Вы находитесь на странице: 1из 61

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP TEORI

1. Definisi
Dekripsi tentang hidrosefalus cukup bervariasi. Dari beberapa
definisi hidrosefalus yang dikenal di buku-buku , maka definisi oleh
swaiman (1981) memberikan gambaran yang lengkap : hidrosefalus
adalah pembesaran ventrikulus otak sebagai akibat peningkatan jumlah
cairan serebrosefinal (css) yang di sebabkan oleh ketidakseimbangan
antara produksi dan absorbsinya.
Definisi hidrosefalus mengandung dua pengertian pokok, ialah
kelebihan CSS dan peningkatan tekanan intracranial (TIK) .hidrosefalus
bukan suatu penyakit yang berdiri sendiri . sebenarnya , hidrosefalus
selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kekusakan otak.
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam
ventrikel serebral, ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi
daan Yuliani, 2001).
Hydrochepalus yaitu timbul bila ruang cairan serebro spinalis
interna atau eksternal melebar ( Mumenthaler, 1995). Hydrocephalus
merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya
cairan cerebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intrakranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat
mengalirnya cairan serebro spinal (Ngatisyah, 1997).
Hydrocephalus berkembang jika aliran serebro spinal terhambat
pada tempat sepanjang perjalanannya, timbulnya hydrocephalus akibat
produksi berlebihan cairan serebrospinal dianggap sebagai proses yang
intermitten setelah suatu infeksi atau trauma. Ini dapat terjadi kelainan
yang progresif pada anak anak yang disebabkan oleh papyloma
pleksus dapat diatasi dengan operasi (Mumenthaler, 1995).
Hidrosefalus merupakan penumpukan cairan serebro spinal secara
aktif yang menyebabkan dilatasi system ventrikel otak. Walaupun pada

1
kasus hidrosefalus eksternal pada anak anak cairan akan berakumulasi
didalam rongga araknoid.
2. Istilah Hidrosefalus
a. Ada beberapa istilah dalam klasifikasi hidrosefalus (Satyanegara,
2010)
1) Hidrosefalus interna : menunjukkan adanya dilatasi ventrikel
2) Hidrosefalus eksternal : cenderung menunjukkan adanya
pelebaran rongga subarachnoid diatas permukaan korteks.
3) Hidrosefalus komunikan : keadaan hidrosefalus dimana ada
hubungan antara system ventrikel dengan rongga subarachnoid
otak dan spinal.
4) Hidrosefalus nonkomunikans : bila ada blok didalam system
ventrikel atau salurannya kerongga subarachnoid
b. Berdasarkan waktu onzetnya
1) Akut : dalam beberapa hari
2) Subakut : dalam beberapa minggu
3) Kronis : bulanan
c. Berdasarkan gejala yang ada
1) Hidrosefalus arrested menunjukkan keadaan dimana factor-
faktor yang menyebabkan dilatasi ventrikel pada saat tersebut
sudah tidak aktif lagi.
2) Hidrosefalus ex-vacuo adalah sebutan bagi kasus
ventrikulomegali yang diakibatkan oleh atrofi otak primer, yang
biasanya terdapat pada orang tua.
d. Secara teoritis terjadi sebagai akibat
1) Produksi likuar yang berlebihan
2) Peningkatan retensi aliran likuor
3) Peningkatan tekanan sinus venosa

3. GAMBARAN KLINIK
Gambaran klinik hidrosefalus dipengaruhi oleh umur penderita,
penyebab, dan lokasi obstruksi.Gejala-gejala yang menonjol merupakan
refleksi hipertensi intracranial. Rincian gambaran klinik adalah sebagai
berikut :

2
1. Neonates
Gejala hidrosefalus yang paling umum dijumpai pada neonates
adaaaalah iritabilitas. Sering kali anak tidak mau makan dan minum
kadang-kadang kesadaran menurun kea rah letergi.Anak kadang-kadang
muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa neonatus ini gejala-
gejala lainnya belum tampak, sehingga apabila dijumpai gejalan-gejala
seperti tersebut diatas , perlu dicurigai adanya kemungkinan
hidrosefalus . dengan demikian dapat dilakukan pemantauan secara
bteratur dan sistemik.
2. Anak berumur kurang dari 6 tahun
Pada umumnya anak mengeluh nyeri kepala,sebagai suatu
manifestasi hipertensi intracranial . lokasi nyeri kepala tidak khas atau
tidak menentu. Kadang- kadang anak muntah dipagi hari .dapat disertai
keluhan penglihatan ganda (diplopia) dan jarang diikuti penurunan
fisus. Gangguan motorik dan koordinasi dikenali melalui perubahan
cara berjalan. Hal demikian ini disebabkan oleh peregangan serabut
kortikospinal korteks parietal sebagai akibat pelebaran pentrikulus
lateral. Serabut-serabut yang lebih medial yang melayani tungkai akan
terlebih dahulu tertekan , sehingga menimbulkan p[ola berjalan yang
khas.
Anak dapat mengalami gangguan dalam hal daya ingat dan proses
belajar,teruta dalam tahun pertama sekolah, apabila dilakukan
pemeriksaan psikometrik maka akan terlihat adanya labilitas emosional
dan kesulitan dalam hafol konseptualisasi.
Pada anak dibawah 6 tahun, termasuk neonatus, akan tampak
pembesaran kepala karena sutura belum menutup secara sempurna.
Pembesaran kepala ini haruis dipantau dari waktu ke waktu, dengan
mengukur lingkar kepala.Pelu diingat bahwa kepala yang besar atau
makrosefal belum tentu disebabkan oleh hidrosefalus kraniosinostosis
dapat menimbulkan makrosefal.

3
Fontanela anterior tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan
padat. Pemeriksaan pontanela ini harus dalam situasi yang santai,
tenang, dan penderita dalam posisi berdiri atau duduk tegak.Tidak
ditemukannya pontanela yang menonjol bukan berarti bahwa tidak ada
hidrosefalus. Pada umur 1 tahun,pontanela anterior sudah menuju atau
menutup karena rongga tengkorak yang melebar maka tekanan
intracranial secara relatif akan mengalami dekonfresi.
Perkusi pada kepala anak member sensasi yang khas. Pada
hidrosefalus akan terdengar suara yang sangat mirp dengan suara
ketukan pada semangka masak. Pada anak yang lebih tua akan terdengar
suara kendi retak ( cracked-pot ) hal demikian ini menggambarkan
adanya pelebaran sutura. Vena-vena dikulit kepala dapat sangat
menonjol,terutama apabila si bayi menangis . peningkatan tekanan
intracranial akan mendesak darah vena dari alur normal dibasis otak
menuju ke sisterm polateral dan saluran-saluran yang tidak mempunyai
klep.
Mata penderita hidrosefalus memperlihatkan gambaran yang khas,
yang disebut sebagai setting-sun sign. Sclera yang berwarna putih akan
tampak diatas iris. Paralisis nervus abdusens, yang sebenarnya tidak
menunjukkan lokasi lesi,sering dijumpai pada anak yang berumur lebih
tua dan pada dewasa. Kadang-kadang terlihat adanya nistagmus dan
strabismus.Pada hidrosefalus yang sudah lanjut dapat terjadi edema
papil atau atropi papil.Tidak adanya fulsasi vena retina merupakan
tanda awal intracranial yang khas.
3. Dewasa
Gejala yang paling seringdijupai adanya nyeri adalah nyeri kepala.
Sementara itu, gangguan visus, gangguan motorik/berjalan, dan kejang
terjadi pada 1/3 kasus hidrosefalus pada usia dewasa. Pemeriksaan
neurologic pada umumnya tidak menunjukkan kelainan, kecuali adanya
edema papil dan atau paralisis nervus abdusens.

4
Hisrosefalus tekanan normal, Hidrosefalus jenis ini dicirikan oleh
trias demensiaa, gangguan berjalan, dan inkontinensia urin. Hal ini
terutama terjadi pada penderita dewasa.Gangguan berjalan dicirikan
oleh berjalan lambat, langkah pendek dengan pengurangan ketinggian
langkah, dan ataksia dimana kaki diletakkan dipermukaan jalan dengan
kekuatan yang bervariasi. Pada saat mata tertutup maka akan tampak
jelas sekali adanya ketidakstabilan ptostur tubuh. Tremor dan gangguan
gerakan halus jari-jari tangan akan mengganggu tulisan tangan
penderita.
Hidrosefalus telah di kenal sejak zaman hidrocrates.Saat itu
hidrosefalus dianggap sepagai penyakit ayan.Pengobatan hidrosefalus
semula dilakukan dengan mengiris kulit kepala.Baru pada tahun 1879 di
lakukan operasi oleh Hilton.Hidrosefalus congenital pada umumnya
mudah di ketahui secara klinik dengan tanda-tanda yang
khas.Sementara itu, hidrosefalus akuisita, terutama pada orang dewasa
dan tua, tidak mudah diketahui secara klinik. Dengan kemajuan
teknologi kedokteran, hidrosefalus mudah di ketahui secara lebih dini
dan lebih tepat.
4. Etiologi
Hidrosefalus dapat terjadi karena gangguan sirkulasi likuor didalam
system ventrikel atau oleh produksi berlebihan likuor. Hidrosefalus
obstruktif atau nonkomunikans terjadi bila sirkulasi likuor otak
terganggu, yang kebanyakan disebabkan oleh stenosis akuaduktus
Sylvius, Atresia foramen magendi dan luschka, malformasi vaskuler,
atau tumor bawaan. Hidrosefalus komunikans yang terjadi karena
produksi berlebihan atau gangguan penyerapan juga jarang ditemukan
(Wim de jong)
5. Patofisiologi
Ada tiga faktor yang menyebabkan hydrochepalus yaitu infeksi,
perdarahan dan neoplasma. Ketidakseimbangan antara produksi dan
penyerapan dapat terjadi perlahan atau progresif, menyebabkan

5
ventrikel melebar, kemudian menekan jaringan otak sekitarnya. Tulang
tengkorak bayi di bawah dua tahun yang belum menutup akan
memungkinkan kepala bayi membesar. Gangguan itu menyebabkan
cairan tersebut bertambah banyak dan selanjutnya akan menekan
jaringan otak di sekitarnya khususnya pusat pusat saraf yang vital.
Hydrochhepalus internal menyebabkan peningkatan tekanan
intraventrikuler dan pembesaran sistem ventrikuler. Mantel serebral (
meningen ) terengang dan menipis. Sentrum oval talamus dan ganglia
basal tertekan. Akson kortikospinal tertekan dan teregang, serta
mielinasinya terganggu. Giri hemisfer serebral mendatar dan vaskular
terenggang. Septum peludisum menjadi tipis, dan dasar tengkorak
rongga subarachnoid serta sisterna di luar hemisfer serebral berdilatasi,
umumnya dengan tidak mengindahkan jenis dari hydrochepalus.
Nekrosis subependimal serta edema akibat pendataran dan robeknya
lapisan ependimal serta pembesaran ruang extraseluler.
Secara klinis peninggian tekanan intraventrikuler, volume CSS, dan
ukuran ventrikel menimbulkan kelainan berikut : pembesaran kepala,
penonjolan fontanela separasi future, tanda sunset eye, scalp yang
mengkilap, dilatasi vena scalp, strabismus convergen/divergen, tangis
yang high pitched, dan kegagalan untuk berkembang.
6. Manifestasi klinis
a. Pembesaran tengkorak, Hipotrofi otak
b. Kelainan neurologi (mata selalu mengarah kebawah, gangguan
perkembangan motorik, gangguan penglihatan)
c. Terjadi penipisan korteks cerebrum yang permanen bila
penimbunan cairan dibiarkan.
d. Vena kulit kepala sering terlihat menonjol.
e. Pada bayi yang suturanya masih terbuka akan terlihat lingkar kepala
fronto-oksipital yang makin membesar, sutura yang meregang
dengan fontanel cembung dan tegang. (Wim de jong)

6
Pertumbuhan kepala normal terjadi pada 3 bulan pertama. Lingkar
kepala akan bertambah sekitar kira-kira 2 cm setiap bulan. Pada 3 bulan
berikutnya, penambahan akan berlangsung lebih lambat.
Ukuran rata-rata lingkar kepala
Lahir 35cm
Umur 3 bulan 41cm
Umur 6 bulan 44cm
Umur 9 bulan 46cm
Umur 12 bulan 47cm
Umur 18 bulan 48,5cm
Sumber : ilmu bedah dejong hal. 810

7. Klasifikasi
Klasifikasi hidrosefalus cukup beragam, bergantung pada faktor
yang berkaitan dengannya. Berikut ini klasifikasi hidrosefalus yang
sering dijumpai sebagai berikut :
a. Menurut gambaran klinik, dikenal hidrosefalus yang menifes
(overthydrocephalus) dan hidrosefalus yang tersembunyi (occult
hydrocephalus) .hidrosefalus yang tampak jelas dengan tanda-tanda
klinis yang khas disebut hidrosefalus yang manifes. Sementara itu,
hidrosefalus dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai
hidrosefalus yang tersembunyi.
b. Menurut waktu pembentukan, dikenal hidrosefalus congenital dan
hidrosefalus akuisita. Hidrosefalus yang terjadi pada neonatus atau
yang berkembang selama intra-uterin disebut hidrosefalus
congenital. Hidrosefalus yang terjadi karena cedera kepala selama
proses kelahiran di sebut hidrosefalus infantil. Hidrosefalus akuisita
adalah hidrosefalus yang terjadi setelah masa neonatus atau
disebabkan oleh faktor-faktor lain setelah masa neonates.
c. Menurut proses terbentuknya hidrosefalus, dikenal hidrosefalus akut
dan hidrosefalus kronik. Hidrosefalus akut adalah hidrosefalus yang
terjadi secara mendadak sebagai akibat obstruksi atau gangguan
absorbsi CSS .Disebut hidrosefalus kronik apabila perkembangan

7
hidrosefalus terjadi setelah aliran CSS mengalami obstruksi
beberapa minggu.
d. Menurut sirkulasi CSS, dikenal hidrosefalus komunikans dan
hidrosefalus non komunikans .hidrosefalus non komunikans berarti
CSS system ventrikulus tidak berhubungan dengan CSS ruang
subaraknoid misalnya yang terjadi bila akuaduktus sylvii, atau
foramina luschka dan magendie tersumbat. Hidrosefalus
komunikans adalah hidrosefalus yang memperlihatkan adanya
hubungan antara CSS system ventrikulus dan CSS dari ruang
subaraknoid contohnya , terjadi bila penyerapan CSS di dalam vili
araknoidalis terhambat.
e. Pseudohidrosefalus dan hidrosefalus tekanan normal (normal
pressure hidrosefalus ) . pseudohidrosefalus adalah disproporsi
kepala dan badan bayi. Kepala bayi tumbuh cepat selama bulan
kedua sampai bulan kedepan. Sesudah itu disproporsinya berkurang
dan kemudian menghilang sebelum berumur 3 tahun. Hidrosefalus
tekanan normal ditandai oleh pelebaran system ventrikulus otak
tetapi tekanan CSS dalam batas normal.
8. PROGNOSIS
Prognosis hidrosefalus brgantung pada tingkat progressivitas,
keberhasilan tindakan operasi, pengaruh tindakan operasi dan penyulit
yang terjadi.Pada umumnya hidrosefalus congenital mempunyai
gangguan neurologic dan intelektual atau mental yang sulit diperbaiki.
9. Pemeriksaan penunjang :
a. Rontgen foto kepala
Dengan prosedur ini dapat diketahui :
1) Hydrocephalus tipe kongenital/infantile yaitu ukuran kepala,
adanya pelebaran sutura, tanda tand peningkatan tekanan
intrakranial kronik berupa impressio digitate atau erosi prosessus
klionidalis posterior.

8
2) Hydrocephalus tipe juvenile/adult oleh karena sutura telah
menutup maka dari foto rontgen kepala diharapkan adanya
gambaran kenaikan tekanan intrakranial.
b. Transilmulasi
Syarat untuk transimulasi adalah fontanella masih terbuka,
pemeriksaan ini dilakukan dalam ruangan yang gelap setelah
pemeriksa beradaptasi selama 3 menit. Alat yang dipakai yaitu
lampu senter yang dilengkapi rubber adaptor. Pada hydrocephalus,
lebar halo dari tepi sinar akan terlihat lebih lebar 1 2 cm.
c. Lingkaran kepala
Diagnosis hydrocephalus pada bayi dapat dicurigai jika
penambahan lingkar kepala melampaui satu atau lebih garis garis
kisi pada chart (jarak antara dua garis kisi 1 cm) dalam kurun waktu
2 4 minggu. Pada anak yang besar lingkaran kepala dapat normal,
hal ini disebabkan karena hydrocephalus terjadi setelah penutupan
sutura secara fungsional.
Tetapi jika hydrocephalus telah ada sebelum penutupan sutura
kranialis maka penutupan sutura tidak akan terjadi secara
menyeluruh.
d. Ventrikulografi
Yaitu dengan memasukkan kontras berupa O2 atau kontras
lainnya dengan alat tertentu menembus melalui fontanella anterior
langsung masuk ke dalam ventrikel. Setelah kontras masuk langsung
difoto, maka akan terlihat kontras mengisi ruang ventrikel yang
melebar. Pada anak yang besar, karena fontanellanya sudah
menutup maka untuk memasukkan kontras dibuatkan lubang dengan
bor pada kranium bagian frontal atau oksipitalis. Ventrikulografi ini
sangat sulit dan mempunyai resiko tinggi. Di rumah sakit yang telah
memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.

9
e. Ultrasonografi
Dilakukan melalui fontanella anterior yang masih terbuka.
Dengan USG diharapkan dapat menunjukkan sistem ventrikel
melebar. Pendapat lain mengatakan pemeriksaan USG pada
penderita hydrocephalus ternyata tidak mempunyai nilai di dalam
menentukan keadaan sistem ventrikel. Hal ini disebabkan karena
USG tidak dapat menggambarkan anatomi sistem ventrikel secara
jelas, seperti halnya pada pemeriksaan CT Scan.
f. CT Scan kepala
Pada hydrocephalus obstruktif CT Scan sering menunjukkan
adanya pelebaran dari ventrikel lateralis dan ventrikel III. Dapat
terjadi di atas ventrikel lebih besar dari pada occipital horns pada
anak yang sudah besar. Ventrikel IV ukurannya kadang normal dan
adanya penurunan densitas oleh karena terjadi reabsorpsi
transependimal dari CSS.
Pada hydrocephalus komunukans, gambaran CT Scan
menunjukkan dilatasi ringan dari semua sistem ventrikel termasuk
ruang subarachnoid di proksimal dari daerah sumbatan.
g. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Untuk mengetahui kondisi patologis otak dan medula spinalis
dengan mengggunakan teknnik scanning dengan kekuatan magnet
untuk membuat bayangan struktur tubuh.
10. Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan
penyuluhan genetic, penerangan keluarga berencana, serta menghindari
perkawinan antarkeluarga dekat. Proses persalinan/ kelahiran
diupayakan dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari trauma
kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih
dariapada menanggung risisko cedera kepala bayi sewaktu lahir.

10
11. Penatalaksanaan
Pada sebagian penderita, pembesaran kepala berhenti sendiri
(arrested hydrocephalus) mungkin oleh rekanalisasi ruang subarchnoid
atau kompensasi pembentukan CSS yang berkurang.Tindakan
pembedahan belum ada yang memuaskan 100% kecuali bila
penyebabnya ialah tumor yang masih bisa diangkat. (De jong W)
a. Ada tiga prinsip pengobatan hidrosefalus, yaitu :
1) Mengurangi produksi CSS dengan merusak sebagian pleksus
koridalis, dengan tindakan reseksi atau koagulasi, akan tetapi
hasilnya tidak memuaskan.
2) Memperbaiki hubungan antara tempat produksi CSS dengan
tempat absorpsi yankni menghubungkan ventrikel dengan ruang
subarchnoid. Misalnya, ventrikulo-sisternostomi Torkildsen
pada stenosis akuaduktus. Pada anak hasilnya kurang
memuaskan, karena sudah ada insufisiensi fungsi absorpsi.
3) Pengeluaran CSS kedalam organ ekstrakranial.
b. Penanganan sementara
Penanganan ini dilakukan untuk mengatasi pembesaran ventrikel
dan dapat diterapkan pada beberapa situasi tertentu seperti pada
kasus stadium akut hidrosefalus paska perdarahan. Penanganan
sementara yang dapat dilakukan anatara lain : (WoodworthGF)
1) Terapi konservatif medikamentosa; ditujukkan untuk membatasi
evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan
dan pleksus choroid (asetazolamid 100 mg/kgBB/hari;
furosemid 1,2 mg/kgBB/hari) uapaya meningkatnya resorpsinya
(isorbid). Terapi diatas hanya bersifat sementara sebelum
dilakukan terapi defenitif diterapkan atau bila ada harapan
kemungkinan pulihnya gangguan hemodinamik tersebut;
sebaliknya terapi ini tidak efektif untuk pengobatan jangka
panjang mengingat adanya resiko terjadinya gangguan
metabolic.

11
2) Drainase liqouor eksternal; dilakukan dengan memasang kateter
ventrikuler yang kemudian dihubungkan dengan suatu kantong
drain eksternal. Keadaan ini dilakukan untuk penderita yang
berpotensi menjadi hidrosefalus (hidrosefalus transisi) atau yang
sedang mengalami infeksi. Keterbatasan tindakan ini adalah
adanya ancaman kontaminasi liquor dan penderita harus selalu
dipantau secara ketat. Cara lain yang mirip denga metode ini
adalah puksi yang dilakukan berulang kali untuk mengatasi
pembesaran ventrikel yang terjadi.
c. Operasi pemasangan pintas (shunting)
Sebagian besar pasien hidrosepalus memerlukan shunting ,
bertujuan membuat loquor baru ( ventrikel atau lumbar ) dengan
kavitas drainase ( seperti : peritoneum, atrium kanan , pleura ). Pada
anak-anak lokasi kavitas yang terpilih adalah rongga peritoneum,
mengingat mampu menampung kateter yang cukup panjang
sehingga dapat menyesuaikan pertumbuhan anak serta resiko terjadi
infeksi relative lebih kecil di banding rongga jantung.Biasanya
cairan LCS didrainase dari ventrikel, namun terkadang pada
hidrosefalus kommunikan ada yang didrain ke rongga subrachnoid
lumbar. (satyanegara )
Drainase yang terlalu banyak dapat menimbulkan
komplikasi lanjutan seperti terjadinya efusi subdural,
kraniosinostosis, lokulasi ventrikel, dan hipotensi ortosttik.
d. Penanganan Alternatif
Tindakan alternative selain operasi pintas (shunting)
diterapkan khususnya bagi kasus-kasus yang mengalami sumbatan
di dalam system ventrikel termasuk juga saluran keluar ventrikel IV
(misal: stenosis akuaduktus,tumor fossa posterior, kista arakhnoid).
Dalam hal ini maka tindakan terapiutik ssemacam ini perlu di
pertimbangkan terlebih dahulu, walaupun kadang lebih rumit
daripada memasang shunt, mengingat restorasi aliran liquor menuju

12
keadaan atau mendeteksi normal selalu lebih baik daripada suatu
drainase yang artificial.
e. Terapi etiologic
Penanganan terhadap etiologi hidrosefalus merupakan
strategi terbaik, seperti antara lain : pengontrolan kasus yang
mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi radikal lesi massa yang
menganggu aliran liquor, pembersihan sisa darah dalam liquor atau
perbaikan suatu malformasi. Pada beberapa kasus diharuskan untuk
melakukan terapi sementara terlebih dahulu sebelum diketahui
secara pasti lesi penyebab ,atau masih memerlukan tindakan operasi
shunting karena kasus yang mempunyai etiologi multifactor atau
mengalami gangguan aliran liquor skunder.
Penetrasi membrane, penetrasi dasar ventrikel III merupakan
suatu tindakan membuat jalan alternative melalui rongga
subarachnoid bagi kasus kasus stenosis akuaduktus atau gangguan
aliran pada fossa posterior ( termasuk tumor fossa posterior ), selain
memulihkan fungsi sirkulasi liquor secara pseudofisiologi,
ventrukulostomi III dapat menciptakan tekanan hidrostatik yang
uniform pada seluruh system saraf pusat sehingga mencegah
terjadinya perbedaan tekanan pada struktur-struktur garis tengah
yang rentan
12. Discharge planning
a. Konsultasikan dengan tenaga medis/ahli gizi tentang pemberian
nutrisi selama dirumah.
b. Kenali gejala-gejala yang dapat membahayakan penderita.
c. Tingkatkan kebersihan lingkungan dan penderita sehingga terhindar
dari infeksi dan penyakit lain, serta hindarkan pemaparan asap
rokok.
d. Konsultasi dengan dokter atau tenaga medis tentang cara
penanganan dan perawatan selama dirumah.

13
e. Diharapkan seluruh keluarga memberikan dukungan atau semangat
kepada orang tua dan sipenderita.
13. Komplikasi
Menurut prasetyo (2004), komplikasi hydrocephalus yaitu :
a. Peningkatan TIK
b. Pembesaran kepala
c. Kerusakan otak
d. Meningitis, ventrikulsris, abses abdomen
e. Ekstremias mengalami kelemahan, ikoordinasi, sensibilitas kulit
menurun
f. Kerusakan jaringan saraf
g. Proses aliran darah terganggu

14
14. Pathway/Patofisiologi

-Produksi Likuor berlebih Penumpukan cairan serebrospinalis


- Peningkatan resistensi aliran likuor (CSS) dalam ventrikel otak secara aktif
- penekanan tekanan sinus venosa

Peningkatan TIK
Sakit dan nyeri kepala Desakan pada jaringan
otak
Berduka HIDROSEFALUS
Nyeri akut

Desakan pada medulla Hambatan Mobilitas Fisik Desakan pada otak &
oblongata selaput meningen

Kulit meregang hingga tipis,


Gangguan mekanisme pasien tidak dapat bergerak Vasokontriksi pembuluh
pengaturan/persarafan atau menggerakkan kepala darah otak (arteri otak)
dimesula oblongata

Nausea, vomitus Kepala membesar Gangguan aliran darah ke


otak

Anoreksia
Penurunan fungsi Hipoksia cerebral
neurologis
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
Resiko ketidakefektifan
tubuh Tumbuh kembang anak
perfusi jaringan otak
terganggu

Pemasangan VP Shunt
Keterlamabatan Krisis pada keluarga
pertumbuhan dan
Tindakan pembedahan
perkembangan
Kurang informasi terhadap
penyakit
Resiko infeksi

Defisiensi pengetahuan
Ansietas

15
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Pengkajian persistem pada klien hydrocephalus yaitu :
1) B1 (breath)
Perubahan pada sistem pernafasan berhubungan dengan
inaktivitas. Dari beberapa keadaan hasil dari pemeriksaan fisik
dari sistem ini akan didapatkan hal hal sebagai berikut :
a) Inspeksi umum. Apakah di dapatkan klien batuk,
peningkatan produksi sputum, sesak nafas, penggunaan otot
bantu nafas, dan peningkatan frekuensi pernafasan. Terdapat
retraksi klavikula/ dada, pengembangan paru tidak simetris.
Ekspansi dada : dinilai penuh atau tidak penuh dan
kesimetrisannya. Pada observasi ekspansi dada juga perlu
dinilai : retraksi dari otot otot interkostal, substernal,
pernafasan abdomen, dan respirasi paradoks (retraksi
abdomen saat inspirasi). Pola nafas ini dapat terjadi jika otot
otot interkostal tidak mampu menggerakkan dinding dada.
b) Palpasi. Taktil premitus biasanya seimbang kanan dan kiri.
c) Perkusi. Resonan pada seluruh lapangan paru.
d) Auskultasi. Bunyi nafas tambahan, seperti nafas berbunyi,
stridor, ronchi pada klien dengan peningkatan produksi
sekret dan kemampuan batuk yang menurun yang sering
didapatkan pada klien hydrocephalus dengan penurunan
tingkat kesadaran.
2) B2 (blood)
Frekuensi nadi cepat dan lemah berhubungan dengan
homeostatis tubuh dalam upaya menyeimbangkan kebutuhan
oksigen perifer. Nadi bradichardi merupakan tanda dari
perubahan perfusi jaringan otak. Kulit kelihatan pucat
menunjukkan adanya penurunan kadar hemoglobin dalam darah.
Hipotensi menunjukkan adanya perubahan perfusi jaringan dan

16
tanda tanda awal dari suatu syok. Pada beberapa keadaan lain
akibat dari trauma kepala akan merangsang pelepasan antidiurtik
hormon yang berdampak pada kompensasi tubuh untuk
melakukan retensi atau pengeluaran garam dan air oleh tubulus.
Mekanisme ini akan merangsang menigkatnya konsentrasi
elektrolit sehingga menimbulkan resiko gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit pada sistem kardivaskuler.
3) B3 (brain)
Hydrocephalus mengakibatakan berbagai defisit neurologis
terutama disebabakan pengaruh peningkatan tekanan intrakranial
akibat adanya peningkatan jumlah CSF dalam sirkulasi
ventrikel. Pengkajian ini merupakan pemeriksaan fokus dan
lebih lengkap dibandingkan pengkajiAan pada sistem lainnya.
Kepala terlihat lebih besar jika dibandingkan dengan tubuh. Hal
ini diidentifikasi dengan mengukur lingkar kepala suboksipito
bregmatikus dibandingkan dengan lingkar dada dan angka
normal pada usia yang sama. Selain itu pengukuran berkala
lingkar kepala yaitu untuk melihat pembesaran kepala yang
progresif dan lebih cepat dari normal. Ubun ubun besar
melebar atau tidak menutup pada waktunya, teraba tegang atau
menonjol. Dahi tampak melebar dengan kulit kepala yang
menipis, tegang, dan mengkilat dengan pelebaran vena kulit
kepala.
Sutura tengkorak belum menutup dan teraba melebar.
Didapatkan pula cracked pot sign yaitu bunyi seperti pot
kembang yang retak pada perkusi kepala. Bola amta terdorong
ke bawah oleh tekanan dan penipisan tulang supraorbita. Sklera
tampak di atas iris sehingga iris seakan akan matahari yang
akan terbenam atau sunset sign.

17
Pengkajian tingkat kesadaran. Tingkat keterjagaan klien dan
respon terhadap lingkungan dalah indikator paling sensitif untuk
disfungsi sistem persyarafan.
Pengkajian fungsi serebral.
a) Status mental. Pada bayi dan anak - anak pemeriksaan ni
tidak dilakukan.
b) Fungsi intelektual. Pemeriksaan fingsi intelektual
disesuaikan antara usia dan tumbuh kembang anak yaitu
sering di dapatkan penurunan dalam perkembangan
inelektual anak dibandingkan dengan perkembangan anak
normal sesuai tingkat usianya.
c) Lobus frontal. Pada klien bayi dan anak anak disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak.
Pengkajian saraf kranial. Pengkajian ini meliputi pengkajian
saraf kranial I XII.
a) Saraf I. Pada beberapa keadaan hydrocephalus yang
menekan anatomis dan fisiologis saraf ini klien akan
mengalami kelainan pada fungsi penciuman/ anosmia
unilateral atau bilateral.
b) Saraf II. Pada anak yang agak besar mun gkin terdapat
edema pupil saraf otak II pada pemeriksaan funduskopi
c) Saraf III, IV, VI. Tanda dini herniasi tentorium adalah
midriasis yang tidak bereaksi pada penyinaran. Paralisis otot
otot okular akan menyusul pada tahap berikutnya.
Perubahan gerakan bola mata, penurunan luas lapangan
pandang. Konvergensi sedangkan alis mata dan bulu mata ke
atas, tidak bisa melihat ke atas. Strabismus, nystagmus,
atropi optik sering didapatkan pada anak dengan
hydrocephalus.
d) Saraf V. Pada abeberapa keadaan hydrocephalus
menyebabakan paralisis saraf trigeminus, didapatkan

18
penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah dan
menetek.
e) Saraf VII. Persepsi pengecapan mengalami perubahan.
f) Saraf VIII. Biasanya tidak didapatkan adanya perubahan
fungsi pendengaran.
g) Saraf IX, X. Kemampuan menelan kurang baik, kesulitan
membuka mulut.
h) Saraf XI. Mobilitas klien kurang baik karena besarnya
kepala menghambat mobilitas leher klien.
i) Saraf XII. Indera pengecapan mengalami perubahan.
4) B4 (bladder)
Kaji keadaan urine meliputi warna, jumlah, dan karakteristik
urine, termasuk berat jenis urine. Penurunan jumlah urine dan
peningkatan retensi cairan dapat terjadi akibat menurunnya
perfusi pada ginjal. Pada hydrocephalus tahap lanjut klien
mungkin mengalami inkontinensia urine karena konfusi,
ketidakmampuan mengkomunikasikan kebutuhan, dan
kemampuan untuk menggunakan sistem perkemihan karena
kerusakan kontrol motorik dan postural. Kadang kaddang
kontrol sfingter urinarius eksternal hilang atau berkurang.
Selama periode ini, dilakukan kateterisasi intermiten dengan
teknik steril. Inkontinensia urine yang berlanjut menunjukkan
kerusakan neurologis luas.
5) B5 (bowel)
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan
menurun, serta mual dan muntah pada fase akut. Mual sampai
muntah akibat peningkatan produksi asam lambung sehingga
menimbulkan masalah pemenuhan nutrisi. Pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.
Adanya inkontinensia alvi yang berlanjut menunjukkan
kerusakan neurologis luas. Pemeriksaan rongga mulut dengan

19
melakukan penilaian ada tidaknya lesi pada mulut atau
perubahan pada lidah dapat menujukkan adanya dehidrasi.
Pemeriksaan bising usus untuk menilai keberadaan dan kualitas
bising usus harus dikaji sebelum melakukan palpasi abdomen.
Bising usus menurun atau hilang dapat terjadi pada paralisis
ileus dan peritonitis. Lakukan observasi bising usus selama 2
menit. Penurunan motilitas usus dapat terjadi akibat tertelannya
udara yang berasal dari sekitar selang endotrakeal dan
nasotrakeal.
6) B6 (bone)
Disfungsi motorik paling umum adalah kelemahan fisik umum,
pada bayi disebabkan pembesaran kepala sehingga mengganggu
mobilitas fisik secara umum. Kaji warna kulit, suhu,
kelembapan, dan turgor kulit. Adanya perubahan warna kulit:
warna kebiruan menunjukkan adanya sianosis (ujung kuku,
ekstremitas, telinga, hidung, bibir dan membran mukosa). Pucat
pada wajah dan membran mukosa dapat berhubungan dengan
rendahnya kadar hemoglobin atau syok. Pucat, sianosis pada
klien yang menggunakan ventilator dapat terjadi akibat adanya
hipoksemia. Pada klien dengan kulit gelap, perubahan warna
tersebut tidak begitu jelas terlihat. Warna kemerahan pada kulit
dapat menunjukkan adanya demam dan infeksi. Integritas kulit
untuk menilai adanya lesi dan dekubitus. Adanya kesulitan
untuk beraktivitas karena kelemahan, kehilangan sensori atau
paralisi/hemiplegi, mudah lelah menyebabkan masalah pada
pola aktivitas dan istirahat.
2. DIAGNOSA
a. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d gangguan
pertumbuhan fisik (hidrosepalus)
b. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intracranial

20
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
anoreksia, nausea, vomitus
d. Kerusakan integritas jaringan b.d factor mekanik (pemasangan Vp
shunt )
e. Kerusakan integritas kulit b.d kontraktur sehubungan dengan
mobilisasi fisik di tandai denagn kulit meregang dan membuat lesi
diarea oksipital
f. Hambatan mobilitas fisik
g. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d gangguan aliran
keotak akibat peningkatan TIK, ditandai dengan pelebaran sutura
dan vena diarea cerebral
h. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan TIK, fisik (ketidakmampuan
menyangka kepal yang besar)
i. Resiko infeksi b.d luka post operasi
j. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses
penyakit
k. Ansietas b.d ketakutan akan perkembangan anak selanjutnya.

3. INTERVENSI

21
a) Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d gangguan
pertumbuhan fisik (hidrosepalus)
Keterlambatan Noc Nic
pertumbuhan dan Growth and Peningkatan
perkembangan development, perkembangan anak dan
Definisi : penyimpangan / delayed remaja
kelainan dari aturan Nutrition Kaji factor
kelompok usia. imbalance less penyebab
Batasan karakteristik than body gangguan
Gangguan Requirement : perkembangan
pertumbuhan fisik kriteria hasil : anak
Penurunan waktu Anak berfungsi Identifikasi dan
respon optimal sesuai gunakan sumber
Terlambat dalam tingkatannya pendidikan untuk
melakukan Keluarga dan memfasilitasi
sivitasketerampilan anak mampu perkembangan
umum kelompok menggunakan anak yang
usia koping terhadap optimal
Kesulitan dalam tantangan Berikan
melakukan karena adanya perawatan yang
keterampilan umum ketidakmampua konsisten
kelompok usia n Tingkatkan
Afek datar Keluarag komunikasi
Ketidakmampuan mampu verbal dan
melakukan aktivitas mendapatkan stimulasi taktil
perawatan diri yang sumber-sumber Berikan instruksi
sesuai dengan usia sarana berulang dan
Lesu /tidak komunitas sederhana
bersemangat Kematangan Berikan
Factor yang berhubungn fisik : wanita : reinforcement

22
Efek perubahan fisik positif atas hasil
ketidakbedayaan normal pada yang di capai
fisik wanita yang anak.
Defisiensi terjadi dengan Dorong anak
lingkungan transisi dari melakukan
Pengasuhan yang masa kanak- perawatan sendiri
tidak adekuat kanak ke Manajemen
Reponsivitas yang dewasa perilaku anak
tidak konsisten Kematangan yang sulit
Pengabaian fisik : pria Dorong anak
Pengasuh ganda perubahan fisik melakukan

Ketergantungan normal pada sosialisasi dengan

yang terprogram pria yang kelompok

Perpisahan dari terjadi dengan Ciptakan


transisi dari lingkungna yang
orang yang dianggap
masa kanak- aman
penting
kanak ke Nutritional management :
Defisiensi stimulasi
dewasa Kaji keadekuatan
Status nutrisi asupan nutrisi
seimbang (misalnya kalori,
Berat badan zat gizi )
Tentukan
makanan yang di
sukai anak
Pantau
kecendrungan
kenaikan dan
penurunan berat
badan
Nutrition therapy :

23
Menyelesaikan
penilaian gizi,
sesuai memantau
makanan / cairan
tertelan dan
menghitung
asupan kalori
harian, sesuai.
Memantau
kesesuaian
perintah diet
untuk memenuhi
kebutuhan gizi
sehari-hari
Kolaborasi
dengan ahli gizi,
jumlah kalori dan
jenis nutrisi yang
dibutuhkan untuk
memenuhi
persyaratan gizi
yang sesuai
Pilih suplemen
gizi
Dorong psien
untuk memilih
makanan semisoft
, jika kurangnya
air liur
menghalangi

24
menelan
Mendorong
asupan makanan
tinggi kalsium
Mendorong
asupan makanan
dan cairan tinggi
kalium, yang
sesuai pastikan
bahwa diet
termasuk
makanan tinggi
kandungan serat
untuk mencegah
konstipasi
Memberikan
pasien dengan
tinggi protein,
tinggi kalori,
makanan dan
minuman bergizi
jari yang dapat
mudah di
konsumsi
Administer
menyusui enteral

b) Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intracranial

25
Nyeri akut : pengalaman Noc Nic
sensori dan emosional yang Pain level Pain management
tidak menyenangkan yang Pain control Lakukan
muncul akibat kerusakan Comfort level pengkajian nyeri
jaringan yang actual atau kriteria hasil : secara
potensial atau digambarkan Mampu konfrehensif
dalam hal kerusakan mengontrol nyeri termasuk lokasi,
sedemikian rupa ( tahu penyebab karakteristik,dura
Batasan karakteristik : nyeri, mampu si, frekuensi,
Perubahan selera menggunakan kualitas dan
makan tehnik factor presipitasi
Perubahan tekanan nonmarfologi Observasi reaksi
darah untuk nonverbal dari
Perubahan mengurangi ketidaknyamana
frekwensi jantung nyeri, mencari n
Perubahan bantuan ) Gunakan teknik
frekwensi Melaporkan komunikasi
pernafasan bahwa nyeri terapiutik untuk
Laporan isyarat berkurang mengetahui
Diaphoresis dengan pengalam nyeri

Perilaku distraksi ( menggunakan pasien

mis : berjalan manajemen nyeri Kaji kultur yang


mondar-mandir Mampu mempengaruhi
mencari orang lain mengenali nyeri respon nyeri
dan atau aktivitas ( skala Evaluasi
lain, aktivitas yang ,intensitas, pengalaman
berulang) frekuensi dan nyeri masa
Mengespresikan tanda nyeri ) lampau
perilaku (mis : Menyatakan rasa Evaluasi bersama
gelisah, merengek, nyaman setelah pasien dan tim

26
menangis) nyeri berkurang kesehatan lain
Masker wajah ( mis tentang
: mata kurang ketidakefektifan
bercahaya, tampak control nyeri
kacau, gerakan mata masa lampau
terpancar atau tetap Bantu pasien dan
pada satu focus keluarga untuk
meringis) mencari dan
Sikap melindungi menemukan
area nyeri dukungan
Focus menyempit, ( Control
mis : gangguan lingkungan yang
persepsi nyeri, dapat
hambatan proses mempengaruhi
berpikir, penurunan nyeri seperti
interaksi dengan suhu ruangan
orang dan pencahayaan dan
lingkungan ) kebisingan .
Indikasi nyeri yang Kurangi factor
dapat di amati presipitasi nyeri
Perubahan posisi Pilih dan lakukan
untuk menghindari penanganan
nyeri nyeri (
Sikap tubuh farmakologi,
melindungi nonfarmakologi
Dilatasi pupil dan interpersonal

Melaporkan nyeri )

secara verbal Kaji sumber dan

Gangguan tidur tipe nyeri untuk

Factor yang berhubungan : menentukan

27
Agen cidera ( mis : intervensi
biologis, zat kimia, Ajarkan tentang
fisik, psikologis) teknik
nonfarmakologi
Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
Evaluasi
keefektifan
control nyeri
Tingkatkan
istirahat
Kolaborasi
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri berhasil
Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri
Analgesic
administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik ,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian obat

28
Cek instruksi
dokter tentang
jenis obat, dosis,
dan frekwensi
Cek riwayat
alergi
Kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih
dari satu
Tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe
dan beratnya
nyeri
Tentukan
analgetik pilihan,
rute pemberian,
dan dosis
optimal
Pilih rute
pemberian secara
IV , IM untuk
pengobtan nyeri
secara teratur
Monitor vital
sign sebelum dan
sesudah
pemberian
analgesic

29
pertama kali
Berikan
analgesic
pertama kali
Berikan
analgesic tepat
waktu terutama
saat nyeri hebat
Evaluasi
efektifitas
analgesic, tanda
dan gejala.

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d


anoreksia, nausea, vomitus
Ketidakseimbangan nutrisi Noc Nic
kurang dari kebutuhan tubuh Nutritional status Nutrition
: asupan nutrisi tidak cukup Nutritional status : management
memenuhi kebutuhan food and fluid Kaji adanya
metabolic Intake alergi
Batasan karakteristik: Nutritional status : makanan
Kram abdomen nutrient intake Kolaborasi
Nyeri abdomen Weight control dengan ahli
Menghindari Criteria hasil : gizi untuk
makanan Adanya menentukan
Berat badan 20% atau peningkatan berat jumlah kalori
lebih dibawah berat badan sesuai dan nutrisi
badan ideal dengan tujuan yang di
Kerapuhan kapiler Berat badan ideal butuhkan

Diare sesuai dengan pasien

30
Kehilangan rambut tinggi badan Anjurkan
berlebihan Mampu pasien untuk
Bising usus hiperaktif mengidentifikasi meningkatkan
Kurang makan kebutuhan nutrisi intake fe
Kurang informasi Tidak ada tanda- Anjurkan
Kurang minat pada tanda malnutrisi pasien untuk
makanan Menunjukkakn meningkatkan

Penurunan berat peningkatan fungsi protein dan

badan dengan asupan pengecapan dari vitamin c

makanan adekuat menelan Berikan

Kesalahan konsepsi Tidak terjadi substansi gula

Kesalahan informasi penurunan berat Yakinkan diet

Membrane mukosa badan yang berarti yang di makan

pucat mengandung

Ketidakmampuan tinggi serat

memakan makanan untuk


mencegah
Tonus otot menurun
konstipasi
Mengeluh gangguan
Berikan
sensasi rasa
makanan yang
Mengeluh asupan
terpilih (sudah
makanan kurang RDA
dikonsultasika
(recommended daily
n dengan ahli
allowance )
gizi)
Cepat kenyang setelah
Ajarkan
makan
pasien
Sariawan rongga
bagaimana
mulut
membuat
Steatorea
catatan
Kelemahan otot
makanan
pengunyah

31
Kelemahan otot harian
menelan Monitor
Faktor-faktor yang informasi
berhubungan: tentang
Faktor biologis kebutuhan
Faktor ekonomi nutrisi
Ketidakmampuan Berikan
untuk mengabsorbsi informasi
nutrient tentang
Ketidakmampuan kebutuhan
untuk mencerna nutrisi
makanan Kaji
Ketidakmampuan kemampuan
menelan makanan pasien untuk

Faktor psikologis mendapatkan


nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition monitoring
BB pasien
dalam batas
normal
Monitor
adanya
penurunan
berat badan
Monitor tipe
dan jumlah
aktivitas yang
biasa di
lakukan

32
Monitor
interaksi anak
atau orang tua
selama makan
Monitor
lingkungan
selama makan
Jadwalkan
pengobatan
dan tindakan
tidak selama
jam makan
Monitor kulit
kering dan
perubahan
pigmentasi
Monitor turgor
kulit
Monitor
kekeringan,
rambut kusam,
dan mudah
patah
Monitor mual
dan muntah
Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb,
dan kadar Ht
Monitor

33
pertumbuhan
dan
perkembangan
Monitor pucat,
kemerahan
dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva
Monitor kalori
dan intake
nutrisi
Catat adanya
edema,
hiperemik,
hipertonik
papilla lidah
dan cavitas
oral.
Catat jika
lidah berwarna
mageta,
scarlet.
4. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan faktoor mekanik (
pemasangan Vp shunt )

34
Kerusakan integritas jaringan NOC NIC
Definisi : kerusakan jaringan Tissue integrity : skin Prssure ulcer prevention
membram mukosa, kornea, and mocous wound care
integumen, atau subkutan Wound healing : primary - Anjukan pasien untuk
Batas karakteristik and secondary intention menggunkan pakaian
Keruskan jaringan (mis, Kriteria hasil : yang longar
kornea, membram Perfusi jaringan normal - Jaga kulit agar teteap
mukosa, kornea, Tidak ada tanda-tanda bersih dan kering
intragumen, atau perfusi - Mobilisasi pasien ( ubah
subkutan) Ketebelan dan tekstur posisi pasien ) sertiap
Keusakan jaringan normal dua jam
Faktor yang Berhubungan Menunjukan - Monitor kulit akan
Gangguan sirkulasi pemahaman dalam adanya kemerahan
Iritan zat kimia proses perbaikan kulit - Oleskan lotion atau
Defisit cairan dan mencegah terjadinya minyak /baby oil pada

Hambatan mobilisai cidera berulang daerah tertekan

fisik Menunjukan terjadinya - Monitor aktivitas dan


proses penyembuhan mobilisasi pasien
Kurang pengetahuan
luka - Monitor status nutrisi
Faktor mekanik (mis.,
tekanan, pasien

koyokan/robekan , - Memandikan pasien

friksal dengan sabun dan air

Faktor nutrisi (mis., hangan

kekurangan atau - Obsevasi luka : lokasi,

kelebihan dimensi, ledalaman luka,


jaringan, nekrotik, tanda-
Radiasi
tanda infeksi lokal ,
Suhu ekstrem
formasi fraktur

35
- Ajarkan keluarga tentang
luka dan perawatan luka
- Kolaborasi ahli gizi
pemberian diet TKTP
(tinggi kalori yinggi
protein)
- Cegah kontaminasi fese
dan urin
- Lakukan teknik
perawatan luka dengan
steril
- Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka
- Hindari kerutan pada
tempat tidur

5. Kerusakan integritas kulit brhubungan kontraktur sehubungan dengan


mobilisasi fisik ditandai dengan kulit merengang den membuat lesi diarea
oksipital

36
Kerusakan integritas kulit NOC NIC
Definisi : perubahan/gangguan Tissue integrity : skin Pressure management
epidermis dan/atau dermis and mocous - Anjurkan pasien untuk
batasan karakteristik : Membranes menggunakan pakaian
Kerusakan lapisan kulit Hemodyalis akses yang longgar
(dermis) Kriteria hasil - Hindari kerutan pada
Gangguan permukan Integritas kulit yang baik tempat tidur
kulit (epidermis) bisa dipertahankan - Jaga kebersihan kulit
Invasi struktur tubuh (sensasi, elastissitas, agar tetap bersih dan
Faktor yang berhubungan temperatur, hidrasi , kering
Eksternal pigmentasi, tidak ada - Mobilisasi pasien (ubah
- Zat kimia radiasi luka/ lesi pada kulit posisi pasien setiap 2
- Usia yang ekstrim Perfusi jaringan baik jam sekali )

- Kelembapan Menunjukan pemahaman - Monitor kulit akan


- Hipertemia, dalam proses perbaikan adanya kemerahan

Hipotermia kulit dan mencegah - Oleskan lotion/baby oil


- Faktor mekanik terjadinya sedera pada daerah tekanan
(mis.,gaya berulang - Monitor aktivitas dan
gunting [shearing Mampu menlindungikulit mobilisasi pasien
forces] dan mempertahankan - Monitor status nutrisi
- Medikasi kelembaban kulit dan pasien
- Imobilisasi fisik perawatan alami - Memandikan pasein

Internal dengan sabun dan air

- Perubahan status hangat

cairan Insision site care

- Perubahan - Membersihkan,

pigmentasi memantau dan

- Perubahan turgo meningkatkan proses

- Faktor penyembuhan pada luka

perkembangan yang ditutup dengan

37
- Kondisi ketidak jahitan, klip atau straples
seimbangan - Monitor
hutrisi proseskesembuhan area
(mis.,obesitas , insisi
emasiasi) - Monitor tanda dan gejala
- Penurunan infeksi pada area insisi
sirkulasi - Bersihkan area sekitar
- Kondisi jahitan atau staples,
gangguan menggunakan lidi kapasa
metabolik steril
- Gangguan sensasi - Gunakan preparat
- Tonjolan tulang antiseptic, sesuai
program
- Ganti pembalut pada
interval waktu yang
sesuai atau biarkan luka
tetap terbuka (tidak
dibalut ) sesuai program
Dialysis acces Maintenance

6. Hambatan mobilisasi fisik

38
Hambatan mobilisasi fisik NOC NIC
Definisi : keterbatasan pada Joint movement : Active Exercise therapy :
pergerakan fisik tubuh satau atau Mobility level ambulation
lebih ekstremitas secara mandiri Sekf care : ADLs - Monitoring vital sing
dan terarah Transfer performance sebelum/sesudah
Batas katakteristik : Kriteria Hasil Latihn dan lihat
Penurunan waktu reaksi Klien meningkat dalam respon pasien saat
Kesulitan membolak- aktivitas fisik latihan
balik posisi Mengerti tujuandari - Konsultasi dengan
Melakukan aktivtas lain peningkatan mobilisasi terapi fisik tentang
sebagai penganti Memverbalisasikan rencana ambulasi
pergerakan (mis., perasaan dalam sesuai dengan
meningkatkan perhatian meningkatkan kekuatan kebutuhan
pada aktivitas orang lain, dan kemampuan - Bantu klien
mengendalikn perilaku, berpindah menggunakan tongkat
focus pada Memperagakan saat berjalan dan cegah
ketunadayaan/ aktivitas penggunaan alat terhadap cedera
sebelum sakit) Bantu untuk mobilisasi - Ajarkan pasien atau
Dispnea setelah aktivitas (walker) tenanga kesehatan lain

Perubahan cara berjalan tentang teknik ambulasi

Gerakan bergerak - Kaji kemampuan

Keterbatasan pasien dalam

kemampuan melakukan mobilisasi

keterampilan motorik - Latih pasien dalam

halus pemenuhan kebutuhan

Keterbatasan ADLs secara mandiri

kemampuan melakukan sesuai kemampuan

keterampilanmotorik - Dampingi dan bantu

kasar pasien saat mobilisasi


dan bantu pemenuhan
Keterbatasan rentang

39
pergerakan sendi kebutuhan ADLs ps.
Tremor akibat - Berikan alat bantu jika
pergerakan klien memerlukan
Ketikstabilan postur - Ajarkan pasien
Pergerakan lambat bagaimana merubah
Pergerakan tidak posisi dan berikan
terkoordinasi bantuan jika diperlukan
Faktor yang berhubungan :
Intoleransi aktivitas
Perubahan metabolisme
selular
Ansientas
Indeks masa tubuh diatas
perentil ke 75 sesuai usia
Gangguan koknitif
Konstraktur
Kepercayaan budaya
tentang aktivitas sesuai
usia
Fisik tidak bugar
Penurunan ketahanan
tubuh
Penurunan kendali otot
Penurunan massa otot
Malnutrisi
Gangguan
muskuloskeletal
Gangguan neuromskular,
nyeri
Agens obat

40
Penurunan kekuatan otot
Kurang pegetahuan
tentang aktivitas fisik
Keadaan mood depresif
Keterlambatan
perkembangan
Ketidaknyamanan
Disuse, kaku sendi
Kurang dukungan
lingkungan (mis., fisik,
atau sosial)
Keterbatasan terhadap
kondiovaskuler
Kerusakan integritas
struktur tulang
Program pembatasan
gerak
Gaya hidup memonton
Gangguan sensori
perceptual

41
7. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d gangguan aliran darah
keotak akibat peningkatan TIK, di tandai dengan pelebaran sutura dan vena
diarea cerebral.

Resiko ketidakefektifan NOC NIC


perfusi jaringan otak Circulation status Peropheral sensation
Definisi : berisiko mengalami Tissue prefusion management
penurunan sirkulasi jaringan :cerebral (manajemen sensansi perifer)
otak yang dapat menganggu Kriteria Hasil : - Monitor adanya daerah
kesehatan. Mendemonstrasikan tertentu yang hanya
Batasan karakteristik : status sirkulasi yang peka terhadap
Massa tromboplastin ditandai dengan : panas/dingintumpul
parsial abnormal Tekanan - Monitor adanya
Massa protrombin systoledandianstole paretese
abnormal dalam rentang yang - Instruksikan keluarga
Sekmen ventrikel kiri diharapkan untuk mengobservasi
akinetik Tidak ada kulit jika ada isi atau
Aterosklerosis aerotik ortostatikhipertensi laserasi

Diseksi arteri Tidak ada tanda-tanda - Gunakan sarung tangan

Fibrilasi atrium peningkatan tekanan untuk proteksi


intrakranial ( tidak lebih - Batasi gerakan pada
Miksoma atrium
dari 15 mmHg kepala, leher dan
Tumor otak
Mendemonstrasikan punggung
Stenosis karotid
kemampuan kognitif - Monitor kemampuan
Aneurisme serebri
yang ditandai dengan: BAB
Koagulatipati ( mis,
Berkomunikasi dengan - Kolaborasi pemberian
anemia sel sabit )
jelas dan konsentrasi dan analgetik
Kardiomiopati dilatasi
orientasi - Monitor adanya
Koagulasi intravaskular
Memproses informasi tromboplebitis

42
diseminata Membuat keputusan - Diskusikan mengenai
Embolisme dengan benar penyebab perubahan
Hipertensi Menunjukan funsi sensasi
Endokarditis infeksi sensori motori cranial

Katup prostetik mekanis yang utuh : tingakat

Stenosis mitral kesadaran mambaik,tidak

Katup prostetik mekanis ada gerakangerakan


involunter
Stenosis mitral
Neoplasma otak
Baru terjadi infak
miokardium
Sindrom sick sinus
Penyalah gunakan zat
Terapi trobolitik
Efek samping terkait
terapi (bypass
kardiopulmunalis, obat)

8. Resiko cedera berhubungan dengan peningkatan tekana n TIK, fisik


(ketidakmampuan menyangga kepalayang besar)

43
Resiko cidera NOC NIC
Definisi : Beresiko mengalami Risk kontrol Environment Management (
cedera sebagai akibat kondisi Kriteria Hasil : manajemen lingkungan)
lingkungan yang berintraksi Klien terbebas dari - Sediakan lingkungan
dengan sumber adaptif dan cedera yang aman uantk
sumber defensif individu Klien mampu pasien
Faktor resiko menjelaskan cara/metode - Indetifikasi
Eksternal untukmencegahan kebutuhan keamanan
- Biologis (mis., tingkat injury/cedera pasien, sesusai
imunisasi komunikasi, Klien mampu dengan kondisi fisik
mikroorganisme ) menjelaskan factor resiko dan fungsi kognitif
- Zat kimia(mis.,racun dari lingkungan/perilaku pasien dan riwayat
,polutan, obat agenens personal penyakit dahulu
farmasi, alkohol, nikotin, Mampumemodifikasikan pasein
pengawet, kosmetik, gaya hidup - Menghindarkan
perwarna) untukmencegah injury lingkungan yang
- Manusia (mis., agens Mengungakan fasilitas berbahaya (
nosokomial, pola kesehatan yang ada misalnya
ketegangan, atau faktor Mampu mengenali memindahakan
koknitif, afektif dan perubahan status perabotan)
psikomotor kesehatan - Memasang side rail
- Cara pemindahan/transpor tempat tidur
- Nutrisi (mis., desain, - Menyediakan tempat
struktur, dan pengantur tidur yang nyaman
komunikasi, bangunan, dan bersih
dan / atau peralatan - Menepatkan saklar
Internal lampu ditempat yang
- Profil darah yang mudah dijangkau
abnormal pasien.
(mis.,leukositosis/leukope - Membatasi

44
nia,gangguan faktor pengunjung
koguasi, trombosittopenia, - Menganjurkan
sel sabit, talasemia, keluarga untuk
penurunan, hemoglobin) menemani pasien
- Disfungsi biokimia - Mengontrol
- Usia perkembangan lingkungan dari
(fisiologis,psikososial kebisingan
- Disfungsi efektor - Memindahkan
- Disfungsi imun-autoimun barang-barang yang
- Disfungsi integratif dapat
- Malnutrisi membahayakan
- Fisik (mis., intregitas kulit - Berikan penjelasan
tidak utuh, gangguan pada pasein dan
mobilisasi) keluarga pengunjung
- Psiokologis (orientasi adanya perubahan
afektif) status kesehatan dan
- Disfungsi sensorik penyebab penyakit
- Hipoksia jaringan

45
9. Resiko cidera berhubungan dengan post operasi ( pemasangan Vp shunt )
Resiko infeksi NOC NIC
Definisi : mengalami Immune status Infection control ( kontrol
peningkatan resiko terserang Knowledge : infection infeksi)
organisme patogenik control - Bersihkan lingkungan
Faktor-faktor resiko : Risk conttrol setelah dipakai pasien
o Penyakit kronis Kriteria Hasil : lain
- Diabetes meletus Klien bebas dari tanda - Pertahankan teknik
- Obesitas dan gejala infeksi isolasi
o Pengetahuan yangtidak Mendeskripsikan proses - Batasi pngunjung bila
cukup untuk menghindari penularan penyakit, perlun
pemanjanan patogen factor yang - Instruksikan pada
o Pertahanan tubuh primer mempengaruhi penularan pengunjung untuk
yang tidak adekuat seta penatalaksanaan mencuci tangan saat
- Gangguan Menunjukan kemampuan berkunjung dan setelah
paritalsis untuk mencegah berkunjung
- Kerusakan timulnya infeksi meningalakan pasien
integritas Jumlah leukosit dalam - Gunakan sabun
kulit(pemasangan batasa normal antimikrobia untuk cuci
kateter Menunjukan perilaku tanggan
intravna,prosedur kehidupan hidup sehat - Cuci tangan setiap
invasif) sebelum dan sesudah
- Perubahan sekresi tindakan keperawatan
Ph - Gunakan baju, sarung
- Penuruna kerja tangan sebagai alat
siliaris pelindung
- Pecah ketubuhan - Pertahankan lingkungan
dini aseptik selama
- Pecah ketuban pemasangan alat

46
lama - Ganti letak IV perifer
- Merokok dan line central dan
- Stasis cairan dressing sesuai dengan
tubuh petunjuk umum
- Trauma - Gunakan kateter
jaringan(mis.,tau intermiten untuk
ma destruksi menurunkan infeksi
jaringan) kandung kecing
o Ketidak adekuatan - Tingkatakan intake
pertahanan sekunder nutrisi
- Penurunan - Berikan terapi antibiotik
hemoglobin nila perlu infection
- Imunosupresi protection (proteksi
(Mis.,imunitas terhadap infeksi)
didapet tidak - Monitor tanda dan gejala
adekuat,agen infeksi sistemik dan
farmaseutikal lokal
termasuk - Monitor hitung
imunosupresan, granulosit, WBC
steroid,antibodi - Monitor kerentanan
monoklonal,imun terhadapan infeksi
omudulator) - Batasi pengunjung
- Supresi respon - Sering pengunjung
inflamasi terdapat penyakit
o Vaksinasi tidak menular
adekuat - Pertahankan teknik
o Pemajan terhadap aspesis pada pasien yang
patogen beresiko
o Lingkungan - Pertahankan teknik
meningkat isolasi k/p

47
- Wabah - Memberiakan perawatan
o Prosedur invasif kulit pada area epiderma
o malnutrisi - Inspeksi kulit dan
membra mukosa terdapat
kemerahan , panas,
drainase

- Inspeksi kondisi luka /

j insisi bedah

i - Dorong masukan nutrisi

u yang cukup

i - Dorong masuakan cairan

o - Dorong istrahat

u - Instruksikan pasien

P untunk minum antibiotik

e sesuai resep

n - Ajarkan pasein dan

y keluarga tanda dan

a gejala infeksi

k - Ajarkan

i caracmenghindari infeksi

t - Laporkan kulturpositif

k
r
o
n
i
s

48
10.Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Defisien pengetahuan NOC NIC
Definisi : ketidaan atau Knowledge : Teaching : disease
defisiensin topik tertentu disease process process
Batas karakteristik : Knoeledge : healt - Berikan penilaian

49
Perilaku hiperbola behavior tentang tingkatan
Ketidakakuratan Kriterial Hasil pengetahuan
mengikutin perintah Pasien dan pasien tentang
Ketidakakutan keluarga proses penyakit
melakukan tes menyatakan yang spesifik

Perilaku tidak tepat pemahaman - Jelaskan


(mis., histeria, tentang penyakit, patofisiologi dari
bermusuhan, kondisi, penyakit dan

agitasi, apatis) prognosis dan bagaimana hal ini

Pengunkapan program berhubungan

masalah Pengobatan dengan cara yang

Faktor yang Pasien dan tepat

berhubungan keluarga mampu - Gambarkan tanda

Keterbatasan melaksanakan dan gejala dengan

kognitif prosedur yang cara yan g tepat

Salah intepretasi
mampu - Indefikasi
menjelaskan kemunkinan
informasi
prosedur yang penyeba, dengan
Kurang pajanan
dijelaskan secara cara yang tepat
Kurang minat
bener - Sediakan informasi
dalam belajar
Pasien dan pada pasien
Kurang dapat keluarga mampu
menjelaskan tentang kondisi,
meningkat Tidak
kembali apa yang dengan cara yang
familier dengan dijelaskan
perawat/tim tepat
sumber informasi
kesehatan lainnya - Himdarin jaminan
yang kosong
- Sediakan bagi
kelurga atau SO
informasi tentang
kemajuan pasien

50
dengan cara yang
tepat
- Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mukin
diperlukan untuk
mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang
dan atau proses
pengontrol
penyakit
- Diskusikan pilihan
terapi atau
penanganan
- Dukung pasien
untuk
mengeksplorasi
atau mendapatkan
second opinion
dengan cara yang
tepat atau
diindikasikan
- Rujuk pasien pada
grup atau agensi di
komunikasi lokal,
dengan cara yang
tepat
- Intruksikan pasein
menggenai tanda

51
dan gejala untuk
melaporkan pada
pemberian
perawatan
kesehatan, dengan
cara yang tepat

11. Ansietas berhubungan dengan ketakuatan akan perkembangan anak


selanjutnya

52
Ansietas NOC NIC
Definisi : perasaan tidak nyaman Anxienty self-control Anxienty
atau kekawatiran yang sama Anxienty level reduction(penurunan
yang disertai respon autonom ( Coping kecemasan)
sumber sering kali tidak Kriteria hasil : - Gunakan pendekatan
speksifik atau tidak di ketahui Klien mampu yang menengkan
oleh individu) ; perasaan takut mengidentifikasi dan - Nyatakan dengan jels
yang disebabkan oleh antisipasi mengungkapkan gejala harapan terhadap
terhadap bahaya. Hal ini cemass pelaku pasien
merupakan isyarat kewaspadaan Mengindentifikassi,meng - Jelaskan semua
yang memperingatkan individu ungkapkan dan prosedur dan apa yang
akanadanya bahaya dan menunjukan tehnik untuk dirasakan selama
memapukan individu untuk mengontrol cemas prosedur
bertindak menghadapi ancaman Vital sign dalam btas - Pahami presfektif
Batasan karaktristik normal pasien terhadap situasi
Perilaku Postur tubuh,eksperi stres
- Penurunan wajah,bahsa tubuh dan - Temani pasien untuk
produtivitas tingkat aktifitas memberikan keamanan
- Gerakan yang menunjuan berkurangnya dan mengurangi takut
ireleven kecemasan - Dorong keluarga untuk
- Gelisah menemani anak
- Melihat sepintas - Lakkan back/nec rub
- Insomnia - Dengarkan dengan
- Kotak mata yang penuh perhatian
buruk - Identifikasi tingkat
mengekspresikan kecemasan
kekawatiran - Bantu pasien untuk
karena perubahan mengungkapkan
dalam peristiwa perasaan,ketakutan,pers
hidup agitasi epsi

53
mengitai - Intruksikan pasien
- Tampak waspada menggunkan tehnik
Affektif : relaksasi
- Gelisah,distres - Berikan obat untuk
- Kesedihan yang mengurangi kecemasan
mendalam
- Ketakuatan
- Perasaan tidak
adekuat
- Berfokus pada diri
sendiri
- Peningkatan
kewaspadaan
- Iritabilitas
- Gugup senang
berlebihan
- Rasa nyeri yang
meningkat
- Ketidak bedayaan
- Peningkatan rasa
ketidak berdayaan
yang bersisten
- Bingung, menyesal
- Ragu /tidak percyaan
diri
- Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang,
tremor tangan
- Peningkatan

54
keringat
- Peningkatan
tegangan
- Gemetar , tremor
- Suara bergerak
simpatik
- Anoreksia
- Eksitasi
kardiovaskular
- Diare, mulut
kering
- Wajah merah
- Jantung berdebar
debar
- Peningkatan
tekanan darah
- Peningkatan
deyut nadi
- Peningkatan
reflek
- Peningkatan
frekwensi
pernapasan
- Vasokontriksi
superfisial
- Lemah, kedutan
pada otot
Parasimpatik
- Nyeri abdomen
- Penurunan

55
tekanan darah
- Penurunan deyut
nadi
- Diare, mual ,
vertigo
- Letih, gangguan
tidur
- Kesemutan pada
ekstremitas
- Sering berkemih
- Anyang anyangan
- Dorongan
segerah berkemih
Kognitif
- Menyadari gejala
fisiologis
- Bloking fikiran ,
konfusi
- Penurunan
lapangan persepsi
- Kesulitan
berkonsenterasi
- Penurunan
kekmampuan
untuk belajar
- Penurunan
kemampuan
untukmemecahka
n masalah
- Ketakutan

56
terhadap
konsekwensi
yang tidak
spesifik
- Lupa,gangguan
perhatian
- Khawatir ,
melamun
- Cendrung
menyalahkan
orang lain
Faktor yang berhubungan
- Perubahan dalam
(status ekonomi ,
lingkungan ,
status kesehatan ,
pola interaksi ,
fungsi peran ,
status peran).
- Pemajanan toksin
- Terkait keluarga
- Herediter
- Infeksi/
kontaminan
interpersonal
- Penularan
penyakit
interpersonal
- Krisis
maturasi,krisis

57
situasional
- Stres,ancaman
kematian
- Penyalah gunaan
zat
- Ancaman pada
(status ekonomi
,lingkungan,status
kesehatan,pola
interaksi,fungsi
peran,status
peran,konsep diri)
- Knflik tidak
disadari
mengenal tujuan
penting hidup
- Konflik tidak
disadar mengenai
nilai yang
esensial/penting
- Kebutuhan yang
tidak dipenuhi

58
D. IMPLEMENTASI
Berikan tindakan sesuai dengan intervensi yang sudah ditentukan

E. EVALUASI
1. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan b.d gangguan pertumbuhan
fisik (hidrosepalus) teratasi
2. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan intracranial tertasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,
nausea, vomitus terasi
4. Kerusakan integritas jaringan b.d factor mekanik (pemasangan Vp shunt )
teratasi
5. Kerusakan integritas kulit b.d kontraktur sehubungan dengan mobilisasi
fisik di tandai denagn kulit meregang dan membuat lesi diarea oksipital
teratasi
6. Hambatan mobilitas fisik teratasi
7. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b.d gangguan aliran keotak
akibat peningkatan TIK, ditandai dengan pelebaran sutura dan vena diarea
cerebral tidak terjadi
8. Resiko cidera b.d peningkatan tekanan TIK, fisik (ketidakmampuan
menyangka kepal yang besar) tidak terjadi
9. Resiko infeksi b.d luka post operasi tidak terjadi
10. Berduka b.d kelahiran anak dengan hidrosefalus teratasi
11. Defisiensi pengetahuan b.d kurangnya informasi tentang proses penyakit
teratasi
12. Ansietas b.d ketakutan akan perkembangan anak selanjutnya teratasi.

BAB IV

59
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jumlah cairan serebrospinal (CSF) dalam rongga serebrospinal yang berlebihan
dapat meningkatkan tekanan sehingga dapat merusak jaringan saraf. Keadaan ini
disebut hydrocephalus yang berarti kelebihan air dalam kubah tengkorak. Jadi,
hydrocephalus dapat diakibatkan oleh pembentukan cairan berlebihan oleh pleksus
koroideus, absorpsi yang inadekuat, atau obstruksi aliran keluar pada salah satu
ventrikel atau lebih.
Ada dua jenis hydrocephalus : nonkomunikans, yaitu aliran cairan dari sistem
ventrikel ke ruang subarachnoid mengalami sumbatan dan komunikans yaitu tidak
ada sumbatan. Sindroma klinis yang berhhubungan dengan dilatasi yang progresif
pada sistem ventrikuler serebral dan kompresi gabungan dari jaringan jaringan
serebral selama produksi. CSF yang ada menigkatkan kecepatan absorpsi oleh vilii
arachnoid. Akibat berkelebihannya cairan serebrospinal dan meningkatnya tekanan
intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang ruang tempat mengalirnya
cairan. Penyebab penyumbatan aliran CSF yang sering terjadi pada bayi dan anak
adalah kelainan bawaan(kongenital), infeksi, neoplasma, dan perdarahan.
B. Saran
Sebagai penulis pemula kami sadar sepenuhnya bahwa makalah kami ini di
dalamnya masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi isi maupun penulisan,
untuk itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan
sebagai perbaikan untuk penulisan berikutnya. Kami juga menyarankan kepada
pembaca untuk membuat makalah yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA

60
Muttaqin, arief. 2008, Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan System
Persyarafan hal 396-399.Jakarta, Salemba Medika.

NANDA NIC NOC, 2015, Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional,


Mediaction Jogjakarta.

61

Вам также может понравиться

  • Laporan Kasus Bumil
    Laporan Kasus Bumil
    Документ9 страниц
    Laporan Kasus Bumil
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Lampiran 4
    Lampiran 4
    Документ2 страницы
    Lampiran 4
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • BAB I Renidit
    BAB I Renidit
    Документ6 страниц
    BAB I Renidit
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • BAB III RENII Rabu
    BAB III RENII Rabu
    Документ9 страниц
    BAB III RENII Rabu
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ23 страницы
    Bab Ii
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • BAB III RENII Rabu
    BAB III RENII Rabu
    Документ9 страниц
    BAB III RENII Rabu
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Документ1 страница
    Kerangka Konsep
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka Ilham
    Daftar Pustaka Ilham
    Документ3 страницы
    Daftar Pustaka Ilham
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • BAB III A Acc InsyaAlloh Okeeee
    BAB III A Acc InsyaAlloh Okeeee
    Документ13 страниц
    BAB III A Acc InsyaAlloh Okeeee
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Daftar Gambar Ilham
    Daftar Gambar Ilham
    Документ1 страница
    Daftar Gambar Ilham
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Format Surat Lamaran SLTA: (Tanggal Sesuai Pada Saat Peserta Pilih/daftar Instansi Di Potal SSCASN)
    Format Surat Lamaran SLTA: (Tanggal Sesuai Pada Saat Peserta Pilih/daftar Instansi Di Potal SSCASN)
    Документ3 страницы
    Format Surat Lamaran SLTA: (Tanggal Sesuai Pada Saat Peserta Pilih/daftar Instansi Di Potal SSCASN)
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Plan of Action KKN
    Plan of Action KKN
    Документ8 страниц
    Plan of Action KKN
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • BAB III Revisi
    BAB III Revisi
    Документ10 страниц
    BAB III Revisi
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Lampiran 5 (SOP)
    Lampiran 5 (SOP)
    Документ3 страницы
    Lampiran 5 (SOP)
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ9 страниц
    Bab Iii
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Lampiran Koisioner Revisi
    Lampiran Koisioner Revisi
    Документ1 страница
    Lampiran Koisioner Revisi
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Master Tabel ILHAM
    Master Tabel ILHAM
    Документ7 страниц
    Master Tabel ILHAM
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • ABSTRAK
    ABSTRAK
    Документ1 страница
    ABSTRAK
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Документ1 страница
    Lembar Pengesahan
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • BAB I GH
    BAB I GH
    Документ6 страниц
    BAB I GH
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Lembar Persetujuan
    Lembar Persetujuan
    Документ1 страница
    Lembar Persetujuan
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Jurnal
    Jurnal
    Документ3 страницы
    Jurnal
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Документ4 страницы
    Bab Ii
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Документ9 страниц
    Bab Iii
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Bab II
    Bab II
    Документ30 страниц
    Bab II
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Jadi Sayangku
    Jadi Sayangku
    Документ8 страниц
    Jadi Sayangku
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Krangka Konsep
    Krangka Konsep
    Документ2 страницы
    Krangka Konsep
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • SAP Cacar
    SAP Cacar
    Документ6 страниц
    SAP Cacar
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Bab 3
    Bab 3
    Документ8 страниц
    Bab 3
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет
  • Sap DM
    Sap DM
    Документ15 страниц
    Sap DM
    Ilham Hadi
    Оценок пока нет