Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Tujuan
1. Untuk memastikan bahwa kegiatan sistem mutu telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan / standar yang dijadikan acuan.
2. Untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan baik berupa barang/material ataupun
jasa/pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan standar yang telah disepakati.
Hasil audit mutu internal dapat menjadi masukan berharga untuk referensi dalam membuat
keputusan atau mengambil/mengubah kebijakan mutu sehingga pengelolaan mutu dapat berjalan
sesuai dengan yang ditetapkan.
Audit mutu membantu pegawai yang terlibat dalam menghasilkan produk barang atau
jasa/layanan di unit kerja tersebut, untuk mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi sehingga
dapat mengambil langkah langkah yang tepat untuk melakukan perbaikan yang diperlukan
sesuai masukan dan rekomendasi auditor.
Audit Mutu bagi Auditor (Tim Pengendali Mutu) merupakan proses pembelajaran dan
pertumbuhan, dimana interaksi antara Tim Pengendali Mutu dengan Auditee pada berbagai
fungsi dan kegiatan dan pengungkapan permasalahan dan pembahasan solusinya merupakan
proses pengkaderan dan pematangan auditor sebagai tenaga professional.
Audit Mutu bagi pelanggan adalah proses pendeteksian segala kemungkinan yang dapat
menciptakan ketidakpuasan pelanggan dan dilanjutkan dengan tindakan perbaikan serta
pencegahan sehingga komitmen institusi diklat untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan
dapat benar benar tercapai.
Audit Mutu bagi pemasok dapat memberikan umpan balik terhadap pemasok dari sudut pandang
institusi diklat yang berkepentingan untuk menjamin barang yang dipasok memenuhi semua
persyaratan.
1. Audit mutu dilaksanakan oleh tenaga/personil independent terhadap tanggung jawab atas
produk atau aktivitas yang diaudit.
2. Audit harus bersifat komprehensif, meliputi seluruh operasional organisasi yang diaudit.
3. Audit harus dijadwalkan berdasarkan penentuan prioritas produk atau aktifitas yang
diaudit.
5. Hasil audit perlu didokumentasikan dan menjadi perhatian manajemen yang bertanggung
jawab untuk mengambil tindakan koreksi/perbaikan.
Ketua Tim:
Ketua Tim bertugas: memimpin / mengkoordinir kegiatan tim. Oleh karena itu ketua tim dituntut
mampu:
1. Mengarahkan diskusi anggota tim agar pelaksanaan audit dapat berjalan efektif dan
objektif.
Anggota
Anggota bertugas:
Mengembangkan dan membahas persiapan, pelaksanaan dan pelaporan hasil audit. Jumlah
anggota tim audit tergantung dari besarnya organisasi yang akan diaudit.
Anggota dipilih berdasarkan keahlian dan penguasaannya terhadap pelayanan yang akan diaudit.
Selama pelaksanaan audit, anggota hendaknya dibebaskan dari tugas / pekerjaan sehari hari.
Menentukan sasaran, cakupan, metode audit, rencana kerja dan jadwal pelaksanaan audit.
Rencana ini harus lengkap, meliputi : unit/bagian yang akan ditinjau, jadwal peninjauan,
kegiatan yang ditinjau/diaudit, serta tanggal pelaporan;
Mengembangkan checklist dan questioner serta standar penilaian yang akan digunakan
dalam audit;
Untuk kegiatan ini, tim harus mempelajari organisasi yang diaudit, sifat unit yang diaudit,
standar dan prosedur yang berlaku, hasil audit mutu yang lalu, program mutu yang dijalankan di
organisasi tersebut, dan lain lain.
Pada pelaksanaan audit mutu internal di Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah disebut Komite
Penjamin Mutu Diklat. Bertugas mengawasi dan meluruskan atau menindaklanjuti penerapan
teknis kediklatan baik yang ditemukan pada saat melakukan kegiatan atau berdasarkan temuan
hasil audit. Sehingga diharapkan pelaksanaan kediklatan sesuai dengan ketentuan, prosedur atau
standar yang telah ditentukan. Komite diklat menangani hal hal yang berhubungan dengan
pelaksanaan pada komponen pelayanan diklat.
Karena audit mutu merupakan suatu bentuk audit manajemen, maka kegiatan audit ini harus
diprakarsai oleh manajemen puncak.
Dalam hal ini manajemen puncak mempunyai peran:
Siklus audit mutu atau disebut juga dengan audit life cycle adalah suatu rangkaian aktivitas dan
merupakan guide line pelaksanaan audit.
1. Perencanaan Audit;
2. Pelaksanaan Audit;
5 Nilai yang wajib dimiliki oleh Ketua Tim Mutu Akreditasi Puskesmas
Setelah dilakukan lokakarya ( tahapan awal akreditasi ) dan akan menentukan tim mutu
akreditasi puskesmas, maka kepala puskesmas mempunyai hak prerogatif dalam menentukan
struktur tim mutu. Karena tim ini lah yang nanti akan bekerja sama dengan fasilitator atau
pengelola program puskesmas dalam menyukseskan akreditasi pada puskesmas tersebut.
Setidaknya tim mutu ini terdiri dari 4 tokoh kunci utama yang menjadi motor dalam penyiapan
dokumen, implementasi dan pemikir dalam menyelesaikan setiap elemen penilaian yang ada.
Adapun ke 4 ( empat ) tokoh kunci tersebut adalah :
Nah, sebagai kepala Puskesmas dalam memilih 4 tokoh kunci ini paling tidak masing masing
ketua ini mempunyai kompetensi sebagai berikut :
1. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik. Ini wajib karena nanti akan membuat SK,
SOP, Pedoman, KAK yang semuanya menggunakan bahasa resmi atau bahasa baku.
3. Sinergi. Sikap ini sebagai arahan dari bagaimana bisa memanajemen tim dan bekerja
dalam tim. Sinergitas yang tinggi di tuntut dalam menyelesaikan setiap permasalahan
yang muncul.
4. Inovatif. Banyak hal yang dapat di modifikasi dalam menyelesaikan setiap elemen
penilaian ( EP ), maka strategi inovasi dan kiat mempermudah penyelesaian pekerjaan lah
yang dibutuhkan. Beragam inovasi mestinya muncul sehingga pekerjaan dapat
terselesaikan dengan sempurna.
5. Bertanggung jawab. Sikap tanggung jawab merupakan salah satu orientasi bahwa ada
niat yang kuat dalam merampungkan semua yang di minta dalam elemen penilaian.
Mungkin masih banyak lagi tetapi pada prinsipnya ada tanggungjawab, sinergi, komitmen dan
inovasi dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut. Semoga dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan masing masing Ketua Tim.
Pengertian Mutu
Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada
upayamenciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi.
Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta
komitmen manajemen untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan
figure pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat
memberikan konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat
dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau
jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh
anggota dalam organisasi.
Pengertian Mutu
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai sesuatu yang :
- Unggul dan bermutu tinggi
- Mahal harganya
- Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam menganalisa
dan menilai mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan
mendefinisikan "mutu" dengan cara membandingkan satu produk dengan produklainnya.
Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat
diramalkan dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh pelanggan
(custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau
kepuasan pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu Harus Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen
mutu, pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Pelanggan internal (di dalam organisasi)
- Pelanggan eksternak (di luar organisasi)
Pada pengertian manajemen tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksternal
(di luar organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi perhatian manajemen mutu? Jawabnya,
adalah apabila pribadi yang ada di dalam organisasi tersebut dilayani dengan baik, otomatis
mereka akan melayani pelanggan eksternal secara baik pula.
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam
arti bahwa pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari
petugas TU, Kepala Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi
keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan
melaksanakan kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan
partisipasi seluruh anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada
pimpinan puncak. Untuk melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan,
diperlukan prinsip-prinsip dasar yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir,
sebagai berikut:
1. Setiap orang memiliki pelanggan
2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3. Semua sistem menunjukkan variasi
4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
Sasaran Mutu merupakan tujuan yang akan dicapai dalam melakukan proses pada suatu
Perusahaan / Organisasi. Seperti diketahui bahwa Kebijakan Mutu yang telah ditentukan bisa
sebagai pembuka jalan dalam pembuatan Sasaran Mutu, itu merupakan salah satu cara termudah,
walaupun bisa saja menggunakan masukan dari tingkatan bawah (bottom-up) atau cara - cara
lainnya. Semua cara - cara tersebut setidaknya harus sesuai dengan fokus kepada pelanggan dan
dikomunikasikan ke semua tingkatan dalam Perusahaan / Organisasi.
Pembuatan Sasaran Mutu ini terbagi menjadi dua yaitu Sasaran Mutu untuk tingkatan
Perusahaan / Organisasi dan Sasaran Mutu untuk tingkatan / fungsi terkait.
Metode Pembuatan Sasaran Mutu dalam ISO 9001 mempunyai prinsip SMART yaitu harus
Specific (Spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), Time-
Bound (Batas waktu).
Specific : target yang ditentukan haruslah spesifik / jelas, misal: Produk NG Untuk Pengecatan.
Measurable : harus terukur, ex: Produk NG untuk Pengecatan 3 %
Achievable: Target yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa dicapai, ex: Standar
kapasitas produksi sesuai hasil analisa yang telah ditetapkan untuk bagian Pengecatan adalah
1400 / bulan. Dalam hal ini tidaklah mungkin menetapkan sampai 2000 / bulan dengan waktu
normal yang telah ditetapkan.
Relevant: Sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan/sesuai dengan proses / fungsi terkait. Ex:
Bagian PPC setidaknya mempunyai Sasaran Mutu "Ketepatan Waktu Pembuatan Rencana
Produksi" bukannya mempunyai sasaran mutu "Tidak ada Kesalahan Pengujian".
Time Bound : harus mempunyai batas waktu yang jelas, ex: Produk NG untuk Pengecatan 3
% / bulan
Sasaran Mutu yang telah dibuat ini pastinya harus diukur / dianalisa dalam suatu laporan Analisa
Data sesuai waktu yang ditetukan dalam pencapaiannya
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen Mutu / kualitas. ISO
9001:2000 menetapkan persyaratan - persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian
dari suatu sistem manajemen mutu.
ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak menyatakan persyaratan -
persyaratan yang harus dipenuhi oleh sebuah produk (barang atau jasa). ISO 9001:2000 hanya
merupakan standar sistem manajemen kualitas.
Namun, bagaimanapun juga diharapkan bahwa produk yang dihasilkan dari suatu sistem
manajemen kualitas internasional, akan berkualitas baik (standar).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Quality Management Systems (ISO 9001:2000) adalah:
1. Merupakan prosedur terdokumentasi dan praktek - praktek standar untuk manajemen sistem,
yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk (barang atau jasa) terhadap
kebutuhan atau persyaratan tertentu, dimana kebutuhan atau persyaratan tertentu tersebut
ditentukan atau dispesifikasikan oleh pelanggan dan organisasi.
2. Meningkatkan brand image perusahaan serta daya saing dalam memasuki pasar global.
3. Meningkatkan kualitas dan produktivitas dari manajemen melalui kerjasama dan komunikasi
yang lebih baik, sistem pengendalian yang konsisten, serta pengurangan dan pencegahan
pemborosan karena operasi internal menjadi lebih baik.
5. Sebagai sarana pelatihan - pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer
organisasi melalui prosedur - prosedur dan instruksi - instruksi yang terdefinisi secara baik.
6. Meningkatkan Kinerja karyawan
7. Menghemat biaya dan mengurangi duplikasi audit sistem kualitas oleh pelanggan.
ISO 9001 : 2000 berisi standard / elemen yang memungkinkan organisasi / industry dalam
melakukan perbaikan yang berkesinambungan ( Continual Improvement ) pada :
1. Proses yang terkait dengan pelangan
2. Sistem Kepemimpinan / Leadership
3. Manajemen sumber daya
4. Perbaikan dan peningkatan proses
5. Sistem manajemen
6. Sistem perbaikan yang berkesinambungan
7. Pengambilan keputusan yang Factual
8. Hubungan saling menguntungkan dengan pemasok
MANAJEMEN MUTU:
semua aktifitas dari keseluruhan fungsi manajemen yang menetapkan kebijakan mutu, tujuan dan
tanggung jawab perusahaan, serta melaksanakannya dengan cara seperti perencanaan mutu,
pengendalian mutu, pemastian mutu dan peningkatan mutu di dalam sistem mutu.
SISTEM MUTU:
Struktur organisasi, prosedur, proses dan sumberdaya yang diperlukan untuk menerapkan
manajemen mutu.
MANAJEMEN MUTU --> KEGIATANNYA
Catatan: untuk konsistensi mutu produk yang dihasilkan perlu pengendalian mutu (quality
control)
Pada awalnya ISO 9000 sebagai tuntutan pasar ternyata memberikan nilai tambah:
Peningkatan produktifitas
Peningkatan efisiensi
Penurunan biaya
Peningkatan kepuasan pelanggan
Indonesia :
1996 --> ada 170 perusahaan
2001 --> 3000 perusahaan
Seri standar iso 9000 ini terdiri dari klausul klausul yang mengatur mulai tanggung jawab
manajemen terhadap mutu sampai dengan hal hal teknis yang menyangkut :
Pembelian bahan baku
Perencanaan mutu
Pengendalian proses
Pengujian produk akhir
Pelayanan pelanggan dll
Sertifikasi yang diperoleh di audit setiap 6 bulan oleh badan sertifikasi (auditor)
ISO9001
Mengenal ISO9001 : 2000
Sistem Manajemen Mutu (SMM) atau Quality Management System (QMS) ISO9001 adalah
standart internasional dalam bidang sistem manajemen, yang merupakan penyempurnaan dari
standart manajemen sebelumnya. ISO9001 versi terakhir adalah tahun 2000 (ISO9001 : 2000).
Namun dalam waktu dekat akan diluncurkan versi 2008 (ISO9001 : 2008) yang rencananya akan
diberlakukan mulai tahun 2009 nanti. Sampai saat ini belum ada informasi resmi apakah
organisasi / perusahaan yang telah menerapkan versi 2000 harus upgrade ke versi 2008 atau
tidak.
Standart ISO9001 dapat diimplementasi oleh semua organisasi / perusahaan / lembaga baik yang
menghasilkan produk maupun hanya pelayanan jasa saja. Bahkan bisa diaplikasikan oleh
organisasi semacam yayasan sosial yang betul betul menginginkan sistem manajemennya baik.
Sifat standartnya masih fleksibel (ada beberapa hal yang implementasinya disesuaikan dengan
kondisi dan keadaan organisasi).
Prinsipnya adalah apa yang ditulis dikerjakan dan apa yang dikerjakan ditulis. Untuk standart
internal organisasi tidak ada ketentuan yang baku, seperti format dokumen, jumlah dokumen dan
jenis dokumen. Tetapi jika sudah tertulis atau terdokumentasi menjadi standart implementasi,
maka benar benar harus di aplikasikan sesuai dengan yang ditulis. Jika ada yang tidak
diaplikasikan, maka akan menjadi bahan temuan auditor ketika dilakukan audit karena dianggap
ketidaksesuaian. Bukti implementasi Sistem Manajemen Mutu berupa catatan mutu / record,
sehingga setiap catatan mutu harus dipelihara dan dikendalikan.
Organisasi menunjuk seorang Wakil Manajemen / Management Representative sebagai
penanggung jawab berjalannya implementasi SMM ISO9001 ini.
Apa yang Didokumentasikan
Dalam standart / klausul ISO9001 telah disebutkan apa saja yang perlu didokumentasikan.
Diantaranya adalah Kebijakan Mutu, Sasaran Mutu, Manual Mutu, Prosedur Mutu, Formulir
Mutu dan Dokumen Pendukung yang diperlukan yang berpengaruh terhadap SMM organisasi
tersebut.
Kebijakan Mutu (Quality Policy)
Kebijakan Mutu adalah tujuan organisasi secara umum. Apa yang menjadi target organisasi
ditetapkan dalam dokumen kebijakan mutu. Minimal setahun sekali kebijakan mutu hendaknya
ditinjau ulang kesesuaiannya. Kebijakan Mutu harus disosialisasikan kepada setiap pelaku SMM,
artinya setiap personil harus tahu apa yang menjadi tujuan organisasi tahun ini.
Sasaran Mutu (Quality Objective)
Setiap departemen / bagian / seksi dalam sebuah organisasi harus ada sasaran mutunya / target,
yang masing masing mendukung / berhubungan dengan kebijakan mutu organisasi. Sasaran
mutu hendaknya terukur dan berbatas waktu. Artinya harus bisa dibuktikan pencapaiannya.
Sasaran mutu tidak mutlak harus tercapai. Tetapi bila tidak bisa tercapai, maka harus bisa
dianalisa penyebab potensialnya dan segera ditetapkan tindak lanjut yang harus dilakukan agar
bisa tercapai. Minimal setahun sekali sasaran mutu ini harus ditinjau ulang kesesuaiannya.
2. Mengevaluasi kerjasama dengan rekan kerja dan lingkungan sosial yang beragam
Puskesmas Keliling (Puskel) adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar gedung
puskesmas yang menjangkau daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat yang sulit
mendapatkan akses pelayanan kesehatan terdekat. Manajemen Puskesmas adalah suatu rangkaian
yang sistematik dan terpadu yang meliputi unsure-unsur perencanaan (P1), penggerakkan
pelaksanaan (P2), Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam rangka meningkatkan
fungsi pelayanan Puskesmas.
Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan
sesuai profesi keahlian masing-masing. Pengabdian adalah pelaksanaan kegiatan yang telah
dilaksanakan sebagi wujud aktualisasi (pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan
pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan
(sosialisasi) dan mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang
pola perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Preventif adalah usaha untuk melakukan pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan
penyebaran penyakit yang berpotensi menular atau menimbulkan wabah penyakit. Kuratif adalah
upaya dalam pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis
berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang. Administrasi adalah suatu kegiatan
pelayanan ketatausahaan, seperti: pencatatan, pelaporan dan pengarsipan hasil kegiatan, yang
berkenaan dengan penyelenggaraan kebijakan program untuk mencapai tujuan organisasi.
Evaluasi adalah sebuah kegiatan penilaian, pengawasan dan pengamatan yang dilakukan secara
berkelanjutan melalui rapat pertemuan untuk menentukan hasil program pelayanan kesehatan
dan penetapan kebijakan program selanjutnya. Koordinasi adalah kegaiatan mengatur pelayanan
kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas program (dalam unsur
pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga program,
peraturan dan penentuan tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling mendukung pencapaian
target pelayanan.
Pelayanan Kesehatan di taraf Puskesmas saat ini masih sering dikeluhkan oleh masyarakat. hal-
hal yang sering dikeluhkan adalah:
Petugas yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. administrasi yang lama,
petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi keluhan masyarakat. yang
menyebabkan masyarakat sering berobat ke pengobatan alternatif, dengan biaya yang tidak
terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh lebih nyaman.
Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah ini. obat demam dikasi pil dan tablet yang sama
dengan obat gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi, masyarakat harus membeli di
apotek.
Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter ada banyak bahkan ada yang sampai
spesialis. namun di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah yang jauh dari kota, dokter sangat
langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau pada hari hari tertentu. padahal sakit gak bisa
dijadwalkan kan? apalagi kalau dokternya tidak tentu
Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, , yaitu jika memiliki dua dokter
umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan.
1. mutu adalah mengerti dan menterjemahkan permintaan pelanggan kepada suatu definisi
tingkatan mutu dan untuk memproduksi barang/produk atau menyediakan jasa yang
sesuai dengan permintaan pelanggan.
2. mutu harus direncanakan, dirancang dan dibangun ke dalam suatu produk atau jasa yang
mana mutu tidak dapat diinspeksi di dalam produk atau jasa.
3. mutu adalah mengenai pencegahan bukan mendeteksi kesalahan, oleh karena itu harus
memulai dengan benar sejak tahapan awal dari suatu operasi bisnis untuk menjamin
bahwa proses akan menambah nilai bukan biaya. Pencegahan akan melibatkan
perencanaan, training, kalibrasi, inspeksi/uji, kontrol terhadap ketidaksesuaian, audit
mutu internal dan tindakan perbaikan.
4. mutu adalah mengenai peningkatan yang berkelanjutan dan organisasi harus secara
konstan menyadari adanya perubahan/ perkembangan baru dan peningkatan secara terus-
menerus untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan yang selalu berubah.
5. hanya dapat dijamin melalui perencanaan yang matang dan kerja keras dari seluruh staf
di dalam organisasi.
6. adalah tanggung jawab dari semua karyawan, tidak hanya staf mutu dan pimpinan, untuk
mutu harus datang dari pihak manajemen puncak.
Definisi Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa Inggris
quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu berarti kualitas atau nilai
kebaikan suatu hal.
Dalam membahas definisi mutu kita perlu mengetahui definisi mutu produk yang disampaikan
oleh lima pakar Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management). Berikut ini definisi-
definisi tersebut :
1. Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk untuk
memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.
3. Deming mendefinisikan mutu, bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari kelima definisi
diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut :
3. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan
mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa mendatang).
4. Selalu baik sejak awal Standar pelanggan terdiri dari : Kepuasan pelanggan, Memenuhi
kebutuhan pelanggan, dan Menyenangkan pelanggan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit dilakukan dengan pendekatan sistem,
artinya memperhatikan proses manajemen mutu sejak INPUT/STRUKTUR, PROSES, dan
OUTCOME.
Karakteristik yang relatif stabil dari penyedia pelayanan kesehatan, alat dan sumber daya yang
dipergunakan, fisik dan pengaturan organisasi di lingkungan kerja. Konsep struktur termasuk
manusia, fisik, dan sumber keuangan yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan medis.
Struktur digunakan sebagai pengukuran tidak langsung dari kualitas pelayanan. Hubungan
antara struktur dan kualitas pelayanan adalah hal yang penting dalam merencanakan, mendesain,
dan melaksanakan sistem yang dikehendaki untuk memberikan pelayanan kesehatan.
Pengaturan karakteristik struktur yang digunakan mempunyai kecenderungan untuk
mempengaruhi proses pelayanan sehingga ini akan membuat kualitasnya berkurang atau
meningkat. (Donabedian, 1980).
2. Proses
Beberapa pengertian tentang proses : Interaksi profesional antara pemberi pelayanan dengan
konsumen (pasien/masyarakat) (Depkes RI, 2001). Suatu bentuk kegiatan yang berjalan dengan
dan antara dokter dan pasien. (Donabedian, 1980). Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi
lainnya yang mengadakan interaksi secara profesional dengan pasiennya. Baik tidaknya
pelaksanaan proses pelayanan di RS dapat diukur dari tiga aspek, yaitu relevan tidaknya proses
itu bagi pasien, efektivitas prosesnya, dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien.
(Muninjaya, 2004). Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan mengubah input
menjadi output. Pengubahan/Transformasi berbagai masukan oleh kegiatan operasi/produksi
menjadi keluaran yang berbentuk produk dan/atau jasa.
3. Output/Outcome
1. Paradigma Masyarakat
Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih banyak tugas untuk melakukan preventif (pencegahan)
daripada kuratif (pengobatan). ini lah yang harus segera dibenahi. lakukan upaya upaya promotif
oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau menggunakan puskesmas sebagai sarana
peningkatan derajat kesehatan. petugas puskesmaslah yang harusnya menjemput bola.
Yang harus diperbaiki adalah bagaimana melayani masyarakat dan memberikan yang terbaik
bagi masyarakat karena para tenaga kesehatan yang berada di puskesmas adalah abdi negara
yang tugasnya mengabdikan diri kepada masyarakat juga. paling tidak petugas harus belajar
ramah, on time, dan belajar senyum.
Meskipun sebagian besar tugas puskesmas adalah pencegahan, namun sebagian besar
masyarakat masih menggunakan puskesmas sebagai tempat berobat. bukan hanya karena
biayanya yang murah, namun juga karena puskesmas merupakan pelayanan kesehatan pratama
yang langsung menjangkau masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan dokter dan obat yang
BERMUTU sangat penting di puskesmas.
Petugas puskesmas harus terjun, mengawasi, melihat dan memperbaiki kesehatan masyarakat di
wilayah kerjanya. jadi petugas tidak hanya berada dalam kantor puskesmasnya saja. ada baiknya
jika petugas yang menjemput bola.
Konsep Puskesmas
Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kesehatan.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan
merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di
Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa Indonesia untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
4. Wilayah Kerja
Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi apabila di satu
Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW).
Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada
Dinas K esehatan kabupaten/kota.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit
dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat
jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan dengan rawat inap.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan didalam gedung atau diluar gedung, menurut jumlah
sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status puskesmas, perawatan atau non perawatan, bisa
melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan, tergantung kemampuan sumber daya
manusia dan sumber daya material. Berikut ringkasan 9 (sembilan) program pokok sebagai
contoh perbandingan pelayanan menurut paparan pengalaman pribadi selama bertugas mengabdi
keliling puskesmas.
3. Program Pengobatan :
Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit Gawat Darurat
(UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan). Pengobatan
Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas Keliling (Puskel).
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan Ibu Hamil
Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin, Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS).
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan
KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan Deteksi Dini
Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi
Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga, Perawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem Informasi dan
Manajemen Puskesmas (SIMPUS).
Paparan program pokok puskesmas dijelaskan ringkas sesuai keterkaitan antar program yang
memerlukan keterpaduan pelayanan. Pada kesempatan berikutnya akan dipaparkan bagaimana
penjelasan masing-masing program pokok puskesmas.
2.7 Struktur Organisasi Puskesmas
1. Kepala puskesmas
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
3. Keuangan
4. Jaringan pelayanan puskesmas : Unit puskesmas pembantu, Unit puskesmas keliling, dan
Unit bidan di desa/komunitas
Siapa saja petugas yang melakukan palayanan kesehatan di Puskesmas, semua tentu sudah tahu
macamnya. Kalau apa dan bagaimana setiap petugas tersebut bertugas, ada baiknya perlu juga
kita ulas ringkas. Karena setiap petugas mempunyai peranan utama yang bisa saling mendukung
keberhasilan pelayanan Puskesmas.
Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing petugas
puskesmas.
1. Petugas Medis :
2. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu, posyandu.
4. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada kunjungan dokter
spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan dan penyakit
dalam.
5. Petugas Para Medis :
6. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan.
7. Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan keperawatan umum.
15. Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas
17. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat inap.
18. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel di luar gedung
puskesmas.
Demikian ringkasan tugas para petugas pelayanan di Puskesmas. Apakah ada tambahan uraian,
silakan koreksi dan komentarnya. Pada kesempatan berikutnya kami akan ulas tuntas tugas
pokok dan fungsi masing-masing petugas tersebut.
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah
kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan
damapk negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota
masyarakat.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan
peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang
bersangkutan.
2.10 Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan
Indikator : Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur. Contoh : petunjuk indikator atau tolok ukur
status kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi, status gizi.
Petunjuk atau indikator ini (angka kematian ibu) dapat diukur. Jadi indikator adalah fenomena
yang dapat diukur. Indikator mutu asuhan kesehatan atau pelayanan kesehatan dapat mengacu
pada indikator yang relevan berkaitan dengan struktur, proses, dan outcomes.
Sebagai contoh :
1. Indikator struktur :
Tenaga kesehatan profesional (dokter, paramedis, dan sebagainya). Anggaran biaya yang tersedia
untuk operasional dan lain-lain. Perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk obat-obatan.
Dan Metode ( adanya standar operasional prosedur masing-masing unit, dan sebagainya ).
1. Indikator proses :
Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, prosedur asuhan yang
ditempuh oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya, Apakah telah sebagaiman
mestinya sesuai dengan prosedur, diagnosa, pengobatan, dan penanganan seperti yang
seharusnya sesuai standar.
1. Indikator outcomes :
Merupakan indikator hasil daripada keadaan sebelumnya, yaitu Input dan Proses seperti BOR,
LOS, TOI, dan Indikator klinis lain seperti : Angka Kesembuhan Penyakit, Angka Kematian 48
jam, Angka Infeksi Nosokomial, Komplikasi Perawatan , dan sebagainya.
1. Kriteria :
Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai contoh : Indikator status gizi dapat
lebih dispesifikasikan lagi menjadi kriteria : tinggi badan, berat badan anak. Untuk pelayanan
kesehatan, kriteria ini adalah fenomena yang dapat dihitung
1. Standar :
Selanjutnya setelah kriteria ditentukan dibuat standar-standar yang eksak dan dapat dihitung
kuantitatif, yang biasanya mencakup hal-hal yang standar baik.
Misalnya : Panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 cm. Berat
badan bayi baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang diasumsikan
relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan outcome dari organisasi
pelayanan kesehatan tersebut.
Puskesmas Idaman adalah Puskesmas dengan pelayanan kesehatan bermutu yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan serta memberi pelayanan yang sesuai dengan Standart Operating
Procedure ( SOP ) pelayanan kesehatan. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas
secara terus menerus dengan Manajemen Kualitas Terpadu ( Total Quality Management ).
Puskesmas Idaman yang bermutu , merupakan visi Puskesmas Idaman, sedangkan strategi yang
dipakai untuk mewujudkannya adalah dengan (1) meningkatkan mutu tenaga kesehatan
PusKesMas yang mencakup tiga aspek Pus , Kes , dan Mas . Adapun rincian ketiga aspek
tersebut adalah PUS : merupakan singkatan : Profesionalisme, Unggul dan Santun, KES :
merupakan singkatan : Komitmen, Etika , dan Semangat atau Motivasi yang tinggi dan MAS :
merupakan singkatan dari Manusiawi, Asuh dan Simpati (2) meningkatan mutu pelayanan
kesehatan Idaman yang mencakup empat aspek Indah , Damai , Aman dan Nyaman .
Untuk mencapai visi dan misi Puskesmas Idaman tersebut diatas, ditetapakan misi sebagai
berikut:
4. Memberi kesempatan pada front liner untuk ikut mengambil keputusan dan memberikan
saran dalam pelaksanaan pelayanan prima di Puskesmas.
Puskesmas Rawat Inap IDOLA adalah Puskesmas rawat inap dengan fasilitas ruangan yang
Indah dan rapi, suasana pelayanan yang Damai, memperlakukan pasien secara Obyektif,
menangani pasien secara Lancar serta Aman, sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang bermutu serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Puskesmas Rawat Inap IDOLA dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu serta
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, menggunakan strategi SENYUM dengan rincian
sebagai berikut:
5. U : Umum, artinya memperlakukan semua pasien secara adil tanpa membedakan status
sosial, suku, agama, maupun politik.
6. M : Mutu, artinya pelayanan kesehatan yang kita berikan adalah sesuai standar profesi
dan memuaskan pelanggan.
Pasien sembuh dan puas, merupakan visi Puskesmas Idola, untuk mencapai visi tersebut diatas,
ditetapkan misi sebagi berikut:
1. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional, unggul dan berkualitas. SDM
yang dimaksud terdiri dari: dokter spesialis empat besar (bedah, kandungan dan
kebidanan, anak dan penyakit dalam), dokter umum, bidan, perawat, nutrisionis dan
administrasi.
1. Melengkapi dan menyajikan sarana dan prasana Puskesmas Rawat Inap yang bersih dan
rapi.
3. Pelanggan diperlakukan secara ramah dan sopan serta dengan penuh simpati dibantu
sepenuhnya apa keperluannya datang ke Puskesmas.
4. Tenaga kesehatan cepat dan tanggap dalam merespon keluhan dan keinginan pelanggan
6. Tempat pelayanan kesehatan ditata rapi dan bersih, dan ber-AC, sehingga memberi
kenyamanan pada pasien dan tenaga kesehatan yang melayaninya
7. Ruang tunggu pasien ditata rapi dan bersih serta dilengkapai sarana hiburan yang sesuai
dengan harapan pasien
8. Lingkungan Puskesmas dibuat taman yang membuat suasana asri dan segar
9. Supervisi dilaksanakan setiap tiga bulan sekali dan ditindaklanjuti dengan pertemuan
pemecahan masalah di Dinas Kesehatan
10. Survey kepuasan pelanggan dilaksanakan setiap tiga bulan sekali serta ditindaklanjuti
dengan perbaikan pelayanan kesehatan