Вы находитесь на странице: 1из 33

STUDI KASUS PASIEN

DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI


MAKANAN MANIS PADA LANSIA MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN KEMAYORAN
AGUSTUS 2017

KELOMPOK 5

SYIFA ANANTA KHAIRUNNISA 1102012290

Pembimbing:
Dr. Citra Dewi M. Kes, DipI. DK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan Studi Kasus Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Kebiasaan Mengkonsumsi Makanan
Manis pada Lansia Melalui Pendekatan Kedokteran Keluarga di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran pada periode 7 Agustus 8 September 2017 ini telah disetujui oleh pembimbing
untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Agustus 2017

Pembimbing,

Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dipl. DK

1
BAB I

I. BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 78 tahun
Agama : Kristen
Suku : Betawi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Harapan Mulia VI RT 12/ RW 04 Harapan Mulia, Kemayoran,
Jakarta Pusat 10640
Tempat Berobat : Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Tanggal Berobat : 11 Agustus 2017

B. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa kepada pasien pada tanggal 11 Agustus 2017
pukul 10.00 WIB di Puskesmas Kecamatan Kemayoran
1. Keluhan Utama:
Pasien perempuan berusia 78 tahun datang dengan keluhan kesemutan pada kedua
tungkai.
2. Keluhan Tambahan:
Pasien mengeluhkan lemas seluruh badan.
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli Lansia di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dengan keluhan
kesemutan pada kedua tungkai sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan dirasakan semakin
sering sejak 2 bulan yang lalu. Pasien mengaku kesemutan terjadi saat istirahat atau
melakukan aktivitas sehari-hari. Keluhan disertai lemas seluruh badan sejak 1 minggu
yang lalu. Keluhan pandangan buram, dan luka pada aggota tubuh disangkal. Keluhan
gangguan BAB disangkal.

2
Pasien berobat ke Puskesmas sebanyak 2 kali dan rutin meminum obat metformin
500 mg sebanyak dua kali sehari, sejak memiliki DM 3 tahun yang lalu yang diawali
dengan keluhan pasien merasa sering haus dan lapar disertai sering BAK pada malam
hari. Keluhan timbul setelah pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
manis selama bertahun-tahun sejak masih muda.
Awal dari pasien mengetahui dirinya memiliki gula darah tinggi saat diajak oleh
tetangganya ke kelurahan karena sedang diadakan pemeriksaan gula darah dan
kolesterol gratis. Pasien mengatakan hasil gula darah setelah diperiksa melebihi 200,
namun belum merasa perlu untuk berobat ke Puskesmas. Pasien berobat ke Puskesmas
saat keluhan terasa mengganggu. Pada kontrol kedua kali ke Puskesmas didapatkan
GDP terakhir 175 mg/dL dan G2PP 230 mg/dL.
Pasien menganggap penyakitnya memang tidak dapat disembuhkan dan harus
selalu rutin minum obat dan pasien mengganggap penyakitnya merupakan ujian dari
Tuhan dan tidak boleh putus asa. Pasien juga berharap penyakitnya dapat terkontrol
jika tidak dapat disembuhkan. Namun, pasien khawatir penyakitnya dapat
menimbulkan penyakit lain dan khawatir anaknya akan memiliki diabetes sama seperti
dirinya.
Sehari-hari pasien mengkonsumsi makanan yang dimasak oleh menantunya atau
membeli diluar, dan mengaku sudah membatasi makan-makanan yang manis. Pasien
sudah melakukan konsultasi ke bagian gizi di Puskesmas untuk mengetahui pola makan
yang tepat bagi penderita diabetes. Namun pola makan tersebut belum diterapkan
dengan benar. Dikarenakan menantu pasien merasa kesulitan dalam mengatur,
membeli dan menyesuaikan dengan pola makan tersebut setiap harinya. Serta
terkadang menantu tidak sempat memasak sehingga membeli makanan yang sudah jadi
diuar.
Sehari-hari pasien hanya berada dirumah bersama menantu dan cucunya,
sedangkan anaknya bekerja hingga sore dan cucunya sekolah hingga sore. Pasien dan
keluarga tidak berolahraga. Pasien aktif berkomunikasi dengan tetangga dan
masyarakat sekitar, walaupun sudah lansia dan terbatas dalam melakukan aktivitas
berat tapi masih bisa melakukan pekerjaan yang ringan seperti pekerjaan rumah tangga.

3
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
a) Keluhan seperti ini pernah pasien rasakan sebelumnya
b) Riwayat hipertensi disangkal
c) Riwayat diabetes melitus diakui
d) Riwayat tuberkulosis disangkal
e) Riwayat asma dan alergi obat disangkal
5. Riwayat Penyakit Keluarga
a) Riwayat hipertensi dalam keluarga disangkal
b) Riwayat DM dalam keluarga diakui pada Ayah dan sudah meninggal
c) Riwayat asma dalam keluarga disangkal
d) Riwayat penyakit jantung dalam keluarga disangkal
e) Riwayat penyakit paru dalam keluarga disangkal
f) Riwayat alergi dalam keluarga disangkal
6. Riwayat Pengobatan
Pasien telah kontrol ke dokter sebanyak dua kali. Dan rutin mengkonsumsi obat
anti diabetes yaitu Metformin 500 mg sebanyak 2 kali dalam sehari, dikonsumsi
setiap hari.
7. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berada di tingkatan ekonomi menengah ke bawah. Pasien tinggal dirumah
milik sendiri bersama 1 orang anaknya, 1 menantunya, serta 2 cucunya. Pasien tidak
bekerja. Sehari-hari pasien mengandalkan uang dari anaknya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, Tn. A anaknya mempunyai penghasilan sekitar Rp. 3.000.000,-
dan pasien diberikan anaknya sekitar Rp. 1.000.000,- setiap bulan untuk kebutuhan
Ny. M.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Pasien sering mengobrol dengan tetangga di sekitar
tempat tinggal.
8. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengaku sejak masih muda hingga diketahui menderita diabetes, dirinya
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis, namun sekarang sudah
membatasi. Pasien dan keluarga biasa makan 3 kali sehari, yang dibuatkan oleh

4
menantunya. Selain itu untuk lauk pauk biasanya sayur, ikan, tahu, tempe atau sumber
protein lainnya. Pasien dan keluarga jarang mengkonsumsi daging dan jarang
mengkonsumsi buah. Pasien dan keluarga tidak suka berolahraga. Kebiasaan merokok
dan meminum minuman alkohol disangkal oleh pasien.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Vital Sign
Kesadaran : Compos mentis
GCS : 15
Tekanan Darah : 130/90 mmHg
Frekuensi Nadi : 88 kali / menit
Frekuensi Pernafasan : 18 kali/ menit
Suhu : 36,70 C
3. Status Gizi (IMT)
Berat badan : 60 kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : BB/TB2 = 60/2,56 = 23,43
Berdasarkan IMT, maka status gizi pasien adalah berat badan dengan resiko obesitas.
4. Status Generalis
a. Kepala
a) Bentuk : Normocephal
b) Rambut : Putih
b. Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya
langsung dan tidak langsung (+/+) pupil bulat isokor.
c. Telinga : Bentuk normal, nyeri tekan (-/-)
d. Hidung : Septum tidak deviasi, sekret (-/-)
e. Tenggorokan : Tidak hiperemis, T1 T1
f. Mulut : Mukosa bibir basah, tidak sianosis, lidah tidak kotor.
g. Leher : Trakea ditengah, pembesaran kelenjar getah bening (-),
pembesaran kelenjar tiroid (-)

5
h. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-/-),wheezing (-/-)
i. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea sternalis dextra
Batas jantung kiri ICS V linea midklavikula sinistra
Batas pinggang jantung ICS III linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, murmur (-), gallop (-)
j. Abdomen
Inspeksi : Simetris, datar, kelainan kulit (-), pelebaran vena (-)
Auskultasi : Bising usus normal, bising aorta abdominalis terdengar
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), nyeri ketuk (-), hepatomegali (-),
splenomegali (-)
Perkusi : Timpani di semua lapang abdomen, nyeri ketuk (-)
k. Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)

6
BAB II

II. BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga Pasien
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. A
Usia : 50 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. R
Usia : 45 Tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tn. A dan Ny. R sudah menikah dan memiliki 2 orang anak yaitu Nn. M dan An.
T, dan keduanya belum menikah. Tn. A tinggal bersama istrinya yang bernama Ny. R,
anaknya Nn. M dan An. T serta ibu Tn. A yang bernama Ny. M.

Tabel 1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No. Nama Kedudukan Jenis Usia Pendidikan Pekerjaan Keterangan


dalam Kelamin Terakhir
Keluarga
1. Tn. A Kepala Laki-laki 50 SMA PNS bagian
keluarga tahun TU sekolah
2. Ny. R Istri Perempuan 45 SMA IRT
tahun
3. Ny. M Ibu Perempuan 78 SMA IRT Pasien
tahun
4. Nn. M Cucu Perempuan 17 SMA Pelajar
tahun
5. An. T Cucu Laki-laki 4 - -
tahun
(Sumber: Hasil Olah Data)

7
2. Genogram
1. Bentuk Keluarga

Keluarga terdiri atas 3 generasi. Bentuk keluarga ini menurut Friedman adalah
Extended Family yaitu, dimana dalam keluarga ini terdapat keluarga inti ditambah
keluarga lain (mempunyai hubungan darah) misalkan menantu, cucu.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. A berada pada
tahapan siklus keluarga yang kedelapan, yaitu keluarga dalam masa pensiun dan lansia.
3. Family Map (Gambar)

8
9
Tn. T Ny. S
Meninggal
Ny. M
Garis keturunan Tn. M
78 th
77th
Gambar 1 Genogram

Laki-laki
Perempuan
Pasien Ny. W Tn. A Tn. A Ny. R Tn. R Ny. E
55 th 57 th 50 th 45 th 45 th 40 th
Tinggal serumah
Riwayat DM
An. D
An. S An. M 20 th
An. E An. T
23 th 17 th 17 th 4 th
3. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2 Lingkungan Tempat tinggal

Status Kepemilikan Rumah : Milik sendiri


Daerah Perumahan : Padat bersih
Karakteristik Rumah dan Kesimpulan
Lingkungan
Luas rumah : 6 x 10 m Keluarga Ny. M mempunyai rumah yang
Jumlah penghuni: 5 orang memenuhi kriteria rumah sehat. Ketersediaan
Tingkat rumah : tidak ada air bersih dan jamban keluarga cukup baik.
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : tembok
Jamban keluarga : ada
Tempat bermain : tidak ada
Penerangan listrik : 200 watt
Ketersediaan air bersih : ada
Tempat pembuangan sampah : ada

b. Kepemilikan barang barang berharga


1) Satu unit televisi
2) Satu unit dvd player
3) Satu unit penghangat nasi
4) Satu unit kompor gas
5) Satu unit lemari es dua pintu
6) Tiga unit kipas angin
7) Tiga unit handphone.
8) satu unit sepeda motor

10
c. Denah rumah

Gambar 2 Denah Rumah Keluarga Tn. A

4. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


a) Perilaku Terhadap Sakit Dan Penyakit
Jika ada salah satu anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn. A berobat ke
Puskesmas Kecamatan Kemayoran. Jika keluarga Tn. A mengeluh atau merasa sakit,
maka akan segera berobat ke dokter. Keluarga Tn. A juga merupakan keluarga yang
patuh meminum obat jika diberikan obat oleh dokter.
b) Perilaku Terhadap Makanan
Keluarga Tn. A memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Namun karena kesibukan
masing-masing, hanya makan malam yang dilakukan secara bersama seluruh anggota
keluarga. Makanan yang dimakan lebih sering yang dibuat oleh Ny. R, namun
terkadang juga membeli diluar. Karena Ny. R terkadang tidak sempat memasak karena
memiliki urusan diluar rumah. Maka dari itu Ny. R tidak menyediakan makanan yang

11
disarankan bagi penderita diabetes untuk Ny. M, karena merasa kesulitan dalam
mengatur, membeli dan menyesuaikan dengan pola makan tersebut setiap harinya.
Keluarga Tn. A jarang mengkonsumsi daging dan buah, untuk lauk pauk biasanya
terdiri dari sayuran, tahu, tempe, ikan dan sumber protein lainnya.
c) Perilaku Terhadap Pelayanan Kesehatan
Seluruh anggota keluarga Tn. A memiliki jaminan kesehatan BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial). Karena memiliki BPJS, jika keluarga Tn. A ada yang
mengeluh atau merasa sakit, maka akan langsung berobat ke dokter.
d) Perilaku Terhadap Lingkungan Kesehatan
Keluarga Tn. A merupakan orang yang sadar akan kebersihan, rumah keluarga Tn. A
rutin dibersihkan oleh anggota keluarga setiap harinya, juga bila anggota keluarga Tn.
A melihat sampah di pekarangan rumahnya, anggota keluarga akan membuangnya ke
tempat sampah.

Kesan: berdasarkan penilaian perilaku kesehatan keluarga terlihat bahwa keluarga Tn. A
memiliki kepedulian tentang kesehatan keluarga dan kesadaran membuat jaminan
kesehatan BPJS untuk setiap anggota keluarganya. Anggota keluarga terbiasa memakan
makanan yang dibuat Ny. R, dan jarang mengkonsumsi daging dan buah. Keluarga Tn. A
merupakan keluarga yang sadar dengan kebersihan lingkungan.

12
5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3 Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan


Cara mencapai pusat pelayanan Jalan kaki atau Pasien jika sakit berobat ke
kesehatan motor Puskesmas Kecamatan
Tarif pelayanan kesehatan Terjangkau dan murah Kemayoran, dekat dengan
Kualitas pelayanan kesehatan Memuaskan rumah dan biaya terjangkau
(Sumber : Hasil Olah Data)

6. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a) Kebiasaan makan
Keluarga Tn. A mempunyai kebiasaan makan sebanyak tiga kali sehari, yaitu makan
pada pagi, siang, dan malam hari. Menu makan sehari-hari biasanya terdiri dari sayur.. Ny.
R sering memasak sendiri untuk keluarga, namun terkadang juga membeli diluar. Keluarga
Tn. A jarang mengkonsumsi daging dan buah.
Ny. M kurang mengerti dalam pengaturan pola makan dan menu makanan yang tepat
meskipun sudah melakukan konsultasi gizi, maka dari itu menu makanan ia serahkan pada
menantunya. Namun menantunya merasa kesulitan dalam mengatur, membeli dan
menyesuaikan dengan pola makan tersebut setiap harinya. Menurut pengakuan pasien,
sebelum mengetahui memiliki gula darah tinggi, pasien sering mengkonsumsi makanan
yang manis selama bertahun-tahun sejak masih muda. Namun sekarang pasien sudah
mengurangi dan membatasi konsumsi makanan yang manis.

b) Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan keluarga yang selalu ada setiap harinya ialah nasi, sayur, lauk pauk
seperti ikan, tempe, dan telur.
Pola makan pasien tiga hari terakhir ialah :

13
Tabel 4 Menu Makanan Pasien Pada Tanggal Senin, 07 Agustus 2017

Menu Kalori Karbo Protein Lemak


Pagi Nasi Putih 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr -
1 telur dadar 125 kal - 7 gr 10 gr

Siang Nasi Putih 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr -


Ayam Goreng 75 kal - 7 gr 5 gr
Minyak 150 kal - - 15 gr
Bayam Bening 24 kal 3,2 gr 2,3 gr -

Malam Nasi Putih 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr -


Tempe Goreng 38 kal 4 gr 3 gr 2 gr
Ikan Goreng 50 kal 7 gr 5 gr 3 gr
Minyak 150 kal - - 15 gr

Jumlah 1.137 kal 134.2 gr 36.3 gr 68 gr

Tabel 5 Menu Makanan Pasien Pada Tanggal Selasa, 08 Agustus 2017

Menu Kalori Karbo Protein Lemak

Pagi Nasi Putih 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr -


Sayur Sop 50 kal 2,05 gr 0,88 gr 0,15 gr

Siang Nasi Putih 1 porsi 175 kal 40 gr 4 gr -


Ikan goreng 50 kal 7 gr 5 gr 3 gr
Minyak 150 kal - - 15 gr

Malam Nasi Putih 1 175 kal 40 gr 4 gr -


Porsi 236 kal - 7 gr 15 gr
Gulai Telur
Jumlah 2.248 kal 129,5 gr 24,88 gr 33,15 gr

14
Tabel 6 Menu Makanan Pasien Pada Tanggal Rabu, 09 Agustus 2017

Menu Kalori Karbo Protein Lemak

Pagi Nasi Uduk 1 360 kal 60 gr 11,5 gr 7,5 gr


Porsi 281 kal 32,5 gr 6,5 1,5 gr
Bakwan 1 buah
Siang Gado-gado 210 kal 21 gr 8,5 gr 9,5 gr
Kue basah 250 kal 32 gr 5 gr 1 gr
Malam Nasi Putih (1/2) 88 kal 20 gr 2 gr -
Telur dadar 1 125 kal - 7 gr 10 gr
buah
Jumlah 1.314 kal 165,5 gr 40,5 gr 29,5 gr

15
Interpretasi terhadap food recall pasien:
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa Tn. S mendapat total kalori per hari:
a. Tanggal 07 Agustus 2017 : 1.137 kal
b. Tanggal 08 Agustus 2017 : 2.248 kal
c. Tanggal 09 Agustus 2017 : 1.314 kal
Rata rata kalori perhari : 1.566 kal

Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca


Jumlah kebutuhan kalori perhari :

- Berat Badan Ideal (BBI) = 90% (tinggi badan (cm) 100)


= 90% x 60 = 54 kg
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori (perempuan)
= 54 kg x 25 kalori = 1.350 kalori
- Koreksi
o Usia ( diatas 70 tahun) = (20% x 1.350) = - 270 kalori
o Aktivitas (ringan) = (10% x 1.350) = + 135 kalori

Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah:


= Kebutuhan kalori basal + Koreksi faktor aktivitas Koreksi faktor usia
= 1.350 + 135 270
= 1.215 kal/hari

Komposisi energi pada diet pasien diabetes adalah kebutuhan karbohidrat 60 70 % dari
kebutuhan energi total (KET), kebutuhan protein 10 15 % dari kebutuhan energi total
(KET), kebutuhan lemak 20 25% dari kebutuhan energi total (KET), gula murni tidak
diperbolehkan.

1. Kebutuhan Karbohidrat : 60% x 1.215 = 729 Kal = 182,25 gr


(4 kalori setara dengan 1 gr Karbohidrat)

16
2. Kebutuhan Protein : 10% x 1.215 = 121,5 Kal = 30,375 gr
(4 kalori setara dengan 1 gr Protein)
3. Kebutuhan Lemak : 20% x 1.215 = 243 Kal = 27 gr
(9 kalori setara dengan 1 gr lemak)
1 gram karbohidrat dapat menghasilkan 4 kalori
1 gram protein menghasilkan 4 kalori
1 gram lemak menghasilkan 9 kalori

Setelah menghitung jumlah BBI, kebutuhan energi/kalori serta kebutuhan zat gizi
pada pasien, juga dengan melihat food recall pasien selama 3 hari didapatkan total rata-rata
makan pasien selama 3 hari sebesar 1.566 kal sedangkan kebutuhan pasien dalam sehari
sebesar 1.215 kal sehingga perlu dikurangi kalori sebesar 351 kal. Maka dapat disimpulkan
bahwa setiap harinya menu makan pasien lebih dari jumlah kalori yang dibutuhkan setiap
harinya.

7. Pola Dukungan Keluarga


a) Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga
Jarak puskesmas tidak terlalu jauh, dapat ditempuh dengan jalan kaki ataupun naik
motor untuk bisa berobat ke puskesmas. Biasanya pasien berobat sendiri atau ditemani
menantu ke puskesmas karena dirumah hanya ada menantu dan cucu yang berusia 4
tahun, selagi anaknya bekerja dan cucunya yang berusia 17 tahun sekolah. Tn. A dan Ny.
R akan mengingatkan pasien untuk meminum obat jika tiba waktu minum obat.
Keluarga sudah membatasi menyediakan makanan yang manis, Ny. M sudah
membatasi konsumsi makan-makanan yang manis.
b) Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga
Pola makan Ny. M tidak sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Anak yang tinggal
satu rumah dengan Ny. M juga jarang berada dirumah karena bekerja. Sehingga
komunikasi dengan anaknya kurang optimal. Anggota keluarga kurang membantu dalam
menyediakan makanan untuk pasien sesuai pola makan yang sudah disarankan.
Dikarenakan Ny. R menantunya, merasa kesulitan dalam mengatur, membeli dan

17
menyesuaikan dengan pola makan tersebut setiap harinya. Ny. M belum berhenti
mengkonsumsi makan makanan yang manis, hanya membatasi saja kemudian anggota
keluarga juga tidak memiliki kebiasaan berolahraga.

8. Dinamika Keluarga
Ny. M tinggal bersama 1 orang anak, 1 orang menantu, dan 2 cucunya. Sehari hari
anaknya bekerja sampai sore dan cucunya sekolah sampai sore, sehingga biasanya Ny. M
hanya bertiga dengan menantu dan cucunya sampai sore hari.

9. Fungsi Keluarga
a) Fungsi Biologis
Keluarga pasien baik dari keluarga ayah maupun keluarga ibu tidak ada yang memiliki
kecacatan dan tidak ada yang sedang memiliki penyakit menular. Ny. M memiliki 3 orang
anak dari pernikahannya dengan Tn. M, dan Ny. M tinggal dengan anak keduanya yang
bernama Tn. A beserta menantu dan kedua cucunya. Keluarga ini dapat meneruskan
keturunan, memelihara, merawat dan membesarkan keturunan dan anggota keluarga.
b) Fungsi Psikologis
Komunikasi antara keluarga pasien terjalin dengan baik dan dalam pengambilan keputusan
kepala keluarga mempertimbangkan pendapat anggota keluarga lainnya. Hubungan Ny. M,
dan Ny. R sangat dekat karena tidak bekerja dan sebagai Ibu Rumah Tangga. Hubungan
Ny. M dan Ny. R serta Tn. A dekat karena setiap harinya selalu meluangkan waktu untuk
mengobrol walaupun hanya sebentar. Hubungan Ny. M dan cucunya dekat karena sehari-
hari saat Ny. R dan Tn. A bekerja atau keluar rumah, Ny. M lah yang menemani dan
mengurus cucunya sementara. Jika terdapat anggota keluarga yang sakit, maka keluarga
akan memperhatikannya.
c) Fungsi Ekonomi
Pasien berada tingkatan sosial ekonomi menengah kebawah. Pasien tinggal dirumah milik
sendiri bersama 1 orang anak, 1 orang menantu dan 2 orang cucunya. Pasien tidak bekerja
dan menantunya hanya seorang Ibu Rumah Tangga. Pasien memperoleh uang untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari dari anaknya. Anaknya mempunyai penghasilan sekitar
Rp. 3.000.000,- dan pasien diberikan anaknya sekitar Rp. 1.000.000,- setiap bulan untuk

18
kebutuhan Ny. M, karena kebutuhan sehari-hari, listrik, air, sekolah, dll ditanggung oleh
Ny. R dan Tn. A. Keluarga Tn. A memiliki tabungan untuk pendidikan Nn. M dan An. T,
serta tabungan untuk pengeluaran yang tidak terduga.
d) Fungsi Sosial
Hubungan keluarga Tn. A dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Keluarga
Tn. A yakni Ny. M, Ny. R, Nn. M dan An. T senang berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan masyarakat disekitarnya. Dan akan berpartisipasi jika masyarakat sekitar
mengadakan acara.
e) Fungsi Pendidikan
Pendidikan keluarga Ny. M cukup baik, hal ini dapat dilihat dari anak-anaknya yang
menuntaskan pendidikan. Hingga cucunya yang bersekolah hingga SMA (Sekolah
Menengah Atas). Ny. M dan keluarga menyekolahkan untuk menyiapkan anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa,
dengan cara menuntaskan pendidikan wajib 12 tahun, dan untuk memberi pengetahuan,
keterampilan dan membentuk perilaku.

B. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga


a. Kebiasaan Ny. M yang belum menghentikan mengkonsumsi makanan manis, dan
hanya membatasi saja.
b. Ny. R, istri Tn. A, yakni menantu Ny. M yang belum menyediakan makanan untuk Ny.
M sesuai pola makan yang sudah disarankan.
c. Keluarga kurang membantu Ny. M umtuk menghentikan kebiasaan mengkonsumsi
makanan manis.
d. Keluarga yang tidak memiliki kebiasaan berolahraga.

C. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek Personal
a) Alasan Kedatangan : kesemutan yang menjadi lebih sering pada kedua tungkai
sejak 2 bulan yang lalu.
b) Persepsi :

19
pasien menganggap penyakitnya memang tidak dapat disembuhkan dan harus
selalu rutin minum obat.
Agama Non Islam : pasien mengganggap penyakitnya merupakan ujian dari Tuhan
dan tidak boleh putus asa.
c) Harapan : pasien berharap penyakitnya dapat terkontrol jika tidak dapat
disembuhkan.
d) Kekhawatiran : pasien khawatir penyakitnya dapat menimbulkan penyakit lain dan
khawatir anaknya akan memiliki diabetes sama seperti dirinya.
2. Aspek Klinik
a) Diagnosis Kerja : Diabetes Mellitus Tipe 2 Tidak Terkontrol dengan Berat
Badan Beresiko Obesitas
b) Dasar Diagnosis : pasien datang dengan keluhan kesemutan yang menjadi
lebih sering pada kedua tungkai sejak 2 bulan yang lalu, kesemutan sudah
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan disertai rasa lemas di seluruh badan
sejak 1 minggu yang lalu. Pasien berobat ke Puskesmas sebanyak 2 kali dan
meminum obat metformin 500 mg sebanyak dua kali sehari, sejak memiliki DM
3 tahun yang lalu dan diawali dengan keluhan pasien merasa sering haus dan
lapar disertai sering BAK pada malam hari. Keluhan timbul setelah pasien
memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis selama bertahun-tahun
sejak masih muda. Keluhan pandangan buram dan luka pada anggota tubuh
disangkal. Keluhan gangguan BAB disangkal. Riwayat penyakit keluarga
didapatkan diabetes pada ayah pasien.
Pemeriksaan penunjang laboratorium : GDP 175 mg/dL dan G2PP 230 mg/dL
c) Diagnosis Banding : -
3. Aspek Risiko Internal
a) Keturunan : Ny. M memiliki keturunan diabetes dalam keluarga, yaitu dari
almarhum Ayah, Tn. T.
b) Usia : Ny. M berusia 78 tahun. Semakin bertambahnya usia dapat meningkatkan
risiko.
c) Kebiasaan : Memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis selama
bertahun-tahun sejak masih muda, saat ini hanya membatasi belum mengehentikan

20
kebiasaan. Tidak memiliki kebiasaan berolahraga dan tidak menerapkan pola
makan yang sudah disarankan oleh ahli gizi.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Anggota keluarga kurang membantu dalam menyediakan untuk pasien, pola makan yang
sudah disarankan. Ny. M belum berhenti mengkonsumsi makan makanan yang manis,
hanya membatasi saja kemudian anggota keluarga juga tidak menghentikan kebiasaan Ny.
M tersebut. Keluarga tidak memiliki kebiasaan berolahraga.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ICPC pasien termasuk derajat 2 yaitu terbatas dalam melakukan aktivitas
berat tapi masih bisa dirawat jalan dan bisa melakukan pekerjaan yang ringan seperti
pekerjaan rumah tangga.

21
D. Rencana Penatalaksanaan

Tabel 7 Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek Menjelaskan pasien bahwa : Pasien Pada saat Pasien paham untuk merubah
Personal dan berobat di kebiasaan makan, berolahraga dan
1) Kesemutan yang dirasakan diakibatkan
keluarga Puskesmas dan minum obat secara teratur, rajin
diabetes.
saat kunjungan kontrol ke puskesmas sehingga gula
2) Penyulit DM dan resikonya.
rumah darahnya dapat terkontrol.
3) Cara pemantauan glukosa darah dan
Pasien paham bahwa penyakit
pemahaman hasil glukosa darah.
merupakan ujian dari Tuhan, tidak
4) Mengenal gejala dan penanganan awal
berputus asa dan Tuhan yang maha
hipoglikemia.
menyembuhkan.
5) Penyakitnya tidak dapat sembuh, namun
Dengan teratur melakukan gerakan
dapat dikontrol dengan cara meminum obat
senam kaki diabetes diharapkan
teratur, rajin kontrol ke puskemas bila obat
komplikasi yang sering terjadi pada
habis dan memeriksa gula darah teratur.
kaki-kaki penderita diabetes mellitus
6) Diet bagi penderita DM. (terlampir)
dapat di hindari.
7) Pentingnya perawatan kaki. (terlampir)
8) Gerakan senam kaki diabetes yang mudah
untuk dilakukan (dapat di dalam atau di
luar ruangan) dan tidak memerlukan waktu

22
yang lama (hanya sekitar 15-30 menit)
serta tidak memerlukan peralatan yang
rumit (kursi dan sehelai koran bekas).
Minimal gerakan senam kaki diabetes ini
dilakukan 3 kali seminggu, namun baiknya
dapat dilakukan setiap hari.
9) Karena pasien sudah memiliki kartu BPJS
sehingga biaya pengobatan akan
ditanggung oleh BPJS.
10) Penyakit merupakan ujian dari Tuhan dan
Tuhan yang maha menyembuhkan, dan
jangan berputus asa.

23
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek 1) Farmakologi : Pasien Pada saat Terkontrolnya gula darah pasien


Klinis a) Memberikan terapi Metformin 500 mg x dan berobat di .
3 setiap hari. keluarga Puskesmas dan
b) Memberikan terapi Vitamin untuk saat kunjungan
vitalitas pasien yaitu vitamin B rumah
Kompleks.
2) Non farmakologi :
a) Memberikan edukasi diet bagi penderita
diabetes kepada pasien. (terlampir).
b) Menyarankan pasien untuk berolah raga
ringan yang dapat dilakukan secara rutin.

Aspek Mengkonsumsi makanan selingan berupa buah Pasien Pada saat Pasien dan keluarga dapat
Risiko atau sayur serta mengurangi konsumsi lemak dan kunjungan mengkonsumsi makanan-makanan
Internal dan makanan yang manis atau mengandung gula keluarga rumah yang sesuai dengan kebutuhan kalori
berlebih. Menjalankan poa makan yang sudah tubuh untuk mengurangi faktor risiko
disarankan bagi pasien. diabetes.

24
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang Diharapkan

Aspek - Menyarankan anak-anaknya untuk lebih Pasien Pada saat Keluarga pasien lebih
Psikososial perhatian kepada Ny. M dan membantu Ny. dan kunjungan memperhatikan Ny. M, menantu dan
Keluarga M untuk menghentikan kebiasaan konsumsi keluarga rumah anak pasien menyediakan pola
makanan manis. makan yang sesuai, dan keluarga
- Menyarankan kepada menantu pasien agar mau melakukan pemeriksaan gula
menyediakan makanan sesuai pola makan darah secara berkala untuk deteksi
yang telah disarankan. diabetes.
- Menyarankan kepada keluarga pasien untuk
melakukan pemeriksaan gula darah secara
berkala.

Aspek Menyarankan pasien untuk menjaga pola makan Pasien Pada saat di Pasien dapat teratur minum obat
Fungsional sesuai dengan diet bagi penderita diabetes, Puskesmas dan seumur hidupnya dan dapat
meminum obat anti diabetes, kontrol secara kunjungan mengontrol gula darah agar dapat
teratur, serta berolahraga ringan secara rutin. rumah meningkatkan score ICPC dari 2
menjadi 1.

25
Prognosis
1) Ad Vitam : Dubia ad Bonam
2) Ad Fungsionam : Dubia ad Bonam
3) Ad Sananctionam : Dubia

26
LAMPIRAN 1
Dokumentasi

27
LAMPIRAN 2

Edukasi perawatan kaki diberikan secara rinci pada semua orang de ngan ulkus maupun
neuropati perifer atau peripheral arterial disease (PAD)
(Sumber: PERKENI 2015)

1. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air.
2. Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas, kemerahan, atau
luka.
3. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya.
4. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim pelembab pada
kulit kaki yang kering.
5. Potong kuku secara teratur.
6. Keringkan kaki dan sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar mandi.
7. Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung-ujung jari
kaki.
8. Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur.
9. Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus.
10. Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi.
11. Hindari penggunaan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk menghangatkan kaki.

28
LAMPIRAN 3
Menu makanan untuk pasien dengan 1.215 kalori yang telah disesuaikan dengan komposisi
energi pada diet pasien dengan diabetes

Waktu Bahan Makanan Penukar Gram Ukuran Contoh Menu

Sarapan Nasi 1 karbohidrat 100 3/4 gelas Nasi merah


pagi Sayuran 1 sayuran 50 1 mangkok Sayur bayam
Jam 6:30 bening
Ayam tanpa kulit 1 hewani 25 ptg Dada ayam
goreng (tanpa
kulit)

Cemilan Pir 1 buah 450 1 buah Buah pir


pagi sedang
Jam 9:30

Siang Nasi 1 karbohidrat 100 3/4 gelas Nasi merah


Jam 12:30 Sayuran 1 sayuran 50 1 mangkok Sayur asem
Telur ayam 1 hewani 55 1 butir Telur balado
Cemilan Jeruk 1 buah 55 1 buah Buah jeruk
sore
Jam 15:30
Malam Nasi 1 karbohidrat 100 3/4 gelas Nasi merah
Jam 18:30 Sayuran 1 sayuran 50 1 mangkok Tumis
kangkung
Ikan 1 hewani 100 1 ptg besar Ikan bandeng
goreng

Cemilan Apel 1 buah 85 1 iris Apel fuji


malam
Jam 21:30

Komposisi energi pada diet pasien diabetes adalah


kebutuhan karbohidrat 60 70 % dari kebutuhan energi total (KET)
kebutuhan protein 10 15 % dari kebutuhan energi total (KET)
kebutuhan lemak 20 25% dari kebutuhan energi total (KET)
gula murni tidak diperbolehkan.

29
Komposisi makanan yang dianjurkan bagi penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 terdiri dari :
(Sumber: PERKENI 2015)

1. Karbohidrat

o Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 60-70% total asupan energi. Terutama karbohidrat
yang berserat tinggi.

o Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan.

o Glukosa dalam bumbu diperbolehkan sehingga penyandang diabetes dapat makan sama
dengan makanan keluarga yang lain.

o Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi.

o Pemanis alternatif dapat digunakan sebagai pengganti glukosa, asal tidak melebihi batas
aman konsumsi harian (Accepted Daily Intake/ADI).

o Dianjurkan makan tiga kali sehari dan bila perlu dapat diberikan makanan selingan seperti
buah atau makanan lain sebagai bagian dari kebutuhan kalori sehari.

2. Lemak

o Asupan lemak dianjurkan sekitar 20- 25% kebutuhan kalori, dan tidak diperkenankan
melebihi 30% total asupan energi.

o Komposisi yang dianjurkan:

lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori.

lemak tidak jenuh ganda < 10 %.

selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal.

o Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak mengandung lemak jenuh dan
lemak trans antara lain:

daging berlemak dan susu fullcream.

o Konsumsi kolesterol dianjurkan < 200 mg/hari.

30
3. Protein

o Kebutuhan protein sebesar 10 20% total asupan energi.

o Sumber protein yang baik adalah ikan, udang, cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit,
produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan tempe.

o Pada pasien dengan nefropati diabetik perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg BB
perhari atau 10% dari kebutuhan energi, dengan 65% diantaranya bernilai biologik tinggi.

Kecuali pada penderita DM yang sudah menjalani hemodialisis asupan protein menjadi 1-1,2
g/kg BB perhari.

4. Natrium

o Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan orang sehat yaitu <2300 mg
perhari(B).

o Penyandang DM yang juga menderita hipertensi perlu dilakukan pengurangan natrium


secara individual(B).

o Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti
natrium benzoat dan natrium nitrit.

5. Serat

o Penyandang DM dianjurkan mengonsumsi serat dari kacangkacangan, buah dan sayuran


serta sumber karbohidrat yang tinggi serat.

o Anjuran konsumsi serat adalah 20-35 gram/hari yang berasal dari berbagai sumber bahan
makanan.

6. Pemanis Alternatif

o Pemanis alternatif aman digunakan sepanjang tidak melebihi batas aman (Accepted Daily
Intake/ADI).

o Pemanis alternatif dikelompokkan menjadi pemanis berkalori dan pemanis tak berkalori.

31
o Pemanis berkalori perlu diperhitungkan kandungan kalorinya sebagai bagian dari
kebutuhan kalori, seperti glukosa alkohol dan fruktosa.

o Glukosa alkohol antara lain isomalt, lactitol, maltitol, mannitol, sorbitol dan xylitol.

o Fruktosa tidak dianjurkan digunakan pada penyandang DM karena dapat meningkatkan


kadar LDL, namun tidak ada alasan menghindari makanan seperti buah dan sayuran yang
mengandung fruktosa alami.

o Pemanis tak berkalori termasuk: aspartam, sakarin, acesulfame potassium, sukralose,


neotame.

32

Вам также может понравиться