Вы находитесь на странице: 1из 2

Tahukah kamu sejarah

Istana Merdeka?
26 June 2017 - 08:53, Jfk

5,00/5,00 dari 1

Istana Merdeka
Sebagai warga negara Indonesia, mungkin kita sudah tidak asing lagi mendengar ataupun
melihat Istana Merdeka yang terletak di ibu kota Jakarta. Nah tahukah kamu sejarah
Istana Merdeka?
Istana Merdeka merupakan 1 dari 6 istana kenegaraan yang menjadi kediaman resmi dan
kantor Presiden Indonesia. Istana ini terletak dalam satu kompleks bersama Istana Negara
dan Bina Graha. Posisinya menghadap ke Taman Monumen Nasional (Monas) Jalan Medan
Merdeka Utara, Jakarta.
Berdasarkan catatan sejarah, Istana ini dibangun oleh Pemerintah Belanda pada masa
penjajahan Belanda di Indonesia, arsiteknya adalah Mr. Drossares. Rencana pembangunan
sebanarnya sudah dimulai sejak tahun 1869, diajukan oleh Gubernur Jenderal Pieter Mijer
untuk membangun sebuah gedung baru yang bertolak belakang dengan rumah van Braam
sebagai kediaman resminya.
Permohonan ini dipenuhi pada 25 Maret 1873, saat pemerintahan Gubernur Jenderal James
Lindon. Keputusan yang dikeluarkan adalah membangun sebuah istana dekat Hotel
Rijswikjk, pada jalan yang menghadap Koningsplein (Lapangan Monas). Maka dimulailah
pembangunan gedung istana ini di bawah pengawasan arsitek Mr. Drossares.
Pembangunan dilaksanakan oleh Departemen Pekerjaan Umum dengan pemborong "Firma
Prossacra" yang menelan biaya sebesar f 360.000,-.
Selesai tahun 1879 masa Pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Landsberge
dan sebagai tempat perayaan pernikahan Raja Willem II dengan Puteri Emma Von Waldeck
Pyrmont. Sejak itulah istana di Koningsplein ini menjadi tempat kediaman resmi gubernur
jenderal di samping kediaman resmi lainnya di Buitenzorg (Bogor).
Sebelumnya Istana ini memiliki berbagai nama, selain Istana Merdeka, antara lain: Istana
Koningsplein, Istana Gambir, Istana Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Istana Wakil Tinggi
Mahkota Belanda, Istana Van Mook, Istana Saiko Syikikan, dan terakhir Istana Merdeka.
Sebelum dinamakan Istana Merdeka, gedung ini bernama Istana Gambir atau Koningsplein
Paleis dipakai sebagai "Istana Wakil Tinggi Mahkamah Belanda". Terletak di Jl. Merdeka
Utara.
Setiap tahunnya pada tgl 17 Agustus, halaman depan Istana Merdeka digunakan sebagai
tempat upacara peringatan HUT Kemerdekaan Rl dan detik-detik Proklamasi berupa Parade
Senja. Istana Merdeka juga digunakan Presiden RI untuk menerima surat-surat
kepercayaan para duta besar asing.
Istana yang berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi ini juga menjadi saksi bisu
berbagai peristiwa bersejarah sebelum kemerdekaan RI, diantaranya:
1. Jenderal de Kock menguraikan rencananya untuk menindas pemberontakan Pangeran
Diponegoro dan merumuskan strateginya dalam menghadapi Tuanku Imam Bonjol kepada
Gubernur Jenderal Baron van der Capellen.
2. Tempat Gubernur Jenderal Johannes van de Bosch mengumumkan penetapan sistem
tanam paksa (cultuurstelsel).
3. Pada tanggal 25 Maret 1947, di gedung ini terjadi penandatanganan naskah Persetujuan
Linggarjati. Pihak Indonesia diwakili oleh Sultan Sjahrir dan pihak Belanda oleh Dr. Van
Mook.
4. Penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh
Pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Republik Indonesia Serikat diwakili
oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J
Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia. Setelah penandatanganan naskah kedaulatan
Republik Indonesia Serikat, bendera merah putih dikibarkan menggantikan bendera
Belanda, bersamaan dengan dinyanyikannya lagu Indonesia Raya dan pekik merdeka oleh
bangsa Indonesia. Sejak saat itu nama Istana Gambir diganti menjadi Istana Merdeka.

Вам также может понравиться