Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu minat baca dan kebiasaan
sebanyak 20 siswa dan SD Ngrajek 1 sebanyak 12 siswa. Pada hasil penelitian akan
membaca pemahaman KD 5.2 unsur-unsur cerita anak pada siswa kelas V SD,
Minat baca terdiri atas 5 indikator, yaitu: (1) adanya rasa senang dalam
membaca; (2) usaha yang dilakukan untuk membaca; (3) motivasi membaca; (4)
ketertarikan terhadap bacaan; (5) kesadaran akan manfaat membaca. Data hasil
penelitian menunjukan bahwa minat baca siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
82
83
(75%) dengan kategori sangat baik. Perhitungan data hasil penelitian secara rinci
Tabel 4. 1 Distribusi Skor Variabel Minat Baca pada Siswa Kelas V SD, Gugus
Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Minat baca
70% 66%
60%
50%
40%
30% 26%
20%
8%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Gambar 4. 1 Diagram Distribusi Skor Variabel Minat Baca Pada Siswa Kelas V
SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Tabel 4.1 dan gambar 4.1 menunjukan bahwa minat baca siswa kelas V SD,
20 siswa (26%) dikategorikan sangat baik dan sebanyak 51 siswa (66%) berkategori
84
baik, sisanya dikategori cukup sebanyak 6 siswa (8%). Kategori sangat baik dengan
persentase 66% mengindikasi bahwa sebagian besar siswa minat baca nya baik
dengan ciri-ciri siswa cenderung selalu memiliki rasa senang dalam membaca,
ketertarikan terhadap bacaan dan kesadaran akan manfaat membaca. Lebih detail
mengenai variabel minat baca dapat dilihat dari deskripsi tiap indikator dari minat
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak
aspek kesenangan atau adanya rasa senang dalam membaca pada siswa kelas V SD,
memiliki skor rata-rata 28,1 (78%). Perhitungan data hasil penelitian secara rinci
untuk minat baca dengan indikator adanya rasa kesenangan dalam membaca
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Skor Indikator Adanya Rasa Senang Dalam
Membaca
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dinyatakan bahwa minat baca
siswa indikator rasa senang dalam membaca dengan kategori sangat baik sebanyak
33 siswa atau 43%, sebanyak 36 siswa atau 49% indikator adanya rasa senang
dalam membaca masuk pada kategori baik dan minat baca siswa indikator rasa
senang dalam membaca masuk pada kategori cukup sebanyak 6 siswa atau 8%.
senang dalam membaca pada siswa kelas V sebesar 28,1 (78%) dengan kategori
baik. Artinya 78% siswa kelas V Gugus Suroto, Magelang cenderung sering
b. Motivasi membaca
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak
aspek motivasi membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan indikator
motivasi membaca siswa berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 4.3
Motivasi Membaca
60% 55%
50%
40%
30% 25%
20% 17%
10% 4%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 dapat dinyatakan bahwa minat baca
siswa indikator motivasi membaca dengan kategori sangat baik sebanyak 13 siswa
atau 17%, 42 siswa atau 55% minat baca siswa indikator motivasi membaca masuk
87
pada kategori baik, 19 siswa atau 25% minat baca siswa indikator motivasi
membaca masuk pada kategori cukup dan 3 siswa atau 4% minat baca siswa
motivasi membaca pada siswa kelas V sebesar 8,1 (67,9%) dengan kategori baik.
Artinya 67,9% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang cenderung sering
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak
aspek ketertarikan terhadap bacaan, siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
(70%).
Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan
30.0%
20.0% 14.3%
10.0%
1.3%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4 dapat dinyatakan bahwa minat baca
siswa indikator ketertarikan terhadap bacaan dengan kategori sangat baik sebesar
14,3%, 48,1 % indikator ketertarikan terhadap bacaan masuk pada kategori baik,
36,4% minat baca indikator ketertarikan terhadap bacaan masuk pada kategori
cukup dan 1,3% minat baca indikator ketertarikan terhadap bacaan masuk pada
kategori kurang.
ketertarikan terhadap bacaan pada siswa kelas V sebesar 16,7 (70%) dengan
kategori baik. Artinya 70% siswa kelas V SD Gugus Suroto, Magelang cenderung
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak
aspek kesadaran akan manfaat membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan
40% 36%
30%
20% 17%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 dapat dinyatakan bahwa minat baca
dengan indikator kesadaran siswa akan manfaat membaca masuk kategori sangat
baik sebesar 47%, 36% minat baca indikator kesadaran siswa akan manfaat
membaca masuk pada kategori baik, dan 17% minat baca dengan indikator
kesadaran akan manfaat membaca pada siswa kelas V sebesar 25,2 (78,9%) dengan
kategori sangat baik. Artinya 78,9% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak
aspek usaha yang dilakukan untuk membaca siswa kelas V SDN Gugus Suroto
Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan
40.0%
30.0% 27.3%
18.2%
20.0%
7.8%
10.0%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.6 dapat dinyatakan bahwa minat baca
dengan indikator usaha yang dilakukan untuk membaca masuk kategori sangat baik
92
sebesar 18,2%, 27,3% minat baca indikator usaha yang dilakukan untuk membaca
masuk pada kategori baik, 46,8% minat baca dengan indikator usaha yang
dilakukan untuk membaca masuk pada kategori cukup dan 7,8% minat baca dengan
indikator usaha yang dilakukan untuk membaca masuk pada kategori kurang.
yang dilakukan untuk membaca pada siswa kelas V SDN Gugus Suroto, Magelang
sebesar 5,4 (67,7%) dengan kategori cukup. Artinya siswa kelas V SD, Gugus
Variabel Kebiasaan Membaca terdiri dari 4 indikator, yaitu: (1) jenis bacaan;
(2) Frekuensi membaca; (3) keterampilan membaca; (4) lingkungan. Data hasil
72,8.
Kebiasaan membaca
60% 56%
50%
40%
30% 27%
20% 17%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Tabel 4.7 dan gambar 4.7 menunjukan bahwa kebiasaan membaca siswa kelas
Sangat Baik sebanyak 21 siswa (27%), kategori baik sebanyak 43 siswa (56%), dan
siswa kelas V SDN Gugus Suroto sering memiliki kebiasaan membaca yang baik
detail mengenai variabel kebiasaan membaca dapat dilihat dari deskripsi tiap
a. Jenis bacaan
cerita anak aspek meliki jenis buku bacaan cerita anak siswa kelas V SD, Gugus
skor rata-rata 13,2 (66,2%). Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk
Jenis bacaan
50% 45.0%
45% 40.0%
40%
35%
30%
25%
20%
15% 12.0%
10%
5% 3%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.8 dapat dinyatakan bahwa kebiasaan
membaca dengan indikator jenis bacaan yang dimiliki termasuk kategori sangat
baik sebesar 12%, 45% indikator jenis bacaan yang dimiliki masuk pada kategori
baik, 40% indikator jenis bacaan yang dimiliki masuk pada kategori cukup dan 3%
bacaan yang dimiliki pada siswa kelas V SD sebesar 13,2 (66,2%) dengan kategori
baik. Artinya 66,2% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang cenderung sering
b. Frekuensi membaca
cerita anak aspek frekuensi membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
(77%).
tabel 4.9
Frekuensi membaca
60%
51%
50%
39%
40%
30%
20%
10%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Gambar 4.9 Diagram Distribusi Skor Frekuensi Membaca pada siswa kelas V SD,
Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.9 dapat dinyatakan bahwa frekuensi
membaca masuk kategori sangat baik sebesar 39%, 51 % masuk pada kategori
frekuensi membaca pada siswa kelas V sebesar 21,5 (77%) dengan kategori baik.
Artinya 77% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang cenderung frekuensi
c. Keterampilan membaca
Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak
(72,1%).
98
Tabel 4.10 Distribusi Skor Indikator Keterampilan Membaca pada siswa kelas V
SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Keterampilan membaca
60%
49%
50%
40%
30% 27%
21%
20%
10% 3%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Gambar 4.10 Diagram Distribusi Skor Keterampilan Membaca pada siswa kelas
V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
99
Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.10 dapat dinyatakan bahwa kebiasaan
sebesar 27%, 49% indikator keterampilan membaca masuk pada kategori baik, 21%
Artinya siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang sering memiliki keterampilan
d. lingkungan.
dengan aspek lingkungan siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan
Lingkungan
40% 38%
35% 31%
30% 27%
25%
20%
15%
10%
4%
5%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100
Gambar 4.11 Diagram Distribusi Skor Lingkungan siswa kelas V SD, Gugus
Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.11 dapat dinyatakan bahwa kebiasaan
membaca dengan indikator lingkungan masuk kategori sangat baik sebesar 31%,
38% kebiasaan membaca dengan indikator lingkungan masuk pada kategori baik,
27% kebiasaan membaca dengan indikator lingkungan masuk pada kategori cukup
kurang.
kesadaran akan manfaat membaca pada siswa kelas V SD sebesar 12,1 (75,7%)
dengan kategori baik. Artinya 75,7% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang
diantaranya adalah: (1) mengenali susunan organisai wacana dan antar hubungan
mengetahui makna kata dalam sebuah bacaan; (4) mengenali pokok-pokok pikiran
baik yang artinya 71% sering memiliki kemampuan untuk memahami bacaan.
pemahaman pada KD 5.3 Unsur-Unsur cerita anak, siswa kelas V SD, Gugus
sebanyak 15 siswa (19%), dalam kategori baik sebanyak 24 siswa (31%), 32 siswa
(42%) dalam kategori cukup dan kategori kurang terdapat 6 siswa (8%). Kategori
baik dengan persentase 42% mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa kelas V
siswa sering mengenali susunan organisai wacana dan antar hubungan bagian-
bagiannya, mampu menangkap makna tersurat dan tersirat, mengetahui makna kata
dalam sebuah bacaan dan mampu mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap
103
dalam wacana. Hasil data penelitian secara rinci dapat dilihat dari deskripsi tiap-
aspek menangkap makna tersurat dan tersirat siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
rata 6,3 (90%). Perhitungan hasil penelitian secara rinci untuk kemampuan
Gambar 4.13 Diagram Distribusi Skor Mampu Menangkap Makna Tersurat dan
Tersirat wacana pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.
Berdasarkan tabel 4.13 dan gambar 13 dapat dilihat bahwa siswa dalam
menangkap makna tersirat dan tersurat dengan kategori sangat baik sebanyak 42
siswa atau (54,5%), sebanyak 41,6% atau 32 siswa dalam kategori baik, sebanyak
2,6% atau 2 siswa termasuk dalam kategori cukup dan untuk kategori kurang yaitu
sebesar 1,3% sebanyak 1 siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sangat baik
untuk menangkap makna tersirat dan tersurat dari suatu bacaan cerita dongeng dan
dan antar hubungan bagian-bagiannya pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
sangat baik. Artinya 90% siswa selalu mampu menangkap makna tersirat dan
pemahaman aspek mengetahui makna kata dalam sebuah bacaan siswa kelas V SD,
Gambar 4.14 Diagram Distribusi Skor Mengetahui Makna Kata Dalam Sebuah
Bacaan pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang.
Tabel 4.14 dan gambar 4.14 menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
memahami makna kata dalam kalimat dengan kategori sangat baik, yaitu sebanyak
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah cukup mampu
memahami makna kata dalam kalimat yang telah disajikan dalam cerita anak
dengan baik. Skor rata-rata yang diperoleh pada indikator memahami arti kata-kata
sesuai penggunaan dalam wacana pada siswa kelas V SD sebesar 1,9 (62,3%)
dengan kategori cukup yang artinya, 62,3% siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 1,4 (69%). Perhitungan hasil
Gambar 4.15 Diagram Distribusi Skor Susunan Organisai Wacana Dan Antar
hubungan Bagian-Bagiannya pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang.
Berdasarkan tabel 4.15 dan gambar 4.15 dapat dilihat bahwa siswa dalam
dengan kategori sangat baik sebanyak 39 siswa (50,6%), sebanyak 49,4% atau 38
siswa dalam kategori kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa siswa sudah
wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya pada siswa kelas V SD, Gugus
secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 1,8 (45%). Perhitungan data hasil
Pokok-Pokok Pikiran
100.0%
80.5%
80.0%
60.0%
40.0%
18.2%
20.0% 1.3%
0.0%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
>55 56-70 71-85 86-100
Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 4.16 dapat dilihat bahwa siswa mampu
sangat baik sebanyak 1 siswa (1,3%), sebanyak 18,2% atau 14 siswa dalam kategori
baik, dan untuk kategori kurang yaitu sebesar 80,5% sebanyak 62 siswa. Dapat
terungkap dalam wacana dongeng cerita anak dengan indikator yang telah
ditetapkan.
terungkap dalam wacana dongeng siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang
adalah 1,8 (45%) dengan kategori kurang. Artinya 45% siswa cenderung tidak
Pemahaman
untuk N= 77 adalah 0,2227. Dari hasil tersebut nilai r hitung >r tabel atau 0,758 >
0,2227 maka Ha yang berbunyi Ada hubungan antara minat baca dengan
koefisien korelasi antara 0,60 sampai dengan 0,799 tingkat hubungannya kuat,
kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara minat
baca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
Membaca Pemahaman
untuk N= 77 adalah 0,2227. Dari hasil tersebut nilai r hitung >r tabel atau 0,672 >
112
0,2227 maka Ha yang berbunyi Ada hubungan antara kebiasaan membaca dengan
koefisien korelasi antara 0,60 sampai dengan 0,799 tingkat hubungannya kuat,
hubungan yang kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat
variabel lingkungan keluarga dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS melalui
analisis tersebut terlihat bahwa nilai R hitung lebih besar dari nilai R tabel atau
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,764 yang berarti hubungan minat baca dan
113
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan minat baca dan kebiasaan membaca dengan
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan secara rinci dengan
Kabupaten Magelang hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut akan dibahas
4.2.1 Minat Baca Siswa Kelas V SDN Gugus Suroto Kecamatan Mungkid
Kabupaten Magelang
Minat baca adalah suatu keinginan yang kuat tanpa paksaan disertai usaha-
usaha dan perasaan senang terhadap kegiatan membaca dongeng cerita anak pada
siswa kelas V SD sehingga memahami apa yang telah dibaca Kebiasaan Membaca
banyak siswa membaca dongeng maka banyak kosakata yang diperoleh dan siswa
akan memiliki pemahaman yang lebih tentang bacaan. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa minat baca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
114
Kabupaten Magelang masuk dalam kategori sangat baik (26%), baik (66%) dan
cukup (8%).
Skor rata-rata sebesar 84,6 dengan kategori baik. Dari skor rata-rata minat
baca yang diperoleh, minat baca pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
sering memiliki perasaan senang dalam membaca dongeng, memiliki usaha untuk
dongeng.
Kondisi seperti ini disebabkan karena siswa sebagian besar minat bacanya
baik sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Sehingga hal ini akan
secara rutin dan berulang-ulang yang dilakukan oleh siswa kelas V SD berawal dari
minat (motivasi kemauan dan keinginan) dilihat dari kekerapan membaca, jenis
banyak siswa membaca dongeng maka banyak kosakata yang diperoleh dan siswa
115
akan memiliki pemahaman yang lebih tentang bacaan. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa kebiasaan membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang masuk dalam kategori sangat baik (27%), baik
dikatakan baik dengan rata-rata 72,8. Artinya siswa cenderung sering memiliki
jenis-jenis buku bacaan cerita anak, frekuensi membaca baik, memiliki ke-
baik sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Sehingga hal ini akan
pada K.D. 5.3 Unsur-unsur cerita anak dalam kalimat pada siswa kelas V SD,
baik sebesar 19%, dalam kategori baik sebesar 31%, kemudian sebesar 42% dalam
mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa siswa kelas V SD, Gugus Suroto,
dengan kategori baik. Artinya siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
baik, yaitu sering dapat memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana
yang telah, mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-
bagiannya dalam wacana cerita anak yang telah diuraikan, mengenali pokok-pokok
perhitungan maka diketahui bahwa besarnya hubungan antara minat baca dengan
kontribusi sebesar 53%. Dengan kata lain minat baca siswa kelas V SD, Gugus
peningkatan.
memberikan kontribusi sama. Hal tersebut sesuai dengan teori Lamb dan Arnol
membaca pemahaman adalah: (1) faktor lingkungan, meliputi: latar belakang dan
pengalaman siswa, serta sosial ekonomi; (2) intelektual, meliputi: metode mengajar
guru dan prosedur kemampuan guru dan siswa; (3) psikologis, meliputi: motivasi,
minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri; (4) faktor fisiologis,
meliputi: kesehatan fisik, pertimbangan biologis, dan jenis kelamin. Sesuai dengan
pendapat (Nurhadi 2010: 54) Kemampuan membaca bergantung pada banyak hal
satu diantara adalah minat baca siswa. Jika minat bacanya semakin tinggi maka
Faktor internal berupa IQ, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca.
Sedangkan faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor
lingkungan, atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan dan tradisi
membaca.
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sariyem tahun
2016 denga judul Kemampuan berfikir kritis dan minat baca dengan kemampuan
membaca kritis siswa kelas Tinggi SD Negeri di Kabupaten Bogor dengan hasil
sebesar 0,364 atau 36,4%. 2) minat baca memiliki hubungan positif dan signifikan
Bogor sebesar 0,369 atau 36,9%. 3) kemampuan berpikir kritis dan minat baca
korelasi dapat diketahui koefisien determinasinya sebesar 0,382 atau 38,2%. Ini
berarti bahwa 38,2% variasi kemampuan membaca kritis dapat dijelaskan oleh
kemampuan berpikir kritis dan minat baca melalui persamaan regresi Y= -8,839 +
0,182X1 + 0,222X2
Penelitian ini di perkuat oleh Endarwati tahun 2013 dengan judul Hubungan
mengenai hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara minat membaca
0,738 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Maka terdapat hubungan antara
korelasi sebesar 0,461 dengan taraf signifikansi sebesar 0,010. Maka terdapat
berbicara. (3) terdapat hubungan positif anatar minat membaca dan penguasaan
korelasi 0,758. Mengandung arti bahwa kedudukan kedua variabel bebas ini
sebagai prediktor varians skor keterampilan berbicara tidak perlu diragukan lagi.
Berdasarkan teori dan empiris tersebut maka minat baca merupakan salah satu
dengan keeratan korelasi yang kuat. Jika minat baca rendah maka kemampuan
membaca pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
kuat kontribusi sebesar 55%. Dengan kata lain kebiasaan membaca siswa kelas V
kontribusi. Hal tersebut sesuai dengan teori Tampubolon ( 2015: 243) menyatakan
bahwa kemampuan membaca, agar pembaca paham terhadap isi dari bacaan
sebagai berikut: (1) kompetensi kebahasaan; (2) kemampuan mata; (3) penentuan
informasi fokus; (4) teknik dan metode membaca; (5) fleksibilitas membaca; (6)
kebiasaan membaca.
Faktor internal berupa IQ, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca.
Sedangkan faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor
lingkungan, atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan dan tradisi
membaca.
penguasaan struktur wacana atau teks bacaan. Pemahaman terhadap bacaan sangat
Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Romafi dan
Musfiroh tahun 2015 dengan judul Hubungan Minat, Fasilitas Orang tua, dan
dengan hasil minat membaca, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas di sekolah
membaca pemahaman pada siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. 1)
ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat membaca siswa dan
12,4%. 3) ada hubungan yang positif antara pemberian tugas membaca dengan
positif dan signifikan antara minat membaca siswa, fasilitas orang tua, dan
pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. Dengan kontribusi
sinta anggun tahun 2014 dengan judul Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dan
Berbahasa Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Purworejo Tahun Pelajaran
VIII SMP 23 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014. Dibuktikan dengan nilai thitung
lebih besar daripada nilai ttabel, yaitu 2,071 > 1,979; (2) terdapat korelasi antara
Jawa siswa kelas VIII SMP 23 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014. Dibuktikan
dengan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, yaitu 2,037 > 1,979; (3) Terdapat
korelasi antara kebiasaan membaca dan peran orang tua terhadap kemampuan
membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas VIII SMP 23 Purworejo
tahun pelajaran 2013/2014. Dibuktikan dengan nilai Fhitung lebih besar daripada
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Nurhadi (2010: 54) mengatakan
baca pemahaman.
saling berhubungan dengan keeratan korelasi yang kuat. Hal tersebut membuktikan
teori jika kebiasaan membaca rendah maka kemampuan membaca pemahaman juga
Diperoleh r=0,746 dengan kategori keeratan korelasi nya kuat artinya terdapat
korelasi yang kuat antara minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan
membaca pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.
signifikan antara minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca
pemahaman Diperoleh R Square 0,556 dengan arti bahwa kontribusi minat baca
Kondisi seperti ini sesuai dengan pendapat Lamb dan Arnol (dalam
Somadayo 2011: 27) dan Tampubolon (2015: 243) bahwa satu diantara faktor yang
kemampuan membaca, agar pembaca paham terhadap isi dari bacaan diperlukan
berikut: (1) kompetensi kebahasaan; (2) kemampuan mata; (3) penentuan informasi
124
fokus; (4) teknik dan metode membaca; (5) fleksibilitas membaca; (6) kebiasaan
membaca. Menurut
Selanjutnya teori Lamb dan Arnol (dalam Somadayo, 2011: 27) bahwa faktor
lingkungan, meliputi: latar belakang dan pengalaman siswa, serta sosial ekonomi;
(2) intelektual, meliputi: metode mengajar guru dan prosedur kemampuan guru dan
siswa; (3) psikologis, meliputi: motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan
Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Romafi dan
Musfiroh tahun 2015 dengan judul Hubungan Minat, Fasilitas Orang tua, dan
dengan hasil Minat membaca, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas di sekolah
membaca pemahaman pada siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. 1)
ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat membaca siswa dan
Brebes jika dikontrol dengan fasilitas orang tua dan pemberian tugas membaca di
signifikansi sebesar P <0,0001. Oleh karena signifikansi kurang dari 0,05 maka
125
hipotesis dalam penelitian ini diterima artinya terdapat hubungan positif dan
kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. 3) ada hubungan yang positif antara
bahwa nilai Fhitung sebesar 18,376; dengan signifikansi sebesar P < 0,0001. Oleh
karena signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis dalam penelitian ini diterima
sekolah dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di
Kabupaten Brebes. 4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat
membaca siswa, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas di sekolah secara bersama-
sama dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di
Kabupaten Brebes. Pengujian korelasi ganda untuk ketiganya secara bersama antara
minat membaca, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas membaca di sekolah
0,0001.
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Joko Sukoyo
tahun 2013 dengan judul Hubungan Penguasaan Kosakata dan Minat Membaca
Bahasa Dan Sastra Jawa Unnes dengan hasil penelitian 1) ada hubungan positif
menulis eksposisi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,643, 2) ada hubungan positif
dengan koefisien korelasi sebesar 0,661. 3) ada hubungan yang positif antara
126
determinasi 0,54 yang artinya besar sumbangan pengaruh variabel penguasaan kosa
kata dan minat membaca sebesar 54% terhadap variabel kemampuan menulis
eksposisi.
Berdasarkan teori dan empiris tersebut, maka minat baca dan kebiasaan
pemahaman. Artinya jika minat baca dan kebiasaan membaca rendah begitu pula
4.3 Implikasi
Penelitian ini telah membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto,
Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Sesuai hal tersebut, maka minat baca
berikut.
pemahaman, hal ini berarti sesuai dengan teori Nurhadi (2010: 54) mengatakan
bahwa siswa yang minat baca cerita dongeng tinggi dan kebiasaan membaca cerita
cerita dongeng anak pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.
maka siswa kelas V perlu meningkatkan minat baca cerita dongeng dengan
motivasi dalam membaca cerita dongeng, dan memiliki kesadaran akan manfaat
membaca. Selain minat baca siswa juga perlu meningkatkan kebiasaa dalam
membaca cerita dongeng dengan indikatornya adalah: jenis bacaan cerita dongeng,
Proses untuk meningkatkan minat baca dan kebiasaan membaca siswa guna
perlu adanya kegiatan sosialisasi, workshop, maupun seminar bagi guru, siswa, dan
terhadap anak.