Вы находитесь на странице: 1из 22

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA

MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA

Pidato Ilmiah
Disampaikan oleh:
Prof. Dr. Dra. Sri Suryawati, Apt.

pada
Rapat Universitas Gadjah Mada

dalam rangka
Peringatan Dies Natalis Ke-65

Yogyakarta, 19 Desember 2014


Yang kami hormati,
Sri Sultan Hamengku Buwono X,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Dewan Guru Besar,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Senat Akademik,
Rektor dan Wakil Rektor,
Para Dekan dan Wakil Dekan,
Ketua Lembaga dan Kepala Pusat Studi,
Ketua dan Sekretaris Senat Fakultas,
Para dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa,
Para pengurus dan anggota Keluarga Alumni Universitas Gadjah
Mada,
Para tamu undangan dan hadirin yang kami muliakan.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Selamat pagi, salam sejahtera, om swastiastu.

Segala puji dan syukur kita persembahkan ke hadirat Allah


Swt., karena dengan perkenan-Nya kita berada di sini dalam keadaan
sehat, menghadiri peringatan Hari Kelahiran Universitas Gadjah Mada
tercinta. Di usia 65 tahun ini, baik secara institusi maupun individu,
universitas tercinta kita telah banyak melahirkan pakar maupun produk
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang memberikan kontribusi
signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan umat manusia, baik di
skala nasional, regional, maupun internasional. Namun, dunia selalu
berputar, masalah muncul silih berganti, almamater tercinta tak boleh
terlena, harus siap berpartisipasi memberikan solusi.

Hadirin yang kami muliakan,


Sebagai tekad untuk tidak mengulang kesengsaraan umat
manusia yang tak terperikan akibat Perang Dunia Kedua, Majelis
Umum Persatuan Bangsa-Bangsa menyepakati Declaration of Human
Rights pada tanggal 10 Desember 1948 yang mencakup di antaranya
hak untuk hidup, merdeka, rasa aman, dan kedudukan yang sama
di mata hukum, hak untuk mendapatkan standar kehidupan yang

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 1


setinggi-tingginya, dan hak untuk mendapatkan pendidikan. Negara
berkewajiban untuk mengupayakan pemenuhan hak-hak tersebut bagi
rakyatnya, dan UGM yakin bahwa pemenuhan Hak Azasi Manusia,
seperti telah disebutkan, yang dibingkai dengan Pancasila akan
mewujudkan perdamaian dunia.
Namun, perjalanan masih panjang. Kesejahteraan belum merata,
pelayanan kesehatan masih perlu ditingkatkan, kemiskinan masih
melilit banyak negara, dan pembangunan yang berkelanjutan masih
kurang memadai. Selain itu, juga masih dijumpai kekurangadilan di
hadapan hukum dan pertikaian antarpenguasa yang mengorbankan
rakyat tak berdosa. Semua itu secara sendiri maupun bersama menjadi
penghambat bagi tercapainya kehidupan sejahtera yang berkeadilan.
Kerja sama lintas negara, bilateral maupun multilateral amat penting
dan UGM yakin Indonesia dapat berperan aktif, bahkan mampu
menjadi pelopor untuk menuju perdamaian dunia yang dicitakan.

Ibu, Bapak, dan hadirin sekalian,


Indonesia adalah negara dengan anugerah letak geografis dan
kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Dilengkapi dengan olah
ilmu dan teknologi serta rasa kebangsaan yang tinggi, Indonesia
seharusnya sangat mampu untuk menyejahterakan rakyatnya dan
sekaligus menjadi negara yang diperhitungkan dalam pengambilan
keputusan di skala global. Sebagai komponen bangsa, UGM bertekad
mengabdi kepada negeri agar Indonesia makin kuat, makin sejahtera,
menjadi pelopor perkembangan dunia.
Pelopor perkembangan dunia artinya adalah menempati posisi
strategis dan menjadi acuan internasional dalam penentuan kebijakan
untuk mencapai kesejahteraan umat manusia. Ini bukanlah sekadar
impian. Kita pernah mewujudkannya di masa lalu dan kita akan
mewujudkannya di masa mendatang. UGM berkomitmen untuk terus
mengabdikan ilmu, mendukung Indonesia menjadi pelopor dunia,
menjadikan Indonesia negara terhormat, sejajar dengan bangsa-
bangsa terkemuka lainnya di dunia, dan menjadi pusat peradaban
dunia di masa mendatang.

2 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


Kejayaan Nusantara
Hadirin yang kami hormati,
Kita sungguh beruntung menjadi pewaris kejayaan Nusantara.
Kita banyak belajar kemaritiman dan kelautan dari Kerajaan Sriwijaya
(abad 71183M), belajar pertanian dan perekonomian dari Majapahit
(12931500M) (Munoz, 2006). Juga dari peradaban Medang (abad
810M) yang mulai terkuak, yang telah mengenal matematika biner,
teknologi perkapalan untuk mengarungi samudra, menerapkan pranata
sosial dan pemerintahan, penanggalan dan hari pasaran, kesetaraan
gender, pertanian dan produksi pangan, serta meninggalkan karya
candi-candi terindah yang menyedot kekaguman dunia (Santoso dan
Darmosoetopo, 2014).
Pada era Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, kekuatan produk
pertanian berorientasi pangan menjadi penentu kedaulatan. Ini
karena sumber daya alam yang terletak di wilayah iklim monsun tropis
memberikan kemudahan untuk memproduksi pangan. Bedanya,
Kerajaan Sriwijaya lebih berorientasi laut sebagai wahana produksi
maupun distribusi pangan. Majapahit lebih berorientasi darat dengan
memanfaatkan sumber daya air yang melimpah untuk memproduksi
karbohidrat, utamanya padi.
Sriwijaya terkenal sebagai kerajaan maritim dengan pusat
kegiatan pelabuhan di pinggiran Sungai Musi, Palembang, dan
menjadi bagian penting dalam jalur perdagangan India dan Tiongkok.
Lokasinya dekat dengan pusat pelabuhan di Selat Malaka dan menjadi
kekuatan perekonomian besar di Asia Tenggara selama lebih kurang
600 tahun (tahun 6501377). Berita kekayaan Kerajaan Sriwijaya
tersebar luas karena banyaknya hasil tambang emas yang diperkirakan
mampu memproduksi hingga 206 kg emas per tahun sehingga dijuluki
Swarnadipa atau Pulau Emas (Poesponegoro dan Notosusanto,
1992).
Perekonomian Sriwijaya tumbuh berkat inovasi dalam sistem
perkapalan, yaitu kapal layar bercadik ganda dan bertiang layar serta
dibangunnya kampung-kampung pelabuhan sehingga kemampuan
pelayanan jasa pelabuhan dan gudang perdagangan terus berkembang
(Ismail, 2003). Pusat-pusat permukiman inilah yang menjalankan

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 3


proses perekonomian sehingga mendorong kelancaran aktivitas
perdagangan di pelabuhan.
Menguatnya perekonomian ditopang dengan pengembangan
armada tempur yang tangguh sehingga mampu menjaga stabilitas dan
keamanan jalur pelayaran serta dapat menjaga diri dari persaingan
dengan pelabuhan di sekitarnya1 (Halimi, 2008). Jalur diplomasi dibuka
dengan berbagai kerajaan di tanah Arab, dataran Tiongkok, dan India
(Wolters, 1967).
Perekonomian Sriwijaya mencapai puncak pada masa
pemerintahan Sri Maharaja Balaputra dengan produk ekspor
unggulan kapur barus, kayu cendana, dan kayu gaharu. Kemajuan ini
juga ditopang oleh sifat masyarakat Sriwijaya yang memiliki budaya
terbuka, menerima perbedaan, dan saling menghargai, terutama
antarpedagang (Sucipto, 2009). Inovasi manajemen perdagangan
dilakukan dengan membangun ibu kota pelabuhan di Ligor agar lebih
mudah mengendalikan Selat Malaka. Sayangnya, perekonomian
Sriwijaya kemudian mengalami kemunduran karena permusuhan
dengan kerajaan lain.2 Selain itu, pengendapan di Sungai Musi juga
menjadi penghambat kelancaran proses perdagangan (Sucipto, 2009).

Ibu, Bapak, hadirin yang kami muliakan,


Majapahit terkenal sebagai kerajaan agraris karena kesuburan
lembah Sungai Brantas dan Bengawan Solo yang berada di dataran
rendah Jawa Timur sehingga sangat cocok untuk produksi pertanian
padi. Kerajaan Majapahit juga dikenal sebagai kerajaan perdagangan
karena aktivitas pelabuhan yang berada di pantai utara Jawa seperti
Tuban, Gresik, dan Surabaya. Pelabuhan-pelabuhan tersebut menjadi
penghubung pusat perdagangan komoditas rempah yang ada di
Maluku. Juga terdapat dua pelabuhan utama di pedalaman, yaitu
Canggu dan Hujung Galuh di tepi Sungai Brantas (Ricklefs, 2005).
Perekonomian yang berbasis agraris berkembang pesat dengan
dukungan pembangunan infrastruktur irigasi, kanal, waduk, serta kolam

1
Pelabuhan Minangatamwan di Jambi, Pelabuhan Kota Kapur di Bangka, Pelabuhan
Tarumanegara dan Sunda di Jawa Barat, Pelabuhan Kalingga di Jawa Tengah, serta Bandar
Kedah dan Chaiya di Semenanjung Malaya
2 Kerajaan Cholamandala dari India dan Raja Dharmawangsa Teguh dari Pulau Jawa.

4 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


buatan untuk pengendalian air. Untuk menyelenggarakan distribusi air
bagi pertanian, diangkat pejabat khusus yang disebut matamwak
atau panghulu banu (Millet, 2003). Selain itu, juga didukung
kemampuan untuk mengembangkan perdagangan, membangun
jejaring perniagaan kawasan, serta membangun sistem transportasi
terpadu antara pelabuhan dengan pedalaman (Millet, 2003).
Pada tahun 1300 dilakukan perubahan kebijakan dengan
mengganti mata uang keping berbasis emas/perak yang telah dikenal
semenjak Kerajaan Medang di abad ke-8, menjadi sistem kepeng,
yaitu uang dari bahan dasar tembaga yang lebih murah. Perubahan
ini merupakan respons terhadap sistem perekonomian di Pulau Jawa
yang semakin berkembang yang memerlukan uang receh untuk
transaksi sehari-hari. Pada masa inilah pasar berkembang menjadi
basis perekonomian. Pada era pemerintahan Raja Hayam Wuruk,
ibu kota kerajaan diibaratkan sebagai sebuah pasar besar, pusat
transaksi perdagangan (Millet, 2003).
Pada masa ini Majapahit mencapai kemakmurannya. Pajak dan
upeti digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
berbagai bidang. Berbagai kebijakan perekonomian dibuat, misalnya
pajak produksi, pajak perdagangan, pengaturan jalur perdagangan
serta mekanisme denda (Chandra, 2013). Sistem manajemen
perdagangan telah maju, ada penerapan pajak khusus sebagai insentif
pada pedagang asing. Juga ditunjuk pejabat khusus untuk mengurusi
pedagang internasional yang ditempatkan di ibu kota kerajaan dan
kota-kota lain yang memiliki pelabuhan utama (Chandra, 2013).

Hadirin yang kami hormati,


Uraian di atas menunjukkan bahwa para pendahulu kita
telah mampu menjadi pelopor dunia dalam produksi pangan dan
perdagangan. Sumber daya alam Nusantara adalah modal yang
tak terperikan nilainya. Kekayaan geografi dan iklim monsun tropis,
darat, dan laut memberikan kemudahan untuk memproduksi dan
mendistribusikan pangan. Kerajaan-kerajaan Nusantara, yang
merupakan cikal bakal bangsa Indonesia, telah menorehkan tinta
emas dalam memimpin produksi dan perdagangan pangan, baik di
laut maupun di darat.

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 5


Orientasi pertanian pangan kemudian berubah drastis karena
kedatangan bangsa Eropa yang dimulai oleh VOC (abad 1720)
hingga akhir pendudukan Belanda tahun 1940-an. Sejalan dengan
kepentingan Eropa, wilayah tropis basah Nusantara dijadikan lahan
produksi rempah dan tanaman perkebunan. Di bawah kendali
Belanda, Nusantara menjadi eksportir terbesar dunia untuk komoditas
rempah, teh, kopi, dan gula. Fakta ini menunjukkan bahwa siapa pun
penguasanya, sumber daya alam Nusantara adalah potensi luar biasa
untuk dibangun dan dikembangkan.

Kejayaan Indonesia
Hadirin yang kami muliakan,
Pasca-Proklamasi Kemerdekaan, pembangunan di sektor
pertanian, khususnya pangan dan perkebunan dilakukan dengan
memanfaatkan aset-aset lahan dan infrastruktur pertanian peninggalan
Belanda untuk melanjutkan proses produksi. Sayangnya, situasi politik
belum stabil dan kinerja sektor pertanian dan perkebunan menurun.
Kelaparan muncul dan inflasi membubung tinggi pada tahun 1960-an,
disusul dengan pergantian pemerintahan.
Namun, dalam masa sulit tersebut, Indonesia justru telah
menunjukkan kepeloporannya. Indonesia menjadi salah satu pendiri
Gerakan Nonblok (GNB), juga tampil sebagai pemimpin Konferensi
Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Ini tidaklah mudah karena pada
saat itu negara kita berada di tengah konstelasi persaingan kekuatan
politik global. Konferensi menghasilkan dokumen bersama yang
berisikan semangat mendukung kemerdekaan negara Asia dan Afrika,
dan mengukuhkan Indonesia menjadi salah satu poros independen di
tengah tarik-menarik kekuatan Blok Barat dan Blok Timur (Hermawan,
2014).
Setelah pergantian pemerintahan (19651998), pembangunan
di sektor pertanian menjadi prioritas utama. Program pertanian
khususnya pangan (beras) dijadikan fokus dalam pembangunan
ekonomi nasional. Swasembada pangan dicanangkan, pembangunan
infrastuktur irigasi dilakukan secara besar-besaran. Keberadaan lahan
beririgasi mempunyai peran utama dalam menjaga stabilitas suplai

6 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


pangan, meningkatkan fungsi ekologis lingkungan pertanian, dan
menciptakan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat pedesaan.
Pada tahun 1980-an, luas lahan irigasi mencapai sekitar 9
juta hektare. Swasembada pangan beras telah dicapai tahun 1984.
Indonesia dikategorikan sebagai salah satu Macan Asia. Ini karena
keberhasilan menurunkan inflasi dalam waktu singkat menjadi satu
digit, meningkatnya pendapatan per kapita di atas US$1.000, dan
berkurangnya jumlah penduduk miskin (Tambunan, 2011). Terjadi
perubahan struktur ekonomi dari basis agraris menjadi basis industri
dengan industri manufaktur sebagai penggerak pertumbuhan
ekonomi. Pada masa ini pemerintah aktif mengundang investor asing
untuk menanam investasi jangka panjang, dengan tujuan membangun
industri subtitusi impor untuk kemudian dialihkan menjadi industri
dengan orientasi ekspor (Yusof, 2011).
Reformasi sistem dan kebijakan publik adalah hal yang
esensial dalam capaian Indonesia. Berbagai kebijakan reformasi
dan paket ekonomi yang diluncurkan pada awal tahun 1980-an oleh
para teknokrat ekonomi Indonesia adalah salah satu penentu dalam
terciptanya laju pertumbuhan yang tinggi di Indonesia beberapa tahun
kemudian (rentang tahun 19851997, Stern, 2003). Reformasi itu
juga yang kemudian membantu Indonesia sehingga tidak jatuh dalam
dampak krisis yang jauh lebih dalam lagi pada tahun 1997/1998.
Berdasarkan indikator utama kekuatan perekonomian yang
dirilis ASEAN (ASEAN Secretariat, 2014), Indonesia adalah negara
dengan wilayah terluas, jumlah penduduk terbesar, mempunyai
Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di ASEAN. Indonesia adalah
negara dengan kekuatan perdagangan internasional terbesar keempat
setelah Singapura, Thailand, dan Malaysia dengan arus modal masuk
terbesar kedua setelah Singapura.3

3 Menurut indikator kekuatan perekonomian ASEAN (ASEAN Secretariat, 2014), luas wilayah
Indonesia adalah 1.860.360km2, negara terluas dengan 41,94% dari total luas wilayah
ASEAN. Dengan populasi 245.425.200 jiwa, Indonesia adalah negara dengan penduduk
terbesar dengan 39,76% dari total seluruh penduduk ASEAN. Indonesia mempunyai Produk
Domestik Bruto (PDB) pada Harga Berlaku tahun 2013 sebesar US$862 juta, negara dengan
PDB terbesar di kawasan ASEAN dengan menguasai 35,96% dari keseluruhan total PDB
ASEAN. Total nilai perdagangan internasional Indonesia tahun 2013 sebesar US$369 juta.
Indonesia adalah negara dengan kekuatan perdagangan internasional terbesar keempat
setelah Singapura, Thailand, dan Malaysia dan menguasai komposisi 14,70% dari total nilai

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 7


Dengan kekuatan itu, harusnya sudah tak ada lagi keraguan
bahwa Indonesia dapat kembali menjadi pelopor dunia. Kekayaan
alam, budaya, dan sumber daya manusia yang begitu besar sudah
kita miliki. Yang kita perlukan adalah menyatukan seluruh potensi,
mengabdikan semua ilmu untuk mendukung Indonesia menjadi negara
yang disegani dunia.

Semangat Mengabdi untuk Kejayaan Indonesia


Hadirin yang kami muliakan,
UGM memiliki berbagai predikat yang terpatri di dalam Statuta
dan dipertegas di dalam Surat Keputusan Majelis Wali Amanat UGM
No. 19/SK/MWA/2006, yakni sebagai Universitas Nasional, Universitas
Perjuangan, Universitas Pancasila, Universitas Kerakyatan, dan
Universitas Pusat Kebudayaan. UGM bukanlah suatu entitas
pelanggeng primordialitas intelektual atau pembangun selapis elite
demi oportunisasi kepentingan kelompok. UGM bertekad menciptakan
budaya multikulturisme kecendekiawanan. Bersama perguruan tinggi
lain, UGM berkomitmen membangun negeri demi kesejahteraan yang
berkeadilan.
Bagi UGM, ilmu adalah pencarian kebenaran. Ilmu wajib diabdikan
untuk manusia dan kemanusiaan. Sivitas akademika dan alumni UGM
meyakini bahwa kebenaran merupakan kebutuhan spiritual setiap
manusia. Kita yakin bahwa kebenaran absolut hanya ada pada Tuhan
YME. Setiap manusia, dengan berbekal ilmu, terus berburu kebenaran
absolut. Kegelisahan dan kekecewaan muncul ketika yang diperoleh
hanya kebenaran relatif. Memang, kebenaran absolut tidak mudah
diperoleh, kecuali dengan ilmu yang benar. Dosen, mahasiswa, dan
alumni UGM tidak pernah menyerah dan pasrah dengan kebenaran
relatif. Perburuan terus dilakukan. Kualitas ilmu pun terus diperbarui.
Maka, menjadi keniscayaan bahwa ilmu yang dipelajari, diajarkan, dan
dikembangkan UGM terus berubah, bergeser, dan berkembang.

perdagangan internasional negara-negara ASEAN. Indonesia dengan arus modal masuk


(foreign direct investment inflow) pada tahun 2013 sebesar US$18.433 juta adalah negara
dengan arus modal masuk terbesar kedua setelah Singapura, menguasai porsi 15,40% dari
keseluruhan arus modal masuk di negara-negara ASEAN.

8 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


Dalam pandangan UGM, perubahan, pergeseran, dan
perkembangan ilmu dapat digolongkan sebagai kemajuan apabila
arah dan kualitas perubahannya mampu mendekatkan manusia
kepada kebenaran absolut. Sebaliknya, apabila perubahan itu
semakin menjauhkan dari kebenaran absolut, dapatlah disebut
sebagai kesesatan, kemunduran, bahkan kegagalan. Arah dan kualitas
perubahan ilmu dapat dilihat pada tataran perubahannya, apakah
pada paradigma, substansi, ataukah sekedar metodologi. Penetrasi
kejiwaan manusia terhadap realitas, yaitu segala kondisi, situasi, atau
objek yang dianggap benar-benar ada di dalam dunia kehidupan akan
memengaruhi arah, kualitas, maupun tataran perubahan ilmu.
Bertolak dari pengertian ilmu di atas, lebih lanjut perlu ditegaskan
bahwa bagi UGM, ilmu tidak sekali-kali bebas nilai, tetapi justru sarat
nilai. Ilmu tegak berdiri di atas paradigma, yakni sistem nilai yang
menjadi sumber, fondasi, asal-usul, dan awal dari keberadaan dan
perkembangan ilmu. Paradigma itu lahir dari pandangan manusia
terhadap Tuhan, manusia, dan alam, serta hubungan di antara
ketiganya. Nilai-nilai yang melekat pada entitas-entitas itu dapat
diyakini kebenarannya atas dasar keyakinan yang diperoleh melalui
kontemplasi maupun merupakan hasil pertimbangan akal terhadap
realitas empiris. Paradigma merupakan nilai-nilai dasar yang telah
diyakini kebenarannya oleh komunitas ilmuwan dan untuk selanjutnya
dijadikan pedoman dalam berolah ilmu maupun mengamalkan ilmu
ketika berhadapan dengan realitas.
Universitas Gadjah Mada lahir pada awal kemerdekaan.
Orientasinya adalah pengembangan sumber daya manusia melalui
pendidikan tinggi, menghasilkan sarjana di berbagai bidang untuk
mengisi pos-pos strategis pemerintahan setelah ditinggalkan Belanda.
Sumbangan pertama UGM untuk negeri tercinta adalah kajian
dan penelitian tentang dasar negara. Dalam konteks kehidupan
bangsa Indonesia, para founding fathers telah berhasil menggali
nilai-nilai kebenaran tentang Tuhan, manusia, dan alam kemudian
mengkristalkannya dalam sebuah rumusan yang diberi nama
Pancasila. Menempatkan seluruh sila-sila Pancasila secara hierarkis-
piramidal sebagai sumber sekaligus arah dan tujuan kegiatan berolah

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 9


ilmu merupakan aktivitas ilmiah yang lazim dikategorikan sebagai
berparadigma Pancasila.
Atas dasar pemikiran demikian itu, UGM pada 19 September
1951 memberikan gelar doctor honoris causa kepada Ir. Soekarno,
Presiden RI pertama, sebagai ilmuwan yang konsisten dan berjasa luar
biasa, mempraktikkan ilmu berparadigma Pancasila dalam kehidupan
dan kenegaraan pada skala nasional maupun internasional.
Melalui kajian dan penelitian ilmiah, UGM yakin bahwa segala
bentuk anomali kehidupan yang berlangsung dalam bentuk berbagai
persoalan manusia, kemanusiaan, dan kebangsaan, terkait hubungan
horizontal dengan kelestarian lingkungan maupun keakraban hubungan
vertikal dengan Tuhannya pada umumnya gagal diselesaikan karena
dominan bertumpu pada ilmu konvensional atau sains modern yang
cenderung materialistik-sekuler. Hal demikian menyadarkan UGM
atas perlunya kembali ke paradigma ilmu asli milik bangsa Indonesia,
yaitu ilmu berparadigma Pancasila. Ilmu inilah yang dikatakan benar
dan bermanfaat bagi kehidupan dunia-akhirat. UGM senantiasa
berkomitmen dan konsisten untuk menjaga dan mengembangkan
budaya keilmuan yang demikian itu.

Kekuatan Universitas Gadjah Mada


Ibu, Bapak, hadirin yang kami muliakan,
UGM selalu berkomitmen mengabdikan ilmu untuk negeri.
Salah satunya adalah dalam mencapai swasembada pangan. Untuk
mendukung upaya tersebut, UGM telah mengembangkan berbagai
bentuk rancangan infrastruktur bendungan dan bendung, sistem
irigasi pasang surut tipe garpu, turunan high yield variety (HYV) padi.
Koperasi Unit Desa dikembangkan oleh UGM dan untuk prestasi ini The
United Nations-Food and Agriculture Organization (FAO) memberikan
penghargaan khusus. Namun sayangnya, dalam perjalanan waktu,
luas lahan irigasi susut menjadi sekitar 7 juta hektare karena kompetisi
penggunaan lahan. Produksi tidak bisa mengimbangi jumlah penduduk
yang terus berkembang dan sejak tahun 1990-an pemerintah kembali
harus mengimpor beras.

10 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


Setelah swasembada pangan tercapai, orientasi pembangunan
pertanian bergeser pada pembangunan perkebunan. Dual system
diberlakukan, yaitu pembangunan pertanian yang diarahkan untuk
menjaga stabilitas suplai pangan dan pertanian berorientasi industri
yang ditekankan pada komoditas perkebunan strategis, khususnya gula
dan minyak sawit. Pembukaan area perkebunan di pulau Sumatra dan
Kalimantan meningkat pesat. Tahun 2013 luas perkebunan besar tebu
mencapai 200 ribu hektare lebih, sedangkan kelapa sawit mencapai 6
juta hektare lebih.4 Orientasi pengembangan perkebunan tebu mampu
meningkatkan kebutuhan gula dalam negeri sampai sekitar 50%,
sedangkan pengembangan perkebunan kelapa sawit telah menjadikan
Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak sawit besar di
dunia.
Dalam waktu yang bersamaan, UGM menghasilkan riset-riset
terkait dengan komoditas perkebunan yang sangat signifikan. Fakta ini
memberikan satu bukti lagi bahwa potensi alam Indonesia merupakan
aset yang dapat menjadikan bangsa Indonesia memimpin di bidang
pertanian. Sangat ironis melihat kenyataan bahwa kini Indonesia
menjadi negara pengimpor gula (Tito, 2014).
Pertanian dan perikanan menjadi salah satu topik primadona
selama masa kampanye presiden tahun ini. Hal tersebut tidak
berlebihan karena bidang ini punya peran yang sangat vital dalam
kehidupan manusia. Pertanian dan perikanan juga telah membuktikan
resiliensinya dalam masa krisis di Indonesia. Ketahanan tersebut juga
menunjukkan sikap petani dan nelayan yang pantang menyerah dalam
menyediakan bahan pangan bagi bangsa.
Tiga tantangan utama di bidang pertanian dan perikanan saat ini
adalah masalah kemiskinan petani dan nelayan, teknologi produksi,
dan keberlanjutan. Menghadapi tiga tantangan tersebut, UGM telah
memikirkan dan merumuskan kedaulatan pangan melalui proses
panjang sejak tahun 2006 dengan menuangkannya dalam buku
berjudul Revolusi Pertanian dan pada tahun 2013 mencanangkan
Gerakan Kedaulatan Pangan Nusantara (GKPN).

4 http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=54, diakses 7
Desember 2014

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 11


UGM mengembangkan padi gaga dan kedelai hitam. Konsep
untuk mencapai kedaulatan pangan telah lama diperkenalkan.
Pengembangan IPTEKS yang ramah lingkungan dan menjaga
keberlanjutan ekosistem pertanian terus dikembangkan, di antaranya
adalah pengembangan pupuk organik dan teknologi pengelolaan rawa
dan gambut yang berwawasan lingkungan, pengembangan legin5
berbiaya rendah untuk mendukung petani kedelai, dan implementasi
pengelolaan hama terpadu (PHT). Yang tidak kalah penting adalah
pengembangan berbagai vaksin untuk kesehatan ikan.
Integrated farming, riset, dan pengembangan teknologi pertanian
dan perikanan yang berbasis pendekatan ekosistem menjadi payung
kegiatan penelitian dan pengabdian. Pendekatan tersebut ditempuh
sebagai alternatif solusi untuk memperbaiki lingkungan pertanian
dan menjaga keberlanjutan produksi. Untuk memberdayakan petani
dan nelayan, Provinsi Jawa Tengah bersama dengan UGM telah
meluncurkan program Rumah Pintar Petani (RPP) sehingga petani dan
nelayan bisa langsung mengakses informasi dari sivitas akademika.
Melalui program ini, UGM dapat secara langsung mendampingi petani
dan nelayan melalui media komunikasi yang murah dan cepat.
Ilmu sosial berkembang pesat dan UGM telah memiliki sekolah
bisnis yang terakreditasi oleh International Association to Advance
Collegiate Schools of Business (AACSB) yang menjadikannya mitra
yang sejajar dengan sekolah-sekolah bisnis terkemuka di dunia dan
mendatangkan banyak tawaran kerja sama internasional. Posisi ini
dan berbagai prestasi yang diraih oleh fakultas, pusat studi, lembaga,
dan berbagai satuan kerja lainnya merupakan investasi yang sangat
bernilai dalam upaya penyebaran dan pengabdian ilmunya bagi
kemanusiaan.
Ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian berkembang pesat.
Pengembangan senyawa calon obat baru telah dilakukan dan beberapa
telah mendapatkan hak paten di Amerika Serikat. Para penelitinya
meraih berbagai penghargaan bergengsi di tingkat nasional maupun
internasional. Meskipun demikian, UGM juga memahami bahwa
pelayanan kesehatan bukan masalah ilmu pengetahuan dan teknologi

5 Legin mengandung legumes nodulating bacteria (LNB) sehingga tanaman kedelai tumbuh
lebih baik.

12 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


semata. Isu etika dalam pelayanan kesehatan tidak dapat dipisahkan
dari ilmu dan teknologi. Itulah sebabnya UGM melihat bioetika adalah
bagian yang integral dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan.
Kepedulian terhadap tak terjangkaunya tindakan medis karena
mahalnya peralatan yang harus diimpor telah mengetuk hati para
peneliti UGM untuk menciptakan alat-alat kesehatan yang dapat
diproduksi di dalam negeri dengan harga yang lebih terjangkau. Salah
satunya adalah alat terapi untuk penderita hidrosefalus, yaitu Sistem
Pirau Katup Semilunar yang dikembangkan sejak 1978 dan hingga kini
telah menolong lebih dari 7.000 penyandang hidrosefalus.
Ilmu kesehatan memang selalu menghadapi tantangan. Di satu
pihak, pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan
dengan standar kualitas yang tertinggi yang dapat dijangkau, di sisi
lain obat dan alat kesehatan tak lepas dari kepentingan dagang dan
bisnis. Teknologi pengobatan berkembang sangat pesat sehingga
masyarakat dihadapkan pada begitu banyak pilihan yang sering kali
justru membingungkan.
Dalam situasi seperti ini, UGM telah lama berada di garis depan
melalui partisipasi para pakarnya dalam merumuskan berbagai
kebijakan, strategi, dan pedoman internasional, melalui kiprah mereka
di World Health Organization. Pakar UGM telah menyedot perhatian
negara-negara anggota ECOSOC dan memenangkan pemilihan untuk
menduduki jabatan sebagai Dewan Pengawas Narkotika Internasional
PBB yang hanya beranggotakan 13 orang pilihan dari seluruh penjuru
dunia. Ini adalah karena prestasi internasional dan kemampuan
diplomasi yang dipupuk dan diasah di kampus tercinta.
Indonesia adalah salah satu negara yang memutuskan untuk
menerapkan jaminan kesehatan semesta (universal health coverage)
sejak 1 Januari 2014. Sistem ini telah lama digodog di UGM sehingga
persiapan dan implementasinya secara nasional berjalan relatif
mulus. Sistem baru selalu ada kekurangannya, tetapi hal ini justru
menjadikan Indonesia sebagai sumber belajar bagi negara lain yang
akan menerapkannya. Keputusan Indonesia untuk menjadi salah
satu pelopor dalam penerapan jaminan kesehatan semesta adalah
keputusan yang strategis.

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 13


Pada tahun 1976, UGM mendirikan Pusat Pendidikan
Interpretasi Citra dan Survei Terpadu (PUSPICS), bekerja sama
dengan Bakosurtanal. Dalam perjalanannya, pusat ini menjadi salah
satu pusat nasional dan pusat regional untuk pendidikan dan pelatihan
penginderaan jauh dan sistem informasi geografis. PUSPICS
memberikan pelatihan untuk banyak negara dan menggalang kerja
sama dengan berbagai lembaga di tingkat nasional dan internasional.
Gempa dan tsunami di Aceh tahun 2004 dan gempa bumi di
Yogyakarta dan Jawa Tengah tahun 2006 memanggil UGM untuk
membantu penanganan pascabencana. UGM menerapkan berbagai
ilmu dan teknologi, mulai dari ilmu kesehatan, psikologi, sosial,
ekonomi, hingga kebumian dan teknik. Pendekatan kearifan lokal,
inovasi teknologi ramah lingkungan, manajemen gotong royong,
maupun pendidikan tanggap bencana dikembangkan. Kini UGM
menjadi rujukan internasional dalam pengelolaan pascabencana.

Hadirin yang kami hormati,


Peran UGM tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi tinggi seperti teknologi roket, teknologi nuklir, maupun
teknologi pertahanan. Pengembangan teknologi tepat guna
(appropriate technology) untuk kesejahteraan yang menyangkut
kebutuhan penduduk terpencil di pedesaan juga dilakukan. Teknologi
tungku hemat energi, briket arang ilalang, penjernihan air, pengelolaan
rawa pasang surut, dan berbagai budi daya pertanian dan pangan
menjadi bagian penting pada pengembangan riset dan pengabdian.
Inovasi pemberdayaan masyarakat juga tidak harus berbiaya
mahal. Metode Cara Belajar Insan Aktif (CBIA) dikembangkan
UGM untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional oleh
masyarakat, berbiaya sangat murah, dan dapat diselenggarakan
secara mandiri oleh siapa pun. Inovasi ini dengan cepat menarik
perhatian komunitas internasional dan telah dikembangkan menjadi
program nasional di berbagai negara. Pemberdayaan masyarakat
dengan metode CBIA juga menjadi program unggulan Kementerian
Kesehatan sejak tahun 2008 hingga kini, diterapkan di semua provinsi,
dan telah mengantarkan banyak tenaga kesehatan di daerah meraih
penghargaan.

14 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


Masih banyak lagi karya monumental sivitas akademika maupun
alumni UGM dalam bentuk kepakaran, riset, implementasi hasil riset
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, menjadi narasumber kelas
dunia, maupun keterlibatan dalam penentuan kebijakan skala global.
Itu semua adalah sumbangan UGM bagi Indonesia untuk menjadi
pelopor perkembangan dunia.

Memperkuat Indonesia Menjadi Pelopor Perkembangan Dunia


Ibu, Bapak, hadirin yang kami muliakan,
Mengambil saripati dari paparan tersebut, perjalanan seorang
ilmuwan pada hakikatnya dapat dilihat sebagai empat tahap proses
yang berkesinambungan yang menggulir secara alamiah sesuai minat,
kemauan, dan kesempatan. Tahap pertama adalah penguasaan
dan diseminasi ilmu, tahap kedua adalah aplikasi ilmu dalam riset
dan pelayanan publik, tahap ketiga adalah memberikan arahan dan
pedoman bagi kebijakan, dan tahap keempat adalah menjalankan
amanah sebagai penentu kebijakan dan pengambil keputusan untuk
kesejahteraan masyarakat yang lebih luas.
UGM didukung oleh 304 guru besar, 1.159 doktor, ratusan tenaga
pendidik muda yang sangat potensial, dan lebih dari 57 ribu mahasiswa
brilian dari berbagai jenjang pendidikan6. Tersedianya berbagai disiplin
ilmu yang tecermin dari banyaknya program studi di 18 fakultas dan
2 sekolah memudahkan sivitas akademika dan alumni UGM untuk
menyumbangkan pemikiran terhadap permasalahan kemanusiaan
melalui kajian transdisiplin.
Dengan kekayaan seperti itu, sangatlah penting bagi UGM
untuk terus mengelola semua potensi yang dimiliki, memfasilitasi
pengembangan individu dan institusi, dan memberikan dukungan bagi
sivitas akademika yang memilih berkiprah dalam skala yang lebih luas
tanpa harus melepaskan ikatan dengan universitas tercinta.
Pendidik memerlukan fasilitasi pengembangan ilmu secara terus-
menerus, peneliti memerlukan sarana dan fasilitas pengembangan
penelitian, narasumber memerlukan kemampuan berinteraksi, dan
penentu kebijakan memerlukan penguasaan ilmu lintas bidang dan
6 Data Direktorat Sumberdaya Manusia UGM per 28 November 2014.

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 15


kemampuan berdiplomasi. Telah banyak terbukti bahwa keteguhan
pada prinsip diramu dengan argumentasi yang santun menghasilkan
kekuatan lembut dan menyentuh (soft power) yang menjadi kunci
keberhasilan diplomasi tingkat dunia. Itulah sebenarnya yang selalu
diajarkan oleh para pinisepuh kita, yaitu diplomasi santun yang menjadi
ciri khas Yogyakarta, tempat universitas ini lahir dan dibesarkan.

Penutup
Ibu, Bapak, hadirin yang kami hormati,
Perjalanan masih panjang. Berbagai masalah datang dan
pergi. Kesejahteraan, keadilan, pengentasan dari kemiskinan, dan
pembangunan yang berkelanjutan, masih harus terus diupayakan.
UGM yang lahir di awal kemerdekaan, yang menyandang gelar sebagai
Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila,
Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan, rasanya
belum pantas menepuk dada walau banyak prestasi yang telah diraih.
UGM harus terus berpartisipasi secara penuh untuk mendukung
tercapainya perdamaian dunia tersebut melalui seluruh potensi
akademik yang dimiliki.
Sadar akan tanggung jawab moral-akademik dengan berbagai
predikat itu, UGM senantiasa berupaya membekali seluruh sivitas
akademika dan alumni yang kini tersebar di seluruh penjuru dunia dan
menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan maupun
organisasi internasional, dengan ilmu sebanyak-banyaknya dan
berkualitas.
UGM perlu terus membangun kepercayaan diri sivitas akademika
dan almuni melalui penguatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
ilmu dalam skala luas. UGM perlu terus meningkatkan kepedulian
sivitas akademika dan alumni terhadap kesejahteraan umat manusia.
UGM perlu terus meningkatkan dukungan dan fasilitasi kepada sivitas
akademika dan alumni UGM untuk menjadi penentu kebijakan di
berbagai bidang dalam skala nasional maupun internasional. Itu semua
untuk memperkuat Indonesia dalam memberikan solusi terhadap
masalah kemanusiaan, kesejahteraan, pengentasan kemiskinan, dan
pembangunan berkelanjutan.

16 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


Ibu dan Bapak, hadirin yang kami muliakan,
Mengakhiri pidato ini, kami ikrarkan komitmen Universitas Gadjah
Mada untuk mengabdikan ilmu dan kepakaran yang dimiliki, untuk
memperkuat Indonesia menjadi pelopor perkembangan dunia
dan menjadi pusat peradaban di masa mendatang.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 17


DAFTAR PUSTAKA

ASEAN Secretariat, 2014, Selected Key Indicators, http://www.asean. org/


news/item/selected-key-indicators (akses 19 Agustus 2014).
Chandra, Dodi, 2013, Kepeng: Rekonstruksi Sejarah Perekonomian Majapahit,
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Collins, James T., 2005, Bahasa Melayu, Bahasa DuniaSejarah Singkat,
Yayasan Obor Indonesia.
Halimi, Ahmad Jelani, 2008, Sejarah Peradaban Bangsa Melayu, Utusan
Publication & Distributions Sdn. Bhd.
Hermawan, Yulius Purwadi, 2014, Indonesia in International Institutions: Liv-
ing Up to Ideals, Australian National University.
Ismail, Arlan, 2003, Periodisasi Kerajaan Sriwijaya, Dinas Pendidikan Provinsi
Sumatra Selatan.
Millet, Didier, 2003, Indonesian Heritage Series: Ancient History, Archipelago
Press.
Munoz, Paul Michel, 2006, Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and
the Malay Peninsula, Editor Didier Millet.
Poesponegoro, Marwati Djoned dan Notosusanto, Nugroho, 1992, Sejarah
Nasional Indonesia Jaman Kuna, Balai Pustaka.
Pranoloh, Tito, 2014, RI Terancam Jadi Importir Gula Terbesar Dunia, http://
bisnis.liputan6.com/read/2042901/ri-terancam-jadi-importir-gu-
la-kedua-terbesar-dunia (akses 16 Agustus 2014).
Ricklefs, M.C., 2005, Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004, Penerbit Ser-
ambi.
Tambunan,
Tulus H., 2011, Perekonomian Indonesia, Ghalia Indonesia.
Santoso, Budiono dan Darmosoetopo, Ribut, 2014, Menyingkap Peradaban
Medang: Bagian Sejarah Nusantara yang Terlupakan. Disampaikan
di Kongres Kebudayaan Jawa, Surakarta, 1013 November 2014.
Stern, Joseph J., 2003, The Rise and Fall of Indonesian Economy, John F.
Kennedy School of Government, Harvard University.
Sucipto, 2009, Perkembangan Masyarakat Pada Masa Kerajaan Hindu-Bud-
ha serta Peninggalannya, Tiga Serangkai.

18 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA


Wolters, O.W, 1967, Early Indonesian Commerce: A Study of the Origins of
Srivijaya, Cornell University Press.
Yusof, Rohalia, 2011, Perkembangan Industri Nasional dan Peran Penanaman
Modal Asing, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Edisi Vol. 8, No. 1,
April 2011.

MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA 19


TIM PENYUSUN

Prof. Dr. Dra. Sri Suryawati, Apt.


Prof. Dr. Ir. Sahid Susanto, M.S.
Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.
Prof. Dr. Sudjito, S.H., M.Si.
Prof. Dr. Ir. Y. Andi Trisyono, M.Sc.
Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A.
Prof. Dr. Sri Adiningsih
Prof. Drs. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A.,Ph.D.
Prof. Dr. Mohammad Mochtar Masoed
Prof. dr. Marsetyawan HNE. Soesatyo, M.Sc., Ph.D.
Prof. Drs. Harno Dwi Pranowo, M.Si., Dr.rer.nat.
Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., M.PH., Ph.D.
Prof. Dr. Ir. Sunyoto, Dip. HE, DEA
Prof. Dr. Eddy O.S. Hiariej, S.H., M.Hum.

20 MENGABDI UNTUK MEMPERKUAT INDONESIA MENJADI PELOPOR PERKEMBANGAN DUNIA

Вам также может понравиться