Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
240210140041
konversi 95 %
2. Metode kimia
pemisahan selulosa dengan bahan kimia bahan pemisah :
basa (proses soda & proses kraft)
asam (proses sulfit, proses magnetik, proses netral sulfit)
dasar pemilihan proses :
bahan baku yang digunakan sifat pulp
kekuatan dan derajat putih kertas diutamakan
cocok untuk kertas tulis (HVS)
konversi 65-85 %
3. Metode semi kimia
Metode campuran antara kimia-pelunakan dengan larutan sulfit ,sulfat atau
soda & mekanis untuk pemisahan serat
jenis metode : metode soda dingin dan metode chemi groundwood
konversi : 85 95 % (Sugesty, 1998).
Kertas Karton
Bergelombang (Single
Cokelat, tipis, agak kaku, kasar, sulit
3 Wall Tipis)
dibentuk
Kertas lapis
Cokelat kekuningan bergaris, tipis, mudah
4
sobek, mudah dibentuk
Kertas serap
Cokelat kuning berserat, tebal, mudah
5
dibentuk
Kertas emas
Emas (luar), abu muda (dalam), tipis, mudah
6
dibentuk, licin, kasar
Karton 1
Tebal +++, kasar, kaku, sulit sobek, kuning
7
pudar, berserat ++++
Karton 2 Tebal ++, kasar, halus, kaku, sulit sobek,
8
hijau tua, berserat ++
Kertas sampel Tipis, halus, licin, lentur, mudah sobek,
9
cokelat, berserat +
Tipis, kasar, lentur, mudah sobek, merah,
10 Kertas 4
berserat ++++
Tebal, halus, licin, agaklentur, mudah sobek,
11 Kertas 5
cokelat kekuningan, berserat
Kraft regular
Tebal, agak halus, agak lentur, sulit sobek +,
12
cokelat ++++, berserat
Kraft extensible Tebal, kasar, agak lentur, sulit sobek +++,
13
coklat, berserat +++
Kertas kraft Tebal +, halus, licin, agak kasar, lentur, sulit
14
sobek +++, coklat kekuningan, tidak berserat
Kraft medium Tebal +++, kasar +, kaku, mudah disobek,
15
coklat +, berserat ++++, bergelombang
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
beberapa kali, baik untuk bahan pembuatan kardus baru atau papan daur ulang
(MDF/medium density fiberboard). Bahan bakunya sangat berlimpah dan didukung
oleh sifatnya yang ramah lingkungan sehingga kardus menjadi material yang sangat
ekonomus untuk dimanfaatkan (Ervasti, 1996).
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas karton yang diamati memiliki
karakteristik berwarna cokelat, kuning pudar, hijau tua, coklat susu muda, dan
warna coklat kehijauan. Tekstur dari karton keras, kaku, dan bergelombang. Karton
sulit dibentuk dan sulit untuk disobek. Oleh sebab itu, karton cocok digunakan
sebagai kemasan tersier bahan pangan karena dapat melindungi produk pangan dari
guncangan dan benturan dengan benda lain selama proses distribusi.
Kertas lapis memiliki permukaan yang dilaminasi bahan lain seperti plastik,
aluminium foil, lilin, dan sebagainya. Kertas lapis ini biasanya dibuat dalam bentuk
kantung atau kotak yang direkatkan dengan panas. Contohnya adalah tetrapak yang
terdiri dari lilin, karton, aluminium foil, dan polietilen (Herudiyanto, 2009). Kertas
lapis dalam praktikum berwarna coklat kekuningan bergaris, tipis, mudah sobek
dan mudah dibentuk.
Kertas serap berwarna coklat kekuningan dalam praktikum ini memiliki sifat
tebal, mudah dibentuk, dan berserat. Tekstur kertas serap ini yaitu satu sisi kasar,
satu sisi halus, dan berserat. Kertas ini juga mudah menyerap air karena sifatnya
yang tipis. Selanjutnya, sampel kertas emas. Kertas emas memiliki sisi yang
berwarna emas dan putih, berserat, dan tipis. Kertas ini digunakan untuk kebutuhan
dekorasi pesta karena warnanya yang mengkilap.
Kertas kraft mempunyai sifat sangat kaku dan memiliki warna coklat karena
proses pembuatannya dengan sulfat dan dilakukan bleaching atau pemucatan
sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Sifat lain dari kertas kraft ini adalah
harga murah dan diproduksi dalam bentuk satu lapis atau berlapis-lapis dan
berkerut (corrugated). Pada umumnya digunakan untuk mengemas bahan-bahan
yang berat jenisnya besar. Ketebalan kertas kraft ini 10-180g/m2, bervariasi sesuai
dengan kebutuhan (Herudiyanto, 2009). Kertas kraft jarang dibuat tanpa
calendering sehingga ketika dijadikan tas, permukaan kasar akan mencegah atau
melindunginya dari kerusakan mekanis dalam tumpukan. Terdapat kertas kraft
yang halus karena diberi penghalusan di akhir dalam calender stack pada mesin
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
kertas (suatu mesin pelapis akhir yang dapat mengkilapkan kertas) (Syarief dkk.,
1988). Kertas kraft yang terdapat pada praktikum antara lain kertas kraft extensibel,
kertas kraft reguler, kertas kraft, kertas kraft medium, dan kertas kraft lainer.
Bahan medium pada dasarnya sama dengan kraft liner, hanya bahan-bahan
bakunya lebih tidak memerlukan syarat kemurnian yang tinggi, lagi pula proses
pembuatannya lebih sederhana, sehingga lebih murah. Maka pembuatannya di
Indonesia sudah lebih dahulu dari pada kraft liner. Kertas medium adalah kertas
yang digunakan sebagai lapisan bergelombang pada karton gelombang. Kertas
medium memiliki gramatur 112; 125; 140; 150; dan 160 g/m2. Kertas ini dibuat
dengan mesin Fourdrinier atau twin wire. Bahan bakunya adalah kombinasi pulp
semi kimia dengan pulp kraft atau kotak karton gelombang bekas (Masriani, 2007).
Kertas lainer adalah kertas kasar yang berwarna coklat kuning ke-abu-abuan,
hasil proses pembuatan kertas dengan bahan baku batang kayu dari jenis pohon
berdaun jarum. Kayu dari jenis pohon ini yang paling sesuai untuk bahan
pembuatan kertas karena mempunyai serat-serat selulosa yang relatip panjang-
panjang. Kertas lainer digunakan sebagai penyekat dan pelapis pada karton
bergelombang. Kertas liner memiliki gramatur 125; 150; 200; dan 300 g/m2.
Biasanya dibuat pada mesin Fourdrinier atau Cylinder craff dengan bahan baku
pulp kraft asli, kertas kantong bekas, atau kota karton gelombang bekas (Old
Corrugated Carton). Jika bahan bakunya dari kraft asli disebut kraft liner dan jika
dicampur dengan kertas bekas disebut test liner (Masriani, 2007). Berdasarkan hasil
pengamatan, kertas lainer dalam praktikum juga memiliki tekstur yang kasar pada
bagian belakang dan halus pada bagian depan, tidak mudah sobek, tebal, dan
berserat.
Kertas pembungkus nasi merupakan kertas kraft yang dilaminasi oleh plastik,
bersifat tidak tembus air dan minyak. Umumnya plastik yang digunakan merupakan
plastik dengan titik leleh tinggi, sehingga aman untuk digunakan membungkus
makanan yang panas. Sesuai dengan nama kertasnya, kertas nasi ini berfungsi untuk
membungkus nasi. Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik fisik kertas nasi
berwarna coklat, mengkilap, cukup tebal, lentur, mudah disobek, tidak transparan,
bagian depan licin dan bagian belakang kasar.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
Kertas tisu dalam praktikum memiliki tipis, mudah menyerap air, mudah
sobek, memiliki permukaan yang lembut, dan berwarna putih susu. Hal ini
dijelaskan dalam literatur menurut Herudiyanto (2009), kertas tisu memiliki sifat
yang sangat ringan, mengalami pengelantangan atau setengah dikelantang, dan
bersifat sangat porus. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas tisu berwarna putih,
tipis, halus, lentur, sangat mudah disobek, dan transparan. Kertas tisu lebih mudah
disobek dibandingkan dengan kertas roti.
Kertas roti ini sering digunakan sebagai kemasan primer untuk membungkus
roti dan bahan-bahan pastries seperti kue dan cookies (Syarief dkk., 1988). Menurut
Leonard (1996), kertas roti dapat melindungi roti dari kehilangan kelembaban dan
sekaligus menjadi media komunikasi untuk penamaan produk dan informasi
lainnya. Kertas roti yang diamati dalam praktikum ini bersifat kasar, tipis, lentur,
udah disobek, transparan, dan berwarna putih buram. Kertas roti lebih transparan
dibandingkan dengan kertas tisu.
Kertas perkamen memiliki sifat ketahanan yang baik terhadap lemak, cukup
kuat dalam keadaan basah, tidak terang (baur), lebih kasar dari kertas minyak,
memiliki permukaan licin, memberikan efek pewarnaan yang bagus jika didekorasi,
dibuat melalui proses sulfat, dan dilakukan dengan mengelantang. Biasanya kertas
perkamen digunakan untuk mengemas mentega, keju dalam bentuk bungkusan, dan
untuk pembuatan label (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan hasil pengamatan
praktikum, kertas perkamen berwarna putih kekuningan buram, kasar, lebih tebal
dibandingkan dengan kertas tisu dan kertas roti, mudah sobek, dan lebih transparan
dari kertas tisu.
Kertas glasin merupakan kertas tahan minyak dibuat dengan cara
memperpanjang waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat
kertas. Kertas ini diproduksi menjadi lembaran kertas yang memiliki tingkat
kehalusan dan mengkilap yang tinggi. Kertas glasin bersifat tidak berpori, daya
tahan yang tinggi terhadap lemak dan minyak, tidak tahan terhadap air walaupun
permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan lilin, dapat dilaminasi
pada produk dan dilapisi dengan silikon pada produk. Kertas glasin juga tersedia
dalam beberapa warna (Coles, et. al., 2003). Berdasarkan hasil pengamatan, kertas
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
glasin sama transparannya seperti kertas roti, berwarna kuning cerah, bertekstur
halus, licin, lentur, agak sulit disobek karena dilapisi bahan tahan air, dan tipis.
Kertas sampul yang diamati dalam praktikum memiliki sifat tipis yang cocok
untuk dijadikan sampul halaman depan buku. Biasanya kertas sampul yang ditemui
berwarna coklat. Sifat lain kertas sampul ini adalah permukaan atas halus dan licin
sedangkan permukaan bawah kasar. Berdasarkan hasil pengamatan praktikum,
kertas sampul berwarna coklat muda, berserat, teksturnya lentur dan tipis sehingga
mudah disobek,serta bagian depan halus dan bagian belakang kasar. Kertas sampul
ini tidak cocok untuk dijadikan kemasan bahan pangan.
Kertas krep adalah kertas yang tipis, ringan, memiliki tekstur keriput yang
baik, dan umumnya dijual dalam bentuk lembaran yang digunakan untuk dekorasi
pesta, pernikahan, dan acara-acara lainnya. Kertas krep ini memiliki banyak warna
dan umumnya dibungkus oleh kantung plastik untuk para konsumen (Okun, et. al.,
2004). Berdasarkan hasil pengamatan, kertas krep memiliki tekstur timbul dan
kasar, berserat, lentur, mudah sobek, warna merah. Kertas krep ini tidak cocok
digunakan sebagai bahan pengemas pangan.
Menurut Mahameru (2013), kertas koran memiliki sifat dengan daya
penyerapan yang besar, akan terlihat pada permukaan yang sedikit kasar, mudah
terkelupas atau terjadi picking (terkelupas), pH rendah sehingga lambat kering, dan
karena permukaannya bergelombang (tidak rata) maka hasil cetak tidak
menimbulkan gloss. Kertas koran terbuat dari serat mekanis kayu, mudah berubah
warna jika terkena matahari, dan tidak tahan lama. Berdasarkan hasil pengamatan,
kertas koran memiliki ciri warna kuning kecoklatan, buram, tidak kilap, tipis,
mudah sobek, cukup tembus cahaya, mudah menyerap air, lentur, mudah dilipat,
dan kasar. Kertas koran ini juga tidak cocok digunakan sebagai kertas pengemas
bahan pangan karena sifatnya yang mudah rusak.
Kertas stensil memiliki ciri warna kekuningan, buram, tidak mengkilap, tipis
namun lebih tebal dari kertas koran, mudah sobek, tidak terlalu tembus cahaya
dibanding koran, kasar, mudah menyerap air, tidak kaku, dan mudah dilipat.
Biasanya kertas stensil digunakan untuk tulis-menulis dan tidak cocok digunakan
sebagai bahan pengemas makanan.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
Kertas fotokopi yang biasanya digunakan yaitu kertas HVS. Kertas yang
terbuat dari serat kimia dan tahan lama ini memiliki daya serap terhadap minyak
kuat, tidak diberi lapisan kapur, dan permukaan kertas kasar tapi bisa juga
dihaluskan (Mahameru, 2013). Berdasarkan hasil pengamatan, kertas fotokopi
memiliki warna putih, tidak buram, tidak kilap, lebih tebal dibandingkan dengan
kertas koran dan kertas stensil, agak sulit disobek, tidak tembus cahaya, halus, agak
sulit menyerap air, mudah dilipat, dan lebih kaku dibandingkan kertas koran dan
kertas stensil.
Kertas sigaret terbuat dari selulosa dan bisa menggunakan zat tambahan
untuk menjaga warna putih, membentuk abu yang baik dan menjaga pembakaran
yang baik. Biasanya kertas sigaret didesain sedemikian rupa untuk mengurangi rasa
kasar, panas, dan karakter rasa selulosa (cellulosic taste character of cigarettes)
pada rokok. Prinsip kertas sigaret ini yaitu kertas memiliki porforasi (kertas
berlubang) dimana lubang berukuran mikro ini mampu menyedot udara luar
sehingga kadar tar dan nikotin turun. Berdasarkan hasil pengamatan, kertas sigaret
berwarna putih dan memiliki sifat halus, sangat tipis, tidak mengkilap, lebih
transparan dari kertas koran, sangat mudah sobek, dan mudah menyerap air. Kertas
sigaret tidak cocok digunakan sebagai bahan pengemas pangan karena seperti
dijelaskan di atas, kertas sigaret ini digunakan pada rokok.
Kertas sembahyang terbuat dari bahan-bahan seperti kertas daur ulang,
bambu, limbah industri furnitur, dan limbah bahan bangunan oleh karena itu
pembakaran kertas sembahyang ini menjadi sumber emisi dioxin (Hu, et. al., 2009).
Berdasarkan literatur tersebut, kertas sembahyang dalam praktikum memiliki
tekstur kasar karena merupakan kertas daur ulang. Selain itu, oleh karena berasal
dari bambu dan limbah furnitur lainnya, kertas sembahyang ini berwarna coklat
muda. Kertas sembahyang tidak mengkilap, tidak transparan, tidak mudah
menyerap air, dan agak sulit dirobek dibandingkan dengan kertas sigaret.
Kertas map dalam praktikum ini bersifat lebih tebal dari kertas sembahyang,
teksturnya halus pada bagian depan sedangkan kasar pada bagian belakang, tidak
mengkilap, tidak transparan, lebih mudah menyerap air dibandingkan dengan kertas
sembahyang, berwarna pink, dan lebih sulit dirobek dibandingkan kertas
sembahyang. Sesuai dengan namanya, kertas map ini digunakan sebagai
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
hasil pengamatan, rata-rata kertas karton memiliki berat 159,68 g/m2. Berat ini
masuk dalam rentang ukuran kertas karton pada literatur sehingga sesuai nilainya
dengan literatur. Apabila berat telah diketahui, maka massa jenis dapat dihitung
dengan membagi berat dengan volume kertas. Massa jenis kertas karton sebesar
0,7258 g/cm3. Kertas karton tetap memiliki massa jenis cukup tinggi karena berat
hasil penimbangan ini tinggi dan volume kertasnya pun tinggi. Apabila volume
kertas tinggi, maka massa jenis dapat menjadi lebih rendah nilainya dibanding
kertas yang memiliki volume kertas rendah karena dalam perhitungan, volume
bertindak sebagai pembagi.
Selanjutnya, pengukuran massa jenis kertas minyak. Kertas minyak memiliki
warna kecoklat-coklatan karena dibuat melalui proses sulfat, bersifat sedikit tembus
pandang, memiliki permukaan licin karena proses pengecatan (calendering),
memiliki ketebalan 20-40 g/m2, tahan terhadap lemak dan minyak, dan tidak tahan
terhadap air. Biasanya kertas minyak digunakan untuk mengemas mentega, keju,
permen, dan produk-produk kering (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan hasil
pengamatan, kertas minyak didapati berat sebesar 27,57 g/m2. Nilai ini sesuai
dengan literatur yang menyatakan kertas minyak memiliki berat 20-40 g/m2. Massa
jenis dari kertas minyak merupakan nilai tertinggi yaitu sebesar 1,919 g/cm3 karena
dengan berat kertas yang cukup tinggi dan volume yang rendah.
Kertas kraft mempunyai sifat sangat kaku dan memiliki warna coklat karena
proses pembuatannya dengan sulfat dan dilakukan bleaching atau pemucatan
sehingga menghasilkan warna kecoklatan. Ketebalan kertas kraft ini 10-180 g/m2,
bervariasi sesuai dengan kebutuhan (Herudiyanto, 2009). Berdasarkan hasil
pengamatan, kertas kraft didapati berat sebesar 74,60 g/m2. Nilai ini sesuai dengan
literatur yang menyatakan kertas minyak memiliki berat 10-180 g/m2. Nilai massa
jenis kertas krat ini dapat dihitung dan didapatkan sebesar 0,6217 g/cm3.
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas sampul didapati berat sebesar 34,30
g/m2. Nilai massa jenis kertas sampul ini dapat dihitung dan didapatkan sebesar
0,5717 g/cm3. Namun, tidak ditemukan literatur yang menunjukkan rentang berat
dari kertas sampul sehingga hasil pengamatan tidak dapat dibandingkan.
Berdasarkan hasil pengamatan, kertas nasi didapati berat sebesar 84,74 g/m2.
Nilai massa jenis kertas nasi ini dapat dihitung dan didapatkan sebesar 0,5649
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
g/cm3. Namun, literatur yang menunjukkan rentang berat dari kertas nasi juga tidak
ditemukan sehingga hasil pengamatan tidak dapat dibandingkan.
Penentuan volume kertas dilakukan dengan menggunakan perhitungan rumus
berikut.
V = Luas x s
Setelah diketahui volume dari kertas, barulah dapat ditentukan densitas dari kertas
dengan menggunakan rumus perhitungan berikut.
rata-rata berat kertas
=
V
Contoh :
Diketahui : luas setiap kertas sampel sama yaitu 100 cm2
Kertas Karton
V = Luas x s
V = 100 x 0,022
V = 2,2 cm3
rata-rata berat kertas
=
V
1,5968
=
2,2
= 0,7258 g/cm3
Kertas Minyak
V = Luas x s
V = 100 x 0,022
V = 2,2 cm3
rata-rata berat kertas
=
V
0,2757
=
2,2
= 0,919 g/cm3
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum Identifikasi Kemasan kertas, dapat disimpulkan
bahwa :
Secara umum prosedur pembuatan kertas dimulai dari persiapan bahan
baku, pembuatan pulp (secara kimia, semikimia, dan mekanik), pemutihan
(bleaching), pengambilan kembali bahan kimia, pengeringan pulp dan
pembuatan kertas.
Kertas yang diamati memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda-beda
sesuai dengan bahan pembuatan dan proses pembuatannya.
Tidak semua kertas dapat dimanfaatkan sebagai kemasan bahan pangan
berdasarkan karakteristik yang dimiliki dari masing-masing kertas
Kertas karton memiliki ketebalan tertinggi dan berat tertinggi namun massa
jenis kertas karton tidak paling tinggi.
Kertas minyak memiliki ketebalan dan berat terendah namun massa jenis
kertas minyak menjadi yang tertinggi.
Jika diurutkan berdasarkan ketebalannya dari yang paling tebal adalah
kertas karton > kertas nasi > kertas kraft > kertas sampul > kertas minyak.
Mikrometer sekrup memiliki tingkat ketelitian lebih tinggi dari jangka
sorong. Sehingga hasil pengukuran dengan menggunakan mikrometer
sekrup lebih akurat dibandingkan dengan jangka sorong.
Sampel kertas minyak dan kertas sampul tidak dilakukan pengukuran
ketebalan dengan menggunakan jangka sorong karena kertas minyak dan
kertas sampul sangat tipis sehingga tidak dapat terdeteksi ketebalannya jika
diukur dengan menggunakan jangka sorong.
Urutan kertas dari yang paling berat ke yang paling ringan adalah kertas
karton > kertas nasi > kertas kraft > kertas sampul > kertas minyak.
Urutan kertas dari yang memiliki densitas terbesar sampai ke terkecil adalah
kertas minyak > kertas karton > kertas kraft > kertas sampul > kertas nasi.
hubungan berat kertas dan ketebalan kertas berbanding lurus. Semakin tebal
kertas maka beratnya akan semakin meningkat.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum Identifikasi Kemasan Kertas, saran yang dapat
diberikan:
Praktikan diharapkan lebih teliti dalam pembacaan ukuran melalui
mikrometer sekrup dan jangka sorong.
Praktikan diharapkan dapat lebih teliti dalam mengamati karakteristik dari
berbagai jenis kemasan kertas.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
DAFTAR PUSTAKA
Casey, J. P. 1961. Pulp and Paper, Vol. II Second Ed. International Publisher Inc.
NewYork.
Ervasti, I. 1996. Global Supply/Demand Balance for Recovered Paper and Future
Outlook. Paper Recycling 96 Cont. London Porc., 1-9.
Mahameru. 2013. Memahami Jenis dan Type Kertas Cetak. Terdapat pada
http://www.mahamerubali.com/memahami-jenis-type-kertas-cetak.html
(Diakses pada tanggal 23 April 2017).
Nurminah, M. 2002. Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik dan Kertas
Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. Universitas Sumatra
Utara, Sumatra Utara.
Matilda Christina Tri Tresnawati
240210140041
Sugesty, Susi., Erwinsyah dan Taufan Hidayat. 1998. Pembuatan Pulp Mekanis
Tandan Kosong Sawit Untuk Kertas Lainer Dan Medium. Jurnal Balai Besar
Pulp dan Kertas. Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan.
Syarief, R., S. Santausa, dan St. Isyana. 1988. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses pangan PAU IPB, Bogor.
JAWABAN PERTANYAAN
disebut bogus yaitu jenis kertas yang digunakan sebagai pelindung atau
bantalan pada barang pecah belah.
Kertas Komposit
Kertas komposit merupakan kertas atau karton yang diolah bersama bahan
kemasan lain (plastik dan logam) yang memiliki sifat daya rapuh rendah, daya
kaku rendah, dan kekuatan bahan tinggi.