Вы находитесь на странице: 1из 31

METODE PEMBELAJARAN

Oleh:
Masjoko : (1815145757)

Tugas Makalah Dikumpulkan Sebagai Tugas Individu Untuk Memenuhi Persyaratan


Perkuliahan Teory Belajar dan Pembelajaran

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2015

0
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Mengajar merupakan tugas pokok seorang guru. Guru yang terampil mengajar
dapat merasakan bahwa mengajar merupakan suatu hal yang mengembirakan, yang
membuatnya melupakan kelelahan. Mengajar merupakan bagian dari seni. Namun
tidak semua guru dapat merasakan hal yang demikian. Hal ini disebabkan oleh sulitnya
mencari metode mengajar yang tepat.
Selama ini tidak ada pegangan yang pasti bagi seorang guru untuk mendapatkan
metode mengajar yang paling tepat. Tepat atau tidaknya suatu metode baru terbukti
setelah mengetahui hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hal ini dapat dipahami
bahwa betapa pentingnya seorang guru menguasai ilmu metode pembelajaran.
Sebelum memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan,
guru terlebih dahulu perlu melihat faktor apa saja yang mempengaruhi siswa dalam
belajar selanjutnya baru bisa dilakukan penentuan metode pembelajaran yang tepat.
Hal ini berarti bahwa butuh waktu yang lama untuk menentukan metode
pembelajaran yang dianggap cocok untuk kondisi peserta didik, sementara waktu terus
berlalu dan materi pelajaran harus disampaikan sesuai dengan silabus yang ada.
Berdasarkan masalah-masalah tersebut penulis tertarik menulis makalah dengan judul
metode pembelajaran, semoga makalah ini dapat menjawab setiap permasalahan yang
telah dipaparkan sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?

1
2. Apa saja yang perlu dipetimbangkan dalam memilih dan menentukan metode
pembelajaran?
3. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menentukan
metode pembeljaran?
4. Apa saja macam-macam metode pembelajaran?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran.
2. Untuk mempermudah guru dalam mengambil keputusan terkait pemilihan dan
penentuan metode pembelajaran yang akan dipakai untuk mengajar di dalam
kelas.
3. Untuk memberikan wawasan mengenai macam-macam metode pembelajaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pembelajaran


Secara harfiah metode berarti Cara. Secara umum metode berarti cara atau atau
prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, metode berarti cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. 1 Sedangkan pembelajaran
adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh pendidik agar terjadi proses belajar
pada peserta didik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan
sebuah cara yang dipakai oleh pendidik agar terjadi belajar pada peserta didik dengan
upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
B. Pemilihan dan Penentuan Metode Untuk Pembelajaran
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan di kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan instruksional khusus. Jarang sekali guru merumuskan tujuan hanya
dengan satu rumusan, tetapi pasti guru merumuskan lebih dari satu tujuan. Oleh sebab
itu gurupun menggunakan metode yang lebih dari satu.
Berikut akan dibahas masalah pemilihan dengan penentuan metode dalam
kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategis metode,
efektifitas penggunaan metode dan pentingnya pemilihan dan penentuan metode.
1. Nilai strategis metode
Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan.
Didalamnya terdapat interaksi edukatif antara guru dan peserta didik, ketika guru
menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas. Materi pelajaran yang
guru berikan itu akan kurang memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta

1 KBBI edisi keempat, h. 910

3
didik apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang kurang akurat. Dalam hal
inilah kehadiran metode menempati posisi penting dalam menyampaikan materi
pelajaran.
Materi pelajaran yang akan disampaikan tanpa memperhatikan pemakaian metode
justru akan mempersulit guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. pengalaman
membuktikan bahwa kegagalan pengajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan
metode yang kurang tepat. Hal ini sama seperti yang dijelaskan Syaiful bahwa kelas
yang kurang bergairah dengan kondisi peserta didik yang kurang kreatif dikarenakan
penentuan metode yang kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan
tujuan pengajaran.2 Dengan demikian dapat dipahami bahwa metode adalah suatu
cara yang memiliki nilai strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strategisnya
adalah metode dapat mempengaruhi jalannya belajar. Karena itu guru sebaiknya
memperhatikan dalam pemilihan dan penentuan metode metode sebelum mengajar
di kelas.
2. Efektifitas penggunaan metode
Ketika peserta didik tidak mampu berkonsentrasi., ketika sevagian besar peserta
didik mebuat kegaduhan, ketika peserta didik menunjukan kelesuan, ketika minat
belajar peserta didik berkurang dan sebagian besar peserta didik tidak menguasai
materi yang telah guru sampaikan, ketika itulah perlu dipertanyakan factor
penyebabnya dan usaha mencari jawaban secara tepat. Apa bila hal itu tidak dilakukan
maka guru akan mengajar dengan sia-sia. Boleh jadi dari berbagai keadaan tersebut
salah satu pnyebabnya adalah factor metode. Karena hal itu, efektifitas penggunaan
metode perlu dipertanyakan.
Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran.3 cukup banyak materi pelajaran yang

2 Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, ( Jakarta: PT Rieneka CIpta, 2010), h.
76
3 Ibid., h. 78

4
disampaikan dengan sia-sia karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan
mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas dan situasi kelas. Contoh, guru yang selalu
sengang dalam menggunakan metode ceramah dalam bermain mengajar seni music
sementara tujuan pembelajarannya adalah supaya peserta didik terampil bermain alat
music, merupakan kegiatan belajar yang kurang kondusif. Seharusnya penggunaan
metode harus menunjukan pencapaian tujuan pembelajaran, bukan tujuan yang
menyesuaikan dengan metode. Karena itu, efektivitas penggunaan metode dapat
terjadi bila ada kesesuaian antara metode dengan semua komponen pengajaran yang
telah diprogramkan.
3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
yang kondusif bagi kegiatan belajar peserta didik di kelas. Salah satu kegiatan yang
harus guru lakukan adalah melakukan pemilihan dan penentuian metode yang efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran. pemilihan dan penentuan metode ini didasari
adanya metode-metode tertentu yang tidak bisa dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Misalnya, tujuan pembelajaran adalah supaya peserta didik
dapat menari dengan gerak dasar tari tunggal, maka guru tidak dapat menggunakan
metode diskusi, tetapi yang tepat adalah metode latihan.
Kegagalan dalam mencapai tujuan pembelajaran tidak akan terjadi jika pemilihan
dan penentuan metode tidak dilakukan dengan pengenalan karakteristik dari masing-
masing metode pembelajaran. karena itu hal yang baik dilakukan adalah terlebih
dahulu mengetahui kekurangan dan kelebihan masing-masing metode sebelum
menggunakannya.

C. Factor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Dan Penentuan Metode Pembelajaran


Pada prinsipnya, tidak satupun metode yang dipandang sempurna atau cocok
pada pokok bahasan yang ada pada setiap bidang studi. Karena setiap metode miliki

5
keunggulan dan kelemahan masing-masing. Karena itu, guru tidak boleh sembarangan
memilih serta menggunakan metode. M. Sobry Sutikno (2007: 36-39) menguraikan
beberapa factor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode seperti
berikut:
1. Tujuan yang hendak dicapai
Tujuan pembelajaran merupakan sasaran dari kegiatan pembelajaran. tujuan
menjadi pedoman, arah dan sekaligus suasana yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran. kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas-tidaknya
perumusan tujuan pembelajaran. semakin jelas dan operasional tujuan yang akan
dicapai maka semakin mudah menentukan metode mencapainya dan sebaliknya.
2. Materi pelajaran
Materi pelajaran adalah sejumlah materi yang akan disampaikan oleh guru kepada
peserta didik. Dalam menyusun materi ajar, guru harus memahami apakah materi yang
akan disampaikan berupa konsef, pengetahuan factual atau pengetahuan yang
berhubungan dengan keterampilan, supaya guru lebih mudah dalam menentukan
metode yang akan digunakan.
3. Peserta didik
Peserta didik sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda, baik
minat, bakat, kebiasaan, motivasi, status social, situasi lingkungan keluarga maupun
harapan terhadap masa depannya. Perbedaan anak dari asfek psikologi seperti sifat
pendiam, super aktip, tertutup, periang, pendiam, pemurung, bahkan ada yang
menunjukan perilaku yang sulit untuk dikenal. Semua perbedaan tersebut akan
berpengaruh terhadap metode pembelajaran. perbedaan-perbedaan inilah yang perlu
diorganisir dan dikelola oleh guru untuk mencapai proses pembelajaran yang optimal.
4. Situasi

6
Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkunganan pembelajarnyang dinamis.
Guru harus teliti dalam melihat situasi. Pada waktu-waktu tertentu guru perlu
melakukan pembelajaran di luar kelas atau di alam terbuka.
5. Fasilitas
Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode. Oleh karena itu,
ketidak adaan fasilitas sangat mempengaruhi pemilihan metode yang tepat, seperti
tidak ada laboratotium untuk praktek jelas sangat mengganggu pemilihan metode
eksperimen atau demostrasi.
6. Guru
Setiap guru memiliki kepribadian, performance style, kebiasaan dan pengalaman
yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh latar belakang keluarga, lingkungan dan
pendidikan guru yang berbeda-beda. Zakiah Darajat (1995) dalam sutikno ( 2014: 38-
39) menjelaskan bahwa setiap guru memiliki kepribadian yang unik. Tidak ada yang
sama walaupun mereka memiliki pribadi keguruan. Pribadi guru itu pun unik juga dan
perlu dikembangkan secara terus-menerus agar guru terampil dalam:
a. Mengenal dan mengakui setiap harkat dan potensi setiap individu atau peserta
didik yang dibelajarkannya
b. Membina suasana social yang meliputi interaksi pembelajaran sehingga amat
menunjang secara moral terhadap peserta didik bagi terciptanya kesepahaman
dan kesamaan arah dalam pikiran serta perbuatan peserta didik dan guru
c. Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggungjawab dan
saling mempercayai antaraa guru dan peserta didik.

D. Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah

7
Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi pelajaran secara lisan
kepada pelajar guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Menurut Hafni Ladjid
metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan
dan penerapan lisan oleh guru kepada siswa. 4 Sedangkan menurut Nana Sudjana dan
Ahmad Rivay, metode pembelajaran adalah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. 5 Dari
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode ceramah adalah salah
satu cara yang dipakai oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
secara lisan guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Tujuan pembelajaran yang kita ketahui telah ditentukan oleh sekolah dengan
berpatokan pada kurikulum pembelajaran. Mc Leish dalam Nur Hamiyah dan
mohammad Jauhar menjelaskan bahwa melalui ceramah, dapat dicapai beberapa
tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.6 Hal ini berarti bahwa penyampaian secara lisan memiliki keuntungan
tersendiri karena dapat memberi informasi dan beberapa tujuan pembelajaran
langsung dapat dicapai dalam satu kali kegiatan pembelajaran. Selain itu, dalam buku
karangan Daryanto (2013: 4), menyebutkan beberapa keuntungan dari metode
ceramah, yakni:
a. Mudah dilakukan dan biayanya murah.
b. Materinya luas tetapi dapat disajikan dalam waktu singkat.
c. Dapat menonjolkan materi yang penting.
d. Mudah menguasai kelas.
e. Kondisi lebih sederhana.
Selain beberapa kelebihan metode ceramah seperti di atas, metode ini juga
memiliki kelemahan sperti berikut:
a. Membosankan bagi peserta.
b. Mudah/cepat lupa.
c. Sulit mengetahui apakah siswa mengerti atau tidak.
d. Kurang merangsang aktivitas siswa.
e. Bersifat verbalisme.

4 Hafni Ladjud, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompotensi, (Jakarta: Qantum
Teaching, 2005), h. 121
5 Nana Sudjana dan Ahmad Rivay, Media Pembelajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010), h.76
6 Nur Hamiyah dan mohammad Jauhar, Strategi Belajar Mengajar di Kelas, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014),
h. 50

8
Melihat kelemahan metode ini maka metode ceramah sekarang tidak lagi dominan
dipakai tetapi hanya dipaki saat-saat tertentu seperti:
a. Menyampaikan materi yang bersifat abstrak.
b. Memberikan pengantar dalam tahapan baru.
c. Informasi yang disampaikan merupakan dasar untuk tahapan kegiatan belajar
berikutnya
2. Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru kepada peserta didik, tetapi dapat pula dari
peserta didik kepada guru.7 Jika dilihat dari pengertiannya metode ini lebih
menekankan interaksi antara guru dengan siswa. Interaksi yang dimaksudkan berupa
bertanya dan menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh guru tidak hanya
sekedar bertanya terkait materi pelajaran tetapi lebih kepada bimbingan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan mengidentifikasi karakteristik siswa dalam belajar.
Menurut daryanto (2013: 6), metode Tanya jawab digunakan untuk hal-hal seperti
berikut:
a. Menciptakan suasana yang hidup ( setiap peserta ikut serta dan aktif ) dalam
KBM
b. Menggali ide-ide peserta.
c. Memberikan rangsangan kepada peserta/siswa untuk merumuskan ide-ide
yang tergalidengan menggunakan kalimat sendiri.
d. Mengetahui posisi pemahaman siswa terhadap tema yang dibahas.
e. Menciptakan kesempatan kepada siswa untuk mengonsolidasikan
pemahamannya.

f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berani komentar.


Walaupun metode Tanya jawab ini sering dipakai oleh para praktisi pendidikan
tetapi tetap saja suatu metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Seperti yang dikutip dari pendapat Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 95),
metode Tanya jawab memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:

a. Kelebihan metode Tanya jawab:


1) Pertanyaan dapat menari dan memusat perhatian siswa, sekalipun ketika
itu siswa sedang rebut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang
kantuknya.

7 M. Sobry Sutikno, Metode Dan Model-Model Pembelajaran, (Lombok: Holistica, 2014), h. 41

9
2) Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya piker,
termaksud daya ingatan.
3) Mengembangkan keberanian dan keterampilan dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
b. Kelemahan metode Tanya jawab:
1) Siswa merasa takut, apa lagi guru kurang mampu mendorong siswa untuk
berani, dengan menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
2) Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan
mudah dipahami siswa.
3) Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat
menjawab pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
4) Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepasa setiap siswa.

3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran dimana guru bersama-
sama peserta didik mencari jalan pemecah atas persoalan yang dihadapi. 8 Sedangkan
menurut Daryanto, metode diskusi adalah suatu cara penyampaian informasi dalam
KBM, yaitu peserta didik dihadapkan pada suatu masalah berupa pertanyaan atau
pernyataan yang problematic untuk dibahas dan dipecahkan secara bersama-sama. 9
Jadi dari dua pengertian tersebut dapat dipahami bahwa didalam metode diskusi
terdapat suatu masalah yang akan dicari oleh siswa solusinya secara kelompok atau
bersama-sama dengan guru.

Daryanto (2013: 12-13) menjelaskan beberapa tahapan pelaksanaan metode


diskusi seperti berikut:

a. Persiapan
Berikut factor yang perlu diperhatikan dalam tahapan persiapan:
1) Menentuan tujuan diskusi.
2) Menetapkan maslah yang akan dibahas.
3) Mempersiapkan pengaturan tempat, peralatan, pembicaraan dan waktu
dalam diskusi.
b. Pelaksanaan Diskusi
Langkah-langkah diskusi adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan tentang permasalahan yang akan dibahas.

8 Sutikno, Ibid., h. 41
9 Daryanto, Strategi dan Tahapan Mengajar, ( Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 12

10
2) Memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memikirkan masalahnya.
3) Menciptakan suasana yang kondusif.
4) Memberikan secara adil kepada peserta didik untuk mengemukakan
pendapat, ide atau gagasan.
5) Mengendalikan pembicaraan kearah pokok permasalahan.
6) Memperhatikan waktu yang telah ditentukan.
7) Penyaji harus berperan secara jelas dan tepat.
c. Tindak Lanjut
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh penyaji:
1) Memperhatikan apakah permasalahan sudah cukup dibicarakan.
2) Menyimpulkan berbagai pendapat.
3) Menentukan apakah diperlukan tindak lanjut dalam bentuk tugas lanjut
atau diskusi diakhiri
4) Menilai pelaksanaan diskusi apakah telah berjalan dengan baik dan
menghasilkan pemecahan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Metode diskusi ada kebaikan dan kekurangannya, Syaiful Bahari Djamarah dan
Aswan Zain ( 2013: 88 ) menjelaskan beberapa kelebihan dan kekurangan metode
diskusi sebagai berikut:

a. Kelebihan metode diskusi:


1) Merangsang kreatifitas anak didik dalam bentuk ide, gagasan, prakarsa dan
terobosan baru dalam memecahkan suatu masalah.
2) Mengembangkan sikaf menghargai orang lain.
3) Memperluas wawsan.
4) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan
suatu masalah.
b. Kekurangan metode diskusi:
1) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang
panjang.
2) Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.
3) Peserta mendapat informasi yang terbatas.

4) Mungkin dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau menonjolkan


diri.

4. Metode Problem Solving


Metode pemecahan masalah adalah penggunaan metode dalam kegiatan
pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah, baik masalah

11
pribadi atau perorangan, maupun masalah kelompok untuk dipecah sendiri atau secara
bersama-sama.10 Orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang
pada dasarnya adalah pemecahan masalah. Jadi seorang guru harus pandai
merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya sampai kepada
tahap ditemuinya solusi dari masalah yang dipecahkan. Berikut ini langkah langkah
penggunaan metode problem solving, Syaiful Bahri dan Aswan Zain ( 2013: 92 ) :

a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari
siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Misalnya dengan jalan membaca buku, meneliti, bertanya,
berdiskusi dan lain-lain.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja berdasarkan data yang telah diperoleh, pada langkah sebelumnya.
d. Menguji jawaban kebenaran sementara tersebut. Dalam tahap ini siswa harus
berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban
tersebut betul-betul cocok.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir
tentang jawaban dari masalah tadi.

Nur Hamiyah dan mohammad Jauhar (2014: 130-131 ), kelebihan dan kekurangan
metode pemecahan masalah ini adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan
1) Metode ini membuat potensi intelektual dari dalam diri siswa akan semakin
meningkat.
2) Meningkatnya potensi intelektual dalam diri siswa akan menimbulkan
motivasi interen dalam diri siswa.
3) Dengan metode ini, materi yang telah dipelajari akan bertahan lama.
4) Masing-masing siswa diberi kesempatan yang sama dalam mengeluarkan
pendapatnya sehingga para siswa meraswa lebih dihargai dan nantinya akan
menumbuh rasa percaya diri.
5) Para siswa dapat diajak untuk lebih menghargai orang lain.
6) Dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan lisannya.
7) Siswa dapat diajak berpikir secara rasional dan bersifat aktif.
8) Dapat mengembangkan rasa bertanggungjawab.
9) Dapat melihat siswa untuk mendesain suatu permasalahan.
10 Nur Hamijah, ibid., h. 126

12
10) Siswa dapat berpikir dan bertindak kreatif.
11) Dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
12) Dapat mengidentivikasi dan melakukan penyelidikan.
13) Dapat menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengeamatan.
b. Kekurangan
1) Bagi siswa yang kurang memahami pelajaran tertentu maka pengajaran
dengan metode ini sangat membosankan dan menghilangkan semangat
belajarnya.
2) Bila guru tidak berhati-hati dalam memilih soal pemecahan maslah,
fungsinya menjadi latihan. Bila tidak memahami konsef yang terkandung
dalam soal-soal tersebut.
3) Karena tidak melihat kualitas pendapat yang disampaikan, penguasaan
materi kadang sering diabaikan.
4) Metode ini sering menyulitkan mereka yang malu mengutarakan
pendapatnya secara lisan.
5) Memakan waktu lama.
6) Kebulatan bahan kadang-kadang sukar dicapai.
7) Beberapa pokok bahasan sangat sukar untuk menerapkan metode ini,
misalnya terbatas alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat
dan mengamati serta menyimpulkan kejadian atau konsef tersebut.
8) Memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang dari pada metode
pembelajaran yang lain.

5. Metode Latihan
Metode latihan merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memilihara kebiasaan-kebiasaan baik.
Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh sesuatu ketangkasan,
ketepatan, kesempatan dan keterampilan.11 Dari definisi tersebut dapat dipahami
bahwa metode latihan dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik
peserta didik.

Sebagai suatu metode yang diakui mempunyai banyak kelebihan, juga tidak dapat
disangkal metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Berikut kelebihan dan
kelemahan metode latihan menurut Syaiful Bahari Djamarah dan Aswan Zain (2010: 96):

a. Kelebihan metode latihan:

11 Sutikno, Opcit., h. 51

13
1) Untuk memperoleh kecakapan motoric, seperti menulis, melafalkan huruf atau
kata-kata, membuat alat-alat dan terampil menggunakan peralatan olahraga.
2) Untuk memperoleh kecakapan mental seperti dalam perkalian, penjumlahan,
pengurangan, pembagian, tanda-tanda dan sebagainya.
3) Untuk memperoleh kecakapan dalam bentuk asosiasi yang dibuat, seperti
hubungan huruf-huruf dalam ejaan, membaca peta, symbol dan lain-lain.
4) Membentuk kebiasaan yang dilakukan dengan menambah ketepatan, serta
kecepatan pelaksanaan.
5) Pemenfaatan kebiasaan-kebiasaan yang tidak memerlukan konsentrasi dalam
pelaksanaannya.
6) Pembentukan kebiasaan-kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit, menjadi lebih otomatis.
b. Kelemahan metode latihan:
1) Menghambat bakat dan inisiatif siswa, karena siswa lebih dibawa kepada
penyesuaian dan diarahkan jauh dari pengertian.
2) Menimbulkan penyesuaian secara statis pada lingkungan.
3) Kadang-kadang latihan secara berulang-ulang merupakan hal yang menoton,
mudah membosankan.
4) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena bersifat otomatis.
5) Dapat menimbulkan verbalisme.

6. Metode Pemberian Tugas dan Resitasi


Metode resitasi adalah metode penyajian bahan diman guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Misalnya, siswa yang dilaksanakan sisa
di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di bengkel, dirumah siswa atau
dimanapun asalkan siswa itu belajar. Kemudian menurut Sagala (2007: 219), metode
reisitasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas
tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
12
dipertanggungjawabkan.

Menurut Djamarah, dkk. (2010:86), langkah-langkah atau fase yang harus diikuti
dalam metode resitasi adalah:

a. Fase pemberian tugas. Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya


mempertimbangkan hal berikut:
1) Tujuan yang akan dicapai

12 Syaiful Sagala, konsef dan makna pembelajaran, (Bandung:Alfabeta, 2013), h. 219

14
2) Jenis tugas yang jelas dan tepat sehingga anak mengerti apa hal yang
ditugaskan.
3) Sesuai dengan kemampuan siswa
4) Ada petunjuk/sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa.
5) Sediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut.
b. Fase pelaksanaan tugas., meliputi langkah-langkah beriktu:
1) Diberikan bimbingan atau pengawasan oleh guru
2) Diberikan motivasi sehingga anak mau bekerja
3) Dikerjakan oleh siswa sendiri, tidak menyuruh orang lain
4) Dianjurkan agar siswa mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematis.
c. Fase mempertanggungjawabkan tugas. Hal-hal yang harus dikerjakan dalam
fase ini yaitu:
1) Laporan siswa baik secara lisan/tertulis dari hasil pekerjaannya
2) Ada Tanya jawab/diskusi kelas
3) Penilaian hasil kerja siswa secara tes dan non test.

Metode resitasi dan penugasan juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut
Hamdayama (2014:187-188), beberapa kelebihan dan kekurangan metode resitasi
(penugasan) adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan metode pemberian tugas dan resitasi:


1) Dapat dilaksanakan pada berbagai materi pembelajaran
2) Melatih daya ingat dan hasil belajar peserta didik
3) Jika tugas individu dapat melatih belajar mandiri peserta didik dan jika
tugas kelompok melatih belajar bersama menguasai materi.
4) Mengembangkan kreativitas dan keaktifan belajar peserta didik.
5) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik baik dari hasil belajar,
eksperimen, atau penyelidikan, banyak berhubungan dengan minat dan
berguna untuk hidup mereka.
b. Kekurangan metode pemberian tugas dan resitasi:
1) Sering kali anak didik melakukan penipuan dimana mereka hanya meniru
pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakannya sendiri.
2) Terkadang tugas itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
3) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individu,
4) Sulit mengukur keberhasilan belajar peserta didik
5) Tugas-tugas yang banyak dan sering diberikan akan membuat peserta didik
merasa terbebani dalampembelajaran.

15
6) Tugas rumah sering dikerjakan orang lain sehingga peserta didik tau apa
yang harus dikerjakan.

7. Metode Karya Wisata


Kadang-kadang didalam proses belajar mengajar siswa perlu dibawa ke luar
sekolah, untuk meninjau tempat tertentu atau objek lain. Hal ini bukan sekedar
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataanya. Karena itu dibutuhkanlah teknik karyawisata untuk mewujudkannya.
Metode karya wisata merupakan cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa kesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu.13 Contoh metode ini adalah berkunjung ke pabrik sepatu, bengkel
mobil, atau tempat perternakan atau perkebunan dan lain sebagainya.

Menurut Djamarah, dkk. (2013: 94), metode karyawisata memiliki beberapa


kelebihand an kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan metode karyawisata:


1) Karyawisata memiliki perinsif pengajaran moderen yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran
2) Membuat apa yang dipelajari dari sekolah lebih relevan dengan kenyataan
dan apa yang dibutuhkan dalam masyarakat.
3) Pengajaran serupa ini dapat merangsang kreativitas siswa.
4) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual
b. Kekurangan metode karyawisata:
1) Fasilitas yang diperlukan dan biaya yang dipergunakan sulit untuk
disediakan oleh siswa atau sekolah.
2) Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang matang
3) Memerlukan koordinasi dengan guru atau bidang studi lain agar terjadi
tumpang tindih waktu dankegiatan selama karyawisata.
4) Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan
utama, sedangkan unsur studynya menjadi terabaikan.
5) Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan dan mengarahkan
mereka kepada kegiatan study yang menjadi permasalahan.

8. Metode Kerja Proyek


Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari
suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga
13 Djamarah, Ibid., h. 93

16
pemecahnya secara keseluruhan dan bermakna.14 Penggunaan metode ini bertolak
dari anggapan bahwa pemecahan masalah tidak akan tuntas bila tidak ditinjau dari
berbagai segi. Dengan kata lain, pemecah setiap masalah perlu melibatkan bukan
hanya satu mata pelajaran atau bidang study saja, melainkan hendaknya melibatkan
semua mata pelajaran yang ada kaitannya dan sumbangannya bagi pemecah masalah
tersebut, sehingga setiap masalah dapat dipecahkan secara keseluruhan yang berarti.

Menurut Djamarah, dkk. (2013: 83-84), metode proyek memiliki kelebihan dan
kekurangan, yakni sebagai berikut:

a. Kelebihan metode proyek:


1) Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna untuk dalam menghadapi
masalah kehidupan.
2) Dapat membina siswa dengan menerapkan pengetahuan, sikap dan
keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu.
3) Metode ini sesuaid dengan perinsip-perinsip didaktik moderen yang dalam
pengajaran perlu diperhatikan:
a) Kemampuan individual siswa dan kerjasama dalam kelompok.
b) Bahan pelajaran tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang
penuh dengan masalah.
c) Pengembangan aktivitas, kreativitas dan pengalaman siswa banyak
dilakukan.
d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi satu-
kesatuan yang tidak terpisahkan
b. Kekurangan metode proyek:
1) Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara partikel maupun
secara horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2) Pemilihan topic unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup
fasilitas dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukan merupakan
pekerjaan yang mudah.
3) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

9. Metode Pengajaran Praktik


Metode Pengajaran Praktik adalah salah satu metode mengajar dimana siswa
melaksanakan kegiatan praktik agar siswa memiliki ketegasan atau keterampilan yang

14 Djamarah, ibid., h. 83

17
lebih tinggi dari apa yang dipelajari. Sedangkan menurut daryanto, metode
pembelajaran praktik merupakan suatu sistem pengajaran yang semua pesertanya
memperoleh kesempatan untuk melaksanakan suatu pekerjaan praktik sehingga
peserta akan memiliki pengetahuan dan keterampilan praktik serta akan bersikap
sesuai dengan keterampilan tersebut.15 Jadi dapat disimpulkan bahwa metode
pengajaran praktik merupakan suatu cara penyajian pelajaran yang mana dilakukan
dengan praktik oleh siswa supaya siswa beroleh pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang baik.

Menurut Daryanto (2013:22-23), terdapat berbagai kegiatan selama proses


pembelajaran praktik, yaitu sebaga berikut:

a. Pemberian contoh
b. Pengenalan
c. Peragaan
d. Kunjungan
e. Penggambaran
f. Ceramah dan cerita
g. Penjelasan
h. Pertanyaan
i. Repitisi dan latihan
j. Penguatan dan pengukuran prestasi

Adapun prosedur pelaksanaan pengajaran praktik adalah sebagai berikut:

a. Persiapan:
1) Menganalisi pkondisi kelompok peserta (usia dan mental peserta dalam
kelompok)
2) Menganalisis kondisi pengetahuan dasar peserta yang dipersyaratkan.
3) Menetapkan tujuan pelajaran.
4) Menetapkan materi pengajaran.
5) Menetapkan teknik pengajar, praktik dan alat bantunya.
6) Menentukan teknis evaluasi.
b. Pelaksanaan dan evaluasi
Minimal ada empat macam teknik yang dipakai dalam tahap pelaksanaan dan
evaluasi yaitu:
1) Training Within Industri (twi)
2) Leittext

15 Daryanto, ibid., h. 22

18
3) Simulasi
4) Kerja proyek, dan sebagainya.

10. Metode Simulasi


Metode simulasi diartikan sebagai cara penyajian pengalaman belajar dengan
menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsef, prinsip, atau
keterampilan tertentu. Sedangkan menurut Udin Syaefudin Saud metode simulasi
adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah
perencanaan pendidikan, yang berjalan dalam ukuran waktu tertentu. 16 Jadi dapat
disimpulkan bahwa metode simulasi adalah cara yang digunakan dalam menyajikan
pelajaran dengan merepliklasi atau memvisualisasi perilaku sebuah sistem guna
memahami konsef, prinsip atau keterampilan tertentu.

Metode simulasi selain memiliki kelebihan juga memiliki kekurangan. Berikut


kelebihan dan kekurangan metode simulasi.

a. Kelebihan metode simulasi:


1) Dapat menjadi bekal bagi siswa dalam menghadapi persoalan yang
sebenarnya kelak
2) Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.
3) Dapat memupuk kebranian dan percaya diri siswa.
4) Memperkaya pengetahuan, sikaf dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi social yang problematis.
5) Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
b. Kekurangan metode simulasi:
1) Pengalaman yang diperoleh tidak selalu tepat dengan situasi yang ada di
lapangan.
2) Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan hiburan, sehingga
tujuan pembelajaranmenjadi terabaikan.
3) Factor psikologis seperti rasa malu dan takut sering mempengaruhi siswa
dalam melakukan simulasi.

11. Metode Eksperimen


Metode eksperimen adalah cara menyajikan pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. 17

16 Syaefudin Saud, dkk., Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif, (Bandung: PT Remaja ROsda
Karya, 2005), h. 129
17 Djamarah, ibid., h. 84

19
Dalam proses belajar-mengajar dengan metode percobaan siswa diberikan
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu obyek, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa ditintut mengalami
sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukukum atau dalil, dan
menarik kesimpulan terhadap suatu proses yang dialaminya.

Menurut Djamarah, dkk. (2013: 84-85), metode eksperimen memiliki kelebihan


dan kekurangan sebagai berikut:

a. Kelebihan metode eksperimen:


1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan
percobaan.
2) Dapat membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan
penemuan dari hasil percobaan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.
b. Kekurangan metode eksperimen:
1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang sains dan teknologi.
2) Metode ini memerlukan berbagai fasilitas dan bahan yang selalu tidak
mudah diperoleh dan mahal.
3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.

12. Metode Demostrasi


Metode demostrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau
mempertunjukan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang
dipelajari, baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan
lisan.18 Dengan metode demostrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran lebih
berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Siswa juga dapat memperhatikan dan mengamati apa yang diperlihatkan
selama pembelajaran sedang berlangsung.
Metode demostrasi baik untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang
hal-hal yang berhubunan dengan proses mengatur sesuatu, proses bekerjanya sesuatu,
proses mengerjakan atau menggunakan, komponen-komponen yang membentuk
sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau

18 Djamarah, ibid., h. 90

20
melihat kebenaran sesuatu. Menurut Djamarah, dkk. (2013: 91), metode Demostrasi
memiliki kelebihan dan kekurangan, yakni sebagai berikut:

a. Kelebihan metode demostrasi:


1) Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit, sehingga
menghindari verbalisme.
2) Siswa lebih mudah memahami hal yang dipelajari.
3) Proses pengajaran menjadi lebih menarik.
4) Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dan
kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

b. Kekurangan metode demostrasi:


1) Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang dengan hal itu, metode demostrasi tidak akan berjalan dengan
efektif.
2) Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3) Demostrasi memerlukan kesiap[an dan perencanaan yang matang
disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang terpas=ksa
mengambil waktu jam pelajaran.

13. Metode Sosio Drama


Metode sosiodrama pada dasarnya mendramatitasi tingkahlaku dalam
hubungannya dengan masalah social.19 Jadi siswa disuruh bermain peran atau
mendramai suatu kejadian yang berkaitan dengan masalah social.

Syaiful Bahari Djamarah (2007:289) menjelaskan petunjuk guna menggunakan


metode sosiodrama sebagai berikut:

a. Tetapkan dahulu masalah-masalah social yang menarik perhatian siswa untuk


dibahas.
b. Ceritakan kepada siswa mengenai isi dari masalah-masalah dalam konteks
cerita tersebut.
c. Tetapkan siswa yang dapat atau yang mau memainkan perannya didepan kelas.

19 Djamarah, ibid., h. 88

21
d. Jelaskan kepada pendengar mengenai peranan mereka pada waktu sosiodrama
sedang berlangsung.
e. Beri kesempatan kepada para pelaku untuk berunding beberapa menit sebelum
mereka memainkan perannya.
f. Akhiri sosiodrama pada waktu situasi pembicara mencapai ketegangan.
g. Akhiri sosiodrama dengan diskusi kelas untuk bersama-sama memecahkan
masalah persoalan yang ada pada sosiodrama tersebut.
h. Jangan lupa menilai hasil sosiodrama tersebut sebagai bahan pertimbangan
lebih lanjut.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2013: 89-90), metode sosiodrama selain
mempunyai kelebihan, juga mempunyai beberapa kelemahan, sebagai berikut:

a. Kelebihan metode sosiodrama:


1) Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan
didramakan.
2) Siswa akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
3) Bakat yang terdapat pada siswa dapat terpupuk sehingga dimungkinkan
akan munculatau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
4) Kerja sama antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina sebaik-baiknya.
5) Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggungjawab kepada sesamanya.
6) Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah
dipahami orang lain.
b. Kekurangan metode sosiodrama:
1) Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama menjadi kurang aktif.
2) Banyak memakan waktu.
3) Memerlukan tempat yang cukup luas.
4) Sering kelas lain terganggu oleh suara pemain, penonton yang bertepuk
tangan dan lain sebagainya.

14. Metode Petra


Metode petra merupakan metode yang berorientasi pada proyek dan transfer.20
Adapun tujuan metode ini yaitu:

a. Mengarahkan dan meningkatkan kemampuan peserta didik pada kompotensi


utuh, yakni kompotensi berikut:
1) Social
20 Daryanto, ibid., h. 25

22
2) Kejujuran
3) Potensi diri
4) Metodik
b. Mengubah kedomainan peran guru ke focus peran siswa.
c. Membuka sistem belajar didalam lingkungan kelas ke lingkungan yang memiliki
hubungan timbal balik.
d. Lebih mendekatkan pada proses kegiatan di lapangan kerja dari pada kegiatan
belajar yang konvensional.
e. Memberikan keleluasan kepada peserta didik untuk mempelajari hal-hal yang
kompleks
f. Menanam penguasaan perencanaan, perealisasian dan penilaian secara mandir
dalam menyelesaikan tugas-tugas.

Adapun peran guru atau siswa dalam metode petra adalah sebagai berikut:

a. Tahap informasi:
1) Memberikan penjelasan tetnang tema, tujuan dan prosedur secara ringkas
2) Memahami tema.
3) Mempelajari tujuan.
4) Memahami tugas.
5) Mencari informasi.
b. Tahap perencanaan:
1) Mengamati kegiatan
2) Menyampaikan informasi tambahan
3) Membuat konsef alur kerja
4) Mendata alternative penyelesaian
5) Mendata peralatan yang diperlukan
6) Menentukan waktu
c. Tahap pengambilan keputusan:
1) Mengamati
2) Bertanya
3) Memberikan informasi tambahan
4) Menentukan alternative terbaik
5) Mendiskusikan dengan pembimbing
6) Membuat rumusan matang tentang suatu hal yang akan dilaksanakan

Adapun kelebihan dan kekuatan metode petra adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan metode petra:


1) Mengembangkan kualifikasi kunci

23
2) Mengembangkan cara hidup berencana
3) Menumbuhkan dorongan bereksplorasi
4) Mengurangi verbalisme
5) Memungkinkan pengembangan interdisiplin spesialisasi
6) Mengalirkan perilaku ril seperti yang diharapkan di lapangan
b. Kekuatan metode petra:
1) Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang ditimba peserta didik
secara individu berbeda-beda
2) Secara metodik, memerlukan kecakapan dan kejelian yang baik dalam
mengorganisasi pembelajaran.

15. Metode Numbered Head Together (Kepala Bernomor)


Metode Numbered Head Together adalah bagian dari model pembelajaran
komperatif structural, yang menekan pada struktur-struktur khusus yang dirancang
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.21 tujuan metode ini adalah untuk
meningkatkan penguasaan akademik siswa. Adapun langkah langkah pembelajaran
NHT adalah sebagai berikut, Ibrahim (2000: 29):
a. Persiapan
Dalam tahap ini guru membuat rencana pembelajaran dengan scenario
pembelajaran, Lembar Kerja Siswa yang sesuai dengan materi yang ingin
disampaikan.
b. Pembentukan kelompok
Dalam pembagian kelompok, guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. Guru memberi nomor kepada tiap
siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda-beda. Kelompok
yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang social,
ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar.
c. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Tujuannya adalah mempermudah siswa menyelesaikan LKS atau masalah
yang diberikan.
d. Diskusi masalah

Dalam kerja kelompok, setiap siswa untuk menggambarkan dan


meyakinkan bahwa setiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang
terdapat dalam LKS atau diberikan oleh guru.

21 La Iru dan La Ode Saifun Arihi, Analisis Pendekatan, metode, strategi dan Model-model Pembelajaran.
(Jogyakarta: Multi Presindo, 2012), h. 175

24
e. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari berbagai
kelompok dengan nomor yang sama menjawab pertanyaan yang guru berikan.
f. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari jawaban yang sudah ada.

Jumanta Hamdayama (2014:177-178), terdapat kelebihan dan kekurangan metode


NHT yaitu sebagai berikut:
a. Kelebihan Numbered Head Together (NHT):
1) Melatih siswa untuk dapat bekerjasama dan menghargai pendapat orang
lain.
2) Melatih siswa untuk bisa menjadi tutor sebaya.
3) Memupuk rasa kebersamaan.
4) Membuat siswa jadi terbiasa dengan perbedaan.
b. Kekurangan Numbered Head Together (NHT):
1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit
kewalahan.
2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa
3) Tidak semua mendapat giliran.
16. Metode Think Paire and Share (TPS)
Metode think pair and share atau metode berpikir berpasangan dan berbagi
merupakan suatu cara yang efektif membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan
asumsi bahwa semua resistasi atau diseluruhan dan seluruh prosedur yang digunakan
dalam think pair and share dapat memberi sisiwa banyak waktu berpikir, untuk
merespon dan saling membantu.22 Model pembelajaran TPS terdiri atas lima langkah,
dengan tiga langkah utama sebaga ciri khas, yaitu tahap pendahuluan, think, pairs dan
penghargaan. Jumanta Handayama (2014: 202-203), menjelaskan tahap-tahap
pembelajaran TPS sebagai berikut:

a. Tahap pendahuluan
Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apresepsi sekaligus memotivasi
siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran. pada tahap ini, guru juga menjelaskan
aturan main serta menyampaikan batas waktu untuk setiap tahap kegiatan.
b. Tahap think (berpikir secara individual)

22 Jumanta Handayama, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarkrakter, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2014), h. 201

25
Proses think pair and share dimulai pada saat guru melakukan demostrasi untuk
menggali konsepsi awal siswa. pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu oleh guru
untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap pertanyaan yang diberikan.
Dalam penentuannya, guru harus menentukan pengetahuan dasar siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diberikan.
c. Tahap pairs (berpasangan dengan teman sebangku)
Pada tahap ini, guru mengelompokan siswa secara berpasangan. Guru menentukan
bahwa pasangan sesama siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini dimaksudkan agar
siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dengan meninggalkan teman
sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan pasangan kerjanya untuk
mendiskusikan permasalahan atau pertanyaan yang diajukan oleh guru. Setiap siswa
memiliki kesempatan untuk mendiskusikan berbagai kemungkinan jawaban secara
bersama.
d. Tahap Share ( berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)
Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawabannya secara perseorangan
atau secara komperatif kepada seluruh kelompok yang ada. Setiap anggota dari setiap
kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran mereka.
e. Tahap penghargaan
Siswa menfapat penghargaan berupa nilai, baik nilai nidividu maupun kelompok.
Nilai individu berdasarkan tahap think, sefangkan nilai kelompok berdasarkan tahap
pair dan share.

Pembelajaran TPS juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Jumanta Hamdayama


(2014: 203-204), menuliskan beberapa kelebihan dan kekurangan pembelajaran TPS
sebagai berikut:

a. Kelebihan Pembelajaran TPS:


1) Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.
2) Memperbaiki kehadiran siswa.
3) Sikaf apatis berkurang.
4) Penerimaan terhadap individu lebih besar
5) Hasil belajar lebih mendalam.
6) Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi.
b. Kelemahan Pembelajaran TPS:
1) Tidak selamanya bagi siswa mudah mengatur cara berpikir sistematik.
2) Lebih sedikit ide yang masuk.

26
3) Jika ada perselisihan, tidak ada penengah siswa dalam kelompok sehingga
banyak siswa yang melapor dan dimonitor
4) Berbatas pada jumlah murid yang genap.
5) Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.
6) Cendrung menggantung pada pasangan.
17. Metode Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran picture and picture merupakan salah satu bentuk model
pembelajaran komperatif. Model pembelajaran komperatif merupakan suatu model
pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Menurut Jumanta
Hamdayama, pembelajaran komperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan
sistematis mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih asuh. Model
pembelajaran picture and picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan
gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.23 Jadi, metode
pembelajaran picture and picture adalah salah satu model belajar komperatif dimana
siswanya belajar dalam kelompok-kelompok untuk menyusun suatu gambar menjadi
urutan yang logis guna mengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih dan silih
asuh.
Jumanta Hamdayama (2014: 230) menjelaskan angkah-langkah pembelajaran
picture and picture adalah sebagai berikut:
a. Guru mencapaikan kompotensi yang ingin dicapai. Dilangkah ini, guru
diharapkan menyampaikan KD dan Indikator mata pelajaran yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian materi harus dilakukan dengan
menarik agar siswa termotivasi untuk belajar.
c. Guru-guru menunjukan atau memperlihatkan gambar kegiatan berkaitan
dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru diharapkan melibatkan
siswa untuk turut aktif mengamati gambar yang ditunjukan oleh guru.
d. Guru menunjukan atau memanggil siswa secara untuk memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menkadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu, ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita atau tuntutan
KD dan indicator yang akan dicapai.
f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan materi atau
konsef sesuai dengan kompotensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.

23 Jumanta Handayama, ibid.,h. 239

27
Menurut Istarai (2011: 8), pembelajaran dengan metode picture and picture
memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan metode pembelajaran picture
and picture diantaranya:

a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompotensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
b. Siswa lebih cepat mengerti materi ajar karena guru menunjukan gambar-
gambar mengenai materi yang dipelajari.
c. Dapat miningkatkan daya nalar atau daya piker siswa karena siswa disuruh oleh
guru untuk menganalisis gambar yang ada.
d. Dapat meningkatkan tanggungjawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurut gambar.
e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengambat langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru.

Sedangkan kekurangan metode picture and picture adalah sebagai berikut:

a. Sulit menemukan gambar yang bagus dan berkualitas sesuai dengan materi
pelajaran.
b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompotensi siswa yang dihadapi.
c. Baik guru atau siswa kurang terbiasa menggunakan gambar sebagai bahan
utama untuk membahas materi pelajaran
d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menyediakan gambar-gambar yang
diinginkan.

BAB III

28
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metode pembelajaran merupakan sebuah cara yang dipakai oleh pendidik agar
terjadi belajar pada peserta didik dengan upaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Adapun pertimbangan pemilihan dengan penentuan metode dalam kegiatan belajar
mengajar, yaitu dilihat dari nilai strategis metode, efektifitas penggunaan metode dan
pentingnya pemilihan dan penentuan metode.
Adapun factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode
pembelajaran:
1. Tujuan yang hendak dicapai
2. Materi pelajaran
3. Peserta didik
4. Situasi
5. Fasilitas, dan
6. guru
Macam-macam metode pembelajaran diantaranya: metode ceramah, metode
tanya jawab, metode diskusi, metode problem solving, metode latihan, metode
pemberian tugas dan resitasi, metode karyawisata, metode pengajran proyek, metode
pengajaran praktik, metode simulasi, metode eksperimen, metode demostrasi, metode
sosiodrama, metode petra, metode think paire and share (tps), metode pembelajaran
picture and picture, metode numbered head together (kepala bernomor) dan masih
banyak lagi metode-metode lainnya. Semoga dengan memahami kekurangan dan
kelebihan metode ini kita dapat memilih dan menentukan metode yang baik untuk
mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

29
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat.
Daryanto. 2013. Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung: Yrama Widya
Djamarah, Syaiful Bahar., Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT
Rieneka
Cipta
Handayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan berkarkrakter.
Jakarta: Ghalia Indonesia
Hamiyah, Nur., Jauhar, Mohammad. 2014. Strategi Belajar Mengajar di Kelas. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Ibrahim. ,et all. 2000. Pembelajaran Komperatif. Surabaya: Surabaya University Press.
Iru, La., Saifun Arihi, La Ode. 2012. Analisis Pendekatan, metode, strategi dan Model-
model Pembelajaran. Jogyakarta: Multi Presindo
Ladjud, Hafni. 2005. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompotensi.
Jakarta: Qantum Teaching
Sagala, Syaiful. 2013. konsef dan makna pembelajaran. Bandung:Alfabeta
Saud, Syaefudin., dkk. 2005. Perencanaan Pendidikan Pendekatan Komprehensif. Bandung:
PT Remaja ROsda Karya
Sudjana, Nana.,Rivay, Ahmad. 2010. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo
Sutikno, M. Sobry.2014. Metode Dan Model-Model Pembelajaran. Lombok: Holistica

30

Вам также может понравиться