Вы находитесь на странице: 1из 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK TATA CARA KERJA


ACARA 5
PERANCANGAN SISTEM KERJA BARU
TAHUN AJARAN 2015/2016

Kelompok F1
Rendayu Jonda Neisyafitri (14/365942/TP/11078)
Risyda Miftahur Rahmah (14/365928/TP/11074)
Rizal Dananjaya (14/369580/TP/11140)
Tara Hapsari Diso (14/369534/TP/11134)

Asisten Ins : Agustina Gresiani Arum Mardani

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI


DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Tujuan
1. Praktikan dapat melakukan perancangan suatu sistem kerja yang lebih
ergonomis dengan menggunakan hasil acara sebelumnya
B. Latar Belakang
Sebagian besar industri, terutama industri skala kecil atau rumah tangga
umumnya masih menggunakan tenaga manusia untuk mengerjakan seluruh
pekerjaan yang menghasilkan produk. Peralatan yang digunakan pekerja
umunya adalah fasilitas alat yang disediakan seadanya oleh pemilik industri.
Pada industry skala besar juga tidak terlepas dari pemanfaatan tenaga manusia
sebagai operator mesin-mesin yang digunakan untuk produksi. Namun
sayangnya, terkadang kedua jenis industri ini tidak memerhatikan postur kerja
pada pekerjanya, padahal pekerja melakukan pekerjaan tersebut secara
berulang-ulang dalam waktu yang cukup lama, di mana postur kerja tersebut
sangat memengaruhi kinerja para pekerja dan akan berdampak pada
produktivitas dari industri tersebut.
Postur kerja yang tidak baik akan memengaruhi kondisi pekerja pada
saat bekerja yang mengurangi kinerja dari pekerja tersebut. Postur kera yang
idak baik akibat kondisi lingkungan kerja yang tidak mendukung serta alat yang
tidak ergonomis akan memengaruhi kondisi tubuh pekerja dalam jangka waktu
yang lama. Para pekerja akan mengeluhkan ketidaknyamanannya pada saar
bekerja dan dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan cidera pada
bagian-bagian tubuh yang digunakan untuk bekerja disesuaikan dengan
kenyamanan dan kemudahan yang diciptakan juga sebaiknya disesuaikan
dengan kebutuhan dari masing-masing pekerja yang ada. Oleh karena itu,
dilakukannya perancangan peralatan kerja menggunakan data dimensi tubuh
pekerja sangat penting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu ergon (kerja) dan nomos
(hukum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek - aspek manusia
dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi,
engineering, manajemen dan desain perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan
optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja,
di rumah dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem
dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan
utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2004).
Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan alat,
cara dan lingkungan kerja terhadap kemampuan dan batasan manusia untuk
terwujudnya kondisi lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien demi
tercapainya produktivitas yang setinggi-tingginya (Manuaba, 2003).
Ergonomi merupakan ilmu tentang kemampuan dan keterbatasan tubuh
manusia, serta kriteria lainnya yang berkaitan dengan perancangan. Rancangan
ergonomi adalah perancangan peralatan kerja, perlengkapan, mesin-mesin, pekerjaaan,
tugas, tempat kerja duduk, organisasi, dan lingkungan berdasarkan informasi
karakteristik tubuh manusia untuk produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan
efektivitas fungsi tubuh manusia.
Tujuan dari ergonomi ini adalah untuk menciptakan suatu kombinasi yang
paling serasi antara sub sistem peralatan kerja dengan manusia sebagai tenaga kerja.
Tujuan utama ergonomi ada empat (Santoso, 2004; Notoatmodjo, 2003), yaitu:
1. Memaksimalkan efisiensi karyawan.
2. Memperbaiki kesehatan dan keselamatan kerja.
3. Menganjurkan agar bekerja dengan aman, nyaman dan bersemangat.
4. Memaksimalkan bentuk kerja
Menurut Nurmianto (2004), peranan penerapan ergonomi antara lain:
1. Aktivitas rancang bangun (desain) ataupun rancang ulang (re-desain).
Hal ini dapat meliputi perangkat keras seperti misalnya perkakas kerja
(tools), bangku kerja (benches), platform, kursi, pegangan alat kerja
(workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga (displays),
jalan/lorong (access ways), pintu (doors), jendela (windows) dan lain
lain.
2. Desain pekerjaan pada suatu organisasi.
Misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan jadwal pergantian
waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi pekerjaan dan lain lain.
3. Meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja.
Misalnya: desain suatu sistem kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan
ngilu pada sistem kerangka dan otot manusia, desain stasiun kerja untuk
alat peraga visual (visual display unit station). Hal itu adalah untuk
mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja, desain suatu
perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan kerja, desain
suatu peletakan 1 instrumen dan sistem pengendalian agar didapat
optimasi dalam proses transfer informasi dan lain lain.
Antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau karakteristik fisik tubuh
lainnya yang relevan dengan desain tentang sesuatu yang dipakai orang (Sanders & Mc
Cormick, 1987).
Antropometri berasal dari kata antropos dan metricos. Antropos berarti manusia
dan metricos berarti ukuran. Antropometri adalah ukuran ukuran tubuh manusia
secara alamiah baik dalam melakukan aktivitas statis (ukuran sebenarnya) maupun
dinamis (disesuaikan dengan pekerjaan) (Wignjosoebroto, 2003).
Antropometri merupakan salah satu bagian yang menunjang ergonomi,
khususnya dalam perancangan suatu peralatan berdasarkan prinsip-prinsip ergonomi.
Data antropometri digunakan untuk mengidentifikasi ukuran atau dimensi fisik dari
ruang kerja, peralatan kerja, dan pakaian agar manusia dapat melakukan pekerjaannya
dengan baik. Data antropometri juga digunakan untuk menghindari terjadinya
ketidakcocokan dimensi atau ukuran antara peralatan dan produk yang digunakan
dengan ukuran si pemakai atau pengguna (Bridger, 1995).
Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara luas antara
lain dalam hal berikut (Surya,2013):
1. Perancangan areal kerja (work station, interior mobil, dan lain-lain)
2. Perancangan peralatan kerja (perkakas, mesin, dan lain-lain)
3. Perancangan produk-produk konsumtif (pakaian, tempat duduk, meja,
dan lain-lain)
4. Perancangan lingkungan kerja fisik.
Penerapan data antropometri dapat dilakukan jika tersedia nilai rata rata dan
standar deviasi (SD) dari suatu distribusi normal. Sedangkan persentil adalah 1 suatu
nilai yang menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang
ukurannya sama atau lebih rendah dari nilai tersebut (setelah perhitungan persentil).
Misalnya 95 persentil akan menunjukkan 95% populasi akan berada pada atau berada
di bawah ukuran tersebut; sedangkan 5th persentil akan menunjukkan 5% populasi
akan berada pada atau di bawah ukuran itu (Wignjosoebroto, 2003).
Perancangan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai,
memperbaiki dan menyusun suatu sistem, baik fisik maupun non fisik yang optimum
untuk waktu yang akan datang degan memanfaatkan informasi yang ada
(Anonim1,2016).
Proses perancangan yang merupakan tahapan umum teknik perancangan
dikenal dengan sebutan NIDA (need, idea, decision, dan action). Artinya tahap pertama
seorang perancang menetapkan dan mengidentifikasi kebutuhan (need) sehubungan
dengan alat atau produk yang harus dirancang. Kemudian dilanjutkan dengan
pengembangan ide-ide (idea) yang akan melahirkan berbagai alternatif untuk
memenuhi kebutuhan tadi. Dilakukan suatu penilaian dan analisa terhadap alternatif
yang ada, sehingga perancang akan dapat memutuskan (decision) suatu alternatif yang
terbaik. Dan pada kahirnya dilakukanlah suatu proses pembuatan (action). Hasil
rancangan yang dibuat dituntut dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi
si pemakai.
Oleh karena itu, rancangan yang akan dibuat harus memperhatikan faktor
manusia sebagai pemakainya. Faktor manusia ini di antaranya dipelajari dalam
ergonomi (anthropometri, biomekanik, fisiologi, dll). Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membuat suatu rancangan selain faktor manusia, antara lain
(Anonim2, 2016):
a. Analisa teknik banyak berhubungan dengan ketahanan, kekuatan,
kekerasan dan seterusnya.
b. Analisa ekonomi berhubungan perbandingan biaya yang harus
dikeluarkan dan manfaat yang akan diperoleh.
c. Analisa legalisasi berhubungan dengan segi hukum dan tatanan hukum
yang berlaku dan dari hak cipta.
d. Analisa pemasaran berhubungan dengan jalur distribusi produk/hasil
rancangan sehingga dapat sampai kepada konsumen.
e. Analisa nilai analisa nilai pertama kali didefinisikan oleh L.D. Miles
dari General Electric (AS, 1940) adalah suatu prosedur untuk
mengidentifikasikan ongkos-ongkos yang tidak ada gunanya (tidak
perlu).
Data anthropometri yang menyajikan data ukuran dari berbagai macam anggota
tubuh manusia dalam persentil tertentu akan sangat besar manfaatnya pada saat suatu
rancangan produk atau fasilitas keja akan dibuat. Agar rancangan suatu produk
nantinya dapat sesuai dengan ukuran tubuh manusia yang akan mengoperasikannya,
maka prinsip yang harus diambil di dalam aplikasi data anthropometri dapat dijelaskan,
sebagai berikut (Wignjosoebroto S, 2000):
1. Prinsip perancangan produk bagi individu dengan ukuran yang ekstrim,
rancangan produk.
Dibuat agar bisa memenuhi 2 sasaran produk, yaitu:
a. Sesuai untuk ukuran tubuh manusia yang mengikuti klasifikasi ekstrim
dalam arti terlalu besar atau kecil bila dibandingkan dengan rata-ratanya.
b. Tetap dapat digunakan untuk memenuhi ukuran tubuh yang lain (mayoritas
dari populasi yang ada).
Agar memenuhi sasaran pokok tersebut maka ukuran yang
diaplikasikan ditetapkan dengan cara, yaitu:
1) Dimensi minimum yang harus ditetapkan dari uatu rancangan produk
umumnya didasarkan pada nilai persentil yang terbesar seperti pesentil
ke-90, ke-95 atau ke-99.
2) Dimensi maksimum yang harus ditetapkan diambil berdasarkan nilai
persentil yang paling rendah (persentil ke-1, ke-5 atau ke-10) dari
distribusi data anthropometri yang ada. Hal ini diterapkan sebagai
contoh dalam penetapan jarak jangkau dari suatu mekanisme kendali
yang harus dioperasikan oleh seorang pekerja. Secara umum aplikasi
data anthropometri untuk perancangan produk ataupun fasilitas kerja
ditetapkan dengan nilai persentil ke-5 untuk dimensi maksimum dan
persentil ke-95 untuk dimensi minimumnya.
2. Prinsip perancangan produk yang dapat dioperasikan di antara rentang ukuran
tertentu, rancangan dapat dirubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh setiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh.
Contoh yang paling umum dijumpai adalah perancangan kursi mobil letaknya
dapat digeser maju atau mundur dan sudut sandarannyapun dapat berubah-ubah
sesuai dengan yang diinginkan. Dalam kaitannya untuk mendapatkan
rancangan yang fleksibel semacam ini, maka data anthropometri yang umum
diaplikasikan adalah dalam rentang nilai persentil ke-5 sampai dengan ke-95.
3. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata-rata, rancangan produk
didasarkan terhadap rata-rata ukuran manusia. Problem pokok yang dihadapi
dalam hal ini justru sedikit sekali mereka yang berada dalam ukuran rata-rata.
Produk dirancang dan dibuat untuk manusia yang berukuran sekitar rata-rata,
sedangkan yang memiliki ukuran ekstrim akan dibuatkan rancangan tersendiri.
Pedoman untuk mengatur ketinggian landasan kerja pada posisi duduk sebagai
berikut (Sanders & Mc Cormick, 1987):
a. Jika memungkinkan menyediakan meja yang dapat diatur turun dan naik;
b. Landasan kerja harus memungkinkan lengan menggantung pada posisi rileks
dari bahu, dengan lengan bahwa mendekati posisi horizontal atau sedikit
menurun (sloping down slightly); dan
c. Ketinggian landasan kerja tidak memerlukan fleksi tulang belakang yang
berlebihan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan


1. Alat :
a. Bolpoin
b. Penggaris
c. Pensil
d. Penghapus
2. Bahan :
a. Kertas hvs
B. Prosedur Praktikum

Digambarkan sistem kerja yang akan diperbaiki

Sietem kerja tersebut dievaluasi dan ditunjukkan


kelemahan/kelebihan rancangan yang ada sehingga
perlu ada perbaikan

Perbaikan sisem kerja dirancang menggunakan data


anthropometri dengan mempertimbangkan faktor
ergonomis sehingga akan mengurangi delay,
ketidakseimbangan kerja, kelelahan, dan MSDs

Jika perlu alat bantu, dibuat gambar alat bantu yang


dirancang menggunakan skala tertentu. Digambarkan
dengan prinsip gambar teknik

Dilakukan evaluasi akan keuntungan dan kerugian dari


rancangan yang baru dibuat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Hasil brainstorming perancangan sistem kerja kelompok kecil
No. Nama Usulan
Pembuatan kursi ergonomis guna mengurangi MSDs
1. DJ
pada pekerja.
Pembuatan rangkaian alat stasiun kerja mulai dari
pewarnaan hingga penjemuran. Stasiun kerja yang
2. Jonda
dirancang dibuat lebih tinggi dan ember diganti
dengan desain semacam wastafel.
Pembuatan gayung yang sudah diberi skala untuk
3. Risyda
memudahkan dalam penakaran pewarna.
Pembuatan rak yang di dalamnya terdapat alat-alat
4. Tara
untuk pewarnaan .
Kesimpulan:
Dibuat sistem kerja baru dan menyatukan semua ide yang ada berupa stasiun
kerja yang berhubungan menggunakan desain seperti wastafel dan pembuatan
alat-alat baru yakni membuat rak, membuat gayung, serta membuat kursi.

2. Gambar dan penjelasan pola aliran perbaikan sistem kerja


a. Pola aliran kerja

b. Peta tangan kanan dan kiri


THERBLIG

THERBLIG
SYMBOL

SYMBOL
TIME

TIME

LEFT HAND RIGHT HAND

1 RE Mengambil gayung
1 P Mengarahkan gayung
Menyalakan kran H 1
Mematikan kran H 1
Mengambil pewarna RE 1
Menuangkan pewarna U 1
Meletakkan pewarna RL 1
Mengambil soda abu RE 1
Menuangkan soda abu U 1
Meletakkan soda abu RL 1
Mengambil sendok RE 1

Mengaduk U 3

Menuangkan
2 U
cat
1 RL Meletakkan gayung
Mengambil serok RE 1 1 RE Mengambil serok
1 RE Mengambil bahan
1 RL Meletakkan bahan
Mengaduk U 3

Mengambil bahan
2 I
untuk inspeksi
1 RL Meletakkan bahan

10
Mengaduk U

Mengambil bahan RE 1
Meletakkan pada peniris RL 1

3. Kelebihan dan kekurangan stasiun kerja yang dilakukan perbaikan


a. Kelebihan
1) Dalam satu kali pengerjaan dapat memproses beberapa produk
2) Terletak pada tempat terbuka
3) Dekat dengan aliran pembuangan limbah
4) Memperoleh pencahayaan yang cukup untuk penjemuran
b. Kekurangan
1) Pekerja harus bolak-balik dalam meracik pewarna
2) Pekerjaan dilakukan dalam jangka waktu yang lama dan hanya
menggunakan tenaga 1 pekerja
3) Posisi pekerja yang bekerja menggunakan bangku kecil dalam jangka
waktu yang lama membuat postur tubuh menjadi lebih mudah lelah
4. Kelebihan dan kekurangan alat/sistem yang dirancang
a. Kelebihan
1) Mengurangi MSDs
2) Mempersingkat waktu kerja
3) Meningkatkan efisiensi bahan sehingga tidak ada bahan yang terbuang
4) Mempersingkat elemen kerja sehingga pekerja tidak perlu banyak gerak
5) Memanfaatkan ruang yang tersedia
6) Mendekatkan bahan serta peralatan dengan pekerja
b. Kekurangan
1) Membutuhkan biaya yang cukup banyak
2) Menciptakan sistem baru, sehingga pekerja membutuhkan adaptasi
ulang
3) Bersifat permanen, sulit untuk diubah
4) Gayung yang digunakan tidak ada di pasaran
5. Tabel ukuran data dan persentil antropometri yang digunakan
BAGIAN UKURAN DATA
NO ALAT PERSENTIL
ALAT (CM) ANTHROPOMETRI

Tinggi
Dua kali tinggi siku
desain 51,0862 50%
pada posisi duduk
rancangan
Desain
Setengah kali jarak
mirip Panjang
bentang di ujung
wastafel desain 74,0297 5%
2 tangan kanan ke
mengadopsi rancangan
tangan kiri
persentil
Jarak genggaman
meja Lebar
tangan ke punggung
desain 56,7441 5%
pada posisis tangan ke
rancangan
depan
6. Gambar rancangan alat
a. Tampak depan

b. Tampak samping kanan

c. Tampak atas

B. Pembahasan
Judul dari praktikum ini adalah Perancangan Sistem Kerja Baru. Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah praktikan dapat melakukan perancangan suatu
sistem kerja yang lebih ergonomis dengan menggunakan hasil acara sebelumnya.
Sistem kerja adalah rangkaian taat kerja dan prosedur kerja yang
membentuk satu kebulatan pola dalam rangka melaksanakan satu pekerjaan. Istilah
sistem kerja (work system) menunjukkan bagaimana melaksanakan pekerjaan dari
suatu organisasi. Sistem kerja melibatkan tenaga kerja, mitra, atau pemasok kunci
dan komponen lain dari rantai pasokan yang diperlukan untuk memproduksi dan
menyerahkan barang, jasa, bisnis, dan proses-proses pendukung. (Chatab, 2007)
Dalam perbaikan sistem kerja dapat dilakukan dengan langkah sebagai
berikut (Wignjosoebroto, 1995):
a. Mengurangi jumlah komponen/bagian yang tidak signifikan dan tidak
mempengaruhi fungsi produk secara keseluruhan (simplifying the design).
b. Mengurangi jumlah operasi kerja terutama yang berkaitan dengan proses
pemindahan bahan.
c. Menggunakan komponen-komponen produk yang standard dengan toleransi
dan spesifikasi teknis yang dipilih secara tetap.
d. Desain harus dipikirkan tidak saja dari aspek estetika akan tetapi yang lebih
penting adalah kemudahan-kemudahan untuk pembuatannya baik untuk proses
permesinan ataupun perakitan.
e. Mengurangi waktu menganggur pekerja
Brainstorming adalah sebuah alat bantu yang digunakan untuk
mengeluarkan ide dari setiap anggota tim yang dilakukan secara terstruktur dan
sistematis. Salah satu cara berpikir kreatif dalam menghasilkan sebuah ide dan
gagasan memalui sebuah pendekatan kreatif atau metode yang tidak umum atas
sebuah permasalahan.
Pertama-tama yang perlu di tegaskan kepada anggota tim adalah tujuan
yang ingin dicapai dari sesi brainstorming yang akan dilakukan, sehingga menjaga
kegiatan yang acak ini keluar jalur dan jauh dari tujuan. Brainstorming perlu
terstruktur dan mengikuti aturan, karena itu perlu dibuat terlebih dahulu aturannya
dan diberitahukan kepada setiap anggota sebelum brainstorming dimulai,
dimaksudkan agar waktu yang digunakan seefektif mungkin dan tidak terbuang
percuma untuk bicara bertele-tele, bahkan bisa jadi tidak fokus pada tujuan
brainstorming tersebut.
Brainstorming melibatkan anggota tim, yang berarti bahwa setiap orang
harus mampu melihat apa yang terjadi, karena itu tugas sebagai fasilitator adalah
mendorong semua anggota untuk berpartisipasi, mengeluarkan ide-ide,
mengumpulkan sebanyak mungkin alternatif dan mencegah anggota lain
melakukan kritik terhadap sebuah ide yang dilontarkan pada sesi pengumpulan ide.
Brainstorming menempatkan beban yang signifikan pada fasilitator untuk
mengelola proses, keterlibatan anggota dan kepekaan, dan kemudian untuk
mengelola tindak lanjut dari hasil brainstorming tersebut.
Gunakan sesi brainstorming dengan baik dan seefektif mungkin, selain itu
pada sesi brainstorming yang reframe positive lakukan pada klien, selalu
menggunakan juga teknik-teknik coaching yang semakin memudahkan proses
brainstorming, sehingga tujuan yang ditetapkan semakin mudah dicapai dengan
semua ide dan strategi dari anggota tim, dan Anda akan melihat hasil yang sangat
dahsyat dan efisien dalam meningkatkan organisasi, kinerja, dan pengembangan
serta penguatan tim.
Langkah-langkah dalam melaksanakan brainstorming adalah sebagai
berikut.
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tata Pelaksanaan
Aturan main dalam brainstorming perlu dibuat dan dijelaskan oleh Team
Leader. Agar cara ini efektif, setiap peserta harus mematuhinya.
1. Dokumentasi
Pencatat melakukan pencatatan ide yang dilontarkan setiap peserta.
Diusahakan setiap peserta dapat melihat apa yang dicatat , sebaiknya digunakan
flip chart, OHP transparency atau screen. Papan tulis dan block note dapat
digunakan sebagai alternatif. Dilakukan konfirmasi apakah yang ditulis
pencatat sama dengan ide yang dimaksudkan peserta yang melontarkannya.
2. Tindak Lanjut
Setelah sejumlah ide terkumpul selanjutnya dilakukan:
Meninjau ide tersebut satu persatu.
Ide yang hampir sama kemungkinan dapat disatukan, ide yang belum jelas
perlu ditanyakan kepada peserta yang bersangkutan.
Mana ide yang akan dipilih, bisa dilakukan pengambilan keputusan dengan
permufakatan atau suara terbanyak (voting).
Menyempurnakan ide yang telah disepakati
Mengambil kesimpulan dan alternatif tindak lanjut.
3. Hambatan
Dalam melakukan teknik brainstorming dapat timbul beberapa hambatan
yang disebabkan antara lain:
Peserta tidak mematuhi aturan main.
Pencatat merubah ide (baik isi maupun maksud) yang dilontarkan oleh
peserta.
Peserta tidak mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang.
Hambatan non teknis, seperti: takut salah, kurang antusias dan kurang ada
kerjasama.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bila suatu team
membicarakan permasalahan dengan teknik brainstorming, yaitu:
1. Agenda acara yang akan dibahas dibagikan sebelum meeting dimulai.
2. Mempersiapkan team leader dan notulis yang cakap dalam memimpin
meeting.
3. Catatan ide diperlihatkan kepada seluruh peserta pada saat ide itu
dilontarkan.
4. Memberi kesempatan kepada peserta yang mengalami hambatan untuk
mengemukakan ide-idenya pada kesempatan khusus.
Hasil perancangan alat yang telah dilakukan adalah alat yang digunakan untuk
membantu meringankan beban pekerja pada stasiun kerja kelima yaitu stasiun kerja
pewarnaan. Adapun hasi brainstorming yang diperoleh adalah:
1. Gayung
Dalam stasiun kerja pewarnaan, sebelum proses pewarnaan pada batik
kayu, pekerja perlu membuat pewarna yang terdiri dari 3 komponen bahan yaitu
soda abu, pewarna dan air yang dicampurkan dan digunakan untuk mewarna
batik kayu tersebut. Dalam proses pencampuran ketiga komponen bahan
tersebut, harus dilakukan secara berulang-ulang karena pekerjaan pewarnaan
dalam stasiun kerja ini dilakukan secara kontinyu. Oleh karena itu, dirancang
sebuah gayung dan pada gayung tersebut terdapat takaran volume yang
digunakan untuk menentukan takaran ketika membuat zat pewarna yang terdiri
dari ketiga komponen tadi. Gayung tersebut juga diberi pegangan yang sesuai
dengan antropometri tangan pekerja sehingga pekerja nyaman saat
menggunakannya. Gayung tersebut bervolume 1000 ml dan dibagian badan
gayungnya diberi garis takaran untuk mempermudah pekerja saat menentukan
volume bahan dalam proses pembuatan zat warna. Dengan adanya gayung
bertakaran tersebut, akan memudahkan pekerja untuk menentukan takaran
bahan komponen pembuat pewarna sehingga bahan sesuai takaran tidak
berlebihan atau kekurangan sehingga lebih efisien dalam penggunaan bahan.
2. Kursi
Dalam perbaikan alat/sistem pada stasiun kerja pewarnaan dibuat kursi
semisitting dimana pekerja bekerja dengan posisi setengah berdiri dan setengah
duduk. Hal ini untuk mengurangi beban pada kaki yang biasanya berdiri. Dan
semisitting dipilih untuk memudahkan gerakan pekerja untuk menjangkau
peralatan lain yang akan digunakan. Tinggi tempat duduk setara dengan meja
di depannya. Di bawah tempat duduk diberi pemutar (360o) agar memudahkan
saat mengambil barang yang cukup jauh di meja.
3. Rak
4. Desain stasiun kerja berkaitan mengadopsi desain wastafel
Perancangan
Stasiun kerja pewarnaan dijadikan sebagai SK yang diperbaiki karena pada SK
pewarnaan memiliki banyak kekurangan daripada stasiun kerja lain. Kekurangan
stasiun kerja ini dapat dilihat dari hasil analisis pada praktikum acara sebelumnya, yaitu
pada acara 3 tentang ketidaknyamanan kerja dan postur kerja. Dengan analisis Nordic
Body Map (NBM) sebelum melakukan pekerjaan, pekerja sama sekali tidak mengalami
sakit pada bagian tubuh tertentu, namun setelah melakukan pekerjaan bahu kanan dan
bahu kiri pekerja mengalami sakit yang ditandai dengan warna oranye. Kemudian dari
penilaian OWAS dan RULA pewarnaan termasuk pekerjaan yang agak berat. Dilihat
dari pekerjaan yang berdiri dan membungkuk, stasiun kerja ini tentu memiliki resiko
MSDs yang lebih tinggi dan lebih berat dari stasiun kerja yang lain.
Stasiun kerja yang dipilih untuk dilakukan perbaikan adalah stasiun kerja
pewarnaan. Dalam perbaikan, dirancang rangkaian alat yang akan memudahkan
pekerja dalam bekerja. Alat tersebut antara lain rangkaian alat yang prinsip kerjanya
mirip westafel yang digunakan untuk proses pewarnaan hingga penjemuran, rak untuk
menyimpan alat dan bahan yang digunakan untuk proses pewarnaan, kursi agar pekerja
nyaman bekerja dan gayung yang sudah diberi takaran untuk memudahkan pekerja
dalam pembuatan zat warna.
Alasan perancangan gayung yang disertai dengan garis takaran antara lain
untuk memudahkan pekerja dalam menentukan takaran yang sesuai ketika akan
membuat pewarna yang terbuat dari 3 komponen bahan yaitu soda abu, zat pewarna,
dan air. Dengan takaran yang pas dan sesuai dengan yang dibutuhkan, diharapkan
ketika pembuatan pewarna tidak ada komponen bahan yang kekurangan atau kelebihan
yang menyebabkan komponen bahan terbuang percuma. Dengan gayung yang telah
diberi takaran ini, pekerja dapat menggunakan bahan untuk membuat pewarna lebih
efisien sehingga dapat menghemat pengeluaran industri yang disebabkan karena
pemakaian bahan yang boros sehingga terbuang percuma. Pekerja dapat menggunakan
gayung ini dengan mudah karena pegangan gayung didesain sesuai dengan
antropometri tangan pekerja agar nyaman digunakan. Selain itu, apabila takaran dari
komponen bahan pas, warna yang ditimbulkan pun dapat lebih maksimal dan hal
tersebut berpengaruh terhadap kualitas produk. Kursi yang dirancang dimaksudkan
untuk mengurangi tegang otot karena selama ini pekerja bekerja menggunakan bangku
kecil dan dengan kondisi kaki yang tertekuk dalam waktu yang cukup lama. Kemudian
rak dibuat guna menyatukan bagian-bagian yang dibutuhkan dalam pewarnaan agar
pekerja tidak perlu bolak-balik untuk mencampur warna. Dari keseluruhan alat yang
dibuat, dibuat pula rancangan sistem kerja baru yang dirancang agar antara bahan yang
belum diproses, barang yang sedang diproses, serta lokasi penjemuran menjadi satu
aliran yang saling berdekatan. Hal ini juga dimaksudkan untuk efisiensi waktu.
Dalam proses perancangan desain gayung yang diberi takaran, ukuran gagang
gayung menggunakan persentil minimum agar nyaman ketika digenggam pekerja.
Alasan menggunakan persentil minimum adalah harapannya hanya sedikit orang dari
populasi saja yang tidak dapat menggunakannya. Data antropometri yang digunakan
adalah antropometri tangan, antara lain panjang telapak tangan, diameter genggam
maksimum, lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking), dan lebar fungsional
maksimum (ibu jari ke jari lain). Gayung yang dibuat bervolume 1000 ml, dengan
diameter genggam gagang gayung adalah 3,5 cm berasal dari data antropometri
genggam maksimum dengan persentil 5%.
Kursi yang dirancang menggunakan jenis anthropometri tinggi lipat lutut dan
jarak lipat lutut ke pantat untuk mengukur ketinggian kursi dari lantai sampai alas
duduk dengan persentil 50 karena dengan persentil rata-rata ini baik pekerja besar
maupun kecil dapat duduk dengan kenyamanan yang relatif nyaman, kursi yang dibuat
tidak terlalu tinggi maupun tidak terlalu rendah bagi para pekerja. Jarak dari siku ke
ujung jari untuk menetukan jarak dari meja dengan badan kita. Persentil 50 digunakan
karena persentil ini merupakan persentil rata-rata agar setiap pekerja dapat duduk
dalam kursi tanpa mengalami kesempitan karena adanya meja. Lebar panggul untuk
menentukan lebar dari alas kursi yang akan diduduki oleh para pekerja. Dengan
persentil 95 ini digunakan agar semua pekerja yang bekerja dapat duduk dikursi dengan
nyaman. Pekerja yang berpostur besar dan kecil memiliki tempat sisa yang cukup untuk
melakukan pergerakan pada pantat.
Rak
Desain stasiun kerja berkaitan yang diusulkan mengadopsi dari desain wastafel.
Sehingga persentil yang digunakan mengikuti persentil meja karena pada saat
melakukan perkerjaannya, pekerja dalam posisi semi-duduk. Adapun persentil yang
digunakan adalah dua kali tinggi siku pada posisi duduk menggunakan persentil 50%,
setengah kali jarak bentang di ujung tangan kanan ke tangan kiri menggunakan
persentil 5%, dan jarak genggaman tangan ke punggung pada posisis tangan ke depan
menggunakan persentil 5%. Dua kali tinggi siku dimaksudkan untuk mengukur
jangkauan normal dari tangan pekerja, sedangkan persentil 50% diambil guna
mengakomodasi pekerja umum. Selanjutnya jarak bentang di ujung tangan kanan ke
tangan kiri dan jarak genggaman tangan ke punggung pada posisis tangan ke depan
menggunakan persentil 5% karena untuk mengakomodasi pekerja dengan ukuran
tubuh yang kecil.
Kelebihan alat/sistem kerja yang dirancang yakni mengurangi MSDs,
mempersingkat waktu kerja, meningkatkan efisiensi bahan sehingga tidak ada bahan
yang terbuang, mempersingkat elemen kerja sehingga pekerja tidak perlu banyak
gerak, memanfaatkan ruang yang tersedia, mendekatkan bahan serta peralatan dengan
pekerja. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan biaya yang cukup banyak,
menciptakan sistem baru, sehingga pekerja membutuhkan adaptasi ulang, kemudian
alat dan sistem yang hendak didesain bersifat permanen, sulit untuk diubah, dan yang
terakhir gayung yang digunakan tidak ada di pasaran.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Praktikan dapat melakukan perancangan peralatan kerja yang ergonomis
berupa sistem kerja baru dan membuat inovasi menggunakan desain seperti
wastafel sehingga antara pewarnaan dan penjemuran menjadi satu dan pembuatan
alat-alat baru yakni membuat rak, membuat gayung, serta membuat kursi. Ukuran
alat bantu yang didesain menggunakan persentil rata-rata juga persentil bawah di
mana menyesuaikan ukuran pekerja di industri tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim1. 2016. Definisi Perancangan, Pengembangan, dan Inovasi Produk. Dalam
http://eprints.upnjatim.ac.id/4797/2/file2.pdf. Diakses pada tanggal 16 April
2016 pukul 21.00 WIB.
Anonim2. 2016. Definisi Perancangan, Pengembangan, dan Inovasi Produk. Dalam
http://ariplie.blogspot.co.id/2016/03/definisi-perancangan-pengembangan-
dan.html. Diakses pada tanggal 16 April 2016 pukul 19.00 WIB.
Bridger,R.S. 1995. Introduction to Ergonomics. McGraw-Hill. Singapore.
Chatab, Nevizond. 2007. Diagnostic Management. Metode Teruji Meningkatkan
Keunggulan Organisasi. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Manuaba, A. 2003. Holistic Ergonomic Design as a Strategy To Integrate
Occupational Health Safety System. Presented at 2nd NIEC (National
Industrial Conference). Surabaya Indonesia.
Nurmianto E., 2004. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Surabaya: Penerbit
Guna Widya.
Sanders, Mark S. 1987. Human Factor in Engineering and Design. McGraw-Hill. New
York.
Santoso, Gempur. 2004. Ergonomi Manusia, Peralatan, dan Lingkungan. Sidoarjo:
Prestasi Pustaka Publisher.
Surya, Roberta Zulfhi, dkk. 2013. Penggunaan Data Antropometri dalam Evaluasi
Ergonomi Pada Tempat Duduk Penumpang Speed Boat Rute Tembilahan
Kuala Enok Kab. Indragiri Hilir Riau. Dalam Malikussaleh Industrial
Engineering Journal Vol. 2 No. 1.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis
untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Edisi Pertama. Surabaya: Penerbit
Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Edisi ke-2. Jakarta:
Guna Widya.
Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta: Guna
Widya.

Вам также может понравиться

  • Line Balancing
    Line Balancing
    Документ12 страниц
    Line Balancing
    Jajang
    Оценок пока нет
  • 1TI05662
    1TI05662
    Документ1 страница
    1TI05662
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • SIARAN PERS 6 Sept 2019 PDF
    SIARAN PERS 6 Sept 2019 PDF
    Документ2 страницы
    SIARAN PERS 6 Sept 2019 PDF
    ELief Olive
    Оценок пока нет
  • Multicolinearitas
    Multicolinearitas
    Документ20 страниц
    Multicolinearitas
    halong damani
    Оценок пока нет
  • Makalah ITK
    Makalah ITK
    Документ15 страниц
    Makalah ITK
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • 1ti05662 PDF
    1ti05662 PDF
    Документ10 страниц
    1ti05662 PDF
    madihah
    Оценок пока нет
  • BAB 8 Ekomik
    BAB 8 Ekomik
    Документ3 страницы
    BAB 8 Ekomik
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Ipi 167542 H
    Ipi 167542 H
    Документ10 страниц
    Ipi 167542 H
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Inilah Daftar 34 Nama Menteri Susunan Kabinet Jokowi JK 2014
    Inilah Daftar 34 Nama Menteri Susunan Kabinet Jokowi JK 2014
    Документ3 страницы
    Inilah Daftar 34 Nama Menteri Susunan Kabinet Jokowi JK 2014
    josefsk
    Оценок пока нет
  • Bangun Datar
    Bangun Datar
    Документ2 страницы
    Bangun Datar
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Pendahuluan - Manajemen Industri
    Pendahuluan - Manajemen Industri
    Документ21 страница
    Pendahuluan - Manajemen Industri
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Inilah Daftar 34 Nama Menteri Susunan Kabinet Jokowi JK 2014
    Inilah Daftar 34 Nama Menteri Susunan Kabinet Jokowi JK 2014
    Документ3 страницы
    Inilah Daftar 34 Nama Menteri Susunan Kabinet Jokowi JK 2014
    josefsk
    Оценок пока нет
  • Ahmad Ardiabto e G
    Ahmad Ardiabto e G
    Документ6 страниц
    Ahmad Ardiabto e G
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • 1
    1
    Документ1 страница
    1
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • AFIFAH SD
    AFIFAH SD
    Документ2 страницы
    AFIFAH SD
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Tugas ppt6675
    Tugas ppt6675
    Документ2 страницы
    Tugas ppt6675
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Bentuk Kerja Sama Avina Cxa
    Bentuk Kerja Sama Avina Cxa
    Документ2 страницы
    Bentuk Kerja Sama Avina Cxa
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Aresbv 5
    Aresbv 5
    Документ9 страниц
    Aresbv 5
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Siti Fathonah Gama
    Siti Fathonah Gama
    Документ5 страниц
    Siti Fathonah Gama
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Tugas Pancasil56a
    Tugas Pancasil56a
    Документ10 страниц
    Tugas Pancasil56a
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет
  • Praktikum D
    Praktikum D
    Документ2 страницы
    Praktikum D
    RizalDananjaya
    Оценок пока нет