Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Cilacap merupakan daerah yang memiliki Sumber Daya Alam yang cukup
kaya, baik dari sektor kelautannya sampai dengan sektor pertanian. Bahkan
dengan kondisi geografisnya Cilacap masih termasuk daerah dengan kondisi tanah
yang subur, sehingga banyak lahan-lahan potensial yang dimanfaatkan untuk
budidaya pertanian maupun perkebunan dari tanaman padi, kacang, palawija,
karet, kelapa, rambutan, mangga semuanya tersebar diberbagai kecamatan yang
ada di Cilacap. Melihat potensinya yang begitu besar, Cilacap memiliki komoditas
tanaman yang dapat tumbuh diberbagai desa yaitu tanaman kelapa. Tanaman
Kelapa yang tumbuh di Cilacap merupakan jenis kelapa lokal yang sudah lama
tumbuh di sekitar masyarakat. Dengan banyaknya pohon kelapa ini dari zaman
nenek moyang sebagian masyarakat Cilacap yang juga hidup sebagai petani
mereka memanfaatkan pohon kelapa sebagai tambahan dari hasil pertaniannya.
Umumnya pohon kelapa yang ada di areal pekarangan rumah ada yang di
ambil buahnya dan juga niranya. Buahnya biasanya dijual ke para pengepul
kelapa tua yang akan dikirim ke jakarta. Sedangkan niranya dimanfaatkan untuk
membuat gula jawa ataupun biasa masyarakat kita menyebutnya dengan gula
merah. Gula merah ini sudah banyak diproduksi dan hasilnya tidak sedikit jika
dikalkulasikan. Sesuai dengan judul diatas diatas bahwa, Cilacap surganya gula
kelapa. Di Cilacap ini kurang lebih ada sekitar 1000 penderes dengan asumsi
rendah setiap hari penderes mampu menghasilkan 10 kg gula merah, bisa kita
bayangkan ternyata Cilacap sudah mampu memproduksi gula sekitar 10 ton/hari.
Hasil yang tidak sedikit ini banyak terkumpul di berbagai titik potensial yang ada
di Cilacap. Perlu kita ketahui ternyata 10 ton/hari yang diproduksi dari para
penderes-penderes pohon kelapa ini masih belum mampu meningkatkan
kesejahteraan mereka. Hal ini dikarenakan gula yang mereka produksi selalu tidak
menghasilkan nilai ekonomis yang tinggi. Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Banjarnegara, Setiawan, mengatakan
Saat ini harga gula cetak di tingkat pengrajin berkisar antara Rp.7.000 hingga
Rp.9.000 perkilogram. Melalui pengolahan yang baik dapat menjadi gula semut,
harganya bisa mencapai Rp.11.000 hingga Rp 13.000 perkilogram dengan proses
yang hampir sama. Gula merah yang dihasilkan dari penderes di Cilacap ternyata
juga hanya dihargai sekitar 7.000 9.000/kg itupun masih harus dipotong dengan
cicilan hutang dan bunga yang harus mereka bayarkan ke tengkulak/pengepul
gula, keadaan ini sudah berlangsung cukup lama. Fenomena yang sangat
memprihatinkan daerah yang memiliki potensi besar belum mampu
mensejahterakan masyarakatnya. Melihat kondisi ini kita harus bangkit dari
keterpurukan, bahkan bagi kita tidak ada kata Mustahil untuk bisa maju dan
sejahtera selagi ada kemampuan serta inovasi pasti semuanya akan bisa
diwujudkan.
Untuk meningkatkan nilai ekonomis produk gula kelapa maka diperlukan
usaha yang kuat melalui berbagai tahapan, diantaranya :
1. Peningkatan SDM dalam pengelolaan manajemen usaha gula kelapa
2. Pembentukan Asosisasi Gula sebagai pendukung untuk menjalin
kemitraan antara penderes dengan pemerintah daerah maupun dengan
pengusaha secara langsung
3. Diversifikasi produk dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk
gula kelapa
4. Pembentukan koperasi gula kelapa
Dari tahapan-tahapan tersebut kita berharap adanya perubahan yang lebih
baik menuju kesejahteraan masyarakat. Bahkan saat ini pasaran gula jawa terus
meningkat, apalagi dengan adanya inovasi produk berbasis teknologi sudah
banyak tercipta produk-produk unggulan gula kelapa yang dimanfaatkan sebagai
bahan baku kecap, dodol/jenang, kue, brownis dan yang berkembang saat ini
menjadi produk gula kelapa kristal yang dibutuhkan sebagai komoditas ekspor.
Gula kristal/semut yang berasal dari nira kelapa memiliki keunggulan yaitu
berbentuk kristal dan kadar airnya yang rendah sehingga umur simpannya lebih
lama, serta dapat berfungsi sebagai pengganti gula pasir dengan kadar glisemik
yang rendah. Tingginya permintaan produk gula semut sampai saat ini belum
dapat dipenuhi dari berbagai sentra produksi baik yang ada di Yogyakarta,
Purworejo, Banyumas akibat kendala produksi, yakni kuantitas dan kualitas
produk yang tidak konsisten. Dengan melihat potensi kebutuhan pasar gula kelapa
kristal/semut yang begitu besar, sudah saatnya Cilacap juga mampu meningkatkan
kualitas produk gula kelapa menjadi gula kelapa kristal. Produk turunan gula
kelapa kristal ini dapat dikombinasikan dengan berbagai bahan herbal seperti,
jahe, temulawak, kunyit, kayu manis, kunyit putih maupun kulit manggis.
Kombinasi unsur herbal yang diolah bersama gula kelapa ini dapat tercipta produk
gula yang lebih berkhasiat baik untuk kesehatan tubuh. Bahkan dengan
Meningkatnya trend masyarakat kembali ke alam (back to nature) untuk obat
berbahan baku alami yang sehat, aman dan murah, mendorong terciptanya
berbagai inovasi produk herbal. Dari sini UKM di wilayah Cilacap sudah mampu
memproduksi berbagai produk-produk herbal, dengan sentuhan teknologi dan
inovasi produk maka gula kelapa kristal plus herbal juga dapat menjadi produk
yang bernilai ekonomis. Dengan semakin beragamnya produk turunan dari gula
kelapa ini dapat mendorong UKM maupun para penderes kelapa untuk
meningkatkan kuantitas maupun kualitas dari produk gulanya. Berikut ini produk
turunan dari gula kelapa yang sudah diproses dengan baik menjadi produk yang
bernilai ekonomis tinggi
GULA KELAPA CETAK GULA KELAPA KRISTAL/SEMUT
Sumber : Produk gula semut ihwah mandiri, Cipari
PUSTAKA
Setiawan, 2014. Gula semut memasuki pasar ekspor. Bappeda. Diakses dari :
http://www.radarbanyumas.co.id/. Banjarnegara.