Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Febris (demam) adalah kenaikan suhu tubuh di atas variasi sirkadian yang
normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak
dalam hipotalamus anterior. Suhu tubuh normal dapat dipertahankan, ada
perubahan suhu lingkungan, karena adanya kemampuan pada pusat termoregulasi
untuk mengatur keseimbangan antara panas yang diproduksi oleh jaringan,
khususnya oleh otot dan hati, dengan panas yang hilang. Dalam keadaan febris,
keseimbangan tersebut bergeser hingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.
Definisi demam (febris) adalah suhu rectal yang lebih dari 380C (100,4
0
F). suhu normal dapat berfluktuasi sepanjang hari, berkisar antara 36,1 0C-380C
(970F-100,4oF). umumnya suhu tubuh pada anak-anak lebih tinggi, emudian
menurun hingga padaa tingkat dewasa pada usia 13-14 tahun pada anak
perempuan, dan 17-18 tahun pada anak laki-laki.
Febris adalah peningkatan abnormal suhu badan rectal minimal 380C.
demam merpakan tanda adanya masalah yang menjadi penyebab, buakan suatu
penyakit dan tidak terjadi dengan sendirinya. Data klinis terkait menemukan tanda
yang menunjukkan keseriusan demam (missal: anak yang aktif dan sadar memiliki
suhu 400C secara umum kurang mengkhawatirkan dibandingkan dengan bayi
yang lesu dan letargik dengan suhu 390C.
2
BAB II
ANALISA KASUS
II. 2 Anamnesis
Dilakukan alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada tanggal 23
Maret 2017. Keluhan utama demam.
A. Keluhan utama : Demam
B. Riwayat Penyakit Sekarang : Demam dikeluhkan satu hari yang lalu
dan terus menerus, batuk(-), pilek(-), mual (+), muntah (+) 1x, BAK
normal, BAB normal.
C. Riwayat Penyakit Dahulu : Pernah mengalami gejala yang sama,
ibunya membawa pasien ke dokter dan sembuh, riwayat kontak dengan
orang yang bergejala sama (-) ,riwayat cacar dan campak (-), riwayat
trauma (-).
D. Riwayat Penyakit Keluarga :
Ada riwayat batuk lama yang diderita oleh kakek pasien
3
Ibu alergi terhadap cuaca dingin dan makanan berupa telur
Tidak ada riwayat kejang demam atau epilepsy
Tidak ada riwayat hipertensi
Tidak ada riwayat diabetetes mellitus
E. Riwayat Kepribadian, Sosial, dan Lingkungan
Senang bermain dengan teman-teman sebayanya
Dekat dengan ibunya
Mudah dekat dengan orang
Diasuh oleh ibunya sendiri
Aktifitas dilingkungan bermain cukup baik
4
edema, pupil bulat dengan diameter kurang lebih 3
mm, reflek cahaya (+), mata cekung (-)
Inspeksi :
Bentuk dan ukuran : Bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel
chest (-), pergerakan dinding dada simetris
Permukaan dada : Papula (-), purpura (-), ekimosis (-), spider
naevi (-), vena kolateral (-), massa (-).
Iga dan sela iga : Pelebaran ICS (-)
Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis : cekung, simetris kiri
dan kanan
Fossa jugularis : Tidak tampak deviasi
Tipe pernafasan : Torako-abdominal
Palpasi
5
Fremitus vocal : Simetris kiri dan kanan
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Umbilicus : Masuk merata
Permukaan Kulit : Tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-), venektasi (-
),massa (-), vena kolateral (-), papula (-), petekie (-), purpura (-), ekimosis
(-),spider navy (-).
Distensi (-)
Ascites (-)
Auskultasi
6
Perkusi
Palpasi
II. 7 Penatalaksanaan
Pengobatan nonfarmakologi berupa saran kepada pasien untuk :
7
BAB III
DATA PASIEN
A. Profil Pasien
An.P adalah seorang anak ke-2 yang hanya tinggal dirumah bersama ibu, ayah, dan kakak
pasien. Pasien tidur bersama ibunya.
B. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
Rumah pasien terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV, ruang makan, kamar
mandi, dan dapur. Ventilasi dirumah cukup baik, ruang makan beralaskan tanah dengan
keadaan kotor. Peralatan rumah tangga yang cukup lengkap, dan lingkungan disekitar rumah
kurang bersih.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Dari penuturan ibu pasien diketahui bahwa ayah pasien baru saja terkena diare.
D. Pola Konsumsi Makanan
Pola Konsumsi keluarga tersebut cukup baik dengan asupan gizi.
E. Psikologi dalam hubungan antar anggota keluarga
Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota keluarga yang lain terutama
paman pasien.
F. Kebiasaan
Pasien sering mengkonsumsi permen dan es/ minuman dingin serta sering bermain tanah.
G. Lingkungan
Lingkungan pemukiman keluarga kurang bersih.
8
BAB III
ANALISIS KASUS
Seorang anak perempuan berumur 4 datang ke puskesmas diantar ibunya dengan keluhan
utama demam. Demam dikeluhkan satu hari yang lalu dan terus menerus, batuk(-), pilek(-),
mual (+), muntah (+) 1x, BAK normal, BAB normal. Demam turun sewaktu pasien diberi obat
warung oleh ibunya. Pernah mengalami gejala yang sama sekitar 4 bulan lalu, ibunya membawa
pasien ke dokter dan sembuh. Diagnosis febris belum jelas karena belum dilakukan pemeriksaan
penunjang apapun.
An. P adalah anak ke-2 yang tinggal bersama ibu, ayah, dan kakaknya. An. P sering
bermain tanah bersama temannya. An. P sering mencoba memasukkan jari jemarinya yang kotor.
Dirumah tempat tinggal An. P terlihat ruang makan yang beralaskan tanah sehingga
meningkatkan kelembaban dan kebersihan dari makanan sangat kurang.
Dari uraian yang singkat ini dapat diketahui bahwa lingkungan menjadi salah satu faktor
risiko An. P menderita febris.
Penyebab febris salah satunya adalah infeksi. Selain infeksi juga dapat disebabkan oleh
keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat
regulasi suhu sentral (misalnya : perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan diagnosis penyebab demam antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyakit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit, dan evaluasi pemeriksaan
laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic.
Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama
demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.
Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau sebaliknya dapat
disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
a. Penyebab umum febris pada bayi dan anak-anak antara lain infeksi saluran pernapasan atas
dan bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi
dan pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
b. Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,
bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,
keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi.
9
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan
set point.
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi
atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh
akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen adalah zat
penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima
(reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan
peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu
tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar
keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas.
Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang
aktivitas tentara tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut
dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin harus dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibody di dalam darah
terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil positif dinytakan dengan adanya aglutinasi.
Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain penderita sudah mendapatkan
10
terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang dari 1 minggu sakit, keadaan umum
pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik lain.
d. Urinalis
Protein: bervariasi dari negative sampai positif (akibat demam)
Leukosit dan eritrosit normal : bila meningkat kemungkinan terjadi penyulit
e. Mikrobiologi
Sediaan apus dan kultur dari tenggorok, uretra, anus, serviks dan vagina harus dibuat dalam
situasi yang tepat. Pemeriksaan sputum diperlukan untuk pasien yang demam disertai batuk-
batuk. Pemeriksaan kultur darah dan kultur cairan abnormal serta urin diperlukan untuk
mengetahui komplikasi yang muncul.
f. Radiologi
Pembuatan foto toraks biasanya merupakan bagian dari pemeriksaan untuk setiap penyakit
demam yang signifikan.
g. Biologi molekuler
Dengan PCR (Polymerase Chain Reaction), dilakukan dengan perbanyakan DNA kuman yang
kemudian diidentifikasi dengan DNA probe yang spesifik. Kelebihan uji ini dapat mendeteksi
kuman yang terdapat dalam jumlah sedikit (sensifitas tinggi) serta kekhasan (spesifitas) yang
tinggi pula. Specimen yang digunakan dapat berupa darah, urin, cairan tubuh lainnya serta
jaringan biopsi (Soedarto, 2007)
11
DAFTAR PUSTAKA
1. Antonius HP, Badriul H, Setyo H, Nikmah SI, Ellen PG, Eva DH. Demam Tifoid. Dalam :
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia : IDAI, Jilid I, Cetakan pertama,
2010.
2. Sumarmo SPS, Herry G, Sri R, Hindra I. Demam Tifoid. Dalam : Buku ajar infeksi &
Pediatri tropis, Edisi kedua : IDAI, 2010.
3. Sondang S. Pilihan Terapi Empiris Demam Tifoid pada anak :Kloramfenikol atau
seftriakson. Dalam : jurnal Sari Pediatri, Vol11, No.6 : April, 2010.
4. Hanny R, Waldi N, Nurul A, Martin W, Med H. Demam Tifoid. Dalam : Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit WHO (World Health Organization) : IDAI,
Cetakan I, 2009.
.
12