Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keberhasilan pembangunan nasional pada umumnya termasuk bidang

kesehatan pada khususnya telah menyebabkan terjadinya peningkatan status

kesehatan dan gizi masyarakat, antara lain terlihat dengan meningkatnya umur

harapan hidup di Indonesia dari tahun ke tahun (Depkes, Kesos RI, 2001: 1).

Hal ini dibuktikan dengan semakin tinggi harapan hidup yang diproyeksikan

dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000. Jumlah orang lanjut usia

diproyeksikan 7,28% tahun 2000 dan sebesar 11,34% tahun 2020 (BPS,

1997).

Walaupun peningkatannya relatif kecil, juga terjadi pergeseran umur

menopause pada perempuan dari sekitar 46 tahun (1980) menjadi 49 tahun

(2000). Dimana diperkirakan kurang lebih satu pertiga masa kehidupan baik

perempuan maupun laki-laki akan berada di masa menopause dan andropause

(Depkes, Kesos RI, 2001:1).

Di Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan jumlah

penduduk lansia terbesar di seluruh dunia. Tahun 2009 jumlah penduduk

lanjut usia menurut jenis kelamin wanita sebesar 54,8% dan laki-laki sebesar

45,2% (U.S Census Bureau, International Data Base, 2009). Depkes RI (2000)

menargetkan usia harapan hidup masyarakat Indonesia mulai tahun 2010,

yaitu usia harapan hidup laki-laki 65 tahun, sedangkan usia harapan hidup

1
wanita mencapai usia 70 tahun, dan diperkirakan ada 35% wanita yang

menopause.

IPM Kota depok tahun 2008 mencapai 78.22 tahun meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 78.1 tahun. Jumlah ini

menduduki peringkat pertama dalam mencapai IPM di Jawa Barat, sedangkan

untuk Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Depok tahun 2008 mencapai 73.30

tahun meningkat dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 73.03 tahun.

Peningkatan Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan tolak ukur keberhasilan

upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok (Dinkes

Kota Depok 2008: 1).

Salah satu tahap kehidupan yang pasti dialami oleh setiap wanita

adalah datangnya menopause. Menopause merupakan keadaan biologis yang

wajar yang ditandai dengan berhentinya menstruasi.Menopause adalah hal

alami yang terjadi pada setiap wanita. Sebagian orang beranggapan bahwa

menopause adalah hal yang menyenangkan, dan sebagian lagi menganggap

bahwa menopause adalah kesedihan karena kehilangan masa produktif. Istilah

menopause berarti masa berhentinya menstruasi. Masa ini adalah tahap normal

kehidupan dimana setiap wanita akan melaluinya antara umur 40 sampai 60

tahun. Rata-rata menopause dimulai pada usia 52 tahun. Kebanyakan wanita

memasuki periode perimenopause tiga sampai lima tahun lebih awal dari

menopause sebenarnya (Life challenges, 2007).

Pada tahun 2003, jumlah wanita di dunia yang memasuki masa

menopause diperkirakan mencapai 1,2 milyar orang. Saat ini Indonesia baru

2
mempunyai 14 juta wanita menopause. Namun menurut proyeksi penduduk

Indonesia tahun 1995-2005 oleh Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah

penduduk wanita berusia di atas 50 tahun adalah 15,9 juta orang. Bahkan,

pada 2025 diperkirakan akan ada 60 juta wanita menopause (Indocostia,

2007).

Menopause terjadi ketika ovarium berhenti memberikan respon

terhadap hormon-hormon tertentu dari otak, sehingga pematangan sel telur

berhenti secara teratur. Keadaan ini menurunkan kadar estrogen dan

progesteron (dua hormon seks wanita yang diproduksi oleh ovarium).

Penurunan kadar hormon ini menyebabkan gejala-gejala menopause

(Womens Health Concern, 2007).

Menopause merupakan suatu proses alamiah yang akan di alami oleh

setiap perempuan dan umumnya terjadi pada usia 50 tahun (rentang usia 40-60

tahun) sekitar 1% menopause sebelum usia 40 tahun yang disebut menopause

prekoks, 10% antara usia 40 sampai 45 tahun disebut menopause dini

(Ningsih, Afandi 2008: 242). Seseorang disebut menopause jika tidak lagi

mensturasi selama 12 bulan atau satu tahun. Menopause umumnya terjadi

ketika perempuan memasuki usia 48 hingga 52 tahun (Rachmawati, 2006).

Menopause adalah haid terakhir yang di alami oleh wanita yang masih di

pengaruhi oleh hormon reproduksi usia memasuki 50 Tahun (Racman I.A: 1).

Menopause merupakan masa yang pasti dihadapi dalam perjalanan

hidup seseorang perempuan dan suatu proses alamiah sejalan dengan

pertumbuhan usia. Seorang wanita yang sudah menopause akan mengalami

3
berhentinya haid. Fase ini terjadi karena dia tidak lagi menghasilkan estrogen

yang cukup untuk mempertahankan jaringan yang responsif dalam suatu cara

yang fisiologis. Akibat dari kadar hormon estrogen, progesteron dan hormon

ovarium yang berkurang akan menyebabkan perubahan fisik, psikologis dan

seksual yang menurun pada wanita menopause (Hacker, Moore 2001).

Perubahan yang terjadi pada organ tubuh wanita menopause

disebabkan oleh bertambahnya usia, faktor fisik, dan faktor psikologi dapat

mempengaruhi kehidupan mereka. Gejala psikologis yang menonjol ketika

menopause mudah tersinggung, sukar tidur, tertekan, gugup, kesepian, tidak

sabar, cemas, depresi, dan merasa kehilangan daya tarik fisik dan seksual,

sehingga dia takut ditinggalkan suaminya (Purwoastuti, 2008).

Anggapan yang salah tentang seksualitas masa menopause dapat

menimbulkan kecemasan saat berhubungan seksual (Pangkahila, 1998).

Persepsi wanita menopause dipengaruhi oleh salah pengertian atau karena

mendengar cerita orang lain. Rasionalisasi yang umum dilakukan oleh pria

dengan mencari pasangan lebih muda adalah karena pihak wanita tidak lagi

tertarik pada seks setelah menopause, hal ini semakin diperparah dengan

upaya menghindari berhubungan intim dengan suami disebabkan nyeri saat

senggama akibat menipisnya selaput lendir liang senggama (Hidayana, 2004).

Menurut Andra (2007), efek berkurangnya hormon estrogen

mengakibatkan penipisan pada dinding vagina, pembuluh darah kapiler di

bawah permukaan kulit juga akan terlihat. Akhirnya, karena epitel vagina

menjadi atrofi dan tidak adanya darah kapiler berakibat permukaan vagina

4
menjadi pucat. Selain itu, rugae-rugae (kerut) vagina akan jauh berkurang

yang mengakibatkan permukaannya menjadi halus, akibatnya sering sekali

wanita mengeluhkan dispareunia (nyeri sewaktu senggama), sehingga malas

berhubungan seksual.

Hasil penelitian dan kajian, diperoleh data bahwa 75% wanita yang

mengalami menopause akan merasakan sebagai masalah atau gangguan,

sedangkan sekitar 25% tidak mempermasalahkannya. Beberapa hal yang

mempengaruhi persepsi seorang wanita terhadap menopause, antara lain faktor

kultural, sosial ekonomi, gaya hidup, kebutuhan terhadap kehidupan seksual,

dan sebagainya (Achadiat, 2007).

Perilaku seksual wanita menopause banyak disoroti dalam kaitannya

dengan pembicaraan mengenai wanita lanjut usia. Digaris bawahi bahwa lebih

ada problema dalam perilaku seksual wanita lanjut usia terutama wanita

menopause, dibandingkan dengan pria lanjut usia. Pada umumnya wanita

enggan melakukan hubungan seks tanpa mau mengungkapkan problema

seksnya. Keengganan melakukan hubungan seks tersebut bisa dipengaruhi

oleh adanya stereotine bahwa wanita pada usia tua ketika memasuki masa

menopause tidak lagi cantik dan sakit-sakitan. Keengganan untuk

mengungkapkan problema seksnya mungkin disebabkan oleh nilai- nilai yang

berlaku dalam masyarakat (Sumanto T, 2009:3).

Peningkatan libido secara abnormal jarang terjadi. Kalaupun terjadi,

biasanya disebabkan oleh kelainan di otak misalnya, tumor. Hasrat seksual

secara perlahan-lahan akan menurun sesuai dengan usia. Tetapi bila kehidupan

5
seksual baik, tubuh sehat dan hubungan pasangan mesra maka hasrat seksual

akan berlangsung terus hingga lanjut usia (Tobing, 1996). Kemunduran

frekuensi hubungan seks pada wanita menopause disebabkan oleh

kemunduran fisiknya. Hal lain menyebutkan faktor psikologis juga

mempunyai peranan penting dalam mengkontribusi keinginan seksual pada

wanita menopause (Tobing, 1996).

Puskesmas Cinere merupakan Puskesmas tingkat Kecamatan dengan

jumlah penduduk 85.685 jiwa dengan jumlah KK 30.357 jiwa, memiliki

empat Kelurahan binaan, yaitu Kelurahan Cinere, Kelurahan Gandul,

Kelurahan Pangkalan Jati Lama, dan Kelurahan Pangkalan Jati Baru. Wilayah

kerja Puskesmas Cinere merupakan daerah pemukiman yang mudah

dijangkau. Jumlah penduduk di Puskesmas Cinere sejumlah 67.883 jiwa,

jumlah penduduk prausia menduduki peringkat kedua terbesar setelah anak

sekolah, yaitu 7.166 jiwa. Jumlah penduduk wanita usia 45-64 tahun yaitu

sejumlah 9.564 jiwa dan lebih tinggi apabila dibandingkan penduduk laki-laki

pada usia yang sama, yaitu sejumlah 6.215 jiwa. Latar belakang pendidikan

pada penduduk wanita yaitu: tidak sekolah sebesar 3.021; SD sebesar 7.330;

SLTP sebesar 7.947; dan perguruan tinggi sebesar 6532 Status pekerjaan tiga

besar yaitu: pengrajin sebesar 77,59%; buruh sebesar 75,82%, PNS sebesar

69,84% (Laporan Tim P2KT Puskesmas Cinere, 2010).

Sampai saat ini, peneliti belum pernah dilakukan penelitian tentang

hubungan persepsi fisik dan psikologis wanita menopause dengan sikap

seksual di Kecamatan Cinere Depok. Uraian di atas melatar belakangi peneliti

6
untuk tertarik meneliti hubungan persepsi fisik dan psikologis wanita

menopause dengan sikap seksual di kecamatan Cinere Depok.

1.2 Perumusan Masalah Penelitian

Usia harapan hidup wanita lebih tinggi dari laki-laki, demikian juga

rasio pertumbuhan penduduk wanita lebih tinggi dari laki-laki. Hal ini

memerlukan perhatian dalam peningkatan pembangunan kesehatan wanita.

Wanita akan mengalami menopause di usia 45-55 tahun.

IPM Kota depok tahun 2008 mencapai 78.22 tahun meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 78.1 tahun. Menduduki

peringkat pertama dalam mencapai IPM di Jawa Barat. Sedangkan untuk

Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Depok tahun 2008 mencapai 73.30 tahun

meningkat dibandingkan tahun 2007 yaitu sebesar 73.03 tahun. Peningkatan

Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan tolak ukur keberhasilan upaya

kesehatan yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Depok.

Menopause merupakan keadaan fisiologis yang dialami wanita sesuai

pertumbuhan dan perkembangan yang dialami dengan bertambahnya usia.

Perubahan ini akan menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon perubahan

fisik dan psikis wanita yang mengalami menopause sangat bervariasi.

Permasalahan yang dialami sekarang adalah masih banyaknya

anggapan yang kurang tepat tentang menopause oleh wanita sendiri, sehingga

menimbulkan kecemasan yang berlebihan. Kecemasan ini juga akan dapat

berdampak terhadap status kesehatan wanita menopause itu sendiri.

7
Kecamatan Cinere mempunyai empat Kelurahan binaan dalam bentuk

Posbindu yang di bina oleh Puskesmas Kecamatan Cinere Depok dengan

jumlah wanita usia menopause lebih besar dibandingkan laki-laki pada usia

yang sama. Penelitian tentang hubungan persepsi fisik dan psikis wanita

menopause dengan sikap seksual di Kecamatan Cinere Depok belum pernah

dilakukan selama ini.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.1 Bagaimana hubungan antara persepsi fisik dengan sikap seksual wanita

menopause di Kecamatan Cinere Depok Tahun 2010.

1.3.2 Bagaimana hubungan antara persepsi psikis dengan sikap seksual

wanita menopause di Kecamatan Cinere Depok Tahun 2010.

1.3.3 Bagaimana hubungan antara karakteristik (usia, status pendidikan dan

status pekerjaan) dengan sikap seksual wanita menopause di Kecamatan

Cinere Depok Tahun 2010.

1.3.4 Bagaimana hubungan antara persepsi fisik, psikis berdasarkan

karakteristik terhadap sikap seksual wanita menopause di Kecamatan

Cinere Depok Tahun 2010.

8
1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahuinya hubungan persepsi fisik, psikis dan karakteristik dengan

sikap seksual wanita menopause di Kecamatan Cinere Depok Tahun

2010.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Diketahuinya hubungan gambaran karakteristik wanita

menopause (usia, status pendidikan dan status pekerjaan) di

Kecamatan Cinere Depok Tahun 2010.

1.4.2.2 Diketahuinya gambaran persepsi tentang kondisi fisik wanita

menopause di Kecamatan Cinere Depok Tahun 2010.

1.4.2.3 Diketahuinya gambaran persepsi tentang kondisi psikis wanita

menopause di Kecamatan Cinere Depok Tahun 2010.

1.4.2.4 Diketahuinya sikap seksual wanita menopause di Kecamatan

Cinere Depok Tahun 2010.

1.4.2.5 Diketahui hubungan gambaran variasi pengaruh persepsi fisik

dan psikis terhadap sikap seksual berdasarkan karakteristik

wanita menopause di Kecamatan Cinere Depok Tahun 2010.

1.4.2.6 Diketahuinya hubungan faktor keadaan persepsi fisik dan

psikis terhadap sikap seksual wanita menopause di Kecamatan

Cinere Depok Tahun 2010.

9
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Kepala Puskesmas

Evidence based yang ditemukan pada penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan dalam pengembangan kebijakan program kesehatan

reproduksi pada wanita di Puskesmas Cinere. Kebijakan tentang

program kesehatan reproduksi wanita ini melalui peningkatan upaya

penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan tentang kesehatan

reproduksi kesehatan wanita di Puskesmas.

1.5.2 Penanggung jawab Program Kesehatan Wanita di Puskesmas

Evidence based yang ditemukan pada penelitian ini dapat digunakan

sebagai masukan dalam program kesehatan reproduksi kesehatan

wanita di puskesmas melalui pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM)

tenaga kesehatan.

1.5.3 Penanggung jawab program Lansia di Puskesmas Cinere

Penelitian ini sebagai masukan akan keterlibatan tenaga kesehatan

pemegang program lansia dan komitmen secara pribadi dalam

pemberian pelayanan kesehatan di posbindu Kecamatan Cinere.

1.5.4 Wanita Menopause yang datang ke Posbindu di Kecamatan Cinere

Penelitian ini sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

reproduksi pada wanita menopause secara pribadi untuk semakin sadar

akan kesehatannya.

10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap wanita menopause yang datang di

Posbindu Kecamatan Cinere pada bulan November-Desember 2010 dengan

tujuan untuk melihat hubungan persepsi fisik, psikis dan karakteristik terhadap

sikap seksual wanita menopause. Metode penelitian ini menggunakan desain

cross sectional. Untuk melihat hubungan antara variabel dependen dengan

variabel independen yang diukur secara bersama-sama. Populasinya yaitu

seluruh wanita menopause di empat wilayah kerja Kecamatan Cinere dengan

umur 45-55 sejumlah 352, serta sampel yang dianggap mewakili dari

penelitian ini yaitu sebesar 45 responden.

Lokasi penelitian dilakukan di daerah Kecamatan Cinere yang terdiri

dari Kelurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan Pangkalan Jati, dan

Kelurahan Pangkalan Jati Baru. Peneliti memilih lokasi ini karena belum

pernah ada penelitian sebelumnya, masih rendahnya pengetahuan wanita

menopause mengenai keadaan yang di alaminya dan peneliti bekerja pada

Puskesmas Kecamatan Cinere yang mempunyai empat wilayah binaan.

11

Вам также может понравиться