Вы находитесь на странице: 1из 6

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kebutuhan energi di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Namun,

jumlah produksi minyak dan gas semakin tidak dapat mengimbangi kebutuhan

energi nasional saat ini. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah produksi

diantaranya adalah meningkatkan kegiatan eksplorasi. Cekungan Timor

merupakan salah satu cekungan di wilayah Indonesia Timur yang masih terus di

eksplorasi hingga saat ini.

Cekungan Timor terletak di sebelah timur hingga selatan dari Pulau Timor.

Penelitian ini lebih terfokus pada Cekungan Timor bagian barat. Secara

geopolitik, Pulau Timor terbagi menjadi 2 yaitu Timor Barat yang merupakan

bagian dari Negara Indonesia dan Timor Timur yang merupakan bagian dari

Negara Timor Leste.

Pulau Timor memiliki prospek sebagai daerah penghasil migas karena

dianggap memiliki kesamaan geologi dengan daerah penghasil migas di baratlaut

Australia. Hal ini didukung dengan banyaknya jumlah rembesan minyak dan gas

yang terdapat di Pulau Timor (Charlton, 2002). Rembesan minyak dan gas ini

membuktikan ada batuan induk yang mampu membentuk dan mengeluarkan

hidrokarbon. Namun hingga saat ini, masih belum ditemukan area yang terbukti

menghasilkan migas dengan jumlah yang ekonomis.


Pada awal kegiatan eksplorasi yaitu sebelum memasuki tahap pengeboran,

suatu perusahaan akan melakukan suatu evaluasi perhitungan risiko geologi. Pada

tahap ini dilakukan analisis terhadap faktor geologi yang independen untuk

mendapatkan nilai Possibilities of Geologic Success (Pg). Dengan melakukan

perhitungan risiko suatu perusahaan dapat menentukan keputusan terhadap suatu

wilayah kerja eksplorasi. Tiap perusahaan akan berusaha meningkatkan nilai

Possibilities of Geologic Success (Pg) dengan melakukan studi geologi dan

geofisika serta menambah data agar semakin meningkatkan kepercayaan untuk

melakukan suatu pengeboran.

Studi yang dilakukan oleh Eni Indonesia di Lapangan AA daerah Timor

Barat yang diharapkan dapat meningkatkan nilai Possibilities of Geologic Success

(Pg) diantaranya adalah studi terkait evaluasi potensi batuan induk dan sejarah

pemendaman satu dimensi. Batuan induk yang dievaluasi potensinya adalah

serpih Formasi Wai Luli yang berumur Jura (Sawyer dkk., 1993). Sejarah

pemendaman satu dimensi dilakukan pada sumur IBNF dan pseudo well yang

terletak di deposenter. Apabila hasil studi tersebut menunjukkan hasil yang

positif, maka tingkat keberhasilan pengeboran akan meningkat dan secara

langsung mempengaruhi kepercayaan untuk kegiatan eksplorasi migas selanjutnya

di Lapangan AA dan Cekungan Timor Barat secara lebih luas.

I.2. Rumusan Masalah

Masalah yang menjadi pokok utama pada penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut:

2
1. Apakah batuan induk serpih Formasi Wai Luli yang berumur Jura

pada sumur IBNF lapangan AA dapat menjadi batuan induk

efektif yang menghasilkan minyak dan/atau gas?

2. Bagaimana proses sejarah pemendaman sumur IBNF dan pseudo

well di deposenter serta pengaruhnya terhadap kematangan batuan

induk serpih Formasi Wai Luli?

3. Bagaimana pengaruh hasil evaluasi potensi batuan induk dan

sejarah pemendaman terhadap peningkatan atau penurunan risiko

geologi di lapangan AA?

I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah melakukan evaluasi potensi batuan

induk dan pemodelan sejarah pemendaman serta menganalisis pengaruhnya

terhadap risiko geologi Lapangan AA.

Tujuan dilakukannya penelitian ini diantaranya adalah:

1. Mengetahui potensi batuan induk serpih Formasi Wai Luli yang

berumur Jura pada sumur IBNF.

2. Mengetahui sejarah pemendaman sumur IBNF dan pseudo well di

deposenter.

3. Mengetahui tingkat kematangan batuan induk serpih Formasi Wai

Luli yang berumur Jura pada sumur IBNF dan pseudo well.

4. Mengetahui nilai risiko geologi Lapangan AA setelah

mengevaluasi batuan induk dan memodelkan sejarah pemendaman.

3
I.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian terfokus pada Lapangan AA yang terletak pada

Cekungan Timor bagian Barat. Cekungan Timor terbagi menjadi dua bagian yaitu

Cekungan Timor bagian barat yang berada di wilayah Negara Indonesia dan

bagian timur yang termasuk wilayah Negara Timor Leste. Lapangan AA

terletak pada wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lapangan ini terdiri dari

bagian darat (onshore) seluas 1350 km2 dan lepas pantai (offshore) seluas 2725

km2 (Gambar 1.1). Sumur IBNF terletak di daerah Kolbano yang terletak pada

bagian onshore dari Lapangan AA.

Gambar 1.1: Peta lokasi penelitian (Eni Indonesia, 2007)

4
I.5. Batasan Penelitian

Penelitian dibatasi hanya pada sumur IBNF yang terletak di Lapangan

AA, Cekungan Timor Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Evaluasi potensi

hanya dilakukan pada batuan induk serpih Formasi Wai Luli yang berumur Jura.

Pemodelan sejarah pemendaman hanya dilakukan secara satu dimensi pada sumur

IBNF dan pseudo well yang terletak di deposenter sebagai tambahan. Analisis

tingkat kematangan hanya dilakukan pada batuan induk serpih Formasi Wai Luli

yang berumur Jura dari sejarah pemendaman sumur IBNF dan pseudo well

sebagai tambahan. Perhitungan awal nilai risiko geologi dilakukan berdasarkan

data langsung dan data tidak langsung. Perhitungan akhir risiko geologi dilakukan

dengan menambahkan hasil dari evaluasi potensi batuan induk Formasi Wai Luli

dan pemodelan sejarah pemendaman sumur IBNF dan pseudo well sebagai

tambahan data langsung.

I.6. Peneliti Terdahulu

Peneliti terdahulu yang digunakan sebagai acuan pada penelitian ini

diantaranya adalah:

1. Crostella dan Powell (1975) melakukan penelitian mengenai geologi dan

potensi hidrokarbon di Pulau Timor. Penelitian ini membahas stratigrafi,

evolusi tektonik, dan sistem petroleum yang ada di Pulau Timor.

2. Sawyer dkk. (1993) melakukan penelitian mengenai stratigrafi dan

sedimentologi di daerah Timor Barat. Penelitian ini membahas stratigrafi

regional serta sedimentologi tiap formasi di daerah Timor Barat.

5
3. Sani dkk. (1995) melakukan penelitian mengenai struktur thin-skinned

yang ada di Pulau Timor. Penelitian ini membahas stratigrafi, regional

tektonik, dan interpretasi struktur yang terdapat pada sumur eksplorasi di

Pulau Timor.

4. Suwitodirjo dan Tjokrosapoetro (1996) melakukan penelitian yang

menghasilkan Peta Geologi Lembar Kupang-Atambua,Timor dengan skala

1:250.000

5. Charlton (2001) melakukan penelitian mengenai potensi petroleum yang

ada di daerah Timor Barat. Penelitian ini membahas sistem petroleum

yang ada di Timor Barat, struktur thin-skinned dan basement-involved di

Timor, dan evaluasi sumur eksplorasi yang terdapat di Timor.

6. Barber dkk. (2003) melakukan penelitian tentang sistem petroleum di

daerah Timor dan Laut Arafura yang berumur Paleozoik dan Mesozoik

yang dihubungkan dengan cekungan-cekungan yang tedapat di baratlaut

Australia.

I.7. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam memberikan informasi

mengenai nilai risiko geologi untuk Lapangan AA. Hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi acuan dan pertimbangan untuk kegiatan eksplorasi

migas selanjutnya pada Lapangan AA dan secara umum di Cekungan Timor

Barat sehingga suatu hari dapat menjadi daerah penghasil migas yang produktif

dan ekonomis untuk Indonesia.

Вам также может понравиться