Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BAB 1
PENDAHULUAN
terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi
Selain melakukan perawatan pada masa nifas juga diperlukan nutrisi yang
(2015) data Diantara resiko masa nifas terdapat dua hal yang paling sering
mengakibatkan kematian pada ibu nifas, yakni infeksi dan perdarahan. World
masih tinggi 500 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan Survei Demografi
di Indonesia masih berada pada angka 357 per 100.000 kelahiran hidup,
1
2
sedangkan pada tahun 2015 AKI menjadi 263 per 100.000 kelahiran
hidup.Secara nasional angka kejadian infeksi pada kala nifas mencapai 2,7%
tahun 2016 di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa Japanan Kemlagi
ibu yang berpendidikan rendah dan tidak bekerja sehingga sulit untuk
perineum adalah usia yang relatif masih muda dan masih mempunyai 1 anak
atau baru pertama kali mempunyai anak sehingga takut untuk melakukan hal-
hal yang belum pernah diketahui, dalam hal ini adalah perawatan luka
dan SMP dan hanya sedikit yang berpendidikan SMA, semakin rendah
diperolehnya, dan juga sulit untuk menerima informasi baik dari tenaga
predisposisi meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama,
Perawatan luka perineum dapat dilakukan, saat mandi, setelah buang air kecil,
dan Setelah buang air besar. Karena saat-saat itulah ibu melepaskan pembalut
sehingga perawatan luka perineum dapat dilakukan saat itu juga, kurangnya
yang berdampak pada terjadinya infeksi bekas luka perineum yang berujung
erat dengan kejadian infeksi nifas. Infeksi nifas merupakan salah satu
(Azzahra, 2013).
masyarakat, terkait dengan persalinan dan masa nifas. Ibu post partum selalu
menjaga kebersihan dan menjaga agar bekas luka perineum tetap kering
infeksi pada luka perineum. Perawatan perineum juga dapat dilakukan dengan
luka perineum pada ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa
pada ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa Japanan Kemlagi
Mojokerto?.
perineum pada ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa Japanan
Kemlagi Mojokerto
kesakitan dan angka kematian ibu pasca persalinan. Dan sebagai bahan
memberikan asuhan masa nifas di rumah pada ibu dengan luka perineum
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
dialami baik secara sengaja mAlipun tidak disengaja dan ini terjadi setelah
(Mubarok, 2007).
6
7
1. Know (Tahu) C1
2. Comprehension (Pemahaman)C2
3. Application (Penerapan) C3
prosedur materi yang telah dipelajari pada waktu, situasi atatu kondisi
sesungguhnya.
4. Analysis (Analisis) C4
5. Synthesis (Sintesis) C5
bagian kedalam satu bentuk keselarasan yang baru dengan kata lain.
6. Evaluasi (Evaluation) C6
(2007):
1. Pendidikan
orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
diperkenalkan.
9
1. Pekerjaan
langsung.
2. Umur
dan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik
3. Minat
lebih mendalam.
4. Pengalaman
6. Informasi
disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba-salah/coba-coba.
harus ada upacara selapanan dan turun tanah pada bayi, mengapa
ibu yang sedang menyusui harus minum jamu, mengapa anak tidak
pengetahuan.
kepada khusus.
2. Cara modern
yakni :
1. Baik : 76 - 100%
2. Cukup : 57 - 75%
2.2.1 Pengertian
Ruptur perineum spontan luka pada perineum yang terjadi karena sebab-
tanpa robekan sfingter ani sangat jarang dan tidak termasuk dalam
klasifikasi diatas
episiotomi rutin yang dilakukan tidak bermanfaat bagi ibu dan bayi, dan
dalam Boyle (2009), menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan
pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan; 28% karena episiotomi dan 29%
meningkatnya jumlah darah yang hilang dan risiko hematoma, sering meluas
baik, gawat janin, dan perlindungan kepala bayi prematur jika perineum
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang
suatu usaha untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa
atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka
2005).
penyakit dini, tahap penyakit lanjut, dan tahap akhir penyakit. Menurut
penyembuhan jaringan.
membran mukosa
mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau akibat dari
pencegahan (preventif) terhadap infeksi, karena pada akhir hari kedua nifas
1) Persiapan :
2) Cara merawatnya :
b) Washlap dibasahi dan buat busa sabun lalu gosokkan perlahan washlap
yang sudah ada busa sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan.
Jangan takut dengan rasa nyeri, bila tidak dibersihkan dengan benar
20
maka darah kotor akan menempel pada luka jahittan dan menjadi tempat
c) Bilas dengan air hangat dan ulangi sekali lagi sampai yakin bahwa luka
e) Kenakan pembalut baru yang bersih dan nyaman dan celana dalam yang
bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana dalam yang bisa
g) Konsumsi makanan bergizi dan berprotein tinggi agar luka jahitan cepat
sembuh. Makanan berprotein ini bisa diperoleh dari telur, ikan, ayam
dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang makanan, ibu boleh makan
h) Luka tidak perlu dikompres obat antiseptik cair tanpa seizin dokter atau
bidan.
Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu kurang
dari satu minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari jalan lahir, ibu
panas, dan luka jahitan bengkak kemerahan terasa sangat nyeri atau luka
jahitan bernanah.
21
dan jaringan otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan
berkurang. Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut bergerak
pembengkakan dan kemerahan. Asalkan luka bersih ibu tak perlu cemas.
(Wahyu, 2012)
2.3.1 Pengertian
Masa Nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai, dan
berakhir setelah kira kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genital baru
22
(Prawirohardjo, 2005).
sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari. Masa nifas
hitungan awam merupakan masa nifas. Masa ini penting untuk terus
1. Puerperium dini
Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
2. Puerperium intermedial
3. Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
(Suherni, 2009).
23
dirinya).
6) Pada fase ini, ibu lebih mudah tersinggung dan cenderung pasif
itu, ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gejala kurang tidur.
proses pemulihan ibu dan nafsu makan ibu juga sedang meningkat.
24
1) Pada fase Taking Hold ini, secara bergantian timbul kebutuhan ibu
pada bayinya).
secara langsung.
8) Untuk itu, pada fase ini sangatlah tepat bagi bidan/ perawat untuk
bayinya.
mengobservasi bayi.
(Jannah, 2011).
Perawatan saat masa nifas adalah perawatan kepada ibu yang sedang
fasilitas agar penyembuhan baik psikis maupun fisik dapat berjalan dengan
26
normal. Saat perawatan ini akan diamati berbagai hal diantaranya adalah
rahim harus kembali ke ukuran normal, membantu ibu dalam menyusui dan
Saat perawatan masa nifas dimulai ketika plasenta lahir dan menghindari
Berikut ini ada beberapa hal yang harus dilakukan ketika menjalani
1. Kebersihan Diri
kebersihan dirinya. Hal itu dikarenakan saat masa nifas ibu hamil rentan
terkena kuman dan bakteri yang akan masuk ke dalam vagina. Berikut ini
2. Istirahat
Istirahat sangat penting dilakukan bagi ibu paska melahirkan.
3) Untuk menjaga pola tidur bayi, saat ia tidur maka ibu juga harus ikut
tidur.
4) Saat kekurangan tidur, ibu hamil akan dirugikan dalam berbagai hal.
3. Gizi
Saat hamil, kebutuhan gizi ibu hamil sangatlah penting. Begitu juga
dengan hal yang penting bagi ibu ketika masa nifas. Hal itu dikarenakan
Berikut ini cara mencukupi gizi bagi ibu yang menjalani masa
nifas:
28
4) Memakan makanan sehat untuk ibu hamil yang kaya akan zat besi.
(Hasan, 2015)
29
Ibu Nifas
partum
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
BAB 3
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan disajikan: 1) Desain Penelitian, 2) Populasi, Sampling Dan
3.2.1 Populasi
semua ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa Japanan
30
31
3.2.2 Sampling
2008).
menjadi sampel.
3.2.3 Sampel
adalah seluruh ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa
3.3.1. Variabel
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan (Soekodjo
Notoatmojo, 2010)
1.4.2 Peneliti meminta ijin kepada kepala desa Japanan Kemlagi Mojokerto
sampel.
33
ilmiah) mulai dari penetapan populasi, sampel, dan seterusnya yaitu sejak
berikut :
Populasi
Semua ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa Japanan Kemlagi
Mojokerto sebanyak 32 orang
Sampling
Menggunakan teknik Nonprobability Sampling, dengan jenis total samling
sampling.
Sampel
Sebagian ibu nifas di BPM Ny. Eko Wahyu SST.M.kes. Desa Japanan Kemlagi
Mojokerto sebanyak 32 responden
Pengumpulan Data
Instrument atau alat ukur menggunakan lembar kuesioner
Analisa Data
Editing, coding, skoring, tabulating dan analisis data yang diuji dengan chi
square
.
Desiminasi
Hasil penelitian hubungan perawatan perianal dan kejadian ruam popok
pengukuran data yang dipilih (Suyanto dan Ummi Salamah, 2008). Instrument
penelitian ini adalah kuisoner. Kuisoner adalah pertanyaan tertulis yang dibaca
dan dijawab oleh responden penelitian (Suyanto dan Ummi Salamah, 2008).
Kuesioner diambil dari Fuji Lestariati angkatan 2011. Pengetahuan dan sikap
1. Lokasi penelitian
2. Waktu Penelitian
data meliputi :
36
3.6.1 Editing
Editing data adalah pemeriksaan kembali data hasil penelitian yang tercantum
pada kuisoner untuk mengetahui kelengkapan dan kejelasan isi jawaban yang lain,
Fathoni, 2011)
3.6.2 Coding
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila
2. Multipara Kode : 2
3. Grandemultipara Kode : 3
4. Keluarga Kode : 4
3.6.3 Scoring
atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat
Skala guttman bersifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang
tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau pernyataan seperti : ya dan tidak, setuju
tidak setuju, positif dan negatif, benar dan salah. Skala guttman dibuat dengan
interpretasi penilaian.
Pengetahuan ibu post partum tentang perawatan masa nifas diberi skor
sebagai berikut :
Baik : 76 - 100%
Cukup : 57 - 75%
3.6.4 Tabulating
diberi kode kemudian dimasukkan kedalam tabel. Langkah terakhir dari penelitian
ini adalah melakukan analisa data dimasukkan kedalam komputer dan dianalisis
Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisa secara deskriptif. Yang
penjelasan tentang tujuan atau menfaat dari penelitian, bila responden bersedia
(informed consent), dan jika responden menolak, peneliti tidak memaksa dan
Informed adalah penyampaian ide dan isi penting dari peneliti kepada calon
subyek. Consent adalah persetujuan dari calon subyek untuk berperan serta dalam
untuk memilih apakah ia bersedia berpartisipasi dalam penelitian atau tidak (Achir
peneliti. Data hanya akan disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang
nama responden pada lembar alat ukur, hanya menuliskan kode pada lembar alat
ukur, hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data (Hidayat, 2003).