Вы находитесь на странице: 1из 4

ARTIKEL PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


STATUS GIZI USILA DI KOTA PADANG TAHUN 2006

Elza Enny*, Deni Elnovriza**, Sudihati Hamid***

ABSTRACT

The aged is the last segment in human life, where it has been growth and develop from the baby, adult and old. It turn
out the increasing number of ages are not followed by good treatment toward of the aged-only about 15,6% of the aged in
Padang can be managed by the posyandu (the center for integrated health care at the district). Then, in order to know
about nutritional status of the aged therefore we did the research about the factors that relating to the nutritional status
af the aged in Padang. The characteristic in this research is analytic to use the cross-sectional study. The research is
doing at may 2006 in 2 location is Puskesmas Kuranji sub district Kuranji and Puskesmas Ulak Karang sub district North
Padang with 108 samples. The results of this research indicated that 50,9% of the aged are 70 year old, 65,7% are the
women, 84,3% live with their family, and 40-60% have physical disturbance problems, meanwhile 50% of the aged have
the level of nutritional substances sufficiency with 80% of the suggested number of nutrition sufficiency and 25,9% of the
aged have less of nutrition. The statement no significant relationships between ages and lifes companion with nutrition
intake of the aged, but have inclination of the aged is about 70 years old and stay alone have less of nutrition. Another
that, are significant relationship between the sex with nutrition intake, and are significant relationship between nutrition
intake (energy/protein) with nutritional status and no significant relationships between fat intake with of the aged nutritional
status. Futhermore, there are significant relationships between the ages and lifes companion with the nutritional status of
the aged, and no significant relationship between the sex and nutritional status of the aged yet there is a tendency that most
cases about less of nutrition found in men aged.

Keywords : The aged, malnutrition, lifes companion

PENDAHULUAN bahwa lebih dari 50 % usila di perkotaan dan


Berbagai pihak menyadari bahwa dengan pedesaan mempunyai pola makan tidak baik.
bertambahnya jumlah usila di Indonesia akan Kejadian status gizi kurang, cukup tinggi pada usila
membawa pengaruh besar dalam pengelolaan dipedesaan (25,2%), sedangkan konsumsi energi dan
kesehatannya. Saat ini angka kesakitan akibat protein rata-rata usila < 80% AKG kecuali untuk
penyakit degeneratif meningkat jumlahnya disamping asupan protein pada usila di perkotaan 80 % AKG.
(6)
masih adanya kasus penyakit infeksi dan kekurangan
gizi.(3) Pada umumnya masalah gizi kurang yang
Selain masalah gizi lebih yang berdampak dialami usila tersebut dapat terjadi secara mendadak
pada peningkatan penyakit degeneratif pada usila, akibat adanya gangguan kesehatan pada usila.
masalah gizi lain yang sering diderita usila adalah Keadaan ini membuat usila cenderung digolongkan
masalah gizi kurang. Banyak penelitian tentang status sebagai salah satu kelompok yang rentan gizi,
gizi usila yang telah dilakukan sehubungan dengan walaupun tidak ada hubungannya dengan
hal ini, seperti penelitian yang dilakukan oleh pertumbuhan badan. Timbulnya kerentanan terhadap
Bardosono dkk (1997) sebuah studi komparatif masalah gizi pada usila disebabkan oleh penurunan
tentang status gizi usila di Jawa Barat menemukan kondisi fisik, baik anatomis maupun fungsionalnya.
(9)
Beragamnya masalah kesehatan dan gizi yang
* Mahasiswa PSIKM FK Unand, dihadapi oleh usila, maka sudah selayaknya kelompok
** Dosen PSIKM FK Unand,
*** Dosen Poltekkes Padang ini mendapat perhatian lebih dari berbagai kalangan,

5
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1)

untuk itu perlu kiranya dilakukan penelitian yang jauh diatas AKG yaitu energi (90,6%), protein
sama di Kota Padang guna memberi gambaran status (84,6%) dan lemak (118,9%).
gizi pada kelompok tersebut.
Status Gizi Responden
Berdasarkan latar belakang diatas, maka
Berdasarkan perhitungan IMT tersebut maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
ditemukan responden yang berstatus gizi kurang
judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
sebanyak 28 orang (25,9%).
Status Gizi Usila di Kota Padang. Penelitian
dilakukan pada usila di dua wilayah kerja puskesmas Faktor-faktor yang berhubungan dengan Status
Kota Padang yaitu Puskesmas Kuranji Kecamatan Gizi Usila
Kuranji dan Puskesmas Ulak Karang Kecamatan Hubungan Karakteristik Usila dengan Asupan
Padang Utara. Gizi
Tujuan Penelitian a. Hubungan Umur dengan Asupan Gizi
Untuk mengetahui apakah faktor-faktor Tabel 1. Distribusi Asupan Zat Gizi Berdasarkan Umur
(karakteristik, kondisi fisik dan asupan gizi)
berhubungan dengan status gizi usila di Kota Padang.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat analitik dengan
menggunakan rancangan penelitian potong lintang
atau cross sectional study. Jumlah sampel ditambah
10% sehingga didapat jumlah sampel keseluruhan
menjadi 108 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Usila
Rata-rata usia berumur 69,4 tahun. Umur Setelah dilakukan uji kemaknaan antara umur dengan
terendah adalah 61 tahun sedangkan umur tertinggi status gizi usila maka ditemukan hasil yang
Umur
adalah 93 tahun. Berdasarkan hasil penelitian ini menguatkan
Asupan Zat Gizi dimana status gizi
 70 tahun kurang lebih
60-69,9 Total banyak
tahun
distribusi responden terbanyak yaitu pada kelompok dijumpai pada usila n berumur
% n 70
% tahun.
N Menurut
%
1. Energi
umur 70 tahun (50,9%). Rochmah dkk
Kurang (<80% AKG)
(2001)
27
semakin
49,1 19
lanjut
35,8
umur
46
seseorang
42,6
Proporsi responden perempuan lebih banyak maka semakin
Cukup (80% AKG) terbatas
28 50,9 kemampuan
34 64,2 62organ-organ
57,4
Total 55 100 53 100 108 100
dibandingkan dengan responden laki-laki, dan 2. pencernaannya
Protein seperti : kemampuan mengunyah yang
berkurang
Kurang (<80% AKG)
karena27 49,1
semakin 26
banyak 49,1gigi53yang 49,1
tanggal,
sebagian besar responden tinggal bersama keluarga. Cukup (80% AKG) 28 50,9 27 50,9 55 50,9
sensitifitas
Total indera
55 pengecap
100 53 dan
100 pencium
108 100 yang
Kondisi Fisik 3. Lemak
menurun sehingga
Kurang (<80% AKG) 11 selera
20,0 12 makan22,6 23 berkurang,
21,3
Berdasarkan kondisi penglihatan sebagian besar kemampuan
Cukup (80% AKG) motorik 80,0 yang
41 menurun
44 77,4 85 sehingga
78,7
penglihatan responden telah mengalami gangguan Total 55 100 53 100 108 100
menimbulkan gangguan menyuap dan lain-lain. Hal
(65,7%) dan hampir separuh dari responden kondisi
ini lama kelamaan akan berpengaruh pada
motoriknya telah mengalami gangguan (47,2%).
menurunnya asupan zat gizi usila akibatnya usila
Asupan Zat Gizi Responden menjadi rentan terhadap masalah gizi kurang. (3)
a. Tingkat Kecukupan Zat Gizi
b. Hubungan Jenis Kelamin dengan Asupan Gizi
Berdasarkan tingkat kecukupan lemak sebagian
Tabel 2. Distribusi Asupan Zat Gizi Berdasarkan Jenis Kelamin
besar responden sudah baik (80% AKG) yaitu 78,7%.
Jenis Kelamin
Untuk kecukupan energi dan protein persentase Asupan Zat Gizi Laki-laki Perempuan Total
responden yang konsumsinya cukup baru diatas n % n % N %
1. Energi
separuh yaitu energi (57,4%) dan protein (50,9%) Kurang (<80% AKG) 30 81,1 16 22,5 46 42,6
Cukup (80% AKG) 7 18,9 55 77,5 62 57,4
b. Rerata Asupan Zat Gizi Responden Total 37 100 71 100 108 100
2. Protein
Berdasarkan rerata asupan zat gizi responden Kurang (<80% AKG) 33 89,2 20 28,2 53 49,1
terlihat bahwa persentase rata-rata asupan zat gizi Cukup (80% AKG) 4 10,8 51 71,8 55 50,9
Total 37 100 71 100 108 100
perempuan lebih mendekati AKG yang dianjurkan 3. Lemak
Kurang (<80% AKG) 14 37,8 9 12,7 23 21,3
untuk usila dibandingkan persentase rata-rata asupan Cukup (80% AKG) 23 62,2 62 87,3 85 78,7
zat gizi laki-laki, bahkan asupan lemak persentasenya Total 37 100 71 100 108 100

6
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1)

Jenis kelamin - Asupan energi: X2 = 34.098 df = 1 p = 0.000 itu pada penelitian ini juga ditemukan bahwa kurang
Jenis kelamin - Asupan protein: X2 = df = p = 0.000 pekanya keluarga dalam merawat usila seperti tidak
Jenis kelamin - Asupan lemak: X2 = 9.188 df = 1p = 0.002
adanya penyediaan makanan yang khusus untuk usila
sesuai dengan kondisinya mengakibatkan status gizi
Pada Tabel 2 terlihat bahwa terdapat
kurang juga dijumpai pada usila yang tinggal bersama
hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
keluarga.
dengan asupan zat gizi (p<0,05), .Temuan ini sesuai
dengan penelitian dari Bardosono, dkk (1997) KESIMPULAN DAN SARAN
dimana usila laki-laki diperkotaan mempunyai Kesimpulan
proporsi tertinggi untuk status gizi kurang (29,2%) Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikarenakan rendahnya asupan makanan dan pola dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
makan yang tidak baik. Temuan ini juga hampir sama 1. Berdasarkan karakteristik responden : rata-rata
dengan survei status gizi yang dilakukan Kanwil umur responden adalah 69,4 tahun, dimana
Depkes Sumatera Barat pada tahun 1997, dimana responden terbanyak terdapat pada kelompok
persentase usila kurus untuk laki-laki (21,4%) dan umur 70 tahun, jenis kelamin responden sebagian
perempuan (19,4%). besar adalah perempuan, dan status teman tinggal
c. Hubungan Status Teman Tinggal dengan yaitu kebanyakan responden tinggal bersama
Asupan Gizi keluarga.
Tabel 3. Distribusi Asupan Zat Gizi Berdasarkan Status Teman 2. Kondisi fisik: sebagian besar responden kondisi
Tinggal penglihatannya telah mengalami gangguan,
Status Teman Tinggal
sedangkan kondisi motoriknya hampir separuh
Asupan Zat Gizi Tinggal Tinggal Total dari responden telah mengalami gangguan.
sendiri bersm kelg
n % n % N % 3. Rata-rata asupan zat gizi usila, untuk tingkat
1. Energi kecukupan lemak sebagian besar responden
Kurang (<80% AKG) 8 47,1 38 41,8 46 42,6
Cukup (80% AKG) 9 52,9 53 58,2 62 57,4 sudah baik (80% AKG), sedangkan untuk
Total 17 100 91 100 108 100
2. Protein
kecukupan energi dan protein persentase
Kurang (<80% AKG) 8 47,1 45 49,5 53 49,1 responden yang konsumsinya cukup baru diatas
Cukup (80% AKG) 9 52,9 46 50,5 55 50,9
Total 17 100 91 100 108 100 separuh.
3. Lemak
Kurang (<80% AKG) 5 29,4 18 19,8 23 21,3
4. Berdasarkan status gizi, sekitar seperempat dari
Cukup (80% AKG) 12 70,6 73 80,2 85 78,7 responden mempunyai status gizi kurang.
Total 17 100 91 100 108 100
5. Secara statistik terdapat hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan asupan zat
St teman tinggal - Asupan energi: X2 = 0.165 df = 1 p = 0.685
St teman tinggal - Asupan protein: X2 = 0.033 df = 1 p = 0.856
gizi (energi/protein/lemak) p<0,05 dan hubungan
St teman tinggal - Asupan lemak: X2 = 0.793 df = 1 p = 0.373 yang tidak bermakna antara umur, status teman
tinggal dengan asupan zat gizi (energi/protein/
Kesimpulannya setelah dilakukan uji lemak) p>0,05, namun ada kecenderungan
kemaknaan antara status teman tinggal dengan status asupan zat gizi kurang lebih banyak dijumpai
gizi usila maka ditemukan hasil yang menguatkan pada usila berumur 70 tahun dan usila yang
dimana status gizi kurang lebih banyak dijumpai pada tinggal sendiri.
usila yang tinggal sendiri, secara statistik 6. Secara statistik terdapat hubungan yang
hubungannya bermakna (p<0,05). bermakna antara asupan energi dan protein
Menurut Davies, (1991) yang dikutip dari dengan status gizi (p<0,05) dan hubungan yang
penelitian Bardosono dkk menyebutkan bahwa status tidak bermakna antara asupan lemak dengan
gizi usila sangat ditentukan oleh tempat tinggal status gizi (p>0,05), namun ada kecenderungan
(dengan siapa usila tinggal) mengingat usia yang bahwa usila berstatus gizi kurang lebih banyak
lanjut dan terbatasnya fungsi organ maka dijumpai pada usila dengan asupan lemak kurang.
kelangsungan hidup mereka sangat tergantung kepada 7. Secara statistik terdapat hubungan yang
orang lain, keadaan ini akan berpengaruh pada bermakna antara umur dan status teman tinggal
persediaan makanan dirumah atau ditemukannya dengan status gizi (p<0,05) dan hubungan yang
keadaan depresi / kesepian, sehingga kelompok usila tidak bermakna antara jenis kelamin dengan
menjadi peka terhadap masalah maltnutrisi.(6) Selain status gizi (p>0,05), namun ada kecenderungan

7
Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1)

bahwa usila yang berstatus gizi kurang lebih 3. Menyebarluaskan informasi tentang pentingnya
banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki. pola makan seimbang sesuai dengan Pola Umum
Gizi Seimbang (PUGS) kepada masyarakat
A. Saran
terutama usila.
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat
maka penulis menyarankan :
melanjutkan penelitian ini dengan menggali lebih
1. Berbagai pihak terkait seperti jajaran DKK
banyak lagi hubungan asupan gizi dengan status
Padang dan Pemda Kota Padang agar lebih
gizi usila tetapi lebih mengarahkan kepada peran
memperhatikan kondisi usila di Kota Padang
micro nutrient seperti: kalsium, vitamin A, besi,
terutama dalam hal konsumsinya, untuk itu
selenium dan zink terhadap status gizi usila.
diharapkan pada usila yang berstatus gizi kurang
5. Selain itu diharapkan juga peneliti lain
lebih meningkatkan asupan zat gizinya
melanjutkan penelitian ini dengan melihat
2. Bagi petugas kesehatan dan usila itu sendiri agar
hubungan antara kajian masalah psikologis
selalu memonitoring status gizinya melalui
dengan asupan gizi pada usila.
posyandu usila.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Rohmah, 2001. Tua dan Proses Menua dalam Kumpulan Makalah 14. WHO, 2003. Aging and Nutrition : A Growing Global Challenge
Short Course Magister Gizi dan Kesehatan, UGM Available. Majalah Profesi Gizi Medik Indonesia volume 3 No. 8
2. Setia B & Hardy W, 1999. Panduan Gerantologi Tinjauan dari April 2004, hal 20-25
berbagai Aspek, Jakarta : PT Gramedia Utama 15. Wirakusumah, ES, 2003. Menu Sehat Lanjut Usia, Jakarta : Puspa
3. Depkes RI, 2003. Pedoman Tata Laksana Gizi Usila untuk Tenaga Swara
Kesehatan, Jakarta 16. Budiman H, 2003. Nutrisi pada Lanjut Usia, Jakarta : Majalah
4. Dinkes Propinsi Sumbar, Laporan Tahunan, Tahun 2003 dan Tahun Kedokteran Atmajaya 2:51-59
2004 17. Jellife, 1989. Community Nutritional Assesment, USA Oxford
5. Dinas Kesehatan Kota Padang, Laporan Tahunan Usila Tahun 2004 Univercity Press
dan Tahun 2005 18. The Asia-Pacific Perspective. dalam Redefining Obesity and its
6. Bardosono S, dkk,1999. Studi Mengenai Kebiasaan Makan, Status Treatment. Health Comunications Australia Pty. Limited, 2000
Gizi dan Penyakit Degeneratif pada Kelompok Usila di Daerah 19. Walhqvist M L, 1997. Requrment in Maturity and Aging dalam :
Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat, Bina Diknakes 13; 17-18 Walhqvist Mark L, ed Food and Nutrition Australia, Asia and the
7. Christiani R, 2003. Status Gizi dan Pola Penyakit pada Lansia, Pacific Australia : Allen & Unwin
WWW. Litbang Gizi Depkes. go. Id 20. Depkes RI, 2004. Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
8. Defriani D, 2005. Gambaran dan Faktor-Faktor yang Tahun 2004 bagi Orang Indonesia , WWW.gizinet.Id
Mempengaruhi Status Gizi Lansia di propinsi Sumatera Barat, 21. Singarimbun M, 1995. Metode dan Proses Penelitian dalam
Padang Singarimbun-Masri Efendi, Syofyan (eds) edisi revisi Metode
9. Sediaoetama A, 2004. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Penelitian Survei, Jakarta : LP3ES
Jilid I, Jakarta : Dian Rakyat 22. Notoatmojo S, 1995. Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi
10. Supariasa- I, Bakri B & Fajar I, 2002. Penilaian Status Gizi, Jakarta revisi, Jakarta : Rineka Cipta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC 23. R.Boedhi D, 1999. Teori Proses Menua, Jakarta : Balai Penerbit
11. Jellife, 1995. Nutrition Food the Environment FKUI
12. Isbagio H, 1993. Menuju Lansia yang Sehat, Jakarta : IKOMI 24. Sukmaniah S, dkk, 2004. Nutrisi Pada Lanjut Usia, Jakarta :
13. Roesma S, 2001. Silver Age Menggapai Usila Sejahtera, Jakarta : Majalah Gizi Medik vol. 8 hal : 8-10
Ketujuh Communication 25. Rosmah W, dkk, 2001. Tua dan Proses Menua, Berkala Ilmu
Kedokteran : hal 221-223

Вам также может понравиться