Вы находитесь на странице: 1из 19

MAKALAH TERMODINAMIKA

PEMICU 5

VAPOR LIQUID EQUILIBRIA

Kelompok 3
Aditha Oktariany (1406531662)
Desi Riana Saputri (1506775304)
Iva Raudyatuzzahra (1406531795)
Sekar Ayu C. (1406531744)
Yusran Fachry Reza (1406531826)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Depok, Mei 2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena akhirnya tim penulis dapat
menyelesaikan laporan termodinamika pemicu 4 mengenai kesetimbangan uap cair.

Sebagai calon insinyur teknik kimia sudah semestinya mempelajari berbagai hal
terkait termodinamika, termasuk didalamnya kesetimbangan uap cair. Hal tersebut
dipandang sangat penting, untuk menjadi dasar mempelajari proses pada teknik kimia
nantinya.
Walaupun banyak kendala yang dihadapi sepanjang pembuatan laporan ini, tim
penulis tetap bertekad untuk menyelesaikan laporan ini sebagai komitmen dan
tanggungjawab demi memenuhi tugas mata kuliah termodinamika. Untuk itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
laporan ini.
Tim penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, tim penulis mengharapkan adanya kritik serta saran supaya laporan ini lebih baik lagi
untuk kedepannya.

Tim penulis berharap agar laporan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
menambah wawasan kami khususnya mahasiswa teknik kimia.

Depok, Mei 2016

Tim penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

Jawaban Pertanyaan ............................................................................................................ 1

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 13

iii
PERTANYAAN

-Apakah persyarataan keseimbangan cair uap suatu fluida murni dapat kita tuliskan
menggunakan besaran fugasitas atau koefisien fugasitas:

fL=fV atau L=V ?

-Jelaskan apa yang dimaksud dengan fugasitas dan keofisien fugasitas menggunakan plot
fugasitas dan koefisien fugasitas H2O sebagai fungsi tekanan pada suhu 300 oC pada gambar
berikut ini.

-Dengan menggunakan rumus berikut: dikombinasikan dengan persamaan keadaan Van der
Waals,

( ) turunkanlah persamaan berikut:

Dengan parameter tak berdimensi :

dan

-Gunakanlah persamaan untuk koefisien fugasitas tersebut diatas dalam membuat program
komputer seperti FORTRAN untuk menghitung tekanan uap jenuh suatu fluida murni sebagai
fungsi suhu. Anda dapat menggunakan diagram akhir yang diberikan pada lembar kedua.

-Gambar ulang plot fugasitas dan koefisien fugasitas sebagai fungsi tekanan tersebut
menggunakan persamaan yang menghubungkan koefisien fugasitas yang menghubungkan
suhu dan tekanan, yang diturunkan menggunakan persamaan keadaan (equation of states) van
der Waals.

1
1
-Apakah persyaratan kesetimbangan cair-uap suatu fluida murni dapat kita tuliskan
menggunakan besaran fugasitas atau koefisien fugasitas:

fL = fV atau L = V ?

Persyaratan kesetimbangan cairuap suatu fluida murni dapat dituliskan dalam


besaran fugasitas dimana fL = fV atau dalam besaran koefisien fugasitas dimana L = V.
Konsep fugasitas untuk zat murni dapat dinyatakan dengan persamaan =+ ln .
Untuk zat murni dalam keadaan uap jenuh dan cair jenuh, persamaan tersebut dapat
dituliskan kembali menjadi:

[ ]

Persamaan di atas dapat digunakan untuk proses perubahan fasa dari fasa uap jenuh
menuju fasa cari jenuh maupun sebaliknya pada temperatur dan tekanan konstan (psat). Pada
kondisi equilibrium, perubahan energi Gibbs memiliki besar nol, sehingga persamaan diatas
dapat dinyatakan kembali dengan persamaan berikut:

Untuk zat murni, fasa uap dan cair dalam temperatur dan tekanan yang sama, akan

memiliki nilai fugasitas dan koefisien fugasitas yang sama. Karena serta

(untuk kondisi tekanan yang sama), dapat disimpulkan bahwa = .

Fugasitas dan koefisien fugasitas menggunakan plot fugasitas dan koefisien fugasitas
H2O sebagai fungsi tekanan pada suhu 300C akan dijelaskan pada gambar berikut ini.

1
Fugasitas merupakan sebuah ukuran yang menyatakan kecenderungan suatu gas untuk
mengembang dan dinyatakan sebagai suatu fungsi tekanan. Fugasitas juga merupakan
parameter yang menunjukkan nilai tekanan suatu zat dalam model ideal, dan akan memiliki
nilai yang sama atu mendekati nilai tekanan p (f = p) pada keadaan ideal.
Berdasarkan grafik di atas, ketika suatu zat telah melewati kondisi saturated maka
fugasitas akan bernilai konstan atau mengalami peningkatan yang sangat kecil (tidak
signifikan). Dalam grafik pula tampak bahwa, ketika p semakin menjauhi nol, maka nilai f
akan semakin jauh dari tekanan tersebut. Akan tetapi, ketika garis p ditarik menuju nol, maka
garis fugasitas akan berhimpit dengan p yang menunjukkan bahwa ketika nilai tekanan
mendekati nol, f akan senilai dengan p tersebut. Untuk sistem yang berada pada kondisi
kesetimbangan (equilibrium), fugasitas untuk masing-masing fasa dalam sistem akan
memiliki nilai yang sama.
Koefisien fugasitas adalah suatu besaran tak berdimensi yang membandingkan
fugasitas dengan tekanan. Pada keadaan ideal dimana limit dari tekanan mendekati nol, nilai
koefisien fugasitas akan mendekati satu (lim = 1).
Berdasarkan grafik, semakin tinggi tekanan, maka nilai koefisien fugasitas akan
semakin kecil. Hal ini menandakan bahwa semakin tinggi tekanan sistem, semakin jauh sifat
2
sistem dari kondisi ideal (dimana koefisien fugasitas akan bernilai satu). Pada grafik juga
tampak bahwa setelah zat melewati kondisi saturated, nilai koefisien fugasitas akan menurun
secara signifikan. Hal ini disebabkan karena tekanan akan terus bertambah sementara
fugasitas tetap bernilai konstan.
Dengan menggunakan rumus berikut, dikombinasikan dengan persamaan keadaan
Van der Waals yaitu

( )

Turunkanlah persamaan berikut

Dengan parameter tak berdimensi

dan

Persamaan Van der Waals :


...(1)

1. Modifikasi Persamaan Awal


( ) ...(2)

( )

( )

( ) ( )

...(3)

2. Modifikasi Persamaan Van der Waals


3

( )

( )

...(4)

3. Substitusi Persamaan (4) ke Persamaan (3) dan Integrasi

( )

( )

( )

( )

Substitusi A, B, dan Z


( )

4
( )

( )

...(5)

4. Substitusi Persamaan 5 ke Persamaan 3


( )

( )

- Salah satu program komputer yang digunakan dalam perhitungan adalah FORTRAN
untuk menghitung tekanan uap jenuh suatu fluida murni sebagai fungsi suhu.

c ===========================================================
c || Program Untuk Menghitung Tekanan Uap dengan ||
c || Persamaan Keadaan van der Waals ||
c ===========================================================

program psatvdw
implicit none
real*16 T,P,Tc,Pc,eps,a,b,R,zv,zl,rlnphiv,phil,phiv
real*16 vv,vl,vlfin,vvfin,Mr,rlnphil,fl,fv,pnew
parameter (R = 8.314)
integer flag,iter,maxiter,itnum,prflag

C ***********************************************************************
c INPUT SIFAT-SIFAT ZAT YANG DIGUNAKAN

write(*,*)'Program Tekanan Uap dengan EOS van der Waals'


write(*,*)
write(*,*)'Masukkan nilai awal:'
write(*,*)'T (Kelvin) = '
read(*,*)T
write(*,*)'P (Pa) = '

5
read(*,*)P
write(*,*)'Masukkan data karakteristik zat:'
write(*,*)'Mr = '
read(*,*)Mr
write(*,*)'Nilai Tc zat (Kelvin) = '
read(*,*)Tc
write(*,*)'Nilai Pc zat (Pa) = '
read(*,*)Pc
write(*,*)'Iterasi maksimum = '
read(*,*)maxiter
write(*,*)'Kriteria proses = '
read(*,*)eps
write(*,*)

C ***********************************************************************
C PROGRAM UTAMA
C ***********************************************************************

A=27*R**2*TC**2/(64*PC)
B=R*TC/(8*PC)

iter = 0
flag = 0

vv = R*T/P

C ***********************************************************************
C MEMANGGIL SUBROUTINE VAP

CALL VAP(vv,vvfin,a,b,R,T,P,Mr,iter,maxiter,flag)

iter = 0
flag = 0

vl = 1.10*b

C ***********************************************************************
C MEMANGGIL SUBROUTINE LIQ

CALL LIQ(vl,vlfin,a,b,R,T,P,Mr,iter,maxiter,flag)

C ***********************************************************************
C MENGHITUNG FUGASITAS FASA UAP

6
zv=p*vvfin*0.001*mr/(r*t)
RLNPHIv=Zv-1-A/(R*T*vvfin*0.001*mr)-LOG(Zv*(1-B/(vvfin*0.001*mr)))
PHIv=EXP(RLNPHIv)
fv=phiv*P

C ***********************************************************************
C MENGHITUNG FUGASITAS FASA CAIR

zl=p*vlfin*0.001*mr/(r*t)
RLNPHIl=Zl-1-A/(R*T*vlfin*0.001*mr)-LOG(Zl*(1-B/(vlfin*0.001*mr)))
PHIl=EXP(RLNPHIl)
fL=phil*P
write(*,*)'v vap (m3/kg) = ',vvfin
write(*,*)'v liq (m3/kg) = ',vlfin
write(*,*)'phi liq = ',phil
write(*,*)'phi vap = ',phiv
write(*,*)'f liq (Pa) = ',fl
write(*,*)'f vap (Pa) = ',fv
write(*,*)'P (Pa) = ',p
write(*,*)
itnum=0
prflag = 0
do while(prflag .eq. 0)
pnew = p*fl/fv
if (abs(fl-fv) .LE. eps) then
prflag = 1
elseif (itnum .GT. maxiter) then
prflag = 2
else
itnum = itnum + 1
p=pnew
endif

iter = 0
flag = 0
vv = R*T/P

C ***********************************************************************
C MEMANGGIL SUBROUTINE VAP

CALL VAP(vv,vvfin,a,b,R,T,P,Mr,iter,maxiter,flag)

iter = 0
flag = 0
vl = 1.10*b

C ***********************************************************************
C MEMANGGIL SUBROUTINE LIQ

7
CALL LIQ(vl,vlfin,a,b,R,T,P,Mr,iter,maxiter,flag)

C ***********************************************************************
C MENGHITUNG FUGASITAS FASA UAP

zv=p*vvfin*0.001*mr/(r*t)
RLNPHIv=Zv-1-A/(R*T*vvfin*0.001*mr)-LOG(Zv*(1-B/(vvfin*0.001*mr)))
PHIv=EXP(RLNPHIv)
fv=phiv*P

C ***********************************************************************
C MENGHITUNG FUGASITAS FASA UAP

zl=p*vlfin*0.001*mr/(r*t)
RLNPHIl=Zl-1-A/(R*T*vlfin*0.001*mr)-LOG(Zl*(1-B/(vlfin*0.001*mr)))
PHIl=EXP(RLNPHIl)
fL=phil*P
write(*,*)'v vap (m3/kg) = ',vvfin
write(*,*)'v liq (m3/kg) = ',vlfin
write(*,*)'phi liq = ',phil
write(*,*)'phi vap = ',phiv
write(*,*)'f liq (Pa) = ',fl
write(*,*)'f vap (Pa) = ',fv
write(*,*)'P (Pa) = ',p
write(*,*)
enddo

write(*,*)'Psat (Pa) = ',P


write(*,*)'prflag = ',prflag
write(*,*)'Jumlah iterasi = ',itnum

stop
end program psatvdw

C ***********************************************************************
C AKHIR DARI PROGRAM UTAMA
C ***********************************************************************

C
***************************************************************************
C SUBROUTINE UNTUK MENDAPATKAN VOLUME UAP DARI PERSAMAAN
KUBIK
C
***************************************************************************

SUBROUTINE VAP(vv,vvfin,a,b,R,T,P,Mr,itnum,itmax,prflag)

real*16 vv,vvnew,vvfin,a,b,R,T,P,Mr
integer prflag,itnum,itmax

8
itnum = 0
prflag = 0
do while(prflag .EQ. 0)
vvnew = (R*T/P) + b - a*(vv-b)/(P*Vv**2)
if (abs(vvnew - vv) .LE. 0.00000000001) then
prflag = 1
elseif (itnum .GT. itmax) then
prflag = 2
else
itnum = itnum + 1
vv = vvnew
endif

vvfin = vvnew/(Mr*0.001)

enddo
write(*,*)'v vap (m3/mol) = ',vvnew
write(*,*)'prflag = ',prflag

return
end

C
***************************************************************************
C SUBROUTINE UNTUK MENDAPATKAN VOLUME CAIRAN DARI PERSAMAAN
KUBIK
C
***************************************************************************

SUBROUTINE LIQ(vl,vlfin,a,b,R,T,P,Mr,itnum,itmax,prflag)

real*16 vl,vlnew,vlfin,a,b,R,T,P,Mr
integer prflag,itnum,itmax

itnum = 0
prflag = 0
do while(prflag .EQ. 0)
vlnew = - ((P*vl**3)/a)+((p*b/a)+(R*T/a))*vl**2+b
if (abs(vlnew - vl) .LE. 0.00000000001) then
prflag = 1
elseif (itnum .GT. itmax) then
prflag = 2
else
itnum = itnum + 1
vl = vlnew
endif
enddo
write(*,*)'v liq (m3/mol) = ',vlnew

9
write(*,*)'prflag = ',prflag

vlfin = vlnew/(Mr*0.001)

return
end

- Gambar ulang plot fugasitas dan koefisien fugasitas sebagai fungsi tekanan tersebut
menggunakan persamaan yang menghubungkan koefisien fugasitas dengan suhu dan tekanan
yang diturunkan menggunakan persamaan keadaan (equation of state) van der waals.
Berdasarkan persamaan keadaan van der waals dan penurunan persamaan pada poin
sebelumnya, didapatkan persamaan yang menghubungkan koefisien fugasitas ( ) dengan
suhu dan tekanan yaitu

[ ]

Persamaan diatas berlaku untuk superheated steam pada berbagai tekanan sampai
sebelum mencapai tekanan jenuh nya dimana air untuk suhu 300oC adalah 8592,7 kPa.
Sedangkan untuk tekanan diatas maka fase berwujud cairan murni dan sifatsifat
ekstensif subcooled liquid sama dengan saturated liquid. Pada keadaan ini maka parameter Z
pada persamaan van der waals diganti nilainya berdasarkan persamaan ini

( )

Pada keadaan ini maka untuk mencari koefisien fugasitas nya menggunakan hubungan

- Menggambar Ulang Plot Fugasitas dan Koefisien Fugasitas Dengan Persamaan Keadaan
Van Der Waals.

Dengan mengetahui beberapa variabel berdasarkan info dari soal, diketahui nilai a =
0.5537 Pa (m3/mol)2 ; b = 0.0000305 m3/mol; R = 8.314 J/mol.K; T = 573.15 K; serta yang
bergantung pada nilai P dan didapatkan dari steam table, maka dengan kedua persamaan di
atas kita dapat menghitung nilai koefisien fugasitas pada tekanan P pada rentang
0 kPa 10000 kPa.

10
P T V Z ln
0 573.15 1 0
500 573.15 0.009444513 0.99093785 -0.009026074 0.991014539 495.478912
1000 573.15 0.004678368 0.98172731 -0.018125102 0.98203817 981.981253
1500 573.15 0.003089157 0.9723606 -0.027299598 0.973069668 1459.5188
2000 573.15 0.002294159 0.96282921 -0.036552248 0.96410772 1928.10071
2500 573.15 0.001816828 0.95312383 -0.045885923 0.955150917 2387.73325
3000 573.15 0.001498315 0.94323423 -0.055303701 0.946197743 2838.41958
3500 573.15 0.00127054 0.93314914 -0.064808891 0.937246563 3280.15937
4000 573.15 0.001099461 0.92285608 -0.074405059 0.928295603 3712.94848
4500 573.15 0.000966164 0.91234117 -0.084096061 0.919342939 4136.77855
5000 573.15 0.000859301 0.90158891 -0.093886076 0.910386472 4551.63646
5500 573.15 0.000771646 0.89058191 -0.103779653 0.901423901 4957.50382
6000 573.15 0.000698383 0.87930051 -0.113781764 0.8924527 5354.35625
6500 573.15 0.000636173 0.86772238 -0.123897858 0.883470076 5742.16256
7000 573.15 0.000582632 0.85582198 -0.134133944 0.874472927 6120.88385
7499 573.15 0.000536005 0.84356985 -0.144496676 0.865457789 6490.47223
7999 573.15 0.000494977 0.83093174 -0.154993471 0.856420769 6850.86947
8499 573.15 0.000458537 0.81786741 -0.165632642 0.847357461 7202.00515
8587 573.15 0.000452557 0.81552856 -0.167514113 0.845764681 7262.63355
9000 573.15 7.66259E-05 0.00664014 3.012455659 0.812335864 7311.01895
9500 573.15 7.88784E-05 0.0151131 2.223099965 0.776123712 7373.22804
10000 573.15 8.11679E-05 0.02406542 1.790765656 0.743961861 7439.53192

11
Sehingga apabila diplot dalam grafik menjadi sebagai berikut:

Grafik Fugasitas dan Koefisien Fugasitas vs P


(Van der Waals EOS)
8000 1

7000 0,9

6000
0,8

5000
0,7
f (kPa)

4000


0,6
3000

0,5
2000

1000 0,4

0 0,3
0 2000 4000 6000 8000 10000
P (kPa) Psat

P sat Fugasitas vs P

- Berikut data-data yang dimasukan di dalam FORTRAN :

12
Berikut hasil yang diperoleh dari menjalankan FORTRAN dengan memasukan data-data
sebelumnya

Nilai Psat pada suhu 300oC berdasarkan program yang dijalankan pada FORTRAN adalah
13322,553 Pa. Hal tersebut cukup berbeda jauh jika dibandingkan perhitungan pada data dari
hasil steam table (sebesar 8592,7 Pa). Perbedaan tersebut dikarenakan nilai parameter A dan
B pada persamaan Van der Waals bernilai konstan sehingga menghasilkan data yang jauh
berbeda.

13
DAFTAR PUSTAKA

Boles, M.A., Cengel, Y.A., 2002. Thermodynamics: An Engineering Approach. New York:
McGraw-Hill

Smith, J.M., Van Ness, dan Abbott. 2001. Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 6th edition. New York: McGraw Hill.

14

Вам также может понравиться