Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
FISIKA DASAR I
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
-3-
DAFTAR ISI
Materi Halaman
I.1. Pengantar 4
I.2. Kompetensi 4
I.3. Kegiatan Belajar 4
I.3.1. Kegiatan Belajar 1 : Besaran dan Satuan 4
I.3.1.1. Uraian dan Contoh 4
1.3.1.1.1 Pendahuluan 4
1.3.1.1.2 Besaran dan Satuan 5
I.3.1.2. Rangkuman 8
I.3.1.3. Test Formatif 1 8
I.3.2. Kegiatan Belajar 2 : Vektor 9
I.3.2.1. Uraian dan Contoh 9
I.3.2.1.1 Pendahuluan 9
I.3.2.1.2a Penjumlahan Vektor 10
I.3.2.1.2b Pengurangan Vektor 11
I.3.2.1.2c Penjumlahan Bebrapa Vektor 13
I.3.2.1.2d Perkalian Antara dua Vektor 14
I.3.2.1.2e Komponen Vektor 14
I.3.2.1.2f Perkalian Antara Vektor Satuan 15
I.3.2.2. Rangkuman 17
I.3.2.3. Test Formatif 2 17
I.4. Kunci Jawaban Tes Formatif 17
I.5. Referensi 18
I.1. Pengantar
Fisika merupakan salah satu ilmu yang besar dari ilmu pengetahuan,
karena ilmuwan dari segala disiplin ilmu memanfaatkan ide-ide dari fisika, mulai
dari ahli kimia yang mempelajari struktur molekul sampai ahli paleontologi yang
berusaha merekonstruksi bagaimana dinosaurus berjalan. Fisika juga merupakan
dari semua ilmu rekayasa dan teknologi.
Fisika adalah ilmu eksperiman, Fisikawan mengamati fenomena alam dan
berusaha menemukan pola dan prinsip yang menghubungkan fenomena-fenomena
ini yang kemudian pola ini disebut teori fisika, dan jika pola tersebut telah diuji
kebenarannya dan digunakan secara luas maka disebut Hukum atau prinsip fisika.
Fisika adalah proses yang membawa kita pada prinsip-prinsip umum yang
mendiskripsikan bagaimana perilaku dunia fisik.
I.2. Kompetensi
Setelah mempelajaran bab, ini anda diharapkan dapat memahami dan
mampu menjelaskan arti besaran dan satuan, besaran skalar dan vektor, dapat
menggambarkan persoalan fisis dalam bentuk vektor serta operasi vektor.
c. Besaran turunan ialah semua besaran yang terdiri dari besaran dasar dan
besaran tambanhan atau besaran yang tidak termasuk pada besaran dasar dan
besaran tambahan. Jumlahnya ada banyak.
Lambang Lambang
No Besaran dasar Satuan dasar
besaran dasar satuan dasar
1 Gaya F newton N
2 Usaha dan tenaga E; U joule J
3 dsb
Catatan :
Jika satuan berasal dari nama orang, penulisannya jika ditulis lengkap harus
dengan huruf kecil semua dan jika disingkat ditulis dengan huruf besar.
Beberapa aturan dan konversi SI.
-7-
Satuan diatas merupakan Satuan Internasional (SI) dalam sistem mks (meter
kilogram secon), sistem mks ini dapat dirubah menjadi sistem cgs (centimeter
gram secon). Misalkan :
No Besaran Satuan mks Satuan cgs
-2
1 Panjang m 1m = 10 cm
2 massa kg 1 kg = 10-3 gr
1N = kg m/s2 = 10-3 gr 10-2 cm/s2
3 Gaya N
= 10-5 gr cm/s2 = 10-5 dyne
1J = kg m2/s2 = (10-3 gr)(10-4 cm2)/s2
4 Energi J
= 10-7 gr cm2/s2 = 10-7 erg
selain satuan internasional juga banyak satuan-satuan lain yang bisa dipakai oleh
negara-negara tertentu. Misalkan : Kwh (kilo watt jam), PK (daya kuda), Pon,
inci, kaki dan sebagainya.
I.3.1.2. Rangkuman
Besaran dikelompokan ada 3 macam :
a. Besaran Dasar/pokok ada 7 (tujuh)
b. Besaran tambahan/pelengkap ada 2 (dua)
c. Besaran turunan ada banyak
Besaran hanya dapat ditambah/dikurangi dengan besaran yang sama
misal : Energi + gaya (tidak mungkin)
Energi + energi
c b b sin
a
a b cos
c 2 = a 2 + b 2 + 2ab cos
c= a 2 + b 2 + 2 ab cos
..........I.1
a b c
= = ..........I.3
sin sin sin
- 11 -
d = a 2 + b 2 - 2 ab cos ..........I.4
a b c
= = ..........I.5
sin sin sin
Contoh :
Vektor a panjangnya 6 satuan panjang dan arahnya membentuk sudut
c a d
, 36 o
b c b
= sin = sin 36o
sin sin 36o c
7
sin = sin 36o = 0,996
4,128
d b b
= , sin , = sin 144o
sin 144 sin d
7
sin , = sin144o = 0,336 ,
= 18,5o
12,31
d
c
Z
R = X i + Yj + Zk
R = (X i )2 + (Yj) 2 + ( Zk )2
X
Untuk mencari arah yaitu dengan persamaan :
X Y Z
cos = , cos = , cos = ..........I.7
R R R
Contoh :
Vektor B = 2i + 4 j + 5k
X 2
cos = = = 0,298 = ..
R 8,708
Y 4
cos = = = 0,586 = ..
R 8,708
Z 5
cos = = = 0,745 =..
R 8,708
I.4.2.1.2.d. Perkalian antara dua vektor
a. Perkalian titik (dot)
a.b = ab cos ..........I.18
b.a = ba cos ..........I.19
a.b = b.a Komutatif ..........I.20
a = a dan b = b
b. Perkalian silang
Jawab :
1. a = 2 i + 3 j 5 k 3. a = 2i + 3 j 5k
b = 4i - 5 j + 7 k + b = 4i - 5 j + 7 k -
a + b = 8i - 2 j + 2k a b = 2i + 8 j 12 k
2. b = 4i - 5 j + 7 k 4. b = 4i - 5 j + 7 k
a = 2i + 3 j 5k + a = 2i + 3 j 5k -
b + a = 8i - 2j + 2k b a = 2i - 8 j + 12k
5. a.b = ( 2i + 3 j - 5k ).(4i - 5 j + 7 k )
7. axb = ( 2i + 3 j - 5k ) x ( 4 i - 5 j + 7 k )
i j k i j
axb = 2 3 5 2 3 = 21i - 20j -10k -14j - 25i -12k
4 5 7 4 5
= - 4 i - 34j - 22 k
maka = 135,97o
I.4.2.2. Rangkuman
Vektor merupakan besaran yang mempunyai besar dan arah sedang skalar
merupakan besaran yang hanya mempunyai bersar tidak mempunyai arah.
I.5. Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
- 19 -
BAB. II
KINEMATIKA PARTIKEL
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
DAFTAR ISI
Materi Halaman
II.1. Pengantar 22
II.2. Kompetensi 22
II.3. Kegiatan Belajar 22
II.3.1. Kegiatan Belajar 1 : Kecepatan dan Percepatan 22
II.3.1.1. Uraian dan Contoh 22
1I.3.1.1.1 Pendahuluan 22
1I.3.1.1.2 Kecepatan dan Percepatan 23
II.3.1.2. Rangkuman 25
II.3.1.3. Test Formatif 1 25
II.3.2. Kegiatan Belajar 2 : Gerak Lurus 26
II.3.2.1. Uraian dan Contoh 26
II.3.2.1.1 Pendahuluan 26
II.3.2.1.2a Penjumlahan Gerak Lurus Beraturan 26
II.3.2.1.2b Pengurangan Gerak Lurus Dengan Percepatan Konstan 27
II.3.2.1.2c Gerak Lurus dengan Percepatan tidak konstan 29
II.3.2.2. Rangkuman 33
II.3.2.3. Test Formatif 2 33
II.3.3. Kegiatan Belajar 3 : Gerak Dalam Bidang datar 33
II.3.3.1. Uraian dan Contoh 33
II.3.3.1.1 Pendahuluan 33
II.3.3.1.2a Gerak Lengkung Datar 34
II.3.3.1.2b Geral Melingkar Beraturan 36
II.3.3.1.2c Gerak Melingkar Dengan Percepatan 37
II.3.3.2. Rangkuman 40
II.3.3.3. Test Formatif 3 40
II.3.4. Kegiatan Belajar 4 : Gerak Relatif 41
- 21 -
II.2. Kompetensi
Setelah mempelajaran bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan
mampu menjelaskan serta menghitung perpindahan, kecepatan, percepatan pada
gerak lurus, gerak dalam bidang datar serta gerak lurus apabila kerangka
acuannya bergerak.
d r
v = ..........II.3
dt
2. Percepatan ( a )
Jika kecepatan partikel tersebut tetap (konstan) berarti gerak partikel
tersebut tidak ada percepatan dan jika geraknya dengan kecepatan yang berubah-
ubah baik besarnya atau arahnya atau keduanya berati gerak partikel dengan
percepatan.
Misalkan pada saat t1 sebuah partikel bergerak dengan kecepatan v1 dan pada saat
t2 bergerak dengan kecepatan v2 , maka percepatan rata-rata adalah :
v v 2 - v1
a= = ..........II.4
t t 2 - t1
dan pecepatan sesaat :
v dv
a = lim = ..........II.5
x 0 t dt
dv d2r
a = = ..........II.6
dt dt 2
Jadi percepatan merupakan turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu dan
merupakan turunan ke dua dari posisi terhadap waktu.
Satuan dari percepatan dalam mks adalah m/s2 atau dalam cgs adalah cm/s2.
Karena baik percepatan, kecepatan dan posisi adalah besaran vektor maka dapat
dinyatakan dengan :
dv dv y dv
a = a x i + a yj + a z k = x i + j + z k
dt dt dt
dx dx y dx
v = v x i + v yj + v z k = x i + j + z k
dt dt dt
r = x i + yj + zk
Contoh :
Sebuah partikel bergeral ke arah sumbu x positif memenuhi persamaan :
x = 4t 2 - 2t m
Hitunglah :
a. Posisi pada saat t 1 = 2 s dan pada saat t 2 = 4 s.
b. Kecepatan rata-rata dan sesaat, pada saat t 1 = 2 s dan pada saat t 2 = 4 s
c. Percepatan rata-rata dan sesaat, pada saat t1 = 2 s dan pada saat t 2 = 4 s.
Jawab :
x x 2 - x1 ( 248 - 28)m
b. Kecepatan rata-rata : v = = = = 110m / s
t t 2 - t1 ( 4 - 2)s
dx
Kecepatan sesaat : v= = 12 t 2 - 2
dt
II.3.1.2. Rangkuman
Percepatan merupakan turunan pertama dari kecepatan terhadap waktu dan
merupakan turunan ke dua dari posisi terhadap waktu.
Satuan dari percepatan dalam mks adalah m/s2 atau dalam cgs adalah cm/s2.
Percepatan, kecepatan dan posisi adalah merupakan besaran vektor.
xo= 0 + c jadi c = x o
jadi persamaan menjadi :
x = x o + vt atau x - x o = vt ..........II.9
vo = 0 + c1 jadi c1 = vo
Jadi persamaan menjadi :
v = v o + at atau v - vo = at ..........II.10
untuk mencari jarak yang ditempuh :
dx
v= dx = vdt = (vo + at )dt
dt
x = v o t + 12 at 2 + c 2
x = v o t + 12 at 2 + c 2
c 2 adalah konstanta integrasi dapat dicari dari syarat awal/batas, misalkan pada
saat t = 0; x = xo
xo = 0 + 0 + c2 c2 = vo
jadi persamaan menjadi :
x = x o + vo t + 12 at 2 ..........II.11
v - v o 1 v - v 2o
x = x o + vo + 2a
a a
v 2 = vo2 + 2a ( x - x o ) ..........II.12
Contoh :
Sebuah partikel bergerak di sepanjang sumbu x positif dengan kecepatan 50 m/s,
dan setelah bergerak dalam waktu 4 detik kecepatannya menjadi 30 m/s.
Hitunglah :
a. besar dan arah percepatannya.
b. jarak yang ditempuh selama waktu tersebut.
c. Jarak total dan waktu yang diperlukan sampai partikel berhenti.
Jawab :
v - v o 30m / s - 50m / s
a. a= = = 5m / s 2
t 4s
tanda negatif berarti arah percepatan ke sumbu x negatif yang biasa disebut
sebagai perlambatan
b. x = x o + v o t + 12 at 2
y = y o + vo t - 12 gt 2 ..........II.14
Contoh :
Sebuah peluru ditembakan lurus keatas dengan kecepatan 100 m/s dari atas
v 2 = v o2 - 2 g ( y - y o )
0 = (100 m / s ) 2 - 2(10 m / s 2 )( y B - 50 m )
10 .000 + 1 .000
yB = = 550 m
20
y B = tinggi maksimum jika diukur dari tanah
b. ambil dari A B
v - v 100 m / s 0
v = vo - gt t= o = = 10s
g 10 m / s 2
c. posisi peluru pada saat 15 detik pertama :
v = vo gt = 10 m/s (10 m/s-2)(15 s) = - 50 m/s
arahnya sudah turun ke bawah.
v 2 = v o2 - 2 g ( y y o )
y C - y A = vAt - 12 gt 2
2
0 - 50 m = (100 m / s ) t - 12 (10 m / s 2 ) t 2 maka t - 20 t - 10 = 0 dengan
persamaan abc
b b 2 - 4 ac 20 400 + 40 20 20 ,98
t1; 2 = = =
2a 2 2
didapat c1 = 5
c 2 = 15
jadi posisi pada saat t = 5 detik adalah :
v = 2 t 2 + 10 t + 5
150 = 2 t 2 + 10 t + 5
t 2 + 5 t - 75 = 0 dengan persamaan abc diperoleh harga t1 = 65,515s dan
c. percepatan = 30 m / s 2
=10 + 4t
4t = 20 jadi t = 5 detik
v = 2 t 2 + 10 t + 5 = 105 m / s
Jawab :
Karena percepatan sebagai fungsi x, supaya muncul faktor x, persamaan a
dx
dikalikan dengan
dx
dv dv dx dv dx dv
a= = . = . = v
dt dt dx dx dt dx
v dv = a dx
vdv = (6 x + 4)dx
1 2
2
v = 3x 2 + 4x + c pada saat di x = 0; kecepatan : v = vo = 4m / s
1
2
(4) 2 = c c=8
1 2
2
v = 3x 2 + 4x + 8
II.3.2.2. Rangkuman
Suatu partikel yang mengalami gerak lurus akam mengalami beberapa
kemungkinan, partikel tersebut akan bergerak dengan kecepatan yang konstan,
dipercepat dengan percepatan konstan atau percepatan berubah sebagai fungsi
posisi a = f(x) atau sebagai fungsi waktu a = f(t)
vo = kecepatan awal
kecepatan awal ke sumbu X :
vox = vo cos II.16
kecepatan awal ke sumbu Y :
voy = vo sin II.17
vy = v0 sin gt II.19
2 2
Besar kecepatan v = vox + voy II.20
x = x o + v ox t +12 at 2
y = y0 + voy t - 12 gt 2
y = voy t - 12 gt 2
y = vo sin t - 12 gt 2 II.22
maka :
vo sin - gt ymaks = 0
v oyv sin
t ymaks = = o II.23
g g
2 2
voy
1
voy voy
tinggi maksimum h = y maks = v oy - g = II.24
g 2 g2 2g
- 35 -
waktu yang diperlukan untuk mencapai tanah t xmaks dengan persamaan II.22
dimana y = 0 maka :
2v o sin
t xmaks = II.25
g
Jarak mendatar maksimum = R dengan persamaan II.21
2 v o sin v o2 sin 2
R = vo cos t xmaks = v o cos = II.26
g g
x 1 x2 sin g
y = vo sin - g = x- 2 x2
vo cos 2 vo2 cos 2 cos 2vo cos 2
g
y = tg x - x2 II.27
2 v o2 cos 2
Contoh :
Sebuah peluru ditembakan dari tanah dengan kecepatan 200 m/s yang arahnya
Jawab :
a. pada saat t = 20 detik pertama
v x = v ox = 100 2m / s
v y = v oy at = (100 2 (10)( 20) = 48,6m / s
vy 58,6
arah kecepatan = arctg = arctg = 337,49o atau 22,52o
vx 141,4
r = (2828,4 ; 828,5) m
2 v o sin 2(100 2 )
c. t xmaks = = = 28,3 det ik
g 10
P
Dengan pendekatan :
v v t v v2
= atau =
v r t r
v v2
maka percepatan ar = lim = II.28
li t
om t r
- 37 -
a r mempunyai arah selalu menuju pusat lingkaran maka disebut percepatan radial
atau percepatan sentripetal. Untuk posisi partikel yang bergerak melingkar
dinyatakan dengan sudut .
Lihat gambar diatas bahwa PP = ds adalah tali busur
ds = r . d II.29
ds d
v= = r. II.30
dt dt
d
kecepatan sudut : = lim = II.31
li t
om t dt
2 2
a= a = ar + aT
a
= arctg T II.36
ar
Persamaan pada gerak melingkar identik dengan persamaan gerak lurus :
Besaran
Besaran
No Persamaan Gerak Lurus Gerak Besaran Gerak Melingkar
Gerak Lurus
Melingkar
dv Percepatan d
1 Percepatan a= m / s2 Sudut = rad / s 2
dt dt
dx Kecepatan d
2 Kecepatan v= m/s Sudut = rad/s
dt dt
3 Jarak/ posisi X dalam m Sudut dalam rad
v = vo + at = o+ t
1 2
x = x o + vo t + 2
at = o + o t + 12 t 2
2
2
- o2 = 2 ( + o )
v - v o2 = 2a ( x - x o )
Dalam hal gerak melingkar (tidak ada percepatan sudut) tidak ada percepatan
tangensial, tetapi ada percepatan radial/sentripetal yang akan mengubah arah
gerakan kecepatan.
Periode (T) = waktu yang diperlukan untuk satu kali putaran satuannya dalam
detik atau secon (s)
Frekwensi (n) = banyaknya putaran yang ditempuh dalam satu detik dan
satuannya adalah per detik yang biasa disebut hert (Hz).
1 1
T= atau n = II.39
n T
Contoh :
v ( r ) 2 (10.1) 2
Percepatan radial a r = r = = = 100m / s 2
r r 1
d rA
Kecepatan zarah A = v A =
dt
dr
Kecepatan zarah B = v B = B
dt
d r AB
Kecepatan zarah A nisbi/relatif terhadap B = v AB = II.40
dt
d r BA
Kecepatan zarah A nisbi/relatif terhadap A = v BA = II.41
dt
Kecepatan zarah A nisbi terhadap kecepatan B adalah :
v AB = v A - v B II.42
Kecepatan zarah B nisbi terhadap kecepatan A adalah :
v BA = v B - v A II.43
Jarak A relatif terhadap jarak B adalah rBA = rB - rA
Jarak B relatif terhadap jarak A adalah rAB = rA - rB
rBA = - rAB
a AB = a A - a B II.44
Contoh :
Dua buah pesawat udara Aterbang menuju utara dengan kecepatan 300
km/jam relatif terhadap bumi. Pada saat yang sama pesawat B terbang kearah U
60o B dengan kecepatan 200 km/jam terhadap bumi, hitunglah : kecepatan A
relatif terhadap B dan kecepatan B relatif terhadap A.
Jawab :
vB v
untuk mencari arah v AB digunakan hukum sinus : = AB o
sin sin 60
v sin 600
atau sin = B = 0,655 sehingga sudut = 40,9o
v AB
jadi bagi punampang dalam pesawat B tampak seolah-olah pesawat A dengan
kecepatan 264,6 km/jam ke arah U 40,9o T. Kecepatan B relatif dengan A : vAB
besarnya sama yaitu 264,6 km/jam,tetapi arahnya belawanan yaitu S 40,9o B.
- 43 -
x = a x ; a'
maka didapat a = a atau a ' y = a y ; a'
z = az II.47
Contoh :
Seekor semut bergerak dengan kecepatan 0,1 m/s di sepanjang batang yang
berputar terhadap satu ujungnya. Kecepatan sudut batang relatif terhadap bumi
adalah 5 rad/s. Berapa kecepatan dan percepatan semut relatif terhadap bumi ?.
dx dx' d cos
vx = = cos + x '
dt dt dt
dx dx ' d cos d
vx = = cos + x '
dt dt d dt
v x = v'
cos - x '
sin
dy dx ' d sin d
vy = = sin + x '
dt dt d dt
v y = v'
sin + x '
cos
v = v'
+xx'
selanjutnya untuk mencari percepatan dengan mendefrensialkan ke dt
dv x d cos d dx ' sin d
ax= = v' - sin - x '
dt d dt dt d dt
a x = v'
sin sin - 2 x '
- v' cos
sin - 2 x '
a x = -2 v' cos
cos - 2 x '
dengan cara yang sama : a y = 2 v' sin
a = 2xv '
+ x ( xx ')
2xv' : merupakan percepatan Coriolis
x ( xx ') : merupakan percepatan sentripetal
jadi dengan memasukan harga diatas dapat dicari harga kecepatan dan percepatan
semut relatif terhadap bumi : v = 0,1 m/s dan = 5 rad/s.
r 2 = x 2 + y 2 + z 2 + C2 t 2
2 2 2 2
r' = x' + y' + z' +C 2 t '
2
II.50
hubungan kedua pengamat O dan O adalah :
x vt
x '= , y = y; z = z II.51
1 - v / C2
2
t vx / C 2
t'
= II.52
1 - v2 / C2
x'
+ vt '
kebalikannya : x = II.53
1 - v 2 / C2
y = y ; z = z
- 47 -
+ vx '/ C 2
t'
t= II.54
1 - v 2 / C2
benda bergerak sepanjang garis gerak relatif pengamat-pengamat, maka kecepatan
benda A yang diukur oleh O ialah :
dx
V=
dt
dx '
kecepatan benda A yang diukur oleh O ialah : V'=
dt '
dx vdt V v
dx '= = dt II.55
2 2
1- v / C 1 - v / C2
2
dt - vdx / C 2 1 - vV / C2
dt '
= = dt II.56
1 - v 2 / C2 1 - v 2 / C2
dx ' V-v
V'
= = dt II.57
dt 1 - vV / C2
persamaan di atas adalah Hukum Transformasi Lorenz untuk kecepatan, yaitu
kecepatan benda yang diukur oleh kedua pengamat yang berada dalam dua
kerangka acuan inersial yang berbeda. Transformasi invers :
V'
+v
V= dt II.58
1 + vV'/ C2
dv ' dv 'dt
percepatan partikel yang diukur dari O adalah : a '= =
dt ' dt dt '
dengan mendefrensialkan harga V terhadap t, maka didapat percepatan
(1 - v 2 / C 2 )3 / 2
a '= a II.59
(1 - vV / C 2 )3
Konsekuensi Transformasi Lorenz
1. Kontraksi panjang
Batang ab terletak di kerangka O yang
bergerak dengan kecepatan v terhadap
kerangka O (diam).
Jadi jika dipandang dari kerangka
Obatang tersebut diam, jika dipandang
dari kerangka O batang bergerak.
2. Dilatasi Waktu
t' / C2
a + vx '
ta =
1 - v2 / C2
t' / C2
b + vx '
tb=
1 - v 2 / C2
- 49 -
t' '
b ta
t b -t a =
1 - v 2 / C2
T'
T= atau
1 - v 2 / C2
T '= T 1 - v 2 / C 2
II.3.4.2. Rangkuman
Ketika sebuah bebda P bergerak relatif terhadap sebuah benda (atau kerangka
acuan) B, dan B bergerak relatif terhadap A. Kita tuliskan kecepatan P relatif
terhadap B dengan vPB , kecepatan P relatif terhadap ditulis dengan vPA dan
II.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
- 51 -
BAB. III
DINAMIKA PARTIKEL
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
DAFTAR ISI
Materi Halaman
III.1. Pengantar 53
III.2. Kompetensi 53
III.3. Kegiatan Belajar 53
III.3.1. Kegiatan Belajar : Dinamika Partikel 53
III.3.1.1. Uraian dan Contoh 53
III.3.1.1.1 Pendahuluan 53
III.3.1.1.2a Hukum Newton I, II dan III 53
III.3.1.1.2b Gaya Berat 55
III.3.1.1.2c Gaya Gesek 55
III.3.1.1.2d Gaya Sentripetal 61
III.3.1.1.2e Gaya Pegas 63
III.3.1.1.2f Gaya Tegangan Tali 63
III.3.1.2. Rangkuman 66
III.3.1.3. Test Formatif 66
III.4 Kunci Jawaban Tes Formatif 67
III.5 Referensi 67
- 53 -
III.1. Pengantar
Pada bab ini kita akan menggunakan besaran kinematika jarak, kecepatan
dan percepatan yang dihubungkan dengan dua konsep baru gaya dan massa untuk
menganalisis prinsip-prinsip dinamika. Gaya adalah besaran vektor, untuk
menggambarkan sebuah gaya kita perlu menggambarkan arah gaya yang bekerja
dan menentukan besarnya yaitu besaran yang menggambarkan sebanyak berapa
atau seberapa kuat gaya gaya tersebut mendorong atau menarik.
III.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung persoalan gerakan partikel, menerapkan Hukum
gravitasi universal, mengamplikasikan hukum-hukum Newton terhadap benda
karena pengaruh gaya-gaya luar, pengaruh permukaan papan terhadap benda yang
bergerak di atasnya, gaya yang bekerja pada benda yang bergerak melingkar
Hukum Newton II
Secara matematis pernyataan Hukum Newton II dapat ditulis :
F = ma ..........III.1
Jika yang bekerja lebih dari satu gaya maka persamaan dapat ditulis :
F = ma ..........III.2
Fy = ma y ..........III.3b
Fz = ma z ..........III.3c
atau dalam bentuk vektor satuan :
F = m (a x i + a y j + a z k ) ..........III.4
Jadi jika harga F = 0 berarti benda dalam keadaan diam atau gerak lurus
beraturan.
Gaya gesek terjadi karena gesekan antara dua benda, maka masing-masing
benda akan melakukan gaya gesek. Gaya gesek arahnya berlawanan dengan arah
gerak benda.
a. Gaya gesek statik jika kedua benda yang bergesekan saling diam (Fs).
Gaya gesek statik maksimum sama dengan gaya terkecil yang dibutuh-kan
benda untuk mulai bergerak.
b. Gaya gesek kinetik jika kedua benda atau salah satu bendanya bergerak (Fk)
= koefisen gesek
N = gaya normal arahnya selalu ke atas dan tegak lurus dengan luas dasarnya
(alasnya)
Contoh :
1. Bidang datar
Gaya gesek Fg = N = mg
b. Benda diarik dengan gaya luar dan konstan yang arahnya membuat sudut
dengan horisontal.
Fy = 0
N+Fy - mg = 0 maka
N=mg - Fy = mg - F sin
Gaya gesek
Fg = N = (mg - F sin )
2. Bidang miring
a. Benda diam
N = m g cos
N = m g cos
Gaya gesek Fg = N = mg cos
F - Fg - mg sin = ma
- 57 -
F mg cos mg sin = ma
untuk benda bergerak ke arah bawah dengan percepatan a
Fx = ma
F + Fg - mg sin = -ma maka F + mg cos mg sin = ma
Fg v
Fg
: etha : koefisien kekentalan
Fg = -K v tanda (-) kartena arah Fg
2r 2 ( - '
)g
= ..........III.9
9vL
Resultan gaya
W + Fg = ma
dv
6 rv L - 6 rv = ma 6 r ( v L - v) = m
dt
dv 6 r
= dt
vL - v m
v t
dv 6r v 6 r t
= dt ln(v L - v) =-
vL v m 0 m 0
0 0
6 r
ln(v L - v) - ln(v L -0) = - t
m
v -v 6 r
ln L =- t
vL m
(
v = v L 1 - e-(6 rt / m ) ) ..........III.10
m m
S = vL t + e-(6 rt / m) - ..........III.11
6 r 6 r
Contoh :
1. Benda massanya 8 kg bergerak diatas papan miring dengan sudut
kemiringannya . Koefisien gesek antara benda dengan papan adalah 0,3
Hitunglah :
a. Gaya yang diperlukan agar benda bergerak keatas dengan percepatan
2 m / s2
b. Gaya yang diperlukan agar benda bergerak kebawah dengan percepatan
2 m / s2
Jawab :
2.
Dua buah benda m1 = 6 kg dan
m2 = 3 kg dihubungkan dengan
tali melalui sebuah roda katrol
yang licin.
Jika m1 ditarik dengan gaya konstan sebesar 10 N yang membuat sudut 30 o
dari horisontal dan koefisien gesek antara m1 dengan papan sama dengan
0,3.
Hitunglah : Percepatan benda m 2 keatas.
Untuk benda m1 :
F cos 30 o - Fg T = m1a x
Untuk benda 2
Fy = m 2 a y
T - m 2g = m 2 a y (b)
T - m 2g = m 2 a y
= 0,31m / s 2
v2
as = ..........III.12
r
jadi besarnya gaya sentripetal
v2
Fs = m ..........III.13
r
arah gaya sentripetal selalu sama dengan arah percepatan sentripetal.
Contoh :
1. Sebuah batu massanya 20 gram diikat dengan benang panjang 50 cm dan
kemudian diputar horisontal dengan kecepatan tetap 2 detik setiap putaran.
Tentukan tegangan pada benang tersebut.
Jawab :
Keliling lingkaran = 2 r, batu berputar putaran setiap detik atau waktu
yang diperlukan untuk satu kali putaran t = 2 s dan kecepatannya adalah :
S 2r 2.3,14.0,5m
v= = = = 1,57 m / s
t t 2s
gaya sentripetal ditunjukan oleh tegangan tali :
mv 2 (0,2kg )(1,57 m / s) 2
T= = = 0,986 N
r 0,5m
2. Sebuah massa diikat dengan tali panjangnya 50 cm kemudian diputar vertikal.
Berapa besar kecepatan minimal massa pada saat di puncak atas benda dapat
berputar.
Jawab :
Pada saat massa berada di titik A gaya yang bekerja adalah gaya berat dan
gaya tegangan tali, maka besarnya gaya sentripetal adalah :
Fs = T m g cos
v2 r (T mg cos
Fs = m v=
r m
v2
T - mg cos = m
r
v2
0 - mg cos180o = m sedangkan cos 180 o = -1
r
Jawab :
Untuk menjawab harus dikerjakan
setiap simpul (sambungan)
simpul A
Fx = 0
T3 cos 2 - T2 cos 1 = 0
T cos 1
T3 = 2 (a)
cos 2
Fy = 0
T3 sin 2 + T2 sin 1 - mg = 0
Masukan persamaan a, akan didapat
persamaan :
mg
T2 = (b)
sin 1 + (cos 1 / cos 2 )
dengan memasukan hasil perhitungan persamaan b ke persamaan a akan didapat
harga T3
Simpul B
Fx = 0
Fy = 0
T5 sin 1 - T5 sin 1 = 0
T sin 1
T5 = 2 (d)
sin 1
Simpul C
Fx = 0
T6 cos 2 - T4 - T3 cos 2 = 0
Contoh :
Diketahui empat kereta masing-masing massanya 50 kg digandeng satu
sama yang lain dengan tali dan kemudian kereta paling ujung ditarik dengan gaya
Jawab :
Jika tidak ada gaya gesek maka besar gaya konstan adalah :
F = mtot a = (m1 + m2 + m3 + m4 )a
III.3.1.2. Rangkuman
Jika sebuah benda berada dalam keadaan setimbung pada suatu kerangka
inersia, jumlah vektor gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut harus nol.
Fx = 0, Fy = 0,
Ketika jumlah vektor dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak
nol, benda tersebut memiliki sebuah sebuah percepatan yang ditentukan oleh
Hukum Newton II
F = ma
Fx = max , Fy = may
Gaya kontak antara dua benda selalu dapat dinyatakan dalam sebuah gaya
normal yang tegak lurus terhadap permukaan interaksinya, serta gaya gesek
yang sejajar terhadap permukaannya.
3. Dua buah mobil bergerak pada arah yang sama. mula-mula kedua mobil sama-
sama berhenti. Mobil 1 posisinya di + xo dan mobil 2 di xo. Kedua mobil
serentak bergerak, mobil 1 dengan percepatan a sedang mobil 2 dengan
percepatan 2a. Kapan mobil 2 melewati mobil 1?
2. a). v = 28 m/s
b). x = 21,5 m
3. t = 2 xo / a
III.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4 Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
BAB. IV
USAHA DAN TENAGA
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
- 69 -
DAFTAR ISI
Materi Halaman
IV.1. Pengantar 70
IV.2. Kompetensi 70
IV.3. Kegiatan Belajar 70
IV.3.1. Kegiatan Belajar : Usaha Dan Tenaga 70
IV.3.1.1. Uraian dan Contoh 70
IV.3.1.1.1 Pendahuluan 70
IV.3.1.1.2a Usaha Oleh Gaya Konstan 70
IV.3.1.1.2b Usaha Oleh Gaya Tadak Konstan 73
IV.3.1.1.2c Usaha Dan Tenaga Kinetik 75
IV.3.1.1.2d Usaha Dan Tenaga Potensial 78
IV.3.1.1.2e Hukum Kekekalan Energi 78
IV.3.1.1.2f Gaya Konservatif dan Gaya Tidak Konservatif 80
IV.3.1.1.2g Daya 82
IV.3.1.2. Rangkuman 84
IV.3.1.3. Test Formatif 84
IV.4 Kunci Jawaban Tes Formatif 84
IV.5 Referensi 85
IV.1. Pengantar
Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep energi. Energi banyak
dibicarakan dalam masyarakat karena kebutuhannya energi semakin meningkat
dan dampak penggunaannya yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
IV.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda anda diharapkan dapat memahami dan
mampu menjelaskan serta menghitung konsep energi dalam memecahkan
persoalan gerakan partikel yang diakibatkan oleg gaya luar serta memberikan
contoh pemakaian hukum kekekalan energi.
W=F.S ..........IV.1
Jika antara massa dengan papan ada gaya gesek, berarti arah gaya gesek kekiri
maka :
N = mg Fg = N = mg
W = F S cos
Jika antara massa dengan papan ada
gaya gesek, berarti arah gaya gesek
kekiri maka :
N + F sin - m g = 0
N = m g F sin
Fg = N
= ( m g F sin )
W = (F cos - Fg ) S
W = [F cos - ( m g F sin )] S ..........IV.4
C. Sebuah benda massanya m ditarik dengan gaya konstan F yang arahnya ke
atas. Maka gaya tersebut tidak membuat usaha.
W=0 ..........IV.5
jadi : 1 joule = 1 kg (m / s 2 )m
= (1000gr)(100cm / s2 )(100cm)
F=ma
F Fg mg sin 30 o = m a
karena kecepatannya konstan maka a = 0
- 73 -
F Fg mg sin 30 o = 0
F - mg cos 30 o - m g sin 30 o = 0
F = mg ( cos 30 o + sin 30 o )
F - mg cos 30 o - m g sin 30 o = ma
F = ma + mg cos 30 o + m g sin 30 o
W= Fdx ..........IV.5
x1
Contah dari gaya tidak konstan adalah gaya pegas (Fp) :
Jika pegas dengan konstanta k dan ditarik sepanjang x, maka pegas tersebut
membuat gaya yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan dan besarnya :
Fp = - k x ..........IV.6
Usaha yang dilakukan untuk menarik pegas sehingga ujungnya berpindah posisi
dari x1 ke x 2 :
X2 X2
Contoh :
1. sebuah balaok massanya 1 kg pada posisi di
x1 : 10cm dihubungkan dengan gaya
konstan yang besarnya 7 N kekanan sehingga
balok bergeser di x 2 : 20 cm dan koefisien
anatar balok dengan papan adalah 0,5.
Hitunglah : Usaha yang dilaku-kan oleh
pegas ?
Jawab :
Balok akhirnya berhenti berarti a = 0
F Fp Fg = 0
Fkx mg = 0
7 Nk (0,1 m)0,5(1 kg)(10) = 0
k = 20 N/m
Usaha oleh pegas
2.
Diketahui seperti contoh 1 di atas
hanya arah gaya konstan yang
Jawab :
N + F sin 30 o - m g = 0 N = m g - F sin 30 o
Fg = N = (m g - F sin 30 o )
F=0
F cos 30 o - Fg Fp = 0
F cos 30 o - (m g - F sin 30 o ) kx = 0
6,062 1,231 0,1 k = 0 k = 48,31 N/m
Usaha oleh pegas
Wp = 1
2 k ( x 22 + x12 ) = 12 (48,31 N/m )(0, 03 m 2 ) = 0, 72465 Nm
= 0, 72465 joule
W = Fdx
x1
E k = 12 mv2 ..........IV.9
Persamaan IV.9. dikenal sebagai teorema kerja-tenaga dan ini berlaku untuk gaya
tetap atau gaya berubah.Tenaga kinetik biasa disebut dengan tenaga gerak.
Contoh :
1
Sebuah massa dihubungkan dengan yang
mempunyai konstanta 1000 N/m. Benda
ditarik ke kanan sejauh 0,02 m dan kemudian
dilepas. Jika antara benda dengan papan licin
tidak ada gesekan, maka kecepatan massa
pada saat melewati titik 0 adalah 0,5 m/s.
Hitung : Kecepatan benda saat meleawt titik
setimbang jika koefisien gesek antara benda
dengan papan = 0,5
Jawab :
Papan yang licin
(
0,2 j = 12 m (0,5m / s) 2 - 0 )
0,4
m= = 1,6kg
0,25
Papan dengan massa ada gesekan :
1 2
W pegas Wgesek = mv2
2
- 77 -
0,04
v= = 0,05 = 0,22 m / s
0,8
Fkons tan = 15 N
IV.3.1.1.2d. Usaha dan Tenaga Potensial (Ep)
Misalkan sebuah massa m bergerak dari y1 ke y 2 , maka usaha yang
dilakukan gravitasi adalah :
W = mg( y1 - y 2 ) ..........IV.10
W positif apabila massa jatuh y1 > y 2
Kesimpulan :
Kenaikan tenaga kinetik akan disertai dengan penurunan tenaga potensial dan
sebaliknya kenaikan tenaga potensial akan diikuti penurunan tenaga kinetik.
Dalam kenyataan gaya-gaya yang bekerja tidak selalu gaya konservatif ( Wk )
tetapi juga gaya tidak konservatif( Wtk ), sehingga energi mekanik tidak lagi tetap.
Wk + Wk = Ek
Wk = Ek + Ep
Wtk = ( Ek 2 - Ek1 ) +( Ep 2 - Ep1 ) ..........IV.13
jadi energi oleh semua gaya tidak konservatif sama dengan perubahan energi
kinetik ditambah dengan perubahan energi potensial. Jika ditulis lagi dalam
bentuk persamaan :
Wtk = ( Ek 2 + Ep 2 )-( Ek1 + Ep1 )
Wtk = ( E 2 - E1 ) ..........IV.14
Usaha oleh semua gaya tidak konservatif sama dengan perubahan energi mekanik
sistem.
Contoh :
Sebuah batu kerikil dilemparkan mendatar dengan kecepatan awal 15 m/s dari
Jawab :
Misalkan ketinggian bukit = h dan kecepatan sampai ditanah = v
m g h = m v 2 + m v o2
WAB = WBA
WAB + WBA = 0
2. Gaya adalah konsevatif jika kerja yang dilakukan pada sebuah benda yang
bergerak di atara dua titik tergantung pada lintasan yang ditempuhnya, hanya
tergantung pada keadaan benda dikedua titik.
Contoh :
Sebuah pegas ditekan maka gayanya negatif karena arahnya berlawanan
dengan arah penekanan dan usaha yang dilakukan negatif, setelah dilepas/ tidak
ditekan maka arah gaya ikut membalik arahnya (positif), sehingga usaha total
untuk pulang dan pergi sama dengan nol. Jadi gaya elastis pegas adalah gaya
konservatif.
Jika melempar batu massanya m keatas dengan kecepatan v setinggi h
maka tenaga potensialnya :
Ep = -m g h (- karena arah g selalu kebawah). Untuk pindahan horisontal tidak
ada usaha yang dilakukan gravitasi, sedang untuk perpindahan vertikal usaha yang
dilakukan tergantung posisi tidak tergantung lintasan yang ditempuh. Jika batu
kembali kesemula usaha totalnya sama dengan nol. Jadi gaya gravitasi adalah
gaya konsevatif.
Dari uraian diatas secara matematis gaya konservatif memenuhi persamaan :
x2
F .dx = 0 ..........IV.15
x1
- 81 -
Contoh :
Gaya tidak konservatif adalah gaya gesek, usaha oleh gaya gesek merupakan
hasil kali gaya gesek dengan panjang lintasannya
Contoh :
1. Sebuah massa 3 kg dengan kecepatanawal nol meluncur pada papan miring dan
kasar sepanjang 1 m (seperti gambar). Jika setelah sampai kebawah
kecepatannnya 1,583 m/s, hitunglah gaya geseknya.
EP2 m g y2 = 0
sejauh x = h
Wgrav. Wp Wg = 0
6h 15 h 2 -4 h = 0 h = 0,13 m
Contoh :
Sebuah benda massanya 3 kg bergerak mendatar. Pada saat benda di titik O
dengan kecepatan v = 3 m/s dan percepatannya sebagai fungsi waktu a = (6t-8)
m / s 2 . Hitunglah : Posisi, usaha dan daya yang dilakukan pada 4 detik pertama.
Jawab :
Kecepatan benda : dv = adt = (6 t 8)dt
v = 3t 2 - 8t + k1
Posisi benda :
dx = vdt = (3t 2 8t + 3)dt x = t 3 - 4 t 2 + 3t + k 2
4
= (53t 3 216t 2 + 246t 72)dt
0
[ ]4
W = 13,5t 4 72 t 3 + 123t 2 72 0 = 528 joule
Kerja yang dilakukan pada sebuah partikel oleh gravitasi yang konstan dapat
dinyatakan dalam bentuk energi potensial
Kerja yang dilakukan oleh pegas yang ditarik atau ditekan menghasilkan gaya
dan energi potensial
2. Pertambahan liniar gaya yang dilukiskan seperti gambar pada benda yang
massanya 4 kg.
a. Carilah perubahan energi kinetik antara x1 = 2 m dengan x2 = 6 m
b. Jika kecepatan awal v1 = 8 m/s carilah v2.
60
40
20
0 1 2 3 4 5 6
2. a). E = 160 Nm
b). v2 = 12 m/s
- 85 -
IV.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
2. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
3. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
BAB. V
MOMENTUM LINIER
DAN TUMBUKAN
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
- 87 -
DAFTAR ISI
Materi Halaman
V.1. Pengantar 88
V.2. Kompetensi 88
V.3. Kegiatan Belajar 88
V.3.1. Kegiatan Belajar 1 : Momentum Linier dan Impuls 88
V.3.1.1. Uraian dan Contoh 88
V.3.1.1.1 Pendahuluan 88
V.3.1.1.2 Momentum Linier dan Impuls 88
V.3.1.2. Rangkuman 91
V.3.2. Kegiatan Belajar 2 : Tumbukan 92
V.3.2.1. Uraian dan Contoh 92
V.3.2.1.1 Pendahuluan 92
V.3.2.1.2a Tumbukan Sentral 92
V.3.2.1.2b Tumbukan Tidak Sentral 93
V.3.2.1.2c Tumbukan Elastis Sempurna 93
V.3.2.1.2d Tumbukan Elastis Tidak Sempurna 94
V.3.2.2. Rangkuman 97
V.3.3. Kegiatan Belajar 3 : Pusat Massa 98
V.3.3.1. Uraian dan Contoh 98
V.3.3.1.1 Pendahuluan 98
V.3.3.1.2 Pusat Massa 98
V.3.3.2. Rangkuman 101
V.3.4. Kegiatan Belajar 4 : Massa Berubah Dengan Waktu 101
V.3.3.1. Uraian dan Contoh 101
V.3.3.1.1 Pendahuluan 101
V.3.3.1.2 Gerak Roket 101
V.3.3.2. Rangkuman 102
V.4 Referensi 102
V.1. Pengantar
Pada saat anak-anak bermain kelereng dengan sistem permainan jika
menembak kelereng lawan mengenai maka dia akan dapat bermain lagi dengan
menembak musuh yang lain dan seterusnya. Untuk permainan ini diusahakan
setelah menembah mengenai lawan, kelerengnya mendekati kelereng musuh yang
lain (kebolehjadian menembak kena itu jika dari jarak dekat). Hal ini tidak dapat
diselesaikan dengan gaya atau Hukum newton, pendekatannya adalah dengan dua
konsep yaitu momentun dan impuls, dan hukum kekekalam momentum. Dalam
tumbukan dimungkinkan terjadi energi yang hilang, maka dalam penyelesaian
diperlukan hukum kekekalan energi.
V.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa gerakan sistem partikel, membedakan
antara momentum linier dengan impuls, kecepatan dan percepatan benda sesudah
atau sebelum tumbukan, energi yang hilang akibat tumbukan, serta gerak pusat
massa suatu sistem partikel.
p = mv ..........V.1
jadi momentum merupakan besaran vektor yang besarnya merupakan hasil kali
massa dengan kecepatannya, sedangkan arahnya searah dengan vektor
kecepatannya.
Persamaan V.1 dapat ditulis dalam bentuk komponen-komponen vektor :
p x = mv x ..........V.2a
p y = mv y ..........V.2b
p z = mv z ..........V.2c
dp d dv
F= = ( mv ) = m = ma ..........V.3
dt dt dt
dp = Fdt . ..........V.4
Jika diintegralkan dari t1 sampai t 2
t2
p = p 2 p 1 = Fdt ..........V.5
t1
Integral gaya terhadap selang waktu bekerjanya gaya disebut impuls gaya ( I )
t2
I = Fdt = p ..........V.6
t1
Fdt = mv 2 mv 1 = 0 ..........V.7
t1
mv 2 = mv1 ..........V.8
jika ditulis dalam bentuk vektor :
p1x = p 2x ..........V.9a
p1y = p 2 y ..........V.9b
p1z = p 2z ..........V.9c
Hukum kekekalan momentum adalah hukum yang paling mendasar karena
tetap berlaku bagaimana sifat gayanya.
Contoh :
Bola dijatuhkan dari ketinggian 2 m tanpa kecepatan awal. Setelah
bertumbukan dengan lantai, bola terpantul keatas setinggi 1,8 m. Jika perubahan
momentum adalah 1,232 kg m/s.
Hitunglah :
a. Momentum sebelum dan sesudah menumbuk tanah :
b. Gaya rata-rata yang diserahkan lantai ke bola, jika waktu tumbukannya 10-2 s
Jawab :
a. kecepatan bola sebelum menumbuk tanah :
: 12 mv 22 = mgh 2
V.3.1.2. Rangkuman
Momentum dari partikel dengan massa m yang bergerak dengan kecepatan v
didefinisikan sebagai vektor p = mv
Dalam kaitannya dengan momentum, hukum Newton II untuk sebuah partikel
dp
dapat dinyatakan F =
dt
Perubahan momentum sebuah partikel di setiap selang waktu sama dengan
impuls dari gaya total yang bekerja pada partikel selama selang waktu tersebut
I = p2 p1
Momentum total sebuah sistem dari partikel a, b, c, . adalah jumlah vektor
ma va + mb vb + mc vc + ....
Jika total gaya luar pada sistem adalah nol, momentum total pada sisten adalah
konstan
V.3.2. Kegiatan Belajar 2 : Tumbukan
V.3.2.1. Uraian dan Contoh
V.3.2.1.1 Pendahuluan
Suatu benda yang bertumbukan dengan benda lain yang dalam keadaan
diam atau bergerak dapat ditentukan, selama benda-benda yang bertumbukan
gaya-gayanya diketahui. Jika gaya tidak diketahui dengan adanya prinsip
kekekalan momentum dapat diselesaikan.
Macamnya tumbukan :
1. Tumbukan Sentral
2. Tumbukan Tidak sentral
3. Tumbukan Elastik Sempurna
4. Tumbukan Elastik Tidak Sempurna
m1 v11 + m2 v 21 = m1 v12 + m2 v 22
..........V.12
1
m v 2 + 1 m v 2 = 1 m v 2 + 12 m2 v 222
2 1 11 2 2 21 2 1 12 ..........V.13
V.3.2.1.2d Tumbukan Elastik Tidak Sempurna
Ciri dari tumbukan tidak sentral adalah :
Mengikuti Hukum Kekekalan momentum
Tidak mengikuti Hukum Kekekalan energi
m1 v11 + m2 v 21 = ( m 1 + m2 ) v 2
..........V.14
Contoh :
1. Benda massanya m1 = 1 kg bergerak disepanjang sumbu x positif dengan
kecepatan v11 = 6 m/s menumbuk benda kedua massanya m 2 = 0,5 kg yang
bergerak juga ke sumbu x positif dengan kecepatan v 21 = 4 m/s. Jika
tumbukannya tidak elastik sempurna maka :
a. Hitunglah kecepatan benda setelah tumbukan
b. Hitunglah energi kinetik yang hilang pada saat tumbukan.
- 95 -
Jawab :
a. m 1 v11 + m2 v 21 = ( m1 + m2 ) v 2
m1v11 + m 2 v 21 (1kg )( 6 m / s ) + ( 0,5 kg )( 4 m / s )
v2 = = = 5,33 m / s
( m1 + m 2 ) (1kg + 0,5 kg )
Ek1 = 12 m1 v11
2
+ 12 m2 v 221
Ek 2 = 12 ( m1 + m2 ) v 22
2. Sebuah balok massanya 990 gram di atas papan licin yang dihubungkan
dengan pegas (k = 100 N/m). Jika sebuah peluru massanya 10 gram
menumbuk dan menancap pada balok sehingga pegas tertekan sepanjang 10
cm, hitunglah :
a. energi potensial pegas
b. kecepatan balok tepat sesaat setelah tumbukan.
c. kecepatan peluru sebelum menumbuk balok
d. energi yang hilang akibat tumbukan tersebut.
Jawab :
a. Energi pegas = 12 kx 2 = 12 (100N / m)(0,1m) 2 = 0,5J
1
b. 2
( mb + mp ) v 22 = 12 kx 2 = 0,5J
0,5J 0,5
v2 = 1 = 1 = 1m / s
2
( m b + m p ) 2
( 0,99 + 0,01) kg
c. Sebelum tumbukan
. mb v b + mp v p = ( mb + mp ) v 2
v p = 100 m/s
3. Sebuah balok kayu massanya 3 kg digantung dengan dua tali yang sejajar dan
panjangnya sama. Sebuah peluru massanya 0,02 kg ditembakan mendatar
sehingga bersarang didalamnya dan akibatnya setelah ditembak balok bergeser
ke arah vertikal setinggi 25 kg.
Hitunglah : a. kecepatan sistem ke arah mendatar setelah ditembak.
b. kecepatan peluru sebelum menumbuk balok.
- 97 -
Jawab :
( mb + mp ) v 2bp = ( mb + mp ) g h
b. mb v b + mp vp = ( mb + mp ) v bp
v p = 106,757 m/s
V.3.2.2. Rangkuman
Tumbukan dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungan energi dan
kecepatan akhir. Pada tumbukan elastis sempurna terjadi antara dua benda yang
bertumbukkan dengan hasil jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan
jumlah momentum setelah tumbukan dan jumlah energi kinetik sebelum
tumbukan sama dengan jumlah energi kinetik setelah tumbukan. Tetapi pada
tumbukan elastis tidak sempurna jumlah momentum sebelum tumbukan sama
dengan jumlah momentum setelah tumbukan tetapi jumlah energi kinetik sebelum
tumbukan lebih besar dari jumlah energi kinetik setelah tumbukan sehingga setiap
tumbukan akan terjadi energi yang hilang selama tumbukan tersebut.
V.3.3. Kegiatan Belajar 3 : Pusat Massa
V.3.3.1. Uraian dan Contoh
V.3.3.1.1 Pendahuluan
V.3.3.1.2 Pusat Massa
Vektor posisi pusat massa sistem partikel yang terdiri banyak partikel.
m1r + m 2 r2 + m3 r3 + ...
rp = ..........IV.15
m1 + m 2 + m3 +...
1 n
rp = m i ri ..........IV.16
M i =1
n
M= m i = m 1 + m 2 + m 3 + ......
i =1
1 n
yp = mi yi ..........IV.16.b
M i =1
1 n
zp = mizi ..........IV.16.c
M i =1
pusat massa benda tegar dicari dengan membagi-bagi menjadi n buah elemen
sehingga setiapm elemen massanya m.
- 99 -
m1r + m 2 r2 + m3 r3 + ...
rp =
m1 + m2 + m3+...
n
m i ri
rp = i =1
n
..........IV.17
m i
i =1
jika elemen massa diatas dibagi lagi sehingga mendekati 0, maka persamaan
diatas dapat ditulis :
n
m i ri r dm
rp = i =1
n
=
m i dm
i =1
didefrensialkan ke dt diperoleh :
d rp dr dr dr dr
M = m1 1 + m 2 2 + m3 3 + ...... + m n n
dt dt dt dt dt
Mv p = m1v1 + m 2 v 2 + m3v3 + ...... + m n v n ..........IV.19
Ma p = F1 + F2 + F3 + ...... + Fn ..........IV.21
Contoh : m1 = 6 kg pada titik (4;2) m dengan gaya 10 N k
V.3.3.2. Rangkuman
Pusat massa sebuah sistem bergerak seolah-olah seluruh massa M
dikonsentrasikan pada pusat massa. Jika gaya luar total pada sistem adalah nol,
kecepatan pusat massa vcm adalah konstan. Jika gaya luar tidak nol, pusat massa
mengalami percepatan.
mo
v - v o = -gt - v r ln ..........V.22
m
jika v o = 0
mo
v = -gt - v r ln ..........V.23
m
V.3.3.2. Rangkuman
Dalam masalah daya dorong roket, massa roket berubah ketika bahan
bakar terbakar dan dibuang. Analisis dari gerak roket harus mencakup momentum
yang dibawa pergi oleh bahan bakar beserta momentum roket itu sendiri.
V.4. Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
- 103 -
BAB. VI
MEKANIKA BENDA TEGAR
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
DAFTAR ISI
Materi Halaman
VI.1. Pengantar
Dalam Bab ini akan dipelajari Mekanika benda Tegar yang meliputi
Momen Gaya, Momen Sudut, Torkas Gaya dan Momen Inersia, Momen Inersia
Benda Tegar, Energi Kinetik Rotasi Benda Tegar, Momentum Sudut dan Hukum
Kekekalan Momentum Sudut
VI.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/menganalisa tentang konsep momen gaya,
momentum sudut, Hukum Kekekalan momentum sudut serta momen inersia
= r xF ..........VI.1
F lengan momen
adalah besaran vektor yang besarnya
adalah :
= = r F sin = r F ..........VI.2
adalah sudut yang dibentuk anatar r dan F
Arah momen gaya mengikuti arah majunya skrup bila diputar arahnya dari
r menuju F melalui sudut terkecil.
r sin = r adalah : 1. komponen r tegak lurus pada garis F
Momen-tum sudut partikel disekitar titik O diperoleh dari hasil perkalian antara
vektor r dengan vektor p.
Momentum sudut L disefinisikan sebagai :
L = r xp ..........VI.3
L = r xmv ..........VI.4
karena m konstan secara vektor L = m r xv ..........VI.5
Momen sudut adalah besaran vektor yang besarnya :
L = rp sin ..........VI.6
adalah sudut yang dibentuk antara r dan p
Arah momentum sudut adalah mengikuti arah majunya skrup apabila diputar dari
r menuju p melalui sudut terkecil. Momen sudut merupakan vektor yang tegak
lurus bidang yang dinyatakan oleh r dan v. Momentum sudut dari suatu partikel
secara umum mengubah besar dan arah gerak partikel. Jadi jika partikel bergerak
didalam bidang datar dan titik 0 juga berada pada bidang tersebut, maka arah
momentum sudut sama dengan arah normal dari bidang tersebut.
- 107 -
v = r
Maka :
L = mrv = mr 2 ..........VI.7
Jika lintasan gerak partikel tidak berbentuk lingkaran melainkan berupa garis
lengkung, maka kecepatan v dapat diuraikan menjadi kecepatan transversal ( v tr )
L = mrv tr ..........VI.11
d
v tr = r dan = sehingga persamaan VI.11 dapat ditulis :
dt
d
L = mr 2 ..........VI.12
dt
Momen sudut L merupakan perkalian vektor, dapat diselesaikan dengan :
i j k i j
L = r xp = x y z x y
px py pz px py
L x = ypz - zp y
L y = zpx - xpz
L z = xp y - ypx
L x = L y = 0 dan Lz yang masih ada. Jadi momentum sudut arahnya tegal lurus
pada bidang.
- 109 -
Gaya yang melakukan puntiran hanyalah komponen gaya yang tegak lurus lengan
yaitu F sin , sedangkan gaya yang searah atau sejajar hanyalah menekan atau
menarik baut tanpa memutar. Torka yang dilakukan oleh gaya pada mur baut
adalah :
= r xF ..........VI.13
besar torka dapat ditulis : = rF sin
dp
F= ..........VI.14
dt
Jika persamaan ini dikalikan dengan vektor r, maka diperoleh :
dp
r xF = r x
dt
dp
= rx ..........VI.16
dt
ika persamaan VI.4 didefrensialkan terhadap dt maka :
dL d dp
= ( r xp) = r x ..........VI.17
dt dt dt
dr
dimana : xp = 0
dt
dL
= = r xF ..........VI.18
dt
ini menyatakan bahwa kecepatan perubahan momentum sudut partikel terhadap
waktu sama dengan momen gaya yang bekerja bekerja pada partikel tersebut.
Momentum sudut untuk sistem.
partikel L, dicari dengan menjumlahkan semua momentum sudut masing-masing.
Untuk n partikel :
L tot = L1 + L 2 + L3 + ......+ L n
n n
L tot = rj xp j = m j rj xv j ..........VI.19
j1 j1
n
L tot = m j . rj2 ..........VI.20
j1
n
Momen inersia : I = m j . rj2 ..........VI.21
j1
dL tot d I
Jika didefrensialkan ke dt akan menjadi =
dt dt
=I ..........VI.23
d. adalah percepatan sudut
Benda tegar adalah posisi satu partikel terhadap partikel yang selalu tetap
tidak terkonsentrasi pada satu titik, tetapi tersebar merata seperti dalam suatu
cakram atau bentuk lin. Dalam contoh ini dibahas benda berbentuk lingkaran
dimana massanya tersebar merata di tepi lingkaran. Massa dibagi menjadi n
- 111 -
bagian (elemen) dan setiap bagian massanya adalah m maka jumlah momen
inersia adalah :
n
I= m j . rj2
j1
I z = ( x 2 + y 2 )dv ..........VI.25.a
I x = ( y 2 + z 2 )dv ..........VI.25.b
I y = ( x 2 + z 2 )dv ..........VI.25.c
sumbu z yang melewati pusat massa dan jarak antara sumbu z dan sumbu z p = a
I = Ip + Ma 2 ..........VI.26
I adalah momen inersia benda terhadap sumbu z dan Ip adalah: momen inersia
I = MK 2 atau K = I / M
K : radius girasi suatu benda
satuan dari momen inersia dalam
Contoh :
Buktikan bahwa momen inersia dari sebuah tongkat tipis homogen panjang L dan
luas penampangnya A yang kecil jika :
c. Sumbunya tegak lurus pada tongkat di salah satu ujung tongkat adalah :
I = 13 ML2
I = 13 ML2
Jawab :
a. Sumbu rotasi melalui salah satu ujung tongkat.
I A = 13 AL3 = 13 ML2
K 2 = 13 L2
- 113 -
IC = 2( 13 )( 12 M )( 12 L) 2 = 12
1
ML2
dapat juga dicari dengan jalan lain yaitu dengan teori Steiner :
I A = IC + M ( 12 L) 2 dan IC = IA - 14 ML2 = 12
1
ML2
rT = 12 m1r 2a / r
2m 2g 2(15kg)(10m / s 2 ) 300
a= = = = 7,5m / s 2
2m 2 + m1 2(15kg) + (10kg) 40
Ek = 1
2
[m r ]
i i
2 2
i = 12 Ii2 ..........VI.28
VI.3.1.1.2f Menggelinding
Menggelinding adalah kombinasi antara gerak translasi pusat massa dan
rotasi pusat massa. Sebagai contoh sebuah silinder menggelinding diatas lantai
datar, jika tidak tergelincir (slep) maka bagian silinder yang berada dibagian
bawah atau bersinggungan dengan lantai (titik Q) pada saat itu harus dalam
keadaan diam. Setiap titik berotasi murni terhadap titik Q, oleh sebab itu titik Q
disebut sumbu sesaat. Diperhatikan bahwa titik Q kecepatannya v Q = 0, titik P
vR = 2 R
E k = 12 Mv2p + 12 I p 2
E k = 12 Ip 2
IQ = I p + ML2
IQ = I p + MR 2
E k = 12 IQ 2 = 12 I p 2 + 12 Mv 2p ..........VI.29
Supaya silinder tidak tergelincir serta dapat melakukan gerak rotasi, diperlukan
adanya gaya gesek statik antara silinder dengan permukaan lantai. Perlu diketahui
gaya gesek statik ini tidak melakukan kerja, karena tidak ada gerak relatif antara
silinder dengan lantai. Jadi silinder yang menggelinding tidak kehilangan energi
karena adanya gaya gesek
Contoh :
Fgc - M g sin = - M a
M a - M g sin = - M a
a = 2/3 g sin = (2 g h)/(3 s) percepatan tetap
Pusat massa bergerak dengan percepatan tetap, maka dengan persamaan :
v 2 - vo2 = 2a ( x - x o )
4
v = 2as = gh
3
- 117 -
L = mr 2 sin ..........VI.31
dimana adalah sudut antara v dan r
L = mr 2
dL = d ( r xp )
dL dp dr
= ( rx ) + ( xp) = rxF + vxmv = rxF + mvxv = rxF =
dt dt dt
L = L1 + L 2 + L3 + ...... + L n ..........VI.33
Jika momen gaya eksternala sama dengan nol, maka :
L = I = tetap I : kelembaman rotasi terhadap sumbu
Contoh :
Sebuah papan berbentuk lingkaran massanya 80 kg dan jari-jarinya 2 m,
berputar horizontal tanpa gesekkan. Orang yang massanya 40 kg berjalan
berlahan-lahan dari tepi menuju pusat lingkaran dengan kecepatan sudut 1 rad/s.
a. Tentukan kecepatan sudut ketika menempuh setengah perjalanan.
b. Hitunglah perubahan energi system.
Jawab :
Untuk mengerjakan ini diambil kondisi awal pada saat arang di tepi dan kondisi
pada saat orang di titik pusat.
* Pada saat orang ditepi lingkaran :
I1 = I p + Io = 12 MR 2 + MR 2
Io = momenkelembaman orang.
I 2 = I p + Io = 12 MR 2 + MR 2
karena tidak ada momen gaya dari luar pada system, maka :
L1 = L 2
I1 1 = I2 2
- 119 -
I1 1 (320kgm 2 )(2rad / s)
2 = = = 3,2rad / s
I2 ( 200kgm 2 )
b. Perubahan energi kinetic
E k = E k1 - E k 2 = 1
2 I 1 12 - 12 I 2 22
= 384 joule
VI.3.1.2. Rangkuman
Ketika sebuah benda tegar berotasi pada sumbu tetap, posisinya digambar-
kan dengan koordinat sudur . Kecepatan sudut didefinisikan sebagai turunan
dari koordina sudut . Percepatan sudut didefinisikan sebagai turunan dari
kecepatan sudut atau turunan kedua dari koordinat .
VI.4 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
BAB. VII
KESEIMBANGAN BENDA
TEGAR
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
- 121 -
DAFTAR ISI
Materi Halaman
VII.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/menganalisa percepatan linier pusat massa,
percepatan sudut yang mengelilingi sumbu tetap
Berdasarkan Hukum Newton II, untuk benda dalam keadaan diam atau
bergerak dengan kecepatan konstan, maka :
F = ma = 0 ..........VII.1
Jumlah vector dari semua gaya eksternal yang bekerja pada benda diam
(keadaan setimbang) sama dengan nol.
b. Percepatan sudut yang mengelilingi sumbu tetap sama dengan nol ( = 0)
= I = 0 ..........VII.2
- 123 -
Jumlah vector dari semua momen gaya eksternal yang bekerja pada benda diam
(keadaan setimbang) sama dengan nol.
Contoh 1 :
Sebuah balok massanya m panjang l dan kedua ujungnya diletakkan diatas
kuda kuda. Jika balok homogen maka pusat massa ditengah-tengah dan jika tidak
homogen pusat massanya tidak ditengah. Maka besar gaya penopang kuda-kuda
adalah :
F1 = F2 = 12 mg
Contoh 2 :
Sebuah papan loncat tebal l dan panjang c. Pada ujung kiri diklem dan pada jarak
a juga diklem.
Misal pusat massanya pada jarak b dan pada ujung balok kanan ada orang
berdiri.
Diambil penopang kiri sebagai porosnya.
Gaya vertical yang bekerja
F =0
F1 + F2 W1 W2 = 0
Torkas yang arahnya keatas dianggap positip
F2 = ( ba ) W1 + ( ac ) W2
F1 = W1 + W2 - F2
F1 = W1 + W2 - ( ba ) W1 - ( ac ) W2 = (1 - ba ) W1 + (1 - ac ) W2
F1 = (1 - ba )mpg + (1 - ac )mog
VII.3.1.2. Rangkuman
Benda tegar dikatakan dalam keadaan setimbang jika percepatan linear
pusat massanya sama dengan nol (a p = 0) dan percepatan sudut yang
VII.4 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976, Cumming
Publishing Company Inc.
BAB. VIII
GETARAN SELARAS
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
- 127 -
DAFTAR ISI
Materi Halaman
VIII.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa prinsip gerak harmonik sederhana
Contoh :
Suatu transduser ultrasonik (semacam pengeras suara) digunakan untuk diaknosa
medis pada frekuensi 6,7 MHz = 6,7 . 106 Hz. Berapa lama waktu yang diperlukan
untuk posisi, dan berapa frekuensi sudutnya?
Jawab :
1 1
T= = = 1,5.107 s
f 6, 7.106 Hz
frekuensi sudut
= 2f = (2)/T = 2 ( 6,7 . 106 Hz)
= (2 rad/siklus)(6,7 . 106 siklus/s) = 4,2 . 107 rad/s
Getaran yang sangat cepat sesuai dengan f dan yang besar sedang T nya
kecil, dan getaran yang lambat (kecil) sesuai dengan f dan yang kecil sedang
T nya besar .
gaya ini merupakan gaya pemulih yang selalu mengembalikan keposisi setimbang
yang besarnya sebanding dengan jaraknya dari posisi setimbang. Benda yang
dipengaruhi gaya yang demikian dikatakan benda bergerak harmonik sederhana.
Menurut Hukum Newton II
F=ma
Gaya pemulih pegas akibat gerak benda adalah : F = - k x, sehingga dari kedua
persamaan diatas didapat :
d2x
-kx = m
dt 2
d2x kx
2
+ =0 ..........VIII.3
dt m
d2x
2
+ 2x = 0 ..........VIII.4
dt
2 k
= dan 2 =(2 /T)2 ..........VIII.5
m
k
= ..........VIII.6
m
m
jadi periode T = 2 ..........VIII.7
k
1 k
frekwensi f = =
2 2 m
2
= 2f = ..........VIII.8
T
x = A cos ( t + ) ..........VIII.9
- 131 -
( t + ) = fase gerak
= konstanta fase
Jika persamaan VIII.5. diturunkan dua kali terhadap waktu, maka diperoleh :
dx
v= = A sin( t + ) ..........VIII.10
dt
dv d2x
a= = 2
= - 2 A cos( t + ) = - 2 x ..........VIII.11
dt dt
E = Ek + EP ..........VIII.12
x
EP = kxdx = 12 kx 2 = 12 kA2 cos 2 (t + ) ..........VIII.13
0
E = 12 kA 2 sin 2 ( t + ) ..........VIII.14
k
1 kA 2 = 1 mv2 + 1 kx 2
2 2 2
k 2
v= (A + x 2 ) ..........VIII.16
m
Pada gambar diatas pada saat ditarik kekanan sejauh x, maka harga
maksimum E maks = A sehingga E P = maksimum dan kecepatan nol sehingga
haerga E k =0
E = 0+E
Pmaks
1 kA 2 = 1 kx 2
2 2 maks
demikian juga setelah benda dilepas pada saat di titik 0, berarti x = 0 sehingga
tenaga potensial sama dengan nol tetapi kecepatan benda maksimum sehingga
harga tenaga kinetik maksimum, sehingga :
E=E +0
kmaks
1 kA 2 = 1 mv 2
2 2 maks
k
v maks = A ..........VIII.17
m
- 133 -
Contoh :
Sebuah benda dengan massa 200 gram dihubungkan dengan pegas (k = 5 N/m)
dan bebas bergetar pada bidang horizontal yang licin. Jika benda ditarik sejauh 5
cm dari keadaan setimbang dan kemudian dilepaskan, maka :
a. Hitunglah periode geraknya.
b. Hitunglah kecepatan maksimumnya.
c. Hitunglah percepatan maksimumnya.
d. Hitunglah kecepatan benda pada saat di titik 2 cm dati titik setimbang.
Jawab :
a. Periode
m 22 0.2kg
T = 2 =2 = 1,256 det ik
k 7 5N / m
k 5N / m
v maks = A = (0,05m) = 0,25m / s
m 0,2kg
2
c. a = 2A = 2 A=
2(3,14)
(0,05m) = 1,25m / s2
maks T 1,256s
d. pada saat x = 2 cm = 0,02 m
E = Ek + EP 1 kA 2 = 1 mv 2 + 1 kx 2
2 2 2
1
2
(5 N / m)(0,05m) 2 = 12 (0,02kg ) v 2 + 12 (5 N / m)(0,02m) 2
0,0105
v= = 0,05025 = 0,22m / s
0,2
d 2x
F = ma = m
dt 2
d 2x mg
m 2
= g
dt l
- 135 -
d 2x g
2
+ x = 0 bandingkan dengan persamaan VIII.3
dt l
akan diperoleh
2 g 2 2
= =
l T
maka :
l ..........VIII.18
T = 2
g
d 2x
= I=I , maka :
dt 2
d2x K 2 = K = (2 / T )2
+ =0
dt 2 I I
I atau I ..........VIII.19
T = 2 T=2
K Mgd
Kawat yang terpun tir akan melakukan gaya pemu lih untuk kembali ke posisi
semula. Untuk yang kecil maka momen gaya pemulihnya sebanding dengan
sudut pergeserannya yaitu :
=- K
d 2x
dari persamaan VI.23 = I=I
dt 2
d2x K 2 = K = (2 / T )2
+ =0
dt 2 I I
I
T = 2
K
Contoh :
1. Sebuah benda massa m dihubungkan 3 pegas secara seri yang mempunyai
konstanta pegasnya masing-masing : k1, k2 dan k3 . Jika benda ditarik sejauh
x, maka : Carilah persaman periode getarannya.
Jawab :
F F1 F2 F
= + + 3 k adalah tetapan pegas gabungan
k k1 k 2 k 3
F = F1 = F2 = F3
1 1 1 1
= + +
k k1 k k3
2
k1k 2k 3
atau k=
k1k 2 + k1k 3 + k 2k 3
m
untuk mencari periode dimasukan ke persamaan T = 2
k
m ( k1k 2 + k1k 3 + k 2 k 3 ) ..........VIII.20
T = 2
k1k 2 k 3
F = F1 + F2 + F3
kx = k1x1 + k 2 x 2 + k 3x 3 k = k1 + k 2 + k 3
m m
T = 2 = 2
k k1 + k 2 + k 3
VIII.21
x1 = A1 cos( t + 1)
x 2 = A 2 cos( t + 2 )
gerak resultannya : x = x1 + x 2
diperoleh hubungan :
A cos = A cos + A cos
1 1 2 2
A sin = A sin + A sin
1 1 2 2
Kedua hubungan diatas dikwadratkan dan dijumlahkan didapat :
A2 = A12 + A22 + 2 A1 A2 cos(1 2 )
sin
tg = ..........VIII.23
cos
x1 = A1 cos(t + 1)
x 2 = A 2 cos( t + 2 )
A = A1 + A 2
b. Untuk harga 1 = 0dan 2 =
x1 = A1 cos(t )
x2 = A2 cos(t + )
[
x = x1 + x 2 = A1 cos( t ) + A2 cos( t + ) = A1 cos( t ) - A2 cos( t ) ]
x = (A1 - A 2 ) cos( t )
A = A1 - A2
x1 = A1 cos ( 1 t)
x2 = A2 cos ( 2 t)
gerak resultannya :
x = x1 + x2
= A1 cos ( 1 t) + A2 cos ( 2 t)
a. Jika harga = 0
x
x = A sin t atau sin t =
A
x B B
y = B sin( t ) = B = x y = x
A A A
merupakan persamaan garis lurus
B
y = x merupakan persamaan garis lurus
A
c. Jika harga = 12 = 90o
x = A sin t
y = B sin(t + 1` ) = B cos t
2
x2
kwadratkan : x 2 = A 2 sin 2 t atau sin 2 t =
A2
y2
y 2 = B 2 cos 2 t atau cos 2 t =
B2 +
x2 y2 atau
+ = 1 B2x 2 + A 2y2 = A 2B2
A2 B2
x = A sin t
y = A sin(t + 1` ) = A cos t
2
- 143 -
x2
kwadratkan : x 2 = A 2 sin 2 t atau sin 2 t =
A2
y2
y 2 = A 2 cos 2 t atau cos 2 t =
A2 +
x2 y2 atau
+ = 1 x2 + y2 = A 2
A2 A2
merupakan persamaan lingkaran dengan jari-jari A
Contoh :
Sebuah benda bergerak melakukan dua gerakan harmonik sederhana yaitu :
x1 = 2 cos( t +14 ) cm
x 2 = 2 cos( t +18 ) cm
A = ( 2) 2 + ( 4) 2 + 2( 2)( 4) cos( 14 - 18 )
A = 4 + 16 + 16 cos( 18 ) = ...........cm
2. Sebuah pegas dimana pada ujung kirinya dikunci dengan sebuah papan
sehingga tidak dapat berubah dengan konstatant pegas : k. Kemudian pada
- 145 -
ujung kanan dihubungkan dengan massa M dan ditarik kekanan sejauh A1.
Pada saat balok dilepas dan melewati titik setimbang (titik 0) sebuah benda
massa m jatuh dan melekat pada massa M. Carikah :
a) Amplitudo dan peride yang baru
b) Ulangi seperti soal diatas tetapi saat kejatuhan massa m itu posisi massa M
berada disalah satu ujung lintasan
M +m
peride T2 = 2
k
VIII.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
- 147 -
BAB. IX
ELASTISITAS
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
DAFTAR ISI
Materi Halaman
IX.1. Pengantar
Sebuah benda yang dapat dimodelkan sebagai sebuah partikel berada
dalam kesetimbangan ketika penjumlahan vektor dari gaya-gaya yang bekerja
padanya adalah nol. Benda tegar tidak melengkung, memanjang atau hancur jika
ada gaya yang bekerja padanya, tetapi benda tegar hanyalah suatu bentuk ideal
karena seluruh bahan nyata bersifat elastis dan mengalami deformasi sampai batas
tertentu. Sifat elastis bahan sangatlah penting
IX.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa tentang Tegangan dan Regangan,
Elastisitas serta karakteristik bahan melalui hubungan Tegangan dan Regangan
yang besarnya sama, maka tegangan (stress) yang dialami oleh batang tersebut
dapat didifinisikan sebagai perbandingan gaya F dengan luas penampangnya.
F
Sn = n ..........IX.2
A'
F
ST = T ..........IX.3
A'
Tegangan tangensial ST disebut juga tegangan geser.
Jika yang bekerja adalah gaya tekan,
Batang yang tertekan tegangannya adalah perbandingan gaya tekan terhadap luas.
V Vo V
Regangan volume = = ..........IX.5
Vo Vo
Regangan yang disebabkan oleh tegangan tangensial yang bekerja pada
penampang-penampang balok disebut regangan geser.
x
Regangan geser = ..........IX.6
h
Perbandingan antara tegangan dan regangan disebut Hukum Hooke
tegangantarik tegangantekan Fn / A
E= = = ..........IX.7
regangantarik regangantekan l / lo
1 dV / V dV
K= = = ..........IX.10
B dP VdP
Contoh :
1. Sebuah kawat baja panjangnya 3 m disambung dengan kawat tembaga
panjangnya 5 m sedang luas penampang keduanya adalah sama yaitu
Jawab :
Fn / A Fnlo
a. l = =
E / lo AE
(500 N)(3m)
untuk baja : lbaja = = 0.009m = 0,9cm
(8.10 m 2 )(21.1010 Pa )
-7
(500N)(5m)
untuk tembaga : ltembaga = = 0.03m = 3cm
(8.10-7 m2 )(1011Pa)
b. F = kx = k l
l = lb + l t sehingga :
Diketahui seperti gambar diatas dengan gaya Fn = 5000 N ke arah kiri dan kanan
dimana :
Tembaga : E t = 1011 Pa
Baja : E b = 21.1010 Pa
A b = 20cm 2
Jawab :
a. l t = lb
Fnlot Fnlob
=
E t At AbEb
(5000 N)(1m) (5000 N)(lob )
-4 2 11
=
(30.10 m )(10 Pa (20.10-4 m 2 )(21.1010 Pa )
lob = 1,4m
Fn 5000 N
b. St = = = 1,67.106 N / m 2
A t 30.10- 4 m 2
Fn 5000 N
Sb = = - 4 2
= 2,50.106 N / m 2
A b 20.10 m
- 155 -
lt Fnlot / A t E t Fn
c. Regangan tembaga = = = = 1,67.10-5
lot lot AtEt
lb Fnlob / A b E b Fn
Regangan baja = = = = 1,29.10-5
lob lob AbEb
IX.3.1.2. Rangkuman
Hukum Hooke menyatakan bahwa dalam deformasi elastis merupakan
perbandingan antara tegangan dengan regangan
Tegangan tarik adalah gaya tarik persatuan luas; Regangan tarik adalah
fraksi perubahan panjang; Modulus Young adalah perbandingan tegangan
tarik dengan regangan tarik.
2. V = 0,8 liter
VIII.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
- 157 -
BAB. X
MEKANIKA FLUIDA
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
DAFTAR ISI
Materi Halaman
X.1. Pengantar
Fluida adalah zat yang dapat mengalir (cairan dan gas) Banyak
beranggapan bahwa gas itu sesuatu yang mudah ditekan sedangkan cairan tidak
dapat. Statika fluida ini mempelajari tentang fluida yang diam pada keadaan
setimbang, dengan berdasarkan Hukum Newton I dan III dapat dikembangkan
konsep kunci densitas, tekanan, daya apung dan tegangan permukaan. Dinamika
fluida mempelajari tentang fluida yang bergerak.
X.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa tekanan didalam fluida yang diam,
Hukum Pascal dan Hukum Archimedes, Persamaan Kontinuitas, Persamaan
Bernoulli.
Tekana (P) didefinisikan sebagai gaya noemal (F) persatuan luas penampang (A) :
F
P= ..........X.2
A
satuan tekanan dalam : mks adalah = N / m 2 biasa disebut pascal (Pa) dan cgs
adalah = dyne / cm 2
Misalkan sebuah cakram dengan luas penampang lingkaran lingkaran A dan tebal
dy dimasukan kedalam fluida cair yang diam. Massa cakram = A dy maka gaya
beratnya dW = g A dy.
- 161 -
Jumlah gaya horizontal = 0 karena saling meniadakan. Jika cakram dalam fluida
tetap diam atau bergerak kebawah dengan kecepatan konstan, maka :
Fy = 0
P A (P + dP) A - g A dy = 0
dP
= g ..........X.3
dy
persamaan (X.3) menunjukan bahwa y makin tinggi tekanan makin berkurang.
Misalkan Po adalah tekanan dipermukaan air laut yang biasa disebut dengan
tekanan atmosfier dan titik P1 berada didalam air laut setinggi y1 dari dasar laut,
sedangkan dalam air laut adalah y2
P2 y2
dP = g dy
P1 y1
P2 - P1 = - g ( y 2 - y1) P2 = Po dan P1 = P
Jadi : P = Po + gh ..........X.4
Jadi dari persamaan X.4 dapat disimpulkan bahwa semakin kedalam fluida
tekanan makin besar.
Misalkan Po dan o adalah tekanan udara dan massa jenis udara tepat diatas
permukaan air laut dan tekanan yang akan dicari pada titik p yang tingginya y
terhadap permukaan air laut.
P
didapat perbandingan =
o Po
dimasukan kepersamaan X.3 akan
didapat
P = Po e -( g o / Po ) y ..........X.5
P adalah tekanan pada titik p yang berada diudara setinggi y dari permukaan air
laut. Dari persamaan X.5 dapat disimpulkan bahwa makin keatas tekanan udara
semakin kecil dan penurunannya secara eksponensial.
Prinsip Archimedes :
Jika sebuah benda dicelupkan sebagian atau semuanya kedalam fluida
yang diam, maka akan memdapat gaya keatas (gaya apung) yang besarnya sama
dengan berat fluida yang dipindahkan, dan pada bagian benda yang tercelup
paling dalam akan mendapat gaya apung yang paling besar.
Contoh :
1. Balon karet massanya 1 gram diisi dengan gas helium yang massana 0,8 gram
dan jika volume balon itu adalah 2 liter, maka hitunglah gaya keatas yang
Jawab :
Prinsip Archimedes berlaku pula untuk gas/udara.
Volume balon 2 liter berarti memindahkan udara 2 liter. Jadi massa udara 2 liter
[ ]
Fb = (m b + m u )g = (1 + 0,8).10-3 kg (10m / s 2 ) = 1,8.10- 2 N
arah kebawah.
2. Balok kayu yang berupa kubus dengan rusuk (sisi) 10 cm dan kerapatannya
adalah 0,6 g / cm3 terapung didalam air. Berapa bagian balok kayu yang
tercelup didalam air.
Jawab :
Berat balok kayu Wk = k Vk g dimana k
= 0,6 a
k Vk g = a (f .Vk )g
0,6 a
f = k = 0,6 bagian.
a a
Jawab :
a. Sebelum dimasukan kedalam air :
T1 = mA1g = (1kg)(10m / s 2 ) = 10 N
b. Dimasukan kedalam air:
Massa akan mendapat gaya keatas Fa
T1 + Fa - mg = 0
Dua buah pipa dengan luas penampang berbeda A1 dan A2 dialiri cairan dengan
kecepatan masuk v1 dan yang keluas v 2 . Karena cairan tidak berkurang, maka :
Volume cairan yang masuk sama dengan volume cairan yang keluar
a. Massa cairan yang masuk sama dengan massa cairan yang keluar.
b. Debit cairan yang masuk sama dengan debit cairan yang keluar
B. Persamaan Bernoulli
atau ..........X.8
P + gy + 12 v 2 = kons tan( tetap )
Contoh :
Air dari PAM yang dialirkan melalui pipa diameter 2 cm dengan
kecepatan mengalir : 1,5 m/s dan tekananya 4 x 105 Pa sampai dipermukan tanah.
Air tersebut akan dinaikan ke Bak penampungan yang berbentuk silinder dengan
luas lingkaran : 1 m2dengan pipa berdiameter 1 cm setinggi 6 meter. Dari dasar
Bak diberi pipa yang berdiameter 1 cm masuk ke Bak kamar mandi yang berada 4
m dibawah dasar Bak penampung air.
Hitunglah kecepatan, tekanan dan debit air yang masuk ke Bak penampung. Kran
kamar mandi ditutup dan air dari PAM dialirkan selama 50 menit kemudian
dimatikan (tekanan udara di Bak penampungan sama dengan tekanan dikamar
mandi). Hitunglah kecepatan air dikamar mandi pada saat kran dibuka.
- 167 -
Jawab :
a. Kecepatan air yang masuk ke Bak penampungan : v 2 dengan persamaan
kontinuitas
1 2
A1v1 4 (0,02m) (1,5m / s)
v2 = = 1
= 6m / s
A2
4
(0,01m) 2
untuk mencari tekanan air saat keluar dan masuk ke Bak penampungan
P1 + gy1 + 12 v12 = P2 + gy 2 + 12 v 22
P1 = P2 + 12 g (v 22 v12 ) + g ( y 2 y1 ) dimana y1 = 0
= 38 Pa
A km v km
menurut persamaan kontinuitas : v Bak =
A Bak
2
Akm vkm
g . y Bak + 1
2 = g . y km + 12 vkm
2
ABak
X.3.1.2. Rangkuman
Densitas (massa jenis) adalah massa m per satuan volumeV
Tekanan adalah gaya normal persatuan luas. Dalam Hukum Pascal dinyatakan
bahwa tekanan yang diberikan pada permukaan fluida dalam wadah yang
tertutup akan diteruskan secara merata ke setiap bagian fluida. Tekanan
absolut adalah tekanan total di dalam fluida, tekanan gauge adalah selisih
antara tekanan absolut dengan tekanan atmosfier.
Jika fluida densitas homogen berada dalam keadaan diam, maka tekanan di
dalam fluida sedalam h dari permukaan adalah : P = Po + gh dan tekanan
- 169 -
pada sebuah titik yang berada di ketinggian y dari permukaan air laut adalah
P = Po e -( g o / Po ) y
kesimpulannya makin masuk kedalam fluida cair
semakin besar tekanannya dan semakin keatas tekanan makin kecil.
2. v2 = 6 m/s
P2 = 3,3 . 105 Pa = 3,3 atm
Laju aliran volume dV/dt = 4,7 . 10-4 liter/s
X.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
BAB. XI
TERMOMETRI-
KALORIMETRI
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
- 171 -
DAFTAR ISI
Materi Halaman
XI.1. Pengantar 171
XI.2. Kompetensi 171
XI.3. Kegiatan Belajar 171
XI.3.1. Kegiatan Belajar : Termometri-Kalorimetri 171
XI.3.1.1. Uraian dan Contoh 171
XI.3.1.1.1 Pendahuluan 171
XI.3.1.1.2a Pemuaian 172
XI.3.1.1.2b Kalor 175
XI.3.1.1.2c Azas Black 176
XI.3.1.2. Rangkuman 179
XI.3.1.3. Test Formatif 180
XI.4 Referensi 180
XI.1. Pengantar
Konsep suhu berakar dari ide kualitatif panas dan dingin yang berdasar
pada indera kita. Suatu benda dikatakan panas pada umumnya memilihi suhu yang
lebih tinggi sedang dikatakan dingin jika memiliki suhu lebih rendah. Tetapi
kesensitifan setiap manusia mungkin berbeda, sehingga seorang menyentuhkan
tangannya ke suatu benda mengatakan benta itu panas tetapi orang lain yang
menyentuh benda itu mengatakan tidak panas. Untuk mengecek perbedaan
tersebut diperlukan alat ukur yaitu termometer. Antara lian suhu sangat
mempengarui, volume, panjang, massa jenis dari suatu benda.
XI.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa pengaruh perubahan temperatur dan
kalor, pengertian kapasitas panas, Azas Black beserta penggunaannya
Dengan anggapan bahwa kita telah mengetahui cara mengukur suhu dan membaca
skala termometer serta macamnya termometer dan perbandingan skalanya.
- 173 -
XI.3.1.1.2a Pemuaian
Merupakan salah satu sifat termometri yaitu adanya perubahan bentuk
(panjang, luas dan volume) akibat perubahan suhu (temperatur). Jadi misalkan
sebuah benda panjangnya l0 , karena adanya kenaikan suhu maka panjangnya
akan bertambah panjang ini dikatakan bahwa terjadi pemuaian.
a. Muai Panjang
Misalkan panjang suatu benda pada sihu T1 adalah l0 dan pada suhu T2
l = l0 + l = lo + lo (T2 - T1)
b. Muai Luas
Sama dengan muai panjang, didapat : perubahan suhu T = T2 - T1 ,
pertambahan luas sebesar
A = Ao T A : luas penampang
: koefien muai luas
A = A 0 + A = A o + A o (T2 - T1)
c. Muai Ruang/Volume
Sama dengan muai panjang, didapat : perubahan suhu T = T2 - T1 ,
pertambahan luas sebesar
V = Vo T A : luas penampang
: koefien muai luas
V = V0 + V = Vo + Vo (T2 - T1)
dimana : =2 dan =3
Contoh :
Sebuah gelas volumenya 100 cm3 , pada suhu 20o diisi dengan air raksa (Hg)
sebanyak 98 cm3 . Hitunglah : pada suhu berapa
1. Volume air raksa sama dengan volume gelas
2. Air raksa tumpah sebanyak 1 cm3
a. Misal pada saat volume gelas = volume air raksa tepat pada suhu T2
[ ] [
Vog 1 + g (T2 - T1) = V0Hg 1 + Hg (T2 - T1) ]
[ ] [
(100cm3) 1+ (1,2x10-5 /o C)(T2 - 20o) = (98cm3) 1 + (18x10-5 /o C)(T2 - 20o)]
T2 = 142o C
[ ] [
Vog 1 + g (T3 - T1) = V0Hg 1 + Hg (T3 - T1) - 1 ]
[ ] [ ]
(100cm3) 1 + (1,2x10-5 /o C)(T3 - 20o ) = (98cm3) 1 + (18x10-5 /o C)(T3 - 20o ) -1
T3 = ..?
- 175 -
Soal :
Sebuah kawat panjangnya 50 cm ketika diukur dengan penggaris dari baja
kedalam air dan dipanaskan sampai pada suhu 250 o C . Ketika diukur
dengan penggaris tadi panjang kawat menjadi 50,8 cm. Jika koefisien muai
Sebuah jendela dari kaca (gelas) pada suhu 10 o C ukurannya (20x40) cm.
XI.3.1.1.2b Kalor
Kalor merupakan tenaga panas satuannya dalam kalori (kal).
Kalor didefinisikan sebagai sesuatu yang dipindahkan dari suatu system ke system
lain yang berada disekitarnya akibat dari perbedaan suhu.
Satu kalori adalah banyaknya kalor/panas yang dibutuhkan oleh 1 gram air untuk
Kalor Jenis (panas jenis) (c) adalah kapasitas panas persatuan massa.
C
c= dalam kal / gr.o C ..........XI.5
m
Kapasitas Kalor Molar adalah kapasitas panas per mol (c)
C
=
c' dalam kal / o C mol ..........XI.6
n
Jadi kalor yang diperlukan oleh benda yang massanya m dengan kapasitas panas
C untuk menaikan temperaturnya dari T1 sampai T2
Q=mL ..........XI.8
Dimana : L disebut kalor laten atau disebut kalor penguapan jika terjadi
penguapan dan disebut kalor peleburan jika terjadi peleburan.
Q1 = Q 2
m1c1(Ta - T1) = m2c2 (T2 - Ta ) ..........XI.9
- 177 -
Contoh :
Sebuah kalorimeter massanya 0,5 kg dan panas jenisnya 0,10 kal / gr.o C diisi
dengan 1 kg es suhu mulanya - 10oC. Jika pada system diberi :
b. kalor 2,8x105 kal , suhu kalorimeter menjadi 120 o C , berapa kg air yang
menjadi uap ?.
dimana : panas jenis es : 0,60 kal/gr K
panas jenis air : 1,00 kal/gr K
panas peleburan es : 80 kal/gr.
panas penguapan : 540 kal/gr.
titik lebur es : 0o C
* Kalor yg diperlukan kalorimeter dari -10oC menjadi 0oC dan es dari -10oC
menjadi es 0oC
Q1 = mk ck(273-263)K+mes ces(273-263)K =(mkck+mesces)(273-263)
* Kalor yang diperlukan kalorimeter dari 0oC menjadi 100oC dan air dari 0oC
menjadi air 100oC
[ ]
= (500gr )(0,10kal / gr oC) + (1000gr )(1kal / gr oC) (100)K
= 1,050 . 105 kal
* Kalor yang diperlukan kalorimeter dari 0oC menjadi 100oC dan air dari 0oC
menjadi air 100o
a. Sisa kalor untuk menaikan es dari suhu -10oC sampai menjadi air 0oC
= 0,295.105 kal
(sisa kalor ini untuk menaikan suhu kalorimeter dan air 0o C sampai T yang
ditanyakan)
= 2,8.105 kal Q1 Q2 Q3
= 0,345.105 kal
(sisa kalor ini untuk menaikan suhu kalorimeter dari 100oC menjadi 120oC
dan air 100o C sampai sebagian menjadi uap)
0,345.105 kal = 6000 kal + 540 muap
34500 - 6000
muap = = 52,8 gram.
540
Jadi yang dapat menjadi uap = 52,8 gr.
XI.3.1.2. Rangkuman
Dua buah benda pada keadaan kesetimbangan termal harus memiliki suhu
yang sama. Bahan konduktor merupakan bahan pengantar panas, sedang
bahan isolator merupakan bahan yang mencegah atau mengurangi hantaran
panas.
Setiap benda jika mengalami kenaikan suhu maka benda tersebut akan
mengalami pemuaian, bahkan pada es pada suhu 0o C mengalami perubahan
bentuk menjadi air dan pada suhu 100o C air menjadi uap.
Benda jika dicampur dengan benda lain yang suhunya berbeda, maka terjadi
suhu merata sama. Benda bersuhu lebih tinggi akan memberikan ke denda lain
yang berada didekatnya sehingga suhu menjadi setimbang. (jumlah panas
yang diberikan sama besarnya dengan jumlah panas yang diterima yang biasa
disebut dengan Azas Black)
XI.4 Referensi
BAB. XII
PERPINDAHAN PANAS
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
DAFTAR ISI
Materi Halaman
XII.1. Pengantar
Perpindahan panas merupakan bagian dari Kalor atau panas yang khusus
mempelajari cara perpindahan panas misal dari benda padat ke benda padat, benda
padat ke benda cair (zat alir) yang kedua benda tersenut disentuhkan dan
pagaimana perpindahan panas jika kedua benda tidak disentuhkan tetapi punya
jarak tetap dapat dirasakan misalkan waktu kita kedinginan maka untuk
menghangatkan badang kita tidak perlu masuk ke dalam api unggun tetapi cukup
berada disekitas api unggun tersebut.
XII.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa perpindahan panas secara konduksi,
konveksi dan radiasi
dT
H=-KA ..........XII.2
dx
dT
= gradien temperatur
dx
Contoh.
1. Sebuah balok panjangnya l dan luas penampangnya A. Suhu salah satu
permukaannya adalah T1 dan suhu pada permukaan lainnya T2 dimana T1
lebih besar dari T2, T1 dan suhu pada permukaan lainnya T2 dimana T1 lebih
besar dari T2,
- 185 -
dT
H = -KA
dx
l
H dx = - T2
K A dT H l = - K A (T2 T1)
0 T1
H l = K A (T1 T2)
K A (T1 - T2 )
H= ..........XII.3
l
K1 A (T1 - Ts ) K1 A (T1 - Ts )
H1 = dan H2 =
l1 l1
K1 A (T1 - Ts ) K A (T1 - Ts )
= 1
l1 l1
K1T1 K 2T2
+
l1 l2
T s= ..........XII.4
K1 K 2
+
l1 l2
Jika untuk mencari salah satu suhu ditepi kanan atau kiri dengan persamaan :
H 2l 2 H1l1
-T2 + Ts Ts + T1 = +
K 2 A K1A
H l1 l
T1 T2 = + 2 ..........XII.5
A K1 K 2
A(T1 T2 )
H= ..........XII.6
l1 l
+ 2
K1 K 2
Jika terjadi n lapisan dan suhu permukaan paling kanan : Tn dapat dicari dengan
A(T1 Tn )
H= ..........XII.7
n
li
i :1 K i
- 187 -
3. Sebuah pipa panjangnya l dan jari-jari dalam r1 dan jari-jari luar r2,
konduktivitas termal bahan pipa adalah K. Jika pipa untuk mengalirkan air
panas dengan suhu T1 dan suhu bagian luar adalah T2, hitunglah besar dan
arah arus panasnya.
dT
H=-KA Arah H keluar searah dengan jari-jari
dx
r2 T2
dr
H =-2 Kl dT
r1 r R1
2 Kl(T1 - T2 )
H= ..........XII.8
ln(r2 / r1)
XII.3.1.1.2b Perpindahan Panas Secara Konveksi (Aliran)
Perpindahan panas dimana salah satu atau kedua-duanya bahan bergerak
sehingga bentuk penye- lesaiannya sangat rumit, misalkan dengan fluida karena
panas pans ynag hilang dan yang diterima pada suatu permukaan yang
berhubungan dengan fluida tergantung pada berbagai keadaan :
Bentuk permukaan (vertical, horizontal, melengkung dll.)
Jenis fluida (cairan, gas)
Karakteristik fluida (rapat massa, kekentalan, panas jenis dll.)
Kecepatan fluida
Keadaan fluida (penguapan, pengembunan)
Dari ketergantungan diatas, maka laju perpindahan panas dituliskan :
H = hc A T ..........XII.9
Dimana : hc = adalah koefisien konveksi yang ditentukan berdasarkan analisa
dimensi
Persamaan (XII.9) diatas berlaku untuk :
a. Kenveksi alami dimana aliran fluida disebabkan oleh perbedaan rapat
massa yang disebabkan perpindahan panas itu sendiri.
b. Konveksi paksa diman aliran fluida disebabkan di pompa atau didorong
kemermukaan padat.
Untuk suatu fluida membawa panas dari suatu permukaan padat kepermukaan
padat lainnya maka ini sering dinamakan perpindahan massa. Jadi laju
perpindahan panas berlaku persaman :
dm
H= x cp x T ..........XII.10
dt
Dimana =
dm
= adalah laju aliran massa (kg m/s)
dt
cp = adalah panas fluida (J/kg m K)
T = adalah perubahan suhu antara kedua permukaan padat (K)
- 189 -
Contoh :
Sebuah plat berada pada posisi vertical, lebar 4 m dan tingginya 10 m dan
suhu di jaga agar tetap 60 oC Plat ini dikelilingi dengan udara yang suhunya
10 oC. hc = 1,42 (T/L)1/4
hitunglah laju perpindahan panas.
Eb = T4 (W/m2) ..........XII.11
Dimana : adalah konstanta Stefan Boltmann (5,76.10-8 W/m2 K4)
T adalah suhu absolut benda dalam K
Untuk benda bukan hitam sempurna, radiasi panas lebih kecil dari Eb.
Perbandingan antara E/Eb = e disebut emitansi atau emisivitas permukaan yang
harganya 0 < e < 1. Jadi untuk benda bukan hitam sempurna, radiasi panas
persatuan waktu persatuan luas adalah :
E= A T4 (W/m2) ..........XII.12
Jika permukaan benda adalah A, maka radiasi panas dari benda ini persatuan
waktu adalah :
Misal untuk dua plat sejajar yang luasnya sama dan dari bahan yang sama. Jika
suhu plat kiri adalh T1 dan plat kanan T2 dimana T1 > T2 maka plat kiri selain
memancarkan radiasi juga menyerap radiasi panas dari plat kanan. Maka radiasi
panas netto antara dua plat yang sejajar dan sama luas dan sama sama bahannya
adalah :
Contoh :
1. Sebuah bola Tungsten yang mempunyai
luas permukaan 10 cm2 digantung
didalam ruangan yang besar dan kosong.
Ruangan ini bersuhu 300 K sedangkan
emitansi tungsten adalah 0,35. Berapa
masukan daya yang diperlukan agar suh
bola tersebut tetap 3000 K ?
- 191 -
Jawab :
Dengan persaman XII.13. dapat dicari banyaknya panas netto dari bola tungsten
R = e A (T14 T24)
2. Sebuah plat yang luas salah satu permukaannya diisolasi dengan sempurna
sedangkan suhu pada permukaan satunya adalah T1. Emitansi permukaan 0,9
dan panas yang hilang dari permukaan ini adalah : 200 W/m2 jika diletakan
pada lingkungan bersuhu 0 K . Plat lain ukurannya sama dan salah satu
permukaannya juga diisolasi, mempunyai emitansi 0,45 dan suhunya T2 panas
yang hilang 100 W/m2 pada lingkungan 0 K. Jika suhu kedua plat ini dibuat
tetap, maka carilah panas netto persatuan luas yang dipancarkan antara kedua
plat.
Jawab :
Panas radiasi persatuan luas dari plat pertama adalah :
XII.4 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.
BAB. XIII
TERMODINAMIKA
SPBS 1301/3 SKS
FISIKA DASAR I
Oleh :
Drs. Ignatius Suraya
- 195 -
DAFTAR ISI
Materi Halaman
XIII.2. Kompetensi
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami dan mampu
menjelaskan serta menghitung/ menganalisa teori kinetik gas, Hukum Pertama
Termodinamika, proses adiabatis, isobarik, isovolum, isotermal, usaha yang
dilakukan oleh sistem, Hukum Ke dua Termodinamika
metode yang bersifat fisis dan dengan cara pendekatan matematis yang relatif
sederhana.
ternyata PV/T sebanding dengan massa gas, berarti sebanding juga dengan jumlah
molekul. Jadi :
PV
=nR ..........XIII.2
T
PV=NRT ..........XIII.3
Contoh :
Sebuah tangki oksigen volumenya 50 liter. Dengan dikeluarkan sejumlah
oksigen dari tangki tersebut, tekanan yang terbaca pada indicator berkurang dari
2,06.106 Pa menjadi 6,86.105 Pa dan suhunya turun dari 30 oC menjadi 10 oC.
a. Hitunglah jumlah oksigen mula-mula di dalam tangki
b. Hitunglah jumlah oksigen yang dikeluarkan
c. Hitunglah volume yang akan ditempati oksigen yang dikeluarkan dari tangki
tersebut pada tekanan 1 atmosfier dan suhunya 20 oC. ( 1 atm = 1,01.105 Pa)
Jawab :
a. Tekanan total oksigen sebelum ada yang dikeluarkan :
P V (7,88.105 Pa )(0,05m3 )
n2 = 2 = = 16,8 mol
RT2 (8,314J / molK)(283K )
= 0,63 m3
B. Tekanan gas Ideal
Misalkan : gas ideal didalam bejana berbentuk kubus dengan panjang sisi l
dan luas dindingnya : A
Sebuah partikel massanya m bergerak
kearah sumbu x dengan kecepatan vx dan
menumbuk dinding A2. Karena tumbukan
elastik sempurna maka partikel dipantulkan
dengan kecepatan vx. Jadi momentum
yang dialami oleh partikel adalah 2 m vx
dan momentum yang diberikan kedinding
A2 adalah 2 m vx.
Jika gerak partikel dari A2 ke A1 dan kembali ke A2 tidak ada tumbukan dengan
partikel lain, maka waktu yang diperlukan 2 l/vx. Jadi tumbukan persatuan waktu
adalah vx/2l.
Momentum persatuan waktu yang dipindahkan oleh partikel ke A1 adalah :
2 m vx .(vx/2l) = m vx2/l merupakan persamaan gaya
d (mv )
dari persamaan gaya F = dan D = F/A = F l-2 jadi tekanan
dt
P = m vx2 l-3
m
P= ( v x21 + v x2 2 + v x2 3 + ......... + v xN
2
)
l3
L3 = N/nv
- 201 -
vx2 = 1/3 . v2
. m v2 = 3/2 . K T ..........XIII.6
R 8,314J / molK
K= = = 1,38 . 10-23 j/molekul K
N A 6,023.1023 molekul/ mol
Menurut prinsip ekipartisi energi : energi setiap suku yang berbentuk kwadrat
variable adalah K T, jadi :
E = 7/2 . K T ..........XIII.7
Suatu silinder dengan luas penampang lingkaran A pada salah satu permukaannya
ditutup dengan bahan yang permanen tidak dapat bergerak dan pada permukan
yang lain ditutup dengan piston (klep) yang dapat bergerak. Tekanan yang terjadi
pada piston : P maka gaya yang dilakukan oleh system ke piston F = P A. Jika
piston berpindah sejauh ds, maka usaha oleh gaya tersebut.
dW = P A ds
- 203 -
W= PdV ..........XIII.9
V1
XIII.3.1.1.2c Termodinamika
Untuk membahas Hukum termodinamika andaikan system berubah dari
keadaan awal P1 V1 ke keadaan P2 V2 dengan menyerap atau mengeluarkan kalor
Q dan melakukan atau menerima kerja usaha W. Setelah diamati ternyata Q W
untuk semua proses tetap meskipun Q dan W tergantung dengan proses. Q W
disebut perubahan energi dalam system. Misalkan U1 adalah enerhi dalam system
pada keadaan awal dan U2 adalah energi pada keadaan akhir, maka perubahan
energi dalam system adalah :
U = U2 U1 = Q W ..........XIII.10
DU = dQ dW ..........XIII.11
Diatas dikemukakan bahwa kerja yang dikerjakan oleh system tergantung proses
a. Proses Isobarik (tekanan tetap)
V2
dQ = n cp dT
dW = P dV = n R dT
dQ = n cV dT ..........XIII.14
DU = dQ dW
n cV dT = n cP dT n R dT
cP cV = R ..........XIII.15
PV = n R T tetap
V2 V2
dV
W= PdV = n R T = n R T ln (V2/V1) ..........XIII.16
V1 V1 V
W = n R T ln (P1/P2) ..........XIII.17
Pada proses isotermal dT = 0 sehingga dQ = dW
Proses Adiabatis. (tidak ada panas yang keluar atau masuk ke system
selama proses berlangsung)
Jadi dQ = 0, dU = n cV dT
dW = P dV
PdV
maka : dT = - ..........XIII.18
nc'
V
PdV
P dV + v dP = n R dT = -n R
nc'
V
P cV dV + V cV dP + R P dV = 0
V cV dP + (cV + R) P dV = 0 masukan persamaan XIII.15 didapat :
V cV dP + (cV + cP - cV ) P dV = 0
dP c'
P dV
+ ' =0 cP/cV =
P cV V
dP dV
+ = 0 diintegralkan ln P + ln V = ln C
P V
C merupakan konstanta
P V = C konstan ..........XIII.19
(nRT/V) V = C
T (nRT/P)( -1)
= C
T P-( -1)
= C/(nR)( -1)
= C konstan
T P-( -1)
= C atau T P(1- )/ = C ..........XIII.23
V2
Contoh :
Gas N2 dengan tekanan 105 Pa dan suhunya 0 oC dan volumenya 25 liter
dikompresi secara adiabatic sehingga volumenya tinggal 0,8 volume semula.
Untuk N2, = 1,4 dan cV = 741 J/kg K, M = 28 gram/mol .
Hitunglah : a. Tekanan akhir dan suhu akhir
b. Usaha yang dilakukan pada gas
Jawab :
a. Dari persamaan : P1 V1 = P2 V2
Pa = (105Pa)(81,4) = 18,34.105 Pa
Q = Q2 + Q1 ..........XIII.26
W = Q = Q2 + Q1 ..........XIII.27
- 209 -
Effisiensi ( ) = W / Q2
= (Q2 + Q1)/Q2
Effisiensi ( ) = 1 + (Q1/Q2)
A. Mesin Bensin.
Mesin bensin biasanya merupakan jenis mesin siklus 4 yang artinya terjadi
4 proses setiap siklus. Untuk tujuan perhitungan dapat didekati dengan siklus Otto
seperti gambar dibawah.
Perbandingan V2/V1 disebut nisbah kompresi dan untuk mesin desel sekitar 10.
Gas ideal denagn cV = 20,88 J/mol K dan cP = 29,20 J/mol K. Tekanan dititik 1
adalah P1 = 100 kPa suhunya T1 = 330 K. Nisbah kompresi mampu membuat P2 =
1500 kPa dan panas yang ditambahkan dalam langkah 2 ke 3 mampu membuat T3
= 2450 K.
- 211 -
Tentukan :
Nilai Q dan W untuk keempat langkah diatas
Usaha netto siklus
Effisiensi mesin.
Jawab :
Cari dahulu suhu disetiap titik. Langkah 1 ke 2 adalah proses adiabatic, maka :
T2 = T1 (P2/P1)( -1)/ = (330 K)(1500 kPa/100 kPa)0,285 = 714 K
T4 = T1.T3/T2 = (300 K.2450 K)/714 K = 1132 K
a. Langkah 1 ke 2 : Q12 = 0, maka W12 = U12 = - n cV(T2 T1)
= - 8018 J/mol
langkah 2 ke 3 : W23 = 0, maka Q23 = U23 = n cV(T3 T2)
= 36248 J/mol
langkah 3 ke 4 : Q34 = 0, maka W34 = U34 = - n cV (T4 T3)
= 27520 J/mol
langkah 4 ke 2 : W41 = 0, maka Q41 = U41 = n cV(T4 T1)
= - 16746 J/mol
b. Usaha netto siklus adalah :
Wsiklus = W12 + W34 = 19502 K/mol
c. Effisiensi langkah :
= Wsiklus/Qmasuk = (W12 + W34)/Q23 = 0,538 x 100 % = 53,8 %
Atau dengan persamaan :
= 1 (T1 + T2) = 0,538 x 100 % = 53,8 %
jadi mesin ini dengan usaha netto sebesar 53,8 % dan panas yang dibuang
kelingkungan sebesar 46,2 % yakni sebesar
Q41 = - 16746 J/mol.
B. Mesin Diesel.
Dari diagram PV untuk siklus diesel,
maka dari titik a, udara dikompresi
secara adiabatic menuju titik b.
Kemudian udara tersebut di panasi
pada tekanan kons tan menuju ke titik c
dan selanjutnya dimuaikan seca ra
adiabatic ke titik d.
Setelah itu udara didingin kan pada volume konstan menuju ke titik a. Karena
didalam silinder pada saat kompresi tidak ada bahan bakar,
maka pada saat pra pengapian tidak adapt terjadi dan nisbah kompresi V1/V2
disini dapat lebih besar jika disbanding dengan nisbah kompresi mesin bensin.
Nisbah kompresi V1/V2 mesin diesel sekitar 15, sedang nisbah kompresi V1/V2
memiliki nilai sekitar 5.
Bila = 1,4 maka effisiensi siklus mesin diesel sekitar 56 %, biasa effisiensi
mesin lebih kecil dari perhitungan.
C. Mesin Uap
Kemudian dilakukan pemanasan sampai air mencapai titik didih (kurva bc)
dan air diubah menjadi uap (kurva cd) dipanaskan secara berlebihan (kurva de)
dan dimuaikan secra adiabatic dengan sebagian uap mengalami kondensasi
- 213 -
(kurva ef) dan akhirnya didinginkan serta terkondensasi (kurva fa) kembali seperti
keadaan semula. Effisiensi siklus mesin uap dapat juga dihitung seperti mesin
bensin atau mesin diesel. Dengan panas yang diserap kurva be dan panas yang
dilepas kurva fa.
W = Q2 + Q1 atau - Q2 = Q1 - W ..........XIII.28
Artinya panas yang dilepas ke reservoir panas merupakan penjumlahan panas
yang diserap dari reservoir dingin dan panas yang sepadan dengan usaha yang
dilakukan oleh mesin.
Nilai ekonomisnya jika mesin dapat mengeluarkan panas sebesar-besarnya.
Definisi besaran baru yang identik dengan effisiensi yaitu COP (Coefficien Of
Performance) sebagai perbandingan(nisbah) Q1/W
Maka :
COP mesin dingin berkisar antara 2 sampai 6, makin besar COP makin baik mesin
dingin tersebut.
Pada tahun 1824 oleh Sadi Carnot menemukan mesin ideal yang disebut
mesin Carnot, sedang siklusnya disebut siklus Carnot.
- 215 -
Siklus ini dibatasi oleh kedua lengkung isotermis yaitu kurva bc dan da sedangkan
kurva ab dan cd adalah lengkung adiabatic.
Semua panas Q2 yang masuk dipasok pada satu suhu tinggi (lengkung bc)
dan semua Q1 yang keluar terjadi pada satu suhu rendah (lengkung da).
Menurut gambar diatas arah proses panas Q2 dari reservoir panas masuk dan
panas Q1 keluar ke reservoir dingin sedang mesin melakukan usaha W. (jika
arahnya dibalik maka merupakan siklus Carnot untuk mesin dingin).
Jika berbagai siklus dibandingkan, ternyata bahwa : untuk mesin-mesin yang
bekerja diantara dua suhu tidak ada mesin yang lebih effisien dari mesin Carnot.
Teori Carnot berbunyi : Semua mesin Carnot yang bekerja diantara dua suhu-suhu
yang sama mempunyai effisiensi yang sama.
Q2 = n R T2 ln(V1/V2)
Q1 = n R T1 ln(V3/V4)
Sehingga diperoleh :
Q 2 T2 ln(V1 / V2 )
=
Q1 T1 ln(V3 / V4 )
Bila persamaan untuk proses isotermal dan adiabatic diatas dipadu dengan
mengeliminasi P1, P2, P3 dan P4, maka :
V1 V2 V3 V4 =V2 V3 V4 V1
; V
Sehingga 1/V2 = V3/V4 masukan persamaan ini ke persamaan Q2/Q1
Q2/Q1 = -T2/T1
contoh :
1. Sebuah pabrik membuat mesin yang beroperasi di antara 430 oC dan 1870 oC.
Dalam 1 jam mesin ini memerlukan panas 6,85.109 kalori dan menghasilkan
energi mekanis (usaha) yang bermanfaat sebesar 1,2.1012 J. Hitunglah :
a. Effisiensi Carnot mesin ini.
- 217 -
b. Effisiensi sesungguhnya
c. Daya mesin ini dalam tenaga kuda (hp atau horse power)
Jawab :
a. Effisiensi Carnot Carnot = 1 - (T2/T1)
= 1 (703K/2143K) = 67 %
2. Ada tiga pabrik menawarkan mesinnya sebagai berikut : ketiga mesin yang
ditawarkan semua bekerja pada suhu antara 500 K sampai 300 K.
Pabrik A menawarkan bahwa mesinnya dapat menghasilkan usaha 3000 J untuk
setiap masukan panas sebesar 1 kilo kalori. Pabrik B menawarkan bahwa
mesinnya dapat menghasilkan usaha 2000 J untuk setiap masukan panas sebesar
1 kilo kalori. Pabrik C menawarkan bahwa mesinnya dapat menghasilkan usaha
1000 J untuk setiap masukan panas sebesar 1 kilo kalori.
Dari pabrik mana yang dapat anda percaya ?
Jawab :
Effisiensi tertinggi yang dapat dicapai oleh mesin yang bekerja antara suhu 500 K
sampai 300 K adalah :
XIII.3.1.1.2h Entropi
Entropi adalah suatu besaran yang tergantung pada keadaan system.
Entropi sebagai derajat ketakteraturan atau tingkat ketakteraturan.
Jika sejumlah panas dQ yang ditambahkan pada setiap perubahan kecil selama
proses dibagi dengan suhu mutlak T dan hasil pembagian untuk seluruh proses
dijumlahkan, maka didapat nilai yang sama untuk semua proses dapat balik.
- 219 -
2
dQ
= konstan untuk semua proses dapat balik antara keadaan 1 dan keadaan 2
1 T
Jika ada proses singkat panas yang dipasok adalah dQ, maka dQ/T disebut
perubahan entropy system atau secara metematis ditulis :
dS = dQ/T ..........XIII.31
persamaan XIII.33 juga berlaku untuk proses yang tak dapat balik.
XIII.3.1.2. Rangkuman
Tekanan, volume dan suhu dari sejumlah bahan tertentu disebut sebagai
variabel keadaan. Variabel tersebut berhubungan dengan persamaan keadaan.
Sebuah diagram PV adalah satu set grafik disebut isiterm, masing-masing
menunjukkan tekanan sebagai fungsi dari volume pada suhu konstan
Energi kinetik translasi rata-rata dari molekul gas ideal berbanding lurus
terhadap suhu mutlak.
Laju molekul pada gas ideal didistribusi dengan distribusi Maxwell-
Boltzmann
1. Dalam mesin mobil, campuran udara dan bensin dikompresi dalam silinder
sebelum dihidupkan. Mesin semacam ni mempunyai resiko kompresi 9
hingga1; ini berarti gas dalam silinder dikompresi menjadi 1/9 dari volume
awalnya.. Tekanan awalnya 1 atm dan suhu awalnya 27o C. Jika tekanan
sesudah kompresi adalah 21,7 atm, tentukan suhu dari gas yang dikompresi.
P2 V2
1. T2 = T1 = 723 K = 450o C
PV
1 1
PV
2. n2 = 2 2
= 0,337 . 105 Pa = 0,33 atm
RT2
XIII.5 Referensi
1. Alonsa, M; Finn, EJ.Physics, 1970, Addison-Wiesly Company Inc.
2. Beiser, A. The Maintsream of Physics, 1962, addisopn-Wiesly Publishing
Company Inc.
3. Berkelay Physics Course, Vol. 1, 2 and 3, 1965 Mc Graw-hill book
campany.
4. Tilley, DE, University Physics for Science and Enginering, 1976,
Cumming Publishing Company Inc.