Вы находитесь на странице: 1из 24

Matilda Christina Tri Tresnawati

240210140041

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Praktikum pengemasan dan penyimpanan pangan yang pertama kali
dilakukan adalah praktikum mengenai Identifikasi Kemasan Kertas Kertas
merupakan salah satu bagian dari kemasan bahan pangan yang diklasifikasikan ke
dalam bahan kemasan yang fleksibel (pengemas lentur) dan biasa digunakan
sebagai kemasan primer atau kemasan yang langsung berhubungan dengan bahan
pangan yang dikemas. Oleh karena itu kemasan primer ini disyaratkan untuk tidak
bersifat toksik, inert, bersih dan higienis, dan lain-lain (Buckle, 1987). Bahan baku
kertas adalah pulp kayu dari kayu lunak (kayu pinus) atau kayu keras (kayu jati)
serta dari bahan-bahan berserat lain sepertio ampas tebu, merang, bambu, dan
jerami (Herudiyanto, 2009).
Proses pembuatan kertas dapat dilakukan dengan mengubah bahan baku serat
menjadi pulp, dan kertas. Urutan proses pembuatannya adalah : Persiapan bahan
baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pemutihan
(bleaching), pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan
kertas. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan
pulp dan proses pengeringan kertas (Kasdim, 2008).
Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu
pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu
hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi
yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai
(Kasdim,2008).
Pulping adalah proses pemisahan serat selulosa dari bahan pencampur (lignin
& pentosan), pelepasan bentuk bulk menjadi serat atau kumpulan serat kumpulan
serat. Lignin harus dihilangkan karena dapat membuat kertas mengalami degradasi
kertas. Metode pembuatan pulp ada dua macam yaitu metode kimia (chemical
pulping) dan metode mekanikal (mechanical pulping) (Sugesty, 1998).
Proses pembuatan pulp ada 3 jenis :
1. Metode mekanis (groundwood)
pemisahan serat secara mekanis
kekuatan dan derajat putih kertas tidak diutamakan
cocok untuk kertas koran, tisu
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

konversi 95 %
2. Metode kimia
pemisahan selulosa dengan bahan kimia bahan pemisah :
basa (proses soda & proses kraft)
asam (proses sulfit, proses magnetik, proses netral sulfit)
dasar pemilihan proses :
bahan baku yang digunakan sifat pulp
kekuatan dan derajat putih kertas diutamakan
cocok untuk kertas tulis (HVS)
konversi 65-85 %
3. Metode semi kimia
Metode campuran antara kimia-pelunakan dengan larutan sulfit ,sulfat atau
soda & mekanis untuk pemisahan serat
jenis metode : metode soda dingin dan metode chemi groundwood
konversi : 85 95 % (Sugesty, 1998).

Terdapat 2 prosedur yang dilakukan dalam praktikum ini. Kertas yang


disediakan dalam praktikum ini berbagai jenis kemudian kertas tersebut diamati
dan dideskripsikan. Selain itu, beberapa kertas seperti kertas karton, kertas nasi,
kertas minyak, kertas kraft, dan kertas sampul dilakukan pengukuran ketebalan dan
berat jenisnya. Berikut ini hasil pengamatan disertai pembahasan masing-masing
pengamatan.

4.1 Pengenalan Berbagai Jenis Kemasan Kertas


4.1.1 Pengenalan Kertas
Kertas adalah barang yang berwujud lembaran-lembaran tipis. Yang
dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp yang telah mengalami
pengerjaan pengeringan, ditambah beberapa bahan tambahan yang saling
menempel dan saling menjalin, serat yang digunakan biasanya berupa serat alam
yang mengandung selulosa dan hemiselulosa. Hasil pengamatan pengenalan
berbagai jenis kertas disertai deskripsi dan gambar dari masing-masing kertas dapat
dilihat pada tabel berikut.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Tabel 1. Pengamatan Berbagai Jenis Kemasan


No. Jenis Kemasan Kertas Deskripsi
Alumunium foil Perak, mengkilap, kasar, mudahsobek, lentur,
1
tipis
Kertas Karton
Bergelombang (Single
Wall Tebal) Cokelat (dalam), putih (luar), keras, kaku,
2
tebal

Kertas Karton
Bergelombang (Single
Cokelat, tipis, agak kaku, kasar, sulit
3 Wall Tipis)
dibentuk

Kertas lapis
Cokelat kekuningan bergaris, tipis, mudah
4
sobek, mudah dibentuk
Kertas serap
Cokelat kuning berserat, tebal, mudah
5
dibentuk
Kertas emas
Emas (luar), abu muda (dalam), tipis, mudah
6
dibentuk, licin, kasar
Karton 1
Tebal +++, kasar, kaku, sulit sobek, kuning
7
pudar, berserat ++++
Karton 2 Tebal ++, kasar, halus, kaku, sulit sobek,
8
hijau tua, berserat ++
Kertas sampel Tipis, halus, licin, lentur, mudah sobek,
9
cokelat, berserat +
Tipis, kasar, lentur, mudah sobek, merah,
10 Kertas 4
berserat ++++
Tebal, halus, licin, agaklentur, mudah sobek,
11 Kertas 5
cokelat kekuningan, berserat
Kraft regular
Tebal, agak halus, agak lentur, sulit sobek +,
12
cokelat ++++, berserat
Kraft extensible Tebal, kasar, agak lentur, sulit sobek +++,
13
coklat, berserat +++
Kertas kraft Tebal +, halus, licin, agak kasar, lentur, sulit
14
sobek +++, coklat kekuningan, tidak berserat
Kraft medium Tebal +++, kasar +, kaku, mudah disobek,
15
coklat +, berserat ++++, bergelombang
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

No. Jenis Kemasan Kertas Deskripsi


Kertas lainer
Tebal ++++, kasar, kaku, sulit sobek ++++,
16
coklat +++, berserat ++
Kertas Nasi Cokelat, mengkilap, bertekstur licin pada satu
17 sisi dan sisi lain bertekstur kasar, cukup tebal,
lentur, mudah disobek, tidak transparan
Tisu
Putih, tipis, halus, lentur, sangat mudah
18
disobek, transparan (+)
Kertas Roti
Putih buram, kasar, tipis, lentur, mudah
19
disobek, transparan (+++)
Kertas Perkamen Putih kekuningan buram, kasar, cukup tebal,
20
mudah sobek, lentur, transparan (++)
Kertas Glasin Kuning cerah, tekstur halus, licin, tipis,
21
lentur, agak sulit disobek, transparan (+++)
Karton 1 Coklat susu muda, tekstur berserat ++, kaku
22 +, bagian depan halus, bagian belakang kasar,
tebal +, sulit disobek +
Karton 2 Coklat agak kehijauan, berserat +++, kaku
23 ++, bagian depan halus, bagian belakang
kasar ++, tebal ++, sulit disobek ++
Kertas sampul Coklat muda, bagian depan halus +++,
24 bagian belakang kasar, berserat, lentur, tipis,
mudah disobek
Krep tipis
Merah, kasar +++, berserat, lentur +, tipis +,
25
mudah disobek +
Kertassertifikat Putih kecoklatan dan terdapat bercak garis
26 biru coklat, licin, halus ++, kaku, tebal, sulit
disobek
Kraft regular Coklat +, sedikit kasar, kaku, tebal +, susah
27
disobek
Kraft extensible
Coklat susu, kasar berserat, agak timbul,
28
lentur, tipis, sedikit sulit disobek +
Kertaskraft
Coklat ++ agak kekuningan, halus, licin, agak
29
lentur, tebal, sedikit sulit disobek
Kraft medium Coklat susu muda, kasar +, berserat,
30 bergelombang, kaku +, tebal ++, mudah
disobek
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

No. Jenis Kemasan Kertas Deskripsi


Kertas lainer Coklat ++, bagian depan licin halus, bagian
31 belakang kasar, berserat, kaku ++, tebal +++,
sangat sulit disobek
Koran Kuning kecoklatan, buram, tidak kilap, tipis,
mudah sobek, cukup tembus cahaya, mudah
32
menyerap air, tidak kaku, mudah dilipat,
kasar.
Stensil Kekuningan, buram, tidak kilap, tipis (lebih
tebal dari koran), mudah sobek, tidak terlalu
33
tembus cahaya, kasar, mudah menyerap air,
tidak kaku, mudah dilipat.
Kertas fotokopi Putih, tidak buram, tidak kilap, tebal, agak
34 sulit sobek, tidak tembus cahaya, halus, agak
sulit menyerap air, lebih kaku, mudah dilipat.
Berwarna ungu, sedikit kaku, bagian depan
Kertas 1
bertekstur kasar sementara bagian belakang
35
lebih halus, tidak mengkilap, tidak
transparan, tebal +++, kemudahan disobek
+++, kemampuan menyerap air ++
Kertas 2 Berwarna hijau keemasan, tekstur lebih halus
dari kertas 1, tebal ++++, kilap ++++, tidak
36
transparan, kemudahan disobek ++++,
kemampuan menyerap air +
Kertas 3 Berwarna biru muda bercorak, lebih halus
dari kertas 1 tetapi lebih kasar dari kertas 2,
37 tebal +++++, tidak mengkilap, tidak
transparan, kemudahan disobek +,
kemampuan menyerap air +++
Kertas 4 Berwarna hijau tua, bertekstur lebih kasar
dari kertas 1, tidak mengkilap, tidak
38 transparan, kaku ++, tebal +++, kemudahan
disobek +++++, kemampuan menyerap air
++
Kertas 5 Berwarna hitam, kasar ++++, tebal +++,
kilap ++, tidak transparan, kemudahan
39
disobek ++++, kemampuan menyerap air
+++
Kertas 6 Berwarna kuning, halus +++, tebal +++, kilap
40 +++++, transparan +, kemudahan disobek
+++, kemampuan menyerap air +
Kertas 7 Berwarna kuning muda, tekstur seperti kertas
41 4, tebal +++, transparan +, kemudahan
disobek ++, kemampuan menyerap air +
Berwarna putih +, tekstur halus ++, ketebalan
42 Kertas Bond 1
++, tidak mengilap, tidak transparan, tidak
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

No. Jenis Kemasan Kertas Deskripsi


mempunyai daya serap air, kemudahan
dirobek +++

Kertas Bond 2 Berwarna putih ++, tekstur halus +, ketebalan


43 +, tidak mengilap, tidak transparan, daya
serap air +, kemudahan dirobek ++
Kertas Bond 3 Berwarna putih berbintik biru, tekstur halus
+++, ketebalan +, tidak mengilap, tidak
44
transparan, daya serap air +, kemudahan
dirobek +++++++
Kertas Bond 4 Berwarna kuning kehijauan, tekstur halus +,
45 ketebalan +, mengilap, tidak transparan, daya
serap air +, kemudahan dirobek ++++++
Kertas Bond 5 Berwarna krem, tekstur halus +, ketebalan +,
46 tidak mengilap, tidak transparan, daya serap
air +, kemudahan dirobek +
Kertas Kraft 1 Berwarna kuning ++, tekstur halus ++,
ketebalan +, +, tidak mengilap, tidak
47
transparan, daya serap air +++, kemudahan
dirobek ++++
Kertas Kraft 2 Berwarna kuning +, tekstur halus ++, tidak
48 mengilap, tidak transparan, daya serap air
+++, kemudahan dirobek +++++
Kertas Sigaret Berwarna putih, tekstur halus, ketebalan
sangat tipis, tidak mengkilap, transparan ++,
49
mudah menyerap air, kemudahan dirobek
+++++
Kertas Sembahyang Berwarna coklat muda, tekstur kasar,
ketebalan +, tidak mengkilap, tidak
50
transparan, tidak mudah menyerap air,
kemudahan dirobek ++++
Kertas Map Berwarna pink, tekstur pada bagian depan
halus pada bagian belakang kasar, ketebalan
51
++, tidak mengkilap, tidak transparan, mudah
menyerap air ++, kemudahan dirobek +++
Kertas Label Berwarna putih tulang dibagian depan dan
kuning dibagian belakang, tekstur halus dan
licin, ketebalan +++, bagian depan kilap +++,
52
tidakt ransparan, bagian depan tidak mudah
menyerap air tetapi bagian belakang mudah
menyerap air ++, kemudahan dirobek ++
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Aluminium foil merupakan pengemas yang semi tegar dan merupakan


pengemas primer. Foil adalah lapisan logam tipis (kurang dari 0,15 mm) yang
terutama terbuat dari aluminium, memiliki lebar maksimum 150-160 cm. Sifat
lembaran aluminium foil yang lebih baik dapat menambahkan campuran lain seperti
Fe, Mg, Mn, Cu, Si, dan Cr antara 1-7%. Penambahan non-logam ini bertujuan
menambah kekakuan, kekuatan, dan anti retak. Bentuk kemasan ini dapat kotak,
lonjong, bulat, dll. Penggunaan aluminium foil sering disertai dengan laminasi atau
pelapisan dengan selulosa, polietilena, etil-selulosa, dan selulosa (Tjahjadi dan
Marta, 2014). Karena aluminium foil ini tipis, aluminium bersifat mudah sobek dan
mudah dibentuk. Menurut Buckle et.al. (1987), aluminium foil digunakan secara
luas dalam pelapisan di mana dibutuhkan sifat-sifat yang rendah terhadap daya
tembus gas dan uap air, odor atau sinar. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum,
aluminium foil memiliki karakteristik berwarna perak, mengkilap, permukaannya
kasar, mudah sobek, lentur, dan tipis. Karakteristik hasil praktikum ini sudah sesuai
dengan literatur. Aluminium foil ini dapat dimanfaatkan sebagai kemasan bahan
pangan.
Kertas karton merupakan jenis kertas yang paling tebal (lebih dari 0,3 mm)
dan ukurannya 150-200 kg/m2. Kertas karton ini tidak dilakukan pengelantangan
dalam proses pembuatannya. Biasanya kertas karton ini digunakan untuk
pembuatan dus (box) dengan berbagai bentuk (Herudiyanto, 2009). Secara umum,
kebanyakan sifat-sifat kertas adalah bergantung kepada bahan bakunya yaitu serat
selulosa, dimana sifat-sifat serat selulosa ini diketahui sebagai sifat fungsi. Selulosa
menyerap air maka kertas juga menyerap air kecuali perlakuan khusus diberikan
untuk meminimalkan daya serapnya. Selulosa berwana putih maka karton juga
bewarna putih, kecuali karton tersebut mengandung lignin atau diberi warna
(Cassey, 1981).
Kertas kardus atau corrugated paper merupakan bahan dasar kemasan yang
memiliki daur hidup sangat singkat dan berharga ketika berlangsungnya proses
distribusi produk dari produsen ke konsumen. Material kardus saat ini dipandang
sebagai kebutuhan sekunder dalam suat proses produksi industri. Bahan dasar
utama kertas kardus berasal dari limbah industri pemotongan kayu (sisa potongan,
serutan, serbuk gergaji). Sifat kardus mudah untuk diolah kembali atau didaur ulang
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang
(MDF/medium density fiberboard). Bahan bakunya sangat berlimpah dan didukung
oleh sifatnya yang ramah lingkungan sehingga kardus menjadi material yang sangat
ekonomus untuk dimanfaatkan (Ervasti, 1996).
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas karton yang diamati memiliki
karakteristik berwarna cokelat, kuning pudar, hijau tua, coklat susu muda, dan
warna coklat kehijauan. Tekstur dari karton keras, kaku, dan bergelombang. Karton
sulit dibentuk dan sulit untuk disobek. Oleh sebab itu, karton cocok digunakan
sebagai kemasan tersier bahan pangan karena dapat melindungi produk pangan dari
guncangan dan benturan dengan benda lain selama proses distribusi.
Kertas lapis memiliki permukaan yang dilaminasi bahan lain seperti plastik,
aluminium foil, lilin, dan sebagainya. Kertas lapis ini biasanya dibuat dalam bentuk
kantung atau kotak yang direkatkan dengan panas. Contohnya adalah tetrapak yang
terdiri dari lilin, karton, aluminium foil, dan polietilen (Herudiyanto, 2009). Kertas
lapis dalam praktikum berwarna coklat kekuningan bergaris, tipis, mudah sobek
dan mudah dibentuk.
Kertas serap berwarna coklat kekuningan dalam praktikum ini memiliki sifat
tebal, mudah dibentuk, dan berserat. Tekstur kertas serap ini yaitu satu sisi kasar,
satu sisi halus, dan berserat. Kertas ini juga mudah menyerap air karena sifatnya
yang tipis. Selanjutnya, sampel kertas emas. Kertas emas memiliki sisi yang
berwarna emas dan putih, berserat, dan tipis. Kertas ini digunakan untuk kebutuhan
dekorasi pesta karena warnanya yang mengkilap.
Kertas kraft mempunyai sifat sangat kaku dan memiliki warna coklat karena
proses pembuatannya dengan sulfat dan dilakukan bleaching atau pemucatan
sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Sifat lain dari kertas kraft ini adalah
harga murah dan diproduksi dalam bentuk satu lapis atau berlapis-lapis dan
berkerut (corrugated). Pada umumnya digunakan untuk mengemas bahan-bahan
yang berat jenisnya besar. Ketebalan kertas kraft ini 10-180g/m2, bervariasi sesuai
dengan kebutuhan (Herudiyanto, 2009). Kertas kraft jarang dibuat tanpa
calendering sehingga ketika dijadikan tas, permukaan kasar akan mencegah atau
melindunginya dari kerusakan mekanis dalam tumpukan. Terdapat kertas kraft
yang halus karena diberi penghalusan di akhir dalam calender stack pada mesin
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

kertas (suatu mesin pelapis akhir yang dapat mengkilapkan kertas) (Syarief dkk.,
1988). Kertas kraft yang terdapat pada praktikum antara lain kertas kraft extensibel,
kertas kraft reguler, kertas kraft, kertas kraft medium, dan kertas kraft lainer.
Bahan medium pada dasarnya sama dengan kraft liner, hanya bahan-bahan
bakunya lebih tidak memerlukan syarat kemurnian yang tinggi, lagi pula proses
pembuatannya lebih sederhana, sehingga lebih murah. Maka pembuatannya di
Indonesia sudah lebih dahulu dari pada kraft liner. Kertas medium adalah kertas
yang digunakan sebagai lapisan bergelombang pada karton gelombang. Kertas
medium memiliki gramatur 112; 125; 140; 150; dan 160 g/m2. Kertas ini dibuat
dengan mesin Fourdrinier atau twin wire. Bahan bakunya adalah kombinasi pulp
semi kimia dengan pulp kraft atau kotak karton gelombang bekas (Masriani, 2007).
Kertas lainer adalah kertas kasar yang berwarna coklat kuning ke-abu-abuan,
hasil proses pembuatan kertas dengan bahan baku batang kayu dari jenis pohon
berdaun jarum. Kayu dari jenis pohon ini yang paling sesuai untuk bahan
pembuatan kertas karena mempunyai serat-serat selulosa yang relatip panjang-
panjang. Kertas lainer digunakan sebagai penyekat dan pelapis pada karton
bergelombang. Kertas liner memiliki gramatur 125; 150; 200; dan 300 g/m2.
Biasanya dibuat pada mesin Fourdrinier atau Cylinder craff dengan bahan baku
pulp kraft asli, kertas kantong bekas, atau kota karton gelombang bekas (Old
Corrugated Carton). Jika bahan bakunya dari kraft asli disebut kraft liner dan jika
dicampur dengan kertas bekas disebut test liner (Masriani, 2007). Berdasarkan hasil
pengamatan, kertas lainer dalam praktikum juga memiliki tekstur yang kasar pada
bagian belakang dan halus pada bagian depan, tidak mudah sobek, tebal, dan
berserat.
Kertas pembungkus nasi merupakan kertas kraft yang dilaminasi oleh plastik,
bersifat tidak tembus air dan minyak. Umumnya plastik yang digunakan merupakan
plastik dengan titik leleh tinggi, sehingga aman untuk digunakan membungkus
makanan yang panas. Sesuai dengan nama kertasnya, kertas nasi ini berfungsi untuk
membungkus nasi. Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik fisik kertas nasi
berwarna coklat, mengkilap, cukup tebal, lentur, mudah disobek, tidak transparan,
bagian depan licin dan bagian belakang kasar.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Kertas tisu dalam praktikum memiliki tipis, mudah menyerap air, mudah
sobek, memiliki permukaan yang lembut, dan berwarna putih susu. Hal ini
dijelaskan dalam literatur menurut Herudiyanto (2009), kertas tisu memiliki sifat
yang sangat ringan, mengalami pengelantangan atau setengah dikelantang, dan
bersifat sangat porus. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas tisu berwarna putih,
tipis, halus, lentur, sangat mudah disobek, dan transparan. Kertas tisu lebih mudah
disobek dibandingkan dengan kertas roti.
Kertas roti ini sering digunakan sebagai kemasan primer untuk membungkus
roti dan bahan-bahan pastries seperti kue dan cookies (Syarief dkk., 1988). Menurut
Leonard (1996), kertas roti dapat melindungi roti dari kehilangan kelembaban dan
sekaligus menjadi media komunikasi untuk penamaan produk dan informasi
lainnya. Kertas roti yang diamati dalam praktikum ini bersifat kasar, tipis, lentur,
udah disobek, transparan, dan berwarna putih buram. Kertas roti lebih transparan
dibandingkan dengan kertas tisu.
Kertas perkamen memiliki sifat ketahanan yang baik terhadap lemak, cukup
kuat dalam keadaan basah, tidak terang (baur), lebih kasar dari kertas minyak,
memiliki permukaan licin, memberikan efek pewarnaan yang bagus jika didekorasi,
dibuat melalui proses sulfat, dan dilakukan dengan mengelantang. Biasanya kertas
perkamen digunakan untuk mengemas mentega, keju dalam bentuk bungkusan, dan
untuk pembuatan label (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan
praktikum, kertas perkamen berwarna putih kekuningan buram, kasar, lebih tebal
dibandingkan dengan kertas tisu dan kertas roti, mudah sobek, dan lebih transparan
dari kertas tisu.
Kertas glasin merupakan kertas tahan minyak dibuat dengan cara
memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat
kertas. Kertas ini diproduksi menjadi lembaran kertas yang memiliki tingkat
kehalusan dan mengkilap yang tinggi. Kertas glasin bersifat tidak berpori, daya
tahan yang tinggi terhadap lemak dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun
permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin, dapat dilaminasi
pada produk dan dilapisi dengan silikon pada produk. Kertas glasin juga tersedia
dalam beberapa warna (Coles, et. al., 2003). Berdasarkan hasil pengamatan, kertas
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

glasin sama transparannya seperti kertas roti, berwarna kuning cerah, bertekstur
halus, licin, lentur, agak sulit disobek karena dilapisi bahan tahan air, dan tipis.
Kertas sampul yang diamati dalam praktikum memiliki sifat tipis yang cocok
untuk dijadikan sampul halaman depan buku. Biasanya kertas sampul yang ditemui
berwarna coklat. Sifat lain kertas sampul ini adalah permukaan atas halus dan licin
sedangkan permukaan bawah kasar. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum,
kertas sampul berwarna coklat muda, berserat, teksturnya lentur dan tipis sehingga
mudah disobek,serta bagian depan halus dan bagian belakang kasar. Kertas sampul
ini tidak cocok untuk dijadikan kemasan bahan pangan.
Kertas krep adalah kertas yang tipis, ringan, memiliki tekstur keriput yang
baik, dan umumnya dijual dalam bentuk lembaran yang digunakan untuk dekorasi
pesta, pernikahan, dan acara-acara lainnya. Kertas krep ini memiliki banyak warna
dan umumnya dibungkus oleh kantung plastik untuk para konsumen (Okun, et. al.,
2004). Berdasarkan hasil pengamatan, kertas krep memiliki tekstur timbul dan
kasar, berserat, lentur, mudah sobek, warna merah. Kertas krep ini tidak cocok
digunakan sebagai bahan pengemas pangan.
Menurut Mahameru (2013), kertas koran memiliki sifat dengan daya
penyerapan yang besar, akan terlihat pada permukaan yang sedikit kasar, mudah
terkelupas atau terjadi picking (terkelupas), pH rendah sehingga lambat kering, dan
karena permukaannya bergelombang (tidak rata) maka hasil cetak tidak
menimbulkan gloss. Kertas koran terbuat dari serat mekanis kayu, mudah berubah
warna jika terkena matahari, dan tidak tahan lama. Berdasarkan hasil pengamatan,
kertas koran memiliki ciri warna kuning kecoklatan, buram, tidak kilap, tipis,
mudah sobek, cukup tembus cahaya, mudah menyerap air, lentur, mudah dilipat,
dan kasar. Kertas koran ini juga tidak cocok digunakan sebagai kertas pengemas
bahan pangan karena sifatnya yang mudah rusak.
Kertas stensil memiliki ciri warna kekuningan, buram, tidak mengkilap, tipis
namun lebih tebal dari kertas koran, mudah sobek, tidak terlalu tembus cahaya
dibanding koran, kasar, mudah menyerap air, tidak kaku, dan mudah dilipat.
Biasanya kertas stensil digunakan untuk tulis-menulis dan tidak cocok digunakan
sebagai bahan pengemas makanan.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Kertas fotokopi yang biasanya digunakan yaitu kertas HVS. Kertas yang
terbuat dari serat kimia dan tahan lama ini memiliki daya serap terhadap minyak
kuat, tidak diberi lapisan kapur, dan permukaan kertas kasar tapi bisa juga
dihaluskan (Mahameru, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan, kertas fotokopi
memiliki warna putih, tidak buram, tidak kilap, lebih tebal dibandingkan dengan
kertas koran dan kertas stensil, agak sulit disobek, tidak tembus cahaya, halus, agak
sulit menyerap air, mudah dilipat, dan lebih kaku dibandingkan kertas koran dan
kertas stensil.
Kertas sigaret terbuat dari selulosa dan bisa menggunakan zat tambahan
untuk menjaga warna putih, membentuk abu yang baik dan menjaga pembakaran
yang baik. Biasanya kertas sigaret didesain sedemikian rupa untuk mengurangi rasa
kasar, panas, dan karakter rasa selulosa (cellulosic taste character of cigarettes)
pada rokok. Prinsip kertas sigaret ini yaitu kertas memiliki porforasi (kertas
berlubang) dimana lubang berukuran mikro ini mampu menyedot udara luar
sehingga kadar tar dan nikotin turun. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas sigaret
berwarna putih dan memiliki sifat halus, sangat tipis, tidak mengkilap, lebih
transparan dari kertas koran, sangat mudah sobek, dan mudah menyerap air. Kertas
sigaret tidak cocok digunakan sebagai bahan pengemas pangan karena seperti
dijelaskan di atas, kertas sigaret ini digunakan pada rokok.
Kertas sembahyang terbuat dari bahan-bahan seperti kertas daur ulang,
bambu, limbah industri furnitur, dan limbah bahan bangunan oleh karena itu
pembakaran kertas sembahyang ini menjadi sumber emisi dioxin (Hu, et. al., 2009).
Berdasarkan literatur tersebut, kertas sembahyang dalam praktikum memiliki
tekstur kasar karena merupakan kertas daur ulang. Selain itu, oleh karena berasal
dari bambu dan limbah furnitur lainnya, kertas sembahyang ini berwarna coklat
muda. Kertas sembahyang tidak mengkilap, tidak transparan, tidak mudah
menyerap air, dan agak sulit dirobek dibandingkan dengan kertas sigaret.
Kertas map dalam praktikum ini bersifat lebih tebal dari kertas sembahyang,
teksturnya halus pada bagian depan sedangkan kasar pada bagian belakang, tidak
mengkilap, tidak transparan, lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan kertas
sembahyang, berwarna pink, dan lebih sulit dirobek dibandingkan kertas
sembahyang. Sesuai dengan namanya, kertas map ini digunakan sebagai
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

penyimpan berkas-berkas dokumen dan tidak dapat digunakan sebagai bahan


pengemas.
Kertas label termasuk kertas kraft yang dibuat dengan calendered (100% pulp
sulfat kimia) dalam kisaran gramatur 70-90 g/m2 (Coles, et. al., 2003). Kertas label
ini dibuat dengan calendered sehingga terdiri dari 2 lapis dimana bagian depan licin
dan dapat dilepastempelkan. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum, kertas label
berwarna putih tulang di bagian depan dan kuning di bagian belakang, bertekstur
halus dan licin, lebih tebal dari kertas map, bagian depan tidak mudah menyerap air
tetapi bagian belakang mudah menyerap air, dan lebih mudah disobek
dibandingkan dengan kertas map.
Kertas bond adalah kertas yang digunakan untuk media cetak. Kertas ini
tergolong kaku, tidak mudah rusak dan tahan lama dengan ukuran kurang lebih 17
x 22 inch dan berat 13 25 lbs. Kertas ini memiliki kemampuan penyerapan yang
baik. Kertas bond juga terdiri dari beberapa jenis warna seperti putih dan warna
lainnya. Kertas ini juga ada yang berlapis dan ada juga yang tidak berlapis (Bear,
2015). Berdasarkan pengamatan, kertas bond yang terdapat dalam praktikum ada 5
buah yang didapati perbedaannya terlihat pada warna, tekstur, garis pada kertas
tersebut, kemudahan menyerap air, ketebalan, dan kilap.

4.2 Pengukuran Ketebalan dan Berat Jenis Berbagai Kemasan Kertas


Ketebalan kemasan kertas diamati melalui dua alat ukur antara lain
mikrometer sekrup dan jangka sorong. Hasil pengamatan pengukuran ketebalan
berbagai jenis kertas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Pengukuran Ketebalan Berbagai Jenis Kertas
Karton Nasi Minyak Sampul Kraft
Kel
MS JS MS JS MS JS MS JS MS JS
6 0,19 0,20 0,14 0,10 0,028 0,05 0,09 0,10
7 0,22 0,19 0,13 0,10 0,030 0,07 0,10 0,10
8 0,233 0,23 0,15 0,13 0,024 0,08 0,107 0,10
9 0,235 0,225 0,15 0,13 0,034 0,07 0,108 0,10
10 0,234 0,17 0,17 0,10 0,018 0,036 0,180 0,10
Max 0,235 0,23 0,17 0,13 0,034 0,08 0,180 0,10
Min 0,19 0,17 0,13 0,10 0,018 0,036 0,09 0,10
Rata-rata (mm) 0,222 0,203 0,148 0,112 0,027 0,061 0,117 0,10
Rata-rata (cm) 0,0222 0,0203 0,015 0,0112 0,003 0,006 0,012 0,010
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Pengukuran ketebalan kertas dilakukan pada sampel kertas karton, kertas


nasi, kertas minyak, kertas sampul, dan kertas kraft. Alat ukur yang digunakan
dalam pengukuran ketebalan ini adalah jangka sorong dan mikrometer sekrup.
Berdasarkan pengamatan, nilai ketebalan dengan mikrometer sekrup lebih tinggi
daripada nilai ketebalan dengan jangka sorong. Hal ini menunjukkan alat ukur
mikrometer sekrup memiliki ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan dengan
jangka sorong. Jika diurutkan berdasarkan ketebalannya dari yang paling tebal
adalah kertas karton > kertas nasi > kertas kraft > kertas sampul > kertas minyak.
Ketebalan kertas dipengaruhi oleh bahan pembuatan kertas tersebut. Pengukuran
ketebalan kertas dilakukan pada 5 titik kertas. Hal ini bertujuan agar diperoleh hasil
pengukuran ketebalan yang akurat.
Jangka sorong merupakan alat ukur yang lebih teliti dari mistar ukur. Pada
batang ukurnya terdapat skala utama dengan pembacaan sama seperti mistar ukur.
Pada ujung yang lain dilengkapi dengan 2 rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak.
Skala ukur jangka sorong terdapat dalam sistem inchi dan ada pula sistem metrik.
Biasanya pada masing-masing sisi dari batang ukur dicantumkan dua macam skala,
satu sisi dalam bentuk inchi dan sisi lain dalam bentuk metrik. Dengan demikian
dari satu alat ukur bisa digunakan untuk mengukur dengan dua sistem satuan
sekaligus yaitu inchi dan metrik. Ketelitian jangka sorong bisa mencapai 0.001
inchi atau 0.05 mm dan 0,1 mm. Untuk skala pembacaan dengan sistem metrik,
terdapat jangka sorong dengan panjang skala utama 150 mm, 200 mm, 250 mm,
300 mm, dan bahkan ada juga yang 1000 mm. Sedangkan mikrometer sekrup
adalah suatu alat yang memiliki kegunaan sebagai alat ukur diameter benda yang
berukuran milimeter atau beberapa sentimeter saja. Mikrometer sekrup memiliki
ketelitian 0,01 mm. (Wagiran, 2013).
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa mikrometer sekrup memiliki
tingkat ketelitian lebih tinggi dari jangka sorong. Sehingga hasil pengukuran
dengan menggunakan mikrometer sekrup lebih akurat dibandingkan dengan jangka
sorong. Sampel kertas minyak dan kertas sampul tidak dilakukan pengukuran
ketebalan dengan menggunakan jangka sorong karena kertas minyak dan kertas
sampul sangat tipis sehingga tidak dapat terdeteksi ketebalannya jika diukur dengan
menggunakan jangka sorong.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Selain pengukuran ketebalan kertas, praktikum juga melakukan pengukuran


berat kertas. Sampel kertas yang digunakan adalah kertas karton, kertas nasi, kertas
minyak, kertas sampul, dan kertas kraft. Pengukuran berat kertas dan ketebalan
kertas ini dilakukan untuk pengukuran densitas dan volume kertas dan selanjutnya
dilakukan konversi. Hasil pengamatan pengukuran berat kertas dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 3. Pengukuran Berat Berbagai Jenis Kemasan Kertas
Kelompok Karton Nasi Minyak Sampul Kraft
6 1,5840 0,8357 0,2730 0,3400 0,7480
7 1,6151 0,8440 0,2816 0,3468 0,7467
8 1,5846 0,8350 0,2704 0,3370 0,7358
9 1,5946 0,8580 0,2748 0,3484 0,7577
10 1,6005 0,8651 0,2785 0,3426 0,7416
Rata-rata 1,5968 0,8474 0,2757 0,3430 0,7460
g/cm2 1,5968 x 10-2 0,8474 x 10-2 0,2757 x 10-2 0,3430 x 10-2 0,7460 x 10-2
Kg/cm2 1,5968 x 10-5 0,8474 x 10-5 0,2757 x 10-5 0,3430 x 10-5 0,7460 x 10-5
2
lb/ft 0,3271 x 10-5 0,1736 x 10-5 0,0565 x 10-5 0,0703 x 10-5 0,0703 x 10-5
Vol (cm3) 2,2 1,5 0,3 0,6 0,6
Densitas (g/cm3) 0,7258 0,5649 0,919 0,5717 0,5717
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)

Pengukuran berat dilakukan dengan penimbangan masing-masing kertas


terlebih dahulu kemudian dibagi dengan luas permukaan kertas tersebut. Luas
permukaan kertas telah diketahui yaitu 10 x 10 cm. Hasil pengamatan menunjukkan
urutan kertas dari yang paling berat ke yang paling ringan adalah kertas karton >
kertas nasi > kertas kraft > kertas sampul > kertas minyak. Hal ini dipengaruhi oleh
hasil penimbangan masing-masing kertas dan bahan pembuatan kertas tersebut.
Semakin tinggi massa (hasil penimbangan) maka semakin tinggi berat yang
diperoleh. Berdasarkan data hasil pengukuran berat kertas dan ketebalan kertas,
dapat disimpulkan hubungan berat kertas dan ketebalan kertas berbanding lurus.
Semakin tebal kertas maka beratnya akan semakin meningkat.
Densitas kertas dipengaruhi oleh volume dan berat kertas. Semakin tinggi
berat kertasnya maka densitasnya akan semakin tinggi juga. Namun, semakin tinggi
volume kertas maka semakin kecil densitas dari kertas tersebut. Urutan kertas dari
yang memiliki densitas terbesar sampai ke terkecil adalah kertas minyak > kertas
karton > kertas kraft > kertas sampul > kertas nasi. Semakin besar densitas, maka
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

permeabilitas kertas semakin rendah. Semakin rendah permeabilitas suatu kertas,


maka semakin buruk juga kualitas dari kertas tersebut.
Gramatur kertas didefinisikan sebagai massa lembaran kertas dibagi luasnya
(m2) dinyatakan dalam g/m2. Karakteristik kertas didasarkan pada berat atau
ketebalannya. Berdasarkan berat maka kertas dapat dinyatakan dalam berat
(lb)/3000 ft atau yang disebut dengan rim. Gramatur untuk kertas kemasan berkisar
antara 30 g /m - 150 g/m, (18 lb / rim - 90 lb / rim), sedangkan untuk corrugated
board berkisar antara 117 gr/m2 - 300 g/m (72 lb/rim - 85 lb /rim) (Nurminah,
2002).
Menurut Casey (1981) gramatur kertas dipengaruhi oleh kadar air pada
kelembaban udara relatif di sekitar kertas. Karena gramatur selalu dinyatakan
sebagai total berat kertas termasuk kadar air maka pengukuran harus dilakukan pada
kondisi standard. Casey (1981) juga menjelaskan bahwa gramatur kertas
mempengaruhi semua sifat-sifat kertas. Dalam hal ini yang terpenting adalah
membedakan antara variasi yang disebabkan oleh berat atau gramatur dan variasi
yang disebabkan oleh perbedaan yang memang ada pada kertas.
Adanya keragaman dalam gramatur mengindikasikan pada fluktuasi
pemakaian bahan baku kertas per satuan luas. Semakin kecil gramatur maka
penggunaan bahan baku semakin sedikit, konsumsi energi untuk pengolahan
kertas lebih rendah, mengurangi polusi pabrik, biaya penanganan bahan dan produk
rendah, efisiensi ruang penyimpanan, memperkecil gulungan atau potongan yang
nantinya akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses pembuatan kertas
(karton) secara keseluruhan (Joedodibroto, 1982).
Kertas minyak memiliki ketebalan terendah sehingga volume kertas
tersebut terendah juga tetapi nilai berat jenis kertas minyak ini tertinggi. Urutan
berat jenis kertas dari yang tertinggi hingga terendah yaitu kertas minyak, kertas
kraft, kertas karton, kertas roti, kemudian kertas nasi. Berat jenis kertas berbeda-
beda dipengaruhi oleh massa kertas dan ketebalan kertas tersebut.
Kertas karton merupakan jenis kertas yang paling tebal (lebih dari 0,3 mm)
dan ukurannya 150-200 g/m2. Kertas karton ini tidak dilakukan pengelantangan
dalam proses pembuatannya. Biasanya kertas karton ini digunakan untuk
pembuatan dus (box) dengan berbagai bentuk (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

hasil pengamatan, rata-rata kertas karton memiliki berat 159,68 g/m2. Berat ini
masuk dalam rentang ukuran kertas karton pada literatur sehingga sesuai nilainya
dengan literatur. Apabila berat telah diketahui, maka massa jenis dapat dihitung
dengan membagi berat dengan volume kertas. Massa jenis kertas karton sebesar
0,7258 g/cm3. Kertas karton tetap memiliki massa jenis cukup tinggi karena berat
hasil penimbangan ini tinggi dan volume kertasnya pun tinggi. Apabila volume
kertas tinggi, maka massa jenis dapat menjadi lebih rendah nilainya dibanding
kertas yang memiliki volume kertas rendah karena dalam perhitungan, volume
bertindak sebagai pembagi.
Selanjutnya, pengukuran massa jenis kertas minyak. Kertas minyak memiliki
warna kecoklat-coklatan karena dibuat melalui proses sulfat, bersifat sedikit tembus
pandang, memiliki permukaan licin karena proses pengecatan (calendering),
memiliki ketebalan 20-40 g/m2, tahan terhadap lemak dan minyak, dan tidak tahan
terhadap air. Biasanya kertas minyak digunakan untuk mengemas mentega, keju,
permen, dan produk-produk kering (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan hasil
pengamatan, kertas minyak didapati berat sebesar 27,57 g/m2. Nilai ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan kertas minyak memiliki berat 20-40 g/m2. Massa
jenis dari kertas minyak merupakan nilai tertinggi yaitu sebesar 1,919 g/cm3 karena
dengan berat kertas yang cukup tinggi dan volume yang rendah.
Kertas kraft mempunyai sifat sangat kaku dan memiliki warna coklat karena
proses pembuatannya dengan sulfat dan dilakukan bleaching atau pemucatan
sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Ketebalan kertas kraft ini 10-180 g/m2,
bervariasi sesuai dengan kebutuhan (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan hasil
pengamatan, kertas kraft didapati berat sebesar 74,60 g/m2. Nilai ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan kertas minyak memiliki berat 10-180 g/m2. Nilai massa
jenis kertas krat ini dapat dihitung dan didapatkan sebesar 0,6217 g/cm3.
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas sampul didapati berat sebesar 34,30
g/m2. Nilai massa jenis kertas sampul ini dapat dihitung dan didapatkan sebesar
0,5717 g/cm3. Namun, tidak ditemukan literatur yang menunjukkan rentang berat
dari kertas sampul sehingga hasil pengamatan tidak dapat dibandingkan.
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas nasi didapati berat sebesar 84,74 g/m2.
Nilai massa jenis kertas nasi ini dapat dihitung dan didapatkan sebesar 0,5649
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

g/cm3. Namun, literatur yang menunjukkan rentang berat dari kertas nasi juga tidak
ditemukan sehingga hasil pengamatan tidak dapat dibandingkan.
Penentuan volume kertas dilakukan dengan menggunakan perhitungan rumus
berikut.
V = Luas x s
Setelah diketahui volume dari kertas, barulah dapat ditentukan densitas dari kertas
dengan menggunakan rumus perhitungan berikut.
rata-rata berat kertas
=
V
Contoh :
Diketahui : luas setiap kertas sampel sama yaitu 100 cm2
Kertas Karton
V = Luas x s
V = 100 x 0,022
V = 2,2 cm3
rata-rata berat kertas
=
V
1,5968
=
2,2
= 0,7258 g/cm3
Kertas Minyak
V = Luas x s
V = 100 x 0,022
V = 2,2 cm3
rata-rata berat kertas
=
V
0,2757
=
2,2
= 0,919 g/cm3
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Identifikasi Kemasan kertas, dapat disimpulkan
bahwa :
Secara umum prosedur pembuatan kertas dimulai dari persiapan bahan
baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pemutihan
(bleaching), pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan
pembuatan kertas.
Kertas yang diamati memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda
sesuai dengan bahan pembuatan dan proses pembuatannya.
Tidak semua kertas dapat dimanfaatkan sebagai kemasan bahan pangan
berdasarkan karakteristik yang dimiliki dari masing-masing kertas
Kertas karton memiliki ketebalan tertinggi dan berat tertinggi namun massa
jenis kertas karton tidak paling tinggi.
Kertas minyak memiliki ketebalan dan berat terendah namun massa jenis
kertas minyak menjadi yang tertinggi.
Jika diurutkan berdasarkan ketebalannya dari yang paling tebal adalah
kertas karton > kertas nasi > kertas kraft > kertas sampul > kertas minyak.
Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dari jangka
sorong. Sehingga hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer
sekrup lebih akurat dibandingkan dengan jangka sorong.
Sampel kertas minyak dan kertas sampul tidak dilakukan pengukuran
ketebalan dengan menggunakan jangka sorong karena kertas minyak dan
kertas sampul sangat tipis sehingga tidak dapat terdeteksi ketebalannya jika
diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Urutan kertas dari yang paling berat ke yang paling ringan adalah kertas
karton > kertas nasi > kertas kraft > kertas sampul > kertas minyak.
Urutan kertas dari yang memiliki densitas terbesar sampai ke terkecil adalah
kertas minyak > kertas karton > kertas kraft > kertas sampul > kertas nasi.
hubungan berat kertas dan ketebalan kertas berbanding lurus. Semakin tebal
kertas maka beratnya akan semakin meningkat.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

5.2 Saran
Berdasarkan praktikum Identifikasi Kemasan Kertas, saran yang dapat
diberikan:
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam pembacaan ukuran melalui
mikrometer sekrup dan jangka sorong.
Praktikan diharapkan dapat lebih teliti dalam mengamati karakteristik dari
berbagai jenis kemasan kertas.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

DAFTAR PUSTAKA

Bear, J. 2015. Bond Paper, Common in Office. Terdapat pada


http://desktoppub.about.com/od/glossary/g/bondpaper.htm (Diakses pada
tanggal 23 April 2017).

Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu pangan.


Penerjemah: Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia (UI-
Press), Jakarta.

Casey, J. P. 1961. Pulp and Paper, Vol. II Second Ed. International Publisher Inc.
NewYork.

Coles, R., D. McDowell, dan M. J. Kirwan. 2003. Food Packaging Technology.


CRC Press. USA.

Ervasti, I. 1996. Global Supply/Demand Balance for Recovered Paper and Future
Outlook. Paper Recycling 96 Cont. London Porc., 1-9.

Herudiyanto, M. S. 2009. Pengantar Teknologi Pengolahan Pangan. Widya


Padjadjaran, Bandung.

Hu, M. T., S. J. Chen, Y. C. Lai , K. L. Huang, G. P. C. Chien, dan J. H. Tsai. 2009.


Characteristics of Polychlorinated Dibenzo-p-dioxins/Dibenzofuran from
Joss Paper Burned in Taiwanese Temples. Aerosol and Air Quality Research,
9: 369-377, 2009. Taiwan Association for Aerosol Research, Taiwan.

Joedodibroto, R. 1982. Palm plantation residues as an alternate source of cellulosic


raw material for the pulp and paper industry. Berita Selulosa: December
1982, Vol. XVIII, No.4. pp 95-97.

Leonard, E. A. 1996. Packaging. Marcell Dekker Inc. New York.

Lumbanbatu, Kasdim. 2008. Pembuatan dan Karakteristik Kertas Eceng


Gondok.Skripsi. Medan : Universitas Sumatra Utara.

Mahameru. 2013. Memahami Jenis dan Type Kertas Cetak. Terdapat pada
http://www.mahamerubali.com/memahami-jenis-type-kertas-cetak.html
(Diakses pada tanggal 23 April 2017).

Masriani, R. 2007. Penelitian Dampak Substitusi Kertas Lainer oleh Kertas


Medium pada Kerton Gelombang. BBPK, Bandung.

Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Universitas Sumatra
Utara, Sumatra Utara.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

Okun, D. T., J. A. Hillman, M. E. Miller, S. Koplan, C. R. Lane, dan D. R. Pearson.


2004. Certain Tissue Paper Products and Crepe Paper Products From China.
U. S. International Trade Commision, Washington, DC.

Sugesty, Susi., Erwinsyah dan Taufan Hidayat. 1998. Pembuatan Pulp Mekanis
Tandan Kosong Sawit Untuk Kertas Lainer Dan Medium. Jurnal Balai Besar
Pulp dan Kertas. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan.

Syarief, R., S. Santausa, dan St. Isyana. 1988. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses pangan PAU IPB, Bogor.

Wagiran. 2013. Pengukuran Alat-Alat Ukur Metrologi Industri. Yogyakarta : CV.


Budi Utama.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

JAWABAN PERTANYAAN

1. Jelaskan kelebihan dan kelemahan pengemasan kemasan kertas untuk produk


pangan?
Jawab:
Kelebihan :
- Warna dari kemasan sudah merata pada seluruh kemasan.
- Berbagai sifat kekuatan kertas, termasuk proses pembuatan dan jenis serat
sudah terdapat pada kemasan kertas.
- Dapat lebih mudah untuk dilaminasi, dicetak, maupun dihias.
- Lebih murah dan mudah ditemukan.
Kekurangan :
- Sensitive terhadap air.
- Mudah robek
- Mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara lingkungan

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemilihan jenis kertas untuk


mengemas produk pangan?
Jawab:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis kertas untuk mengemas
produk pangan :
- Kemasan kertas relative lebih murah dan mudah ditemukan
- Kemudahannya untuk diberi label atau untuk dihias.
- Kemudahan pemakaian

3. Sebutkan dan jelaskan 2 jenis kertas lain selain kertas di tabel 1!


Jawab:
Kertas chipboard
Kertas chipboard adalah kertas yang berbahan dari kertas koran, kertas bekas
yang dimasak dan dapat dibuat kertas tipis atau ringan atau kertas tebal atau
kertas lipat dengan beberapa bahan tambahan. Atau dapat juga kertas yang
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041

disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau
bantalan pada barang pecah belah.
Kertas Komposit
Kertas komposit merupakan kertas atau karton yang diolah bersama bahan
kemasan lain (plastik dan logam) yang memiliki sifat daya rapuh rendah, daya
kaku rendah, dan kekuatan bahan tinggi.

Вам также может понравиться