurun
c. Pesonal hygiene : iritasi pada sekitar usus
d. Aktivitas : lemas dan mengantuk
e. Istirahat tidur : bisa terganggu bisa tidak
7. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos mentis keadaan lebih
dari lanjut, apatis, somnolen, koma.
- Sistem kardiovaskuler : peningkatan jantung, nadi, TD menurun, nadi kecil dan cepat
serta meningkat suhu tubuh.
- Sistem RR : Pernafasan cepat, dalam dan teratur
- Sistem pencernaan : peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan peristaltik usus,
kembung, distersi abdomen, tympani.
- Sistem perkemihan : produksi urine menurun (oliguri anuri)
- Sistem integumen : turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill melambat, warna
kemerahan/lecet (terutama sekitar anus)
- Sistem muskulo : kejang bila panas meningkat, pada hypoglikemi tremor/getar,
hipokalemi, distensi abdomen.
Secara spesifik bilamana bayi/anak jatuh dalam keadaan kekurangan cairan/dehidrasi maka
untuk masing-masing tingkatan digambar sebagai berikut :
Komponen Dehidrasi
Ringan Sedang Berat
Pengkajian
Keadaan umum Sadar, haus, gelisah Haus, gelisah Somnolerut, lemah, syok
Nadi Normal Cepat, kecil Cepat, kecil, kadang-
kadang teraba
UUB Normal Cekung Cokong sekali
Turgor Dicubit cepat kembali < 2 dt > 2 dt
Mata Nomal cowong sangat cowong
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Selaput lendir Basah Kering sangat kering
Urine Normal berkurang Tidak ada
Kehilangan 40-50 cc/kg BB 50-60 cc/kg BB 100 110 cc/kg BB
Penurunan BB <5% 8% > 10%
BJ urine 1,010 1,025 1,010 1,025 > 1,025
III. Intervensi
1. Dx. I
Tujuan : volume cairan dan elektrolit dalam tubuh seimbang (kurangnya cairan dan
elektrolit terpenuhi) dengan kriteria :
2. Dx. II
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan dengan kriteria :
- Berat badan sesuai umur
- Anak mengkonsumsi diit sesuai kebutuhan
Intervensi :
a. Bersama pasien dan keluarga tentukan berat badan ideal anak sesuai dengan tahap
pertumbuhannya dan program diit yang akan dilakukan anak.
R : Keikutsertaan keluarga secara aktif dalam menentukan asupan nutrisi
menyebabkan keluarga berperan aktif dalam tindakan berikutnya.
b. Lakukan program kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan diit anak berikan
porsi kecil dengan frekuensi sering.
R : Penentuan diit/kalori yang dikonsumsi oleh anak sangat berperan dalam
peningkatan berat badan, berikan porsi kecil dengan frekuensi sering
meminimalkan metabolisme dalam tubuh.
c. Ajarkan pada orang tua dan keluarga untuk memonitor pemasukan dan pengeluaran
makanan anak.
R : Mencatat asupan oral dan keinginan pasien mempermudah deteksi dini asupan
yang tidak adekuat.
d. Bantu anak dan keluarga dalam mengidentifikasi acuan makan makanan yang tinggi
protein dan karbohidrat.
R : Penambahan beberapa makanan kecil akan menambah peningkatan asupan
kalori.
e. Ajarkan kebersihan oral dan ruangan yang bersih sebelum makan
R : Kondisi oral dan ruangan yang bersih akan meningkat rasa dan selera makan.
f. Timbang berat badan anak tiap hari, monitor asupan dan keluaran
R : Berat badan merupakan indikator dari keseimbangan asupan dan keluaran.
3. Dx. III
Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, anak terbebas dari distensi abdomen dengan kriteria :
- Abdomen supel tidak ada distensi
- Dapat tidur dengan nyaman
- Dapat bermain tanpa gangguan
Intervensi
a. Rubah/ganti posisi tidur tiap 3 jam
R : Perubahan posisi dapat merangsang peristaltik usus sehingga mengurangi
distensi abdomen.
b. Lakukan kompres hangat pada daerah perut
R : Dengan kompres hangat, distensi abdomen akan mengalami relaksasi, pada
kasus peradangan akut/peritonitis akan menyebabkan penyebaran infeksi.
c. Meminimalkan tangis anak
R : Dengan menangis memudahkan udara masuk di dalam lambung sehingga
memperberat distensi abdomen
d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan monitor efek samping obat
tersebut.
R : Efek farmakologis pada anak ditentukan oleh sensitivitas individual
4. Dx. IV
Tujuan : keluarga mengerti tentang penyebab diare
Intervensi :
a. Berikan penjelasan tentang penyebab diare
R : Dengan pengetahuan yang kurang anak atau orang tua tidak mengetahui
komplikasi dari diare sehingga anak atau orang tua tidak serius untuk
mengontrol adanya infeksi dan teknik isolasi sehingga penyakit ini dapat
menular pada keluarga atau masyarakat.
b. Ajarkan cuci tangan sebelum makan
R : Mencegah terjadinya infeksi
c. Beritahu pada orang tua/anak tentang bahaya diare
R : Berusaha semaksimal mungkin menghindari penyakit diare
d. Ajarkan teknik isolasi
R : Mencegah terjadinya penularan
e. Ajarkan orang tua untuk membawa anaknya ke klinik apabila timbul gejala lebih dari
1 minggu.
R : Deteksi dini untuk mengetahui adanya kelainan dan komplikasi
5. Dx. V
Tujuan : dapat menunjukan tanda kenyamanan
Intervensi :
a. Berikan perawatan mulut dan kenyamanan bagi bayi
R : Memberi rasa nyaman
b. Berikan kesempatan pada keluarga saat jam kunjung dan partisipasi dalam
perawatan.
R : Mencegah timbulnya stres terhadap perpisahan
c. Sentuh, buka, dekap dan ajak bicara sebanyak mungkin
R : Memberikan kenyamanan dan menghindari stres
d. Pertahankan simulasi sensori dan pengenalan pada tahap perkembangan optimum.
R : Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan optimum
6. Dx. VI
Tujuan : mempertahankan kulit perianal tetap utuh dengan kriteria :
- Kulit intac/kulit yang mengalami lesi sembuh
- Kelembaban kulit stabil
- Sirkulasi integumen lancar
Intervensi :
a. Lakukan pengkajian kerusakan kulit dan lakukan pencatatan teratur
R : PH faeces semakin asam, kerusakan kulit semakin meningkat
b. Jaga kulit tetap bersih
R : Kulti yang lembab merupakan media yang efektif untuk perkembangbiakan
kuman.
c. Lakukan debridement dan bersihkan luka, gunakan cream/salep untuk luka dan
lakukan massage di sekitar luka.
R : Pembersihan luka memungkinkan kotoran-kotoran kuman terangkat sehingga
cream/salep dapat diabsorpsi dengan baik.
7. Dx. VII
Tujuan : tidak terjadi infeksi/penularan pada orang lain
Intervensi :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak
R : Kuman/bakteri yang menempel pada tangan akan terdesinfeksi dengan
memakai sabun/antiseptik.
b. Lakukan isolasi pada anak dan alat yang digunakan
R : Dengan isolasi dapat memutuskan mata rantai penularan sehingga infeksi
silang dapat dihindari.
c. Motivasi dan anjurkan pada keluarga serta pengunjung untuk melakukan pencegahan
terjadinya penularan.
R : Pengetahuan yang memadai akan membuat keluarga dan pengunjung
kooperatif terhadap pencegahan penularan.