Вы находитесь на странице: 1из 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fungsi kognitif termasuk sejumlah keterampilan tingkat tinggi yang
kompleks yang diatur oleh banyak sistem otak. Ada beberapa daerah otak yang
merupakan kunci dari keterampilan tertentu.1
Memori jangka panjang dikoordinir oleh lobus temporalis yang mendapat
suplai dari arteri serebri media dan arteri serebri posterior. Demensia adalah
sindrom penyakit akibat kelainan otak bersifat kronik atau progresif serta
terdapat gangguan fungsi luhur (Kortikal yang multiple) yaitu daya ingat,
daya fikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar,
berbahasa, kemampuan menilai, kesadaran tidak berkabut, biasanya disertai
hendaya fungsi kognitif dan ada kalanya diawali oleh kemerosotan (detetioration)
dalam pengendalian emosi, perilaku sosial atau motivasi. Sindrom ini terjadi
pada penyakit Alzheimer, pada penyakit kardiovaskular dan pada kondisi lain
yang secara primer atau sekunder mengenai otak.1
Demensia karena berbagai sebab sekitar 8% dari populasi berusia lebih
dari 65 tahun, 8-43% disebabkan karena kelainan vaskuler dan sisanya adalah
mixed dementia. Prevalensi demensia vaskuler pada pria berusia 60-69 tahun: 0-
2%; usia 80-89 tahun sampai 16%, walaupun kasus yang khas antara 3-6%. Skoog
I, 1993-2000 dikutip dari Bowler JV dalam satu penelitian mendapatkan demensia
vaskuler 47% berusia 85 tahun dan prevalensi keseluruhan adalah 14% pada usia
tersebut.1

1
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Demensia


Definisi demensia menurut WHO adalah sindrom neurodegeneratif yang
timbul karena adanya kelainan yang bersifat kronis dan progesifitas disertai
dengan gangguan fungsi luhur multiple seperti kalkulasi, kapasitas belajar,
bahasa, dan mengambil keputusan. Kesadaran pada demensia tidak terganggu.
Gangguan fungsi kognitif biasanya disertai dengan perburukan kontrol emosi,
perilaku, dan motivasi.1
Demensia ialah suatu sindrom yang terdiri dari gejala-gejala gangguan
daya kognitif global yang tidak disertai gangguan derajat kesadaran, namun
bergandengan dengan perubahan perilaku yang dapat berkembang secara
mendadak atau sedikit pada tiap orang dari semua golongan usia.1
Orang awam mengetahui juga adanya gejala demensia yang dinamakan
pikun. Namun pikun selalu dihubungkan dengan usia yang sudah lanjut.1

2.2 Epidemiologi
Demensia karena berbagai sebab sekitar 8% dari populasi berusia lebih
dari 65 tahun, 8-43% disebabkan karena kelainan vaskuler dan sisanya adalah
mixed dementia. Prevalensi demensia vaskuler pada pria berusia 60-69 tahun: 0-
2%; usia 80-89 tahun sampai 16%, walaupun kasus yang khas antara 3-6%. Skoog
I, 1993-2000 dikutip dari Bowler JV dalam satu penelitian mendapatkan demensia
vaskuler 47% berusia 85 tahun dan prevalensi keseluruhan adalah 14% pada usia
tersebut.2
Jenis kelamin, Pria lebih sering terserang demensia. Usia 60-79 tahun pria:
wanita adalah 13,6%: 12% dan menurun pada usia 80-89 tahun menjadi 4,8% dan
7%. Usia 60-69 tahun: 14,8% dan usia lebih dari 80 tahun: 52,3%, tetapi 36,4%
menderita demensia Alzheimer dan sekuele stroke. Etnis: kulit hitam risiko lebih
besar dari pada kulit putih.2

2
3

2.3 Etiologi
Penyebab demensia yang paling sering pada individu yang berusia diatas
65 tahun adalah penyakit Alzheimer, demensia vaskuler, dan campuran antara
keduanya. Penyebab lain yang mencapai kira-kira 10 persen diantaranya adalah
demensia Lewy body (Lewy body dementia), penyakit Pick, demensia
frontotemporal, hidrosefalus tekanan normal, demensia alkoholik, demensia
infeksiosa (misalnya human immunodeficiency virus (HIV) atau sifilis) dan
penyakit Parkinson6. Banyak jenis demensia yang melalui evaluasi dan
penatalaksanaan klinis berhubungan dengan penyebab yang reversibel seperti
kelaianan metabolik (misalnya hipotiroidisme), defisiensi nutrisi (misalnya
defisiensi vitamin B12 atau defisiensi asam folat), atau sindrom demensia akibat
depresi.1

2.4 Klasifikasi
Demensia dibagi dalam demensia reversible dan irreversible. Demensia
reversible, daya kognitif global dan fungsi luhur lainnya terganggu oleh karena
metabolisme neuron-neuron kedua belah hemisferium tertekan atau dilumpuhkan
oleh berbagai sebab. Apabila sebab dihilangkan, maka metabolisme kortikal akan
berjalan sempurna kembali. Apabila sebab ini sudah menimbulkan kerusakan
infrasktruktu neuron-neuron kortikal, tentu fungsi kortikal tidak akan pulih
kembali dan demensia menetap maka disebut juga dengan demensia irreversible.1

2.4.1 Penyakit Alzheimer


Penyakit Alzheimer (PA) masih merupakan penyakit neurodegeneratif
yang tersering ditemukan (60-80%). Karateristik klinik berupa berupa penurunan
progresif memori episodik dan fungsi kortikal lain. Gangguan motorik tidak
ditemukan kecuali pada tahap akhir penyakit. Gangguan perilaku dan
ketergantungan dalam aktivitas hidup keseharian menyusul gangguan memori
episodik mendukung diagnosis penyakit ini. Penyakit ini mengenai terutama
lansia (>65 tahun) walaupun dapat ditemukan pada usia yang lebih muda.3
4

2.4.2 Demensia Vaskuler


Demensia vaskular adalah penyakit heterogen dengan patologi vaskuler
yang luas termasuk infark tunggal strategi, demensia multi-infark, lesi kortikal
iskemik, stroke perdarahan, gangguan hipoperfusi, gangguan hipoksik dan
demensia tipe campuran (PA dan stroke / lesi vaskuler). Faktor risiko mayor
kardiovaskuler berhubungan dengan kejadian ateroskerosis dan Demensia
Vaskuler. Faktor risiko vaskuler ini juga memacu terjadinya stroke akut yang
merupakan faktor risiko untuk terjadinya Demensia Vaskuler.3

2.4.3 Demensia Lewy Body dan Demensia Penyakit Parkinson


Demensia Lewy Body (DLB) adalah jenis demensia yang sering
ditemukan. Sekitar 15-25% dari kasus otopsi demensia menemui kriteria
demensia ini. Gejala inti demensia ini berupa demensia dengan fluktuasi kognisi,
halusinasi visual yang nyata (vivid) dan terjadi pada awal perjalanan penyakit
orang dengan Parkinsonism. Gejala yang mendukung diagnosis berupa kejadian
jatuh berulang dan sinkope, sensitif terhadap neuroleptik, delusi dan atau
halusinasi modalitas lain yang sistematik.3

2.4.4 Demensia Frontotemporal


Demensia Frontotemporal (DFT) adalah jenis tersering dari Demensia
Lobus Frontotemporal (DLFT). Terjadi pada usia muda (early onset
dementia/EOD) sebelum umur 65 tahun dengan rerata usia adalah 52,8 - 56 tahun.
Karakteristik klinis berupa perburukan progresif perilaku dan atau kognisi pada
observasi atau riwayat penyakit. Gejala yang menyokong yaitu pada tahap dini (3
tahun pertama) terjadi perilaku disinhibisi, apati atau inersia, kehilangan
simpati/empati, perseverasi, steriotipi atau perlaku kompulsif/ritual,
hiperoralitas/perubahan diet dan gangguan fungsi eksekutif tanpa gangguan
memori dan visuospasial pada pemeriksaan neuropsikologi.3

2.4.5 Demensia Tipe Campuran


Koeksistensi patologi vaskuler pada PA sering terjadi. Dilaporkan sekitar
24-28% orang dengan PA dari klinik demensia yang diotopsi.12 Pada umumnya
5

pasien demensia tipe campuran ini lebih tua dengan penyakit komorbid yang lebih
sering. Patologi Penyakit Parkinson ditemukan pada 20% orang dengan PA dan
50% orang dengan DLB memiliki patologi PA.3

2.5 Patofisiologi
Kerusakan yang merata pada neuron-neuron kortikal kedua hemisferium,
yang mencakup daerah presepsi primer, korteks motorik, dan semua daerah
asosiatif menimbulkan demensia. Sebab-sebab tersebut adalah sebagai penyebab
subacute amnestic-confusional syndrome merupakan penyebab juga bagi
demensia reversible dan tak reversible. Karena daerah motorik, piramidal dan
ekstrapiramidal ikut terlibat secara difus, maka hemiparesis atau monoparesis dan
diplegia juga dapat melengkapkan sindrom demensia. Apabila manifestasi
gangguan korteks piramidal dan ekstrapiramidal tidak nyata, tanda-tanda lesi
organik masih dapat ditimbulkan. Pada umumnya tanda-tanda tersebut
mencerminkan gangguan pada korteks premotorik atau prefrontal. Tanda tersebut
diungkapkan dengan jalan membangkitkan refleks-refleks.1

2.6 Diagnosis
Pemeriksaan klinis yang komprehensif meliputi ketiga domain kognisi,
perilaku dan fungsi diperlukan pada mereka yang dicurigai demensia, dengan
tujuan membuat diagnosis dini, mengakses komplikasi dan menentukan penyebab
demensia.3

2.6.1 Anamnesis
Anamnesis meliputi onset gejala, perjalanan penyakit, pola gangguan
kognisi, serta keberadaan dan pola gejala non kognisi. Riwayat penyakit dari
informan yang dapat dipercaya sangat diperlukan.3

2.6.2 Pemeriksaan Fisik


Termasuk pemeriksaan neurologi lengkap.3
6

2.6.3 Pemeriksaan Kognisis Sederhana3


Mini-Mental State Examination (MMSE).
Clock Drawing Test (CDT).
Montreal Cognitive Assessment (MOCA).
Cognistat.
LAMPIRAN I

MINI-MENTAL STATE EXAM (MMSE)

(modifikasi FOLSTEIN)

Nama Pasien:..( Lk / Pr ) Umur:Pendidikan...........Pekerjaan:........

Riwayat Penyakit: Stroke( ) DM( ) Hipertensi( ) Peny.Jantung( ) Peny. Lain..................

Pemeriksa:.. Tgl

Nilai
Tes maks.
Nilai
Item

ORIENTASI

1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 ---

2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (rumah sakit), (lantai/kamar) 5 ---

REGISTRASI

3 Sebutkan 3 buah nama benda ( jeruk, uang, mawar), tiap benda 1 detik, pasien disuruh 3 ---
mengulangi ketiga nama benda tadi. Nilai 1 untuk tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai
pasien dapat menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan

ATENSI DAN KALKULASI

4 Kurangi 100 dengan 7. Nilai 1 untuk tiap jawaban yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. 5 ---
Atau disuruh mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)

MENGINGAT KEMBALI (RECALL)

5 Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 ---

BAHASA

6 Pasien diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan ( pensil, arloji) 2 ---

7 Pasien diminta mengulang rangkaian kata : tanpa kalau dan atau tetapi 1 ---

8 Pasien diminta melakukan perintah: Ambil kertas ini dengan tangan kanan, lipatlah menjadi 3 ---
dua dan letakkan di lantai.

9 Pasien diminta membaca dan melakukan perintah Angkatlah tangan kiri anda 1 ---

10 Pasien diminta menulis sebuah kalimat (spontan) 1 ---

11 Pasien diminta meniru gambar di bawah ini 1 ---

Skor Total 30 ---

Gambar 1. Lembar Pemeriksaan MMSE

Universitas Sumatera Utara


7

Gambar 2. Lembar Pemeriksaan MOCA


8

Gambar 3. Lembar Pemeriksaan Cognistant


9

Gambar 4. Lembar Pemeriksaan CDR

2.7 Gejala Klinis


Demensia adalah sindrom penurunan fungsi intelektual dibanding
sebelumnya yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sosial dan
profesional yang tercermin dalam aktivitas hidup keseharian, biasanya ditemukan
juga perubahan perilaku dan tidak disebabkan oleh delirium maupun gangguan
psikiatri mayor. Diagnosis klinis demensia ditegakkan berdasarkan riwayat
neurobehavior, pemeriksaan fisik neurologis dan pola gangguan kognisi.
Pemeriksaan biomarka spesifik dari likuor serebrospinalis untuk penyakit
10

neurodegeneratif hanya untuk penelitian dan belum disarankan dipakai secara


umum di praktik klinik.3
Secara umum gejala demensia dapat dibagi atas dua kelompok yaitu
gangguan kognisi dan gangguan non-kognisi. Keluhan kognisi terdiri dari
gangguan memori terutama kemampuan belajar materi baru yang sering
merupakan keluhan paling dini. Memori lama bisa terganggu pada demensia tahap
lanjut. Pasien biasanya mengalami disorientasi di sekitar rumah atau lingkungan
yang relatif baru. Kemampuan membuat keputusan dan pengertian diri tentang
penyakit juga sering ditemukan. 3
Keluhan non-kognisi meliputi keluhan neuropsikiatri atau kelompok
behavioral neuropsychological symptoms of dementia (BPSD). Komponen
perilaku meliputi agitasi, tindakan agresif dan nonagresif seperti wandering,
disihibisi, sundowning syndrome dan gejala lainnya. Keluhan tersering adalah
depresi, gangguan tidur dan gejala psikosa seperti delusi dan halusinasi.
Gangguan motorik berupa kesulitan berjalan, bicara cadel dan gangguan gerak
lainnya dapat ditemukan disamping keluhan kejang mioklonus.3

2.8 Faktor Resiko


Tindakan preventif harus dikerjakan karena diperkirakan bahwa menunda
awitan demensia selama lima tahun dapat menurunkan setengah dari inisiden
demensia. Oleh sebab itu perlu pengetahuan tentang faktor risiko dan bukti yang
telah ada.3

2.8.1 Tidak Dapat Dimodifikasi3


a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Riwayat Keluarga dan Genetik
11

2.8.2 Dapat Dimodifikasi3


a. Faktor Risiko Kardiovaskuler
Hipertensi
Asam Folat dan Vitamin B
Statin
b. Gaya Hidup

2.9 Derajat Demensia


Beberapa tes dapat digunakan sebegai penanda beratnya penyakit juga
dapat memonitor respon pasien terhadap terapi. Instrumen yang digunakan
meliputi MMSE, Global Deterioration Scale (GDS), dan Clinical Dementia
Rating (CDR).3
Tabel 1. Derajat Penurunan Kognitif
Derajat Nilai MMSE
Ringan MMSE 21-26
Sedang MMSE 15-20
Sedang berat MMSE 10-14
Berat MMSE 0-9

Clinical Dementia Rating (CDR) dapat digunakan untuk mendeteksi MCI


dan demensia ringan. elain sebagai alat diagnostik standar CDR mempunyai
sensitivitas 86% dan spesifisitas 80%. CDR juga direkomedasi untuk menentukan
derajat keparahan demensia.3
12

2.10 Diagnosis Banding


Tabel 2. Diagnosis Banding Demensia3
Gejala Demensia Delirium Depresi
Awitan Perlahan Akut Bertahap
Durasi Bulan/tahun Jam/hari/minggu Minggu/berapa
bulan
Perjalanan Bertahap progresif Fluktuasi, memburuk Memburuk pada
pada malam hari, pagi dan membaik
periode lucid pada malam hari
Alertness Normal Fluktuasi Tidak tertarik,
sering menjawab
Orientasi Disorientasi waktu Selalu terganggu Biasanya normal
dan tempat
Memori Terganggu Gangguan memori Memori baru
memori baru dan baru mungkin terganggu,
terkadang memori memori lama utuh
jangka panjang
Pikiran Lambat dan Sering beda dari Lambat,
perseveratif kenyataan preokupasi, sedih
dan putus asa
Persepsi Sering normal, Halusinasi visual dan 20% dengan mood
halusinasi visual auditori sering congruent
30-40% halusination
Emosi Apatetik, labil dan Iritabel, agresif atau Mendatar, sedih,
iritabel ketakutan tidak responsif.
Mungkin iritabel
Tidur Terganggu, Konfusi malam Terbangun pagi
wandering atau dini
konfusi malam
Lainnya Penyakit fisik lain Gangguan mood
jelas sebelumnya atau
riwayat keluarga

2.11 Pemeriksaan penunjang


Anamnesis dan pemeriksaan saja dapat mengidentifikasi demensia, CT
scan kepala cukup dilakukan secara rutin. Adanya lesi white matter membedakan
demensia vaskuler dan demensia Alzheimer. Cordoliani-Mackowiak, dkk;
mendapatkan bahwa penderita stroke dengan atrofi lobus temporalis medial lebih
sering mengalami demensia, namun perlu diikuti lebih lama. Perlu dilakukan
pengukuran volume hipokampus untuk mempelajari demensia vaskuler.3
13

MRI kepala dilakukan untuk menemukan penyakit vaskuler kecil dan


membedakan demensia Alzheimer dan mixed dementia. Pemeriksaan darah
lengkap, LED, kadar glukosa dan EKG harus dilakukan. Jika diperlukan
dilakukan: Carotid duplex doppler, foto toraks, ekokardiografi, profil lipid,
anticardiolipin antibody, lupus anticoagulation, autoantibody screen jika
diperlukan. Pemeriksaan HbA1c untuk deteksi diabetes mellitus yang tidak
diduga.3
Pemeriksaan yang tidak rutin dikerjakan adalah: angiografi serebral jika
akan dilakukan pembedahan karotis atau untuk menunjukkan beading pembuluh
darah kecil. Pemeriksaan likuor serebrospinalis jika ada kecurigaan infeksi. Biopsi
dura atau otak jarang dilakukan.

Gambar 5. Gambaran MRI pasien demensia. Atrofi pada area


hipokampus kanan (kiri), atrofi pada lobus temporal kanan (kanan)

Essesmen gangguan kognitif pasca stroke:3


Mini-Mental State Examination (MMSE).
Clock Drawing Test (CDT).
Montreal Cognitive Assessment (MOCA).
Cognistat.
14

2.12 Penatalaksanaan
Terapi farmakologi harus sejalan dengan intervensi spikososial untuk
memperbaiki kognisi, fungsi dan perilaku. Setelah terapi dimulai, pasien harus
dinilai secara berkala setiap 6 bulan. Pemeriksaan kognisi, fungsi secara global
dan perilaku harus dilakukan berkala. Penilaian keluarga terhadap kondisi pasien
baik saat sebelum mulai terapi dan saat follow up harus diperhatikan.3

Tabel 3 Medikamentosa Pada Demensia3


Nama Obat Golongan Indikasi Dosis Efek Samping
Donepezil Penghambat Demensia Awal : 5 mg/hari Mual, muntah,
Kolinesterase ringan-sedang Setelah 4 6 minggu : diare,
10 mg/hari insomnia
Galantamine Penghambat Demensia Awal : 8 mg/hari Mual, muntah,
Kolinesterase ringan-sedang dinaikan 8 mg/hari per diare,
bulan. anoreksia
Maks 24 mg/hari
Rivastigmine Penghambat Demensia Awal : 2 x 1.5 mg/hari Mual, muntah,
Kolinesterase ringan-sedang Dianikan 2 x 1.5 diare,
mg/hari per bulan anoreksia
Maks 2 x 6 mg/hari
Memantine Penghambat Demensia Awal : 5 mg/hari Pusing, nyeri
Reseptor sedang-berat Dinaikan 2 x 5 mg/hari kepala,
NMDA setiap minggu konstipasi
Maks 2 x 10 mg/hari

Tabel 4. Obat untuk gangguan psikiatri dan perilaku pada Demensia3


Gangguan Perilaku Obat Dosis Efek Samping
Depresi Sitalopram 10-40 mg/hari Mual, mengantuk, nyeri kepala,
tremor
Esitalopram 5-20 mg/hari Insomnia, diare, mual, mulut
kering, mengantuk
Sertralin 25-100 mg/hari Mual, diare, mengantuk, mulut
kering, mengantuk
Agitasi, Ansietas, Quetiapin 25-300 mg/hari Mengantuk, pusing, mulut
Perilaku Obsesif kering, dispepsia
Olanzapin 2,5-10 mg/hari Meningkat berat badan, mulut
kering, pusing, tremor
Risperidon 3 x 0,5-1 mg /hari Mengantuk, tremor, insomnia,
pandangan kabur, nyeri kepala
Insomnia Zolpidem 5-10 mg malam Diare, mengantuk
hari
Trazodon 25-100 mg malam Pusing, nyeri kepala, mulut
hari kering, konstipasi
15

2.13 Prevensi
Phospatidylserine (PS) merupakan phospholipid alami yang ada dalam
lecitin, merupakan zat penting yang berperan untuk mempertahankan mental
performance secara optimal. Khasiat PS adalah meningkatkan metabolisme
glukosa, memicu pelepasan asetilkolin dan mencegah pengurangan hippocampus
dendritic yang berhubungan dengan usia lanjut. Cenacchi dkk; 1993 melakukan
penelitian buta ganda pada 494 pasien usia lanjut (usia 65-93) dengan gangguan
fungsi kognitif sedang sampai berat dengan membandingkan PS oral 300 mg/hari
dengan plasebo selama 6 bulan dan mendapatkan perbaikan sangat pertama. Dosis
optimum yang dianjurkan adalah 300 mg dan sesudah 1 atau 2 bulan diturunkan
menjadi 100 mg.3
Terapi hormon.
Ryan J, dkk meneliti 3130 wanita postmenopause, berusia 65 tahun
atau lebih dan memberikan terapi hormon dan diikuti sampai 4 tahun.
Mereka menyimpulkan bahwa terapi hormon disertai dengan performance
yang lebih baik pada domain kognitif tertentu, tetapi tergantung lama
pemakaian dan tipe pengobatan. Pemakaian terapi hormon menurunkan
risiko demensia berhubungan dengan alee ApoeE4.3
Antioksidan
Vitamin C dan E mempunyai efek protektif terhadap terjadinya
demensia. Jaringan otak amat rentan terhadap kerusakan akibat radikal
bebas. Ini disebabkan karena rendahnya kadar antioksidan endogen.
Penambahan usia juga akan mengurangi kadar antioksidan endogen secara
drastis, sehingga perlu pemberian vitamin C dan vitamin E dari luar.
Manfaat buah segar dan sayur mungkin terkait dengan kadar antioksidan
yang kuat.3
Diet.
Diet Mediterranean terdiri dari asupan banyak ikan, sayur, buah,
legumes, sereal, asam lemak tak jenuh dalam bentuk minyak zaitun, dan
asupan rendah produk susu, daging dan asam lemak jenuh dan konsumsi
alkohol dalam jumlah sedang.3
16

Aktivitas fisik.
Etgen T,dkk. melakukan studi prospektif di Jerman pada 3903
peserta berusia lebih dari 55 tahun selama periode 2001 sampai 2003 dan
diikuti selama 2 tahun. Mereka menyimpulkan bahwa aktivitas fisik
sedang dan tinggi dapat menurunkan insidens gangguan kognitif. Aktivitas
fisik dilakukan 3 kali dalam seminggu, sedang aktivitas tinggi lebih dari 3
kali dalam seminggu.3

2.14 Prognosis
Demensia multi-infark memperpendek umur harapan hidup 50% dari
normal 4 tahun setelah evaluasi pertama. Mortalitas dalam 5 tahun Vascular
cognitive impairment tanpa demensia adalah 52% dan 46% progresif menjadi
demensia.3
Mereka dengan tingkat pendidikan lebih tinggi dan dapat melakukan tes
neuropsikologi dengan baik, prognosis lebih baik, namun pengaruh jenis kelamin
wanita masih bertentangan. Pada penderita sangat tua mortalitas 3 tahun mencapai
dua pertiga, hampir tiga kali kelompok kontrol. Pada penelitian lain 6 year
survival hanya 11,9%, sekitar seperempat dari yang diharapkan.3
17

BAB III
KESIMPULAN

Demensia atau kepikunan bukan penyakit, melainkan gejala yang ditandai


dengan penurunan daya ingat, penurunan fungsi kognitif serta perubahan
perilaku/kepribadian. Kepikunan sering dianggap normal pada orang lanjut usia
seiring proses menuanya otak. Tetapi jika gejala ini timbul pada orang setengah
baya dan menyebabkan ketergantungan pada orang lain, perlu dicurigai sesuatu
telah terjadi pada otak.
Pada penderita demensia, terjadi gangguan fungsi intelektualnya, termasuk
pula kemampuan mengingat, terutama ingatan jangka pendek. Penderita demensia
juga sulit berpikir abstrak, sukar mengolah informasi baru atau mengatasi
persoalan. Kepribadian seorang penderita demensia, misalnya respons
emosionalnya, juga bisa berubah. Dalam beberapa kasus alzheimer, gejala itu bisa
menjadi kronis dan progresif sehingga penderita kehilangan seluruh kemampuan
intelektualnya.
Penyebabnya adalah berubahnya struktur otak karena beberapa kondisi.
Ada demensia akibat penurunan kualitas sel otak, rusaknya sistem pembuluh
darah, racun, benturan, dan infeksi. Tapi yang paling sering menyerang adalah
alzheimer, vascular dementia, picks dementia.
Pemeriksaan laboratorium yang lengkap harus dilakukan jika memeriksa
pasien dengan demensia, juga dapat dilakukan CT-Scan, MRI, dan SPECT (single
photon emission computed tomography), sehingga kita bisa mengetahui jenisnya,
rencana pengobatan dan mencegah kemungkinan efek samping yang akan timbul
dari farmakoterapi yang dilakukan.
Pada farmakoterapi dapat diberikan benzodiazepin untuk insomnia dan
kecemasan, antidepresan untuk depresi, dan obat antipsikotik untuk waham dan
halusinasi. Tetapi kita harus waspada akan efek idiosinkrasi dari obat pada pasien
usia lanjut.
18

DAFTAR PUSTA

1. Sidharta, Priguna., Mardjono, Mahar., Neurologi Klinis Dasar. 2013. Jakarta:


Penerbit Dian Rakyat.
2. Depkes. Riset Dasar Kesehatan 2013. 2013. Jakarta: Depkes.
3. Anam, Paulus., et al., Panduan Praktik Klinis: Diagnosis dan Penatalaksanaan
Demensia. 2014. Jakarta: Perdossi.
4. Alzheimer Disease. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/336281-overview tanggal 24
Maret 2017
5. Mini Mental Status Examination. Diunduh dari
https://www.uml.edu/docs/Mini%20Mental%20State%20Exam_tcm18-
169319.pdf tanggal 24 Maret 2017
6. Montreal Cognitive Assesment (MoCA) diunduh dari
http://dementia.ie/images/uploads/site-images/MoCA-Test-
English_7_1.pdf pada tanggal 24 maret 207
7. Clinical Dementia Rating (CDR) diunduh dari
http://patentimages.storage.googleapis.com/WO2011064225A1/imgf00
0044_0001.png pada tanggal 24 maret 2017
8. Clock Drawing Test diunduh dari
http://alzheimer.wustl.edu/cdr/pdfs/CDR_Table.pdf pada tanggal 24
maret 2017

Вам также может понравиться

  • Jajanan Sehat Untuk Anak Sekolah
    Jajanan Sehat Untuk Anak Sekolah
    Документ18 страниц
    Jajanan Sehat Untuk Anak Sekolah
    Sintia Ampera Dewi
    100% (1)
  • PHBS Di Sekolah SMA
    PHBS Di Sekolah SMA
    Документ32 страницы
    PHBS Di Sekolah SMA
    dokter irman
    75% (4)
  • Anatomi Muskuloskeletal 1
    Anatomi Muskuloskeletal 1
    Документ45 страниц
    Anatomi Muskuloskeletal 1
    Dody Day
    100% (1)
  • Bab Ii Ispa
    Bab Ii Ispa
    Документ13 страниц
    Bab Ii Ispa
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • ISPA
    ISPA
    Документ1 страница
    ISPA
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Bab 1.. Ispa
    Bab 1.. Ispa
    Документ4 страницы
    Bab 1.. Ispa
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Diare
    Diare
    Документ2 страницы
    Diare
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • TB Paru
    TB Paru
    Документ27 страниц
    TB Paru
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Hemoroid
    Daftar Isi Hemoroid
    Документ1 страница
    Daftar Isi Hemoroid
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • DBD
    DBD
    Документ2 страницы
    DBD
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Lapkas Bedah
    Lapkas Bedah
    Документ33 страницы
    Lapkas Bedah
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • LAPORAN KASUS Bedah
    LAPORAN KASUS Bedah
    Документ25 страниц
    LAPORAN KASUS Bedah
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Referat TB Paru
    Referat TB Paru
    Документ32 страницы
    Referat TB Paru
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Penyajian Datacrp2015
    Penyajian Datacrp2015
    Документ27 страниц
    Penyajian Datacrp2015
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • LAPORAN KASUS Bedah
    LAPORAN KASUS Bedah
    Документ25 страниц
    LAPORAN KASUS Bedah
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • VH2 (Tukiyem)
    VH2 (Tukiyem)
    Документ3 страницы
    VH2 (Tukiyem)
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • VH2 (Tukiyem)
    VH2 (Tukiyem)
    Документ3 страницы
    VH2 (Tukiyem)
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Epid 2015
    Epid 2015
    Документ25 страниц
    Epid 2015
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Penyuluhan Diabetes Melitus
    Penyuluhan Diabetes Melitus
    Документ12 страниц
    Penyuluhan Diabetes Melitus
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • KONSELING
    KONSELING
    Документ37 страниц
    KONSELING
    Dewi Trie Yuliasari
    Оценок пока нет
  • Konsep DK
    Konsep DK
    Документ18 страниц
    Konsep DK
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Gizi Dalam Daur Kehidupan Pertemuan 10
    Gizi Dalam Daur Kehidupan Pertemuan 10
    Документ16 страниц
    Gizi Dalam Daur Kehidupan Pertemuan 10
    Abdul Aziz
    Оценок пока нет
  • Ver Bambang Iswahyudi RS Bhayangkara
    Ver Bambang Iswahyudi RS Bhayangkara
    Документ4 страницы
    Ver Bambang Iswahyudi RS Bhayangkara
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Osteoporosis
    Osteoporosis
    Документ2 страницы
    Osteoporosis
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Hubungan Menopause Dengan Hipertensi Pada Pasien Poli Lansia Di Puskesmas Pangkalan Balai
    Hubungan Menopause Dengan Hipertensi Pada Pasien Poli Lansia Di Puskesmas Pangkalan Balai
    Документ65 страниц
    Hubungan Menopause Dengan Hipertensi Pada Pasien Poli Lansia Di Puskesmas Pangkalan Balai
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Dokter Kecil 1
    Dokter Kecil 1
    Документ10 страниц
    Dokter Kecil 1
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Demensiablok 1 6
    Demensiablok 1 6
    Документ36 страниц
    Demensiablok 1 6
    MichaelPT
    Оценок пока нет
  • Ulkus Dekubitus
    Ulkus Dekubitus
    Документ23 страницы
    Ulkus Dekubitus
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет
  • Preeklamsia
    Preeklamsia
    Документ22 страницы
    Preeklamsia
    Rengganis Desilestari
    Оценок пока нет