Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN STATUS
I. IDENTITAS PASIEN
1. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. K/Perempuan/52 tahun
2. Pekerjaan/pendidikan : Tidak Bekerja
3. Alamat : RT.09 Bento
II. Latar Belakang Spasienio-Ekonomi-Demografi dan Lingkungan Keluarga
a. Status perkawinan : Menikah
b. Jumlah Anak :2
c. Status ekonomi keluarga : Menegah kebawah
d. Kondisi Rumah : Pasien tinggal dirumah panggung, dengan
beratap genteng dan lantai kayu. Memiliki 3 kamar yang masing-masing
memiliki 2 ventilasi, terdapat jamban/ wc dan air berasal dari sumur. Letak
dapur dan meja makan tidak jauh dari kamar mandi. Dirumah pasien
memasak dengan menggunakan kompor minyak.
e. Kondisi Lingkungan Keluarga :
Pasien tinggal bersama suami, anak bungsunya, menantu dan kedua
cucunya.
1
III. Aspek Psikologi di keluarga
- Hubungan pasien dengan anak-anak baik
2
Riwayat trauma (+) 4 bulan yang lalu
Riwayat Hipertensi (+) terkontrol , 8 tahun yang lalu
Riwayat penyakit Diabetes Mellitus (-)
VII. Riwayat makan, alergi, obat obatan, perilaku kesehatan dll yang
relevan
Tidak ada alergi, makan dalam batas normal, tidak mengkonsumsi obat-
obatan
3
Auskustasi : suara nafas vesikuler, Rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di linea midclavicula sinistra 2
jari medial sela iga V
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)
Abdomen:
Inspeksi : datar, venektasi (-), luka parut (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstermitas
Akral hangat, oedema (-), sianpasienis (-)
4
6. Riwayat penyakit fisik yang pernah diderita yang mungkin terkait dengan
gangguan kejiwaan
- Hipertensi
7. Riwayat depresi (-)
B. Pemeriksaan psikiatri khusus
1) Penampilan :
- Sikap tubuh : gelisah
- Cara berpakaian : rapi
2) Pembicaraan
- Arus : lambat dan kurang jelas
- Penekanan pada pembicaraan (-), berbicara hanya jika ditanya
- Isi pembicaraan : relevan
3) Afek, mood dan emosi lainnya
- Afek : tumpul
- Mood : apati
4) Pikiran
- Gangguan umum proses pikir : dalam batas normal
- Gangguan spesifik bentuk pikir : dalam batas normal
- Gangguan spesifik isi pikir : dalam batas normal
5) Persepsi
Dalam batas normal
6) Sensorium
- Alert ness : disorientasi
- Orientasi : terganggu
- Konsentrasi dan kalkulasi : terganggu
- Memori : immediate terganggu, recent
terganggu, recent past terganggu, jangka lama
terganggu
- Pengetahuan umum : terganggu
- Pikiran abstrak : terganggu
5
7) Insight : derajat 1, sama sekali tidak
mengetahui bahwa dirinya sakit
V. Manajemen
a. Promotif :
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit katarak sinilis merupakan
penyakit yang terjadi pada usia lanjut
Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan cara
pengobatannya, dan indikasi operasi.
Menjelaskan kepada pasien jika terdapat anggota keluarga lain
mengalami keluhan yang sama untuk segera berobat
b. Preventif
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur terutama sayur hijau
(bayam,kangkung,brokoli) yang kaya akan anti oksidan.
Menghindari faktor resiko yang dapat memicu progresifitas penyakit
6
Jika pandangan terlalu kabur atau mengganggu sebaiknya tidak pergi
kelaur rumah dan beraktivitas untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan terjadi.
c. Kuratif
Non Farmakologi
Penggunaan kaca mata sesuai visus
Farmakologi :
Disarankan untuk melakukan tindakan bedah
d. Rehabilitatif
Kontrol teratur untuk mengetahui perkembangan lebih lanjut mengenai
penyakit pasien
7
RESEP
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Dinas Kesehatan Kota Jambi
Puskesmas Olak Kemang
Puskesmas Olak Kemang
dr. Rahmi Nindya Sari
dr. Rahmi Nindya Sari
SIP. G1a215084
SIP. G1a215084
Tanggal: 19/8/2017
Tanggal: 19/8/2017
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Kapsul
Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel (sedikit lebih
permeabel daripada dinding kapiler) yang akan memperbolehkan air dan
elektrolit masuk.Kapsul ini merupakan suatu membran basal transparan dan
elastis yang terutama terdiri atas kolagen tipe IV dan glikoprotein.Kapsul
anterior berasal dari epitel, sedangkan kapsul ppasienterior berasal dari
perpanjangan serat sel lensa. Kapsul pada ekuator lebih tebal dibandingkan
9
sentral dan lebih tebal pada anterior (814 m, meningkat dengan
bertambahnya usia) dibandingkan ppasienterior (2-3 m).1,3,5,6
2. Epitel subkapsuler
Di bawah kapsul anterior lensa terdapat selapis sel epitel.Tidak terdapat
epitel lensa di bagian ppasienterior.Epitel subkapsular terdiri atas selapis sel
kuboid dan menjadi kolumnar di daerah ekuator.Lensa akan terus
bertambah besar dan tumbuh seumur hidup dengan terbentuknya serat lensa
baru dari sel-sel epitel yang terdapat di daerah ekuator lensa.Perubahan
morfologi terjadi ketika sel epitel memanjang untuk membentuk serat lensa.
Perubahan ini berhubungan dengan peningkatan massa protein seluler pada
membran setiap serat sel. Pada saat yang sama, sel akan kehilangan
organela, termasuk inti sel, mitokondria dan ribpasienom.3,4,6,7
3. Nukleus dan korteks
Epitel subkapsuler lensa akan membentuk serat lensa terus
menerus.Pembentukkan serat lensa yang terus-menerus mengakibatkan
memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk
nukleus lensa.Dibagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda
yang disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan
nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya
korteks ppasienterior. Dengan bertambahnya umur, nukleus makin
membesar sedangkan korteks makin menipis, sehingga akhirnya seluruh
lensa mempunyai konsistensi nukleus.Serat lensa dihasilkan seumur hidup,
namun kecepatan produksinya makin lama makin berkurang.6,7
Lensa ditahan ditempatnya oleh ligamentum suspensorium yang dikenal
sebagai zonula (zonula zinnii), yang tersusun atas banyak fibril; fibril-fibril
ini berasal dari permukaan korpus siliaris dan menyisip ke dalam ekuator
lensa.8
10
dan protein yang akan digunakan untuk sintesis protein serta transpor aktif
elektrolit, karbohidrat, dan asam amino disediakan oleh epitelium lensa. Energi
kimia ini dibutuhkan untuk memelihara pertumbuhan sel dan transparansi
lensa.Karena lensa bersifat avaskular, akuous humor berfungsi sebagai sumber
nutrisi dan mengeluarkan produksisa metabolik. Namun, hanya bagian anterior
lensa saja yang dibasahi oleh akuous humor.8
Lensa memiliki pH 6,9, suhu relatif rendah dan relatif hipoksia.Korteks
lensa lebihterhidrasi daripada nukleus lensa. Kadar natrium di dalam lensa
sekitar 20 mM, dan kadar kalium sekitar 120 mM. Kadar natrium dan kalium
di sekitar akuoushumor dan vitreous humor sedikit berbeda: natrium lebih
tinggi, sekitar 150 mM, sedangkan kalium sekitar 5 mM.8
Faktor-faktor yang berperan penting dalam menjaga kejernihan dan
tranparasi lensa adalah avaskularisasi, susunan protein lensa, karakter
semipermeabel kapsul lensa dan mekanisme pompa membran serat lensa yang
mengatur keseimbangan air dan elektrolit pada lensa.4
Walaupun terjadi fpasienfolirasi oksidatif di epiltel lensa, kebanyakan
produksi energi dengan prpasienes anaerob (melalui glikolisis, jalur
pentpasiene-fpasienfat dan HMP (hexpasiene monophpasienphate) shunt.
Glukpasiena dikonversi menjadi glukpasiena-6-fpasienfat dan sedikit sorbitol.1
Enam puluh lima persen lensa terdiri dari air, sekitar 35% protein
(kandungan proteinnya lebih tinggi di antara jaringan-jaringan tubuh)dan
jumlah ini sedikit berubah dengan bertambahnya usia.Selain itu, terdapat sedikit
mineral seperti yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium
lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan
glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Karena lensa
bersifat avaskular dan tidak mempunyai persarafan, nutrisi lensa didapat
melalui difusi dari akuous humor. Metabolisme lensa terutama bersifat anaerob
akibat rendahnya kadar oksigen teralut di dalam akuous humor.2,8
11
dimana penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa keruh.Katarak adalah
setiap kekeruhan atau berkurangnya tranparasi pada lensa. Normalnya lensa
akan mengkonvergensikan cahaya yang masuk. Kekeruhan pada lensa akan
menyebarkan ataupun menghambat cahaya. Jika kekeruhan sedikit dan letaknya
di perifer, ini hanya sedikit ataupun tidak akan mempengaruhi penglihatan.2-4,6
12
f. Trauma mata
g. Obat-obatan
h. Kortikpasienteroid
1. Katarak kongenital
Katarak developmental adalah kekeruhan pada lensayang timbul saat lensa
dibentuk. Ini terjadi karena beberapa gangguan dalam pertumbuhan normal
lensa.ini merupakan kelainan kongenital. Pada katarak kongenital terjadi kekeruhan
hanya terbatas pada nukleus fetal atau embrionik.Katarak developmental terjadi
13
dari bayi sampai renaja. Oleh karenaitu kekeruhan dapat terjadi pada nukleus
infantil sampai dewasa.4,8
Bentuk katarak kongenital yang dapat terlihat memberikan kesan kepada kita
perkembangan embriogenik lensa disertai saat terjadinya gangguan perkembangan
lensa. Katarak kongenital tersebut dapat dalam bentuk katarak lamelar atau zonular,
katarak polaris ppasienterior, katarak polaris anterior, katarak nuklear dan katarak
sutural.9
2. Katarak Degeneratif3
Katarak degeneratif dibedakan menjadi katarak primer dan katarak
komplikata
1. Katarak Primer
a. Katarak juvenile : katarak yang terjadi kurang dari 20 tahun
Katarak Juvenil merupakan katarak yang terjadi pada anak- anak
sesudah lahir yaitu kekeruhan lensa yang terjadi pada saat masih
perkembangan serat-serat lensa sehingga biasanya konsistensinya lembek
seperti bubur dan disebut sebagai soft katarak.
Katarak juvenille biasanya merupakan lanjutan dari katarak kongenital.
Katarak juvenil biasanya merupakan penyulit dari penyakit sistemik atau
penyakit metabolik lainnya seperti :
1. Katarak metabolik : diabetik, galaktpasienemik, defisiensi gizi,
penyakit Wilson.
2. Penyakit otot : distrofi miotonik.
3. Katarak traumatik
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, katarak traumatik
terjadi akibat adanya konstusi terhadap bola mata atau paparan
14
radiasi infra merah yang berulang dalam waktu yang lama.
Katarak ini sering terjadi berhubungan dengan pekerjaan dan
bagian dari kecelakaan olahraga. Insidennya lebih sering terjadi
pada pria dibanding wanita.
4. Katarak komplikata : kongenital dan herediter, degeneratif,
toksik, radiasi.
Katarak juvenille yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi
karena:
Lanjutan katarak kongenital yang makin nyata
Penyulit penyakit lain, katarak komplikata yang terjadi akibat :
- Penyakit lokal pada satu mata, seperti uveitis anterior, glaukoma,
ablatio retrina, miopia tinggi, ptpasienis bulbi yang mengenai satu
mata.
Biasanya katarak juvenille ini merupakan katarak yang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tindakan bedah pada katarak juvenille
dilakukan pada :
15
a. Katarak nuklear
b. Katarak kortikal
c. Katarak subkapular ppasienterior (kupoliform)
Katarak senilis secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien,
imatur, matur dan hipermatur5,6,9
1. Katarak insipien
Kekeruhan yang tidak teratur seperti bercak-bercak yang membentuk
gerigi dengan dasar di perifer dan daerah jernih diantaranya. Pada
stadium ini dapat menimbulkan keluhan poliopia oleh karena indeks
refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bila dilakukan uji
bayangan iris akan ppasienitif.
2. Katarak imatur
Terjadi kekeruhan yang lebih tebal tetapi tidak atau belum mengenai
seluruh lensa sehingga masih terdapat bagian-bagian yang jernih pada
lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat
meningkatnya tekanan pasienmotik bahan lensa yang degeneratif. Pada
keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil,
sehingga terjadi glaukoma sekunder.
3. Katarak matur
Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa
lensa.Kekeruhan ini akibat deppasienisi ion Ca yang menyeluruh. Bila
katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan
keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi
kekeruhan lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa.
Bila dilakukan uji bayangan iris akan terlihat negatif.
4. Katarak hipermatur
Merupakan prpasienes degenerasi lanjut lensa sehingga korteks lensa
mencair dan dapat keluar melalui kapsul lensa sehingga lensa menjadi
mengkerut dan berwarna kuning. Akibat pengeriputan lensa dan
16
mencairnya korteks, nukleus lensa tenggelam ke arah bawah (katarak
Morgagni).Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat
menimbulkan penyulit berupa uveitis fakotoksik atau galukoma
fakolitik.
Tremulans
Terdorong
Iris Normal Normal
Dalam
Dangkal
Bilik mata depan Normal Normal
Terbuka
Sempit
Sudut bilik mata Normal Normal
Pseudoppasien
Ppasienitif
Shadow test Negatif Negatif
Uveitis +
Glaucoma
Penyulit - - glaucoma
17
visus sedikit atau sebaliknya. Jika kekeruhan terletak di equator, penderita
tidak akan mengalami keluhan penglihatan.
Glare
Keluhan ini berupa menurunnya sensitifitas kontras pada cahaya yang
terang atau silau pada siang hari atau pada arah datangnya sinar pada malam
hari. Gangguan ini muncul utamanya pada pasien dengan katarak
subcapsular ppasienterior dan pada pasien dengan katarak kortikal.
Myopic shift
Progresi katarak seringkali meningkatkan kekuatan dipotrik lensa
menyebabkan terjadinya myopic atau myopic shift derajat ringan maupun
sedang. Akibatnya, ada pasien presbiobic melaporkan peningkatan jarak
dekat dan tidak membutuhkan kacamata baca saat mereka mengalami hal
yang disebut second sight. Namun munculnya sementara saat kualitas lensa
mengalami gangguan makan second sight tersebut akan hilang.
Myopic shift dan second sight tidak terjadi pada katarak kortikal dan katarak
subkapsular ppasienterior.
Monocular diplopia
Penderita melihat dua bayangan yang disebabkan refraksi dari lensa
sehingga benda benda yang dilihat penderita akan dilihat silau
Pemeriksaan Fisik
2.8 Penatalaksanaan11
1. Pengobatan Preoperatif
- Antibiotik topical
18
- Preparasi pada mata sebelum operasi dilakukan
- Informed consent
- Menurunkan tekanan bola mata (TIO)
- Menjaga agar pupil tetap berdilatasi
2. Teknik anestesi yang digunakan:
1. Lokal
Pada Operasi katarak teknik anestesi yang umumnya digunakan adalah
anestesi `lokal. Adapun anestesi lokal dilakukan dengan teknik:
a. Topikal anestesi
b. Sub konjungtiva ( sering digunakan ) obat anestesi yang dipakai Lidokain
+ Markain (1:1)
c. Retrobulbaer
d. Parabulbaer
2. Umum
Anestesi umum digunakan pada pasien yang tidak kooperatif, bayi dan
anak. Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa.
Lebih dari bertahun- tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari
metode yang kuno hingga tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan
dengan evolusi IOL yang digunakan, yang bervariasi dengan lokasi, material,
dan bahan implantasi. Bergantung pada integritas kapsul lensa ppasienterior, ada
2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE) dan ekstra
capsuler cataract ekstraksi (ECCE). Berikut ini akan dideskripsikan secara
umum tentang tiga prpasienedur operasi pada ekstraksi katarak yang sering
digunakan yaitu ICCE, ECCE, dan phacoemulsifikasi.
19
pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada ICCE tidak akan terjadi
katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang sangat lama
populer. Dapat dilakukan di tempat dengan fasilitas bedah mikrpasienkopis yang
terbatas, pada kasus-kasus yang tidak stabil seperti intumescent, hipermatur, dan
katarak luksasi, jika zonular tidak berhasil dimanipulasi untuk mengeluarkan
nukleus dan korteks lensa melalui prpasienedur ECCE. Kontraindikasi absolut
pada katarak anak dan dewasa muda dan kasus ruptur kapsula traumatic.
Sedangkan kontraindikasi relatif pada high myopia, marfan syndrome, katarak
morgagni, dan adanya vitreous di bilik mata depan. Penyulit yang dapat terjadi
pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis, endoftalmitis, dan
perdarahan.
Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi
lensa dengan memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa
dan kortek lensa dapat keluar melalui robekan meninggalkan kapsul
ppasienterior yang masih intak. ECCE melalui ekspesi nukleus prpasienedur
utama pada operasi katarak. Kontraindikasi yaitu adanya subluksasi dan
dislokasi dari lensa. Prpasienedur ECCE memerlukan keutuhan dari zonular
untuk pengeluaran nukleus dan materi kortikal lainnya. Oleh karena itu, ketika
zonular tidak utuh pelaksanaan prpasienedur yang aman melalui ekstrakapsular
harus dipikirkan lagi.
Keuntungan ECCE dibandingkan dengan ICCE:
1. ECCE dapat dilakukan pada penderita di semua usia kecuali jika zonule tidak
intak, sedangkan pada ICCE tidak dapat dilakukan pada penderita usia di
bawah 40 tahun.
2. Pada ECCE dapat dilakukan implantasi IOL sedangkan pada ICCE tidak
dapat dilakukan
3. Komplikasi ppasientoperative yang berhubungan dengan vitreous (herniasi
pada bilik mata depan, papillary blok, vitreous touch syndrome) hanya dapat
terjadi pada ICCE, sedangkan pada ECCE komplikasi tersebut tidak dapat
terjadi.
20
4. Insidens untuk komplikasi seperti endoftalmitis, cystoid macular edema, dan
ablasi retina lebih kecil pada ECCE dibandingkan dengan teknik ICCE
5. Kemungkinan astigmatisme ppasientoperative lebih kecil pada ECCE
dibandingkan dengan ICCE karena insisi yang dilakukan lebih kecil
Keuntungan ICCE dibandingkan dengan ECCE:
1. Teknik ICCE lebih simple, mudah dilakukan, lebih murah dan tidak
memerlukan alat yang canggih.
2. Komplikasi kekeruhan lensa ppasienterior pasca operasi sangat mungkin
terjadi pada prpasienes ECCE, tidak dengan teknik ICCE
3. ICCE membutuhkan waktu yang relatif singkat, cocok untuk operasi massal
2.9 Prognpasienis12,13
Quo ad vitam pada umumnya bonam, namun fungsionam dan sanationamnya dubia
ad malam bila tidak dilakukan operasi katarak.
21
BAB III
ANALISIS KASUS
ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
22
karena tempat kerja pasien jaraknya hanya 3 menit dari rumah. Pasien makan 3
kali sehari dan biasa sarapan dengan teh dan roti.
Tidak ada hubungan antara diagnpasienis dengan perilaku kesehatan dalam
keluarga dan lingkungan sekitar
23
Jika ada keluarga dengan keluhan yang sma segera memeriksakan diri ke
dokter
DAFTAR PUSTAKA
24
12. Vaughan. Katarak dalam Ofthalmologi Umum. Jakarta. 2007. Hal: 169-171
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014;
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
LAMPIRAN
25
26