Вы находитесь на странице: 1из 46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga variabel yaitu minat baca dan kebiasaan

membaca sebagai variabel Bebas (X), kemampuan membaca sebagai variabel

terikat (Y). Hasil penelitian bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan

data mengenai masing-masing variabel. Responden dalam penelitian ini berjumlah

77 siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

yaitu SD Paremono 1 sebanyak 9 siswa, SD Paremono 3 sebanyak 10 siswa, SD

Paremono 4 sebanyak 14 siswa, SD Pabelan 2 sebanyak 12 siswa, SD Pabelan 3

sebanyak 20 siswa dan SD Ngrajek 1 sebanyak 12 siswa. Pada hasil penelitian akan

dikemukakan mengenai data minat baca, kebiasaan membaca dan kemampuan

membaca pemahaman KD 5.2 unsur-unsur cerita anak pada siswa kelas V SD,

Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Adapun hasil gambaran

masing-masing variabel sebagai berikut.

4.1.1 Minat Baca

Minat baca terdiri atas 5 indikator, yaitu: (1) adanya rasa senang dalam

membaca; (2) usaha yang dilakukan untuk membaca; (3) motivasi membaca; (4)

ketertarikan terhadap bacaan; (5) kesadaran akan manfaat membaca. Data hasil

penelitian menunjukan bahwa minat baca siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang mendapatkan skor rata-rata 84,77

82
83

(75%) dengan kategori sangat baik. Perhitungan data hasil penelitian secara rinci

untuk variabel minat baca dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Distribusi Skor Variabel Minat Baca pada Siswa Kelas V SD, Gugus
Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase


82-100 Sangat baik 20 26%
63-81 Baik 51 66%
44-62 Cukup 6 8%
25-43 Kurang 0 0%
JUMLAH 77 100 %

Minat baca
70% 66%
60%
50%
40%
30% 26%
20%
8%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 1 Diagram Distribusi Skor Variabel Minat Baca Pada Siswa Kelas V
SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Tabel 4.1 dan gambar 4.1 menunjukan bahwa minat baca siswa kelas V SD,

Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang kategori baik. Sebanyak

20 siswa (26%) dikategorikan sangat baik dan sebanyak 51 siswa (66%) berkategori
84

baik, sisanya dikategori cukup sebanyak 6 siswa (8%). Kategori sangat baik dengan

persentase 66% mengindikasi bahwa sebagian besar siswa minat baca nya baik

dengan ciri-ciri siswa cenderung selalu memiliki rasa senang dalam membaca,

memiliki usaha untuk membaca, memiliki motivasi membaca, memiliki

ketertarikan terhadap bacaan dan kesadaran akan manfaat membaca. Lebih detail

mengenai variabel minat baca dapat dilihat dari deskripsi tiap indikator dari minat

baca. Sebagai berikut.

a. Adanya rasa senang dalam membaca

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak

aspek kesenangan atau adanya rasa senang dalam membaca pada siswa kelas V SD,

Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan

memiliki skor rata-rata 28,1 (78%). Perhitungan data hasil penelitian secara rinci

untuk minat baca dengan indikator adanya rasa kesenangan dalam membaca

berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 4.2

Tabel 4. 2 Distribusi Skor Indikator Adanya Rasa Senang dalam Membaca


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 33 43 %
63-81 Baik 36 49 %
44-62 Cukup 6 8%
25-43 Kurang 0 0%
JUMLAH 77 100 %
85

Adanya rasa senang


60%
49%
50% 43%
40%
30%
20%
8%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Skor Indikator Adanya Rasa Senang Dalam
Membaca

Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dinyatakan bahwa minat baca

siswa indikator rasa senang dalam membaca dengan kategori sangat baik sebanyak

33 siswa atau 43%, sebanyak 36 siswa atau 49% indikator adanya rasa senang

dalam membaca masuk pada kategori baik dan minat baca siswa indikator rasa

senang dalam membaca masuk pada kategori cukup sebanyak 6 siswa atau 8%.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator rasa

senang dalam membaca pada siswa kelas V sebesar 28,1 (78%) dengan kategori

baik. Artinya 78% siswa kelas V Gugus Suroto, Magelang cenderung sering

memiliki rasa senang dalam membaca cerita dongeng.

b. Motivasi membaca

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak

aspek motivasi membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 8,1 (68%).


86

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan indikator

motivasi membaca siswa berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 4.3

Tabel 4. 3 Distribusi Skor Indikator Motivasi Membaca


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 13 17%
63-81 Baik 42 55%
44-62 Cukup 19 25%
25-43 Kurang 3 4%
JUMLAH 77 100 %

Motivasi Membaca
60% 55%
50%
40%
30% 25%
20% 17%

10% 4%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 3 Diagram distribusi skor Indikator Motivasi Membaca

Berdasarkan tabel 4.3 dan gambar 4.3 dapat dinyatakan bahwa minat baca

siswa indikator motivasi membaca dengan kategori sangat baik sebanyak 13 siswa

atau 17%, 42 siswa atau 55% minat baca siswa indikator motivasi membaca masuk
87

pada kategori baik, 19 siswa atau 25% minat baca siswa indikator motivasi

membaca masuk pada kategori cukup dan 3 siswa atau 4% minat baca siswa

indikator motivasi membaca masuk pada kategori kurang.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator

motivasi membaca pada siswa kelas V sebesar 8,1 (67,9%) dengan kategori baik.

Artinya 67,9% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang cenderung sering

memiliki motivasi membaca cerita dongeng.

c. Ketertarikan Terhadap Bacaan

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak

aspek ketertarikan terhadap bacaan, siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 16,7

(70%).

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan

indikator ketertarikan terhadap bacaan berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan

pada tabel 4.4

Tabel 4. 4 Distribusi Skor Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 11 14,3%
63-81 Baik 37 48,1%
44-62 Cukup 28 36,4%
25-43 Kurang 1 1,3%
JUMLAH 77 100 %
88

Ketertarikan terhadap bacaan


60.0%
48.1%
50.0%
40.0% 36.4%

30.0%
20.0% 14.3%
10.0%
1.3%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 4 Diagram Distribusi Skor Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan

Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.4 dapat dinyatakan bahwa minat baca

siswa indikator ketertarikan terhadap bacaan dengan kategori sangat baik sebesar

14,3%, 48,1 % indikator ketertarikan terhadap bacaan masuk pada kategori baik,

36,4% minat baca indikator ketertarikan terhadap bacaan masuk pada kategori

cukup dan 1,3% minat baca indikator ketertarikan terhadap bacaan masuk pada

kategori kurang.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator

ketertarikan terhadap bacaan pada siswa kelas V sebesar 16,7 (70%) dengan

kategori baik. Artinya 70% siswa kelas V SD Gugus Suroto, Magelang cenderung

sering memiliki ketertarikan terhadap bacaan cerita dongeng.


89

d. Kesadaran akan manfaat membaca

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak

aspek kesadaran akan manfaat membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-

rata 25,2 (79%).

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan

indikator kesadaran akan manfaat membaca berdasarkan hasil penelitian

ditunjukkan pada tabel 4.5

Tabel 4. 5 Distribusi Skor Indikator Kesadaran Akan Manfaat Membaca


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 36 47%
63-81 Baik 28 36,4%
44-62 Cukup 13 16,9%
25-43 Kurang 0 0%
JUMLAH 77 100 %
90

Kesadaran manfaat membaca


50% 47%

40% 36%

30%

20% 17%

10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 5 Distribusi Skor Indikator Kesadaran Akan Manfaat Membaca

Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.5 dapat dinyatakan bahwa minat baca

dengan indikator kesadaran siswa akan manfaat membaca masuk kategori sangat

baik sebesar 47%, 36% minat baca indikator kesadaran siswa akan manfaat

membaca masuk pada kategori baik, dan 17% minat baca dengan indikator

kesadaran siswa akan manfaat membaca masuk pada kategori cukup.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator

kesadaran akan manfaat membaca pada siswa kelas V sebesar 25,2 (78,9%) dengan

kategori sangat baik. Artinya 78,9% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang

cenderung selalu memiliki kesadaran akan manfaat membaca cerita dongeng.

e. Usaha yang dilakukan Untuk Membaca

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak

aspek usaha yang dilakukan untuk membaca siswa kelas V SDN Gugus Suroto

Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-

rata 5,4 (67,7%).


91

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan

indikator usaha yang dilakukan untuk membaca berdasarkan hasil penelitian

ditunjukkan pada tabel 4.5

Tabel 4. 6 Distribusi Skor Indikator Usaha yang dilakukan untuk Membaca


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 14 18,2%
63-81 Baik 21 27,3%
44-62 Cukup 36 46,8%
25-43 Kurang 6 7,8%
JUMLAH 77 100 %

Usaha yang dilakukan


50.0% 46.8%

40.0%
30.0% 27.3%
18.2%
20.0%
7.8%
10.0%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 6 Diagram Distribusi Skor Indikator Usaha Yang Dilakukan


Untuk Membaca

Berdasarkan tabel 4.6 dan gambar 4.6 dapat dinyatakan bahwa minat baca

dengan indikator usaha yang dilakukan untuk membaca masuk kategori sangat baik
92

sebesar 18,2%, 27,3% minat baca indikator usaha yang dilakukan untuk membaca

masuk pada kategori baik, 46,8% minat baca dengan indikator usaha yang

dilakukan untuk membaca masuk pada kategori cukup dan 7,8% minat baca dengan

indikator usaha yang dilakukan untuk membaca masuk pada kategori kurang.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator usaha

yang dilakukan untuk membaca pada siswa kelas V SDN Gugus Suroto, Magelang

sebesar 5,4 (67,7%) dengan kategori cukup. Artinya siswa kelas V SD, Gugus

Suroto, Magelang cenderung kadang-kadang berusaha untuk membaca.

4.1.2 Kebiasaan Membaca

Variabel Kebiasaan Membaca terdiri dari 4 indikator, yaitu: (1) jenis bacaan;

(2) Frekuensi membaca; (3) keterampilan membaca; (4) lingkungan. Data hasil

penelitian menunjukan bahwa kebiasaan membaca siswa kelas V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang mendapatkan skor rata-rata

72,8.

Hasil perhitungan penelitian secara diskriptif untuk variabel kebiasaan

membaca dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 7 Distribusi Skor Variabel Kebiasaan Membaca pada Populasi Siswa


Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 21 27%
63-81 Baik 43 56%
44-62 Cukup 13 17%
25-43 Kurang 0 0%
JUMLAH 77 100 %
93

Kebiasaan membaca
60% 56%
50%
40%
30% 27%

20% 17%

10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat Baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 7 Diagram Distribusi Skor Variabel Kebiasaan Membaca pada siswa


kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Tabel 4.7 dan gambar 4.7 menunjukan bahwa kebiasaan membaca siswa kelas

V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang dengan kategori

Sangat Baik sebanyak 21 siswa (27%), kategori baik sebanyak 43 siswa (56%), dan

kategori cukup sebanyak 13 siswa (17%). Hasil tersebut mendiskripikan bahwa

siswa kelas V SDN Gugus Suroto sering memiliki kebiasaan membaca yang baik

dibuktikan dengan memiliki jenis buku bacaan, banyak frekuensi membaca,

memiliki keterampilan membaca dan faktor lingkungan yang mendukung. Lebih

detail mengenai variabel kebiasaan membaca dapat dilihat dari deskripsi tiap

indikator dari kebiasaan membaca sebagai berikut.


94

a. Jenis bacaan

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan membaca

cerita anak aspek meliki jenis buku bacaan cerita anak siswa kelas V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki

skor rata-rata 13,2 (66,2%). Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk

kebiasaan membaca dengan indikator jenis bacaan berdasarkan hasil penelitian

ditunjukan pada tabel 4.8

Tabel 4. 8 Distribusi Skor Indikator Jenis Bacaan


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 9 12%
63-81 Baik 35 45%
44-62 Cukup 31 40%
25-43 Kurang 2 3%
JUMLAH 77 100 %
95

Jenis bacaan
50% 45.0%
45% 40.0%
40%
35%
30%
25%
20%
15% 12.0%
10%
5% 3%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4. 8 Diagram Distribusi Skor Variabel Kebiasaan Membaca pada siswa


kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Berdasarkan tabel 4.8 dan gambar 4.8 dapat dinyatakan bahwa kebiasaan

membaca dengan indikator jenis bacaan yang dimiliki termasuk kategori sangat

baik sebesar 12%, 45% indikator jenis bacaan yang dimiliki masuk pada kategori

baik, 40% indikator jenis bacaan yang dimiliki masuk pada kategori cukup dan 3%

indikator jenis bacaan yang dimiliki masuk pada kategori kurang.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator jenis

bacaan yang dimiliki pada siswa kelas V SD sebesar 13,2 (66,2%) dengan kategori

baik. Artinya 66,2% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang cenderung sering

memiliki jenis bacaan cerita dongeng.


96

b. Frekuensi membaca

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan membaca

cerita anak aspek frekuensi membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 21,5

(77%).

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk kebiasaan membaca

dengan indikator frekuensi membaca berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada

tabel 4.9

Tabel 4. 9 Distribusi Skor Indikator Frekuensi Membaca


Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 30 39%
63-81 Baik 39 51%
44-62 Cukup 8 10%
25-43 Kurang 0 0%
JUMLAH 77 100 %
97

Frekuensi membaca
60%
51%
50%
39%
40%
30%
20%
10%
10%
0%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4.9 Diagram Distribusi Skor Frekuensi Membaca pada siswa kelas V SD,
Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.9 dapat dinyatakan bahwa frekuensi

membaca masuk kategori sangat baik sebesar 39%, 51 % masuk pada kategori

baik, 10% frekuensi membaca siswa masuk dalam kategori cukup.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator

frekuensi membaca pada siswa kelas V sebesar 21,5 (77%) dengan kategori baik.

Artinya 77% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang cenderung frekuensi

membaca cerita dongengnya sering.

c. Keterampilan membaca

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca cerita anak

aspek keterampilan membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 26

(72,1%).
98

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk variabel kebiasaan

membaca dengan indikator keterampilan membaca berdasarkan hasil penelitian

ditunjukkan pada tabel 4.10

Tabel 4.10 Distribusi Skor Indikator Keterampilan Membaca pada siswa kelas V
SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase


82-100 Sangat baik 21 27%
63-81 Baik 38 49%
44-62 Cukup 16 21%
25-43 Kurang 2 3%
JUMLAH 77 100 %

Keterampilan membaca
60%
49%
50%
40%
30% 27%
21%
20%
10% 3%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4.10 Diagram Distribusi Skor Keterampilan Membaca pada siswa kelas
V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
99

Berdasarkan tabel 4.10 dan gambar 4.10 dapat dinyatakan bahwa kebiasaan

membaca dengan indikator keterampilan membaca masuk kategori sangat baik

sebesar 27%, 49% indikator keterampilan membaca masuk pada kategori baik, 21%

kebiasaan membaca indikator keterampilan membaca masuk pada kategori cukup

dan 3% sisanya masuk pada kategori kurang.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator

keterampilan membaca siswa kelas V sebesar 26 (72,1%) dengan kategori baik.

Artinya siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang sering memiliki keterampilan

membaca cerita dongeng.

d. lingkungan.

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kebiasaan membaca

dengan aspek lingkungan siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 12,1 (75,7%).

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk minat baca dengan

indikator kesadaran akan manfaat membaca berdasarkan hasil penelitian

ditunjukkan pada tabel 4.11

Tabel 4. 11 Distribusi Skor Indikator Lingkungan siswa kelas V SD, Gugus


Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang
Interval Kategori Frekuensi Persentase
82-100 Sangat baik 24 31%
63-81 Baik 29 38%
44-62 Cukup 21 27%
25-43 Kurang 3 4%
JUMLAH 77 100 %
100

Lingkungan
40% 38%
35% 31%
30% 27%
25%
20%
15%
10%
4%
5%
0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
25-43 44-62 63-81 82-100

Gambar 4.11 Diagram Distribusi Skor Lingkungan siswa kelas V SD, Gugus
Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Berdasarkan tabel 4.11 dan gambar 4.11 dapat dinyatakan bahwa kebiasaan

membaca dengan indikator lingkungan masuk kategori sangat baik sebesar 31%,

38% kebiasaan membaca dengan indikator lingkungan masuk pada kategori baik,

27% kebiasaan membaca dengan indikator lingkungan masuk pada kategori cukup

dan 4% kebiasaan membaca dengan indikator lingkungan masuk pada kategori

kurang.

Pemerolehan skor rata-rata keseluruhan yang diperoleh pada indikator

kesadaran akan manfaat membaca pada siswa kelas V SD sebesar 12,1 (75,7%)

dengan kategori baik. Artinya 75,7% siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang

cenderung sering didukung lingkungan yang baik dalam menumbuhkan kebiasaan

membaca cerita dongeng.


101

4.1.3 Kemampuan Membaca Pemahaman

Variabel kemampuan membaca pemahaman terdiri atas 4 indikator,

diantaranya adalah: (1) mengenali susunan organisai wacana dan antar hubungan

bagian-bagiannya; (2) mampu menangkap makna tersurat dan tersirat; (3)

mengetahui makna kata dalam sebuah bacaan; (4) mengenali pokok-pokok pikiran

yang terungkap dalam wacana. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang memperoleh skor rata-rata 71% dengan kategori

baik yang artinya 71% sering memiliki kemampuan untuk memahami bacaan.

Gambaran secara rinci mengenai perhitungan data hasil penelitian untuk

kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. 12 Skor Variabel Kemampuan Membaca Pemahaman pada Populasi


Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase


86-100 Sangat Baik 15 19%
71-85 Baik 24 31%
56-70 Cukup 32 42%
< 55 Kurang 6 8%
JUMLAH 77 100 %
102

Kemampuan Membaca Pemahaman


45% 42%
40%
35% 31%
30%
25%
19%
20%
15%
10% 8%
5%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
86-100 71-85 56-70 < 55

Gambar 4.12 Diagram Distribusi Skor Variabel Kemampuan Membaca


Pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.

Berdasarkan tabel 4.12 dan gambar 4.12 tersebut kemampuan membaca

pemahaman pada KD 5.3 Unsur-Unsur cerita anak, siswa kelas V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang dengan kategori sangat baik

sebanyak 15 siswa (19%), dalam kategori baik sebanyak 24 siswa (31%), 32 siswa

(42%) dalam kategori cukup dan kategori kurang terdapat 6 siswa (8%). Kategori

baik dengan persentase 42% mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa kelas V

SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang baik kemampuan

membaca pemahamannya. Perolehan skor rata-rata kemampuan membaca

pemahaman sebesar 71 dengan kategori baik. Hal tersebut menunjukan bahwa

siswa sering mengenali susunan organisai wacana dan antar hubungan bagian-

bagiannya, mampu menangkap makna tersurat dan tersirat, mengetahui makna kata

dalam sebuah bacaan dan mampu mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap
103

dalam wacana. Hasil data penelitian secara rinci dapat dilihat dari deskripsi tiap-

tiap indikator sebagai berikut.

a. Mampu menangkap makna tersurat dan tersirat

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan membaca pemahaman

aspek menangkap makna tersurat dan tersirat siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-

rata 6,3 (90%). Perhitungan hasil penelitian secara rinci untuk kemampuan

membaca pemahaman dengan indikator mampu menangkap makna tersurat dan

tersirat berdasarkan penelitian ditunjukkan pada tabel 4.13

Tabel 4. 13 Distribusi Skor Indikator Mampu Menangkap Makna Tersurat dan


Tersirat wacana pada Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase


86-100 Sangat Baik 42 54,5%
71-85 Baik 32 41,6%
56-70 Cukup 2 2,6%
< 55 Kurang 1 1,3 %
JUMLAH 77 100 %
104

Makna tersirat dan tersurat


60.0% 54.5%
50.0%
41.6%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0% 2.6%
1.3%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
>55 56-70 71-85 86-100

Gambar 4.13 Diagram Distribusi Skor Mampu Menangkap Makna Tersurat dan
Tersirat wacana pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
Kabupaten Magelang.

Berdasarkan tabel 4.13 dan gambar 13 dapat dilihat bahwa siswa dalam

menangkap makna tersirat dan tersurat dengan kategori sangat baik sebanyak 42

siswa atau (54,5%), sebanyak 41,6% atau 32 siswa dalam kategori baik, sebanyak

2,6% atau 2 siswa termasuk dalam kategori cukup dan untuk kategori kurang yaitu

sebesar 1,3% sebanyak 1 siswa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa siswa sangat baik

untuk menangkap makna tersirat dan tersurat dari suatu bacaan cerita dongeng dan

memenuhi indikator yang telah ditetapkan.

Perolehan skor rata-rata pada indikator mengenali susunan organisasi wacana

dan antar hubungan bagian-bagiannya pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang adalah 6,3 (90%) dengan kategori

sangat baik. Artinya 90% siswa selalu mampu menangkap makna tersirat dan

tersurat dari suatu bacaan cerita dongeng dengan tepat.


105

b. Mengetahui makna kata dalam sebuah bacaan

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan membaca

pemahaman aspek mengetahui makna kata dalam sebuah bacaan siswa kelas V SD,

Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang secara keseluruhan

memiliki skor rata-rata 1,9 (62,3%).

Perhitungan data hasil penelitian secara rinci untuk kemampuan membaca

pemahaman dengan indikator mengetahui makna kata dalam sebuah bacaan

berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 4.14

Tabel 4. 14 Distribusi Skor Indikator Mengetahui Makna Kata Dalam Sebuah


Bacaan Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase

86-100 Sangat Baik 29%


22
71-85 Baik 0%
0
56-70 Cukup 36%
28
< 55 Kurang 35%
27
JUMLAH 77 100%
106

Makna kata dalam kalimat


40.0% 35.1% 36.0%
35.0% 29.0%
30.0%
25.0%
20.0%
15.0%
10.0%
5.0% 0.0%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
>55 56-70 71-85 86-100

Gambar 4.14 Diagram Distribusi Skor Mengetahui Makna Kata Dalam Sebuah
Bacaan pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten
Magelang.

Tabel 4.14 dan gambar 4.14 menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam

memahami makna kata dalam kalimat dengan kategori sangat baik, yaitu sebanyak

22 siswa (29%). Selanjutnya kategori cukup sebanyak 28 siswa (36%) dan

sebanyak 27 siswa (35,1%).

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah cukup mampu

memahami makna kata dalam kalimat yang telah disajikan dalam cerita anak

dengan baik. Skor rata-rata yang diperoleh pada indikator memahami arti kata-kata

sesuai penggunaan dalam wacana pada siswa kelas V SD sebesar 1,9 (62,3%)

dengan kategori cukup yang artinya, 62,3% siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kabupaten Magelang kadang-kadang mampu memahami makna kata yang telah

disajikan yaitu wacana mengenai cerita anak.


107

c. Mengenali susunan organisai wacana dan antarhubungan bagian-bagiannya

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan membaca

pemahaman aspek mengenali susunan organisai wacana dan antarhubungan bagian-

bagiannya siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten

Magelang secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 1,4 (69%). Perhitungan hasil

penelitian secara rinci untuk kemampuan membaca pemahaman indikator

mengenali susunan organisai wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya

berdasarkan hasil penelitian ditunjukkan pada tabel 4.15.

Tabel 4. 15 Distribusi Skor Indikator Susunan Organisai Wacana Dan


Antarhubungan Bagian-Bagiannya Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase

86-100 Sangat Baik 39 50,6%


71-85 Baik 0 0,0%
56-70 Cukup 0 0,0%
< 55 Kurang 38 49,4%
JUMLAH 77 100%
108

Susunan Organisasi kalimat


60.0% 49.4% 50.6%
50.0%
40.0%
30.0%
20.0%
10.0% 0.0% 0.0%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
>55 56-70 71-85 86-100

Gambar 4.15 Diagram Distribusi Skor Susunan Organisai Wacana Dan Antar
hubungan Bagian-Bagiannya pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang.

Berdasarkan tabel 4.15 dan gambar 4.15 dapat dilihat bahwa siswa dalam

mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya

dengan kategori sangat baik sebanyak 39 siswa (50,6%), sebanyak 49,4% atau 38

siswa dalam kategori kurang baik. Dapat disimpulkan bahwa siswa sudah

mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya sudah

memenuhi indikator yang telah ditetapkan.

Perolehan skor rata-rata pada indikator mengenali susunan organisasi

wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya pada siswa kelas V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang adalah 1,4 (69%) dengan

kategori cukup. Artinya 69% siswa cenderung kadang-kadang mampu dan

mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya dalam

wacana cerita anak yang telah diuraikan.


109

d. Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam wacana.

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan membaca

pemahaman aspek mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam wacana

siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

secara keseluruhan memiliki skor rata-rata 1,8 (45%). Perhitungan data hasil

penelitian secara rinci untuk kemampuan membaca pemahaman dengan indikator

mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam wacana berdasarkan hasil

penelitian ditunjukkan pada tabel 4.16

Tabel 4. 16 Distribusi Skor Mengenali Pokok-Pokok Pikiran Yang Terungkap


Dalam Wacana Pada Populasi Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang

Interval Kategori Frekuensi Persentase

86-100 Sangat Baik 1,3%


1
71-85 Baik 18,2%
14
56-70 Cukup 0,0%
0
< 55 Kurang 80,5%
62
JUMLAH 77 100%
110

Pokok-Pokok Pikiran
100.0%
80.5%
80.0%
60.0%
40.0%
18.2%
20.0% 1.3%
0.0%
0.0%
Kurang Cukup Baik Sangat baik
>55 56-70 71-85 86-100

Gambar 4.16 Diagram Distribusi Skor Mengenali Pokok-Pokok Pikiran Yang


Terungkap Dalam Wacana pada siswa kelas V SDN Gugus Suroto Kecamatan
Mungkid Magelang

Berdasarkan tabel 4.16 dan gambar 4.16 dapat dilihat bahwa siswa mampu

Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam wacana dengan kategori

sangat baik sebanyak 1 siswa (1,3%), sebanyak 18,2% atau 14 siswa dalam kategori

baik, dan untuk kategori kurang yaitu sebesar 80,5% sebanyak 62 siswa. Dapat

disimpulkan bahwa siswa kelas V SD kurang mengenali pokok-pokok pikiran yang

terungkap dalam wacana dongeng cerita anak dengan indikator yang telah

ditetapkan.

Perolehan skor rata-rata pada indikator mengenali pokok-pokok pikiran yang

terungkap dalam wacana dongeng siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Magelang

adalah 1,8 (45%) dengan kategori kurang. Artinya 45% siswa cenderung tidak

pernah mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam wacana dongeng

cerita anak dengan indikator yang telah ditetapkan.


111

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis

4.1.4.1 Analisis Korelasi Sederhana

a. Analisis Korelasi Sederhana Minat Baca dengan Kemampuan Membaca

Pemahaman

Dari hasil korelasi antara minat baca dan kemampuan membaca

pemahaman diperoleh r hitung 0,758 sedangkan r tabel dengan taraf signifikansi 5%

untuk N= 77 adalah 0,2227. Dari hasil tersebut nilai r hitung >r tabel atau 0,758 >

0,2227 maka Ha yang berbunyi Ada hubungan antara minat baca dengan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang diterima. Berdasarkan tabel keeratan korelasi jika

koefisien korelasi antara 0,60 sampai dengan 0,799 tingkat hubungannya kuat,

dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien korelasi minat baca dengan

kemampuan membaca pemahaman sebesar 0,758 yang berarti hubungan antara

minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman memiliki hubungan yang

kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat antara minat

baca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

b. Analisis Korelasi Sederhana Kebiasaan Membaca dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman

Dari hasil korelasi antara minat baca dan kemampuan membaca

pemahaman diperoleh r hitung 0,672 sedangkan r tabel dengan taraf signifikansi 5%

untuk N= 77 adalah 0,2227. Dari hasil tersebut nilai r hitung >r tabel atau 0,672 >
112

0,2227 maka Ha yang berbunyi Ada hubungan antara kebiasaan membaca dengan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang diterima. Berdasarkan tabel keeratan korelasi jika

koefisien korelasi antara 0,60 sampai dengan 0,799 tingkat hubungannya kuat,

dari perhitungan tersebut diperoleh koefisien korelasi kebiasaan membaca dengan

kemampuan membaca pemahaman sebesar 0,672 yang berarti hubungan antara

kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman memiliki

hubungan yang kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang kuat

antara kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas

V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

4.1.4.2 Uji Korelasi Ganda

a. Analisis Korelasi Ganda Minat Baca dan Kebiasaan Membaca dengan

Kemampuan Membaca Pemahaman

Berdasarkan perhitungan menggunakan program SPSS, korelasi ganda antara

variabel lingkungan keluarga dan minat belajar terhadap hasil belajar IPS melalui

pengujian korelasi ganda dengan diperoleh R hitung sebesar 0,764 sedangkan

r tabel pada taraf signifikansi 5% dan N = 77 adalah sebesar 0,227. Hasil

analisis tersebut terlihat bahwa nilai R hitung lebih besar dari nilai R tabel atau

0,764 > 0,2227. B e r d a s a r k a n hasil tersebut, maka Ha yang berbunyi Ada

hubungan minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca

pemahaman diterima. Berdasarkan keeratan korelasi jika koefisien korelasi antara

0,60 sampai dengan 0,799 tingkat hubungannya kuat. Perhitungan tersebut

diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,764 yang berarti hubungan minat baca dan
113

kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman nya kuat. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan minat baca dan kebiasaan membaca dengan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan secara rinci dengan

menggunakan bantuan program SPSS 24 for windows, secara statistik mengenai

hubungan minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca

pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang hasil analisis dan pengujian hipotesis tersebut akan dibahas

dan diuraikan sebagai berikut.

4.2.1 Minat Baca Siswa Kelas V SDN Gugus Suroto Kecamatan Mungkid

Kabupaten Magelang

Minat baca adalah suatu keinginan yang kuat tanpa paksaan disertai usaha-

usaha dan perasaan senang terhadap kegiatan membaca dongeng cerita anak pada

siswa kelas V SD sehingga memahami apa yang telah dibaca Kebiasaan Membaca

Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

Dalam penelitian ini memfokuskan dalam cerita dongeng. Membaca termasuk 4

keterampilan berbahasa. Membaca merupakan keterampilan aktif reseptif, semakin

banyak siswa membaca dongeng maka banyak kosakata yang diperoleh dan siswa

akan memiliki pemahaman yang lebih tentang bacaan. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa minat baca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,
114

Kabupaten Magelang masuk dalam kategori sangat baik (26%), baik (66%) dan

cukup (8%).

Skor rata-rata sebesar 84,6 dengan kategori baik. Dari skor rata-rata minat

baca yang diperoleh, minat baca pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang dapat dikatakan baik. Artinya siswa cenderung

sering memiliki perasaan senang dalam membaca dongeng, memiliki usaha untuk

membaca dongeng, adanya motivasi untuk membaca, memiliki rasa ketertarikan

terhadap bacaan dongeng, dan memiliki kesadaran akan manfaat membaca

dongeng.

Kondisi seperti ini disebabkan karena siswa sebagian besar minat bacanya

baik sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Sehingga hal ini akan

berhubungan pada kemampuan membaca pemahaman pada siswa V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

4.2.2 Kebiasaan Membaca Siswa Kelas V SDN Gugus Suroto Kecamatan

Mungkid Kabupaten Magelang

Kebiasaan membaca adalah suatu kegiatan membaca dongeng cerita anak

secara rutin dan berulang-ulang yang dilakukan oleh siswa kelas V SD berawal dari

minat (motivasi kemauan dan keinginan) dilihat dari kekerapan membaca, jenis

bacaan, waktu yang digunakan untuk memperoleh pesan, instrumen atau

pengetahuan yang ingin disampaikan penulis.

Penelitian ini memfokuskan dalam cerita dongeng. Membaca termasuk 4

keterampilan berbahasa. Membaca merupakan keterampilan aktif reseptif, semakin

banyak siswa membaca dongeng maka banyak kosakata yang diperoleh dan siswa
115

akan memiliki pemahaman yang lebih tentang bacaan. Berdasarkan hasil penelitian

diketahui bahwa kebiasaan membaca siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang masuk dalam kategori sangat baik (27%), baik

(56%) dan cukup (17%) dan kurang (0%).

Skor rata-rata kebiasaan membaca yang diperoleh, kebiasaan membaca pada

siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

dikatakan baik dengan rata-rata 72,8. Artinya siswa cenderung sering memiliki

jenis-jenis buku bacaan cerita anak, frekuensi membaca baik, memiliki ke-

terampilan membaca dan memiliki lingkungan yang baik.

Kondisi seperti ini disebabkan karena sebagian besar kebiasaan membacanya

baik sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan. Sehingga hal ini akan

berhubungan pada kemampuan membaca pemahaman pada siswa V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang.

4.2.3 Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Berdasarkan analisis deskripsi untuk data kemampuan membaca pemahaman

pada K.D. 5.3 Unsur-unsur cerita anak dalam kalimat pada siswa kelas V SD,

Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang dengan kategori sangat

baik sebesar 19%, dalam kategori baik sebesar 31%, kemudian sebesar 42% dalam

kategori cukup baik dan 8% dalam kategoori kurang. Persentase 42%

mengindikasikan bahwa sebagian besar siswa siswa kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang telah mampu membaca pemahaman.


116

Perolehan skor rata-rata kemampuan membaca pemahaman sebesar 71,1%

dengan kategori baik. Artinya siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang cenderung sering membaca pemahaman dengan

baik, yaitu sering dapat memahami arti kata-kata sesuai penggunaan dalam wacana

yang telah, mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-

bagiannya dalam wacana cerita anak yang telah diuraikan, mengenali pokok-pokok

pikiran yang terungkapkan dalam wacana secara keseluruhan, sering bisa

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara tersirat dan tersurat

yang terdapat dalam wacana.

4.2.4 Hubungan dan Besarnya Kontribusi Minat Baca dengan Kemampuan

Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan

Mungkid, Kabupaten Magelang

Untuk mengetahui hubungan minat baca dan kemampuan membaca

pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang dalam penelitian ini digunakan perhitungan model korelasi

Product Moment dengan bantuan program SPSS 24 for windows. Berdasarkan

perhitungan maka diketahui bahwa besarnya hubungan antara minat baca dengan

kemampuan membaa pemahaman adalah 0,730 dengan kategori korelasi kuat

kontribusi sebesar 53%. Dengan kata lain minat baca siswa kelas V SD, Gugus

Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang berhubungan dengan

kontribusi minat baca terhadap kemampuan membaca pemahaman sebesar 53%.

Hubungan tersebut bernilai positif minat baca dengan kemampuan membaca

pemahaman. Artinya apabila siswa meningkatkan minat bacanya maka kemampuan


117

membaca pemahaman dalam membaca cerita dongeng juga akan mengalami

peningkatan.

Kondisi seperti ini dikarenakan pengaruh dari kedua variabel yang

memberikan kontribusi sama. Hal tersebut sesuai dengan teori Lamb dan Arnol

(dalam Somadayo, 2011: 27) bahwa faktor yang mempengaruhi kemampuan

membaca pemahaman adalah: (1) faktor lingkungan, meliputi: latar belakang dan

pengalaman siswa, serta sosial ekonomi; (2) intelektual, meliputi: metode mengajar

guru dan prosedur kemampuan guru dan siswa; (3) psikologis, meliputi: motivasi,

minat, dan kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri; (4) faktor fisiologis,

meliputi: kesehatan fisik, pertimbangan biologis, dan jenis kelamin. Sesuai dengan

pendapat (Nurhadi 2010: 54) Kemampuan membaca bergantung pada banyak hal

satu diantara adalah minat baca siswa. Jika minat bacanya semakin tinggi maka

keterampilan membaca nya akan semakin tinggi

Nurhadi (2010: 13) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal berupa IQ, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca.

Sedangkan faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor

lingkungan, atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan dan tradisi

membaca.

Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sariyem tahun

2016 denga judul Kemampuan berfikir kritis dan minat baca dengan kemampuan

membaca kritis siswa kelas Tinggi SD Negeri di Kabupaten Bogor dengan hasil

1) kemampuan berpikir kritis memiliki hubungan positif dan signifikan dengan


118

kemampuan membaca kritis siswa kelas tinggi SD Negeri di Kabupaten Bogor

sebesar 0,364 atau 36,4%. 2) minat baca memiliki hubungan positif dan signifikan

dengan kemampuan membaca kritis siswa kelas tinggi SD Negeri di Kabupaten

Bogor sebesar 0,369 atau 36,9%. 3) kemampuan berpikir kritis dan minat baca

secara bersama-sama memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kemampuan

membaca kritis siswa kelas tinggi SD Negeri di Kabupaten Bogor. Koefisien

korelasi dapat diketahui koefisien determinasinya sebesar 0,382 atau 38,2%. Ini

berarti bahwa 38,2% variasi kemampuan membaca kritis dapat dijelaskan oleh

kemampuan berpikir kritis dan minat baca melalui persamaan regresi Y= -8,839 +

0,182X1 + 0,222X2

Penelitian ini di perkuat oleh Endarwati tahun 2013 dengan judul Hubungan

Antara Minat Membaca dan Penguasaan Kosakata dengan Keterampilan

Berbicara Siswa Kelas VI SD Negeri Se Gugus Diponegoro Batuwarno Wonogiri

mengenai hasil analisis yang berkenaan dengan hubungan antara minat membaca

dengan keterampilan berbicara. 1) Dengan besarnya nilai koefisien korelasi sebesar

0,738 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Maka terdapat hubungan antara

minat membaca dengan keterampilan berbicara siswa kelas VI SD Negeri se Gugus

Diponegoro di Kecamatan Batuwarno Kabupaten Wonogiri. 2) nilai koefisien

korelasi sebesar 0,461 dengan taraf signifikansi sebesar 0,010. Maka terdapat

hubungan antara Penguasaan kosakata dengan ketrampilan berbicara siswa kelas

VI SD Negeri se Gugus Diponegoro di Kecamatan Batuwarno Kabupaten

Wonogiri. Demikian, hasil pengujian ini menunjukkan bahwa minat membaca

terbukti merupakan variabel penentu (prediktor) bagi variabel keterampilan


119

berbicara. (3) terdapat hubungan positif anatar minat membaca dan penguasaan

kosakata secara bersama-sama dengan keterampilan berbicara, dengan nilai koef

korelasi 0,758. Mengandung arti bahwa kedudukan kedua variabel bebas ini

sebagai prediktor varians skor keterampilan berbicara tidak perlu diragukan lagi.

Berdasarkan teori dan empiris tersebut maka minat baca merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Sehingga antara

variabel minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman saling berhubungan

dengan keeratan korelasi yang kuat. Jika minat baca rendah maka kemampuan

membaca pemahaman juga rendah, begitu pula sebaliknya.

4.2.5 Hubungan dan Besarnya Kontribusi Kebiasaan Membaca dengan

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Untuk mengetahui hubungan kebiasaan membaca dengan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang dalam penelitian ini digunakan perhitungan model korelasi

Product Moment dengan bantuan program SPSS 24 for windows. Berdasarkan

perhitungan maka diketahui bahwa besarnya hubungan antara kebiasaan membaca

dengan kemampuan membaa pemahaman adalah 0,652 dengan kategori korelasi

kuat kontribusi sebesar 55%. Dengan kata lain kebiasaan membaca siswa kelas V

SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang berhubungan

dengan kebiasaan membaca terhadap kemampuan membaca pemahaman sebesar

55%. Hubungan tersebut bernilai positif. Artinya apabila siswa meningkatkan


120

kebiasaan membaca maka kemampuan membaca pemahaman dalam membaca

cerita dongeng juga akan mengalami peningkatan.

Kondisi seperti ini dikarenakan pengaruh dari variabel yang memberikan

kontribusi. Hal tersebut sesuai dengan teori Tampubolon ( 2015: 243) menyatakan

bahwa kemampuan membaca, agar pembaca paham terhadap isi dari bacaan

diperlukan sebuah pemahaman, pemahaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut: (1) kompetensi kebahasaan; (2) kemampuan mata; (3) penentuan

informasi fokus; (4) teknik dan metode membaca; (5) fleksibilitas membaca; (6)

kebiasaan membaca.

Nurhadi (2010: 13) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

kemampuan membaca pemahaman dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Faktor internal berupa IQ, minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan membaca.

Sedangkan faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan, faktor

lingkungan, atau faktor latar belakang social ekonomi, kebiasaan dan tradisi

membaca.

Sedangkan menurut Syafiie (dalam Somadayo, 2011: 27) faktor yang

mempengaruhi terhadap pemahaman siswa terhadap suatu bacaan adalah

penguasaan struktur wacana atau teks bacaan. Pemahaman terhadap bacaan sangat

ditentukan oleh aktivitas pembaca untuk memperoleh pemahaman tersebut. Artinya

proses pemahaman itu tidak datang dengan sendirinya, melainkan memerlukan

aktifitas berpikir yang terjadi melalui kegiatan menghubungkan pengetahuan yang

relevan yang dimiliki sebelumnya.


121

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Romafi dan

Musfiroh tahun 2015 dengan judul Hubungan Minat, Fasilitas Orang tua, dan

Pemberian Tugas Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

dengan hasil minat membaca, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas di sekolah

secara bersama-sama berhubungan positif dan signifikan dengan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. 1)

ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat membaca siswa dan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten

Brebes. Kontribusi variabel X1 (minat membaca) terhadap Y (kemampuan

membaca pemahaman) sebesar 10,6%. 2) Ada hubungan yang positif antara

fasilitas orangtua dengan kemampuan membaca pemahaman. Kontribusi sebesar

12,4%. 3) ada hubungan yang positif antara pemberian tugas membaca dengan

kemampuan membaca pemahaman. Besar kontribusi 4,6%. 4) ada hubungan yang

positif dan signifikan antara minat membaca siswa, fasilitas orang tua, dan

pemberian tugas di sekolah secara bersama-sama dengan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. Dengan kontribusi

bersama-sama sebesar 48.9%.

Penelitian ini juga perkuatkan oleh penelitian yang dilakukan Destyaningrum

sinta anggun tahun 2014 dengan judul Korelasi Antara Kebiasaan Membaca dan

Peran Orang Tua terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Wacana

Berbahasa Jawa Siswa Kelas VIII SMP Negeri 23 Purworejo Tahun Pelajaran

2013/2014 menunjukan bahwa (1) terdapat korelasi antara kebiasaan membaca

terhadap kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas


122

VIII SMP 23 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014. Dibuktikan dengan nilai thitung

lebih besar daripada nilai ttabel, yaitu 2,071 > 1,979; (2) terdapat korelasi antara

peran orang tua terhadap kemampuan membaca pemahaman wacana berbahasa

Jawa siswa kelas VIII SMP 23 Purworejo tahun pelajaran 2013/2014. Dibuktikan

dengan nilai thitung lebih besar daripada nilai ttabel, yaitu 2,037 > 1,979; (3) Terdapat

korelasi antara kebiasaan membaca dan peran orang tua terhadap kemampuan

membaca pemahaman wacana berbahasa Jawa siswa kelas VIII SMP 23 Purworejo

tahun pelajaran 2013/2014. Dibuktikan dengan nilai Fhitung lebih besar daripada

nilai Ftabel, yaitu 7,199 > 3,07.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori Nurhadi (2010: 54) mengatakan

bahwa semakin tinggi kebiasaan membacanya maka semakin tinggi kemampuan

membaca pemahaman Berdasarkan teori dan penelitian tersebut, maka kebiasaan

membaca merupakan satu diantara faktor yang mempengaruhi kemampuan mem-

baca pemahaman.

Berdasarkan teori dan empiris tersebut, maka kebiasaan membaca merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Sehingga

antara variabel kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca pemahaman

saling berhubungan dengan keeratan korelasi yang kuat. Hal tersebut membuktikan

teori jika kebiasaan membaca rendah maka kemampuan membaca pemahaman juga

rendah, begitu pula sebaliknya.


123

4.2.6 Hubungan dan Besarnya Kontribusi Minat Baca dan Kebiasaan

Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD,

Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

Hasil penelitian menunjukan bahwa minat baca dan kebiasaan membaca

siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang

memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan membaca pemahaman.

Diperoleh r=0,746 dengan kategori keeratan korelasi nya kuat artinya terdapat

korelasi yang kuat antara minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang.

Selanjutnya hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca

pemahaman Diperoleh R Square 0,556 dengan arti bahwa kontribusi minat baca

dan kebiasaan membaca bersama-sama berpengaruh dengan kemampuan membaca

pemahaman sebesar 55%. Sisanya sebesar 45 % dipengaruhi oleh faktor lain.

Kondisi seperti ini sesuai dengan pendapat Lamb dan Arnol (dalam

Somadayo 2011: 27) dan Tampubolon (2015: 243) bahwa satu diantara faktor yang

mempengaruhi dalam kemampuan membaca pemahamaman adalah minat baca dan

kebiasaan membaca. Menurut Tampubolon (2015: 243) menyatakan bahwa

kemampuan membaca, agar pembaca paham terhadap isi dari bacaan diperlukan

sebuah pemahaman, pemahaman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai

berikut: (1) kompetensi kebahasaan; (2) kemampuan mata; (3) penentuan informasi
124

fokus; (4) teknik dan metode membaca; (5) fleksibilitas membaca; (6) kebiasaan

membaca. Menurut

Selanjutnya teori Lamb dan Arnol (dalam Somadayo, 2011: 27) bahwa faktor

yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman adalah: (1) faktor

lingkungan, meliputi: latar belakang dan pengalaman siswa, serta sosial ekonomi;

(2) intelektual, meliputi: metode mengajar guru dan prosedur kemampuan guru dan

siswa; (3) psikologis, meliputi: motivasi, minat, dan kematangan sosial, emosi, dan

penyesuaian diri; (4) faktor fisiologis, meliputi: kesehatan fisik, pertimbangan

biologis, dan jenis kelamin.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Romafi dan

Musfiroh tahun 2015 dengan judul Hubungan Minat, Fasilitas Orang tua, dan

Pemberian Tugas Membaca dengan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

dengan hasil Minat membaca, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas di sekolah

secara bersama-sama berhubungan positif dan signifikan dengan kemampuan

membaca pemahaman pada siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. 1)

ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat membaca siswa dan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di Kabupaten

Brebes jika dikontrol dengan fasilitas orang tua dan pemberian tugas membaca di

sekolah dengan koefisien korelasi=0,294 dengan p<0,0001. Kontribusi variabel X1

(minat membaca) terhadap Y (kemampuan membaca pemahaman) sebesar 10,6%.

2) Ada hubungan yang positif antara fasilitas orangtua dengan kemampuan

membaca pemahaman. Diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 54,498; dengan

signifikansi sebesar P <0,0001. Oleh karena signifikansi kurang dari 0,05 maka
125

hipotesis dalam penelitian ini diterima artinya terdapat hubungan positif dan

signifikan fasilitas orang tua dengan kemampuan membaca pemahaman siswa

kelas VIII SMP negeri di Kabupaten Brebes. 3) ada hubungan yang positif antara

pemberian tugas membaca dengan kemampuan membaca pemahaman. Diketahui

bahwa nilai Fhitung sebesar 18,376; dengan signifikansi sebesar P < 0,0001. Oleh

karena signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesis dalam penelitian ini diterima

artinya terdapat hubungan positif dan signifikan pemberian tugas membaca di

sekolah dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di

Kabupaten Brebes. 4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat

membaca siswa, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas di sekolah secara bersama-

sama dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas VIII SMP negeri di

Kabupaten Brebes. Pengujian korelasi ganda untuk ketiganya secara bersama antara

minat membaca, fasilitas orang tua, dan pemberian tugas membaca di sekolah

dengan kemampuan membaca pemahaman mendapatkan R= 0,489 dengan p <

0,0001.

Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Joko Sukoyo

tahun 2013 dengan judul Hubungan Penguasaan Kosakata dan Minat Membaca

dengan Kemampuan Menulis Eksposisi Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Dan Sastra Jawa Unnes dengan hasil penelitian 1) ada hubungan positif

yang signifikan antara penguasaan kosakata mahasiswa dengan kemampuan

menulis eksposisi, dengan koefisien korelasi sebesar 0,643, 2) ada hubungan positif

yang signifikan antara minat membaca dengan kemampuan menulis eksposisi

dengan koefisien korelasi sebesar 0,661. 3) ada hubungan yang positif antara
126

penguasaan kosakata, dan minat membaca secara bersama-sama dengan

ketrampilan menulis eksposisi, dengan koefisien korelasi 0,735, dan koefisien

determinasi 0,54 yang artinya besar sumbangan pengaruh variabel penguasaan kosa

kata dan minat membaca sebesar 54% terhadap variabel kemampuan menulis

eksposisi.

Berdasarkan teori dan empiris tersebut, maka minat baca dan kebiasaan

membaca berhubungan positif dan signifikan dengan kemampuan membaca

pemahaman. Artinya jika minat baca dan kebiasaan membaca rendah begitu pula

sebaliknya. Kontribusi minat baca dan kebiasaan membaca secara bersama-sama

terhadap kemampuan membaca sebesar 43%.

4.3 Implikasi

Penelitian ini telah membuktikan bahwa ada hubungan yang positif dan

signifikan antara minat baca dn kebiasaan membaca pemahaman dengan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas Siswa Kelas V SD, Gugus Suroto,

Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Sesuai hal tersebut, maka minat baca

dan kebiasaan membaca merupakan bagian dari faktor penenetu keberhasilan

kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini berguna untuk memperkuat

penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi sebagai

berikut.

4.3.1 Implikasi Teoritis

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan menghasilkan adanya hubungan

antara minat baca dan kebiasaan membaca dengan kemampuan membaca


127

pemahaman, hal ini berarti sesuai dengan teori Nurhadi (2010: 54) mengatakan

bahwa siswa yang minat baca cerita dongeng tinggi dan kebiasaan membaca cerita

dongeng tinggi dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman materi

cerita dongeng anak pada siswa kelas V SD, Gugus Suroto, Kecamatan Mungkid,

Kabupaten Magelang.

4.3.2 Implikasi Praktis

Cara untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman cerita dongeng

maka siswa kelas V perlu meningkatkan minat baca cerita dongeng dengan

indikatornya adalah : memiliki perasaan senang ketika sedang membaca dongeng,

memiliki usaha-usaha yang dilakukan untuk membaca cerita dongeng, memiliki

motivasi dalam membaca cerita dongeng, dan memiliki kesadaran akan manfaat

membaca. Selain minat baca siswa juga perlu meningkatkan kebiasaa dalam

membaca cerita dongeng dengan indikatornya adalah: jenis bacaan cerita dongeng,

banyak meluangkan waktu untuk membaca, memiliki keterampilan membaca dan

lingkungan yang baik.

4.3.3 Implikasi Pedagogis

Proses untuk meningkatkan minat baca dan kebiasaan membaca siswa guna

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman yang baik dan optimal, maka

perlu adanya kegiatan sosialisasi, workshop, maupun seminar bagi guru, siswa, dan

perangkat sekolah tentang perlunya menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca

terhadap anak.

Вам также может понравиться