Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Identitas Pasien
B. ANAMNESA
a. Keluhan Utama dan Keluhan Tambahan
Pasien mengeluhk terdapat lapisan berwarna putih pada lidahnya sejak 1
bulan lalu dan tidak ada rasa sakit. Pasien merasa tidak nyaman dengan
keadaan lidahnya tersebut dan ingin disembuhkan. Keluhan tambahan pasien
adalah ingin mencabut sisa akar pada RA dan RB.
C. PEMERIKSAAN EKSTRAORAL
Wajah : Simetris
Bibir : Sehat
Kelenjar Getah Bening : Kanan dan kiri = tidak teraba dan tidak sakit
D. PEMERIKSAAN INTRAORAL
Debri : Ada, regio a, c, d
Plak : Ada, regio a, c, d
Kalkulus : Ada, regio a, c, d
Pendarahan papila
interdental : Ada, regio a, c, d
Gingiva : Bengkak dan kemerahan di regio a, c, d
Mukosa : Sehat
Palatum : Sehat
Lidah : Ada lesi berwarna putih dengan tepi kemerahan pada
punggung lidahnya, menyebar tidak merata, ukuran
bervariasi.
E. DIAGNOSA SEMENTARA
Diagnosa sementara : Kandidiasis Pseudomembran Akut
Diagnosa banding :
1. Kandidiasis Pseudomembran Akut
2. Flek sisa makanan
3. Kandidiasis Hiperplastik Kronik
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diperlukan dan dilakukan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
histopatologi. Hasil pemeriksaan menyatakan bahwa tampak sel-sel epitel
supertimal, spora, hypae dan nekrosis. Tanda ganas tidak dijumpai pada sediaan
ini.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik yang paling
mempengaruhi mukosa mulut.1 Kandidiasis merupakan infeksi jamur paling
sering yang disebabkan oleh Candida albicans, jamur tesebut adalah bagian dari
flora normal yaitu 20-50 % ditubuh orang yang sehat.2 C. albicans dapat melekat
pada mukosa labial, mukosa bukal, dorsum lidah, dan daerah palatum.3C.
albicans merupakan patogen lemah oleh karena itu untuk menimbulkan penyakit
maka diperlukan faktor predisposisi baik itu lokal maupun sitemik.4 Faktor
predisposisi tersebut adalah1,4
Acute
Pseudomembranous
Atrophic (erythematous)
Antibiotic stomatitis
Chronic
Atrophic
Denture sore mouth
Angular cheilitis
Median rhomboid glossitis
Hypertrophic/hyperplastic
Candida leukoplakia
Papillary hyperplasia of the palate (see denture sore mouth)
Median rhomboid glossitis (nodular)
Multifocal
Mucocutaneous
Syndrome associated
Familial +/ endocrine candidiasis syndrome
Myositis (thymoma associated)
Localized
Generalized (diffuse)
H. DIAGNOSA
Kandidiasis Pseudomembran Akut
I. RENCANA PERAWATAN
FASE I (Etiotropik)
3. Obat anti jamur (nystatin tetes 100.000 IU, 4x1-6ml selama 7 hari)
4. Pemeriksaan histopatologi
5. Ektraksi sisa radix : 15, 14, 22, 23, 24, 25, 35, 34, 44
6. Restorasi GIC pada gigi : 18, 17,13, 12, 27, 37, 38, 45.
Restorasi komposit gigi : 11, 21
FASE II (Bedah)
Tidak dilakukan perawatan
FASE III (Restorasi)
FASE IV (Maintenance)
1. Kontrol kandidiasis
J. PEMBAHASAN
Diagnosa pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan
klinis, dan pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesa didapatlah informasi
bahwa pasien mengeluh terdapat lapisan berwarna putih pada lidahnya sejak 1
bulan lalu dan tidak ada rasa sakit. Gambaran klinis pada pasien, terdapat lesi
berwarna putih dengan tepi kemerahan di dorsum lidah, menyebar tidak merata
dengan ukuran bervariasi serta hasil pemeriksaan histopatologi setelah
discrapping ulang pada permukaan dorsum lidah sediaan latar belakang kotor
tampak sel-sel epitel supertimal, spora, hypae dan nekrosis. Hal tersebut
menunjukkan kandidiasis pseudomembran akut.
Menurut teori, gambaran klinisnya terlihat sebagai plak mukosa yang
putih atau kuning, seperti cottage cheese yang dapat dihilangkan dan
meninggalkan permukaan yang berwarna merah.5,6 Lokasinya pada mukosa
labial, mukosa bukal, palatum keras, palatum lunak, lidah, jaringan periodontal,
dan orofaring.6
Pada pasien ini, etiologi kandidiasis karena kebersihan mulut yang buruk.
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah kontrol plak (Edukasi,
Motivasi, Instruksi), dan pemberian obat antifungal nystatin tetes 100.000 IU,
4x1-6ml selama 7 hari. Pemilihan Nystatin karena umumnya kandidiasis oral
merupakan infeksi lokal, maka pengobatan secara topikal merupakan terapi yang
pertama kali dilakukan, terutama pada kandidiasis pseudomembranous. Pasien
melakukan 3 kali kunjungan untuk kontrol, pada kunjungan 1 plak putih
berkurang, kunjungan ke-2 sudah membaik, dan kunjungan ke-3 sudah tidak ada
keluhan.
Kontrol 2 Kontrol 3
K. KESIMPULAN
Kandidiasis pseudomembran akut dapat didiagnosa berdasarkan
anamnesa, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan penunjang. Gambaran klinisnya
terlihat sebagai plak mukosa yang putih atau kuning, seperti cottage cheese
yang dapat dihilangkan dan meninggalkan permukaan yang berwarna merah
Pada pasien ini, etiologi kandidiasis karena kebersihan mulut yang buruk.
Perawatan yang dilakukan pada pasien ini adalah kontrol plak (Edukasi,
Motivasi, Instruksi), dan pemberian obat antifungal nystatin tetes 100.000 IU,
4x1-6 ml selama 7 hari.
L. DAFTAR PUSTAKA
1. Greenberg dkk. 2008. Burkets Oral Medicine.11thed. India : BC. Decker Inc.
p.79-84
2. Laskaris, George. 2000. Color Atlas of Oral Diseases in Children and
Adolescents. USA : Thieme. p. 200-6
3. Nasution, M. 2008. Kandidiasis Rongga Mulut. Majalah Kedokteran
Nusantara 41(3): 200-6.
4. Regezi, JA dkk.2003. Oral Pathology Clinical Patologic Correlations.4thed.
USA : Elsevier.p.100-4
5. Cawson, RA. 2002. Cawsons Essentials of Oral Pathology and Oral
Medicine. 7th ed. London: Churchill Livingstone. p. 190.
6. Bruch, JM dan Treister, NS. 2010. Clinical Oral Medicine and Pathology.
Ney York : Humana Press. p. 92-3
7. Lewis, M dan Lamey P.J. 1998. Tinjauan Klinis Penyakit Mulut. Jakarta :
Widya Medika. Hal.40-2
8. Andryani, S. 2010. Kandidiasis Oral pada Pasien Tuberkulosis Paru Akibat
Pemakaian Obat Antibiotik dan Steroid. Medan: USU. Hal. 5-14