Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
APPENDICITIS
Disusun Oleh:
Imawati Budiana
Nico Arifin
Widya Faulina HM
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan hanya
14 Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penelitian...............................................................................
D. Manfaat Penulisan..............................................................................
1. Pengkajian...
2. Analisa Data....
3. Diagnosa keperawatan
4. Intervensi Keperawatan..
5. Implementasi..
6. Evaluasi..
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan..
2. Rekomendasi....
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
berkembang, akan tetapi dalam tiga sampai empat dasawarsa menurun, hal
yang didapat dari depkes RI (2008) kasus apendisitis pada tahun 2005
Pada umumnya mengalami apendisitis yaitu antara usia 10-30 tahun, kasus
tertinggi yaitu laki-laki 10-14 tahun dan wanita usia 15-19 tahun. Laki laki
lebih dominan daripada wanita dan usia 25 tahun dan pada usia pubertas
1
(Siswanti 2010). Dari data dari Jawa Timur tahun 2009 kasus apendisitis
usus buntu lebih dikenal masyarakat awam, akan tetapi kurang tepat
karena usus buntu adalah sekum, organ yang tidak diketahui fungsinya ini
ini akan terjadi penurunan perfusi pada dinding apendik yang berlanjut
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan rasa aman dan
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pemenuhan
appendisitis.
d. Melakukan Implementasi asuhan keperawatan pemenuhan
appendisitis.
e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan pada proposal ini meliputi:
1. Bagian awal terdiri: halaman sampul, halaman judul, halaman
evaluasi.
5. Bab 4 Kesimpulan: pada bab ini membahas kesimpulan dari semua
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Appendisitis
1. Definisi
2. Etiologi
2009).
3. Manifestasi
sekum (terlindung oleh sekum), rasa nyeri lebih kearah perut dan
timbul saat berjalan, batuk, bernafas dalam, dan megedan. Nyeri ini
dorsal.
4. Patofiologi
Infeksi kronis dapat terjadi pada apendik, tetapi hal ini tidak selalu
viseral. Oleh kaena itu apendiks sama dengan usus yaitu torakal X
akut. Bila kemudian aliran arteri terganggu maka timbul alergen dan ini
telah ,akut itu pecah, dinamakan apendisitis perforasi. Bila omentu usus
perforasi akan timbul suatu masa lokal, keadaan ini disebut dengan
dan tipis, apendiks yang relatif lebih panjang, didnding apendiks yang
lebih tipis dan daya tahan tubuh yang masih kurang, demikan juga pada
orang tua karena telah ada gangguan pembuluh darah, maka perforasi
5. Pemeriksaan penunjang
a. Test rectal. Hasil teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada
daerah prolitotomi.
b. Pemeriksaan laboraturium:
infiltrate.
6. Penatalaksanaan.
a. Operasi
1. Observasi.
dan hitung jenis) diulang secara periodik. Foto abdomen dan torak
1. Intubasi perlu.
2. Antibiotik.
b. Operasi Apendiktomi.
c. Pascaoperasi
Perlu dilakukan obervasi tanda-tanda vital untuk mengetahui
normal.
tidur selama 2x30 menit. Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan
berkurang.
7. Komplikasi
a. Komplikasi utama adalah perforasi appendiks yang dapat
b. Trombofeblitis supuratif.
c. Abses subfernikus.
BAB III
1. Pengkajian
a. Identitas.
Biasanya terjadi pada kelompok usia yaitu antara usia 10-30 tahun,
b. Keluhan utama
beberapa jam , nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah ke titik Mc.
c. Riwayat kesehatan
Meliputi:
(Sudarsono, 2013).
(Sudarsono, 2013).
2011).
d. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: Pada pemeriksaan fisik , survei umum akan didapatkan
(Muttaqin, 2013:503).
1. Kepala.
2. Leher.
menelan ada.
3. Muka.
4. Mata.
perdarahan).
5. Telinga,
Tes bisik weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi atau
nyeri tekan.
6. Hidung.
8. Paru.
Perkusi: Suara ketok sonor, tidak ada redup atau suara nafas
tambahan.
9. Jantung.
Palpasi: Nadi meningkat, ictus cordis teraba pada ics 4-5 mid
clavikula sinistra.
Perkusi: Pekak.
10. Abdomen.
11. Muskuluskeletal.
Inspeksi: Tidak ada lesi, tidak ada odem, tidak ada deformitas.
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan.
(Muttaqin, 2013:499).
d. Pola eliminasi.
2012: 134).
g. Pola koping.
2013).
(Sudarsono,2013).
i. Pola hubungan.
B. Diagnosa keperawatan
inflamasi.
dengan pemasukan.
c. Risiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
post operasi.
informasi.
pembedahan.
pascaoperasi.
apendiks.
informasi.
Tujuan:
terkontrol.
mengurangi nyeri.
medik.
R: Menghilangkan nyeri.
lusianah, 2010).
Tujuan:
lembab.
jenis urine.
merangsang mual.
batas normal.
adanya infeksi.
klien.
2010).
sesudah operasi.
operasi.
Intervensi:
ansietas.
setelah operasi.
ansietas
kanan atas, terpasang drain pada sisi luka pembedahan (Suratun dan
lusianah, 2010).
posisi terlentang
pembedahan.
Intervesi Keperawatan:
intraveskuler.
peroral.
5. Berikan minum sedikit demi sedikit jika minum oral telah boleh
kehilangan cairan.
6. Berikan perawatan mulut sering dengan perhatian khusus pada
perlindungan bibir.
R: Dehidrasi mengakibatkan bibir dan mulut kering dan pecah-
pecah.
7. Kolaborasi dengan penghisapan gaster/usus.
R: Selang nasogastrik untuk dekompresi usus, meningkatkan
volume sirkulasi.
lusianah, 2010).
2012).
b. Drainase jernih.
antiseptik.
4. Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien atau orang terdekat.
tepat.
abdomen.
Intervensi:
2. Observasi TTV.
pasien.
perawatan.
bertahap.
saat defekasi
demam.
D. Implementasi.
E. Evaluasi.
atau terdaptasi.
P: Lanjutkan intervensi.
1) Kaji nyeri, catat lokasi karakteristik,beratnya ( skala 0-10 ) selidiki
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran.
Daftar Pustaka
Wahit & nurul, 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : EGC.