Вы находитесь на странице: 1из 45

Desain I : Rencana Garis

2013/2014

BAB I
FILOSOFI RANCANGAN
I.1. Umum
I.1.1. Pendahuluan
Secara umum rencana garis adalah penggambaran bentuk potongan potongan badan
kapal, baik secara memanjang maupun melintang. Tugas ini bertujuan agar mahasiswa
nantinya dapat merancang, membuat, serta memahami langkah awal pembuatan rencana
garis dari suatu kapal dengan jenis dan ukuran tertentu. Dalam pembuatannya ada beberapa
metode yang digunakan, metode yang digunakan dalam pengerjaan ini adalah metode NSP
Diagram, yaitu suatu metode penghitungan dengan pembacaan grafik NSP yang nantinya
akan didapatkan luasan tiap-tiap station dari kapal tersebut.
Dalam proses pengerjaan Tugas Rencana Garis ini, mahasiswa juga diharapkan dapat
membuat penggambaran utama yang ada dalam Tugas Rencana Garis. Adapun gambar
tesebut adalah Body Plan, Half Breadth Plan, dan Sheer Plan. Dengan latar belakang
mahasiswa teknik, maka dalam penggambaran ini tentunya dibutuhkan ketelitian dalam
penghitungan detail maupun dalam pengukuran gambar. Ketelitian ini yang nantinya akan
memberikan keakuratan dalam penggambaran utama dalam Tugas Rencana Garis.
Seiring dengan perkembangan dunia keteknikan, mahasiswa diharapkan mampu
menggunakan software atau aplikasi kemajuan teknologi di bidang teknik. Maka pada konteks
Tugas Rencana Garis ini digunakan program Excel sebagai pengolah data dan hitungan,
sedangkan untuk penggambarannya digunakan AutoCad sebagai program pendukung.
Adapun prinsip penggambaran Body Plan yang merupakan inti dan menjadi dasar
pemroyeksian dalam penggambaran Sheer Plan dan Half Breadth Plan.

I.1.2. Tahapan Pengerjaan


Dalam pembuatan desain rencana garis ini ada beberapa tahapan pengerjaan, antara
lain:
1. Perhitungan Data awal
2. Pembuatan CSA
3. Pembuatan A/2T dan B/2
4. Pembuatan Haluan dan Buritan
5. Pembuatan Body Plan
6. Pembuatan Half Breadth Plan
7. Pembuatan Buttock Line pada Sheer Plan
8. Pembuatan Bangunan Atas (Sheer Standar)
9. Pembuatan Forecastle deck, Poop deck dan Bullwark.

Dari tahapan tahapan tersebut sebagai pengolah data hitungan dipergunakan program
software Excel, sedangkan untuk visualisasi penggambaran digunakan program software
AutoCad. Program Excel dan AutoCad dipilih dalam proses pengerjaan tugas ini karena
merupakan program pendukung pembuatan Rencana Garis secara manual sehingga sangat
cocok jika digunakan untuk pembelajaran bagi mahasiswa atau pemula.

I.1.3. Istilah-Istilah
Adapun istilah istilah yang dipakai dalam penggambaran rencana garis adalah sebagai
berikut:

1
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 1. Ilustrasi Bagian Utama Kapal

After Perpendicular (AP)


Atau Garis tegak buritan, yaitu garis tegak yang dibuat melalui linggi kemudi bagian
belakang. Jika kapal tidak memiliki linggi kemudi, maka garis tegak itu dibuat melalui
sumbu poros kemudi.
Fore / Forward Perpendicular (FP)
Atau Garis tegak haluan, yaitu garis tegak yang dibuat melalui perpotongan antar linggi
haluan dengan garis air muat.
Length Between Perpendicular (Lpp)
Adalah panjang antara kedua garis tegak buritan dan garis tegak haluan yang diukur
pada garis air muat

Length of Water Line (Lwl)


Adalah jarak mendatar antara kedua kedua ujung garis muat. LWL diukur dari titik
potong linggi haluan sampai titik potong linggi buritan dan tidak termasuk tebal kulit
lambung.

Length of Displacement (Ldisp)


Adalah panjang kapal imajiner yang terjadi karena adanya perpindahan fluida sebagai
akibat dari tercelupnya badan kapal, panjang ini digunakan untuk menentukan
seberapa besar luasan luasan bagian yang tercelup air, pada saat dibagi menjadi dua
puluh station. Panjang displacement dirumuskan sebagai panjang rata rata antara
Lpp dan Lwl, yaitu:
Ldisp = . (LPP + LWL)
Breadth
Adalah lebar yang direncanakan adalah jarak mendatar gading tengah kapal yang
diukur pada bagian luar gading (tidak termasuk tebal kulit lambung).

Depth (H)
Adalah tinggi kapal dari garis dasar kapal sampai geladak menerus diukur pada sisi
tengah kapal.
Draught (T)
Adalah tinggi kapal dari garis dasar kapal sampai garis air kapal pada sarat muat yang
direncanakan.
Block Coefficient (Cb)
Adalah perbandingan antara bentuk kapal dibawah sarat dengan balok yang dibentuk
oleh panjang kapal, lebar kapal dan sarat kapal.

2
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Longitudinal Prismatic Coefficient (Cp)


Adalah perbandingan antara bentuk kapal dibawah sarat dengan sebuah prisma yang
dibentuk oleh bidang tengah kapal.

Cp=
Am . L

Midship Coefficient (Cm)


Adalah perbandingan antara bentuk bidang tengah kapal (midship) dengan sebuah
bidang yang dibentuk oleh panjang kapal dan lebar kapal.

Gambar 2. Midship Coefficient

Luas Midship (Am)


Adalah luasan tengah kapal dibawah garis air

Am = B x T x

Volume Displacement
Adalah volume perpindahan fluida (air) sebagai akibat adanya badan kapal yang
tercelup dibawah permukaan air, yang dirumuskan sebagai:
Vdisp = Ldisp x B x T x ddispl
Midship
Adalah potongan melintang pada bagian tengah kapal.
Center Line
Adalah potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
Base Line
Adalah garis dasar kapal.
Station
Adalah pembagian panjang kapal menjadi beberapa bagian dengan jarak yang sama.
Body Plan

3
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara melintang pada
setiap station dilihat dari depan atau belakang.
Buttock Line
Adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang vertikal.
Water Line
Adalah proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang
horisontal.
Upper Deck
Adalah garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.
Poop Deck
Adalah geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
buritan kapal.
Forecastle Deck
Adalah geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian
haluan kapal.
Bulwark
Adalah pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.
Sheer
Adalah lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.
Camber
Adalah lengkungan melintang kapal.

Gambar 3. Camber

I.2. Curve of Section Area


Curve of Sectional Area (CSA) adalah kurva yang menunjukan luasan kapal pada tiap
tiap station. CSA merupakan janin kapal karena dari CSA ini kita nantinya dapat mengetahui
bentuk kapal, mencari CSA dihitung berdasarkan persentase luasan yang didapat dari
diagram NSP dikalikan dengan luasan midship, maka akan didapatkan luasan kapal pada tiap
stationnya.

Dengan mencari presentase area per-station menggunakan tabel NSP, maka dari nilai
Vs/Ldisp yang telah ditemukan, dibuatlah garis datar dari angka tersebut dan membuat titik
temu antara garis datar tersebut dengan garis-garis lengkung pada tabel NSP, kemudian
ditarik garis vertikal dari titik tersebut sehingga didapat nilai presentase area per-station (e)

4
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

dalam persen. Selanjutnya dikalikan dengan luas midship kapal untuk mengetahui luasan di
setiap stationnya.

Gambar 4. Curve of Section Area (CSA)

I.3. Body Plan


Body Plan merupakan proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara
melintang pada setiap station dilihat dari depan atau belakang. Potongan potongan badan
kapal ini dibentuk berdasarkan data-data yang didapat berdasarkan data-data Grafik A/2T dan
B/2. Prinsip penggambaran pada body plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus dan satu garis
lengkung. Dua garis lurus pada body plan yaitu waterline dan buttock line sedang garis
lengkungnya yaitu penggambaran setiap station.

Gambar 5. Body Plan

I.4. Half Breadth Plan


Half breadth plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari atas, pada setiap
garis air (waterline). Sebelum menggambar half breadth plan, terlebih dahulu dilakukan
penggambaran sent line. Data penggambaran sent line diperoleh melalui gambar body plan.
Setelah sent line digambar maka kita dapat menggambar half breadth plan. Data yang
diperlukan yaitu panjang dari centerline ke setiap station di setiap waterline pada body plan.
Prinsip pada penggambaran half breadth plan yaitu terdapat dua garis lurus yaitu station dan
buttock line sedangkan terdapat juga satu garis lengkung yaitu waterline.

5
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 6. Proyeksi Half Breadth Plan

I.5. Sheer Plan


Sheer Plan merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari samping pada setiap
buttock line yang telah ditentukan. Penggambaran sheer plan dilakukan dari proyeksi half
breadth plan, dimana diproyeksikan perpotongan antara buttock line dengan waterline pada
half breadth plan. Tetapi sebelumnya telah dilakukan penggambaran kapal beserta bentuk
linggi haluan dan buritan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Prinsip pada penggambaran sheer plan yaitu bahwa terdapat dua garis lurus yaitu garis
yang menyatakan waterline dan station sedangkan terdapat satu garis lurus yaitu garis yang
menyatakan buttock line.

Gambar 7. Sheer Plan bagian buritan

6
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

I.6. Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul


1. Membuat Sheer Standar
Dalam membuat sheer standar maka LPP dibagi menjadi 6 bagian. Pembagian tersebut
meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang midship. Masing-masing digaris
dan dibuat sesuai dengan ukuran peraturan sheer standar untuk kapal bulk carrier
sebagai berikut :

Di depan Midship
a = 5,6 (LPP/3 + 10)
b = 22,2 (LPP/3 + 10)
c = 50 (LPP/3 + 10)
Di belakang Midship
x = 2,8 (LPP/3 + 10)
y = 11,1 (LPP/3 + 10)
z = 25 (LPP/3 + 10)

2. Membuat Forecastle deck, Poop Deck dan Bulwark

Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada
bagian haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama
(upper deck side line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan
panjangnya mencapai Collision Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan
tepat pada frame/gading.

7
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 8. Forecastle Deck

Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas
untuk sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur
pada geladak terendah.
Poop Deck (Geladak Kimbul)
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian
buritan yang memilki ketinggian 2.4 - 2.5 meter diukur dari geladak utama (upper deck
side line).

Gambar 9. Poop Deck

Langkah-langkah menentukan letak sekat kamar mesin dan sekat tubrukan sebagai
acuan batas Bulwark adalah sebagai berikut.

8
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

1. Prinsip : letak sekat di nomor gading, bukan station.


2. Dari bentuk stern kapal, menentukan letak ujung belakang tabung poros
(sterntube). AP dapat digunakan sebagai nomor gading 0.
3. Dari ujung belakang tabung poros ke sekat tabung poros berjarak minimum 3 (tiga)
jarak gading (jarak gading 600 mm).
4. Letak sekat kamar mesin tergantung pada panjang kamar mesin, tergantung ukuran
motor induk dan permesinan bantunya, dapat dilihat pada gambar kapal yang ada
(jarak gading 1000 mm).
5. Letak sekat kamar mesin menentukan panjang ruang akomodasi bila ruang
akomodasi terletak pada geladak kimbul (poop deck). Sebagai pendekatan terletak
(17% ~ 20%) Lpp dari AP.
6. Letak sekat tubrukan (collision bulkhead) pada jarak (0,05 ~ 0,08) Lc dari FP, Lc =
96% Lwl atau Lpp pada 0,85 H, (BKI) diambil yang lebih besar, sebagai pendekatan
Lc = Lpp.
7. Tentukan panjang ruang muat sebagai kelipatan jarak gading (jarak gading 1000
mm).
8. Jarak gading ruang muat tergantung pada panjang kapal.
Perhitungan menurut BKI 2009 adalah a0 = L / 500 + 0,48 [m]

BAB II
DETAIL LANGKAH DAN PERHITUNGAN

9
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

II.1. Penentuan Ukuran dan Dimensi lainnya


Sebelum menetapkan ukuran dan dimensi kapal yang akan digambar, pertama-tama
mencari kapal pembanding dimana kapal pembanding ini sebagai acuan untuk menentukan
ukuran dan dimensi kapal yang akan digambar. Dalam perancangan ini kapal pembanding yang
digunakan berasal dari Nippon Kaiji Kyokai (classNK) register, berikut ukuran dan dimensi kapal
pembanding yang digunakan yaitu :
Tipe kapal : Oil Carrier
Nama kapal : VEMAOIL XX
Tahun pembangunan : 1990
GT : 3,321 Merek, tipe M/E : HANSHIN DIESEL, 1D : 4 SA
DWT: 4,958 ton 6 CY
Lpp : 97.6 m Daya motor : 2,492 Kw
B : 15.524 m RPM : 220
H : 7.5 m Kecepatan dinas (Vs) : 14.4 knot
T : 6.574 m Kecepatan percobaan (Vt) : 14.4 knot

Setelah didapat data kapal pembanding maka bisa ditentukan data kapal yang akan
dirancang sehingga dapat memudahkan dalam perancangan rencana garis ini, berikut adalah data
kapal yang akan dirancang;

Tipe kapal Oil Carrier


Panjang (Lpp) 97.6 M
Lebar (B) 15.524 M
Tinggi geladak (H) 7.5 M
Sarat air (T) 6.574 M
Kecepatan dinas (Vs) 14.4 Knot

Langkah selanjutnya yaitu menghitung data tambahan yang akan digunakan untuk
merancang rencana garis. Perhitungannya terdiri dari;
a. Length of Water Line (LWL )
LWL = (1+3%)Lpp
= (1.03)97.6
= 100.528

b. Length of Displacement (Ldisp)

10
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Ldisp = . (LPP + LWL )


= .(97.6 + 100.5280)
=99.0640 m
= 325.013 feet
c. Vs/Ldisp
= 14.4/325.0131
= 0.799 knot/ft
d. Prismatic Coefficient ()
Diperolehdari diagram NSP sebesar = 0.670

e. Block Coefficient (ddispl)


Diperoleh dari pembacaan diagram Nsp sebesar = 0.658

f. Midship Coefficient
Diperolehdari diagram NSP sebesar = 0.979

g. Luas (Am)
Am =BxTx
= 15.524 x 6.574 x 0.979
= 99.911 m2

h. Volume Displacement ( Vdisp )


Vdisp = Ldisp x B x T x ddispl
= 325.0131x 15.524 x 6.574 x 0.658
= 6,652.349949m

i. Jari-Jari Bilga (R)

R= 1/2 . {( BxT ) A m }/(1(1/4 ) )

R=

{( ) } {
1 ( BxT ) Am
2
.
1
1
4
=
1 (16 x6. 574 )99 . 9116
2
( 1
1
4 ) }

11
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

II.2. Pembuatan Curve of Section Area (CSA)


II.2.1. Membaca Diagram NSP
Sebelum kita memulai menggambar, maka kita harus mengetahui cara membaca dari
diagram NSP. Dari pembacaan diagram NSP maka dapat diperoleh luasan tiap station pada
kapal. Dari perhitungan awal kita telah mendapatkan besarnya Vs/Ldisp sebesar 0.668, dari
nilai ini kita dapat mencari besarnya persen luas (%A) dari tiap-tiap station pada diagram NSP,
dengan menarik garis mendatar sesuai nilai Vs/Ldisp yang telah diketahui maka akan
ditemukan titik perpotongan antara garis mendatar dengan kurva tiap-tiap station kemudian
tarik garis vertikal ke atas maka dapat diketahui besar nilai persen luas tiap station.

Gambar 10. Diagram NSP

Selain untuk mencari besar luasan tiap station dari diagram NSP maka kita juga dapat
menentukan letak LCB dengan cara menentukan titik perpotongan antara garis mendatar
Vs/Ldisp dengan letak titik tekan b, kemudian tarik garis vertikal ke bawah dan dapat
diketahui nilai letak titik tekan dalam %Ldisp. Setelah semua data yang diperlukan telah
diketahui maka dilakukan perhitungan seperti tabel di bawah ini kemudian dilakukan
perhitungan koreksi terhadap data yang ada.

No.
Station % Am Am Luas (A) FS A * FS FM (A*FS)*FM

0 0,00% 99,91 0,00 1 0,00 -10.0 0,00

1 9,35% 99,91 9,34 4 37,38 -9.0 -336,38

2 25,91% 99,91 25,89 2 51,77 -8.0 -414,18

3 46,33% 99,91 46,29 4 185,16 -7.0 -1296,10

4 65,64% 99,91 65,58 2 131,16 -6.0 -786,99

5 80,95% 99,91 80,88 4 323,52 -5.0 -1617,60

12
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

6 90,97% 99,91 90,89 2 181,77 -4.0 -727,08

7 96,23% 99,91 96,14 4 384,57 -3.0 -1153,71

8 98,75% 99,91 98,67 2 197,33 -2.0 -394,67

9 100,00% 99,91 99,91 4 399,64 -1.0 -399,64

10 100,00% 99,91 99,91 2 199,82 0.0 0,00

11 100,00% 99,91 99,91 4 399,65 1.0 399,65

12 99,62% 99,91 99,53 2 199,06 2.0 398,12

13 97,02% 99,91 96,93 4 387,73 3.0 1163,20

14 92,85% 99,91 92,77 2 185,53 4.0 742,13

15 82,28% 99,91 82,21 4 328,82 5.0 1644,11

16 66,72% 99,91 66,66 2 133,33 6.0 799,95

17 47,83% 99,91 47,79 4 191,14 7.0 1338,00

18 28,61% 99,91 28,59 2 57,18 8.0 457,41

19 10,26% 99,91 10,25 4 41,00 9.0 368,97

20 0,00% 99,91 0,00 1 0,00 10.0 0,00

A*FS 4015,56 (A*FS)*FM 185,20

Ldisp
hdisp =
20
99,064
= 4,9532
20

Koreksi Volume Displacement :


Vdisp = Cb x B x Ldisp x T
= 0,658 x 16 x 99,064 x 6,574
= 6652,349949 m3
Vsimpson = x h x A*FS
= x 4,9532 x 4015,56
= 6629,9625 m3

VrumusVsimp
| |x 100
Koreksi Vdispl = Vrumus
6652,349949 -6629,9625
| |x100
= 6652,349949

13
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

= 0,336%

Nilai koreksinya memenuhi koreksi volume yaitu lebih kecil dari 0,5%

Koreksi LCB :
Harga e dari diagram NSP diketahui sebesar 1,777 %
LCB disp = e x Ldisp
= 0,21 % x 99,06
= 0,20 m

( AFS )FM xh
disp
LCB simpson = AFS
185 ,2
x 4, 95
= 4015 , 56
= 0,22 m

LCB NSPLCB simp


| |x 100
Koreksi LCB = Ldisp
0,200,22
| |x100
= 99,06
= -0,02 %
Nilai koreksinya memenuhi yaitu kurang dari 0,1 %

II.2.2. Membuat CSA Ldisp


Curve of Sectional Area (CSA) adalah grafik yang menggambarkan nilai luasan dari tiap
tiap station.
CSA melalui tiga tahap gambar, yaitu CSA dengan Ldisp, CSA Ldisp terhadap Lwl dan Lpp,
CSA Lwl dan Lpp. Untuk membuat gambar sebuah CSA diperlukan tahap-tahap sebagai
berikut.
1. Membuat table data perhitungan.

Luas
No. Dalam
Station Skala Luas (A) CSA

0 2 0,00 0,00

14
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

1 2 9,34 4,67

2 2 25,89 12,94

3 2 46,29 23,14

4 2 65,58 32,79

5 2 80,88 40,44

6 2 90,89 45,44

7 2 96,14 48,07

8 2 98,67 49,33

9 2 99,91 49,96

10 2 99,91 49,96

11 2 99,91 49,96

12 2 99,53 49,77

13 2 96,93 48,47

14 2 92,77 46,38

15 2 82,21 41,10

16 2 66,66 33,33

17 2 47,79 23,89

18 2 28,59 14,29

19 2 10,25 5,12

20 2 0,00 0,00

2. Membuat garis horizontal sepanjang L displacement dengan skala sebenarnya, yaitu 1 :


1. Kemudian membagi garis tersebut menjadi 20 bagian dengan perintah divide.
Ldisp = 99.064 m

3. Membuat garis vertikal sesuai dengan panjang mewakili luasan per station pada tabel di
atas yang telah di skala 1 cm : 3 m 2 . Kemudian membentuk kurva lengkung CSA
displacement dengan menghubungkan titik titik ordinat menggunakan spline di AutoCad.
Berikut merupakan hasil dari kurva CSA displacement

15
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 11. CSA Displacement hasil perhitungan

II.2.3. Membuat CSA Lpp


Penggambaran CSA diatas masih menggunakan Length of Displacement (Ldisp)
dimana hanya ada 20 station. Dari tengah CSA displacement kita tarik garis 1/2 Lwl ke kiri
dan ke kanan, ujung garis Lwl pada sebelah kanan kita tarik garis lagi sepanjang Lpp kearah
kiri, Lpp tersebut kita bagi 20 bagian, Sisa dari Lwl adalah part yang kita bagi menjadi 2
bagian, setelah itu perlebar CSA displacement ke ujung garis Lwl sehingga ada luasan pada
tiap station.

3%

Gambar 12. Perubahan dari Ldisp ke LPP dan L wl

Adapun perhitungan pada pembuatan CSA Lpp yaitu :

No.
Statio Area
n Skala Area FS Area*FS FM (Area*FS)*FM

16
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

0 0 0 0
-2 0.3 -10.6
0,62 1,24 1,488 -15,3264
-1 1.2 -10.3
1,89 3,78 4,914 -49,14
AP 1.3 -10
7,64 15,28 61,12 -550,08
1 4 -9
17,18 34,36 68,72 -549,76
2 2 -8
27,14 54,28 217,12 -1519,84
3 4 -7
36,05 72,1 144,2 -865,2
4 2 -6
42,6 85,2 340,8 -1704
5 4 -5
46,57 93,14 186,28 -745,12
6 2 -4
48,6 97,2 388,8 -1166,4
7 4 -3
49,59 99,18 198,36 -396,72
8 2 -2
49,96 99,92 399,68 -399,68
9 4 -1
49,96 99,92 199,84 0
10 2 0
49,96 99,92 399,68 399,68
11 4 1
49,52 99,04 198,08 396,16
12 2 2
48,05 96,1 384,4 1153,2
13 4 3
45,51 91,02 182,04 728,16
14 2 4
39,5 79 316 1580
15 4 5
31,47 62,94 125,88 755,28
16 2 6
22,08 44,16 176,64 1236,48
17 4 7
12,63 25,26 50,52 404,16
18 2 8
3,71 7,42 29,68 267,12
19 4 9
0 0 0 0
FP 1 10
4074,242 -1041,0264
A*FS (A*FS)*FM

Menentukan h dari panjang Lpp :


hp = Lpp/20
= 97,6/20
= 4,88 meter
Penambahan 3% Lpp = 3% x 97,6
= 2,928 meter
h1 = 2,928/2
= 1,464 meter
17
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Membagi Lwl menjadi dua nilai bagian


Nilai Lwl = x 100,528
= 50,264 m

Menentukan lwl (Cblwl)


Menentukan
lwl (Cblwl)
lwl = displ x ( Ldispl / Lwl )
0.658x(99,064/100,52
8)
= 0,648
Menentukan letak Lcb di setiap masing-masing jenis panjang (Ldisp, Lpp)
a. Lcb terhadap displ = 2,5169 meter

b. Lcb terhadap Lpp = (A*FS*FM/ A*FS x h


1540,1/10219,4x
= 7,05
= 1,062 meter
Menentukan Volume Lwl :
1. Vlwl dengan rumus = Lwl x B x T x lwl
= 100,528 x 16 x 6,574 x 0,648
= 6851,911 m3
2. Vlwl dengan simpson
= 1/3 x A*FS x h
= 1/3x 4074,44 x 4,88
= 6627,76 m3
Koreksi Vlwl
Vlwl = [ Vsimp - Vlwl ] / Vlwl x 100%
= (6627,76 6851,911)/ 6851,911x 100 %
= -0,369% < 0,5 %
Nilai koreksi volume lebih kecil dari 0.5% sehingga nilai koreksi memenuhi
Pergeseran Midship = Lpp x 1,5%
= 97,6 x 1,5 %
= 1,464 m

18
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Menentukan Lcb Lpp


Lcb Lpp = Lcb terhadap displasmen - Pergeseran Midship
= -1,265 1,495
= -2,762 m
Menentukan Lcb simpson
Lcb Simpson = (A*FS*FM / A*FS x h
= -1041,02/4074,24x 4,88
= -1,24 m
Koreksi Lcb
= |(Lcb Lpp - Lcb Simpson)/Lpp| x 100 %
= |(0,208 0,228)/97,6| x 100%
= 0,02% < 0,1%
Nilai koreksi volume lebih kecil dari 0.1% sehingga nilai koreksi memenuhi

Gambar 13. CSA Lpp dan Lwl hasil perhitungan

II.3. Pembuatan A/2T dan B/2


II.3.1 A/2T

19
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Pengertian A/2T yaitu perbandingan antara luasan tiap station dengan dua kali tinggi sarat
kapal. Untuk mencari nilai A/2T, yakni dengan cara membagi luasan tiap station dengan nilai
2T.
Setelah mendapatkan nilai tiap station, langkah selanjutnya adalah memroyeksikan titik-titik
tersebut kemudian dihubungkan hingga bentuknya menjadi stream line. Koordinat A/2T dapat
dilihat pada table di bawah.
Tabel A/2T

No. Station A Skala Area Area/2T


0 0 0,00
-2
0,62 1,24 0,09
-1
1,89 3,78 0,29
AP
7,64 15,28 1,16
1
17,18 34,36 2,61
2
27,14 54,28 4,13
3
36,05 72,1 5,48
4
42,6 85,2 6,48
5
46,57 93,14 7,08
6
48,6 97,2 7,39
7
49,59 99,18 7,54
8
49,96 99,92 7,60
9
49,96 99,92 7,60
10
49,96 99,92 7,60
11
49,52 99,04 7,53
12
48,05 96,1 7,31
13
45,51 91,02 6,92
14
39,5 79 6,01
15
31,47 62,94 4,79
16
22,08 44,16 3,36
17
12,63 25,26 1,92
18
3,71 7,42 0,56
19
0 0 0,00
FP

20
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 14. CSA A/2T hasil perhitungan

II.3.2 B/2
B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2, maka
langkah pertama yang harus ditempuh adalah kita harus menentukan sudut masuk garis air
(pada grafik dengan cara menentukan pada sumbu x kemudian ditarik garis lurus ke atas
sampai memotong garis kontinu pada grafik dan dari titik temu itu kita tarik garis horisontal
maka akan mendapatkan nilai sudut masuk garis air), kemudian menentukan nilai b/2 yang
mempunyai persen luas 100% kemudian kita tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan
ke belakang inilah yang dinamakan dengan Paralel Middle Body. Kemudian dari Paralel
Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang stream line yang berakhir pada station
2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station 20 dan sudut masuk kita tambahkan
kira-kira 0,5 cm dari FP. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar
memperhatikan luas Engine Room yaitu kira-kira dari station 2 sampai 4. terakhir kali setelah
gambar b/2 terbentuk maka kita akan memperoleh nilai b/2 tiap station dengan cara mengukur
panjang garis vertikal dan dikalikan dengan skalanya. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat
pada Tabel Perhitungan A/2T & b/2 dan sketsa Grafik CSA, A/2T dan b/2 berikut ini:
Mencari Sudut Masuk
Dalam menentukan sudut masuk terlebih dahulu mencari hal berikut ini.

L disp
Lpp= disp x
Lpp
= 0.670x99,064/97,6
= 0.6801

sehingga angle of entrance dapat dicari sebagai berikut

f = Lpp+ ( 1,4 Lpp ) .e

21
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

f = 0.6801 + (1,4 - 0,6801) x 0,21%

f = 0,6816

Gambar 15. Grafik Angle of Entrance

Dari data grafik penentuan sudut masuk berdasar koefisien prismatik depan f, ditarik
garis sehingga didapat sudut masuk sebesar 19 derajat.
Tabel B/2
No. Tinggi Koor. X
Station Tinggi Koordinat FS FS
0
-2 0.3
2,14
-1 1.2
2,02
AP 1.3
3,45
1 4
4,5
2 2
5,54
3 4
6,41
4 2
7,16
5 4
7,52
6 2
7,64
7 4
7,68
8 2
7,76
9 4
7,76
10 2

22
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

7,76
11 4
7,98
12 2
7,79
13 4
7,3
14 2
6,75
15 4
5,63
16 2
4,33
17 4
2,95
18 2
1,48
19 4
0
FP 1

Hkord*FS

19

Gambar 16. CSA B/2 hasil perhitungan

23
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 17. CSA A/2T dan B/2 hasil perhitungan

Setelah mendapatkan data seperti di atas maka langkah selanjutnya adalah melakukan
koreksi antara data hasil perhitungan dengan data yang didapat dari hasil penggambaran garis
air yang datanya terdapat pada tabel.

Menentukan nilai
= 0.248 + 0.778 x lwl

= 0.248 + 0.778 x 0.6484 = 0.7525


Menentukan nilai dari Awl rumus
Awl = Lwl x B x
= 100.528 x 15.524 x 0.7525
= 1147.349 m2
Menentukan nilai dari Awl Simpson
Awl Simpson = 1/3 x Hkord x FS x h
= 1/3 x 359.294 x 4.88
= 584.451 m2

Menentukan nilai 1/2 Awl yaitu :


1/2 Awl = 1/2 x 1147.349
= 587.1501 m2
Koreksi Awl = (Awl simpson - 1/2Awl Rumus)/1/2Awl Rumus x 100%
= 584.451 587.1501 /587.1501 x 100%
= -0.459 % < 0.5%
Nilai koreksinya memenuhi yaitu kurang dari 0.5 %

II.4. Pembuatan Bentuk Linggi Haluan dan Buritan

24
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Sebelum kita membuat gambar selanjutnya, maka kita perlu merencanakan terlebih dahulu
bentuk dari haluan dan buritan kapal yang akan kita buat. Untuk tinggi haluan membentuk sudut
15o terhadap sumbu vertikal. Untuk lebih jelasnya kita lihat gambar di bawah ini

Gambar 18. Rencana bentuk buritan

Gambar 19. Rencana bentuk haluan

Gambar 20. Aturan umum bentuk buritan

25
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Dalam mendesain bentuk linggi buritan, ada beberapa perhitungan yang harus diketahui
terlebih dahulu, yaitu :

1. Menentukan tinggi D: 3. Menentukan tinggi e:


D = 0,69 x T e = 0,12 x T
= 0,69 x 9.441 = 0,12 x 9.441
= 6.5143 meter = 1.13292 meter
2. Menentukan tinggi a: 4. Menentukan tinggi b:
a = 0,33 x T b = 0,35 x T
= 0,33 x 9.441 = 0,35 x 9.441
= 3.1155 meter = 3.3044 meter

Gambar 21. Hasil rencana bentuk haluan

26
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 22. Hasil rencana bentuk buritan

II.5. Pembuatan Body Plan


Setelah linggi haluan dan buritan selesai selanjutnya dibuat bentuk setiap station. Kapal
dibagi menjadi 20 station dengan bagian yang sama (0=AP s/d 20=FP). Karena bagian kiri dan
kanan kapal adalah simetri maka gambar station 0 s/d 10 (bagian belakang midship) diletakkan di
sebelah kiri sedangkan gambar station 10 s/d 20 (bagian depan midship) diletakkan di sebelah
kanan.
Sebelum membuat desain Body Plan, perlu dipahami terlebih dahulu bahwa body plan
adalah proyeksi stationstation pada kapal dari pandangan depan. Untuk lebih jelasnya
perrhatikan gambar berikut:

Gambar 23. Proyeksi Body Plan

Langkah-langkah pembuatan Body Plan adalah sebagai berikut :


1. Membuat kotak sepanjang lebar kapal dan selebar tinggi kapal
2. Membagi kotak menjadi dua bagian yang sama.

27
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

3. Mengukur titik-titik B/2 dan A/2T tiap station pada garis panjang (B m) yang diukur dari garis
tengah. Untuk station 0-10 diukurkan pada kotak sebelah kiri dan pada kotak sebelah
kanan untuk station 11-20. Untuk titik titik A/2T dibuat garis vertikal ke bawah setinggi T
dan untuk titik titik B/2 dibuat lengkungan lengkungan Body Plan yang streamline.
4. Jari-jari bilga merupakan kelengkungan sebelah kanan dan kiri bawah kotak. Jari-jari bilga
ini juga merupakan kelengkungan Body Plan pada station -station yang memiliki nilai B/2
maksimum, Jari jari ini didapat dari rumus :

R=

{( ) } {
1 ( BxT ) Am
2
.

R = 2.727 m
1
1
4
=
1 (24 .2 x 9 .441)225.274
2
(
1
1
4 ) }
Adapun pada penggambaran body plan perlu diperhatikan tentang kesamaam luas pada
bidang yang dibentuk, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 24. Luasan tiap station

Luasan AOB harus sama dengan luasan COE atau memiliki batas toleransi sebesar 0,5%.

Tips kali ini membahas tentang pemeriksaan luasan area pada Body Plan. Ada beberapa
cara untuk mengetahui dan mengubah luasan pada Body Plan, salah satunya adalah sebagai
berikut:
1. Setelah bentuk sudah dibuat kemudian pilih menu hatch pada auto cad
2. Sorot luasan yang akan diarsir
3. Setelah terarsir kemudian sorot arsiran
4. Klik kanan, properties
Maka akan terlihat besar luasan pada kolom area.

28
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 25. Hasil bentuk Body Plan

II.6. Pembuatan Halfbreadth Plan


Half breadth plan ini merupakan gambar irisan-irisan kapal jika dilihat dari atas, pada setiap
garis air (water line). Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini :

Gambar 26. Proyeksi Half Breadth Plan


Membuat Half Breadth Plan
Untuk membuatnya pada Body Plan dibuat garis horizontal yang disebut sebagai garis
water line (WL). Garis garis ini memiliki ketinggian tertentu yang diukur mulai dari garis
dasar pada Body Plan . Pada kapal ini terdapat 6 water line yaitu : WL 0 m; WL 1,18 m; WL
2,36 m; WL 4,72 m; WL 7,08 m; WL 9,441 m. Selanjutnya diukur jarak tiap kurva masing
masing station dengan center line untuk tiap water linenya.Kemudian dari ukuran-ukuran
tersebut dibuat grafik atau kurva yang stream line untuk masing masing WL. Apabila kurva
yang dibuat tidak stream line maka dilakukan perubahan pada Body Plan. Kurva kuva ini
menggambarkan bentuk separuh kapal yang dilihat dari atas.
Membuat Sent Line

29
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Membuat Sent Line dengan cara menarik garis diagonal pada kedua sisi Body Plan
dimulai dari center line kesisi bawah center line dan diukur jarak tiap kurva section dengan titik
awal garis diagonal tadi.

Gambar 27. Pengukuran Sent Line

Setelah data Sent Line didapat kemudian digambarkan dengan cara mengambar garis
lurus sepanjang LWL yang dibagi per sectionnya dan selanjutnya titik - titik itu digambarkan
pada tiap section dengan posisi dibawah garis LWL. Penggambaran garis ini harus secara
stream line.

Gambar 28. Sent Line

Setelah diketahui dimension (jarak) garis sent line antara center line dengan masing-
masing station, langkah selanjutnya adalah mentransformasikan jarak(dimensi) tersebut ke
proyeksi half breadth.

30
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 29. Hasil bentuk Half Breadth Plan

II.7. Pembuatan Sheer Plan


Setelah half breadth plan selesai digambar dan di-check dengan body plan, selanjutnya
dibuat gambar sheer plan. Penggambaran sheer plan pada dasarnya adalah penggambaran
dari buttock line, oleh karena itu perlu dipahami terlebih dahulu mengenai buttock line.
Buttock line adalah garis yang menyatakan bentuk irisan kapal jika dibuat dari samping
atau dengan pengertian yang berbeda bahwa sheer plan merupakan garis-garis potongan
badan kapal dengan bidang vertikal memanjang yang telah ditentukan jaraknya dari tengah
kapal atau center line. Pembuatannya adalah berdasarkan data pada half breadth plan. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini:

Gambar 30. Proyeksi Sheer Plan

Membuat Buttock Line

31
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Buttock line adalah garis yang menyatakan bentuk irisan kapal jika dibuat dari samping
pembuatanya berdasarkan proyeksi dari half breadth plan yaitu perpotongan antara buttock
line dengan tiap water line. Adapun cara pembuatan buttock line adalah sebagai berikut:

1. Membagi setengah lebar kapal menjadi 4 (atau lebih) bagian yang sama pada body
plan maupun half breadth plan. Jadi terdapat 3 buttock line.
2. Menarik garis vertikal ke atas di setiap titik pembagian, garis vertikal ini merupakan
garis BL di body plan.
3. Memproyeksikan setiap perpotongan yang terbentuk antara BL dengan station (pada
body plan) ke sheer plan dengan cara menarik garis horizontal hingga menyentuh
station yang bersangkutan.
4. Memproyeksikan setiap perpotongan yang terbentuk antara BL dengan water line (pada
half breadth plan) ke sheer plan dengan cara menarik garis vertikal ke atas hingga
menyentuh water line yang bersangkutan.
Menghubungkan titik-titik hasil proyeksi tersebut sehingga terbentuklah buttock line.
Tiap-tiap garis baik pada water line maupun pada buttock line harus mempunyai bentuk yang
fair dan stream line. Jika tidak, maka harus dirubah supaya bisa fair dan stream line. Tentu saja
perubahan ini akan berpengaruh pada bagian-bagian sebelumnya, yaitu merubah body plan.

Gambar 31. Sheer Plan bagian haluan

32
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 32. Sheer Plan bagian buritan

II.8. Pembuatan Geladak Utama, Geladak Akil dan Geladak Kimbul


Membuat Sheer Standar
Dalam membuat sheer standar maka LPP dibagi menjadi 6 bagian. Pembagian tersebut
meliputi 3 bagian di depan Midship dan 3 di belakang midship. Masing-masing digaris dan dibuat
sesuai dengan ukuran peraturan sheer standart, sebagai berikut :
Menentukan nilai tinggi x pada main deck Menentukan nilai tinggi a pada main deck
x = 2,8 ( Lpp/3 +10) a = 5,6 ( Lpp/3+10 )
= 2,8 ( 141/3 + 10) = 5,6 ((141/3) + 10 )
= 159.600 mm = 319.200 mm
Menentukan nilai tinggi y pada main deck Menentukan nilai tinggi b pada main deck
y = 11,1 ( Lpp/3+10 ) b = 22,2 ( Lpp/3+10 )
= 11,1 (141/3 + 10 ) = 22,2 ( (141/3) + 10 )
= 632.7 mm = 1265.4 mm
Menentukan nilai tinggi z pada main deck Menentukan nilai tinggi c pada main deck
z = 25,0 ( Lpp/3+10 ) c = 50,0 ( Lpp/3+10 )
= 25,0 ( 141/3 + 10 ) = 50,0( 141/3 + 10 )
= 1425.000 mm = 2850.000 mm

33
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

c
z b
y x a

A Lpp/6 Lpp/6 Lpp/6 Lpp/6 Lpp/6 Lpp/6


F
P P
Lpp

Panjang Lpp dibagi 6 sama besar = 1/6 Lpp


Gambar 33. Sheer standar

3. Membuat Forecastle deck, Poop Deck dan Bulwark

Forecastle deck
Forecastle deck merupakan bangunan yang terletak tepat diatas main deck pada bagian
haluan yang memiliki ketinggian 2,4-2,5 meter diukur dari geladak utama (upper deck side
line), sedangkan untuk panjang dari bangunan ini ditentukan panjangnya mencapai Collision
Bulkhead atau 5% sampai 8% Lpp. Serta diletakkan tepat pada frame/gading.

34
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Gambar 34. Geladak akil (forecastle deck) dan kubu kubu (bulwark)

Bulwark
Bulwark merupakan pagar yang terbuat dari plat yang terletak pada geladak tepi
pada upper deck, forecastle deck dan poop deck yang berfungsi sebagai pembatas untuk
sisi kapal pada geladak paling rendah. Direncanakan setinggi 1000 mm diukur pada
geladak terendah.

Poop Deck
Poop deck merupakan bangunan yang terletak diatas main deck pada bagian
buritan yang memilki ketinggian 2.4 sampai 2.5 meter diukur dari geladak utama (upper
deck side line) sedangkan untuk panjang dari bangunan akan dijelaskan pada penjelasan
berikutnya

Gambar 35. Geladak kimbul (poop deck)


Note :
1. Jarak gading pada buritan sampai tabung poros maksimum Amaks < 600mm.
2. Jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan mengikuti rumus :
Ao = Lpp/500 + 0.48 Ao < 1000mm
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan memasukkan nilai Lpp sebesar 141 m, maka
diperoleh jarak gading pada daerah sekat tabung poros kearah depan sebesar 750 mm
(setelah dibulatkan)
4. Perhitungan jarak sekat tabung poros, sekat kamar mesin, sekat tubrukan adalah
sebagai berikut :
Sekat tabung poros :
Perhitungan sekat dimulai dari AP dan menggunakan jarak gading maksimal 600mm
0.35T = 0.35 x 9.441
= 3.3045 m dibulatkan 3,3 m, jadi jarak 6 gading = 3,3 m
Kalau 4 jarak gading = 3,3/6 x 4 = 2,2 m

35
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

Sekat tabung poros minimal 3 jarak gading dari 0.35T namun diambil 4 jarak gading
dari 0.35T, jadi terletak pada gading ke 10 dari AP yang jaraknya :
Jarak sekat tabung poros = 3,3 m + 2,2 m
= 5,5 m dari AP
Sekat kamar mesin :
Jarak gading apada kamar mesin kedepan maksimal 1m dengan rumus diperoleh
Ao = Lpp/500 + 0.48
= 141/500 + 0.48
= 0.762 m dibulatkan menjadi 0.7 m untuk jarak gadingnya

Jarak sekat kamar mesin dari AP adalah antara 17% - 20% Lpp dan terletak di nomor
gading
17% x Lpp = 17/100 x 141
= 23,97 m dari AP
20% x Lpp = 20/100 x 141
= 28,2 m dari AP
Jadi sekat kamar mesin berada antara 23,97 m 28,2 m dari AP dan berada di nomor
gading karena jarak gading di kamar mesin berbeda dengan di buritan maka untuk
mengetahui terletak di gading nomor berapa maka harus dikurangi jarak sekat tabung
poros kemudian di bagi 0.7 m
23,97 5,5 = 18,47 m
28,2 5,5 = 22,7 m
18,47 m / 0.7 = 26,4 jarak gading dibulatkan ke bawah menjadi 26 jarak gading
22,8 m / 0.7 = 32,4 jarak gading dibulatkan ke bawah menjadi 32 jarak gading
Jadi sekat kamar mesin terletak antara gading 26 32 dari sekat tabung poros diambil
jarak gading yang ke 30 sehingga jaraknya dari AP adalah
30 x 0.7 = 21 m
Maka sekat kamar mesin terletak di gading 40
21 m + 5.5 m = 26.5 m dari AP
Sekat tubrukan/ collusion bulkhead :
Dari FP ke kamar mesin 114,5 m
Sekat ini terletak pada 0.05 0.08 Lpp dari FP dan terletak pada nomor gading antara
keduanya.
0.05Lpp = 0.05 x 141
= 7.05 m dari FP
0.08Lpp = 0.08 x 141

36
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

= 11.28 m dari FP
114.5 0.05Lpp = 107.45
114.5 0.08Lpp = 103.22
Jadi jarak sekat tubrukan antara 107.45 103.22 m dari sekat kamar mesin dan letak
sebenarnya adalah
107.45 / 0.7 = 153.5 jarak gading dari sekat kamar mesin dibulatkan keatas menjadi
154 jarak gading
103.22 / 0.7 = 147.5 jarak gading dari sekat kamar mesin dibulatkan keatas menjadi
148 jarak gading
Letak sekat tubrukan dipilih gading ke 150 dari sekat tabung poros.
Jaraknya dari AP adalah 150 x 0,7 = 105 m dari AP
Atau
141 105 26.5 = 9.5 m dari FP

37
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

BAB III
GAMBAR RANCANGAN
III.1 CSA Displacement

38
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.2 CSA LPP dan LWL

39
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.3 CSA A/2T dan B/2

40
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.4 Body Plan

41
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.5 Half breadth Plan

42
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.6 Sheer Plan Bagian Buritan

43
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.7 Sheer Plan Bagian Haluan

44
Desain I : Rencana Garis
2013/2014

III.8 Seluruh Gambar Rencana Garis

45

Вам также может понравиться