Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pidato Ilmiah
Disampaikan oleh:
Prof. Dr. Dra. Sri Suryawati, Apt.
pada
Rapat Universitas Gadjah Mada
dalam rangka
Peringatan Dies Natalis Ke-65
1
Pelabuhan Minangatamwan di Jambi, Pelabuhan Kota Kapur di Bangka, Pelabuhan
Tarumanegara dan Sunda di Jawa Barat, Pelabuhan Kalingga di Jawa Tengah, serta Bandar
Kedah dan Chaiya di Semenanjung Malaya
2 Kerajaan Cholamandala dari India dan Raja Dharmawangsa Teguh dari Pulau Jawa.
Kejayaan Indonesia
Hadirin yang kami muliakan,
Pasca-Proklamasi Kemerdekaan, pembangunan di sektor
pertanian, khususnya pangan dan perkebunan dilakukan dengan
memanfaatkan aset-aset lahan dan infrastruktur pertanian peninggalan
Belanda untuk melanjutkan proses produksi. Sayangnya, situasi politik
belum stabil dan kinerja sektor pertanian dan perkebunan menurun.
Kelaparan muncul dan inflasi membubung tinggi pada tahun 1960-an,
disusul dengan pergantian pemerintahan.
Namun, dalam masa sulit tersebut, Indonesia justru telah
menunjukkan kepeloporannya. Indonesia menjadi salah satu pendiri
Gerakan Nonblok (GNB), juga tampil sebagai pemimpin Konferensi
Asia-Afrika di Bandung tahun 1955. Ini tidaklah mudah karena pada
saat itu negara kita berada di tengah konstelasi persaingan kekuatan
politik global. Konferensi menghasilkan dokumen bersama yang
berisikan semangat mendukung kemerdekaan negara Asia dan Afrika,
dan mengukuhkan Indonesia menjadi salah satu poros independen di
tengah tarik-menarik kekuatan Blok Barat dan Blok Timur (Hermawan,
2014).
Setelah pergantian pemerintahan (19651998), pembangunan
di sektor pertanian menjadi prioritas utama. Program pertanian
khususnya pangan (beras) dijadikan fokus dalam pembangunan
ekonomi nasional. Swasembada pangan dicanangkan, pembangunan
infrastuktur irigasi dilakukan secara besar-besaran. Keberadaan lahan
beririgasi mempunyai peran utama dalam menjaga stabilitas suplai
3 Menurut indikator kekuatan perekonomian ASEAN (ASEAN Secretariat, 2014), luas wilayah
Indonesia adalah 1.860.360km2, negara terluas dengan 41,94% dari total luas wilayah
ASEAN. Dengan populasi 245.425.200 jiwa, Indonesia adalah negara dengan penduduk
terbesar dengan 39,76% dari total seluruh penduduk ASEAN. Indonesia mempunyai Produk
Domestik Bruto (PDB) pada Harga Berlaku tahun 2013 sebesar US$862 juta, negara dengan
PDB terbesar di kawasan ASEAN dengan menguasai 35,96% dari keseluruhan total PDB
ASEAN. Total nilai perdagangan internasional Indonesia tahun 2013 sebesar US$369 juta.
Indonesia adalah negara dengan kekuatan perdagangan internasional terbesar keempat
setelah Singapura, Thailand, dan Malaysia dan menguasai komposisi 14,70% dari total nilai
4 http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=54, diakses 7
Desember 2014
5 Legin mengandung legumes nodulating bacteria (LNB) sehingga tanaman kedelai tumbuh
lebih baik.
Penutup
Ibu, Bapak, hadirin yang kami hormati,
Perjalanan masih panjang. Berbagai masalah datang dan
pergi. Kesejahteraan, keadilan, pengentasan dari kemiskinan, dan
pembangunan yang berkelanjutan, masih harus terus diupayakan.
UGM yang lahir di awal kemerdekaan, yang menyandang gelar sebagai
Universitas Nasional, Universitas Perjuangan, Universitas Pancasila,
Universitas Kerakyatan, dan Universitas Pusat Kebudayaan, rasanya
belum pantas menepuk dada walau banyak prestasi yang telah diraih.
UGM harus terus berpartisipasi secara penuh untuk mendukung
tercapainya perdamaian dunia tersebut melalui seluruh potensi
akademik yang dimiliki.
Sadar akan tanggung jawab moral-akademik dengan berbagai
predikat itu, UGM senantiasa berupaya membekali seluruh sivitas
akademika dan alumni yang kini tersebar di seluruh penjuru dunia dan
menduduki berbagai jabatan penting dalam pemerintahan maupun
organisasi internasional, dengan ilmu sebanyak-banyaknya dan
berkualitas.
UGM perlu terus membangun kepercayaan diri sivitas akademika
dan almuni melalui penguatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
ilmu dalam skala luas. UGM perlu terus meningkatkan kepedulian
sivitas akademika dan alumni terhadap kesejahteraan umat manusia.
UGM perlu terus meningkatkan dukungan dan fasilitasi kepada sivitas
akademika dan alumni UGM untuk menjadi penentu kebijakan di
berbagai bidang dalam skala nasional maupun internasional. Itu semua
untuk memperkuat Indonesia dalam memberikan solusi terhadap
masalah kemanusiaan, kesejahteraan, pengentasan kemiskinan, dan
pembangunan berkelanjutan.