Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Epidemiologi
Demensia karena berbagai sebab sekitar 8% dari populasi berusia lebih
dari 65 tahun, 8-43% disebabkan karena kelainan vaskuler dan sisanya adalah
mixed dementia. Prevalensi demensia vaskuler pada pria berusia 60-69 tahun: 0-
2%; usia 80-89 tahun sampai 16%, walaupun kasus yang khas antara 3-6%. Skoog
I, 1993-2000 dikutip dari Bowler JV dalam satu penelitian mendapatkan demensia
vaskuler 47% berusia 85 tahun dan prevalensi keseluruhan adalah 14% pada usia
tersebut.2
Jenis kelamin, Pria lebih sering terserang demensia. Usia 60-79 tahun pria:
wanita adalah 13,6%: 12% dan menurun pada usia 80-89 tahun menjadi 4,8% dan
7%. Usia 60-69 tahun: 14,8% dan usia lebih dari 80 tahun: 52,3%, tetapi 36,4%
menderita demensia Alzheimer dan sekuele stroke. Etnis: kulit hitam risiko lebih
besar dari pada kulit putih.2
2
3
2.3 Etiologi
Penyebab demensia yang paling sering pada individu yang berusia diatas
65 tahun adalah penyakit Alzheimer, demensia vaskuler, dan campuran antara
keduanya. Penyebab lain yang mencapai kira-kira 10 persen diantaranya adalah
demensia Lewy body (Lewy body dementia), penyakit Pick, demensia
frontotemporal, hidrosefalus tekanan normal, demensia alkoholik, demensia
infeksiosa (misalnya human immunodeficiency virus (HIV) atau sifilis) dan
penyakit Parkinson6. Banyak jenis demensia yang melalui evaluasi dan
penatalaksanaan klinis berhubungan dengan penyebab yang reversibel seperti
kelaianan metabolik (misalnya hipotiroidisme), defisiensi nutrisi (misalnya
defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat), atau sindrom demensia akibat
depresi.1
2.4 Klasifikasi
Demensia dibagi dalam demensia reversible dan irreversible. Demensia
reversible, daya kognitif global dan fungsi luhur lainnya terganggu oleh karena
metabolisme neuron-neuron kedua belah hemisferium tertekan atau dilumpuhkan
oleh berbagai sebab. Apabila sebab dihilangkan, maka metabolisme kortikal akan
berjalan sempurna kembali. Apabila sebab ini sudah menimbulkan kerusakan
infrasktruktu neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih
kembali dan demensia menetap maka disebut juga dengan demensia irreversible.1
pasien demensia tipe campuran ini lebih tua dengan penyakit komorbid yang lebih
sering. Patologi Penyakit Parkinson ditemukan pada 20% orang dengan PA dan
50% orang dengan DLB memiliki patologi PA.3
2.5 Patofisiologi
Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua hemisferium,
yang mencakup daerah presepsi primer, korteks motorik, dan semua daerah
asosiatif menimbulkan demensia. Sebab-sebab tersebut adalah sebagai penyebab
subacute amnestic-confusional syndrome merupakan penyebab juga bagi
demensia reversible dan tak reversible. Karena daerah motorik, piramidal dan
ekstrapiramidal ikut terlibat secara difus, maka hemiparesis atau monoparesis dan
diplegia juga dapat melengkapkan sindrom demensia. Apabila manifestasi
gangguan korteks piramidal dan ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi
organik masih dapat ditimbulkan. Pada umumnya tanda-tanda tersebut
mencerminkan gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal. Tanda tersebut
diungkapkan dengan jalan membangkitkan refleks-refleks.1
2.6 Diagnosis
Pemeriksaan klinis yang komprehensif meliputi ketiga domain kognisi,
perilaku dan fungsi diperlukan pada mereka yang dicurigai demensia, dengan
tujuan membuat diagnosis dini, mengakses komplikasi dan menentukan penyebab
demensia.3
2.6.1 Anamnesis
Anamnesis meliputi onset gejala, perjalanan penyakit, pola gangguan
kognisi, serta keberadaan dan pola gejala non kognisi. Riwayat penyakit dari
informan yang dapat dipercaya sangat diperlukan.3
(modifikasi FOLSTEIN)
Pemeriksa:.. Tgl
Nilai
Tes maks.
Nilai
Item
ORIENTASI
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 ---
REGISTRASI
3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3 ---
mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. 5 ---
Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
BAHASA
6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) 2 ---
7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata : tanpa kalau dan atau tetapi 1 ---
8 Pasien diminta melakukan perintah: Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi 3 ---
dua dan letakkan di lantai.
9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah Angkatlah tangan kiri anda 1 ---
2.12 Penatalaksanaan
Terapi farmakologi harus sejalan dengan intervensi spikososial untuk
memperbaiki kognisi, fungsi dan perilaku. Setelah terapi dimulai, pasien harus
dinilai secara berkala setiap 6 bulan. Pemeriksaan kognisi, fungsi secara global
dan perilaku harus dilakukan berkala. Penilaian keluarga terhadap kondisi pasien
baik saat sebelum mulai terapi dan saat follow up harus diperhatikan.3
2.13 Prevensi
Phospatidylserine (PS) merupakan phospholipid alami yang ada dalam
lecitin, merupakan zat penting yang berperan untuk mempertahankan mental
performance secara optimal. Khasiat PS adalah meningkatkan metabolisme
glukosa, memicu pelepasan asetilkolin dan mencegah pengurangan hippocampus
dendritic yang berhubungan dengan usia lanjut. Cenacchi dkk; 1993 melakukan
penelitian buta ganda pada 494 pasien usia lanjut (usia 65-93) dengan gangguan
fungsi kognitif sedang sampai berat dengan membandingkan PS oral 300 mg/hari
dengan plasebo selama 6 bulan dan mendapatkan perbaikan sangat pertama. Dosis
optimum yang dianjurkan adalah 300 mg dan sesudah 1 atau 2 bulan diturunkan
menjadi 100 mg.3
Terapi hormon.
Ryan J, dkk meneliti 3130 wanita postmenopause, berusia 65 tahun
atau lebih dan memberikan terapi hormon dan diikuti sampai 4 tahun.
Mereka menyimpulkan bahwa terapi hormon disertai dengan performance
yang lebih baik pada domain kognitif tertentu, tetapi tergantung lama
pemakaian dan tipe pengobatan. Pemakaian terapi hormon menurunkan
risiko demensia berhubungan dengan alee ApoeE4.3
Antioksidan
Vitamin C dan E mempunyai efek protektif terhadap terjadinya
demensia. Jaringan otak amat rentan terhadap kerusakan akibat radikal
bebas. Ini disebabkan karena rendahnya kadar antioksidan endogen.
Penambahan usia juga akan mengurangi kadar antioksidan endogen secara
drastis, sehingga perlu pemberian vitamin C dan vitamin E dari luar.
Manfaat buah segar dan sayur mungkin terkait dengan kadar antioksidan
yang kuat.3
Diet.
Diet Mediterranean terdiri dari asupan banyak ikan, sayur, buah,
legumes, sereal, asam lemak tak jenuh dalam bentuk minyak zaitun, dan
asupan rendah produk susu, daging dan asam lemak jenuh dan konsumsi
alkohol dalam jumlah sedang.3
16
Aktivitas fisik.
Etgen T,dkk. melakukan studi prospektif di Jerman pada 3903
peserta berusia lebih dari 55 tahun selama periode 2001 sampai 2003 dan
diikuti selama 2 tahun. Mereka menyimpulkan bahwa aktivitas fisik
sedang dan tinggi dapat menurunkan insidens gangguan kognitif. Aktivitas
fisik dilakukan 3 kali dalam seminggu, sedang aktivitas tinggi lebih dari 3
kali dalam seminggu.3
2.14 Prognosis
Demensia multi-infark memperpendek umur harapan hidup 50% dari
normal 4 tahun setelah evaluasi pertama. Mortalitas dalam 5 tahun Vascular
cognitive impairment tanpa demensia adalah 52% dan 46% progresif menjadi
demensia.3
Mereka dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dan dapat melakukan tes
neuropsikologi dengan baik, prognosis lebih baik, namun pengaruh jenis kelamin
wanita masih bertentangan. Pada penderita sangat tua mortalitas 3 tahun mencapai
dua pertiga, hampir tiga kali kelompok kontrol. Pada penelitian lain 6 year
survival hanya 11,9%, sekitar seperempat dari yang diharapkan.3
17
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTA