Вы находитесь на странице: 1из 3

1.

Sad Upaya Guna


Dalam Lontar Rajapati Gondala dijelaskan ada enam upaya yang harus dilakukan oleh seorang
raja dalam memimpin Negara. Sad Upaya Guna adalah enam sifat bersahabat bagi seorang
pemimpin. Bagian Sad Upaya Guna antara lain :
Siddhi artinya pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menjalin persahabatan
dengan rakyat, sesama dan negara tetangga.
Wigraha artinya kemampuan untuk memilah-memilah persoalan dan mampu untuk
mempertahankan hubungan baik.
Wibawa artinya pemimpin memiliki kewibawaan atau disegani baik oleh rakyat, Negara
tetangga ataupun musuh-musuhnya.
Winarya artinya cakap dan bijak dalam memimpin sehingga memuaskan semua pihak.
Ganascarya artinya kemampuan untuk menghadapi musuh yang kuat dan tangguh
dengan menggunakan strategi/muslihat dalam berdiplomasi/perang.
Sthana artinya dapat menjaga hubungan dan perdamaian dengan baik dan
memprioritaskan tentaranya untuk mnjaga kedaulatan untuk menjaga perdamaian serta
menghindari peperangan.

Contoh : Untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang sukses dan berhasil mewujudkan tujuan
kepemimpinan, maka ia hendaknya dengan sungguh-sungguh memahami, mengerti, menyikapi,
dan melaksanakan dasar-dasar kewajiban, tanggung jawab, serta kewenangan yang bijak
sebagai pemimpin.

2. Wangsa
Wangsa berarti dinasti, atau kelanjutan kekuasaan pemerintahan yang dipergang oleh satu garis
keturunan (keluarga yang sama).
Brahmana , orang-orang yang menekuni kehidupan spiritual dan ketuhanan, para
cendikiawan serta intelektual yang bertugas untuk memberikan pembinaan mental dan
rohani serta spiritual.
Ksatria , orang-orang yang bekerja/bergelut di bidang pertahanan dan
keamanan/pemerintahan yang bertugas untuk mengatur Negara dan pemerintahan
serta rakyatnya.
Waisya , orang bergerak di bidang ekonomi, yang bertugas untuk mengatur
perekonomian atau seseorang yang memilih fungsi sosia menggerakkan perekonomin.
Sudra , orang yang bekerja mengandalkan tenaga/jasmani, yang bertugas untuk
memenuhi kebutuhan hidup dengan menjadi pelayan, bekerja dengan mengandalkan
tenaga.

3. Catu Kotamaning Nrepati


Catur Kotamaning Nrepati merupakan konsep kepemimpinan Hindu pada jaman Majapahit
sebagaimana di tulis oleh M. Yamin dalam buku Tata Negara Majapahit Catur Kotamaning
Nrpati adalah empat syarat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Ada beberapa
sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin atau raja yang disebut Catur Kotamaning
Nrepati yaitu :
Jnana Wisesa Sudha yaitu memiliki pengetahuan yang luhur dan suci. Maksudnya
seorang pemimpin harus mengerti dan menghayati ajaran-ajaran agama.
Kaprahitaning Praja yaitu seorang pemimpin harus menunjukkan belas kasihan kepada
rakyat. Maksudnya seorsng pemimpin harus betul-betul menolong rakyat yang
menderita dengan perbuatan yang nyata.
Kawiryan yaitu pemimpin harus berwatak pemberani. Berani dalam arti menegakkan
kebenaran dan menolong rakyat yang menderita, harus dilaksanakan dengan penuh
keberanian, karna membela rakyat yang menderita memang penuh tantangan dan
resiko.
Wibawa yaitu seorang pemimpin harus berwibawa terhadap bawahan dan rakyatnya.
Seorang pemimpin akan mempunyai wibawa apabila ia menegakkan kebenaran serta
dapat membela kepentingan rakyat yang menderita.
4. Panca Upaya Sandhi
Panca Upaya Sandhi adalah lims cara untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang
terdiri dari :
Maya artinya kemampuan untuk mengumpulkan data-data permasalahan yang abstrak
dan belum jelas kedudukannya.
Upeksa artinya menganalisa data-data yang telah dikumpulkan kemudian
mengklasifikasi data secara proporsional.
Indra Jala artinya upaya untuk mencari solusi pemecahan masalah yang ada.
Wikrama artinya melaksanakan upaya penyelesaian sesuai dengan solusi yang telah
ditetapkan.
Logika artinya setiap tindakan yang iambil harus berdasarkan pertimbangan akal sehat
dan data yang akurat, tidak berdasarkan emosi.
5. Sad Warmaning Rajaniti
Sad Warmaning Rajaniti atau sad sasana adalah enam sifat utama dam kemampuan yang harus
dimiliki oleh seorang raja. Bagian-bagian :
Abhigamika artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu menarik perhatian positif
dari rakyatnya.
Prajna artinya seorang raja atau pemimpin harus bijaksana.
Utsaha artinya seorang raja atau pemimpin harus memiliki dya kreatif yang tinggi.
Atma Sampad artinya seorang raja atau pemimpin harus bermoral yang luhur.
Sakya Samanta artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu mengontrol
bawahannya dan sekaligus memperbaiki hal-hal yang dianggap kurang baik.
Aksudra Parisatka artinya seorang raja atau pemimpin harus mampu memimpin siding
para mentrinya dan dapat menarik kesimpulan yang bijaksana sehingga diterima oleh
semua pihak.
Dalam lontar yang sama disebutkan pula ada 10 macam orang yang bisa dijadikan sahabat
oleh Raja. Kesepuluh macam tersebut adalah orang yang :

Satya (jujur)
Arya (orang besar mulia)
Dharma (baik)
Asurya (dapat mengalahkan musuh)
Mantri (bisa mengabdi dengan baik)
Salya tawan (banyak kawannya)
Bali (kuat dan sakti)
Kaparamarthan (mempunyai visi yang jelas)
Kadiran (tetap pendiriannya)
Guna (banyak ilmunya)
6. Utpatiti
Utpatiti merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sedangkan dalam bahasa Indonesia
merupakan kata upeti.
Utpatiti adalah harta yang diberikan suatu pihak ke pihak lainnya, sebagai tanda ketundukan
dan kesetiaan, atau kadang-kadang sebagai tanda hormat. Dalam sejarah utpatiti biasanya
diminta oleh Negara yang kuat kepada negara-negara sekitar yang lebih lemah, negara
bawahan,serta wilayah-wilayah taklukannya. Dalam sebuah persekutuan, pihak yang lebih kecil
juga kadang-kadang membayar utpatiti kepada pihak yang lebih kuat, biasanya bertujuan untuk
memperbanyak tentara.
7. Castra yaitu cara membuat mantra yang diperoleh dari ajaran agama.
8. Sangsarga yaitu pemikiran memberi maaf antara sahabat.
9. Parinamidi yaitu sifat pemaaf bagi seorang pemimpin.

Вам также может понравиться