Вы находитесь на странице: 1из 4

Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No.

2, September 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X

KLASIFIKASI KUALITAS BERAS DENGAN METODE POHON


KEPUTUSAN

Ramadhan Dani S 1, David Risdianto I 2, Irfan Arif H 3 , Luthfiyatul Azizah 4, Devi


Anugrah P P 5

1,2,3,4,5
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Pembangunan Nasional
Veteran Jawa Timur
Jl. Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294
Email: 1 Satriaramadhan14@gmail.com, 2 davidsvilla9498@gmail.com, 4 azizahfi99@gmail.com, 5
devianugrah3050@gmail.com

ABSTRAK
Sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai makanan pokok. Sehingga produksi beras di
Indonesia sangat melimpah. Namun beras yang diproduksi tidak semua berkualitas baik. Banyak masyarakat yang
masih kesulitan untuk menentukan kualitas beras yang beredar di pasaran. Diperlukan standar khusus dalam
menentukan kualitas beras. Penelitian ini dapat membantu masyarakat dalam menangani masalah tersebut. Dalam
penelitian ini standar kualitas beras dilihat dari nilai putih beras, nilai bersih, dan nilai utuh beras. Dilakukan
pelatihan data terlebih dahulu untuk mendapatkan klasifikasi dengan model decision tree atau pohon keputusan.
Selanjutnya dilakukan pengolahan citra terhadap citra beras hasil pengambilan gambar beras. Dari proses
pengolahan citra beras akan didapatkan nilai putih, nilai bersih dan nilai utuh beras yang akan diklasifikasikan
menjadi tiga kelas yaitu baik, kurang dan buruk dengan menggunakan rules dari decision tree. Kemudian
dilakukan pengujian data dengan menggunakan metode k-fold cross validation. Dari pengujian tersebut akan
dihasilkan prosentasi keakuratan hasil pengujian.

Kata Kunci: Beras, Pengolahan Citra, Pohon keputusan, K-fold cross validation

1. PENDAHULUAN dengan menggunakan model ID3 atau pohon


Sampai saat ini beras masih menjadi makanan pokok keputusan. Kemudian dilakukan evaluasi dengan
masyarakat Indonesia. Dikutip dari laman menggunakan konsep k-fold cross validation. Dan
kompas.com tahun 2015 bahwa Indonesia dalam penelitian ini menggunakan software
merupakan termasuk lima negara penghasil beras MATLAB dan WEKA.
terbesar di dunia. Pada peringkat ketiga ini,
Indonesia dapat memproduksi beras sekitar 70,8 ton 2. TINJAUAN PUSTAKA
per tahun [1]. Walaupun beras di Indonesia cukup Penelitian sebelumnya yang membahas tentang
melimpah, namun ternyata semakin lama harga identifikasi pernah dilakukan oleh Ratih Suminar
beras di pasaran semakin naik. Banyak juga dkk [2] dengan melakukan proses pre-prosessing,
pedagang beras yang menjual beras dengan kualitas ekstraksi, dan klasifikasi. Metode ekstrasi yang
yang rendah. Banyak masyarakat yang belum bisa digunakan adalah dengan menggunakan ekstraksi
membedakan beras yang berkualitas baik dan yang ciri statistik dengan menggunakan tekstur fisik beras
berkualitas rendah. Selain harga yang menjadi dan klasifikasi dilakukan dengan metode KNN. Pada
patokan kualitas beras, perlu adanya standar kualitas penelitian tersebut dihasilkan akurasi 84,167%.
beras baik yang dikeluarkan oleh pihak BULOG Penelitian lain juga melakukan identifikasi terhadap
(Badan Urusan Logistik) yaitu pihak yang khusus kualitas beras dengan menggunakan pengolahan
menangani masalah beras. citra digital yaitu oleh Aprissa dkk [3] yang menjadi
Untuk melihat kualitas beras, dapat dilihat rujukan dari paper ini. Pada penelitian tersebut
berdasarkan keputihan beras, kebersihan beras, dan dilakukan dengan proses pengumpulan data,
keutuhan dari beras. Pada penelititan ini akan pelatihan data, Menentukan data, identifikasi dan
dilakukan identifikasi kualitas beras dengan proses evaluasi. Identifikasi dengan menggunakan ID3 dan
pengolahan citra digital. Proses penilitian kualitas evaluasi dengan menggunakan k-fold cross
beras dilakukan dengan melakukan pengumpulan validation. Dengan memperoleh akurasi sebesar
data, pelatihan data, menentukan citra digital 96,67%.
(menentukan nilai putih, nilai bersih, nilai putih),
identifikasi dan evaluasi. 2.1 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini identifikasi kualitas beras Pada penelitian ini dilakukan metode seperti berikut:
dilakukan dengan pengolahan citra dan klasifikasi

1
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 2, September 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X

() = 2
=1



(, ) = () ()

=0
Keterangan:
S = ruang sampel untuk data training
A = atribut

2.1.3 Akuisisi Citra


Pada akuisisi citra digital ini dilakukan dengan lima
proses yaitu segmentasi citra biner, jumlah bulir
beras, nilai putih beras, nilai bersih beras, dan nilai
utuh beras. Dapat dilihat pada flowchart berikut:

Gambar 1. Metode Penelitian

2.1.1 Pengumpulan Data


Data yang digunakan adalah data gambar beras
dengan jenis Mentik Wangi Susu yang diambil
dengan menggunakan kamera 9,5 megapiksel
dengan ukuran 3088 x 3088 piksel.

2.1.2 Pelatihan Data


Pada tahap ini dilakukan dengan metode ID3
(Iterative Dichotomiser Tree). Metode ini intinya
dilakukan untuk menghasilkan pohon keputusan.
Langkahnya seperti berikut:

Gambar 3. Proses Akuisisi Citra

Segmentasi citra adalah membagi


suatu citra menjadi wilayah-wilayah yang homogen
berdasarkan kriteria keserupaan yang tertentu antara
tingkat keabuan suatu piksel dengan tingkat keabuan
pikselpiksel tetangganya [4]. Pada intinya proses
segmentasi ini mengubah citra dari RGB menjadi
Grayscale kemudian dilakukan citra ke biner. Pada
proses ini dihasilkan citra biner yaitu piksel hitam
sebagai background dan piksel putih sebagai objek.
Untuk mencari jumlah bulir beras, proses yang
dilakukan adalah dengan mencari letak koordinat
setiap bulir beras kemudian dilakukan labelling.
Akan didapatkan jumlah bulir beras.
Kemudian proses nilai putih beras ini dilakukan
dengan konversi RGB ke HSV. Untuk selanjutnya
dilakukan analisis nilai Hue, Saturation, dan Value
berdasarkan nilai yang sudah ditentukan oleh
gudang. Kemudian dilakukan pelabellan beras putih
Gambar 2. Tahapan Pelatihan Data dan tidak putih. Beras dikatakan putih jika
Untuk perhitungan Entropy dan Information Gain prosentase 75% atau lebih dari standar gudang.
menggunakan rumus [3]: Proses mencari nilai bersih beras dilakukan dengan
konversi RGB ke HSV. Untuk selanjutnya dilakukan
analisis nilai Hue, Saturation, dan Value berdasarkan

2
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 2, September 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X

nilai yang sudah ditentukan oleh gudang. Kemudian


dilakukan pelabellan beras bersih dan tidak bersih.
Beras dikatakan bersih jika prosentase 75% atau
lebih dari standar gudang.
Terakhir proses mencari nilai utuh dilakukan dengan
melakukan perhitungan luas piksel tiap bulir beras.
Kemudian dibandingkan dengan jumlah piksel beras
utuh. Jika prosentase beras 75% atau lebih dari
standar jumlah beras utuh maka beras dikatakan
utuh.

2.1.4 Identifikasi Kualitas Beras


Pada proses ini yaitu memasukkan data hasil Gambar 5. Pohon Keputusan
pengolahan citra kemudian dimasukkan ke dalam Dari pohon keputusan tersebut akan menghasilkan
rules yang sudah ada. Dari proses ini akan dihasilkan rules yang digunakan untuk menentukan klasifikasi
beras pada posisi kelas baik, kurang, dan buruk. kelas-kelas kualitas beras.

2.1.5 Evaluasi 3.1.3 Akuisisi Citra


Proses evaluasi menggunakan metode k-fold cross Proses akuisisi citra ini menggunakan software
validation. Metode ini dilakukan dengan menjadikan MATLAB. Pertama yaitu memasukkan citra gambar
sebuah data sebagai data testing dan data yang lain kemudian dilakukan segmentasi pada citra gambar.
akan menjadi data training. Kemudian dihitung Hasilnya seperti berikut:
Precision (P), recall (R), dan f-Measure (F). Dengan
rumus berikut:


=
+


=
+

2
=
+

Akan dihasilkan nilai keakuratan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil
gambar beras jenis Mentik Wangi dengan Gambar 6. Hasil Segmentasi
menggunakan kamera 9 megapiksel.
Kemudian dilakukan perhitungan jumlah bulir beras
dengan memberi label setiap letak koordinat objek.

Gambar 4. Hasil pengambilan gambar

3.1.2 Pelatihan Data


Pada tahap ini dilakukan dengan memasukkan data
training. Kemudian menghitung nilai Entropy dan
nilai information gain pada Excel. Kemudian
hasilnya akan digunakan untuk membentuk pohon Gambar 7. Pelabellan
keputusan. Dalam melakukan pelatihan ini Proses nilai putih beras ini dilakukan dengan
menggunakan software WEKA. Hasilnya seperti konversi RGB ke HSV. Untuk selanjutnya dilakukan
berikut: analisis nilai Hue, Saturation, dan Value berdasarkan
nilai yang sudah ditentukan yaitu hue antara 0.2

3
Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Vol. 2, No. 2, September 2017
e-ISSN 2540-7902 dan p-ISSN 2541-366X

sampai 0.7, saturation antara 0.01 sampai 0.3 dan ditentukan hasil kualitas kelas dari beras yang diuji.
value antara 0.55 sampai 0.9. Kemudian dilakukan Hasilnya seperti berikut:
pelabellan beras putih dan tidak putih. Beras Bersih Putih Utuh Kelas
dikatakan putih jika prosentase 75% atau lebih dari 100% 100% 100% Baik
standar gudang.
Proses mencari nilai bersih beras dilakukan dengan 3.1.5 Evaluasi
konversi RGB ke HSV. Untuk selanjutnya dilakukan Pada proses evaluasi ini menggunakan k-fold cross
analisis nilai Hue, Saturation, dan Value berdasarkan validation dengan k= . Kemudian dihitung Precision
nilai yang sudah ditentukan oleh gudang yaitu (P), recall (R), dan f-Measure (F).
saturation < 0.4 dan value > 0.55. Kemudian
dilakukan pelabellan beras bersih dan tidak bersih. 4. KESIMPULAN
Beras dikatakan bersih jika prosentase 75% atau Pada penelitian didapatkan nilai akurasi yang tinggi
lebih dari standar gudang. Pada penelitian ini itu artinya klafikasi kualitas beras dengan
dihasilkan seperti berikut: menggunakan model pohon keputusan ID3 dan
pengujian dengan metode k_fold cross validation
dapat diterapkan. Nilai akurasi dengan melakukan
identifikasi pohon keputusan ID3 sebesar .

5. DAFTAR PUSTAKA
[1]. Kompasiana.2015.Ini 5 negara penghasil beras
terbesar di dunia.
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/09
/02/095100026/Ini.5.Negara.Penghasil.Beras.Te
rbesar.di.Dunia?page=all, diakses pada 11 April
2017
[2]. Suminar, R. , Hidayat, B. , Atmaja, R.D. 2012.
Klasifikasi Kualitas Beras Berdsrkan Ciri Fisik
Berbasis Pengolahan Citra Digital.Jurnal Telkom
University
[3].Nurcahyani, A.A, Saptono, R. 2015. Identifikasi
Kualitas Beras dengan Citra Digital.Scintific
Gambar 8. Nilai putih dan nilai bersih
Jurnal of Informatic.Vol 2 No. 1, Mei 2015
[4].Aryn-Genetika.2013. Segmentasi Citra.
Terakhir proses mencari nilai utuh dilakukan dengan
aryngenetika.blogspot.com/2013/01/segmentasi-
melakukan perhitungan luas piksel tiap bulir beras.
citra.html, diakses pada 11 April 2017
Kemudian dibandingkan dengan jumlah piksel beras
utuh. Jika prosentase beras 75% atau lebih dari
standar jumlah beras utuh maka beras dikatakan
utuh. Pada penelitian ini dihasilkan

Gambar 9. Nilai Utuh


3.1.4 Identifikasi
Pada tahap ini dilakukan identifikasi hasil akuisisi
citra dengan rules yang sudah ada. Kemudian

Вам также может понравиться