Вы находитесь на странице: 1из 5

Lalang Palambang (11)

I. Kewajiban Jangka Pendek


Kewajiban yang dimiliki sebuah perusahaan di masa kini sebagai hasil dari
peristiwa lampau yang penyelesaiannya diharapkan dari aliran sumber daya yang
merupakan keuntungan ekonomi dari perusahaan tersebut. Tiga karakteristik penting:
1. Adanya kewajiban.

2. Berasal dari kejadian di masa lalu.

3. Mengakibatkan adanya arus keluar dari sumber daya (kas, barang, jasa).

Kewajiban jangka pendek dilaporkan apabila salah satu dari kondisi berikut terjadi :

1. Diharapkan dapat diselesaikan dalam siklus operasi normal entitas.

2. Diharapkan akan selesai/dilunasi dalam waktu 12 bulan dari tanggal pelaporan.


3. Dimiliki untuk diperdagangkan (dijual atau dibeli kembali dalam jangka
pendek).
4. Entitas tidak memiliki hak tanpa syarat (unconditional right) unut menunda
penyelesaian sedikitnya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
Jenis Kewajiban Jangka Pendek
a. Hutang dagang: Jumlah yang terhutang kepada pihak lain untuk barang maupun
jasa yang dibeli/diperoleh secara kredit.
b. Hutang wesel: Perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang di masa akan
datang yang telah ditentukan.
c. Bagian dari kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo: Bagian dari obligasi,
hipotek, dan kewajiban jangka panjang lainnya yang akan jatuh tempo dalam tahun
fiskal berikutnya.
d. Obligasi jangka pendek yang akan didanai ulang: Dikeluarkan dari kategori hutang
jangka pendek apabila kedua kondisi ini terpenuhi: 1. dimaksudkan untuk dibiayai
dengan obligasi jangka panjang, 2. Memiliki hak mutlak (hak tanpa syarat) untuk
menunda pelunasan obligasi tersebut sedikitnya 12 bulan setelah tanggal pelaporan.
e. Hutang Dividen: Jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada pemegang saham
sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi.
f. Pembayaran di muka dan deposit: Deposit kas yang dapat dikembalikan yang
diterima perusahaan dari pelanggan dan karyawan.Biasanya sebagai jaminan untuk
menutup pembayran dari kemungkinan kewajiban di masa datang.
Lalang Palambang (11)

g. Pendapatan diterima dimuka: Pembayaran yang diterima sebelum pengiriman


barang ataupun pengerjaan jasa.
h. Hutang pajak penjualan: Penjual retail harus memungut pajak penjualan atau pajak
pertambahan nilai (PPN) dari pembeli untuk disetor pada pemerintah.
i. Hutang pajak penghasilan: Badan usaha harus menyiapkan laporan pajak
penghasilan dan menghitung hutang pajak penghasilan.
j. Kewajiban terhadap karyawan: Jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji
atau upah dilaporkan sebagai kewajiban lancar (pemotongan gaji, kompensasi cuti,
pembagian laba dan perencanaan bonus).

II. Provisi
Provisi adalah kewajiban yang waktu atau jumlahnya berlum pasti. Dilaporkan sebagai
kewajiban lancar atau tidak lancar bergantung pada tanggal pembayaran.
a. Pengakuan Provisi
Perusahaan hanya mengakui beban dan kewajiban terkait untuk provisi hanya jika
tiga kondisi berikut terpenuhi

1. Memiliki kewajiban di masa kini sebagai hasil dari peristiwa di masa lalu.

2. Adanya kemungkinan penyelesaian kewajiban tersebut menyebabkan arus


keluar dari sumber daya.
3. Sebuah estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat
dibuat/ditentukan.
b. Pengukuran provisi
Jumlah yang diakui harus merupakan estimasi terbaik atas pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban ini. Estimasi terbaik mencerminkan
jumlah yang akan dibayar perusahaan untuk melunasi kewajiban pada tanggal laporan
posisi keuangan. IFRS mewajibkan pengungkapan yang luas terkait dengan ketentuan
dalam catatan atas laporan keuangan, namun perusahaan tidak mencatat atau
melaporkan dalam catatan mengenai risiko umum kontinjensi yang melekat dalam
operasi bisnis (misalnya, kemungkinan perang, pemogokan, bencana tidak dapat
diasuransikan, atau resesi bisnis).
1 Garansi: Janji yang dibuat oleh penjual kepada pembeli untuk memperbaiki
kekurangan kuantitas, kualitas, atau kinerja suatu produk. Jika ada kemungkinan
bahwa pelanggan akan membuat klaim garansi dan perusahaan dapat
Lalang Palambang (11)

memperkirakan biaya wajar yang terlibat, perusahaan harus mencatatnya sebagai


beban. Dua metode dasar yang digunakan untuk mencatat biaya garansi:
a. Cash-Basis method
b. Accrual-Basis method
c. Provisi lingkungan
Perusahaan harus mengakui kewajiban terhadap lingkungan bila terdapat kewajiban
hukum yang berhubungan dengan pelepasan aktiva tetap dan bila jumlah yang
menjadi kewajiban dapat diestimasi.
d. Kontrak yang memberatkan
Biaya yang tidak dapat dihindari untuk memenuhi kewajiban yang melampaui
manfaat ekonomi yang akan diterima. Perkiraan biaya harus mencerminkan biaya
bersih dari kontrak, mana yang lebih rendah dari : biaya untuk memenuhi kontrak atau
kompensasi atau penalti yg timbul karena gagal memenuhi kontrak.
e. Pengungkapan Provisi
Perusahaan harus menyediakan rekonsiliasi awal hingga saldo akhir untuk setiap kelas
utama dari provisi, mengidentifikasi apa yang menyebabkan perubahan selama
periode tersebut.

II. Kontijensi
Kewajiban kontijensi tidak diakui dalam laporan keuangan karena masih merupakan:
1. Sebuah kemungkinan kewajiban (belum dikonfirmasi),

2. Sebuah kewajiban yang pembayarannya mungkin tidak perlu dilakukan.

3. Sebuah kewajiban dimana estimasi yang layak terhadap kewajiban tersebut


tidak dapat dibuat.
Aktiva kontinjensi adalah aset yang mungkin timbul dari peristiwa masa lalu dan yang
keberadaannya akan dikonfirmasikan oleh terjadinya atau tidak terjadinya kejadian masa
depan yang tidak pasti dan tidak sepenuhnya dalam kendali perusahaan. Contoh:
1. Kemungkinan penerimaan uang dari hadiah, sumbangan, bonus.

2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah dalam sengketa pajak.

3. Penundaan kasus pengadilan dengan kemungkinan hasil yang menguntungkan.


Aset kontinjensi diungkapkan apabila arus masuk manfaat ekonomi dianggap lebih
mungkin daripada tidak terjadi (lebih dari 50 persen).
Lalang Palambang (11)

III. Hutang Obligasi


Liabilitas tak lancar (kadang merujuk pada hutang jangka panjang) terdiri dari
arus keluar yang diharapkan dari sumber daya hasil dari hutang saat ini yang tak
terbayarkan kurang dari satu tahun atau siklus operasi perusahaan, mana yang lebih
lama. Hutang obligasi, hutang wesel jangka panjang, hutang hipotek, hutang dana
pensiun, dan hutang sewa adalah contoh dari liabilitas tak lancar.
Penerbitan Obligasi
Sebuah obligasi muncul dari sebuah kontrak yang dikenal sebagai perjanjian
obligasi. Sebuah obligasi merepresentasikan sebuah permintaan untuk membayar : (1)
sejumlah uang pada tanggal jatuh tempo yang ditunjuk, ditambah (2) bunga periodik pada
suku yang spesifik pada jumlah jatuh tempo (nilai muka).
Tipe-tipe dan dari Suku Obligasi
1. Obligasi Terjamin dan Tak Terjamin.
2. Obligasi Masa, Obligasi Berseri, dan Obligasi yang dapat Ditarik.
3. Obligasi Konvertibel, Obligasi Komoditi yang Didukung, dan Obligasi Dalam-
Diskonto.
4. Obligasi Terdaftar dan Obligasi Kupon.
5. Obligasi Pendapatan dan Obligasi Laba.

Pengukuran Hutang Obligasi


1. Obligasi Diterbitkan pada Nilai Nominal
Jika suku yang ditentukan oleh komunitas investor (pembeli) adalah sama seperti
suku yang ditetapkan, obligasi dijual pada nilai nominal. Berarti, nilai nominal sama
dengan nilai saat ini dari obligasi yang diperhitungkan oleh pembeli.
2. Obligasi Diterbitkan saat Diskonto atau Premi
Jika suku yang ditentukan oleh komunitas investor (pembeli) berbeda dengan suku
yang ditetapkan, nilai saat ini dari obligasi dihitung oleh pembeli akan berbeda dari
nilai muka obligasi. Perbedaan antara nilai muka dan nilai saat ini dari obligasi
menentukan harga sesungguhnya yang pembeli bayar untuk obligasi. Perbedaan ini
adalah baik diskonto atau premi.
Jika obligasi dijual kurang dari nilai muka, mereka dijual pada saat Diskonto
Jika obligasi dijual lebih dari nilai muka, mereka dijual pada saat Premi.
Lalang Palambang (11)

Metode Bunga Efektif


Perusahaan mencatat penyesuaian diskonto atau premi kepada biaya beban
bungan obligasi atas umur obligasi yang disebut sebagai amortisasi. Amortisasi dari
diskonto meningkatkan beban bunga obligasi. Amortisasi dari premi menurunkan
beban bunga obligasi. Prosedur yang diharuskan untuk amortisasi diskonto atau premi
adalah metode bunga efektif (disebut juga amortisasi nilai saat ini). Dibawah metode
bunga efektif, perusahaan :
1. Menghitung beban bunga obligasi pertama dengan melipatgandakan nilai buku
atau bawaan dari obligasi pada awal periode suku bunga efektif.
2. Menentukan amortisasi diskonto atau premi obligasi selanjutnya dengan
membandingkan beban bunga obligasi dengan bunga (kas) untuk dibayarkan.

IV. HUTANG WESEL JANGKA PANJANG


Akuntansi untuk wesel dan obligasi hampir sama. Seperti obligasi, wesel dinilai pada
saat nilai saat ini dari nilai bunga masa depannya dan arus kas pokoknya. Perusahaan
mengamortisasi segala diskonto atau premi atas umur wesel tesebut, seperti diskonto atau
premi obligasi.
Wesel Diterbitkan pada Nilai Muka
Jika wesel diterbitkan memiliki nilai saat ini yang sama dengan nilai muka, perusahaan
mengakui tidak adanya premi atau diskon sehingga dicatat sebesari nilai nominalnya.
Wesel Diterbitkan Tidak pada Nilai Muka
1. Wesel Tak Berbunga
Jika sebuah perusahaan menerbitkan wesel tak berbunga semata-mata untuk kas, hal
itu berarti wesel menunjukan nilai saat ini dengan kas yang diterima. Suku bunga
implisit adalah suku yang menyamakan kas yang diterima dengan jumlah yang harus
dibayar di masa depan.
2. Wesel Berbunga
Jika perusahaan mnerbitkan wesel berbunga, maka nilai saat ini menunjukan nilai
muka dari wesel, bunga yang harus dibayarkan terpisah dari nilai muka wesel
sehingga suku bunga yang ada adalah suku bunga eksplisit.

Вам также может понравиться