Вы находитесь на странице: 1из 6

OTITIS EKSTERNA

Definisi

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) merupakan peradangan pada sepertiga luar


liang telinga mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar
serumen, maka ditempat itu dapat terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.
Kuman penyebab biasanyaStaphylococcus aureus atau Staphylococcus albus. Gejala ialah rasa
nyeri yang hebar tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan kulit liang telinga tidak
mengandung jaringan longgar dibawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan
perikondrium.

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening
regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung
lendir (musin). Seperti sekret yang ke luar dari kavum timpani pada otitis media.

Gambar 2.2 Otitis Eksterna Sirkumskripta

Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga, memasukkan tampon yang mengandung


antibiotika ke liang telinga agar terdapat kontak yanng baik antara obat dengan kulit yang
meradang. Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

2.3 Etiologi

Penyebab otitis eksterna sirkumskripta yang tersering adalah Staphylococcus aureus,


Staphylococcus albus. Faktor lainnya adalah maserasi kulit liang telinga akibat sering berenang
atau mandi denga shower, trauma, reaksi terhadap benda asing, dan akumulasi serumen. Sering
terjadi superinfeksi oleh bakteri piogenik (terutamaPseudomonas atau staphylococcus) dan jamur.

Otitis eksterna rekuren biasanya disebabkan oleh pemakaian aplikator berujung kapas yang
sering atau sering berenang dalam kolam berenang berklorinasi.
2.4 Patogenesis

Otitis eksterna sirkumskripta merupakan infeksi folikel rambut, bermula sebagai folikulitis
kemudian biasanya meluas menjadi furunkel. Organisme penyebab
biasanya Staphylococcus. Umumnya kasus-kasus ini disebabkan oleh trauma garukan pada liang
telinga. Kadang-kadang furunkel disebabkan oleh tersumbat serta terinfeksinya kelenjar sebasea
di liang telinga. Panas dan lembab dapat menurunkan daya tahan kulit liang telinga, sehingga
frekuensi penyakit ini agak meningkat pada musim panas.

Pada kasus dini, dapat terlihat pembengkakan dan kemerahan difus didaerah liang telinga
bagian tulang rawan, biasanya posterior atau superior. Pembengkakan itu dapat menyumbat liang
telinga. Setelah terjadi lokalisasi dapat timbul pustula. Pada keadaan ini terdapat rasa nyeri yang
hebat sehingga pemeriksaan sukar dilakukan. Biasanya tidak terdapat sekret sampai absesnya
pecah. Toksisitas dan adenopati muncul lebih dini karena sifat organisme penyebab infeksi.

2.5 Faktor Predisposisi

Infeksi dapat terjadi sebagai akibat faktor-faktor predisposisi tertentu sebagai berikut:

1. Perubahan pH kulit kanalis yang biasanya asam menjadi basa


2. Perubahan lingkungan terutama gabungan peningkatan suhu dan kelembaban
3. Suatu trauma ringan seringkali karena benang atau membersihkan telinga secara berlebihan.

2.6 Gejala dan Tanda

Nyeri hebat yang diikuti otore purulen, meatus nyeri tekan, tampak pembengkakan
Nyeri tekan pada tragus dan pada tarikan daun telinga
Gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga.

2.7 Diagnosis

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan :

1. Anamnesa
Dari anamnesa dapat ditanyakan gejala dan tanda yang dirasakan penderita.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan liang telinga, pada inspeksi tampak liang telinga kemerahan, edema. Rasa nyeri juga
dijumpai terutama saat menggerakkan rahang (mengunyah), menekan tragus dan menggerakkan
daun telinga.

Adanya inflamasi, hiperemis, edema yang terlihat pada liang telinga luar dan jaringan lunak
periaurikuler.
Nyeri yang hebat, yang ditandai adanya kekakuan pada jaringan lunak pada ramus mandibula dan
mastoid.
Membran timpani biasanya intak.
Demam tidak umum terjadi.

3. Pemeriksaan penunjang

Biakan dan tes sensitivitas dari sekret.

2.8 Diagnosis Banding

Otitis Eksterna Difusa

Pada otitis eksterna difusa, biasanya mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam.
Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab
biasanya golongan Pseudomonas. Keluhan utama pasien biasanya berupa gatal, keluhan nyeri
biasanya jarang dialami pasien.

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang
tersering ialah pityrosporum, Aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau
jamur lain. Pityrosporum menyebabkan terbentuka sisik yang menyerupai ketombe dan
merupakan predipossisi otitis eksterna bakterialis. Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa
penuh ditelinga, tetapi sering pula tanpa keluhan.

2.9 Penatalaksanaan

Prinsip-prinsip penatalaksanaan yang dapat diterapkan pada semua tipe otitis eksterna antara
lain :

1. Membersihkan liang telinga dengan pengisap atau kapas dengan berhati-hati


2. Penilaian terhadap sekret, edema dinding kanalis, dan membrana timpani bilamana mungkin
keputusan apakah akan menggunakan sumbu untuk mengoleskan obat
3. Pemilihan pengobatan lokal

Otitis eksterna sirkumskripta harus diterapi sejak dini untuk mengurangi edema yang menutupi
lumen kanal dengan cara memasukkan kapas yang berisi obat. Tampon berukuran kecil yang baik
digunakan, karena ujung tampon tidak mendesak dan menekan lumen kanal. Tampon dimasukkan
secara perlahan yang sebelumnya dibasahi obat. Pasien diinstruksikan untuk mengaplikasikan obat
cair menggunakan kapas sekali atau dua kali sehari. Selama 48 jam tampon diletakkan di kanal
untuk melebarkan ukuran lumen. Kemudian obat dapat diaplikasikan langsung ke dalam kanal.
Pengobatan ditujukan untuk menjaga agar linga telinga tetap bersih dan kering dan melindunginya
dari trauma. Kotoran harus dibersihkan dengan dari liang telinga dengan irigasi secara lembut.
Antibiotika topikal yang dikombinasikan dengan kortikosteroid dalam bentuk tetes telinga sangat
penting. Berikan antibiotika sistemik (biasanya penisilin) dalam dosis penuh dalam 10 hari jika
terdapat tanda-tanda penyebaran infeksi di luar kulit liang telinga (demam, adenopati, atau selulitis
daun telinga). Kalau dinding furunkel tebal dapat dilakukan insisi, kemudian dipasang salir (drain)
untuk mengalirkan nanahnya. Selama fase akut, hindari berenang bila memungkinkan.

Untuk mengurangi respon inflamasi, alkohol 70% dapat ditambahkan untuk menjaga kanal
tetap bersih dan kering. Pasien disarankan menggunakan ini setelah telinganya kemasukan air.
Antibiotik tetes tidak boleh digunakan lebih dari 2-3 minggu karena berisiko terjadi dermatitis
kontak. Pasien harus diberitahu untuk kembali apabila telinga mulai terasa gatal, jangan sampai
menunggu terjadinya infeksi yang lebih parah.
2.10 Pencegahan

Edukasi juga penting dalam mencegah otitis eksterna difus di masa depan. Hal ini bertujuan
untuk meminimalkan trauma kanal telinga dan menghindari paparan air. Hindari membersihkan
liang telinga terlalu sering maupun menggunakan alat pembersih yang tidak sesuai karena dapat
menyebabkan trauma.

2.11 Prognosis

Otitis eksterna sirkumskripta adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan
cepat dengan pengobatan yang tepat. Otitis eksterna kronis yang mungkin memerlukan perawatan
lebih intensif. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius.
DAFTAR PUSTAKA

1. Garry, Joseph P. Otitis Externa. [online]. 28 Februari 2010. [cited: 19 Februari 2017, 14.15 pm].
Available at : http://emedicine.medscape.com/article/84923-overview
2. Hajioff, Daniel. Mackeith, Samuel. 2007. Otitis Externa. BMJ Publishing Group. 510; 1-22
3. Soepardi, Efiaty Arsyad. Iskandar, Nurbiati, Iskandar. Bashiruddin, Jenny. Restuti, Ratna Dwi.
2007. Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 6; 10-16; 59

Вам также может понравиться