Вы находитесь на странице: 1из 6

HUBUNGAN KESIAPAN KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN POST

PARTUM BLUES PADA IBU NIFAS DI RSIA PRIMA HUSADA SIDOARJO

Nur Hidaayah

Fakultas Keperawatan dan Kebidanan


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya
Email : nur_hidy@yahoo.co.id

ABSTRACT: A woman looking at pregnancy as a natural result marital


relationship, intended and unintended. Most of the other women received a
pregnancy as a natural desire and even some women, including teens, the pregnancy is
the result of sexual experimentation without using contraception and pregnancy
showed no preparation is a problem. This study aimed readiness relationship with the
incidence of postpartum blues pregnancy on postpartum mothers in RSIA Prima
Husada Sidoarjo. Methods: The study design was cross-sectional analytic, the entire
population was puerperal women of 30 people, with a simple random sampling
technique obtained a sample of 28 people. the independent variable is the readiness of
pregnancy and the dependent variable was the incidence of post partum blues. The
instruments used were questionnaires, analyzed with the chi-square statistic. Results:
of the 28 respondents, there were 15 respondents were unprepared for pregnancy, most
experience post partum blues events. Results of chi-square test with significance level
= 0.05, P = 0.000 found < = 0.05, H0 is rejected that there is a relationship with the
incidence of pregnancy readiness post partum blues. Conclusion: mothers who are not
ready to get pregnant may experience post partum blues. Suggestion: the provision of
information about the gestation period should be given to the couple before pregnancy.

ABSTRAK : Seorang wanita memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami


hubungan perkawinan, yang diinginkan maupun tidak diinginkan. Sebagian
wanita termasuk remaja, kehamilan merupakan akibat percobaan seksual tanpa
menggunakan kontrasepsi dan menunjukkan kehamilan tanpa persiapan. Tujuan
penelitian mengetahui hubungan kesiapan kehamilan dengan kejadian postpartum
blues pada ibu nifas di RSIA Prima Husada Sidoarjo. Metode : Desain penelitian
adalah analitik cross sectional, Populasinya seluruh ibu nifas sebesar 30 orang, dengan
tehnik simple random sampling didapatkan sampel 28 orang. variabel independen
adalah kesiapan kehamilan dan variabel dependen adalah kejadian post partum blues.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dianalisis dengan statistik chi-square.
Hasil : dari 28 responden, terdapat 15 responden yang tidak siap menghadapi
kehamilan, sebagian besar mengalami kejadian post partum blues. Hasil uji statistik chi
square dengan tingkat kemaknaan = 0,05, ditemukan P=0,000 < =0,05 maka H0
ditolak yaitu ada hubungan kesiapan kehamilan dengan kejadian post partum blues.
Simpulan : ibu yang tidak siap hamil, mengalami post partum blues. Saran :
pemberian informasi tentang post partum diberikan pada pasangan suami istri.

Keyword : kesiapan kehamilan, postpartum blues, ibu nifas

200
201 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 200-205

PENDAHULUAN gejala: sedih, malu, merasa berdosa, dan


tidak berdaya, sering menangis, gelisah,
Oemar Hamalik (2008) kesiapan sukar tidur, tidak bergairah, menyendiri,
adalah tingkatan atau keadaan yang harus sukar berkonsentrasi, serta sakit kepala
dicapai dalam proses perkembangan dan otot-otot. Kumpulan gejala-gejala
perorangan pada tingkatan pertumbuhan diatas disebut post partum blues (Bana,
mental, fisik, sosial dan emosional. 2008).
Bobak (2005) menyatakan bahwa Di Indonesia masalah post partum
kesiapan menyambut kehamilan blues kurang mendapat perhatian khusus,
dicerminkan dalam kesiapan dan respon karena menganggap post partum blues
emosionalnya dalam menerima syndrom hanya dialami orang para
kehamilan. Seorang wanita memandang wanita di luar Indonesia. Serta masih
kehamilan sebagai suatu hasil alami kentalnya tradisi membantu kerabat yang
hubungan perkawinan, baik yang baru melahirkan, semakin memperkuat
diinginkan maupun tidak diinginkan, keyakinan kalau wanita Indonesia kebal
bergantung dengan keadaan. Sebagian terhadap post partum blues syndrome
wanita lain menerima kehamilan sebagai (Kartono, Kartini, 2007). Padahal hasil
kehendak alam dan bahkan pada penelitian yang dilakukan di Jakarta oleh
beberapa wanita termasuk banyak Irawati menunjukkan 25% dari 580 ibu
remaja, kehamilan merupakan akibat yang menjadi respondennya mengalami
percobaan seksual tanpa menggunakan sindroma ini. (Bana, 2008)
kontrasepsi dan menunjukkan bahwa Secara global diperkirakan terdapat
kehamilan tanpa persiapan adalah 20% wanita mengalami post partum
masalah. blues, di Belanda kejadian post partum
Pada trimester pertama ibu yang blus kurang lebih 2 - 10% (Anonym,
selalu menginginkan seorang bayi 2008). Di Indonesia sekitar 30% sampai
menyukai anak dan menanti menjadi 80% wanita mengalami post partum
seorang ibu, biasanya sangat termotivasi blues yang ringan dan bersifat sementara
untuk menjadi orang tua. Hal ini akan (Anonym, 2008). Berdasarkan studi
mempengaruhi penerimaan ibu terhadap pendahuluan yang dilakukan peneliti
kehamilan dan akhirnya terhadap pada bulan Maret-Mei 2012 terdapat 90
adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi ibu melahirkan. Dari 10 ibu melahirkan
orang tua. Hingga pada trimester akhir didapatkan 7 ibu mengalami post partum
keinginan semakin kuat untuk melihat blues.
hasil akhir kehamilannya dan segera Post partum blues muncul sekitar 3
menyelesaikannya, membuat ibu siap hingga 5 hari setelah persalinan.
masuk ketahap persalinan. Perhatian ibu Penyebabnya adalah perubahan kadar
hamil biasanya mengarah pada hormon yang terjadi dengan cepat dalam
keselamatan diri dan bayinya. Biasanya tubuh Ibu. Selain itu, ada rasa khawatir
juga ditemukan respon psikososial yang berlebihan pada diri Ibu terhadap
perubahan mood, perasaan bercampur kemampuannya mengurus dan merawat
aduk, cemas meningkat sebagai adaptasi bayinya. Post partum blues yang ibu
metabolis dan hormonal, efek perasaan alami tergolong ringan, biasanya akan
dalam menghadapi pengalaman bersalin hilang dengan sendirinya (dalam
dan melahirkan (Bobak, 2005). hitungan hari atau minggu) (Anonym,
Pasca melahirkan dalam 24 jam, 2009).
kadar estrogen dan hormon kelenjar Bila post partum blues ini tidak
gondok turun secara drastis. Gangguan ditangani dengan segera, dapat
keseimbangan hormonal ini berkembang pada keadaan lanjut, yaitu
menimbulkan depresi, dengan gejala- depresi post partum dengan gejala cemas
Hidaayah: Hubungan Kesiapan Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Blues Pada 202
Ibu Nifas Di RSIA Prima Husada Sidoarjo

berlebihan, konsentrasi terganggu, daya pengambilan sampel dengan kriteria


ingat menurun, terlalu menghawatirkan tertentu seperti semua ibu melahirkan
bayinya berlebihan, menangis tidak pada hari ke-3 sampai dengan hari ke-5.
terkontrol, takut menjadi gila, dan Kemudian peneliti menggunakan
merasa tidak berguna. Bila depresi post kuesioner tentang kesiapan
partum ini tidak segera ditangani, akan kehamil an dan kejadian post partum
mengarah ke gangguan yang lebih serius blues pada ibu nifas sebagai instrumen
yaitu psikosis post partum. Pada tahap ini penelitian. Analisis data di tabulasi
wanita akan mengalami halusinasi dan dengan cara persentase serta dianalisis
berfikir yang membahayakan bayinya dengan uji statistik chi square dengan
atau adanya keinginan untuk bunuh diri tingkat kemaknaan = 0,05. Apabila P <
(Hamilton, 2007). =0,05 maka H0 ditolak yaitu ada
Kejadian tersebut di atas seharusnya bisa hubungan kesiapan kehamilan dengan
diatasi dengan antisipasi dari petugas kejadian post partum blues.
kesehatan yaitu dengan cara
memberikan informasi yang memadai HASIL
tentang proses kehamilan dan Tabel 5.1 Distribusi frekuensi data umum
persalinan, termasuk penyulit yang responden (umur dan paritas) di RSIA
mungkin timbul dalam masa Prima Husada Sidoarjo, Februari 2013
tersebut serta penanganannya hingga cara
menghadapi masa post partum. Umur Frekuensi Persentase(%)
Dibutuhkan pendekatan menyeluruh (Th)
kepada suami dan keluarga dalam < 20 7 25
penanganan ibu yang mengalami post 20 35 14 50
partum blues. Pengobatan medis, > 35 7 25
konseling emosional, bantuan praktis dan Jumlah 28 100
pemahaman secara intelektual tentang Pekerjaan frekuensi Persentase(%)
pengalaman dan harapan mereka. Secara Tidak 6 21,4
garis besar dapat dikatakan bahwa bekerja
dibutukan penanganan ditingkat perilaku, Bekerja 22 78,6
emosional, intelektual sosial dan Jumlah 28 100
psikologis secara bersama-sama dengan Paritas Frekuensi Persentase(%)
melibatkan lingkungannya yaitu suami, Primipara 11 39,3
keluarga dan teman dekat. Multipara 13 46,4
Grande 4 14,3
METODE PENELITIAN multipara
Desain penelitian ini adalah analitik Jumlah 28 100
yang bersifat cross sectional dengan
desain yang bertujuan untuk Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan
menghubungkan dua variabel yaitu bahwa data umum responden yaitu
kesiapan ibu dan kejadian post partum setengahnya (50%) berusia 20-35 tahun,
blues yang diukur dalam satu waktu. hampir seluruhnya (78,6%) bekerja dan
Populasi pada penelitian ini adalah semua kurang dari setengahnya (46,4%) adalah
ibu nifas (3-5 hari) yang dirawat di RSIA ibu nifas multipara.
Prima Husada Sidoarjo dengan rata-rata
sebanyak 30 orang per bulan. Besar Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden
sampel dalam penelitian ini adalah 28 tentang kesiapan kehamilan pada ibu
responden dan dipilih menggunakan non nifas di RSIA Prima Husada Sidoarjo,
probability dengan tehnik s i m p l e Februari 2013
random sampling, yaitu butuh
203 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 200-205

Kesiapan Frekuensi Persentase (%) dari 28 responden, terdapat 15 responden


kehamilan yang tidak siap menghadapi kehamilan,
Ya 14 50 sebagian besar mengalami kejadian post
Tidak 14 50 partum blues. Hasil uji statistik chi
Jumlah 28 100 square ditemukan P=0,000 < =0,05
maka H0 ditolak yaitu ada hubungan
Berdasarkan tabel 5.2 menyatakan kesiapan kehamilan dengan kejadian post
bahwa dari 28 responden, setengahnya partum blues.
(50%) mempunyai kesiapan kehamilan
dan setengahnya lagi (50%) tidak PEMBAHASAN
mempunyai kesiapan kehamilan.
1. Identifikasi Kesiapan Kehamilan pada
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden Ibu Nifas
tentang kejadian post partum blues pada
ibu nifas di RSIA Prima Husada Dari tabel 5.2 menunjukkan
Sidoarjo, Februari 2013 bahwa setengahnya (50%) responden
masing-masing mempunyai dan tidak
Kejadian Frekuensi Persentase (%) mempunyai kesiapan kehamilan.
Postpartum Berdasarkan data kuesioner didapatkan
Blues sebagian besar responden menjawab
Terjadi 15 53,6 setelah melahirkan saya tidak mampu
Tidak 13 46,4 melakukan perawatan anak walau dengan
terjadi bantuan atau tanpa suami maupun
Jumlah 28 100 keluarga. Walaupun pada awal kehamilan
responden telah menganggap bahwa
Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan bahwa kehamilan adalah kejadian alami. Kurang
dari 28 responden, sebagian besar dari separuh jumlah responden juga
(53,6%) ibu nifas terjadi post partum menerima perubahan yang terjadi pada
blues. tubuhnya baik saat hamil maupun setelah
melahirkan. Jelas bahwa kesiapan
Tabel 5.4 Tabulasi silang hubungan kehamilan Hal tersebut dipengaruhi oleh
kesiapan kehamilan dengan kejadian post usia fisik dan mental, serta pengalaman
partum blues pada ibu nifas di RSIA paritas ibu.
Prima Husada Sidoarjo, Februari 2013 Kesiapan adalah keseluruhan kondisi
yang membuatnya siap untuk memberi
Kesia Kejadia Juml respon/jawaban di dalam cara tertentu
pan n Post ah terhadap suatu kecenderungan untuk
keha partum memberi respon. Teori yang
milan blues mendukung bahwa kesiapan kehamilan
Terjadi Tidak sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
terjadi (Hamalik, Oemar, 2008).) antara lain :
% % % kondisi fisik, mental dan emosional,
Siap 6 40 7 53,8 13 10 kebutuhan - kebutuhan, motif dan
Tidak 9 60 6 46,2 15 0 tujuan, keterampilan, pengetahuan dan
siap 10 pengertian lain yang telah dipelajari.
0 Kesiapan menyambut kehamilan
dicerminkan dalam kesiapan dan respon
Jumla 1 100 13 100 28 10
emosionalnya dalam menerima
h 5 0
kehamilan. Seorang wanita memandang
kehamilan sebagai suatu hasil alami
Berdasarkan tabel 5.4 menyatakan bahwa
Hidaayah: Hubungan Kesiapan Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum Blues Pada 204
Ibu Nifas Di RSIA Prima Husada Sidoarjo

hubungan perkawinan, baik yang


diinginkan maupun tidak Berdasarkan tabel 5.6 menyatakan
diinginkan,bergantung dengan keadaan. bahwa dari 28 responden, terdapat 15
Sebagian wanita lain menerima responden yang tidak mempunyai
kehamilan sebagai kehendak alam dan kesiapan kehamilan, sebagian besar
bahkan pada beberapa wanita termasuk (60%) terjadi post partum blues. Hasil uji
banyak remaja, kehamilan merupakan statistik chi square dengan tingkat
akibat percobaan seksual tanpa kemaknaan = 0,05 didapatkan P=0,000
menggunakan kontrasepsi. Awalnya < =0,05 maka H0 ditolak yaitu ada
mereka terkejut ketika tahu bahwa hubungan kesiapan kehamilan dengan
dirinya hamil, namun seiring waktu kejadian post partum blues.
mereka akan menerima kehadiran Menurut Iskandar (2007) faktor-
seorang anak (Bobak, 2005). faktor yang mempengaruhi terjadinya
post partum blues antara lain: Hormonal,
2. Identifikasi Kejadian Post partum usia, paritas, fisik, pengalaman
blues Pada Ibu Nifas perkawinan dan persalinan (kesiapan
kehamilan hingga persalinan), status
Berdasarkan tabel 5.3 menyatakan perkawinan, sosial ekonomi, riwayat
bahwa dari 28 responden, sebagian besar gangguan jiwa serta dukungan sosial.
(53,6%) ibu nifas mengalami post partum Pada hasil penelitian didata umum
blues. Demikian pula pada tabel 5.1 didapatkan bahwa ada perbedaan antara
menunjukkan bahwa dari 28 responden teori dan kenyataan dalam hal ini
setengah dari responden berusia 20-35 pengalaman persalinan. Kurang dari
tahun yaitu sebanyak 14 responden separuh responden ibu nifas dengan
(50,0%). Jika dilihat dari pekerjaan anak lebih dari satu, mengalami post
hampir seluruhnya bekerja (78,4%). partum blues. Ada data yang tidak
Demikian pula hampir setengahnya terkaji saat penelitian yang kemungkinan
sebanyak 13 responden (46,4%) besar terjadi pada ibu nifas adalah
berparitas multipara. Post partum blues kelelahan fisik dalam mengasuh anak
adalah perasaan campur aduk mulai dari lebih dari satu. Demikian pula factor lain
resah, gelisah, marah, hingga rasa tak yang memungkinkan berpengaruh
berharga usai melahirkan (Anonym, terhadap hasil penelitian yaitu :
2008). Menurut Indriyani, Diyan (2014) Hormonal, status perkawinan, sosial
bahwa post partum blues adalah ekonomi, riwayat gangguan jiwa serta
perubahan suasana hati drastis yang dukungan sosial.
dialami para ibu yang baru saja
melahirkan. Definisi lain mengatakan
post partum blues adalah perasaan sedih SIMPULAN
pada masa nifas, ibu yang menderita post 1. Simpulan
partum blues menganggap anaknya rewel Ibu nifas di RSIA Prima Husada Sidoarjo
dan tidak seperti yang dikhayalkan yaitu setengahnya mempunyai kesiapan
anak yang lucu dan penurut. Pada kehamilan dan setengahnya tidak
umumnya ibu yang menderita post mempunyai kesiapan kehamilan.
partum blues tidak dapat memberikan a. Ibu nifas di RSIA Prima Husada
cintanya pada orang lain, walaupun orang Sidoarjo sebagian besar
itu anaknya sendiri (Dalyono,M, 2005). mengalaminya kejadian post partum
blues
3. Analisis Hubungan Kesiapan b. Ada hubungan kesiapan kehamilan
Kehamilan Dengan Kejadian Post Partum dengan kejadian post partum Blues
Blues pada ibu nifas di RSIA Prima Husada
205 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 8, No. 2, Agustus 2015, hal 200-205

Sidoarjo. tanggal 19 April 2012.

2. Saran Anonym (2009). Gangguan Jiwa Pada


a. Bagi Profesi Kehamilan.www.sabda.org artikel
Dengan penelitian ini, tenaga diakses tanggal 17 April 2012.
kesehatan khususnya bidan diharapkan
dapat memberikan dukungan moral Bobak (2005). Buku Ajar Keperawatan
dan perhatian terhadap ibu post Maternitas. Jakarta, EGC.
partum agar tidak terjadi post partum
blues. Selain itu dukungan untuk Bana (2009). Post Partum Blues.
beradaptasi dalam menjalani peran www.indocina.com artikel diakses
barunya sebagai ibu dan berbagi tanggal 17 April 2012.
pengalaman tentang perawatan bayi
serta memberikan health education Chaplin, J P. (2006). Kamus Lengkap
yang mudah diterima. Perlunya Psikologi. Jakarta : Rajawali Pres.
meningkatkan pada ibu atau calon orang
tua, dalam perawatan antenatal care, Dalyono,M. (2005). Psikologi
dengan memberikan penyuluhan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
terhadap calon ibu supaya bisa
menerima dan memahami perubahan- Hamalik, Oemar.(2008). Kurikulum dan
perubahan yang terjadi setelah Pembelajaran. Jakarta : Sinar
melahirkan. Grafika
b. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat digunakan Hamilton (2007). Gangguan Jiwa
sebagai bahan bacaan dan bahan Mengancam Bangsa.
penelitian lebih lanjut sehingga dapat www.henlia.com artikel diakses
dijadikan sebagai salah satu sumber tanggal 19 April 2012.
pengetahuan dalam pembuatan karya
tulis ilmiah. Indriyani, Diyan. (2014). Buku Ajar
c. Bagi Responden Keperawatan Maternitas.
Diharapkan bagi calon ibu untuk lebih Yogyakarta : Ar-Ruz Media.
mempersiapkan diri untuk menerima
kelahiran sang buah hati. Informasi Iskandar, S.S. (2007). Post Partum Blues.
tentang masa kehamilan akan lebih www.mitrakeluarga.com artikel
berguna bagi calon ibu diakses tanggal 20 April 2012.

Daftar Pustaka Kartono, Kartini. (2007). Psikologi


Wanita Jilid 2 Mengenal Wanita
Anonym (2008). Post Partum Blues. Sebagai Ibu dan Nenek. Bandung
www.indocina.com artikel diakses :Mandar Maju.

Вам также может понравиться