Вы находитесь на странице: 1из 16

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 1


BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 1
1.3 TUJUAN PENELITIAN ................................................................................. 1
1.4 MANFAAT PENELITIAN ............................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................ 3
2.1 PENGERTIAN MENCANGKOK ................................................................. 3
2.2 SEJARAH TANAMAN CANGKOK ............................................................. 3
2.3 DESKRIPSI TANAMAN DENGAN CARA CANGKOK ........................... 3
2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI MENCANGKOK ................... 8
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN ..................................................... 11
3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN .................................................... 11
3.2 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN ........................................................... 11
3.3 PROSES DAN DOKUMENTASI PROSES PENCANGKOKAN ............ 12
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 15
4.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 15
4.2 SARAN............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ........................................... Error! Bookmark not defined.

i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Pada masa sekarang ini, manusia dituntut untuk menghasilkan produkproduk
yang bermanfaat yang dihasilkan dalam waktu singkat dan dengan modal yang
tidak banyak. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menghasilkan produk
yang dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lebih cepat, unggul, dan tidak
memakan banyak biaya adalah dengan mencangkok.
Lalu sesungguhnya bagaimana cara mencangkok yang benar ? banyak
masyarakat yang belum mengetahui secara mendalam tentang hal ini. Maka, dengan
tujuan untuk mengetahui lebih dalam cara - cara mencangkok yang benar dan untuk
menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan dapat dihasilkan dengan tidak
memakan banyak biaya, maka penulis memutuskan untuk melakukan suatu
penelitian yang berkaitan dengan cara mencangkok dengan benar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Walaupun mencangkok sudah banyak dikenal oleh masyarakat di Indonesia.
Tetapi banyak juga masyarakat yang jarang menggunakan cangkok, kebanyakan
dari mereka beranggapan bahwa mencangkok itu rumit dan kemungkinan untuk
tumbuhnya sangat kecil. Sebagian masyarakat ini lebih memilih membeli biji
tumbuhan yang biasa dijual di pertanian, meskipun jangka waktu tumbuhnya lebih
lama. Padahal, sebenarnya mencangkok itu tidak rumit dan akan berhasil jika kita
tahu langkah - langkah yang benar. Lagi pula, hasil tumbuhan yang dicangkok akan
sama persis dengan induknya. Dengan demikian, perlunya pengetahuan tentang
mencangkok sangat penting diktahui untuk semua orang.

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan penelitian yang penulis lakukan diantaranya :
1. Mengetahui lebih dalam cara - cara mencangkok yang benar.
2. Menghasilkan produk yang bermanfaat dan dapat menghasilkan dengan
tidak menghabiskan terlalu banyak biaya.

1
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang penulis dapat dari penelitian ini diantaranya :
1. Untuk memberi suatu pengetahuan kepada khalayak tentang bagaimana
cara mencangkok yang benar dan menghasilkan suatu produk yang
bermanfaat dan dapat dihasilkan dengan tidak memakan banyak biaya.
2. Membudidayakan kegiatan mencangkok untuk menjaga tanaman dari
ancaman kepunahan.

2
BAB II LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN MENCANGKOK


Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang
bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
induknya dan cepat menghasilkan. Selain itu, pohonnya juga tidak terlalu tinggi.
Mencangkok dilakukan dengan cara menguliti hingga bersih dan
menghilangkan kambium pada cabang atau ranting sepanjang 5cm - 10cm pada
tanaman dikotil untuk kemudian dipindahkan ke dalam wadah lain saat akar telah
tumbuh.
Pada saat mencangkok, kambium pada cabang atau ranting harus dihilangkan
agar kulit tidak terbentuk kembali. Bila kulit terbentuk kembali, maka akar tidak
akan dapat terbentuk. Sebaliknya, jika lapisan cambium tersebut bersih, maka hasil
fotosintesis akan terkumpul di tempat kambium yang telah dibersihkan dan
pertumbuhan akar dapat terangsang dengan baik.

2.2 SEJARAH TANAMAN CANGKOK


Dalam pertanian, pencangkokan adalah suatu cara perbanyakan vegetatif
tanaman dengan membiarkan suatu bagian tanaman menumbuhkan akar sewaktu
bagian tersebut masih tersambung dengan tanaman induk. Dalam pengertian teknis
di Indonesia, pencangkokan di literatur bahasa Inggris sebagai air layering. Jenis
layering lain dikenal di Indonesia sebagai perundukan (ground layering).
Pada pencangkokan (dikenal juga sebagai marcotting), suatu bagian batang
(biasanya adalah cabang) dikerat kulitnya hingga terlihat kayu. Bagian yang terbuka
ini lalu dibungkus dengan bahan yang dapat menyimpan air dan kemudian dibebat
dengan bahan kedap air, seperti plastik. Hormon tumbuhan perangsang perakaran
kadang - kadang diberikan. Setelah beberapa minggu biasanya akar telah cukup
banyak terbentuk dan anakan ini dipisahkan dari pohon induk.

2.3 DESKRIPSI TANAMAN DENGAN CARA CANGKOK


2.2.1 Jenis Tanaman :

3
Seperti pengertian cangkok diatas, cukup banyak jenis tanaman yang
dapat hidup dengan cara di cangkok jika dilakukan dengan cara yang tepat
dan benar. Diantaranya yaitu jenis tanaman :

Pohon Rambutan Pohon Jambu Biji

Tanaman Sawo Tanaman Durian

Tanaman Mangga
Gambar 1. Beberapa Jenis Tanaman Yang Dapat Tumbuh Dengan
Cara Cangkok

Dalam penelitian ini, penulis melakukan percobaan mencangkok


tanaman dengan menggunakan jenis tanaman mangga Madu, berhubung buah
tersebut merupakan salah satu jenis buah mangga yang cukup banyak yang
digemari dan berhubung juga ada di pekarangan rumah penulis.
Di sekitar kita tentu banyak tumbuh tanaman mangga. Tanaman
mangga bermacam - macam, di antaranya mangga Golek, Manalagi, Arum
Manis, Gadung, Kueini, Gayam, Syam, Janis, Santok, Bacang, Dermayu,
Durian, Madu, dan mangga Telur. Tiap jenis tanaman mangga memiliki ciri
khusus yang membedakannya dengan mangga yang lain. Tanaman mangga

4
jenis Arum Manis, Gadung, Kueni, Gayaffi, Janis, Durian, dan mangga
Santok berbatang tinggi. Jenis mangga tersebut yang biasa dicangkok yaitu
mangga Arum Manis dan mangga Gadung. Kedua mangga itu memiliki daun
yang berukuran lebih panjang dari jenis mangga yang lain. Mangga Kueni
berdaun lebih lebar dan pendek. Mangga Gayam, Janis dan mangga santok
berdaun sedang. Tanaman mangga jenis Golek, syam, Madu dan mangga
Telur tinggi pohonnya berkisar 3 - 10 meter. Mangga Golek, syam, Madu dan
mangga Telur berbatang sedang. Mangga Golek ukuran daun kecil dan
panjang, sedangkan mangga Syam, Madu dan mangga Telur berdaun kecil
serta pendek. Mangga Manalagi berdaun sedang, batangnya bisa rnembesar
dan meninggi. Mangga jenis Madu adalah mangga yang cukup banyak
dikembangkan karena cukup mudah tumbuh di berbagai tempat.

2.2.2 Sejarah Buah Mangga


Mangga yang berkembang di Indonesia diperkirakan berasal dari
India yang dipercaya pemeliharaannya telah ada seiring peradaban India.
Bahkan, di India dikenal akan dongeng rakyatnya yang mengatakan bahwa
mangga adalah penjelmaan Dewa Prajapati. Oleh karena itu, tak heran bila
hampir disetiap negara bagian India banyak dijumpai tanaman mangga.
Sejarah mencatat bahwa mangga pertama kali ditemukan oleh
Alexander Agung di lembah Indus, India. Sedangkan orang pertama yang
menulis mengenai mangga di India diperkirakan Huien T'Sang, yakni pada
tahun 632 - 645 SM. Pada tahun 1741, seorang ahli botani, Rumphius
menyimpulkan bahwa penanaman tanaman yang berbatasan dengan Birma
telah lebih, dari 4000 tahun atau mungkin lebih dari 6000 tahun silam. Maka
dari itu, Rumphius berpendapat bahwa mangga berasal dari daerah perbatasan
India - Birma. Kata Mangga sendiri berasal dari bahasa Tamil, India, yaitu
mangas atau man-kay. Dalam bahasa botani, mangga disebut Mangifera
Indica L, yang berarti tanaman mangga berasal dari India.

5
2.2.3 Penyebaran Buah Mangga
Dari India, sekitar abad ke-4 atau ke-5 SM, tanaman mangga
menyebar ke berbagai negara, yakni melalui para pedagang India yang
berkelana ke timur sampai ke Semenanjung Malaysia. Mereka berdagang
sekaligus menyebarkan agama Hindu dan Budha. Pada tahun 1400 dan 1450,
mangga mulai ditanam di Kepulauan Sulu dan Mindanau, Filipina, di Pulau
Lizon sekitar tahun 1600, dan kepulauan Maluku pada tahun 1665.
Penyebaran tanaman mangga di negara barat baru terjadi pada abad
pertengahan, yakni pada pertengahan abad ke-18 di Lasabon dan Brasil oleh
orang Portugis. Sekitar abad ke-19 diperkirakan orang Portugis membawa
tanaman mangga dari Goa (India) ke Afrika Timur dan akhirnya menyebar ke
Somali Afrika Barat dan Kepulauan Canari. Selanjutnya, Penyebaran
tanaman mangga tercatat di beberapa negara barat, yakni di Mexico pada
tahun 1779 (bibit mangga pertama kali ditanam oleh orang Spanyol yang
membawa bibit mangga dari Filipina), di Italia bagian selatan pada tahun
1905, di Queensland sekitar tahun 1870 dan di Inggris pada tahun 1690
(ditanam dalam rumah kaca).
Di Amerika Serikat, tanaman mangga pertama kali ditanam di Florida,
yakni pada tahun 1833. Bibit yang digunakan berasal dari Meksiko. Pada
tahun 1885, Amerika Serikat sengaja mendatangkan bibit mangga okulasi dari
India, tetapi semuanya mati. Sebanyak 35 bibit pohon mangga sambungan
lengkung pun kembali didatangka dan upaya penanaman tersebut akhirnya
membuahkan hasil. Hingga kini, Florida dikenal sebagai salah satu produsen
mangga dengan daerah pemasaran Florida dan
California.

2.2.4 Syarat Tumbuh


Syarat tumbuh tanaman mangga dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yakni :
1. Iklim

6
Tanaman mangga cocok untuk hidup di daerah dengan musim kering
selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan sewaktu
berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak
serangan hama dan penyakit serta gugur bunga / buah jika bunga
muncul pada saat hujan.
2. Media Tanam
Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur yang
mengandung pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang. Derajat
keasaman tanah (pH tanah) yang cocok adalah 5.5 - 7.5. Jika pH di
bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
3. Ketinggian Tempat
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan
ketinggian 0 - 500m dapat menghasilkan buah yang lebih bermutu dan
jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran tinggi. Secara umum
mangga sangat cocok di tanam di Indonesia, itulah sebabnya banyak
masyarakat yang dengan mudah memiliki pohon mangga di depan
rumahnya.

2.2.5 Manfaat Dalam Buah Mangga


Seperti yang diketahui, adapun manfaat yang terkandung dalam buah
mangga diantaranya :
1. Sumber Antioksidan
Di dalam buah mangga terdapat sumber beta-karoten, vitamin C dan
kalium. Beta-karoten adalah zat yang di dalam tubuh akan diubah
menjadi vitamin A (zat gizi yang penting untuk fungsi retina). Beta-
karoten (dan vitaminC) juga tergolong antioksidan, senyawa yang
dapat memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat
menetralkan radikal bebas.
2. Kandungan Vitamin C Yang Tinggi

7
Kandungan vitamin C mangga cukup layak diperhitungkan. Setiap
100 gram bagian mangga masak yang dapat dimakan memasok
vitamin C sebanyak 41 mg, mangga muda bahkan hingga 65 mg.
Berarti, dengan mengkonsumsi mangga ranum 150 gram atau
mangga golek 200 gram ( buah ukuran kecil), kecukupan vitamin
C yang dianjurkan untuk laki - laki dan perempuan dewasa per hari
(masing - masing 60 mg) dapat terpenuhi.
3. Kandungan Kalium Yang Melimpah
Kalium terdapat melimpah pada mangga. Tiap 100 gram mangga
terkandung kalium sebesar 189 mg. Dengan mengkonsumsi sebuah
mangga harum manis ukuran sangat kecil (minimal 250 gram), atau
sebuah mangga gedong ukuran sedang (200-250 g), kecukupan
kalium sebanyak 400 mg per hari dapat terpenuhi.
4. Membantu Pencernaan
Mangga memiliki enzim pencernaan yang dapat membantu
pemecahan protein serta membantu proses pencernaan.
5. Baik Untuk Ingatan
Glutamin terdapat di dalam buah mangga. Glutamin ini merupakan
senyawa yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan memori.

2.4 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI MENCANGKOK


2.3.1 Keuntungan Mengcangkok Secara Umum
Adapun beberapa keuntungan dari dilakukannya mencangkok pada
tanaman yaitu :
1. Tumbuhan hasil cangkokan akan lebih cepat berbuah dibandingkan
tumbuhan yang ditanam dari biji. Tumbuhan yang dicangkok
memiliki sifat yang sama dengan induknya.
2. Tingkat keberhasilannya lebih tinggi, karena pada proses
mencangkok akar akan tumbuh ketika masih berada di pohon induk.

8
Produksi dan kualitas buahnya akan persis sama dengan tanaman
induknya.
3. Tanaman asal cangkok bisa ditanam pada tanah yang letak air
tanahnya tinggi atau di pematang kolam ikan.

2.3.2 Keuntungan Mencangkok Pada Tanaman Mangga


Adapun beberapa keuntungan dari dilakukannya mencangkok
tanaman mangga adalah :
1. Kita bisa mendapatkan tanaman mangga yang berbuah lebih cepat
dari biasanya.
2. Mutu buah hasil pencangkokan biasanya sama bahkan lebih baik
daripada tanaman induknya.

2.3.3 Kerugian Mencangkok Secara Umum


Adapun beberapa kerugian yang dapat terjadi saat mencangkok
tanaman yaitu :
1. Pada musim kemarau panjang tanaman tidak tahan kering.
2. Tanaman mudah roboh bila ada angin kencang karena tidak berakar
tunggang.
3. Pohon induk tajuknya menjadi rusak karena banyak cabang yang
dipotong
4. Dalam satu pohon induk kita hanya bisa mencangkok beberapa
batang saja, sehingga perbanyakan tanaman dalam jumlah besar
tidak bisa dilakukan dengan cara ini.

2.3.4 Kerugian Mencangkok Pada Tanaman Mangga


Adapun beberapa kerugian yang dapat terjadi saat mencangkok
tanaman mangga adalah :
1. Pohon mangga yang diperoleh dari hasil cangkokan hanya memiliki
akar serabut yang cenderung rapuh, hal ini kemudian akan
menyebabkan pohon mangga lebih mudah roboh jika dibandingkan

9
dengan tanaman yang murni berasal dari perkembangbiakan dengan
biji.
2. Memiliki produksi yang lebih sedikit dan terbatas jika dibandingkan
hasil produksi yang dihasilkan oleh pohon indukannya.

10
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Kegiatan praktikum biologi pembiakan vegetatif dengan cara mencangkok
tanaman mangga dilaksanakan di rumah penulis yang beralamat di Asrama Polisi,
Jalan Diponegoro Blok A/I No. 2, Desa Kelurahan Dajan Peken, Kecamatan
Tabanan, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Peratikum dilaksanakan pada hari
Sabtu, 1 Oktober 2016 sekitar pukul 16.00 Wita.

3.2 ALAT DAN BAHAN PENELITIAN


Alat Penelitian Bahan Penelitian

Sendok Semen Tanah Gambut

Pisau Air

Gunting Plastik / Kresek

11
Ember Dupa dan Korek

Tali Rafia Tanaman Yang Akan Dicangkok


(Mangga)
Gambar 2. Alat dan Bahan Penelitian

3.3 PROSES DAN DOKUMENTASI PROSES PENCANGKOKAN


Gambar Keterangan Gambar

Terlebih dahulu, siapkan alat dan


bahan untuk penelitian.

12
Pilih pohon yang tidak terlalu tua
dan terlalu muda.

Pilih cabang yang sehat , lebih baik


yang tumbuh vertikal dan dekat
dengan pangkal pohon.

Kupas kulit batang atau cabang


sepanjang 8 cm melingkari batang.
Kemudian bersihkan lapisan
kambium yang menempel pada
kayu.

13
Apabila memakai plastik, plastik
tersebut harus diberi beberapa
lubang kecil sebagai jalan
masuknya air terlebih dahulu.

Setelah lapisan kambium bersih,


lapisi bagian tersebut dengan tanah
gembur dan balut bagian yang telah
terlapisi tanah dengan plastik.

Ikat balutan tersebut dengan


menggunakan tali plastik dibagian
ujung atas dan bawah.

Sirami bagian yang telah dicangkok


secara teratur. Setelah kurang
lebih satu bulan, akar mulai
tumbuh. Jika pertumbuhan akar
sudah cukup baik, balutan plastik
dan cangkokan siap ditanam di
wadah baru.

Gambar 3. Proses dan Dokumentasi Proses Pencangkokan Tanaman Mangga

14
BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis rangkum yaitu :
Mencangkok pohon khususnya mangga pada penelitian yang penulis lakukan
tidaklah semudah dan secepat yang dibayangkan, hasil cangkok akan berhasil
apabila benar - benar diperhatikan dengan pemiliknya, yaitu dengan cara rajin
memberinya air saat tanah kering. Hasil cangkok akan terlihat setelah beberapa
bulan, kemudian saat akar tumbuh disekitarnya, maka batang yang dilapisi tanah
dan dibungkus dengan plastik tersebut siap untuk dipotong dan ditanam kembali
untuk menghasilkan pohon yang baru, yang cepat berbuah dan bersifat sama dengan
induknya, namun pohon tersebut tidak kokoh sehingga tak panjang umurnya.
Hasil cangkok yang penulis lakukan sampai hari ini belum terlihat tumbuhnya
akar dikarenakan proses mencangkok yang sangat singka yaitu kurang dari
seminggu. Kemungkinan akar akan mulai tumbuh pada minggu pertama atau kedua
setelah proses cangkok dan berlanjut hingga minggu ketiga. Dan jika akar yang
tumbuh pada tanaman cangkok tersebut sudah mulai banyak maka akan siap untuk
dipotong.

4.2 SARAN
4.2.1 Hal - hal dibawah ini yang dapat dilakukan untuk menjaga kesuburan
tanaman hasil cangkokan:
1. Berikan pupuk kompos untuk menjaga kesuburan tanah 2.
Sirami tanaman secara rutin yaitu setiap pagi hari dan sore hari
4.2.2 Hal - hal yang perlu diperhatikan sebelum mencangkok :
1. Waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak
perlu melakukan penyiraman berulang - ulang
2. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah
yang umurnya tidak terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan
subur serta banyak dan baik buahnya.

15

Вам также может понравиться