Pada penelitian yang dilakukan oleh ............ membahas tentang pemeriksaan
bakteriologi postmortem dapat menjadi alat untuk meninjau kematian akibat infeksi bakteri ataupun menginvestigasi peran bakteri pada berbagai macam penyakit. Pada studi ini, sesuai dengan perjalanan waktu, bakteri bermigrasi ke hati, limfonodus mesenterika, cairan pericardial, portal, dan vena perifer dimana dianalisis dari 33 kasus autopsi melalui metode kultur bakteri danreal-time kuantitatif polymerase chain reaction (RT-qPCR). Didapatkan tidak ada yang menderita atau meninggal akibat infeksi bakteri. Menurut hasil kultur, cairan perikardium dan hati menrupakan sampel yang paling steril hingga hari ke-5 postmortem. Pada sampel ini, pertumbuhunan bakteri-bakteri lain dan staphyloccus juga jarang ditemukan. RT-qPCR lebih sensitif dan menunjukkan hasil lebih banyak positif pada sampel lain. Pada studi ini, diperiksa seberapa cepat bakteri bermigrasi ke organ-organ lainnya setelah kematian dengan mempelajari sifat dari bakteri komensal yang terdapat pada usus (B Bacteroides sp., Bifidobac- terium sp., Clostridium sp., dan Enterobacter sp.) dan juga patogen-patogen penting lainnya seperti staphyloccus dan streptococcus menggunakan RT- qPCR dan kultur bakteri. Hasil ini dapat digunakan untuk mengevaluasi adanya hasil positif nyata pada penemnuan saat autopsi. Pada studi ini, kami memeriksa bagaimana bakteri bermigrasi setelah terjadinya kematian, terutama dari usus ke darah, hati, vena porta, MLN, dan perikardium. Sumber migrasi bakteria postmortem lainnya mencakup kulit, traktus respiratorius, kavum oral, dan membran mukosa lainnya.Terdapat hanya sedikit investigasi mikrobiologi yang dapat mejelaskan bagaimana waktu postmortem mempengaruhi sifat bakteri. Menurut hasil kultur kami, 60% dari sampel darah menunjukan pertumbuhan bakteri yang multipel sehingga mengindikasikan adanya kontaminasi postmortem. Pada proses kultur, sterilitas cairan perikardium tetap stabil, sedangkan sterilitas sampel dari hati menurun secara bermakna setelah 5 hari.(4,6) Pada saat dilakukan kultur didapatkan adanya 21 jenis bakteri yang berbeda. Penemuan terbanyak adalah Staphylococcus sp. (26%), Streptococcus sp. (20%), diikuti oleh Clostridium sp., Enterococcus sp., dan Escherichia sp. Penemuan dari kultur bakteri dibagi menjadi 3 kelompok: steril, isolate tunggal (terdapat satu jenis bakteri yang tumbuh), dan multi isolate (2 jenis bakteri atau lebih). Ditemukan 31 dari 33 (94%) sampel cairan perikardium steril. Clostridium sp. (1-3 hari) dan Streptococcus sp. (5-7 hari) merupakan satu-satunya isolate yang ditemukan. Hati menunjukan angka sterilitas yang tinggi (64%) sampai dengan hari ke-5, dimana setelahnya presentase isolate tunggal maupun multipel meningkat dan sterilitasnya berkurang sampai dengan 40%. Isolate tunggal yang ditemukan pada hati adalah Clostridium sp., Streptococcus sp., Enterob- acter sp., Enterococcus sp., Escherichia sp., Staphylococcus sp., and Streptococcus sp. Sedangkan, sterilitas MLN lebih rendah yaitu sebesar 40%. Pada MLN, presentase isolate tunggal tetap sama sampai dengan hari ke-5. Sterilitas paling rendah adalah pada sampel darah dari vena porta dan sampel darah kontrol. Sterilitas yang didapat pada saat menggunakan RT-qPCR lebih rendah apabila dibandingkan dengan kultur. Presentase kumulatif sterilitas pada seluruh tempat pengambilan sampel menurut RT-qPCR adalah 42% (1-3 hari), 38% (4-5 hari), 24% (>5 hari), dimana nilai ini apabila diambil dari kultur mikroba adaah 46, 66, dan 36%. Pada RT-qPCR, sterilitas yang paling rendah dapat dilihat pada sampel MLN. Cairan perikardium merupakan sampel paling steril dan bertahan paling lama. Nilai relatif bakteri usus (Clostridium sp., Enterobacter sp., Bifidobacterium sp., and Bacteroides sp.) meningkat seiring dengan bertambahnya waktu postmortem pada MLN, hati, dan cairan perikardium Meningkatnya bakteri ini dapat dilihat dari nilai relatif bakteri Bifidobacterium sp. Pada hati, nilai relatif bakteri usus didapatkan paling rendah (<50%) pada hari 1-3. Pada sampel MLN dan cairan perikardium, bakteri usus didapatkan paling banyak (60-73%) pada waktu periode pertama. Pada sampel darah, nilai relative bakteri usus relative stabil, dengan variasi antara 75%-82% pada darah kontrol dan 47-59% pada darah vena porta. Hasil yang kami dapatkan merupakan hasil penemuan bakteri sesungguhnya yang dapat ditemukan pada cairan perikardium dan pada hati. Hasil mikrobiologi dari kasus autopsi haruslah diinterpretasikan oleh mikrobiologis yang berpengalaman atau spesialis forensik.