Вы находитесь на странице: 1из 14

1 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain

Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

ARTIKEL PENELITIAN

Hubungan Gangguan Muskuloskeletal Dan Low Back Pain Terhadap Posisi

Bekerja Pada Pekerja Laundry

Jihan Asma Putri

Sub-departemen Kedokteran Okupasi, Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas,

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Abstrak

Gangguan musculoskeletal dapat dialami oleh semua pekerja yang banyak

menggunakan tenaga fisik serta bekerja dengan posisi janggal dan statis seperti

pekerja laundry. Low back pain (LBP) termasuk dalam gangguan

musculoskeletal, Low Back Pain adalah nyeri punggung bawah, nyeri yang

dirasakan di punggung bagian bawah. Adapun factor yang mempengaruhi terdiri

dari usia, jenis kelamin, indeks massa tubuh, masa kerja, kebiasaan merokok,

riwayat pendidikan, tingkat pendapatan, aktivitas fisik dan riwayat trauma. Faktor

pekerjaan yaitu beban kerja, posisi kerja, gerakan repetisi dan durasi. Faktor

lingkungan yaitu getaran dan kebisingan. Tujuan dilakukannya penelitian ini

adalah untuk menganalisis faktor risiko muskuloskletal disorders (MSDs) pada

pekerja laundry.

1
2 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

observasional dan menggunakan metode Quick Exposure Checklist sebagai

metode penilaian yang secara cepat menilai pajanan dari risiko-risiko terjadinya

work-related musculoskeletal disordes. Berdasarkan penelitian ini, semua

responden di setiap proses berada pada level 3 yang berarti dibutuhkan tindakan

dalam waktu dekat sedangkan aktivitas memilah pakaian yang mendapat nilai di

level 4 yang berarti dibutuhkan tindakan sekarang juga. Disisi lain, penilaian

terhadap stres kerja memperoleh nilai di tingkat stres ringan. Terdapat 4

responden mengalami keluhan MSDs pada bagian bahu/lengan, leher, punggung,

pergelangan tangan, lutut dan 2 responden belum merasakan keluhan. Selain itu

Hasil : Prevalensi gangguan musculoskeletal atau low back pain sebesar 36,3%.

Faktor yang dominan berpengaruh dalam Gangguan Muskuloskeletal dan Low

Back Pain berupa faktor ergonomis yaitu postur saat bekerja dengan posisi berdiri

dan membungkuk dengan cukup lama dan berulang.

Kesimpulan : Gangguan musculoskeletal dan Low Back pain dipengaruhi oleh

factor posisi, gerakan yang berulang dan durasi selama bekerja yang dapat

menimbulkan keluhan pada musculoskeletal ataupun Low Back Pain

2
3 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

Pendahuluan musculoskeletal dapat dialami oleh

semua pekerja yang banyak


Musculoskeletal Disorder
menggunakan tenaga fisik serta
(MSDs) adalah gangguan pada
bekerja dengan posisi janggal dan
bagian otot skeletal yang disebabkan
statis seperti pekerja laundry.
oleh karena otot menerima beban
Laundry adalah salah satu bagian
statis secara berulang dan terus
instalasi yang memberi jasa untuk
menerus dalam jangka waktu yang
mencuci berbagai jenis kain.
lama dan akan menyebabkan keluhan
[1]
Menurut hasil penelitian sebelumnya
pada sendi, ligamen dan tendon .
yang dilakukan pada 30 pekerja
Musculoskeletal disorder (MSDs)
laundry menunjukkan bahwa
pada umumnya berupa bentuk nyeri,
sebanyak 20 pekerja laundry
cidera, atau kelainan pada sistem
mengalami kelelahan [3].
otot-rangka, meliputi pada jaringan

saraf, tendon, ligament, otot atau Hasil penelitian yang

sendi. Bekerja dengan rasa sakit dilakukan terhadap 9 pekerja di

dapat mengurangi produktivitas kerja Laundry Rumah Sakit Ibnu Sina

dan apabila bekerja dengan kesakitan Makassar, umumnya berupa

ini diteruskan maka akan berakibat penyakit MSDs (44%), gangguan

pada kecacatan yang akhirnya saraf (9%), gangguan panca indera


[4]
menghilangkan pekerjaan bagi (47%) . Berdasarkan data tersebut
[2]
pekerjanya . Gangguan menunjukkan bahwa MSDs memiliki

3
4 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

angka tertinggi sebagai gangguan riwayat penyakit MSDs dan Indeks

yang sering dialami pekerja. Hal Masa Tubuh (IMT). Faktor risiko

tersebut diperkuat dengan hasil studi lingkungan yaitu getaran,

pendahuluan di tempat penelitian pencahayaan, kebisingan, cold stress


[11]
yang menyebutkan bahwa sebagian dan heat stress . Berdasarkan

besar pekerja merasa pegal-pegal referensi yang didapat menunjukan

pada pinggang, punggung dan bahu perlunya dilakukan penilaian untuk

serta merasa kram pada kaki dan mengukur risiko ergonomi yang

nyeri di punggung. salah satunya menggunakan metode

Quick Checklist (QEC). Quick


Faktor risiko terhadap
Exposure Checklist (QEC) adalah
musculoskeletal disorders dibagi
suatu metode untuk penilaian secara
menjadi dua faktor risiko yaitu faktor
cepat pajanan dari risiko-risiko
psikis dan faktor fisik (terdiri dari
terjadinya work-related
faktor risiko pekerjaan, faktor risiko
musculoskeletal disordes (WMSDs).
personal dan faktor risiko
Alasan lainnya karena Quick
lingkungan). Faktor risiko pekerjaan
Exposure Checklist (QEC) secara
meliputi faktor risiko postur tubuh,
cepat dapat menilai paparan risiko
beban kerja, frekuensi dan durasi.
dari work-related musculoskeletal
Faktor karakteristik individu
disorders, menilai gangguan risiko
meliputi masa kerja, usia pekerja,
yang terjadi pada bagian belakang
merokok, jenis kelamin, stres,

4
5 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

punggung, bahu/lengan, pergelangan meliputi masa kerja, usia pekerja,

tangan dan leher. Selain itu, juga jenis kelamin, stres. Faktor risiko

dapat mengidentifikasi faktor risiko lingkungan yaitu getaran. Tujuan

musculoskeletal disorders terutama penelitian ini adalah untuk

pada faktor pekerjaan yaitu postur menganalisis faktor risiko

tubuh, beban, durasi dan frekuensi muskuloskletal disorders (MSDs)


[5]
. Berdasarkan latar belakang pada pekerja laundry.

tersebut maka peneliti ingin


Metode Penelitian
menganalisis faktor risiko
Jenis penelitian ini adalah
musculoskeletal disorders dengan
deskriptif dengan pendekatan
menggunakan metode Quick
observasional terhadap faktor risiko
Exposure Checklist (QEC) pada
terjadinya musculoskeletal disorders
pekerja laundry. Faktor risiko
pada pekerja laundry. Populasi
terhadap musculoskeletal disorders
dalam penelitian ini adalah seluruh
yang diteliti dalam penelitian ini
pekerja di laundry RS Ibnu Sina
yaitu faktor risiko pekerjaan, faktor
yang berjumlah 9 orang. Populasi
risiko individu dan faktor risiko
yang berjumlah 9 orang menjadi
lingkungan. Faktor risiko pekerjaan
responden dalam penelitian
meliputi faktor risiko postur tubuh,
mengenai stres kerja dan keluhan
beban kerja, frekuensi dan durasi.
musculoskeletal. Sedangkan, untuk
Faktor karakteristik individu

5
6 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

pengambilan sampel disesuaikan Sampel dalam penelitian ini

dengan jumlah tugas dalam tiap adalah pasien dengan diagnosis

proses yakni 6 proses meliputi proses gangguan musculoskeletal dan Low

penerimaan, pemilahan & Back Pain dengan keluhan nyeri

penimbangan, pemilahan, pencucian, punggung bawah, bahu/lengan, leher

penge, penyetrikaan dan pengemasan dan pergelangan tangan yang masih

yang menjadi responden untuk berlangsung saat melakukan

penelitian mengenai QEC. pekerjaan. Distribusi sampel

penelitian berdasarkan jenis


Penelitian ini menggunakan
pekerjaan yang dilakukan,
metode penelitian deskriptif dengan
didapatkan 4 karyawan dari 9
pendekatan cross sectional melalui
karyawan. Akan tetapi penelitian
proses Walk Through Survey. Data
pada studi cross sectional terdapat
yang digunakan berupa kebiasaan
beberapa kelemahan yaitu kurangnya
responden, dan data faktor-faktor
jumlah kasus yang didapatkan, berat-
pencetus Gangguan Muskuloskeletal
ringannya kasus sulit ditentukan, dan
dan Low Back Pain, seperti faktor
kurangnya waktu yang didapatkan
ergonomis berupa postur saat bekerja
untuk melanjutkan survey. Selain itu,
dengan posisi berdiri dan
penelitian dengan studi ini tidak
membungkuk dengan waktu yang
menggambarkan perjalanan
cukup lama dan berulang.

6
7 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

penyakit, insiden, maupun prognosis Alat tulis menulis: berfungsi

penyakit. sebagai media untuk pencatatan

selama survey jalan sepintas


Bahan yang digunakan pada survey
Kamera digital: berfungsi
ini adalah checklist yang
sebagai alat untuk memotret
dibuat.Checklist ini dibuat
kegiatan dan lingkungan Instalasi
berdasarkan informasi yang
Laundry Rumah Sakit Ibnu Sina
diperlukan daripada tujuan survey ini
Check List: berfungsi sebagai
dilakukan. Pada survey ini, informasi
alat untuk mendapatkan data
yang diperlukan adalah ada tidaknya
primer mengenai survey jalan
factor hazard, alat kerja apa yang
sepintas yang dilakukan.
digunakan, alat pelindung diri yang
Cara survey yang dilakukan
digunakan, keluhan penyakit yang
adalah dengan menggunakan Walk
dialami, upaya Keselamatan dan
Through Survey. Teknik Walk
Kesehatan Kerja lainnya, konstruksi
Through Survey juga dikenal sebagai
bangunan, dan pencegahan serta
Occupational Health Hazards.
pengelolaan kebakaran.
Untuk melakukan survey ini, dapat
Peralatan yang digunakan
dimulai dengan mengetahui tentang
untuk melakukan Walk Through
manajemen perencanaan yang benar,
Survey antara lain:
berdiskusi tentang tujuan melakukan

7
8 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

survey, dan menemukan keluhan- itu mendengarkan pandangan

keluhan baru yang relevan. karyawan dan pengawas tentang K3.

Memahami pekerjaan dan tugas-


Bahaya apa dan dalam situasi
tugas karyawan, mengantisipasi dan
yang bagaimana bahaya dapat
mengenal potensi bahaya yang ada
timbul, merupakan sebagai hasil dari
dan mungkin akan timbul di tempat
penyelenggaraan kegiatan Walk
kerja atau pada petugas dan
Through Survey. Mengenal bahaya,
menginventarisir upaya-upaya K3
sumber bahaya, dan lamanya
yang telah dilakukan mencakup
paparan bahaya terhadap karyawan.
kebijakan K3, upaya pengendalian,
Pihak okupasi kesehatan
pemenuhan peraturan perundang-
dapat kemudian merekomendasikan
undangan dan sebagainya.
monitoring survey untuk
Survey dilakukan di bagian
memperoleh kadar kuantitas
Laundry Rumah Sakit Ibnu Sina
eksposur atau kesehatan okupasi atau
Makassar, dengan waktu survey
kesehatan okupasi mengenai risk
dilakukan pada hari Senin,31 Juli
assessment.
2017.
Walk Through Survey ini
Hasil
bertujuan untuk memahami proses

produksi, denah tempat kerja, dan Pada penelitian ini diambil

lingkungannya secara umum. Selain sampel pada seluruh karyawan yang

8
9 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

bekerja pada Laundry RS Ibnu Sina sebesar 44%. Faktor yang dominan

dan dari perhitungan sampel berpengaruh dalam Gangguan

didapatkan 4 karyawan dari 9 Muskuloskeletal dan Low Back Pain

karyawan yang menderita gangguan berupa faktor ergonomis, yaitu

musculoskeletal ataupun Low Back kebiasaan responden, dan data

Pain. faktor-faktor pencetus sepeti faktor

ergonomis berupa postur saat bekerja


Dari rencana waktu yang
dengan posisi berdiri dan
telah ditetapkan, terkumpul data
membungkuk dengan waktu yang
yang didapatkan dari checklist yang
cukup lama dan berulang. Didukung
dibuat. Dari hasil check list diperoleh
dari penelitian lain yang dilakukan
4 karyawan terdiri dari 3 perempuan
menyatakan bahwa terdapat faktor
dan 1 laki-laki yang mengeluh
yang berhubungan dengan kejadian
mendapatkan keluhan nyeri
Low Back Pain, baik ditinjau dari
punggung bawah. Dan sisanya
umur, jenis kelamin, indeks massa
mengeluh penyakit yang berbeda,
tubuh, riwayat trauma, masa dan
yang juga berhubungan dengan
lama kerja, beban kerja, dan
pekerjaan sebagai karyawan Lanudry
posisi/sikap tubuh saat bekerja.
RS Ibnu Sina.

Bekerja dengan posisi berdiri,


Prevalensi Gangguan
membungkuk dan duduk dalam
Muskuloskeletal dan Low Back Pain
waktu yang lama cepat melelahkan

9
10 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

bagian otot vertebral dan pada otot terhadap seluruh responden, karena

kaki. Seperti karyawan Laundry RS keterbatasan saran pemeriksaan, dan

Ibnu Sina yang bekerja dengan posisi keterbatasan waktu penelitian,

berdiri dan membungkuk dengan karena untuk menganalisa faktor

waktu yang lama dan berulang. terjadinya kasus penyakit dengan

keluhan nyeri pada punggung bawah


KETERBATASAN PENELITIAN
perlu diketahui riwayat penyakit
Penelitian ini tentunya tidak
terdahulu dan riwayat penyakit di
terlepas dari keterbatasan, adapun
tempat lain yang mungkin
keterbatasan dari penelitian ini
berhubungan dengan keluhan yang
adalah checklist yang dibuat hanya
dirasakan sekarang.
menentukan hubungan penyakit
Selain itu, checklist yang
akibat kerja, tetapi tidak dapat
hanya terfokus pada faktor penyebab
menentukan insidens, berat
panyakit akibat kerja, tidak
ringannya penyakit, dan prognosis
memenuhi semua poin-poin yang
penyakit. Demikian pula untuk
diperlukan untuk mendiagnosis
survey, diagnosisnya hanya bersifat
penyakit dari keluhan yang
subjektif, tidak dapat diketahui
dirasakan.Perlu penelitian yang lebih
kapan stressor muncul. Keterbatasan
mendalam dan oemeriksaan yang
lainnya adalah tidak dilakukan
lebih lengkap untuk dapat menilai
pmeriksaan yang menyeluruh
secara keseluruhan penyebab dari

10
11 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

keluhan yang dirasankan oleh atau akan dirasakan nanti di masa

responden. yang akan datang.

Akhirnya kami berasumsi Daftar Pustaka

bahwa bila terdapat keluhan nyeri


[1] Sutopo BA. Faktor Risiko
punggung bawah pada responden
Kejadian
dengan hasil survey dan penyakit
Musculoskeletal Disorder (MSDs)
akibat kerja tidak menunjukkan nilai
pada Operator Rubber Tyred Gantry
yang berarti, maka tidak menutup
dan Non Operator di PT. (Persero)
kemungkinan keluhan yang
Pelabuhan Indonesia III Terminal
dirasakan pasien juga karena
Petikemas Semarang. Semarang;
kontribusi dari faktor individu dan
2009.
faktor lingkungan lain, selain
[2] Aprilia M. Tinjauan Faktor
lingkungan tempat kerja.
Risiko Ergonomi Terkait Keluhan
Penelitian ini juga tidak
Musculoskeletal Disorders (Msds)
mengklasifikasikan berat ringannya
Pada Pekerja Konstruksi PT.
penyakit, berdasarkan keluhan dari
Waskita
responden, juga tidak dapat
Karya Di Proyek Fasilitas Rekreasi
menentukan penatalaksanaan yang
Dan
tepat untuk mencegah atau
Olahraga Boker Ciracas. Depok;
mengurangi keluhan yang dirasakan
2009.

11
12 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

[3] Haryono et al. Hubungan Antara Metode Rapiid Entire Body

Beban Kerja dengan Kelelahan Kerja Assessment (REBA) pada Pekerjaan

Karyawan Laundry di Kelurahan Mengangkat Pasien oleh Perawat

Warungboto Kecamatan Umbulharjo Unit Gawat Darurat di Rumah Sakit

Kota Yogyakarta. Yogyakarta; 2010. Atma Jaya. Depok; 2009.

[4] Nurhikmah. Faktor-Faktor Yang [7] Albugis DY. Analisis Risiko

Berhubungan Dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs)

Musculoskeletal Disorders (MSDs) Menggunakan Metode Rapid

Pada Pekerja Furnitur Di Kecamatan Entire Body Assessment (REBA) Di

Benda Kota Tangerang. Jakarta; Workshop Steel Tower PT.Bukaka

2011. Tkenik Utama. Depok; 2009.

[5] Nurliah A. Analisis Risiko

Musculoskeletal Disorder (MSDs) [8] Zulfiqor MT. Faktor-Faktor yang

pada Operator Forklift di PT.LLI. Berhubungan dengan Keluhan

Depok; 2012. Musculoskeletal Disorders pada

Welder di Bagian Fabrikasi PT


[6] Selvianti R. Gambaran Tingkat
Caterpillar Indonesia. Jakarta; 2010.
Risiko

Musculoskeletal Disorders (MSDs) [9] Napitupulu N. Gambaran

dengan Penerapan Ergonomi dalam

12
13 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

Penggunaan Komputer pada Pekerja [13] Wulandari RP. Hubungan

di PT.X. Depok; 2009. Tingkat Stres Dengan Gangguang

Tidur Pada Mahasiswa Skripsi Di


[10] Laraswati H. Analisis
Salah Satu Fakultas Rumpun
Musculoskeletal Disorder (MSDs)
ScienceTechnology UI. Depok;
Pada Pekerja Laundry Tahun 2009
2012.
(Studi Kasus 12 Laundry Sektor

Usaha Informal Di Kecamatan Beji [14] Kristanto A, Saputra DA.

Kota Depok). Depok; 2009. Perancangan Meja dan Kursi Kerja

yang Ergonomis pada Stasiun Kerja


[11] Octarisya M. Tinjauan Faktor
Pemotongan sebagai Upaya
Risiko Ergonomi Terhadap Keluhan
Peningkatan
Musculoskeletal Disorder (MSDs)
Produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik
Pada Aktivitas Manual Handling Di
Industri. Desember 2011: Vol.10,
Departemen Operasional HLPA
No. 2.
Station PT.Repex. Depok; 2009.

[15] Bukhori E. Hubungan Faktor


[12] Keputusan Menteri Tenaga
Risiko Pekerjaan dengan Terjadinya
Kerja dan
Keluhan Musculoskeletal Disorders
Transmigrasi Republik Indonesia
(MSDs) pada Tukang Angkut Beban
No.102/MEN/VI/2004. Waktu Kerja
Penambang Emas di Kecamatan
Lembur dan Upah Kerja Lembur. 25

Juni 2004. Jakarta

13
14 Hubungan Gangguan Muskuloskeletal dan Low back Pain
Terhadap Posisi Bekerja pada Pekerja Laundry

Cilograng Kabupaten Lebak. Jakarta;

2010.

[16] Tarwaka. Ergonomi untuk

Kesehatan,

Keselamatan dan Produktivitas. Edisi

I, Cetakan I. Surakarta: UNIBA

Press; 2004.

[17] Yulianandari T. Tinjauan Faktor

Risiko Ergonomi dan Keluhan

Musculoskeletal Pada Karyawan

Total Assembly Line 5 (COMBI)

dan

9 (Home Theatre) Divisi Media PT

X, Cibitung

2009. Depok; 2009

14

Вам также может понравиться