Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANTARA
RSUD DOKTER SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL
DENGAN
Dr. BAIR GINTING, Sp.BS
TENTANG
PELAYANAN BEDAH SYARAF DI RSUD Dr.SOESELO SLAWI
KABUPATEN TEGAL
No. 445/2213/VII/2011
No. 430 /SRU/N/HD/ IV /2010
Perjanjian Kerja sama ini dibuat dan ditandatangani di Slawi pada hari , tanggal
Bulan tahun dua ribu sebelas (01-07-2011 ), oleh dan antara :
1. dr. BAHAUDDIN, MMR , Direktur RSUD Dokter Soeselo Slawi Kabupaten Tegal,
berdasarkan surat pengangkatan No. 821.2/1018/2008 dan berkedudukan di Jalan
Dr. Sutomo No. 63 Slawi Kabupaten Tegal, dalam hal ini sesuai dengan
kewenangannya bertindak untuk dan atas nama RSUD Dokter Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Dr. BAIR GINTING, Sp.BS, Bertindak sebagai Dokter Spesialis Bedah Syaraf Paruh
Waktu berpraktek di RSUD Bendan Kota Pekalongan dan berkedudukan di jalan
Progo nomor 12 Kota Pekalongan dengan Surat Penugasan no :
..
Yang selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA
Hal. 1
Selanjutnya berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak sepakat untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Pelayanan kesehatan rujukan
Bedah Syaraf (selanjutnya disebut Perjanjian), dengan syarat- syarat dan ketentuan-
ketentuan sebagai berikut :
PASAL 1
PENGERTIAN
1. Kecuali apabila ditentukan lain secara tegas dalam Perjanjian ini, istilah-istilah dan
frase-frase di bawah ini memiliki pengertian pengertian sebagai berikut :
a. Rumah Sakit Umum Daerah adalah Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soeselo
Slawi Kabupaten Tegal yang selanjutnya disingkat RSUD ;
b. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soeselo Slawi
Kabupaten Tegal ;
c. Dokter tamu adalah dokter yang bekerja sebagai tenaga paruh waktu yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur tentang pengangkatan dokter Tamu
d. Pelayanan Kesehatan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan Rumah Sakit
Umum yang ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta peningkatan derajat
kesehatan lainnya;
e. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan kepada pasien yang tidak menginap
untuk pemeriksaan, diagnosis, penatalaksanaan, dan atau pelayanan kesehatan
lainnya;
f. Pelayanan Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien yang tinggal diruang
rawat inap untuk pemeriksaan, diagnosis, penatalaksanaan ,tindakan medis dan
keperawatan, dan atau pelayanan kesehatan lainnya;
g. Rawat Intensif adalah pelayanan rawat inap khusus yang memerlukan
pengawasan dan atau tindakan khusus selama 24 jam ;
h. Tindakan Cito adalah tindakan pelayanan kesehatan yang harus segera
dilaksanakan dan atau tidak terencana atas dasar indikasi medis ;
i. Tindakan Medis Operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan
pembiusan umum, pembiusan lokal dan atau tanpa pembiusan ;
j. Tindakan Medis Non Operatif adalah tindakan tanpa pembedahan yang dilakukan
oleh dokter atau perawat;
Hal. 2
k. Visite Dokter adalah kunjungan dokter kepada pasien diruang rawat inap untuk
pemeriksaan, pengobatan dan tindakan medis serta evaluasi perkembangan
penyakitnya ;
l. Konsultasi medis adalah permintaan konsultasi untuk pemeriksaan, pengobatan
dan atau tindakan medis lainnya yang dilakukan oleh dokter kepada dokter
lainnya untuk kepentingan usaha penyembuhan pasien;
m. Pengawasan Dokter adalah pengawasan terhadap pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah selama 24 jam;
n. Pengobatan adalah pemberian obat-obatan dan atau bahan-bahan lain kepada
pasien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten di Rumah Sakit
Umum Daerah yang bertujuan untuk penyembuhan penyakit dan atau
mengurangi/mengilangkan gejala-gejala penyakit ;
o. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang dibayar oleh Rumah Sakit Umum Daerah
kepada dokter paruh waktu;
PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
PIHAK PERTAMA dengan ini menunjuk PIHAK KEDUA sebagaimana PIHAK KEDUA
menerima penunjukan PIHAK PERTAMA untuk bertindak sebagai Dokter Spesialis
Bedah Syaraf Paruh Waktu, sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian ini.
Hal. 3
PASAL 3
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR PELAYANAN
Ruang lingkup dan Prosedur pelayanan yang wajib dilaksanakan dan dipenuhi oleh PIHAK
KEDUA sebagai Dokter Spesialis Bedah Syaraf Paruh Waktu dalam Perjanjian ini adalah
meliputi pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan di ICU dan pelayanan
tindakan operasi.
PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
Hal. 4
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
PASAL 6
BIAYA JASA PELAYANAN KESEHATAN
1. Biaya / jasa pelayanan kesehatan yang wajib dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA
kepada PIHAK KEDUA atas pelaksanaan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
PIHAK KEDUA kepada pasien, diberikan dengan sistem pembayaran berdasarkan
2. ..
3. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menarik biaya apapun terhadap pasien secara
langsung ataupun tidak langsung;
Hal. 5
4. Tata cara penagihan dan pembayaran atas biaya / jasa pelayanan kesehatan
dilakukan setiap tanggal 17 setiap bulan berikutnya, termasuk pajak penghasilan
(PPh) sesuai ketentuan perpajakan yang berlaku.
PASAL 7
JANGKA WAKTU PERJANJIAN
1. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal Satu bulan Juli tahun Dua Ribu Sebelas
(01-07-2011) dan berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun atau berakhir tanggal
Tiga Puluh bulan Juni tahun Dua Ribu Empat Belas (30-06-2014) (Jangka Waktu
Perjanjian);
2. Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Jangka Waktu Perjanjian,
Para Pihak sepakat untuk saling memberitahukan maksudnya apabila hendak
memperpanjang Perjanjian ini;
3. Perjanjian ini berakhir dengan :
a. Selesainya masa perjanjian termaksud dalam ayat (1) pasal ini.
b. Pengunduran diri salah satu pihak dengan pemberitahuan secara tertulis kepada
pihak lainnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sebelumnya.
c. Pengakhiran perjanjian ini tidak membebaskan para pihak dalam hal penyelesaian
kewajiban masing-masing kepada pihak lainnya.
PASAL 8
SANKSI
1. Dalam hal PIHAK KEDUA terbukti secara nyata melakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Tidak melayani pasien sesuai dengan kewajibannya dan atau;
b. Tidak memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan
haknya;
c. Memungut biaya kepada pasien yang melanggar ketentuan sebagaimana
diatur dalam Perjanjian ini;
Maka PIHAK PERTAMA berhak untuk menangguhkan pembayaran atas tagihan
biaya/jasa pelayanan kesehatan yang telah diajukan oleh PIHAK KEDUA, sampai
adanya penyelesaian yang dapat diterima oleh Para Pihak.
2. Kecuali sebagai akibat Force Majeur Perjanjian ini, maka dalam hal PIHAK KEDUA
bermaksud untuk membatalkan Perjanjian ini secara sepihak sebelum berakhirnya
Jangka Waktu Perjanjian, PIHAK KEDUA wajib memberikan pemberitahuan tertulis
kepada PIHAK PERTAMA mengenai maksudnya tersebut sekurang kurangnya 3
(tiga) bulan selanjutnya.
Hal. 6
3. PIHAK PERTAMA berhak mengenakan denda kepada PIHAK KEDUA sebesar nilai
tagihan biaya/jasa pelayanan kesehatan 3 (tiga) bulan terakhir yang sudah
dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA, dalam hal :
a. Pembatalan secara sepihak oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi mekanisme
sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 pasal ini atau;
b. PIHAK PERTAMA mengakhiri perjanjian ini berdasarkan ketentuan ayat 1b
Pasal 9 Perjanjian ini, dimana PIHAK KEDUA adalah sebagai pihak yang
wanprestasi.
PASAL 9
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Perjanjian ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak sebelum Jangka Waktu Perjanjian,
berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Kesepakatan bersama Para Pihak secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian ini
yang berlaku efektif pada tanggal ditandatanganinya kesepakatan pengakhiran
tersebut;
b. Dalam hal PIHAK KEDUA pindah praktek/lokasi praktek ke lokasi yang tidak
disepakati oleh PIHAK PERTAMA;
c. Salah satu Pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian ini dan tetap tidak memenuhi atau tidak berusaha
untuk memperbaikinya setelah menerima surat teguran / peringatan sebanyak 3
(tiga) kali dengan tenggang waktu masing-masing surat teguran/peringatan
minimal 14 (empat belas) hari kalender. Pengakhiran berlaku efektif secara
seketika pada tanggal surat pemberitahuan pengakhiran Perjanjian ini dari Pihak
yang dirugikan;
d. Ijin usaha atau operasional salah satu Pihak dicabut oleh Pemerintah. Pengakhiran
berlaku efektif pada tanggal pencabutan ijin usaha atau operasional Pihak yang
bersangkutan oleh Pemerintah;
2. PIHAK PERTAMA akan mengakhiri Perjanjian ini apabila RSUD telah memiliki Dokter
Spesialis Bedah Syaraf Tetap yang ditetapkan oleh Pejabat yang berwenang, dan
akan diberitahukan kepada PIHAK KEDUA dua bulan sebelumnya;
3. Sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini, Para Pihak dengan ini sepakat untuk
mengesampingkan berlakunya ketentuan dalam Pasal 1266 Kitab Undang-undang
Hukum Perdata, sejauh yang mensyaratkan diperlukannya suatu putusan atau
penetapan Hakim/Pengadilan terlebih dahulu untuk membatalkan / mengakhiri suatu
Perjanjian;
Hal. 7
4. Berakhirnya Perjanjian ini tidak menghapuskan kewajiban yang telah timbul yang
belum diselesaikan oleh salah satu Pihak terhadap Pihak lainnya, sehingga syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian ini akan tetap berlaku sampai
terselesaikannya kewajiban tersebut oleh Pihak yang wajib melaksanakannya.
PASAL 10
PENGALIHAN PERJANJIAN
1. Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA sebagai Dokter Spesialis Bedah Syaraf Paruh Waktu
yang timbul berdasarkan Perjanjian ini tidak boleh dialihkan, baik sebagian maupun
seluruhnya kepada pihak lain, kecuali apabila pengalihan tersebut dilakukan sesuai
dengan ketentuan dalam Perjanjian ini atas persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA;
2. PIHAK PERTAMA berhak untuk menerima Dokter Spesialis Bedah Syaraf lain selain
PIHAK KEDUA untuk bertindak sebagai Dokter Spesialis Bedah Syaraf Tetap dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi pasien di RSUD Dokter Soeselo
Kabupaten Tegal;
3. Apabila PIHAK KEDUA berhalangan sehingga tidak dapat melaksanakan perjanjian ini,
maka PIHAK PERTAMA menunjuk Dokter Spesialis Bedah Syaraf yang lain sebagai
pengganti sesuai ketentuan.
PASAL 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
Hal. 8
baiknya untuk tetap melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam
Perjanjian ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
3. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau
diduga oleh Pihak yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender, maka Para Pihak sepakat untuk meninjau kembali Jangka
Waktu Perjanjian ini.
4. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu Pihak sebagai akibat
terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawabPihak yang
lain.
PASAL 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN DAN DOMISILI
PASAL 13
PEMBERITAHUAN
Hal. 9
Atau kepada alamat lain yang dari waktu ke waktu diberitahukan oleh Para Pihak,
satu kepada yang lain secara tertulis.
2. Pemberitahuan yang diserahkan secara langsung dianggap terima pada hari
penyerahan dengan bukti tanda tangan penerimaan pada buku ekspedisie atau
buku tanda terima pengiriman, sedangkan pengiriman melalui telex atau faksimili
dianggap telah diterma pada saat telah diterima kode jawabannya (answerback)
pada`pengiriman telex dan konfirmasi facsimile pada pengiriman faksimili.
PASAL 14
LAIN LAIN
1. Keterpisahan
Jika ada salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian ini ternyata tidak sah, tidak
berlaku atau tidak dapat dilaksanakan berdasarkan hukum atau keputusan yang
berlaku, maka Para Pihak dengan ini setuju dan menyatakan bahwa keabsahan,
dapat berlakunya dan dapat dilaksanakannya ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini
tidak akan terpengaruh olehnya.
2. Perubahan
Perjanjian ini tidak dapat diubah atau ditambah, kecuali dibuat dengan suatu
perjanjian perubahan atau tambahan (addendum/amandemen) yang ditandatangani
oleh Para Pihak dan yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjanjian ini
Hal. 10
Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua), asli masing-masing sama
bunyinya, diatas kertas bermaterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama
setelah ditanda-tangani oleh Para Pihak.
Hal. 11