Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Indonesia memang tidak memiliki padang pangonan yang memadai dan terbatasnya tanaman
biji-bijian. Namun indonesia memiliki sumber daya pakan yang bisa dioptimalkan, yaitu
biomassa hasil agroindustri dan rerumputan yang bisa dijadikan sebagai cover crop. Dengan
begitu maka biaya untuk pakan ternak dapat diminimalisir. Pendekatan yang cocok untuk
menghasilkan sapi bakalan adalah melalui pola low external input. Sedangkan untuk usaha
penggemukan dan ternak perah dapat menggunakan teknologi padat modal. Untuk
pengembangan sapi potong, sapi dwiguna, dan sapi perah tergantung kondisi daerah. Selain
itu, pengembangan kerbau juga dapat dilakukan karena sebagian masyarakat indonesia dapat
menerima daging kerbau seperti daging sapi.
Profit dari usaha ternak sapi juga sangat menjanjikan meski dibutuhkan modal yang cukup
besar, karena pendapatan bersih yang diterima cukup besar. Begitu pula dengan usaha pabrik
pakan, semakin banyak populasi sapi maka kebutuhan akan pakan juga meningkat. Apalagi
pakan menjadi faktor utama dalam usaha penggemukan. Usaha pengembangan peternakan
sapi di Indonesia untuk mencapai swasembada daging hingga 90 persen permintaan dapat
terpenuhi dari produk dalam negeri adalah membutuhkan dukungan investasi sebesar Rp. 24
trilyun. Investasi tersebut diantaranya 10 persen berasal dari pemerintah untuk pembangunan
sarana-prasarana, litbang, perbibitan, penyuluhan, pengamanan dari ancaman penyakit
berbahaya, kelembagaan, promosi, dan dukungan akses atas sumber permodalan;60-70
persen berasal dari investasi para peternak dengan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki
dan penambahan ternak; dan sisanya 20 30 persen diperoleh dari swasta untuk kegiatan
hulu dan hilir, serta pada usaha penyediaan bibit, budidaya sapi perah dan penggemukan.
Kebijakan pemerintah untuk mendorong usaha ini dapat berkembang pesat adalah dengan
1. Kebijakan tarif maupun non-tarif untuk menghindari dari ancaman produk luar yang
tidak ASUH, ilegal, dan barang-barang dumping
2. Dukungan terhindar dari pungutan liat dan pajak yang berlebih, serta kepastian
berusaha dan keamanan
3. Dukungan dalam hal pembangunan sarana pendukung, kelembagaan, permodalan,
pemasaran, persaingan usaha yang adil, promosi, dan penyediaan informasi
4. Dukungan agar usaha peternakan dapat berkembang secara integratif dari hulu-hilir,
melalui pola kemitraan, inti-plasma, dan memposisikan yang besar maupun kecil
dapat tumbuh dan berkembang secara adil.