Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Oleh:
Masjoko : (1815145757)
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Mengajar merupakan tugas pokok seorang guru. Guru yang terampil mengajar
dapat merasakan bahwa mengajar merupakan suatu hal yang mengembirakan, yang
membuatnya melupakan kelelahan. Mengajar merupakan bagian dari seni. Namun
tidak semua guru dapat merasakan hal yang demikian. Hal ini disebabkan oleh sulitnya
mencari metode mengajar yang tepat.
Selama ini tidak ada pegangan yang pasti bagi seorang guru untuk mendapatkan
metode mengajar yang paling tepat. Tepat atau tidaknya suatu metode baru terbukti
setelah mengetahui hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hal ini dapat dipahami
bahwa betapa pentingnya seorang guru menguasai ilmu metode pembelajaran.
Sebelum memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan,
guru terlebih dahulu perlu melihat faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam
belajar selanjutnya baru bisa dilakukan penentuan metode pembelajaran yang tepat.
Hal ini berarti bahwa butuh waktu yang lama untuk menentukan metode
pembelajaran yang dianggap cocok untuk kondisi peserta didik, sementara waktu terus
berlalu dan materi pelajaran harus disampaikan sesuai dengan silabus yang ada.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut penulis tertarik menulis makalah dengan judul
metode pembelajaran, semoga makalah ini dapat menjawab setiap permasalahan yang
telah dipaparkan sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?
1
2. Apa saja yang perlu dipetimbangkan dalam memilih dan menentukan metode
pembelajaran?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan
metode pembeljaran?
4. Apa saja macam-macam metode pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran.
2. Untuk mempermudah guru dalam mengambil keputusan terkait pemilihan dan
penentuan metode pembelajaran yang akan dipakai untuk mengajar di dalam
kelas.
3. Untuk memberikan wawasan mengenai macam-macam metode pembelajaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
didik apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang akurat. Dalam hal
inilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam menyampaikan materi
pelajaran.
Materi pelajaran yang akan disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode
justru akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. pengalaman
membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan
metode yang kurang tepat. Hal ini sama seperti yang dijelaskan Syaiful bahwa kelas
yang kurang bergairah dengan kondisi peserta didik yang kurang kreatif dikarenakan
penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan
tujuan pengajaran.2 Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode adalah suatu
cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya
adalah metode dapat mempengaruhi jalannya belajar. Karena itu guru sebaiknya
memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode metode sebelum mengajar
di kelas.
2. Efektifitas penggunaan metode
Ketika peserta didik tidak mampu berkonsentrasi., ketika sevagian besar peserta
didik mebuat kegaduhan, ketika peserta didik menunjukan kelesuan, ketika minat
belajar peserta didik berkurang dan sebagian besar peserta didik tidak menguasai
materi yang telah guru sampaikan, ketika itulah perlu dipertanyakan factor
penyebabnya dan usaha mencari jawaban secara tepat. Apa bila hal itu tidak dilakukan
maka guru akan mengajar dengan sia-sia. Boleh jadi dari berbagai keadaan tersebut
salah satu pnyebabnya adalah factor metode. Karena hal itu, efektifitas penggunaan
metode perlu dipertanyakan.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran.3 cukup banyak materi pelajaran yang
2 Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rieneka CIpta, 2010), h.
76
3 Ibid., h. 78
4
disampaikan dengan sia-sia karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan
mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas dan situasi kelas. Contoh, guru yang selalu
sengang dalam menggunakan metode ceramah dalam bermain mengajar seni music
sementara tujuan pembelajarannya adalah supaya peserta didik terampil bermain alat
music, merupakan kegiatan belajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan
metode harus menunjukan pencapaian tujuan pembelajaran, bukan tujuan yang
menyesuaikan dengan metode. Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat
terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang
telah diprogramkan.
3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
yang kondusif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah satu kegiatan yang
harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuian metode yang efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran. pemilihan dan penentuan metode ini didasari
adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Misalnya, tujuan pembelajaran adalah supaya peserta didik
dapat menari dengan gerak dasar tari tunggal, maka guru tidak dapat menggunakan
metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.
Kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak akan terjadi jika pemilihan
dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan karakteristik dari masing-
masing metode pembelajaran. karena itu hal yang baik dilakukan adalah terlebih
dahulu mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing metode sebelum
menggunakannya.
5
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu, guru tidak boleh sembarangan
memilih serta menggunakan metode. M. Sobry Sutikno (2007: 36-39) menguraikan
beberapa factor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode seperti
berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran dari kegiatan pembelajaran. tujuan
menjadi pedoman, arah dan sekaligus suasana yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran. kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas-tidaknya
perumusan tujuan pembelajaran. semakin jelas dan operasional tujuan yang akan
dicapai maka semakin mudah menentukan metode mencapainya dan sebaliknya.
2. Materi pelajaran
Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang akan disampaikan oleh guru kepada
peserta didik. Dalam menyusun materi ajar, guru harus memahami apakah materi yang
akan disampaikan berupa konsef, pengetahuan factual atau pengetahuan yang
berhubungan dengan keterampilan, supaya guru lebih mudah dalam menentukan
metode yang akan digunakan.
3. Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik
minat, bakat, kebiasaan, motivasi, status social, situasi lingkungan keluarga maupun
harapan terhadap masa depannya. Perbedaan anak dari asfek psikologi seperti sifat
pendiam, super aktip, tertutup, periang, pendiam, pemurung, bahkan ada yang
menunjukan perilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tersebut akan
berpengaruh terhadap metode pembelajaran. perbedaan-perbedaan inilah yang perlu
diorganisir dan dikelola oleh guru untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal.
4. Situasi
6
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkunganan pembelajarnyang dinamis.
Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu
melakukan pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5. Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode. Oleh karena itu,
ketidak adaan fasilitas sangat mempengaruhi pemilihan metode yang tepat, seperti
tidak ada laboratotium untuk praktek jelas sangat mengganggu pemilihan metode
eksperimen atau demostrasi.
6. Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan dan
pendidikan guru yang berbeda-beda. Zakiah Darajat (1995) dalam sutikno ( 2014: 38-
39) menjelaskan bahwa setiap guru memiliki kepribadian yang unik. Tidak ada yang
sama walaupun mereka memiliki pribadi keguruan. Pribadi guru itu pun unik juga dan
perlu dikembangkan secara terus-menerus agar guru terampil dalam:
a. Mengenal dan mengakui setiap harkat dan potensi setiap individu atau peserta
didik yang dibelajarkannya
b. Membina suasana social yang meliputi interaksi pembelajaran sehingga amat
menunjang secara moral terhadap peserta didik bagi terciptanya kesepahaman
dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan peserta didik dan guru
c. Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggungjawab dan
saling mempercayai antaraa guru dan peserta didik.
1. Metode Ceramah
7
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi pelajaran secara lisan
kepada pelajar guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Hafni Ladjid
metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan
dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. 4 Sedangkan menurut Nana Sudjana dan
Ahmad Rivay, metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. 5 Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah salah
satu cara yang dipakai oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
secara lisan guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran yang kita ketahui telah ditentukan oleh sekolah dengan
berpatokan pada kurikulum pembelajaran. Mc Leish dalam Nur Hamiyah dan
mohammad Jauhar menjelaskan bahwa melalui ceramah, dapat dicapai beberapa
tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.6 Hal ini berarti bahwa penyampaian secara lisan memiliki keuntungan
tersendiri karena dapat memberi informasi dan beberapa tujuan pembelajaran
langsung dapat dicapai dalam satu kali kegiatan pembelajaran. Selain itu, dalam buku
karangan Daryanto (2013: 4), menyebutkan beberapa keuntungan dari metode
ceramah, yakni:
a. Mudah dilakukan dan biayanya murah.
b. Materinya luas tetapi dapat disajikan dalam waktu singkat.
c. Dapat menonjolkan materi yang penting.
d. Mudah menguasai kelas.
e. Kondisi lebih sederhana.
Selain beberapa kelebihan metode ceramah seperti di atas, metode ini juga
memiliki kelemahan sperti berikut:
a. Membosankan bagi peserta.
b. Mudah/cepat lupa.
c. Sulit mengetahui apakah siswa mengerti atau tidak.
d. Kurang merangsang aktivitas siswa.
e. Bersifat verbalisme.
4 Hafni Ladjud, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompotensi, (Jakarta: Qantum
Teaching, 2005), h. 121
5 Nana Sudjana dan Ahmad Rivay, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h.76
6 Nur Hamiyah dan mohammad Jauhar, Strategi Belajar Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014),
h. 50
8
Melihat kelemahan metode ini maka metode ceramah sekarang tidak lagi dominan
dipakai tetapi hanya dipaki saat-saat tertentu seperti:
a. Menyampaikan materi yang bersifat abstrak.
b. Memberikan pengantar dalam tahapan baru.
c. Informasi yang disampaikan merupakan dasar untuk tahapan kegiatan belajar
berikutnya
2. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik kepada guru.7 Jika dilihat dari pengertiannya metode ini lebih
menekankan interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi yang dimaksudkan berupa
bertanya dan menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh guru tidak hanya
sekedar bertanya terkait materi pelajaran tetapi lebih kepada bimbingan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi karakteristik siswa dalam belajar.
Menurut daryanto (2013: 6), metode Tanya jawab digunakan untuk hal-hal seperti
berikut:
a. Menciptakan suasana yang hidup ( setiap peserta ikut serta dan aktif ) dalam
KBM
b. Menggali ide-ide peserta.
c. Memberikan rangsangan kepada peserta/siswa untuk merumuskan ide-ide
yang tergalidengan menggunakan kalimat sendiri.
d. Mengetahui posisi pemahaman siswa terhadap tema yang dibahas.
e. Menciptakan kesempatan kepada siswa untuk mengonsolidasikan
pemahamannya.
9
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker,
termaksud daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
b. Kelemahan metode Tanya jawab:
1) Siswa merasa takut, apa lagi guru kurang mampu mendorong siswa untuk
berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami siswa.
3) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepasa setiap siswa.
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru bersama-
sama peserta didik mencari jalan pemecah atas persoalan yang dihadapi. 8 Sedangkan
menurut Daryanto, metode diskusi adalah suatu cara penyampaian informasi dalam
KBM, yaitu peserta didik dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau
pernyataan yang problematic untuk dibahas dan dipecahkan secara bersama-sama. 9
Jadi dari dua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa didalam metode diskusi
terdapat suatu masalah yang akan dicari oleh siswa solusinya secara kelompok atau
bersama-sama dengan guru.
a. Persiapan
Berikut factor yang perlu diperhatikan dalam tahapan persiapan:
1) Menentuan tujuan diskusi.
2) Menetapkan maslah yang akan dibahas.
3) Mempersiapkan pengaturan tempat, peralatan, pembicaraan dan waktu
dalam diskusi.
b. Pelaksanaan Diskusi
Langkah-langkah diskusi adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas.
8 Sutikno, Ibid., h. 41
9 Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar, ( Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 12
10
2) Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memikirkan masalahnya.
3) Menciptakan suasana yang kondusif.
4) Memberikan secara adil kepada peserta didik untuk mengemukakan
pendapat, ide atau gagasan.
5) Mengendalikan pembicaraan kearah pokok permasalahan.
6) Memperhatikan waktu yang telah ditentukan.
7) Penyaji harus berperan secara jelas dan tepat.
c. Tindak Lanjut
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyaji:
1) Memperhatikan apakah permasalahan sudah cukup dibicarakan.
2) Menyimpulkan berbagai pendapat.
3) Menentukan apakah diperlukan tindak lanjut dalam bentuk tugas lanjut
atau diskusi diakhiri
4) Menilai pelaksanaan diskusi apakah telah berjalan dengan baik dan
menghasilkan pemecahan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.
Metode diskusi ada kebaikan dan kekurangannya, Syaiful Bahari Djamarah dan
Aswan Zain ( 2013: 88 ) menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan metode
diskusi sebagai berikut:
11
pribadi atau perorangan, maupun masalah kelompok untuk dipecah sendiri atau secara
bersama-sama.10 Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Jadi seorang guru harus pandai
merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya sampai kepada
tahap ditemuinya solusi dari masalah yang dipecahkan. Berikut ini langkah langkah
penggunaan metode problem solving, Syaiful Bahri dan Aswan Zain ( 2013: 92 ) :
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku, meneliti, bertanya,
berdiskusi dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja berdasarkan data yang telah diperoleh, pada langkah sebelumnya.
d. Menguji jawaban kebenaran sementara tersebut. Dalam tahap ini siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban
tersebut betul-betul cocok.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tadi.
Nur Hamiyah dan mohammad Jauhar (2014: 130-131 ), kelebihan dan kekurangan
metode pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
1) Metode ini membuat potensi intelektual dari dalam diri siswa akan semakin
meningkat.
2) Meningkatnya potensi intelektual dalam diri siswa akan menimbulkan
motivasi interen dalam diri siswa.
3) Dengan metode ini, materi yang telah dipelajari akan bertahan lama.
4) Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan
pendapatnya sehingga para siswa meraswa lebih dihargai dan nantinya akan
menumbuh rasa percaya diri.
5) Para siswa dapat diajak untuk lebih menghargai orang lain.
6) Dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya.
7) Siswa dapat diajak berpikir secara rasional dan bersifat aktif.
8) Dapat mengembangkan rasa bertanggungjawab.
9) Dapat melihat siswa untuk mendesain suatu permasalahan.
10 Nur Hamijah, ibid., h. 126
12
10) Siswa dapat berpikir dan bertindak kreatif.
11) Dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
12) Dapat mengidentivikasi dan melakukan penyelidikan.
13) Dapat menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengeamatan.
b. Kekurangan
1) Bagi siswa yang kurang memahami pelajaran tertentu maka pengajaran
dengan metode ini sangat membosankan dan menghilangkan semangat
belajarnya.
2) Bila guru tidak berhati-hati dalam memilih soal pemecahan maslah,
fungsinya menjadi latihan. Bila tidak memahami konsef yang terkandung
dalam soal-soal tersebut.
3) Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan, penguasaan
materi kadang sering diabaikan.
4) Metode ini sering menyulitkan mereka yang malu mengutarakan
pendapatnya secara lisan.
5) Memakan waktu lama.
6) Kebulatan bahan kadang-kadang sukar dicapai.
7) Beberapa pokok bahasan sangat sukar untuk menerapkan metode ini,
misalnya terbatas alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat
dan mengamati serta menyimpulkan kejadian atau konsef tersebut.
8) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dari pada metode
pembelajaran yang lain.
5. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memilihara kebiasaan-kebiasaan baik.
Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh sesuatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan dan keterampilan.11 Dari definisi tersebut dapat dipahami
bahwa metode latihan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik
peserta didik.
Sebagai suatu metode yang diakui mempunyai banyak kelebihan, juga tidak dapat
disangkal metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Berikut kelebihan dan
kelemahan metode latihan menurut Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain (2010: 96):
11 Sutikno, Opcit., h. 51
13
1) Untuk memperoleh kecakapan motoric, seperti menulis, melafalkan huruf atau
kata-kata, membuat alat-alat dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda dan sebagainya.
3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti
hubungan huruf-huruf dalam ejaan, membaca peta, symbol dan lain-lain.
4) Membentuk kebiasaan yang dilakukan dengan menambah ketepatan, serta
kecepatan pelaksanaan.
5) Pemenfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam
pelaksanaannya.
6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit, menjadi lebih otomatis.
b. Kelemahan metode latihan:
1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan secara berulang-ulang merupakan hal yang menoton,
mudah membosankan.
4) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5) Dapat menimbulkan verbalisme.
Menurut Djamarah, dkk. (2010:86), langkah-langkah atau fase yang harus diikuti
dalam metode resitasi adalah:
14
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa hal yang
ditugaskan.
3) Sesuai dengan kemampuan siswa
4) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Fase pelaksanaan tugas., meliputi langkah-langkah beriktu:
1) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
2) Diberikan motivasi sehingga anak mau bekerja
3) Dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematis.
c. Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal-hal yang harus dikerjakan dalam
fase ini yaitu:
1) Laporan siswa baik secara lisan/tertulis dari hasil pekerjaannya
2) Ada Tanya jawab/diskusi kelas
3) Penilaian hasil kerja siswa secara tes dan non test.
Metode resitasi dan penugasan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut
Hamdayama (2014:187-188), beberapa kelebihan dan kekurangan metode resitasi
(penugasan) adalah sebagai berikut:
15
6) Tugas rumah sering dikerjakan orang lain sehingga peserta didik tau apa
yang harus dikerjakan.
16
pemecahnya secara keseluruhan dan bermakna.14 Penggunaan metode ini bertolak
dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari
berbagai segi. Dengan kata lain, pemecah setiap masalah perlu melibatkan bukan
hanya satu mata pelajaran atau bidang study saja, melainkan hendaknya melibatkan
semua mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecah masalah
tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.
Menurut Djamarah, dkk. (2013: 83-84), metode proyek memiliki kelebihan dan
kekurangan, yakni sebagai berikut:
14 Djamarah, ibid., h. 83
17
lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Sedangkan menurut daryanto, metode
pembelajaran praktik merupakan suatu sistem pengajaran yang semua pesertanya
memperoleh kesempatan untuk melaksanakan suatu pekerjaan praktik sehingga
peserta akan memiliki pengetahuan dan keterampilan praktik serta akan bersikap
sesuai dengan keterampilan tersebut.15 Jadi dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran praktik merupakan suatu cara penyajian pelajaran yang mana dilakukan
dengan praktik oleh siswa supaya siswa beroleh pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang baik.
a. Pemberian contoh
b. Pengenalan
c. Peragaan
d. Kunjungan
e. Penggambaran
f. Ceramah dan cerita
g. Penjelasan
h. Pertanyaan
i. Repitisi dan latihan
j. Penguatan dan pengukuran prestasi
a. Persiapan:
1) Menganalisi pkondisi kelompok peserta (usia dan mental peserta dalam
kelompok)
2) Menganalisis kondisi pengetahuan dasar peserta yang dipersyaratkan.
3) Menetapkan tujuan pelajaran.
4) Menetapkan materi pengajaran.
5) Menetapkan teknik pengajar, praktik dan alat bantunya.
6) Menentukan teknis evaluasi.
b. Pelaksanaan dan evaluasi
Minimal ada empat macam teknik yang dipakai dalam tahap pelaksanaan dan
evaluasi yaitu:
1) Training Within Industri (twi)
2) Leittext
15 Daryanto, ibid., h. 22
18
3) Simulasi
4) Kerja proyek, dan sebagainya.
16 Syaefudin Saud, dkk., Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT Remaja ROsda
Karya, 2005), h. 129
17 Djamarah, ibid., h. 84
19
Dalam proses belajar-mengajar dengan metode percobaan siswa diberikan
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa ditintut mengalami
sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan terhadap suatu proses yang dialaminya.
18 Djamarah, ibid., h. 90
20
melihat kebenaran sesuatu. Menurut Djamarah, dkk. (2013: 91), metode Demostrasi
memiliki kelebihan dan kekurangan, yakni sebagai berikut:
19 Djamarah, ibid., h. 88
21
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama
sedang berlangsung.
e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum
mereka memainkan perannya.
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicara mencapai ketegangan.
g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan
masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan
lebih lanjut.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 89-90), metode sosiodrama selain
mempunyai kelebihan, juga mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:
22
2) Kejujuran
3) Potensi diri
4) Metodik
b. Mengubah kedomainan peran guru ke focus peran siswa.
c. Membuka sistem belajar didalam lingkungan kelas ke lingkungan yang memiliki
hubungan timbal balik.
d. Lebih mendekatkan pada proses kegiatan di lapangan kerja dari pada kegiatan
belajar yang konvensional.
e. Memberikan keleluasan kepada peserta didik untuk mempelajari hal-hal yang
kompleks
f. Menanam penguasaan perencanaan, perealisasian dan penilaian secara mandir
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Adapun peran guru atau siswa dalam metode petra adalah sebagai berikut:
a. Tahap informasi:
1) Memberikan penjelasan tetnang tema, tujuan dan prosedur secara ringkas
2) Memahami tema.
3) Mempelajari tujuan.
4) Memahami tugas.
5) Mencari informasi.
b. Tahap perencanaan:
1) Mengamati kegiatan
2) Menyampaikan informasi tambahan
3) Membuat konsef alur kerja
4) Mendata alternative penyelesaian
5) Mendata peralatan yang diperlukan
6) Menentukan waktu
c. Tahap pengambilan keputusan:
1) Mengamati
2) Bertanya
3) Memberikan informasi tambahan
4) Menentukan alternative terbaik
5) Mendiskusikan dengan pembimbing
6) Membuat rumusan matang tentang suatu hal yang akan dilaksanakan
23
2) Mengembangkan cara hidup berencana
3) Menumbuhkan dorongan bereksplorasi
4) Mengurangi verbalisme
5) Memungkinkan pengembangan interdisiplin spesialisasi
6) Mengalirkan perilaku ril seperti yang diharapkan di lapangan
b. Kekuatan metode petra:
1) Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang ditimba peserta didik
secara individu berbeda-beda
2) Secara metodik, memerlukan kecakapan dan kejelian yang baik dalam
mengorganisasi pembelajaran.
21 La Iru dan La Ode Saifun Arihi, Analisis Pendekatan, metode, strategi dan Model-model Pembelajaran.
(Jogyakarta: Multi Presindo, 2012), h. 175
24
e. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari berbagai
kelompok dengan nomor yang sama menjawab pertanyaan yang guru berikan.
f. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari jawaban yang sudah ada.
a. Tahap pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apresepsi sekaligus memotivasi
siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. pada tahap ini, guru juga menjelaskan
aturan main serta menyampaikan batas waktu untuk setiap tahap kegiatan.
b. Tahap think (berpikir secara individual)
22 Jumanta Handayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarkrakter, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2014), h. 201
25
Proses think pair and share dimulai pada saat guru melakukan demostrasi untuk
menggali konsepsi awal siswa. pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu oleh guru
untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan.
Dalam penentuannya, guru harus menentukan pengetahuan dasar siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan.
c. Tahap pairs (berpasangan dengan teman sebangku)
Pada tahap ini, guru mengelompokan siswa secara berpasangan. Guru menentukan
bahwa pasangan sesama siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dengan meninggalkan teman
sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangan kerjanya untuk
mendiskusikan permasalahan atau pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setiap siswa
memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara
bersama.
d. Tahap Share ( berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)
Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawabannya secara perseorangan
atau secara komperatif kepada seluruh kelompok yang ada. Setiap anggota dari setiap
kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
e. Tahap penghargaan
Siswa menfapat penghargaan berupa nilai, baik nilai nidividu maupun kelompok.
Nilai individu berdasarkan tahap think, sefangkan nilai kelompok berdasarkan tahap
pair dan share.
26
3) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah siswa dalam kelompok sehingga
banyak siswa yang melapor dan dimonitor
4) Berbatas pada jumlah murid yang genap.
5) Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
6) Cendrung menggantung pada pasangan.
17. Metode Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran komperatif. Model pembelajaran komperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Menurut Jumanta
Hamdayama, pembelajaran komperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih asuh. Model
pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.23 Jadi, metode
pembelajaran picture and picture adalah salah satu model belajar komperatif dimana
siswanya belajar dalam kelompok-kelompok untuk menyusun suatu gambar menjadi
urutan yang logis guna mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih
asuh.
Jumanta Hamdayama (2014: 230) menjelaskan angkah-langkah pembelajaran
picture and picture adalah sebagai berikut:
a. Guru mencapaikan kompotensi yang ingin dicapai. Dilangkah ini, guru
diharapkan menyampaikan KD dan Indikator mata pelajaran yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi harus dilakukan dengan
menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.
c. Guru-guru menunjukan atau memperlihatkan gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru diharapkan melibatkan
siswa untuk turut aktif mengamati gambar yang ditunjukan oleh guru.
d. Guru menunjukan atau memanggil siswa secara untuk memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menkadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu, ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita atau tuntutan
KD dan indicator yang akan dicapai.
f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan materi atau
konsef sesuai dengan kompotensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.
27
Menurut Istarai (2011: 8), pembelajaran dengan metode picture and picture
memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode pembelajaran picture
and picture diantaranya:
a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompotensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
b. Siswa lebih cepat mengerti materi ajar karena guru menunjukan gambar-
gambar mengenai materi yang dipelajari.
c. Dapat miningkatkan daya nalar atau daya piker siswa karena siswa disuruh oleh
guru untuk menganalisis gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan tanggungjawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurut gambar.
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengambat langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru.
a. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai dengan materi
pelajaran.
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompotensi siswa yang dihadapi.
c. Baik guru atau siswa kurang terbiasa menggunakan gambar sebagai bahan
utama untuk membahas materi pelajaran
d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menyediakan gambar-gambar yang
diinginkan.
BAB III
28
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang dipakai oleh pendidik agar
terjadi belajar pada peserta didik dengan upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun pertimbangan pemilihan dengan penentuan metode dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu dilihat dari nilai strategis metode, efektifitas penggunaan metode dan
pentingnya pemilihan dan penentuan metode.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran:
1. Tujuan yang hendak dicapai
2. Materi pelajaran
3. Peserta didik
4. Situasi
5. Fasilitas, dan
6. guru
Macam-macam metode pembelajaran diantaranya: metode ceramah, metode
tanya jawab, metode diskusi, metode problem solving, metode latihan, metode
pemberian tugas dan resitasi, metode karyawisata, metode pengajran proyek, metode
pengajaran praktik, metode simulasi, metode eksperimen, metode demostrasi, metode
sosiodrama, metode petra, metode think paire and share (tps), metode pembelajaran
picture and picture, metode numbered head together (kepala bernomor) dan masih
banyak lagi metode-metode lainnya. Semoga dengan memahami kekurangan dan
kelebihan metode ini kita dapat memilih dan menentukan metode yang baik untuk
mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat.
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung: Yrama Widya
Djamarah, Syaiful Bahar., Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rieneka
Cipta
Handayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarkrakter.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Hamiyah, Nur., Jauhar, Mohammad. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Ibrahim. ,et all. 2000. Pembelajaran Komperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
Iru, La., Saifun Arihi, La Ode. 2012. Analisis Pendekatan, metode, strategi dan Model-
model Pembelajaran. Jogyakarta: Multi Presindo
Ladjud, Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompotensi.
Jakarta: Qantum Teaching
Sagala, Syaiful. 2013. konsef dan makna pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Saud, Syaefudin., dkk. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung:
PT Remaja ROsda Karya
Sudjana, Nana.,Rivay, Ahmad. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sutikno, M. Sobry.2014. Metode Dan Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica
30