Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
STATUS PASIEN
N. II Optikus
Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan O Menurun (1/40)
Lapangan pandang O Normal
Melihat warna O Normal
Funduskopi Tidak Dilakukan Pemeriksaan
N. III Okulomotorius
Kanan Kiri
Bola mata Abnormal Normal
Ptosis - (tidak bisa dinilai) - (Normal)
Gerakan bulbus Abnormal Normal
Strabismus + (Abnormal) Normal
Nistagmus - (Normal) - (Normal)
Ekso/endopthalmus - (Normal) - (Normal)
Pupil: Bentuk Tidak bisa dinilai Normal
Reflek cahaya - (Abnormal) Normal
Reflek akomodasi - (Abnormal) Normal
Refleks konvergensi - (Abnormal) Normal
N. IV Troklearis
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah - (Abnormal) Normal
Sikap bulbus - (Abnormal) Normal
Diplopia - (Abnormal) Normal
N. VI Abdusen
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral - (Abnormal) + (Normal)
Sikap bulbus - (Abnormal) + (Normal)
Diplopia Tidak bisa dinilai - (Normal)
N. VII Fasialis
Kanan Kiri
Raut wajah Normal Normal
Sekresi air mata Normal Normal
Fisura palpebra Abnormal (palpebra Normal
sup tertarik ke atas)
Menggerakan dahi Normal Normal
Menutup mata Abnormal (palpebra normal
sup tertarik ke atas)
Mencibir/bersiul Normal Normal
Memperlihatkan gigi Normal Normal
Sensasi lidah 2/3 depan Normal Normal
hiperakusis
N. VIII Vestibularis
Kanan Kiri
Suara berbisik Normal Normal
N. IX Glosospharingeus
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang Normal Normal
Reflek muntah/gag reflek + (Normal) + (Normal)
N. X Vagus
Kanan Kiri
Arkus faring Normal Normal
Uvula Normal Normal
Menelan Normal Normal
Artikulasi Normal Normal
Suara Normal Normal
Nadi Normal Normal
N. XI Asesorius
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan Normal Normal
Menoleh ke kiri Normal Normal
Mengangkat bahu ke kanan Normal Normal
Mengakat bahu ke kiri Normal Normal
N XII Hipoglosus
Kanan Kiri
Kedudukan lidah di dalam Normal Normal
Kedudukan lidah di julurkan Normal Normal
Tremor - (Normal) - (Normal)
Fasikulasi - (Normal) - (Normal)
D. Pemeriksaan Koordinasi
Cara berjalan Normal Disartria - (Normal)
Romberg test Normal Disgrafia - (Normal)
Ataksia - (Normal) Supinasi-pronasi Normal
Rebound fenomena - (Normal) Tes jari hidung Normal
Tes tumit lutut Normal Tes hidung jari Normal
F. Pemeriksaan Sensibilitas
Sensibilitas taktil Normal
Sensibilitas nyeri Normal
Sensibilitas termis Normal
Sensibilitas kortikal Normal
Stereognosis Normal
Pengenala 2 titik Tidak dilakukan permeriksaan
Pengenalan rabaan Normal
G. Sistem Refleks
Refleks Fisiologis Kanan Kiri
Kornea Tidak normal Normal
Berbangkis Normal Normal
Laring Normal Normal
Maseter Normal Normal
Dinding perut
Atas Normal Normal
Bawah Normal Normal
555 444
555 444
555 555
555 555
Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau sebab lain,
akan menyebabkan iskemia di suatu daerah otak. Terdapatnya kolateral di daerah
sekitarnya disertai mekanisme kompensasi fokal berupa vasodilatasi,
memungkinkan terjadinya beberapa keadaan berikut ini: [7]
a. Mekanisme penurunan atau penghentian sementara pada aliran darah otak
yang disebabkan oleh sumbatan kecil atau parsial, tromboemboli akut, atau
stenosis.[1] Hal ini akan mengakibatkan terjadi daerah iskemia yang dalam
waktu singkat dapat dikompensasi dengan mekanisme kolateral dan
vasodilatasi lokal. Secara klinis gejala yang timbul adalah transient
Gambar 02. Lesi aterosklerosis pada arteri carotis interna. A. Plaque, B. Plaque
dengan emboli, C. Plaque dengan sumbatan trombus, D. Iskemik
Serebral akibat sumbatan pada arteri karotis interna.[8]
3.1 Diskusi
Seorang pasien datang ke RSUD Bangkinang dengan keluahan bicara pelo
sejak pukul 22.00 WIB ( 2 jam sebelum masuk Rumah Sakit). Bicara pelo
muncul secara tiba-tiba, tidak disertai mulut mencong. Pasien mengaku mengerti
apa yang orang bicarakan namun bicaranya susah dimengerti. Bicara pelo
manghilang sesaat sebelum di bawa ke rumah sakit. Pasien juga mengeluhkan
badannya terasa lemah, seningga membuatnya tidak sanggup berjalan. Mual-
muntah (-), sakit kepala (-), pingsan (-). Pada kasus di atas merupakan suatu tanda
adanya gangguan fungsi otak yang diakibatkan oleh penurunan ferfusi darah ke
jaringan otak yang disebut dengan transient ischemic attack (TIA). Transient
ischemic attack (TIA) adalah gangguan fungsi serebral focal atau global yang
memberikan gejala neurologis singkat, kurang dari 24 jam tanpa disertai adanya
gambaran kerusakan vaskular.[2]
Transient ischemic attack dapat sibababkan oleh berbagai sebab seperti:
Arteriosklerosis pada arteri karotis atau pada arteri vertebralis, emboli, trombus
pada ventrikel, dan pembentukan trombus akibat atrial fibrilasi, stenosis yang
disebabkan hipertensi (Cerebral small vessel disease/arteriolosclerosis). Pada
pasien tersebut kemungkinan besar TIA yang disebabkan oleh stenosis pada
arteriola serebrum. Karena terjadinya stenosis pada arteriola serebrum
mengkibatkan perubahan ukuran lumen arteri dan terganggunya proses
vasodilatasi arteri itu sendiri yang pada akhirnya dapat menyebabkan hipoksia
pada jaringan otak.[5]
Orang-orang yang pernah mengalami transient ischemic attack memiliki
resiko lebih tinggi untuk mendapatkan stroke. Pada pasien di atas kira-kira akan
berlanjut menjadi stroke dalam waktu 2 hari adalah 1%, karena dari skor ABCD2
pasien tersebut memiliki skor 4.[1,9]
3. Easton JD, Saver JL, Albers GW, Alberts MJ, Chaturvedi S, et al.
Definition and Evaluation of Transient Ischemic Attack. AHA Journals.
[database on the American Heart Association] 2009. [cited on July 08,
2013] ;40:2276-2293. Available from: http://stroke.ahajournals.org
/content/40/6/2276.full.pdf.
4. Thacker EL, Wiggins KL, Rice KM, Longstreth WT, Bis JC, et al. Short
term and long term risk of incident ischemic stroke after transient ischemic
attack. Stroke Journals. [database on the pubmed central] 2010. [cited on
July 06, 2013]; 41(2): 239. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov
/pmc/articles/PMC2818812/pdf/nihms166942.pdf.
6. Transient ischemic attack. [google image] 2013. [cited on July 09, 2013.
Available from: http://www.google.co.id/imgres?q=transient+ischemic+
attackhttp://www.drugs.com/health-guide/transient-ischemic-attack-tia.html.