Вы находитесь на странице: 1из 5

MATA KULIAH PENGELOLAAN SAMPAH

Leacheat (Air Lindi) : Pengertian, Pengambilan Sampel Air


Lindi dan Pengolahan Air Lindi

Disusun Oleh:

Kelompok 1

2 D-III B Kesehatan Lingkungan

1. Nissa Amalia P23133015041


2. Nurul Regilia P23133015043
3. Rafli Maulana Hasan P23133015051
4. Syifa Nazila P23133015060

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II


Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 12120

2017

1. PENGERTIAN LINDI
Lindi yaitu cairan yang dikeluarkan dari sampah akibat proses degradasi biologis.
Lindi juga dapat pula didefinisikan sebagai air atau cairan lainnya yang telah tercemar
sebagai akibat kontak dengan sampah (Rustiawan et al., 1993).
Lindi didefinisikan sebagai suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan
pada timbulan sampah. Dalam kehidupan sehari-hari lindi ini dapat 7 dianalogikan seperti
seduhan air teh. Lindi membawa materi tersuspensi dan terlarut yang merupakan produk
degradasi sampah. Komposisi air lindi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis
sampah terdeposit, jumlah curah hujan di daerah TPA dan kondisi spesifik tempat
pembuangan tersebut. Air lindi pada umumnya mengandung senyawa-senyawa organik
(hidrokarbon, asam humat, sulfat, tanat dan galat) dan anorganik (natrium, kalium,
kalsium, magnesium, khlor, sulfat, fosfat, fenol, nitrogen dan senyawa logam berat) yang
tinggi. Konsentrasi dari komponen-komponen tersebut dalam air lindi bisa mencapai
1000 sampai 5000 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi dalam air tanah (Maramis,
2008).

2. BAHAN YANG BERBAHAYA PADA LINDI


Cairan pekat dari TPA yang berbahaya terhadap lingkungan dikenal dengan istlah
leacheat atau air lindi. Cairan ini berasal dari proses perkolasi/percampuran (umumnya
dari air hujan yang masuk kedalam tumpukan sampah), sehingga bahanbahan terlarut dari
sampah akan terekstraksi atau berbaur. Cairan ini harus diolah dari suatu unit pengolahan
aerobik atau anaerobik sebelum dibuang ke lingkungan.
Tingginya kadar COD dan ammonia pada air lindi (bisa mencapai ribuan mg/L),
sehingga pengolahan air lindi tidak boleh dilakukan sembarangan (Machdar, I, 2008).
Menurut Soemirat, (1996), Leachate adalah larutan yang terjadi akibat bercampurnya air
limpasan hujan (baik melalui proses infiltrasi maupun proses perkolasi) dengan sampah
yang telah membusuk dan mengandung zat tersuspensi yang sangat halus serta mikroba
patogen. Leachate dapat menyebabkan kontaminasi yang potensial baik bagi air
permukaan maupun air tanah. Hal ini diakibatkan karena kandungan BOD yang tinggi
yaitu sekitar 3.500 mg/L.

3. PENGAMBILAN SAMPAH LINDI


a. Alat
1. Gayung yang gagangnya panjang
2. Kantung plastik atau wadah sampel lindi
b. Cara Kerja
1. Mencari titik yang tepat untuk di ambil sampel lindinya
2. Kemudian ambil secukupnya menggunakan gayung
3. Dan, masukkan kedalam kantung plastik
4. Beri label pada sampel

4. PROSES PENGOLAHAN LINDI


Pengolahan air lindi dapat dilakukan dengan berbagai alternatif seperti Resirkulasi air
lindi kembali ke dalam landfill. Hal ini dapat meningkatkan laju dekomposisi kandungan
organik menjadi biogas hingga sekitar 70%. Resirkulasi air lindi dapat dilakukan pada
musim kemarau, sedangkan pada musim hujan, air lindi harus diolah untuk mengurangi
volumenya.
Pengolahan Lindi secara Biologis
Pengolahan ini biasa dilakukan dengan menggunakan lumpur aktif yang berfungsi
mendegradasi kandungan organik yang terdapat dalam air lindi. Setelah
kandungan organik dalam air lindi turun drastis, kemudian dapat dilakukan
pemurnian kembali dengan menggunakan alat filtrasi. Air keluaran yang
diharapkan dari pengolahan semacam ini dapat langsung dibuang ke lingkungan
karena tidak berbahaya bagi lingkungan.
Pengolahan Lindi secara Kimiawi
Pengolahan lindi untuk mengurangi konsentrasi NH4-N dapat dilakukan
pengolahan secara kimiawi. Pengolahan yang sering dilakukan adalah
memisahkan senyawa ini dengan membentuk endapan megnesium ammonium
pospat (MgNH4PO4.6H2O) atau dikenal sebagai mineral struvite. Beberapa
peneliti juga sudah meneliti pengurangan NH4-N dalam lindi dengan pengolahan
kimiawi dengan pembentukan mineral magnesium ammonium pospat (MAP).
Penelitian mengenai pemisahan pospat, flour, dan ammonium dari air buangan
semiconductor dengan pembentukan mineral MAP, Bobierrite
(Mg3(PO4)2.8H2O) dan Brucite (Mg(OH)2)

Berdasarkan karakteristik, kandungan air lindi tidak berbeda dengan air buangan
domestik. Lindi merupakan air hasil ekstraksi sampah domestik yang tercuci oleh air
hujan. Zat organik yang terkandung dalam air lindi lebih besar dari air buangan domestik.
Maka, proses pengolahan yang diperlukan yaitu secara biologi, fisika dan kimia agar lindi
tersebut dapat dibuang ke lingkungan. Proses pengolahan air lindi meliputi:
a. Ekualisasi. Proses ekualisasi dilakukan untuk menyeragamkan konsentrasi
air lindi. Proses ekualisasi dapat mengendapkan partikel-partikel
berukuran besar sehingga tidak masuk ke pengolahan berikutnya.
b. Stabilisasi. Berdasarkan penggunaan oksigen, jenis-jenis kolam stabilisasi
yaitu aerob, anaerob dan fakultatif (aerob-anaerob).
c. Koagulasi. Koagulasi merupakan proses destabilisasi dari partikel
tersuspensi koloid sangat halus menjadi gumpalan yang dapat diendapkan.
d. Flokulasi. Flokulasi yaitu proses penggumpalan padatan-padatan sehingga
membentuk flok lebih besar.
e. Sedimentasi. Proses pemisahan partikel dari air dengan memanfaatkan
gaya gravitasi untuk memperoleh air buangan lebih jernih.
f. Filtrasi. Proses penyaringan air dengan cara melewatkan air pada media
berporos. Media filtrasi umumnya berupa pasir atau kerikil.
Referensi
digilib.polban.ac.id/files/disk1/81/jbptppolban-gdl-adetrienug-4030-3-bab2--4.pdf
https://www.academia.edu/10123945/MAKALAH_PENELITIAN_PENGOLAHAN_LE
ACHATE_AIR_LINDI_PADA_TEMPAT_PEMBUANGAN_AKHIR_TPA_JATIBARA
NG_SEMARANG_SECARA_ANAEROB
ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/download/4931/4468

Вам также может понравиться