Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Disusun oleh :
Bagian dari ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas
suatu zat yang menyertai suatu reaksi atau proses kimia dan fisika disebut
termokimia.Secara operasional termokimia berkaitan dengan pengukuran
dan pernafsiran perubahan kalor yang menyertai reaksi kimia,
perubahan keadaan, dan pembentukan larutan.
Dalam mempelajari reaksi kimia dan energi kita perlu memahami hukum-
hukum yang mendasari tentang perubahan dan energi.
Hukum kekekalan energi
Dalam perubahan kimia atau fisika energi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk
lainnya. Hukum ini merupakan hukum termodinamika pertama dan
menjadi dasar pengembangan hukum tentang energi selanjutnya, seperti
konversi energi.
Hukum Laplace
Hukum ini diajukan oleh Marquis de Laplace dan dia menyatakan bahwa
jumlah kalor yang dilepaskan dalam pembentukan sebuah senyawa dari
unsur-unsurnya sama dengan jumlah kalor yang dibutuhkan untuk
menguraikan senyawa tersebut menjadi unsur-unsurnya.
Panjabaran dari hukum ini untuk entalphi reaksi H dan kalor reaksi;
C + O2 CO2 H = -94 Kkal
CO2 C + O2 H = +94 Kkal
Sedangkan untuk kalor reaksi,
C + O2 CO2 -94 Kkal
CO2 C + O2 +94 Kkal
Untuk reaksi pertama, unsur C bereaksi dengan gas oksigen menghasilkan
karbondioksida dan kalor sebesar 94 Kkal. Sedangkan reaksi kedua
karbondioksida terurai menjadi unsur C dan gas oksigen dengan
membutuhkan kalor sebesar 94 Kkal.
Dari sisi tanda, tampak jelas perbedaan antara entalphi reaksi dengan kalor
reaksi, jika entalphi bernilai positif maka kalor reaksi bernilai negatif,
demikian pula sebaliknya jika entalphi negatif maka kalor reaksi positif.
Hukum Hess
Hukum ini diajukan oleh Germain Hess, dia menyatakan bahwa entalphi
reaksi (H) hanya tergantung pada keadaan awal reaksi dan hasil reaksi
dan tidak bergantung pada jalannya reaksi.
Jika suatu reaksi merupakan penjumlahan aljabar dari dua atau lebih
reaksi, maka perubahan entalphi (H) atau kalor reaksinya juga
merupakan penjumlahan aljabar dari (H) yang menyertai reaksi.
D. Energi ikatan
Pada dasarnya reaksi kimia terdiri dari dua proses, yaitu pemutusan ikatan
antar atom-atom dari senyawa yang bereaksi (proses yang memerlukan
energi) dan penggabungan ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat
reaksi sehingga membentuk susunan baru (proses yang membebaskan
energi).
Jenis bahan bakar yang banyak kita kenal adalah bahan bakar fosil. Bahan
bakar fosil berasal dari pelapukan sisa organisme, baik tumbuhan maupun
hewan yang memerlukan waktu ribuan sampai jutaan tahun, contohnya
minyak bumi dan batu bara.
Namun selain bahan bakar fosil dewasa ini telah dikembangkan pula
bahan bakar jenis lain, misalnya alkohol dan hidrogen. Hidrogen cair
dengan oksigen cair bersama-sama telah digunakan pada pesawat ulang-
alik sebagai bahan bakar roket pendorongnya. Pembakaran hidrogen tidak
memberi dampak negatif pada lingkungan karena hasil pembakarannya
adalah air.
Contoh : nilai kalor bahan bakar bensin adalah 48 kJ/g, artinya setiap
pembakaran sempurna 1 gram bensin akan dihasilkan kalor sebesar 48 kJ.
Pembakaran bahan bakar dalam mesin kendaraan atau dalam industri
umumnya tidak terbakar sempurna. Pembakaran sempurna senyawa
hidrokarbon (bahan bakar fosil) membentuk karbon dioksida dan uap air.
Sedangkan pembakaran tidak sempurnanya menghasilkan karbon
monoksida dan uap air. Pembakaran tak sempurna mengurangi efisiensi
bahan bakar, kalor yang dihasilkan akan lebih sedikit dibandingkan
apabila zat itu terbakar sempurna. Kerugian lainnya adalah dihasilkannya
gas karbon monoksida (CO) yang bersifat racun.
E. Kalor Reaksi
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang menyangkut
perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Segala sesuatu yang
menjadi pusat perhatian dalam mempelajari perubahan energi disebut
sistem, sedangkan hal-hal yang membatasi sistem dan dapat
mempengaruhi sistem disebut lingkungan.
G. Entalpi