Вы находитесь на странице: 1из 15

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL DAN PERANGKAT LUNAK SAP

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. PARTNER GLOBAL INDUSTRI


Nama Mahasiswa :
Khoridah Umami Vega Vickya
Kontributor:
Tony Susilo Wibowo, SE, M.Pd. MSM

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
khoridah.vickya@gmail.com

ABSTRACT
This study attempts to test the influence of communication interpersonal, and software SAP
on performance workers in PT. Partner Global Industri. Several variables analysis as a factor that
influences the performance , the communication interpersonal (X 1), and software SAP (X2). The
population research is all employees PT. Partner Global Industri about 65 people and samples from
44 the criteria perngkat software SAP users.
According to the analysis of data concluded that is the communication simultaneously
between interpersonal, and software SAP on performance employees. This outcome evidenced by the
testing of hypotheses uji f worth f-hitung of 356,007 and value significantly by 0,000. While testing a
partial shows that masing-masing variable influences performance by value of 8,364 and value
significantly by 0,000 on a communication interpersonal, and devices sap of 2,035 and value
significantly by 0,048.
Keywords : Communication Interpersonal, SAP Software, Employee Peformance
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komunikasi interpersonal, dan perangkat lunak
SAP terhadap kinerja karyawandi PT. Partner Global Industri. Beberapa variabel dianalisa sebagai
faktor yang mempengaruhikinerja,yaitu komunikasi interpersonal (X1), dan perangkat lunak SAP
(X2). Populasi penelitian ini adalah semua karyawan PT. Partner Global Industri sebanyak 65 orang
dan sampel sebanyak 44 orang dengan kriteria pengguna perngkat lunak SAP.
Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secarasimultan antara
komunikasi interpersonal, dan perangkat lunak SAP terhadap kinerja karyawan. Hasil ini dibuktikan
dengan pengujianhipotesis menggunakan ujif dengan nilai f-hitung sebesar 356,007 dan nilai
signifikansebesar 0,000. Sedangkan pengujian secara parsial menunjukkan bahwa masing-
masingvariabel berpengaruh terhadap kinerja dengan nilai sebesar 8,364 dan nilai signifikan sebesar
0,000 pada komunikasi interpersonal, dan perangkat SAP sebesar 2,035 dan nilaisignifikan sebesar
0,048.
Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Perangkat Lunak SAP, Kinerja Karyawan.

PENDAHULUAN
Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi akhir-akhir ini
dirasakan semakin pesat. Dalam berinteraksi, manusia sering dipertemukan satu sama lainnya dalam
suatu wadah baik formal maupun informal. Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih
secara langsung atau tatap muka sering disebut dengan komunikasi interpersonal. Aktivitas
komunikasi di perkantoran senantiasa disertai dengan tujuan yangingin dicapai sesama dalam
kelompok dan masyarakat. Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara
berbagai subsistem dalam perkantoran.
Komunikasi interpersonal yang efektif telah lama dikenal sebagai salah satu dasar untuk
berhasilnya suatu organisasi. Peranan komunikasi yang efektif sangat diperlukan supaya dapat
memenuhi peran dan fungsinya perusahaan sebagai penyedia barang dan jasa yang berkualitas dan
bermanfaat bagi masyarakat.Peristiwa komunikasi dapat terjadi di mana, kapan dan oleh siapa saja.
Namun fokus dari tulisan ini ditujukan pada proses komunikasi antarpribadi (interpersonal) yang
terjadi di dalam setiap organisasi, baik itu organisasi formal maupun nonformal. Deddy Mulyana
(2008) Dengan bertambahnya orang yangterlibat dalam komunikasi, menjadi bertambahlah persepsi
orang dalam kejadiankomunikasi sehingga bertambah kompleks komunikasi tersebut.
Dengan pesatnya perkembangan IPTEK, dunia bisnis juga tidak kalah pesat
perkembangannya. Pemakaian komputer di kalangan perusahaan semakin marak,terutama didukung
dengan era kompetisi yang telah berubah darimonopoli menjadi pasar bebas. Secara tidak langsung,
perusahaan yang telah memanfaatkan teknologi komputer sangat efisien dan efektif dibandingkan
perusahaan yang sebagian prosesnya dikelola secara manual. Apabila ada perangkat keras (hardware)
maka ada pula perangkat lunak (software).
PT. Partner Global Industri merupakan salah satu perusahaan di bidang distributorand
general trading dengan produk utama berupa produk plastik jenis injection, thermo, dan spunbond.
PT. Partner Global Industri sendiri tidak dapat lepas dari nilai-nilai komitmen organisasi yang telah
ditanamkan kepada karyawannya. Dengan tujuan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan segala
perubahan yang akan terjadi di masa depan. Perubahan ini dimaksudkan untuk meningkatkan
komitmen guna mendukung kinerja karyawan. Perubahan terdekat yang terjadi di PT. Partner Global
Industriadalah terjadinya pergantian pimpinan pada tanggal 01 Maret 2016. Pergantian pimipan ini
tentu saja sedikit banyak akan memberikan dampak pada pola kinerja karyawan di PT. Partner Global
Industri, karena akan adanya perubahan sistem kerja yang menggunakan perangkat lunak SAP. Hal ini
akan menuntut sebuah pola adaptasi baru dari para karyawan terhadap kebijakan baru tersebut. Peran
komunikasi interpersonal yang baik dari pimpinan baru ini terhadap karyawan tentu saja akan sangat
mempengaruhi diterimanya pesan yang dibawa dalam kebijakan strategis tersebut, karena komunikasi
yang baik akan menciptakan situasi kerja yang kondusif dan nyaman bagi seluruh karyawan.
Sehingga, kebijakan baru tadi akan diterima dengan baik dan tidak akan menimbulkan gejolak di
kalangan karyawan PT. Partner Global Industri.
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Partner
Global Insdustri?
2. Apakah perangkat lunak SAP berpengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Partner Global
Industri?
3. Apakah komunikasi interpersonal dan perangkat lunak SAP berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. Partner Global Industri?

TUJUAN
Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan PT. Partner
Global Industri
2. Untuk mengetahui pengaruh perangkat lunak SAP terhadap kinerja karyawan PT. Partner
Global Industri
3. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi interpersonal dan perangkat lunak SAP terhadap
kinerja karyawan PT. Partner Global Industri

MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi untuk membantu para pengelola atau
pemilik perusahaan dalam mengambil keputusan dengan penggunaan perangkat lunak dan untuk
mendapatkan kinerja perusahaan yang optimal.
2. Bagi peneliti
a. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang dunia bisnis serta dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan.
b. Penelitian ini memberikan manfaat empiris kepada peneliti, khususnya dalam hal
pengaruh perangkat lunak dan komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan
3. Bagi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
a. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di
Universitas PGRI Adi Buana Surabaya dengan membuat laporan penelitian secara ilmiah
dan sistematis.
b. Memberikan sebuah kontribusi untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang perangkat
lunak, komunikasi interpersonal, kinerja,dan juga memberikan literatur tambahan dalam
studi ilmu manajemen sumber daya manusia.

TELAAH PUSTAKA
Penlitian terdahulu
1) Penelitian yang dilakukan Ananda Rosetika (2011) dengan judul Pengaruh Kualitas Software
Aplikasi PUT09 terhadap Kinerja OperatorKomputer pada BPS Kabupaten Sumedang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas aplikasi yang digunakan oleh BPS Kabupaten
Sumedang, tanggapan operator atas implementasi Aplikasi PUT09, kinerja operator dalam
penggunaan Aplikasi PUT09, dan menguji pengaruh Kualitas Aplikasi PUT09 terhadap kinerja
operator komputer. Penelitian ini dibuktikan dibuktikan dengan hasil analisis data diperoleh nilai
dari koefisien korelasi sebesar 66,25% sedangkan dari sig (2-tailed) atau signifikasi sebesar
33,75%. Dari korelasi diatas mmenunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
Kualitas aplikasi PUT09 yang digunakan dalam pengolahan data usaha tani di BPS Kabupaten
Sumedang sudah masuk kedalam taraf baik kualitasnya dan ada Kualitas Aplikasi PUT09
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja operator komputer di BPS Kabupaten
Sumedang.
2) Wahyu Widodo (2013) meneliti pengaruh aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM)
terhadap kinerja karyawan pada Usaha Kecil Menengah (UKM) bidang usaha warung internet
(warnet) yang menggunakan sistem informasi biling yang bersifat wajib (mandatory) di kota
Malang. Di analisis data memberikan gambaran bahwa variabel Kualitas Sistem dan Kualitas
Informasi terhadap variabel Kepuasan Pengguna
3) Reindy Gustyawan,Yuliani Rachma Putri (2013) mahasiswi program studi ilmu komunikasi
dengan judul Pengaruh Komunikasi Interpersonal terhadap Kinerja Karyawan di Divisi
Sekretaris Perusahaan PT. Dirgantara Indonesia. penilitian ini membahas tentang pengaruh
komunikasi interpersonal terhadap kinerja karyawan di Divisi Sekretaris Perusahaan PT.
Dirgantara Indonesia.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal
sangat menentukan hasil kinerja karyawan.
Landasan teori
Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Dessler (2010) manajemen sumber daya manusia merupakan kebijakan dan latihan
untuk memenuhi kebutuhan karyawan atau aspek-aspek yang terdapat dalam sumber daya manusia
seperti posisi manajemen, pengadaan karyawan atau rekrutmen, penyaringan, pelatihan, kompensasi,
dan penilaian prestasi kerja karyawan.
Sedangkan manajemen sumber daya manusia menurut Bohlarander dan Snell (2010) adalah
ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam perusahaan, membuat pekerjaan,
kelompok kerja, mengembangkan para karyawan yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi
suatu pendekatan untuk dapat mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada
mereka atas usahanya dan bekerja.
Dari dua pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia
adalah serangkaian kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pegawasan atas
pelaksanaan tujuan dari suatu perusahaan.
Komunikasi Interpersonal
Peristiwa komunikasi dapat terjadi di mana, kapan dan oleh siapa saja. Namun fokus dari
tulisan ini ditujukan pada proses komunikasi antarpribadi (interpersonal) yang terjadi di dalam setiap
organisasi, baik itu organisasi formal maupun nonformal. Menurut Daryanto (2011), Salah satu jenis
komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi. Mulyana (2013) berpendapat bahwa komunikasi interpersonal atau komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal.
Berbeda dengan Menurut Arny (2015) komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi
di seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya diantara dua orang yang dapat
langsung diketahui sebalikanya.
Proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau
biasanya diantara dua orang yang dapat langsung diketahui feedback. Komunikasi interpersonal
merupakan format komunikasi yang paling sering dilakukan oleh semua orang dalam hidupnya
definisi komunikasi interpersonal menurut (Arni Muhammad 2011).
Berikut adalah komponen atau hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik
menurut Edi Harapan dan Syarwani Ahmad, (2014) :
Sumber (source)
Pesan (message)
Media / Saluran (chanel)
Penerima (receiver)
Efek (Effect)
Terdapat banyak tujuan yang ada dalam komunikasi interpersonal. Tujuan komunikasi
interpersonal tidak perlu disadari pada saat terjadinya pertemuan dan juga tidak perlu ditanyakan.
Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak disadari dan boleh disengaja atau tidak disengaja. Diantara
tujuan-tujuan itu adalah sebagai berikut (Arni, 2011) :
Menemukan diri sendiri
Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila kita
terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain kita belajar banyak sekali tentang diri
kita maupun orang lain
Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih banyak tentang diri kita
dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Hal ini menjadikan kita memahami lebih baik
dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain
Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan
dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam komunikasi interpersonal
diabdikan untuk membentuk dan menjaga hubungan dengan orang lain.
Merubah Sikap dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita gunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan
pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara tertentu. Kita lebih
sering membujuk melalui komunikasi interpersonal dari pada komunikasi media massa.
Untuk Bermain dan Kesenangan Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan
utama adalah mencari kesenangan. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu
dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks dari
semua keseriusan dilingkungan kita.
Untuk Membantu Ahli-ahli kejiwaan,
ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi interpersonal dalam kegiatan
profesional mereka mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain
dalam interaksi interpersonel kita sehari-hari. Apakah profesional atau tidak profesional,
keberhasilan memberikan bantuan tergantung kepada pengetahuan dan keterampilan komunikasi
interpersonal
Perangkat Lunak
Komputer tidak akan lepas dari perangkat lunak (software) karena merupakan salah satu
bagian terpenting dari komputer itu sendiri. Perangkat lunak telah tumbuh dengan sangat pesat
semenjak beredarnya komputer personal di pasaran. Perangkat lunak (software) merupakan program
yang berisi perintah perintah untuk melakukan pengolahan data menurut Jogiyantodalam (Budiman,
Asri, 2016). Dari uraian diatas dijelaskan bahwa perangkat lunak yang mengoperasikan perangkat
keras.
Perangkat lunak sesungguhnya adalah program. Sebagaimana telah anda ketahui, program
adalah deretan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan komputer sehingga komputer dapat
melakukan tindakan sesuai yang dikehendaki pembuatnya. Dalam hal ini, pembuatnya telah mengatur
komputer sehingga komputer memenuhui kebutuhan pemakai. Program umumnya di buat oleh vendor
perangkat lunak (misalnya Microsoft) ataupun perseorangan (Abdul Kodir, 2013).
Pengelompokan jenis-jenis perangkat lunak menurut Abdul Kodir (2013) berdasarkan
fungsinya, perangkat lunak dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu perangkat lunak aplikasi dan
perangkat lunak sistem.
Perangkat lunak aplikasi (application software) adalah program yang biasa dipakai oleh
pemakai untuk melakukan tugas tugas spesifik; misalnya untuk membuat dokumen,
memanipulasi foto, atau membuat laporan keuangan.
Perangkat lunak sistem (system software, kadangkala disebut perangkat lunak pendukung atau
support software) adalah program yang digunakan untuk mengontrol sumber daya komputer,
seperti CPU dan peranti masukan/keluaran. Kedudukan program ini adalah sebagai perantara
antara program aplikasi dan perangkat keras komputer. Contoh perangkat lunak sistem yaitu
sistem operasi (misalnya Windows dan Linux).
Untuk memperoleh aplikasi perangkat lunak, perusahaan memiliki enam cara atau opsi, cara tersebut
adalah sebagai berikut (Rainer dan Cegielski, 2011):
Buy the applications (off the self approach) Fitur-fitur standar yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam aplikasi IT biasanya bisa ditemukan di banyak perangkat lunak komersil.
Namun cara ini akan tidak efisien baik dalam segi biaya maupun waktu. Karena akan dibutuhkan
biaya yang besar dan waktu yang banyak untuk dapat menyesuaikan perangkat lunak dengan
aplikasi maupun sistem yang telah digunakan dalam perusahaan.
Lease The Applications Dibandingkan dengan opsi membeli dan opsi membangun sendiri,
opsi lease ini dapat lebih menghemat waktu maupun biaya. Namun tentu leased packaged ini
sama saja seperti opsi membeli diatas, tidak sepenuhnya pas dengan aplikasi perusahaan yang
dibutuhkan. Meskipun vendor perangkat lunak biasanya memasukan fitur-fitur yang banyak
dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan.
SAP (System Application and Product in data processing ) adalah suatu software yang
dikembangkan untuk mendukung suatu organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
secara lebih efisien dan efektif. SAP merupakan software Enterprise Resources Planning (ERP),
yaitu suatu tools dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan
berbagai aktivitas sehari-hari. SAP terdiri dari sejumlah modul aplikasi yang mempunyai
kemampuan mendukung semua transaksi yang perlu dilakukan suatu perusahaan dan tiap aplikasi
bekerja secara berkaitan satu dengan yang lainnya. Semua modul aplikasi di SAP dapat bekerja
secara terintegrasi/terhubung yang satu dengan lainnya di dalam lingkup satu perusahaan.
Kinerja karyawan
Menurut Sinambela, (2011), mengemukakan bahwa kinerja merupakan kemampuan pegawai
dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab kinerja ini akan
diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Kreitner dan Kinicki (2010), Manajemen kinerja merupakan siklus berkelanjutan dalam
memperbaiki kinerja dengan penetapan tujuan, umpan balik, penghargaan dan penguatan positif.
Cascio (2013), mengatakan bahwa manajemen kinerja adalah suatu proses yang luas yang
memerlukan seorang pemimpin yang mampu mendefinisikan suatu pekerjaan, memfasilitasi, dan
mendorong kinerja dengan mengusahakan umpan balik tepat waktu dan secara konstan memfokuskan
perhatian setiap orang pada sasaran tugas akhir.
Menurut Moeheriono (2012) adalah sebagai berikut : Kinerja berasal dari kata-kata job
performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang
karyawan. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam
suatu organisasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas
tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kemampuan
seseorang yang dicapai dalam tugas, suatu kegiatan, atau kerja yang dilakukannya dalam kurun waktu
tertentu .
Evaluasi kinerja dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap hasil kerja atau prestasi kerja
yang diperoleh organisai, tim atau individu. Evaluasi kinerja akan memberikan umpan balik terhadap
tujuan dan sasaran kinerja, perencanaan dan proses pelaksanaan kinerja. Evaluasi kinerja dapat pula
dilakukan terhadap proses penilaian, review dan pengukuran kinerja. Atas dasar evaluasi kinerja dapat
dilakukan langkah-langkah untuk melakukan perbaikan kinerja di waktu yang akan datang
Metode pengukuran kinerja dapat dinilai dengan menggunakan beberapa metode yang
dikategorikan dalam empat kelompok, antara lain :
1. Metode Penilaian Kategori
Metode yang paling sederhana dalam penilaina kinerja adalah metode penilaian kategori,
yang meminta para manajer memberi nilai untuk tingkat-tingkat kinerja karyawan dalam formulir
khusus yang dibagi dalam ketegori kinerja. Skala penilaian grafik dan daftar periksa (checklist)
merupakan cara umum dalam metode penilaian kategori.
2. Metode Perbandingan
Metode perbandingan menuntut para manajer untuk secara langsung membandingkan kinerja
karyawan mereka satu sama lain. Sebagai contoh, seorang operator pemasukan data akan
dibandingkan dengan para operator lainnya oleh atasannya. Teknik perbandingan ini mencakup
antara lain pemberian peringkat, perbandingan berpasangan, atau distribusi yang normal.
3. Metode Naratif
Para manajer dan spesialis Sumber Daya Manusia kadang-kadang diminta untuk memberikan
informasi penilaian tertulis. Dokumentasi merupakan inti dari metode kejadian kritis, esai, dan
metode tinjauan lapangan. Catatan-catatan ini lebih mendeskripsikan tindakan karyawan
daripada mengindikasikan suatu penilaian yang sebenarnya.
4. Metode Tujuan/Perilaku
Dalam usaha untuk mengatasi beberapa kesulitan dari metode-metode yang baru saja
dijelaskan, beberapa perilaku yang berbeda juga sudah digunakan. Pendekatan perilaku ini cukup
menjanjikan untuk beberapa situasi dalam usaha mengatasi beberapa persoalan dalam metode
lainnya
Kontribusi hasil penilaian merupakan suatu yang sangat bermanfaat bagi perencanaan
kebijakan organisasi.secara terperinci, penilaian kinerja bagi organisasi adalah:
a) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
b) Perbaikan kinerja
c) Kebutuhan latihan dan pengembangan
d) Pengambilan keputusan dalam hal penempatan promosi, mutasi, pemecatan, pemberhentian,
dan perencanaan tenaga kerja
e) Untuk kepentingan penelitian pegawai
f) Membantu diagnosis terhadap kesalahan desain pegawai.
METODELOGI PENELITIAN
Kerangka konseptual
Dari penjelasan dan kajian teori, peneliti membuat kerangka konseptual. Kerangka konsep
merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau
menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka
konseptual yang digambarkan oleh peneliti seperti dibawah ini :

Gambar
Kerangka Konseptual

Keterangan:
= Pengaruh Parsial
= Pengaruh Simultan
H1 = Hipotesis 1
H2 = Hipotesis 2
H3 = Hipotesis 3
Dari kerangka konsep diatas dapat memberikan struktural dalam penelitian ini variabel
bebasnya, yaitu komunikasi interpesonal, dan perangkat lunak SAP. Sedangkan variabel terikat dalam
penelitian ini adalah kinerja karyawan. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tentang
pengaruh komunikasi interpersonal dan perangkat lunak SAP terhadap kinerja karyawan
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat yang
ditegakkan, kepastian. Artinya, hipotesa merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam
rangka kegiatan ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berfikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah.
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang diajukan oleh
peneliti adalah sebagai berikut :
H1 : Komunikasi interpesonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan
H2 : Perangkat lunak SAP berpengaruh terhadap kinerja karyawan
H3 : Komunikasi interpesonal dan perangkat lunak SAP secara simultan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan

Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan dari
PT. Partner Global Industri sejumlah 65 orang.
Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan dari
PT. Partner Global Industri sejumlah 65 orang.

Variabel dan definsi operasional


Adapun definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Komunikasi Interpersonal (X1)
Menurut Arny (2011) komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di
seseorang dengan paling kurang seorang lainya atau biasanya diantara dua orang yang dapat
langsung diketahui sebaliknya Indikator Variabel:
Keterbukaan
Dukungan
Empathy
Kepositifan
Kesamaan
2. Perangkat Lunak SAP (X2)
Perangkat lunak (software) proses pengembangan perangkat lunak dan produk yang
dihasilkan. Pengukuran perangkat lunak ini tentu berorientasi akhir ke bagaimana suatu
perangkat lunak dapat dikembangkan sesuai dengan yang diharapkan oleh pengguna. Dari sudut
pandang produk, pengukuran dapat dilakukan dengan berikut ini menurut McCall dalam Imam
Yuadi (2013):
Ketepatan (correctness)
Keandalan (reliability)
Efisiensi (efficiency)
Kegunaan (usability)
Perbaikan (maintenability)
3. Kinerja Karyawan (Y)
MenurutKreitner dan Kinicki (2010), Manajemen kinerja merupakan siklus berkelanjutan dalam
memperbaiki kinerja dengan penetapan tujuan, umpan balik, penghargaan dan penguatan positif.
Dalam penelitian kali ini menggunakan indikator kinerja yang dikemukakan oleh Mathis dan
Jackson (2011) sebagai berikut:
Kuantitas
Kualitas
Ketepatan waktu
Efektifitas
Kehadiran
Instrumen penelitian
Alat pengumpulan data
1) Kuesioner
Merupakan angket yang disusun secara terstruktur guna menjaring data, sehingga diperoleh
data akurat berupa tanggapan langssung responden. Tujuan dibuatnya kuesioner (angket) untuk
memperoleh informasi yang relevan dalam penelitian (Sani dalam Maharani, 2013:65).
Kuesioner ini bersifat tertutup yaitu pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden
dibatasi dalam memberikan jawaban pada beberapa alternative saja atau pada satu jawaban saja.
Sedangkan penyusunan skala pengukuran digunakan metode Likert Summated Ratings (LSR).
2) Dokumentasi
Dalam penelitian ini data yang diambil dengan metode dokumentasinya itu sejarah
perkembangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, jumlah seluruh karyawan. (Sani
dalam Masyhuri, 2010).
Teknik analisa data
Teknik analisis data merupakan bagian yang harus ditentukan selama melakukan penelitian ini.
Dalam penelitian initeknikpenelitian yang digunakan adalah teknik analisis statistik dengan
menggunakan program SPSS (Statistic Program for Social Science) version 22.0. Adapun langkah
yang dilakukan sebagai berikut :
Pengujian Instrumen Penelitian
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun berpengaruh
pada besar tidaknya dan sangat menentukan bermutu tidaknya hal penelitian. Baik buruknya
instrument penelitian ditunjukkan oleh tingkat kesalahan (validity) dan keandalan (reability).
Uji Validitas.
Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini menggunakan batasan dengan syarat minimum
apabila koefisien korelasi r = 0,3, jadi apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari
0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan Tidak Valid.
Uji Reliabilitas.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan
hasil ukur yang terpercaya. Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
batasan 0,6.
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan sebelum peneliti melakukan ujiregresi, Pengujian ini
dilakukan untuk memperoleh keyakinan bahwa penggunaan model regresi menghasilkan estimator
linear yang tidak bias (Gujarati dalam Wahyu Widarjo, 2010). Pengujian asumsi klasik dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2011: 160-164), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang
digunakan untuk menguji normalitas adalah menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Jika nilai
signfikan dari hasil uji kolmogrov-smirnove 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya
terdistribusi tidak normal.

Uji Multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2011: 105-106), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi ditemukanadanya hubungan (korelasi) antarvariabel bebas.
Multikolinearitas dapat dilihat dari korelasi antara masing-masing variabel independen. Jika antar
variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (di atas 0,90), hal tersebut mengindikasikan
bahwa adanya multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di
antara variabel independen. Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance
Inflation Faktor (VIF). Toleransi mengukur variabilitas variabel independen yang tidak
dijelaskan oleh variable independen lainnya. Dasar pengambilan keputusan adalah
sebagaiberikut:
1) Jika nilai toleransi di atas 0,1 dan nilai VIF di bawah 10 makatidak terjadi masalah
multikolinearitas, artinya model regresitersebut baik.
2) Jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF di atas 10,maka terjadi masalah
multikolinearitas, artinya model regresitersebut tidak baik.
Uji Heteroskedastisitas
Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak di
antara data pengamatan dapat dijelaskan dengan menggunakan koefisien signifikansi. Koefisien
signifikansi harus dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang ditetapkan sebelumnya (5%).
Apabila koefisien signifikansi lebih besardari tingkat signifikansi yang ditetapkan, maka dapat
disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas (homoskedastisitas). Jika koefisien signifikansi
lebih kecil dari tingkat signifikansi yang ditetapkan, makadapat disimpulkan terjadi
heteroskedastisitas.
Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi serangkaian
data observasi yang diurutkan menurut waktu (time series) atau ruang (cros section). Hal ini
mempunyai arti bahwa suatu tahun tertentu di pengaruhi oleh tahun sebelumnya atau dipengaruhi
oleh time seriesdan cross section menyebabkan uji F dan uji t menjadi tidak lagi efisien atau
varians tidak lagi maksimum. Untuk mengetahui ada atau tidaknya auto korelasi dapat dilakukan
uji Durbin Watson dengan ketentuan (Alghifari, 2000)
Dimana apabila:
1. D-W < 1,08 = ada autokorelasi
2. 1,08 D-W 1,66 = tanpa kesimpulan
3. 1,66 D-W 2,34 = tidak ada autokorelasi
4. 2,34 D-W 2,92 = tanpa kesimpulan
5. D-W> 2,92 = ada autokorelasi.

Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antar variabel
independen terhadap variabel dependen. Analisis Regresi Berganda pada penelitian ini data diolah
dengan bantuan program SPSS. Model persamaan regresi linier berganda yang akan diteliti dalam
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
Y = + 1X1+ 2X2+

Uji Hipotesis
Uji t
Menurut Sugiyono (2013) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu
variabel penjelas secara individual alam menerangkan variasi variabel terikat.
Uji f
Pada pengujian secara simultan akan diuji pengaruh kedua variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Untuk menjawab tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka dilakukan analisis data dengan
menggunakan program SPSS versi 22.0. Berikut Tahap-tahap analisis data yang dilakukan :
Uji Instrumen
Uji coba instrument dilakukan untuk mengetahui apakah instrument yang disusun
berpengaruh pada besar tidaknya dan sangat menentukan bermutu tidaknya hal penelitian. Baik
buruknya instrument penelitian ditunjukkan oleh tingkat kesalahan (validity) dan keandalan
(reability).
Uji Validitas.
Untuk mengukur validitas dalam penelitian ini menggunakan batasan dengan syarat minimum
apabila koefisien korelasi r = 0,3, jadi apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari
0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan Tidak Valid.
Uji instrumen yang telah dilakukan dengan menggunakan seluruhresponden yangberjumlah 150.Hasil
dari analisis dipaparkan seperti tabel di bawah ini :
Tabel Uji Validitas
Correlat Keteran
Item Sig.
ion gan
Komunikasi Interpersonal (X1)
X1_1_1 ,695** 0,000 Valid
X1_1_2 ,865** 0,000 Valid
**
X1_2_1 ,795 0,000 Valid
**
X1_2_2 ,929 0,000 Valid
**
X1_3_1 ,929 0,000 Valid
**
X1_3_2 ,865 0,000 Valid
X1_4_1 ,802** 0,000 Valid
**
X1_4_2 ,743 0,000 Valid
**
X1_5_1 ,556 0,000 Valid
**
X1_5_2 ,720 0,000 Valid
Perangkat Lunak SAP(X2)
X2_1_1 ,842** 0,000 Valid
**
X2_1_2 ,854 0,000 Valid
**
X2_2_1 ,873 0,000 Valid
**
X2_2_2 ,854 0,000 Valid
**
X2_3_1 ,771 0,000 Valid
X2_3_2 ,903** 0,000 Valid
**
X2_4_1 ,896 0,000 Valid
**
X2_4_1 ,837 0,000 Valid
**
X2_5_1 ,761 0,000 Valid
**
X2_5_2 ,861 0,000 Valid
Kinerja Karyawan(Y)
Y1_1_1 ,973** 0,000 Valid
**
Y1_1_2 ,973 0,000 Valid
**
Y1_2_1 ,973 0,000 Valid
**
Y1_2_2 ,973 0,000 Valid
Y1_3_1 ,864** 0,000 Valid
**
Y1_3_2 ,973 0,000 Valid
**
Y1_4_1 ,864 0,000 Valid
**
Y1_4_2 ,769 0,000 Valid
**
Y1_5_1 ,973 0,000 Valid
Y1_5_2 ,558** 0,000 Valid
Sumber :Lampiran Output SPSS Pengujian Instrumen, data diolah.
Uji Reliabilitas.
Pengukuran yang memiliki reliabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan
hasil ukur yang terpercaya. Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan
batasan 0,6.

Tabel Uji Reliabilitas


Variabel Nilai alpha Nilai Keterangan
Cronbach Kritis
Komunikasi Interpersonal (X1) ,934 0,6 Reliabel
Perangkat Lunak SAP (X2) ,956 0,6 Reliabel
Kinerja Karyawan (Y) ,973 0,6 Reliabel
Sumber :Lampiran Output SPSS Pengujian Instrumen, data diolah

Uji Asumsi Klasik


Hasil pengujian uji asumsi klasik menggunakan program SPSS Versi 22.0 sebagai berikut :
Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel
dependent, variabel independent, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dari
hasil pengujian diperoleh nilai asymp.sig sebesar 0,187 (0,187> 0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua data berdistribusi normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas (independen). dari hasil pengujian diperoleh nilai VIF untuk variabel
komunikasi interpersonal (X1) sebesar 6,748 (6,748< 10) dan perangkat lunak SAP (X 2) sebesar
6,748 (6,748< 10), dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa regresi linier berganda yang
digunakan dalam penelitian ini bebas dari multikolinieritas.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsiklasik
autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan
lain pada model regresi. Dari hasil pengujian diperoleh nilai DW (Durbin-Watson) sebesar 2,031
(berada diantara 1,55 2,46) berarti regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini tidak
terkena autokorelasi
Uji Heterokedasititas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.Pada gambar
Scatterplot dibawah terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu
yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak
terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Gambar Uji Heteroskedastisitas


Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah mengetahui nilai dari masing-masing variabel, maka langkah selanjutnya yaitu
melakukan analisis regresi linier berganda. Tujuan dari dilakukannya analisis regresi linier berganda.
Untuk mempermudah perhitungan akan digunakan software SPSS versi 22.0, sehingga diperoleh
output sebaga berikut:
Tabel
Tabel uji regresi linier berganda
Variabel Unstandardized t hitung Sig. Ket
Coefficients (B)
Constant -1,805 -1,180 ,245
Komunikasi 8,364 Signifikan
Interpersonal ,928 ,000
Perangkat Lunak SAP ,200 2,035 ,048 Signifikan
R = 0.972
R Square = 0.946
F hitung = 356,007
Sig. F = 0,000
= 0,05
Keterangan:
- jumlah data : 44
- Dependen variabel : Kinerja Karyawan
Sumber : Lampiran uji regresi linier berganda

Berdasarkan tabel dapat diketahui model regresinya dari keempat variabel sebagai berikut :
Y = -1,805 + 0,928X1 + 0,200 X2+ e
Berdasarkan hasil persamaan yang diperoleh dapat dijelaskan makna dan arti dari koefisien
regresi sebagai berikut :
1. Dari persamaan tersebut, nilai konstanta adalah -1,805. Menunjukkan bahwa jika variabel
bebas komunikasi interpersonal (X1) dan perangkat lunak SAP (X2) sama dengan nol, maka
prestasi kerja (Y) akan sebesar -1,805 satuan.
2. Koefisien regresi komunikasi interpersonal sebesar 0,928, menunjukkan besarnya pengaruh
variabel komunikasi interpersonal terhadap variabel kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda
positif menunjukkan variabel komunikasi interpersonal berpengaruh searah terhadap kinerja
karyawan.
3. Koefisien regresi perangkat lunak SAPsebesar 0,200, menunjukkan besarnya pengaruh
variabel perangkat lunak SAP terhadap variabel kinerja karyawan, koefisien regresi bertanda
positif menunjukkan variabel perangkat lunak SAP berpengaruh searah terhadap kinerja
karyawan.

Pengujian Hipotesis
Uji Parsial (Uji t)
1. Pengujian terhadap hipotesis 1 yang berbunyi komunikasi interpersonal berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji-t, yang bertujuan untuk
melihat hubungan secara parsial. Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat diketahui nilai t- hitung variabel
komunikasi interpersonal sebesar 8,364 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga
(0,000< 0,05). dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
2. Pengujian terhadap hipotesis 2 yang berbunyi perangkat lunak SAP berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji-t, yang bertujuan untuk melihat
hubungan secara parsial. Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat diketahui nilai t-hitung variabel
perangkat lunak SAP sebesar 2,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,048 sehingga (0,048<
0,05). Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Uji Simultan (Uji f)
Pengujian terhadap hipotesis 3 yang berbunyi komunikasi interpersonal dan perangkat lunak
SAP secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Pengujian hipotesis ini menggunakan
uji-f, yang bertujuan untuk melihat hubungan secara simultan. Berdasarkan tabel 5.8 diatas dapat
diketahui nilai f-hitung sebesar 356,007 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 sehingga (0,000<
0,05). Dari hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Pembahasan hasil penelitian
1. Hasil pengujian hipotesis 1 yang berbunyi Ada pengaruh komunikasi interpersonal secara
parsial terhadap kinerja karyawan PT. Partner Global Industrimenunjukkkan bahwa terdapat
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Partner Global Industri. Yang artinya bahwa
semakin tinggi pengaruh komunikasi interpersonal maka akan semakin besar kinerja karyawan
tersebut dari perusahaan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rendy Gustyawan (2013) yang menyatakan bahwa komunikasi
interpersonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Dirgantara Indonesia.
2. Hasil pengujian hipotesis 2 yang berbunyi Ada pengaruh perangkat lunak SAP secara parsial
terhadap kinerja karyawan PT. Partner Global Industri menunjukkkan bahwa terdapat pengaruh
positif terhadap kinerja karyawan PT. Partner Global Industri. Yang artinya bahwa semakin tinggi
pengaruh perangkat lunak SAP maka akan semakin besar kinerja karyawan tersebut dari
perusahaan. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ananda Rosetika (2009) yang menyatakan bahwa perangkat lunak PUT 09
berpengaruh terhadap kinerja operator BPS Kabupaten Sumedang.
3. Hasil pengujian hipotesis 3 yang berbunyi Ada pengaruh komunikasI interpersonal, dan
perangkat lunak SAP secara simultan terhadap kinerja karyawanPT. Partner Global IndustriDari
hasil tersebut maka hipotesisditerima yang artinya bahwa komunikasi interpersonal, dan
perangkat lunak SAP berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan. Hasil pengujian
diatas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh komunikasi interpersonal, dan perangkat lunak
SAP secara simultan terhadap kinerja kayarawanPT. Partner Global Industri. komunikasi
interpersonal dan perangkat lunak SAP akan mempengaruhi kinerja karyawan pada perusahaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelaahan dan analisis secara statistik terhadap data-data yang diperoleh dalam rangka
menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka akhirnya penulis menyimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Komunikasi interpersonal berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil tersebut diperoleh
dari pengujian yang menggunakan uji-t, dimana hasil menyatakan bahwa hipotesis dapat
diterima dan terbukti kebenarannya.
2. Perangkat lunak SAP berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Hasil tersebut diperoleh dari
pengujian yang menggunakan uji-t, dimana hasil menyatakan bahwa hipotesis dapat diterima
dan terbukti kebenarannya.
3. Komunikasi interpersonal, dan perangkat lunak SAP berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
Hasil tersebut diperoleh dari pengujian yang menggunakan uji-f, dimana hasil menyatakan
bahwa hipotesis dapat diterima dan terbukti kebenarannya.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil, maka saran-saran yang dapat diajukan
yang berkaitan adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi interpersonal bagi suatu PT. Partner Global Industri antara pimpinan dan
karyawan memiliki manfaat yang besar. Dengan adanya komunikasi interpersonal yang baik
diantara kedua belah pihak, maka keinginan dan maksud dari keduanya dapat
ditumbuhkembangkan sehingga dapat terpenuhi. Oleh sebab itu, pembentukan dan
pengembangan intensitas komunikasi interpersonal secara positif perlu diberlakukan dalam suatu
PT. Partner Global Industri agar kepentingan dan keinginan antara pimpinan dan bawahannya
dapat saling terpenuhi.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana yang berkaitan dengan teknologi komputer, mengingat
perkembangan Sistem Informasi Manajemen yang berbasis komputer, serta Information
Technology (IT) yang semakin cepat perkembangannya.
3. Meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan jaringan telekomunikasi yang membantu dalam
menyelesaikan pekerjaan pegawai, sehingga akan lebih efektif dan efisien.
4. Melakukan pembinaan yang lebih intensif terhadap pegawai untuk senantiasa meningkatkan
kreativitas, motivasi, serta kedisplinan mereka dalam bekerja.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Syarwani & Harapan, Edi. 2014. Komunikasi antarpribadi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi). Jakarta : Rineka
Cipta
Arni , Muhammad. 2011. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara
Budyatna, Muhammad & Ganiem, Leila Mona. 2011. Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Cascio Weyne F. 2013, Managing Human Resorce Management Productivity, Quality of Work Life,
Profits, 9th edition, McGraw-Hill Irwin, New York America.
Daryanto. 2011. Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Sarana Tutorial Nurani Sejahtera.
Dessler,Gary.2010.ManajemenSumberDayaManusia(edisikesepuluh). Jakarta Barat : PT Indeks
Dharmayanti, dian. 2014. Penilaian Kualitas Perangkat lunak dan penerimaan penggunaan terhadap
perangkat lunak menggunakan faktor kualitas perangkat lunak MC Call model dan
Technology Acceptance Model (TAM). Jurnal: UNIKOM Bandung
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS 21. Edisi 7, Penerbit
Universitas Diponegoro, Semarang.
Harapan, Edi. 2014. Komunikasi Antar pribadi perilaku insani dalam organisasi pendidikan. Jakarta :
Rajawali Pers.
Kodir, Abdul 2013. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset
Lukiman, Renaldy H. 2016. Pengaruh penerapan sistem informasi akuntansi, pemanfaatan sistem
informasi, efektivitas penggunaan sistem informasi akuntansi, kepercayaan atas teknologi
sistem informasi akuntansi,dan teknologi informasi terhadap kinerja individu karyawan.
Jurnal
Mathis, Robert L dan Jackson. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat
McCall. 2013. Kualitas Perangkat Lunak. Imam Yuadi. Yogyakarta.
Moeheriono. 2012. Pengukuran kinerja berbasis kompetensi. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Cetakan ke 18. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013
Rahadi, Dedi Rianto. 2010. Manajemen Kinerja Sumber Daya Manusia. Malang : Tunggal Mandiri
Publishing
Rainer, K., & Cegielski, C. 2011. Introduction to Information System Enabling and Transforming
Business. USA: John Wiley & Sons, Inc.
Sinambela, Lijan Poltak, dkk. 2011. Kinerja Pegawai Teori Pengukuran dan Implikasi. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung : Alfabeta
Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Jakarta: Pustaka Setia

Вам также может понравиться